Penyebab utama trauma adalah kecelakaan lalu lintas, industri, olah raga dan rumah tangga. Setiap tahun 60 juta penduduk di Amerika Serikat mengalami trauma dan 50% memerlukan tindakan medis, ,6 juta !"#% dari 0 juta$ membutuhkan pera%atan di rumah sakit dan menghabiskan biaya sebesar "00 milyar dollar !&0%$ dari biaya kesehatan di Amerika Serikat. 'idapatkan 00 ribu orang diantaranya menderita kecacatan yang bersi(at menetap !"%$ dan ),* juta orang menderita kecacatan sementara ! 0%$. +eadaan ini dapat menyebabkan kematian sebanyak "&5 ribu orang per tahun !0,5%$. 'i ,ndonesia, kematian akibat kecelakaan lalu lintas - "#.000 orang per tahun, sehingga dapat disimpulkan bah%a trauma dapat menyebabkan. ". 'ibutuhkan biaya pera%atan yang sangat besar #. Angka kematian yang tinggi . /ilangnya %aktu kerja yang banyak &. +ecacatan sementara dan permanen 0leh karena itu diperlukannya suatu tindakan untuk memperbaiki atau meningkatkan cara dan sistem penanggulangan trauma di rumah sakit. Pertemuan pertama seorang dokter dengan penderita merupakan peristi%a yang penting, oleh karena pada saat tersebut tidak hanya dilakukan penilaian yang teliti dan pemeriksaan yang lengkap tetapi juga merupakan kesempatan untuk membangun hubungan rasa saling pengertian sehingga tujuan pengobatan yang maksimal dapat dicapai. Sebagaimana yang telah kita ketahui, hal ini dapat berhasil dengan baik bila sebelumnya dapat ditegakkan suatu diagnosis yang baik. Suatu diagnosis ditegakkan melalui beberapa tahapan pemeriksaan dan untuk itu seorang dokter dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan disamping pengalaman yang baik. Pemeriksaan yang dilakukan dalam menegakkan suatu diagnosis meliputi ri%ayat penderita, pemeriksaan (isik, pemeriksaan radiologis, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan khusus. 1ika berbicara mengenai trauma, tentu saja bisa sangat erat kaitannya dengan (raktur. 'an (raktur tidak selalu disebabkan oleh trauma yang berat, kadang2kadang
trauma ringan saja dapat menimbulkan (raktur bila tulangnya sendiri terkena penyakit tertentu. 1uga trauma ringan yang terus2menerus dapat menimbulkan (raktur. Seperti yang telah kita ketahui, de(inisi dari (raktur itu sendiri adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang ra%an sendi, tulang ra%an epi(isis, baik yang bersi(at total maupun yang parsial. Trauma bisa bersi(at langsung maupun tidak langsung, dimana jika menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi (raktur pada daerah tekanan, biasanya (raktur yang terjadi adalah bersi(at komuniti( dan jaringan lunak ikut mengalami kerusakan. 'an trauma tidak langsung terjadi apabila trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah (raktur, misalnya jatuh dengan tangan ekstensi dapat menyebabkan (raktur pada kla3ikula, pada keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap utuh. 4raktur bisa mengenai berbagai bagian tubuh, salah satunya dapat terjadi (raktur di daerah lengan ba%ah seperti (raktur 5alea66i, (raktur distal radius yang terbagi lagi menjadi (raktur 7olles, (raktur Smith, dan (raktur 8arton. +husus untuk (raktur 7olles, (raktur jenis ini termasuk (raktur yang juga cukup sering terjadi terutama mengenai de%asa dengan )2"5% kasus dari seluruh (raktur. 'an seperti telah apa yang dituturkan sebelumnya, untuk menegakkan suatu diagnosis diperlukan juga suatu tahap pemeriksaan radiologis. 9aka dari itu, pada re(rat ini akan dibahas mengenai pemeriksaan radiologis pada (raktur 7olles.