Anda di halaman 1dari 16

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Penulisan Pada zaman sekarang ini administrasi bukanlah hal yang baru bagi masyarakat. Setiap kehidupan di dunia ini pasti bersentuhan dengan administrasi, khususnya di lingkungan organisasi. Banyak macam administrasi yang ada, salah satunya ialah administrasi Negara. Sebagai warga Negara sangatlah penting mengetahui administrasi Negaranya. Khususnya ialah mengetahui bagaimana perilaku pejabat pejabat publik dalam menjalankan administrasi Negara. !al tersebut dikarenakan administrasi Negara merupakan administrasi yang kompleks. Salah satu "ungsi administrasi Negara ialah mengejar tercapainya tujuan tujuan yang bersi"at kenegaraan hal itu dilaksanakan dengan birokrasi. Para pejabat public sangat berperan serta dalam pelaksanaan birokrasi, dimana mereka diwajibkan untuk melaksanakan apa apa yang menjadi tugas pokok, "ungsi, kewenangan, dan tanggung jawab yang diamanatkan yang mana banyak terdapat masalah strategis yang harus dihadapi. Namun disamping kompleksitas masalah lingkungan internal birokrasi, masalah lain juga dating dari lingkungan eksternal, yaitu berupa dinamika masyarakat dan tumbuh kembangnya masalah yang dihadapi oleh masyarakat sebagai pihak yang dilayani #clientele$.% &asalah strategi yang dihadapi oleh birokrasi, baik yang berasal dari lingkungan internal maupun eksternal, muaranya lebih banyak diarahkan pada kinerja birokrasi dalam melaksanakan tanggung jawab yang diamanatkan kepadanya. Perubahan lingkungan strategis tersebut sangat besar dan dominan dalam mempengaruhi kinerja birokrasi dalam melaksanakan tanggung jawab . 'erutama dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, dan layanan masyarakat #public services$.

% (oko )idodo, &embangun birokrasi berbasis kinerja, &alang* Bayumedia, +,,-, hal. %

B. Pokok Permasalahan &enurut teori liberal, birokrasi pemerintah itu menjalankan kebijakan kebijakan pemerintah yang mempunyai akses langsung dengan rakyat melalui mandat yang diperoleh dalam pemilihan. .engan demikian, birokrasi pemerintah itu bukan hanya didominasi oleh para birokrat saja, melainkan ada bagian bagian tertentu yang diduduki oleh pejabat politik. !ubungan antara pejabat politik # political leadership$ dan birokrasi merupakan suatu hubungan yang konstan antara "ungsi kontrol dan dominasi #/arino, %001$. .alam hubungan seperti ini timbul persoalan, siapa mengontrol siapa dan siapa pula yang menguasi, memimpin dan mendominasi siapa. 'imbul dua soal utama, apakah birokrasi sebagai subordinasi dari politik #executive ascendancy$ atau birokrasi sejajar dengan politik #bureaucratic sublation, atau attempt at co-equality with the executive $ #'hoha, +,,+*-$. Paradigma penyelanggaraan pemerintah, pembangunan, dan layanan masyarakat telah mengalami pergeseran dari rule government menjadi good governance, dari sistem sentralisasi menjadi desentralisasi. Penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik menurut paradigm good governance tidak sekedar bersandar pada peraturan atau pemerintah, tapi juga perlu melibatkan elemen lain seperti sektor swasta dan masyarakat. Sementara dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan layanan mayarakat dengan system desentralisasi #otonomi daerah$ telah terjadi pergeseran atau pengalihan kewenangan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah baik pro2insi, kabupaten, maupun kota. Pada prakteknya di lapangan banyak pejabat publik yang meman"aat kedudukannya untuk memakmurkan dirinya sendiri. Praktek KKN dalam birokrasi pemerintahan dan pelayanan publik terus berlangsung dan semakin merajalela. Keinginan masyarakat untuk menikmati pelayanan public yang e"isien, responsi2e dan akuntabel masih jauh dari harapan. &asuknya orang orang baru dalam pemerintahan, baik di legislati" maupun eksekuti" juga tidak mampu menciptakan perubahan yang berarti dalam kinerja pemerintahan. Bahkan banyak diantara mereka akhirnya terperangkap dalam KKN dan ikut memperburuk kinerja birokrasi dan pelayanan publik.

