Anda di halaman 1dari 7

BAB II Khadijah Binti Khuwailid Dia adalah tokoh wanita sedunia pada masanya, dia putri Khuwailid bin

Asad bin Abdul Uzza bin Qushay bin Kilab Al Qurasyiyyah Al Asadiyyah. Khadijah dikenal dengan julukan wanita suci. Ia lahir dan tumbuh dari keluarga terhormat kira-kira 15 tahun sebelum tahun Gajah. Khadijah adalah seorang wanita yang berfikiran tajam, tinggi cita-cita, dan mempunyai pribadi luhur, sehingga banyak tokoh Quraisy yang menarik perhatian kepadanya. Saudah Binti Zamah Dia adalah Saudah binti Zamah bin Qais bin Abdu Syams bin Abdud dari suku Quraisy Al Amiriyah. Ibunya adalah Asy-Syumusy binti Qais bin Zaid bin Amar dari Bani Najjar. Ia adalah wanita yang cerdas dan berpostur tinggi besar. Saudah pernah menikah dengan Sakran bin Amr, saudara Suhail bin Amr Al Amiri. Saudah dan suaminya beserta 8 orang dari Bani Amir lainnya adalah diantara mereka yang berhijrah meninggalkan rumah dan harta mereka, dengan berlayar menyebrangi lautan rela menempuhnya meskipun maut siap menghadang, demi menyelamatkan agama mereka. Siksaan dan tekanan yang mereka rasakan sudah begitu hebat karena penolakan mereka terhadap kesesatan dan kemusrykan. Begitu hilang penderitaan yang dialaminya selama di pengasingan di negeri Habsyi, kini dia harus merasakan cobaan sebagai janda karena suaminya meninggal. Aisyah binti Abu Bakar Dia adalah gurunya kaum laki-laki, seorang wanita yang suka kebenaran, putri dari seorang laki-laki yang suka kebenaran, yaitu khalifah Abu Bakar Abdullah bin Abu Quhafah Utsman bin Amr dari suku Quraisy At Taimiyyah di Makkah, ibunda kaum mukhmin, isteri pemimpin seluruh manusia, isteri nabi yang paling dicintai, putri dari

laki-laki yang paling dicintai Rasulullah saw. dan wanita yang dibersihkan namanya langsung dari atas langit ketujuh. Hafshah Binti Umar Dia adalah putri Umar bin Khaththab, seorang sahabat agung yang dengannya Allah telah memuliakan islam. Pertamakali dia menikah dengan Khunais bin Hudzafah bin Qais As Sahmi Al Quraisyi, seorang sahabat yang ikut serta dalam perang Badar dan Uhud. Khunais wafat di Madinah karena luka yang menimpanya saat perang Uhud, sehingga Hafshah menjadi janda pada usia relatif muda, dia itu baru berumur 18 tahun. Ummu Salamah Dia adalah Hindun binti Abu Ummayah bin Al Mughirah Al Makhzumiyyah dan berasal dari suku Quraisy. Ayahnya adalah pemuka Quraisy yang terkenal kedermawanannya sehingga dijuliki Zaadur Rokbi (pemberi bekal Khafilah), karena ia selalu mencukupi bekal setiap orang yang menyertainya dalam perjalanan. Ibunya adalah Atikah binti Amir bin Rabiah Al Kinaniyyah dari Banifaras. Ummu Salamah lahir dan tumbuh di lingkungan keluarga bangsawan yang dihormati. Ia adalah seorang wanita yang cantik, memiliki harga diri yang tinggi, dan cerdas. Sebelum menikah dengan Rasulullah saw ia pernah menikah dengan Abu Salamah Abdullah bin Abdul Assad Al Makhzumi, seorang sahabat yang ikut dua kali hijrah. Umma Salahamah adalah tipe isteri yang setia, taat, dan benar-benar menunaikan apa yang menjadi hak suami atas dirinya. Ummu Habibah (Ramlah binti Abu Sufyan) Perjalan hidup wanita muda ini sangat penting untuk dikaji oleh para muslimah pada zaman sekarang, agar mereka dapat mengetahui perbedaan yang mencolok antara pada muslimah yang hidup pada jaman sekarang dan generasi pertama yang lahir dari madrasah kenabian. Disamping itu, mereka juga dapat mengetahui bagaimana keimanan yang kuat telah menghasilkan hal-hal yang amat mengagumkan dalam jiwa