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi dan Kinesiologi Antebra !ii Distal 8agian antebrakhii distal sering disebut pergelangan tangan, batas atasnya kira2kira ",52# inchi distal radius. Pada tempat ini ditemukan bagian distal tulang radius yang relati( lemah karena tempat persambungan antara tulang kortikal dan tulang spongiosa dekat sendi. 'orsal radius bentuknya cembung dengan permukaan beralur2alur untuk tempat le%atnya tendon ekstensor. 8agian 3olarnya cekung dan ditutupi oleh otot pronator :uadratus. Sisi lateral radius distal memanjang ke ba%ah membentuk prosesus styloideus radius dengan posisi yang lebih rendah dari prosesus styloideus ulna. 8agian ini merupakan tempat insersi otot brakhioradialis. Pada antebrakhii distal ini ditemui # sendi yaitu sendi radioulna distal dan sendi radiocarpalia. +apsul sendi radioulna dan radiocarpalia melekat pada batas permukaan sendi. +apsul ini tipis dan lemah tapi diperkuat oleh beberapa ligamen antara lain. ". ;igamentum carpal 3olar !yang paling kuat$ #. ;igamentum carpal dorsal . ;igamentum carpal dorsal dan 3olar &. ;igamentum collateral
<adius bagian distal bersendi dengan tulang karpus yaitu tulang lunatum dan na3ikulare ke arah distal, dan dengan tulang ulna bagian distal ke arah medial. 8agian distal sendi radiokarpal diperkuat dengan simpai di sebelah 3olar dan dorsal, dan ligament radiokarpal kolateral ulnar dan radial. Antara radius dan ulna selain terdapat ligament dan simpai yang memperkuat hubungan tersebut, terdapat pula diskus artikularis, yang melekat dengan semacam meniskus yang berbentuk segitiga, yang melekat pada ligamen kolateral ulna. ;igamen kolateral ulna bersama dengan meniskus
homolognya dan diskus artikularis bersama ligament radioulnar dorsal dan 3olar, yang kesemuanya menghubungkan radius dan ulna, disebut kompleks ra%an (ibroid triangularis !T477 = triangular (ibro cartilage comple>$ !Sjamsuhidayat ? de 1ong, "@@)$. 5erakan sendi radiokarpal adalah (leksi dan ekstensi pergelangan tangan serta gerakan de3iasi radius dan ulna. 5erakan (leksi dan ekstensi dapat mencapai @0 derajat oleh karena adanya dua sendi yang bergerak yaitu sendi radiolunatum dan sendi lunatum2 kapitatum dan sendi lain di korpus. 5erakan pada sendi radioulnar distal adalah gerak rotasi. !Sjamsuhidayat ? de 1ong, "@@)$
5ambar "a. Sudut normal sendi radiokarpal di bagian 3entral !tampak lateral$
5ambar "b. Sudut normal yang dibentuk oleh ulna terhadap sendi radiokarpal
!3entral$ seperti diperlihatkan pada gambar "a. 4raktur yang melibatkan angulasi 3entral umumnya berhasil baik dalam (ungsi, tidak seperti (raktur yang melibatkan angulasi dorsal sendi radiokarpal yang pemulihan (ungsinya tidak begitu baik bila reduksinya tidak sempurna. 5ambar "b memperlihatkan sudut normal yang dibentuk tulang ulna terhadap sendi radiokarpal, yaitu "5 2 0 derajat. A3aluasi terhadap angulasi penting dalam pera%atan (raktur lengan ba%ah bagian distal, karena kegagalan atau reduksi inkomplit yang tidak memperhitungkan angulasi akan menyebabkan hambatan pada gerakan tangan oleh ulna. !Simon ? +oenigsknecht, "@)*$
2.2 De"inisi Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial. Bila trauma terjadi pada atau dekat persendian, mungkin terdapat fraktur pada tulang disertai dislokasi sendi yang disebut fraktur dislokasi. Dislokasi adalah keadaan tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis. Kebanyakan fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan terutama tekanan membengkok, memutar dan tarikan. Fraktur Colles adalah fraktur radius bagian distal (sampai inchi dari ujung distal!