'idak dapat dipungkiri bahwa 3ndonesia dikenal sebagai salah satu Negara dengan birokrasi yang buruk. !al tersebut dikarenakan masih banyaknya pejabat tinggi oemerintahan yang meman"aatkan posisi mereka untuk memperkaya diri sendiri dan orang orang terdekatnya. Selain itu dapat dilihat juga bahwa 3ndonesia merupakan Negara yang memiliki tingkat korupsi tertinggi dan sarat kroniisme. /. Tujuan Penulisan % Bagaimana peran dasar dan perilaku pemerintah dalam birokrasi di 3ndonesia dalam rangka tercapainya tujuan Negara dan terlaksananya tugas pemerintah, serta dalam mewujudkan masyarakat 3ndonesia yang makmur dan sejahtera. + Apa saja yang menjadi hambatan dalam birokrasi guna tercapainya tujuan Negara.

.. Metode Penulisan Bab 3 * Pendahuluan Bab ini mencakup latar belakang penulisan, pokok permasalahan, tujuan penelitian, dan metode penulisan. Bab 33 * Kerangka 'eori Bab ini berisikan teori teori yang digunakan penulis dalam menganalisa atau membahas permasalahan yang diangkat oleh penulis. Bab 333 * Pembahasan .alam bab ini penulis membahas permasalahan yang diangat dengan menggunakan dan mengaitkannya dengan teori yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya. Bab 34 * Kesimpulan Pada bab ini penulis membuat kesimpulan atas pembahasan yang telah dilakukan serta saran yang berkaitan dengan pembahasan dan permasalahan yang diangkat

BAB II Kerangka Teori

.alam membahas perilaku pejabat publik dalam birokrasi maka dapat digunakan beberapa teori berikut ini* %. Administrasi Negara ialah Keseluruhan penyelenggaraan kekuasaan negara dengan meman"aatkan segala kemampuan aparatur serta segenap dana dan daya untuk tercapainya tujuan Negara dan terlaksananya tugas pemerintah. +. Birokrasi ialah tipe organisasi yang dipergunakan pemerintahan modern untuk pelaksanaan berbagai tugas tugasnya yang bersi"at spesialisasi, dilaksanakan dalam sistem administrasi dan khususnya oleh aparatur pemerintah #'jokroamidjoyo, Bintoro, %066$. 5. 'iga pendekatan e"ekti2itas dalam birokrasi #Putra*++$* Pendekatan Sasaran (goal approach), mengukur e"ekti2itas dari segi output. Pendekatan Sumber (system resource approach), melihat dari inputnya Pendekatan Proses (process approach), yakni menekankan pada "aktor internal organisasi publik, seperti e"isiensi dan iklim organisasi 1. .emokrasi ialah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat #kekuasaan warga negara$ atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. -. Merit System merupakan suatu sistem penarikan atau promosi pegawai yang tidak didasarkan pada hubungan kekerabatan, patrimonial #anak, keponakan, keluarga, alumni, daerah, golongan, dan lain lain$. Akan tetapi didasarkan pada pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan pengalaman yang dimiliki oleh orang yang bersangkutan. 7. Spoil System merupakan suatu sistem penarikan atau promosi pegawai yang berdasarkan paada hubungan kekerabatan, patrimonial. Bukan didasarkan pada pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan pengalaman yang dimiliki oleh yang bersangkutan.

8. Akuntabilitas merupakan kewajiban pejabat publik untuk member penjelasan, keterangan, dan jawaban baik diminta atau tidak kepada publik tentang apa yang telah, sedang, dan akan dilakuakn oleh para pejabat publik