mereka yang lalu mematuhi seruan Allah dan rasulnya, sehingga mereka menjadi pelitapelita yang memancarkan petunjuk dan cahaya kebenaran. Diantara pelita-pelita yang cemerlang itu adalah Ummul Mukminin Ramlah binti Abu Sufyan. Ayahnya, Abu Sufyan, adalah pemuka dan pemimpin kafir Quraisy sebelum penaklukan Makkah. Sementara anaknya, Ummu Habibah, telah beriman pada saat ayahnya masih dalah kekufuran. Zainab Binti Jahsy Dia adalah Ummul Mukminin Zainab binti Jahsy bin Ribab bin Yamar. Ibunya bernama Umaimah binti Abdul Muththalib, bibi Rasulullah saw. Zainab terlahir dengan nama Barrah, baru setelah diperisteri Rasulullah saw, namanya rasulullah ganti dengan Zainab. Ketika rasulullah saw. meminang Zainab untuk dinikahkan dengan Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah saw), sebenarnya Zainab dan keluarganya tidak menyukainya. Oleh karena itu, ketika Rasulullah saw. berkata kepada Zainab: aku telah meridhai Zaid untukmu, Zainab menjawab: tapi aku tidak menyukainya, wahai Rasulullah. Aku adalah anak kesayangan kaumku (keturunan bangsawan) dan anak bibimu. Karenanya, aku tidak mungkin menikah dengannya. Shafiyyah Binti Huyay Namanya Syafiyyah binti Huyyay bin Akhthab bin Sayah, masih ada garis keturunan dari Al Lawi, putra nabi Israil (Yakub) bin Ishak bin Ibrahim as. dan masih ada garis keturunan dari nabi Harun as. Shafiyyah adalah keturunan bangsawan, cerdas, cantik, dan taat beragama. Shafiyya sudah duakali menikah sebelum menikah dengan Rasulullah saw, yaitu dengan Salam bin Abul Haqiq dan Kinanah bin Rabi (bin Abul Haqiq). Kedua suaminya termasuk penyair kaum yahudi. Kinanah terbunuh dalam perang Khaibar. Sementara Shafiyyah adalah salah satu diantara tawanan wanita yang ditawan pasukan kaum muslimin. Oleh Bilal (sang Muadzdzin), Shafiyyah dan keponakannya dibawa menghadap Rasulullah saw. Juwairiyah Binti Al Harits

Namanya adalah Juwairiyah binti Al Harits bin Abu Dhirar bin Hubaib Al Khuzaiyyah, dari Bani Mushaliq dia adalah wanita berparas cantik, termasuk diantara sekian wanita yang tertawan kaum muslim ketika mengalahkan Bani Mushaliq dalam perang Muraisi. Dalam peperangan tersebut, Juwairiah tertawan oleh Tsabit bin Syammas atau sodara sepupu Tsabit. Saat itu usianya baru 20 tahun . Maimunah Binti Al Harits Dia adalah Maimunah binti Al Harits bin Hazn bin Bujair bin Hazm bin Ruwaibah bin Abdullah bin Hilal bin Amir bin Shashaah Al Hillaiyyah. Ia adalah sodari kandung Ummul Fadhl, isteri Abbas, sekaligus bibi Khalid bin Walid dan Ibnu Abbas. Maimunah dikenal sebagai wanita yang memiliki keutamaan dan keturunan bangsawan sebelum masuk islam ia pernah menikah dengan Masud bin Amr Tsaqafi. Akan tetapi, ia sering tinggal dirumah kakaknya Ummul Fadhl, sehingga dia banyak mendengar ajaran islam dan cerita tentang hijrahnya kaum muslimin, perang Badar, dan perang Uhud. Hal ini meninggalkan pengaruh yang besar dalam dirinya.