dengan angulasi ke posterior, dislokasi ke posterior, dan de"iasi fragmen distal ke radial# dapat bersifat kominuti"a dan dapat disertai fraktur prosesus stiloid ulna . Dislokasi ini
menyebabkan bentuk lengan bawah dan tangan bila dilihat dari samping menyerupai bentuk
garpu( dinner$fork deformity!. Abraham 7olles adalah orang yang pertama kali
mendeskripsikan (raktur radius distalis pada tahun ")"& dan sekarang dikenal dengan nama (raktur 7olles !Armis, #000$. 7edera yang digambarkan oleh Abraham 7olles pada tahun ")"& adalah (raktur melintang pada radius tepat di atas pergelangan tangan, dengan pergeseran dorsal (ragmen distal. %ejak saat itu fraktur jenis ini diberi nama sebagai fraktur Colles sesuai dengan nama &braham Colles. 8iasanya penderita jatuh terpeleset sedang tangan berusaha menahan badan dalam posisi terbuka dan pronasi. 5aya akan diteruskan ke daerah meta(isis radius distal yang akan menyebabkan patah radius "B distal di mana garis patah berjarak # cm dari permukaan persendian pergelangan tangan.
Fraktur Colles
2.# E$idemiologi Fraktur distal radius terutama fraktur Colles' lebih sering ditemukan pada wanita, dan jarang ditemui sebelum umur () tahun (Clancey, *+,# Cooney, *+-!. %ecara umum insidennya kira$kira + . (/ dari seluruh fraktur dan diterapi di ruang gawat darurat. Dari suatu sur"ey epidemiologi yang dilakukan di %wedia, didapatkan angka 0,,(/ dari seluruh fraktur pada lengan bawah merupakan fraktur distal radius (Cooney, *+)!. 1mur di atas () tahun pria dan wanita berbanding (. %ebelum umur () tahun, insiden pada pria dan wanita lebih kurang sama di mana fraktur Colles' lebih kurang 2)/ dari seluruh fraktur radius (Cooney, *+)!. %isi kanan lebih sering dari sisi kiri. &ngka kejadian rata$
rata pertahun ),*+/. 1sia terbanyak dikenai adalah antara umur () . (* tahun (Dias dkk, *+)# %armiento dkk, *+)!. 2.% Pato"isiologi 3rauma yang menyebabkan fraktur di daerah pergelangan tangan biasanya merupakan trauma langsung, yaitu jatuh pada permukaan tangan sebelah "olar atau dorsal. 4atuh pada permukaan tangan sebelah "olar menyebabkan dislokasi fragmen fraktur sebelah distal ke arah dorsal. Dislokasi ini menyebabkan bentuk lengan bawah dan tangan bila dilihat dari samping menyerupai garpu, seperti yang terjadi pada fraktur Colles.
1mumnya fraktur distal radius terutama fraktur Colles' dapat timbul setelah penderita terjatuh dengan tangan posisi terkedang dan meyangga badan (&ppley, **( # %alter, *+ !. 5ada saat terjatuh sebahagian energi yang timbul diserap oleh jaringan lunak dan persendian tangan, kemudian baru diteruskan ke distal radius, hingga dapat menimbulkan patah tulang pada daerah yang lemah yaitu antara batas tulang kortikal dan tulang spongiosa. 5ada saat jatuh terpeleset, posisi tangan berusaha untuk menahan badan dalam posisi terbuka dan pronasi. 6alu dengan terjadinya benturan yang kuat, gaya akan diteruskan ke daerah metafisis radius distal dan mungkin akan menyebabkan patah radius 78 distal di mana garis patah berjarak - cm dari permukaan persendian pergelangan tangan
Dengan posisi tangan pada saat jatuh seperti gambar di atas, maka gaya yang kuat akan berlawanan arah ke daerah pergelangan tangan. Dan seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa yang mungkin mengalami fraktur adalah distal radius sebab dilihat dari struktur jaringannya saja tulang daerah tersebut memang rawan patah.