BAB III Pembahasan

Birokrasi merupakan sistem yang di bentuk oleh administrasi negara dalam rangka menampung keinginan masyarakat. Birokrasi dijalankan oleh sta" sta" administrasi yang menjalankan otoritas keseharian menjadi bagian penting. Sta" sta" ini terdiri dari orang orang yang diangkat dengan merit system ataupun spoil system. 3ndonesia ialah Negara yang menganut sistem politik demokrasi, dimana demokrasi bukanlah sebagai kekuasaan suatu kelas, melainkan sebagai kekuasaan untuk kebaikan seluruh rakyat yang bertujuan untuk kesejahteraan rakyat #people oriented$ Adanya distribusi kekuasaan #biasanya terdistribusi secara tidak merata$ adalah usaha untuk menunjukkan bahwa demokrasi benar benar ada.+ Berjalan baiknya sistem demokrasi suatu Negara dapat terjadi bila Negara tersebut memiliki administrasi Negara #birokrasi$ yang baik, dimana berdasarkan 'AP &P9 Nomor 43:+,,+, birokrasi di indonesia diharapkan bersi"at* transparan; akuntabel; bersih; bertanggungjawab; dapat menjadi pelayan masyarakat, abdi negara, contoh dan teladan masyarakat. 5 Namun pada kenyataannya pelaksanaan birokrasi di 3ndonesia berbelit belit. &asyarakat umum pun berpandangan bahwa pengertian birokrasi diberikan kepada hal hal seperti jika seorang ingin mendapatkan in"ormasi tertentu yang dikirim dari pejabat satu kepada pejabat yang lain, tanpa mendapatkan in"ormasi yang diinginkan. .emikian pula keharusan pengisian "ormulir "ormulir dalam enam lembar atau lebih. Sehingga birokrasi dihubungkan dengan kemacetan kemacetan administrasi atau tidak adanya e"isiensi. !al tersebut tidak sejalan dengan pengertian birokrasi yang sebenarnya, dimana birokrasi dimaksudkan untuk mengorganisir secara teratur suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh banyak orang dan merpakan tipe dari suatu organisasi yang dimaksudkan untuk mencapai tugas tugas administrati" yang besar dengan cara mengkoordinir secara sistematis #teratur$ pekerjaan dari banyak orang. Birokrasi

+ &artin Albrow, Birokrasi, <ogyakarta* 'iara )acana, +,,1, hal. %%6 5 Sedarmayanti, &anajemen Sumber .aya &anusia 9e"ormasi Birokrasi dan &anajemen Pegawai Negeri Sipil, Bandung* 9e"ika Aditama, +,,8, hal. 5+1

ditujukan untuk meningkatkan e"isiensi administrati", namun dalam pelaksanaannya birokratisasi akibatnya seringkali kurang adanya e"isiensi. Seringkali hal ini terkait erat dengan disiplin pelaksanaan kerja sesuai dengan wilayah kewenangan masing masing. Karena para anggota birokrasi kemudian hanya merupakan bagian dari mesin yang ketat, seringkali juga menumpulkan inisati" dan gagasan baru. Keadaan seperti ini tidak akan sesuai dengan kebutuhan proses perubahan sosial yang cepat, atau tidak memberikan dorongan bagi usaha perubahan dimana standar standar disempurnakan. Birokrasi di 3ndonesia masih tampak menjaga jarak sosial (social distance) yang terlalu jauh dengan kelompok sasarannya yakni publik dan pengguna jasa layanan, sehingga rakyat nyaris dalam situasi yang tidak berdaya (powerless) dan tidak memiliki pilihan #'jokrowinoto*55$. .engan kondisi yang demikian itulah maka penerapan organisasi pelayanan publik yang berorientasi pada kemanusiaan akan sulit dilakukan. Budaya dasar birokrasi lebih banyak bersandar pada etos feodalisme. .imensi etika berkaitan dengan s ill based issues yang selama ini kurang tersentuh sebagai wacana perubahan. 'erlebih di 3ndonesia dimana masyarakatnya adalah masyarakat paternalistik yang banyak bergantung pada dimensi para pemimpin sebagai panutan, termasuk didalamya dalam melakukan tugas penyelenggaraan negara. .alam konteks ini etika merupakan nilai nilai moral yang mengikat seseorang atau sekelompok orang dalam mengatur sikap, perilaku tindakan dan ucapannya dalam melaksanakan tugas, kewenangan dan "ungsinya. Suatu pro"esi selalu memerlukan landasan etika yang menjadi acuan untuk bertindak anggotanya sehingga citra, kehormatan dan eksisitensinya terjaga. Namaun pada praktiknya terdapat beberapa kecenderungan yang kurang positi" dalam perilaku birokrasi di 3ndonesia selama ini, anara lain* = Aparat birokrasi telah terkooptasi sikap dan perilakunya oleh kepentingan kepentingan pribadi dan politik sang patron yang cenderung 2ested interest. Pro"il aparat birokrasi telah dibentuk sedemikian rupa sehingga tidak lagi menjadi alat rakyat, tetapi telah menjadi alat penguasa dan bahkan mereka seringkali menampakkan dirinya sebagai penguasa itu sendiri. &ereka menjadi sangat arogan, 8 serta aturan aturan rutinnya itu sendiri perlu terus menerus