BAB III Kesuksesan Rasulullah saw. dalam mendidik para istrinya sehingga mereka menjadi panutan yang shalih, teladan bagi semua wanita, dan contoh dalam hal ketaqwaan, kebaikan, keilmuan, kemuliaan, dan kesempurnaan akhlak. Kemuliaan yang didapat para istri beliau tidak lain karena peran Muhammad saw. dalam menjalankan fungsinya sebagai seorang suami. Sebuah pepatah mengatakan: dibalik setiap laki-laki yang agung, pasti ada wanita yang agung pula. Pepatah lain menyebutkan: kuda itu tergantung siapa penunggangnya. Rasulullah saw. adalah figur teladan dan contoh sempurna bagi para laki-laki dalam hal mempergauli istri secara baik, membagi giliran bermalam secara adil, memberi nafkah, kelembutan, penghormatan, kemampuan dalam mengendalikan kemarahan dan kecemburuan, dan kemampuan dalam menyelesaikan perselisihan diantara diantara para istri dengan lemah lembut dan menasehati mereka

secara baik-baik. Setiap pagi beliau mengunjungi para isterinya untuk memberi nasihat dan talim (pengajaran, pembinaan), sedangkan sore harinya beliau biasa beramah tamah dengan mereka. Keberhasilan rasulullah saw. tidak hanya dalam kehidupan rumah tangga, tetapi meliputi segala aspek kehidupan, baik politik maupun ekonomi. Rasulullah sebagai suami yang menyenangkan Muhammad saw. adalah seorang suami yang menyenangkan bagi para istrinya, selalu menampakan wajah yang berseri-seri, dan sering bercanda dengan para istrinya pada saat-saat tertentu. Tujuan rasulullah saw. mencontohkan berbagai macam kegiatan dan permainan bersama para istri beliau adalah agar setiap suami isteri bisa memperoleh kesenangan bersama pasangan hidupnya. Disamping itu bercanda dengan pasangan hidup bertujuan agar kehidupan suami istri tidak terasa membosankan dan monoton. Seorang ulama pernah berkata: ketahuilah, bahwa berakhlaq baik terhadap istri tidaklah sebatas menahan diri dari menyakiti mereka, tetapi juga mampu menanggung prilaku buru mreka dan mampu bersabar atas kesalahan dan kemarahan mreka, sebagai upaya meneladani Rasulullah saw. Rasulullah sebagai suami yang tegas Sesungguhnya kebaikan pergaulan rasulullah saw terhadap istri-istri beliau, tidak menghalangi beliau untuk bersikap tegas terhadap mreka pada saat-saat tertentu. Dalam alquran allah berfirman yang ditujukan kepada Rasulullah saw. yang artinya: hai nabi katakanlah kepada istri-istrimu: jika kalian menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya, marilah supaya kuberikan kepada kalian mutah (pesangon) dan aku ceraikan kalian dengan cara yang baik. Akan tetapi, jika kalian menghendaki (ketaatan kepada) Allah, (ketaatan kepada) Rasul-Nya, dan negeri akhirat (surga), sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa saja yang berbuat baik diantara kalian pahala yang besar (QS Al-Ahzaab (33):28-29). ayat ini turun berenaan dengan istri-istri Rasulullah saw. yang menuntut tambakan nafkah dan perhiasan. Atas peristiwa ini Rasulullah saw. marah, tetapi masih dalam batas marah yang bijaksana. Beberapa hadist menjelaskan