2.& Diagnosis Klinis 8iasanya penderita mengeluh de(ormitas pada pergelangan tangan dengan adanya ri%ayat trauma sebelumnya. Pada penemuan klinis untuk (raktur distal radius terutama (raktur 7olles akan memberikan gambaran klinis yang klasik berupa Cdinner (ork de(ormity atau sil3er (ork de(ormity, yaitu bagian distal (ragmen (raktur beranjak ke arah dorsal dan radial, bagian distal ulna menonjol ke arah 3olar, sementara tangan biasanya dalam posisi pronasi, dan gerakan akti( pada pergelangan tangan tidak dapat dilakukan. Selain itu juga didapatkan kekakuan, gerakan yang bebas terbatas, dan pembengkakan di daerah yang terkena, nyeri bila pergelangan tangan digerakkan.
A. +;AS,4,+AS, 4<A+TD< 70;;AS Ada banyak sistem klasi(ikasi yang digunakan pada (raktur ekstensi dari radius distal. Eamun yang paling sering digunakan adalah sistem klasi(ikasi oleh 4rykman. 8erdasarkan sistem ini maka (raktur 7olles dibedakan menjadi.
'iagnosis (raktur dengan (ragmen terdislokasi tidak menimbulkan kesulitan. Secara klinis dengan mudah dapat dibuat diagnosis patah tulang 7olles. 8ila (raktur terjadi tanpa dislokasi (ragmen patahannya, diagnosis klinis dibuat berdasarkan tanda klinis patah tulang. !Sjamsuhidayat ? de 1ong, "@@)$ Pemeriksaan radiologik juga diperlukan untuk mengetahui derajat remuknya (raktur kominuti( dan mengetahui letak persis patahannya !Sjamsuhidayat ? de 1ong, "@@)$. Pada gambaran radiologis dapat diklasi(ikasikan stabil dan instabil. 'ikatakan stabil apabila hanya terjadi satu garis patahan, dan instabil bila patahannya kominuti( dan CcrushingF dari tulang cancellous. 8ila secara klinis ada atau diduga ada (raktur, maka harus dibuat # (oto tulang yang bersangkutan. Sebaiknya dibuat (oto antero2posterior !AP$ dan lateral. 8ila kedua proyeksi ini tidak dapat dibuat karena keadaan pasien yang tidak mengi6inkan, maka dibuat # proyeksi tegak lurus satu sama lain. Perlu diingat bah%a bila hanya " proyeksi yang dibuat, ada kemungkinan (raktur tidak dapat dilihat. Proyeksi tambahan oblik biasanya juga dibutuhkan untuk menilai trauma pada persendian. Pada (raktur ekstremitas, daerah yang di(oto harus cukup luas dengan mencakup setidaknya satu persendian. Eamun, pemeriksaan radiologis tulang yang berada di antara dua sendi sebaiknya mencakup keseluruhan panjang tulang mulai dari persendian proksimal hingga persendian distal tulang tersebut. Dntuk melihat (raktur pada tulang radius bagian distal, khususnya (raktur 7olles, dibuat (oto proyeksi AP dan lateral. /al2hal yang harus diperhatikan pada pemeriksaan (oto <oentgen. Adakah (raktur, dimana lokasinyaG Tipe !jenis$ (raktur dan kedudukan (ragmen 8agaimana struktur tulang. biasaGpatologikG 8ila dekatBpada persendian.adakah dislokasiG(raktur epi(isisG Pemeriksaan (oto <oentgen pada kasus curiga (raktur digunakan untuk. a. 9endiagnosis adanya (raktur dengan memperhatikan lokasinya, tipe !jenis (raktur$, dan kedudukan (ragmen. 8ila dekat atau pada persendian, maka dapat
diperhatikan adanya dislokasi, (raktur epi(isis, dan pelebaran sela sendi karena e(usi ke dalam rongga sendi. b. 9enentukan struktur tulang apakah tulang dasarnya normal atau patologis. c. 9emperlihatkan posisi ujung tulang sebelum dan sesudah terapi (raktur. 4oto roentgen dilakukan segera setelah reposisi untuk menilai kedudukan (ragmen. 8ila dilakukan reposisi terbuka perlu diperhatikan kedudukan pen intramedular!kadang2kadang pen menembus tulang$ ataupun plate and screw(kadang2kadang screw lepas$. d. Pemeriksaan periodik untuk menilai penyembuhan (raktur 2 2 2 2 Pembentukan callus +onsolidasi Remodeling. terutama pada anak2anak Adanya komplikasi /al2hal yang harus diperhatikan pada pemeriksaan (oto rontgen. ". 4oto tulang apa #. 1enis tulang !anakB de%asa$ . Alignment. SimetrisBtidak &. 8one . Ada (rakturB tidak 1ika ada. o 1enisnya o lokasi (raktur o kedudukan (raktur o ada callus atau tidak o ada komplikasi atau tidak
o ada reaksi periosteal atau tidak o keadaan struktur tulang!korteks dan medulla$ 5. cartilago. o Apakah ada dislokasiBtidak o 'estruksi o 8agaimana celah sendinya 6. So(t Tissue. apakah ada s%elling atau tidak
Pemeri saan)T*S+an 7t2scan bersi(at lebih sensiti( daripada radiogra(i kon3ensional untuk mendeteksi kerusakan tulang karena dapat menampilkan potongan aksial, koronal dan sagital dari objek. Selain itu ct scan digunakan jika ingin memperlihatkan gambaran yang cukup pada sendi radiokarpal dan jaringan lunak, yang tidak dapat dilihat jelas pada radiogra(i kon3ensional
7t Scan penampang sagital menunjukkan adanya (raktur kominuti( os.<adius ,(I -,agneti+ (esonan+e Imaging. 9<, digunakan jika ingin melihat lebih jelas jaringan lunak khusunya adanya cedera ligamen dan triangular (ibrocartilage comple> ! T477$ atau dapat juga digunakan jika curiga terdapat (raktur yang tidak dapat diperlihatkan pada radiogra(i kon3ensional. 9<, tidak rutin digunakan pada e3aluasi a%al (raktur radius distal akut pada trauma tangan. Eamun bagaimanapun, pencitraan ini berguna untuk melilai kelainan tulang, ligamen, dan jaringan lunak yang berkaitan dengan (raktur radius distal. 9<, rutin
digunakan untuk menilai integritas ligamentum intercarpal, kompleks ra%an (ibroid triangularis, dan ner3us medianus pada carpal tunnel. 2./ Diagnosis Banding 1. 0ra t1r Smit! Fraktur %mith adalah fraktur radius bagian distal dengan angulasi atau dislokasi fragmen distal ke "oler. Fraktur %mith dikenal sebagai kebalikan dari fraktur Colles. 4ika fraktur Colles terjadi karena jatuh pada permukaan tangan pada bagian "olar, maka fraktur %mith terjadi karena seseorang jatuh pada permukaan tangan bagian dorsal, sehingga terjadi dislokasi fragmen distal ke arah "olar. 9ambaran klinisnya dikenal sebagai garden spade deformity.