bahwa tindakan nabi saw. memberikan pilihan kepada para istri beliau, apakan mreka lebih memilih untuk diceraikan (dengan diberi mutah) atau tetap bersabar dalam mengarungi kehidupan bersama beliau dengan tujuan agar mereka benar-benar bisa menjadi panutan bagi kaum wanita didalam beragama, sebabnya adalah adanya kasus yang membuat beliau marah dan menjauhi para istri beliau selama satubulan, yakni Hafhsah membocorkan rahasia beliau kepada Aisyah, dan setelah kejadian itu beliau pun memaafkan alangkah pentingnya para suami khususnya pada jaman sekarang ini, untuk memiliki ketegasan yang dimiliki rasulullah saw. Rasulullah saw. sebagai suami setia. Al-wafa {setia, jujur, menepati (janji)} secara umum merupakan salah satu sifat utama dalam islam. Allah juga menjadikan Al-wafa sebagai sifat orang-orang mukmin shalih dan pilihan. Allah juga memerintakan hamba-hamba-Nya agar menjadikan alwafa sebagai perisai dan perhiasaan diri serta akhlaq mereka sebagaimana firman-Nya dalam Q.S An-Nahl yang artinya Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kalian berjanji.... . Rasulullah saw. merupakan contoh terbaik dalam hal kesetiaan. Tak sepatah katapun yang pantas untuk menggambarkan kesetiaan yang mengagumkan ini. Sementara dunia di sekitar kita menampakkan berbagai kedurhakaan, minusnya kebaikan, dan penghianatan. BAB IV Zainab Al Kubra Zainab dilahirkan 10 tahun sebelum ayahnya diangkat menjadi Rasul. Dia adalah putri pertama Rasulullah saw. hasil pernikahan beliau dengan khadijah binti Khuwailid r.a. Zainab tumbuh dalam rumah tangga nabi, sehingga dia bisa mengenyam dan meneladani akhlak dan perilaku dua orang tua yang paling mulia di dunia. Ayahnya adalah Muhammad saw. seorang nabi yang diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam dan manusia yang memiliki akhlak yang agun. Ibunya adalah Khadijah, wanita yang paling

utama di seluruh dunia pada jamannya. Dari sinilah Zainab tumbuh menjadi seorang wanita teladan yang mulia dengan berbagai sifat terpuji yang dimilikinya Ruqayyah Ruqayyah dilahirkan setelah Zainab. Tidak lama kemuadian lahir pula adiknya, ummu Kultsum. Ruqayyah dan Ummu kultsum tumbuh dewasa bersamaan dengan saling menyayangi. Setelah Zainab menikah dengan Abul Ash bin Rabi, pada saat itu usia Rukayyah dan Ummu Kultsum juga sudah memasuki usia menikah. Selanjutnya, datanglah Abu Thalib sebagai utusan keluarga Abdul Muthalib kepada nabi saw. untuk melamar Rukayyah dan Ummu Kultsum untuk dinikahkan dengan dua anak laki-laki Abdul Uzza bin Abdul Muthalib (Abu Lahab), yaitu Utbah dan Utaibah. Fathimah Az-Zahra Dia adalah wanita yang paling mulia diseluruh dunia pada zamannya, putri keempat rasulullah saw. dalam pernikahannya dengan Khadijah binti Khuwailid Allah menghendaki Fathimah lahir pada tahun ke lima sebelum diutusnya Muhammad menjadi Rasul bertepatan dengan peristiwa besar, yakni ditunjuknya Muhammad sebagai penengah ketika terjadi perselisihan antar suku-suku Quraisy tentang siapa yang berhak meletakan kembali Hajar Aswad setelah kabah selesai diperbaharui. Berkat kecermelangan akalnya, Muhammad berhasil memecahkan persoalan yang hampir menyebabkan terjadinya perang diantara kabilah-kabilah yang ada di Makkah. Ummu Kultsum Ummu Kultsum dilahirkan tidak lama

Anda mungkin juga menyukai