DD
De"inisi 'e(ormitas pada (raktur ini berbentuk makan dalam seperti !dinner keadaan sendok (ork tangan
,ani"estasi Klinis 4raktur meta(isis distal radius dengan jarak H#,5 cm dari permukaan sendi distal radius 'islokasi distalnya Subluksasi radioulnar distal A3ulsi prosesus stiloideus ulna. ke posteriorBdorsal sendi (ragmen arah
de(ormity$. Pasien terjatuh terbuka dan pronasi, tubuh beserta lengan berputar ke ke dalam !endorotasi$. Tangan terbuka yang ter(iksasi di tanah berputar keluar !eksorotasiBsupinasi$. Fraktur Smith 4raktur (raktur Smith
Fraktur Colles
dislokasi ke
anterior !3olar$, karena itu sisi 3olar pergelangan, dan sering disebut re3erse 7olles de3iasi ke radial !garden (racture. 4raktur ini biasa spade de(ormity$. terjadi pada orang muda. Pasien jatuh dengan tangan menahan badan sedang posisi tangan dalam keadaan 3olar (leksi pada pergelangan tangan dan pronasi. 5aris patahan biasanya trans3ersal,
kadang2kadang intraartikular. 4raktur 5alea66i merupakan Tampak tangan bagian distal (raktur radius distal disertai dalam posisi angulasi ke dislokasi sendi radius ulna dorsal. distal. Fraktur Galeazzi Saat pasien Pada pergelangan jatuh tangan dapat diraba tonjolan
dengan tangan terbuka yang ujung distal ulna. menahan badan, terjadi pula rotasi lengan ba%ah dalam posisi pronasi %aktu menahan berat badan yang
4raktur 8arton
memberi gaya supinasi. 0ra t1r obli dari t1lang Tangan ini a ibat ter6at1! radi1s distal intraarti 1ler4 dengan tangan terentang dengan ata1 e $ata!an ara! distal dorsal. terdislo asi e ara! 5olar
2.7 Penatala sanaan Fraktur tak bergeser (atau hanya sedikit sekali bergeser!, fraktur dibebat dalam slab gips yang dibalutkan sekitar dorsum lengan bawah dan pergelangan tangan dan dibalut kuat dalam posisinya. Fraktur yang bergeser harus direduksi di bawah anestesi. 3angan dipegang dengan erat dan traksi diterapkan di sepanjang tulang itu (kadang$kadang dengan ekstensi pergelangan tangan untuk melepaskan fragmen# fragmen distal kemudian didorong ke tempatnya dengan menekan kuat$kuat pada dorsum sambil memanipulasi pergelangan tangan ke dalam fleksi, de"iasi ulnar dan pronasi. 5osisi kemudian diperiksa dengan sinar ;. Kalau posisi memuaskan, dipasang slab gips dorsal, membentang dari tepat di bawah siku sampai leher metakarpal dan -78 keliling dari pergelangan tangan itu. %lab ini dipertahankan pada
posisinya dengan pembalut kain krep. 5osisi de"iasi ulnar yang ekstrim harus dihindari# cukup -) derajat saja pada tiap arah. 6engan tetap ditinggikan selama satu atau dua hari lagi# latihan bahu dan jari segera dimulai setelah pasien sadar. Kalau jari$jari membengkak, mengalami sianosis atau nyeri, harus tidak ada keragu$raguan untuk membuka pembalut.
<eduksi = (a! pelepasan impaksi, (b! pronasi dan pergeseran ke depan, (c! de"iasi ulnar. 5embebatan = (d! penggunaan sarung tangan, (b! slab gips yang basah, (f! slab yang dibalutkan dan reduksi dipertahankan hingga gips mengeras
%etelah 0$ ) hari dilakukan pengambilan sinar ; yang baru# pergeseran ulang sering terjadi dan biasanya diterapi dengan reduksi ulang# sayangnya, sekalipun manipulasi berhasil, pergeseran ulang sering terjadi lagi. Fraktur menyatu dalam 2 minggu dan, sekalipun tak ada bukti penyatuan secara radiologi, slab dapat dilepas dengan aman dan diganti dengan pembalut kain krepsementara.
(a! Film pasca reduksi, (b! gerakan$gerakan yang perlu dipraktekkan oleh pasien secara teratur
Fraktur kominutif berat dan tak stabil tidak mungkin dipertahankan dengan gips# untuk keadaan ini sebaiknya dilakukan fiksasi luar, dengan pen proksimal yang mentransfiksi radius dan pen distal, sebaiknya mentransfiksi dasar$dasar metakarpal kedua dan sepertiga. (&pley > %olomon, **(!
Fraktur Colles, meskipun telah dirawat dengan baik, seringnya tetap menyebabkan komplikasi jangka panjang. Karena itulah hanya fraktur Colles tipe ?& atau ?B dan tipe ??& yang boleh ditangani oleh dokter ?9D. %elebihnya harus dirujuk sebagai kasus darurat dan diserahkan pada ahli orthopedik. Dalam perawatannya, ada 8 hal prinsip yang perlu diketahui, sebagai berikut = 3angan bagian ekstensor memiliki tendensi untuk menyebabkan tarikan dorsal sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran fragmen &ngulasi normal sendi radiokarpal ber"ariasi mulai dari sebelah palmar, sedangkan angulasi dorsal tidak &ngulasi normal sendi radioulnar adalah ( sampai 8) derajat. %udut ini dapat dengan mudah dicapai, tapi sulit dipertahankan untuk waktu yang lama sampai terjadi proses penyembuhan kecuali difiksasi. Bila kondisi ini tidak dapat segera dihadapkan pada ahli orthopedik, maka beberapa hal berikut dapat dilakukan = . -. 6akukan tindakan di bawah anestesi regional <eduksi dengan traksi manipulasi. 4ari$jari ditempatkan pada Chinese finger traps dan siku diele"asi sebanyak *) derajat dalam keadaan fleksi. Beban seberat +$ ) pon digantungkan pada siku selama ($ ) menit atau sampai fragmen disimpaksi. 8. Kemudian lakukan penekanan fragmen distal pada sisi "olar dengan menggunakan ibu jari, dan sisi dorsal tekanan pada segmen proksimal menggunakan jari$jari lainnya. Bila posisi yang benar telah didapatkan, maka beban dapat diturunkan. ,. 6engan bawah sebaiknya diimobilisasi dalam posisi supinasi atau midposisi terhadap pergelangan tangan sebanyak ( derajat fleksi dan -) derajat de"iasi ulna. sampai -8 derajat di
(.
6engan bawah sebaiknya dibalut dengan selapis @ebril diikuti dengan pemasangan anteroposterior long arms splint
2.
6akukan pemeriksaan radiologik pasca reduksi untuk memastikan bahwa telah tercapai posisi yang benar, dan juga pemeriksaan pada saraf medianusnya
0.
%etelah reduksi, tangan harus tetap dalam keadaan terangkat selama 0- jam untuk mengurangi bengkak. 6atihan gerak pada jari$jari dan bahu sebaiknya dilakukan sedini mungkin dan pemeriksaan radiologik pada hari ketiga dan dua minggu pasca trauma. ?mmobilisasi fraktur yang tak bergeser selama ,$2 minggu, sedangkan untuk fraktur yang bergeser membutuhkan waktu 2$ - minggu.
DA0TA( PUSTAKA Sjamsuhidajat, Iim de 1ong. 8uku Ajar ,lmu 8edah.Sistem 9uskuloskeletal. Adisi #. 1akarta.A57.#00&./al )&02*0 <asad, Sjahriar. <adiologi 'iagnostik. Adisi #. 1akarta.8alai Penerbit 4+D,. #00@. /al "2& Patel, Pradip <. ;ecture Eotes <adiologi. Adisi #. 1akarta. Penerbit Arlangga. #00*. /al ###2 0 <asjad, 7hairuddin. Pengantar ,lmu 8edah 0rtopedi. Adisi #. 9akassar.8intang ;amumpatue. #00 . /al 552&"@ 5rainger, <.5. 'iagnostic <adiology. #th Adition. Alse3ier."@@@. Page "&*&2@ /artanto, /uria%ati,dkk. +amus kedokteran dorlan. Adisi #@.
1akarta.A57.#00#./al.)*62**
http://radiology.rsna.org/content/219/1/11/F10.expansion.html http://emedicine.medscape.com/article/ 9!"0#.html