ingin menang sendiri, merasa benar sendiri dan mena"ikan kepentingan rakyat #Kuntjorodjakti, %06,$. = >emahnya proses rekruitmen, seleksi serta pengembangan sumberdaya manusia #S.&$ yang tidak terprogram dengan baik. Kita lihat banyak birokrasi publik yang diisi oleh tenaga tenaga yang tidak pro"esional #the wrong man in the right place$. 'idak diterapkannya merit system, tetapi atas dasar rasa like and dislike. Adanya tenaga pro"esional, tetapi seringkali karena berbeda ideologi politik dengan pimpinannya ditempatkan pada tempat atau posisi yang tidak semestinya #the right man in the wrong place$. .alam hal tertentu, tenaga pro"esional ini juga seringkali tidak dapat didayagunakan secara optimal karena alasan kepangkatan posisi dan sebagainya. = ?2aluasi program kepegawaian sangat jarang dilakukan dan walaupun ada hasilnya, biasanya sangat diragukan obyekti2itasnya, karena selain bernuansa @asal bapak senangA juga dilakukan hanya untuk memenuhi "ormalitas belaka. = &asih kaburnya kode etik bagi aparat birokrasi publik #code of conduct$, sehingga tidak mampu menciptakan adanya budaya birokrasi yang sehat, seperti kerja keras, keinginan untuk berprestasi kejujuran, rasa tanggung jawab, bersih dan bebas dari KKN, dan sebagainya. = >emahnya responsi2itas, representati2itas, dan responsibilitas aparatur pemerintah, di mana mereka hanya mampu menempatkan dirinya sebagai mesin birokrasi yang tidak mampu mengadaptasikan sikap dan perilakunya pada kondisi dan tuntutan masyarakat yang terus berubah. = &anajemen pelayanan publik #public se2ice management$ yang terlalu didominasi paradigma dikotomi kebijakan administrasi, manajemen ilmiah, matematis dan mengabaikan paradigma diskursi", perilaku sosial, sistemik, pilihan publik dan pilihan sosial. = Politik penggajian dan kesejahteraan pegawai yang kurang adil menyebabkan pegawai kurang mempunyai moti2asi kerja sehiingga memicu timbulnya perilaku koluti" dan korupti" #3slamy, %006$.

&asalah akuntabilitas pejabat publik adalah masalah yang sangat kon"igurati". (adi tidak bisa persoalan ini hanya disorot dari satu dimensi saja. .i samping itu, apabila kita melihat kasus 3ndonesia, maka kesimpulannya adalah bahwa mekanisme untuk melakukan jaminan akuntabilitas terhadap para pejabat publik itu sudah diatur dengan rinci dan baik, tapi dalam implementasinya ternyata sampai hari ini pun persoalan non mekanik #seperti moralitas$ kerap menghambat mekanisme pertanggungan jawab yang sudah tersusun rapi itu #?tzioni, %08-$. Keinginan masyarakat untuk menikmati pelayanan publik yang e"isien, tanggung jawab dan akuntabel masih jauh dari harapan. &asuknya orang orang baru dalam pemerintahan, baik di legislati" maupun eksekuti" juga tidak mampu menciptakan perubahan yang berarti dalam kinerja pemerintahan. Bahkan banyak diantara mereka akhirnya terperangkap dalam KKN dan ikut memperburuk kinerja birokrasi dan pelayanan publik. Kesulitan dalam memberantas KKN dalam pemerintahan dan birokrasi terjadi karena rendahnya komitmen pemerintah untuk membenahi sistem birokrasi publik. Banyak perhatian diberikan untuk mere"ormasi sistem dan lembaga politik, tetapi hal yang sama tidak dilakukan dalam birokrasi publik, sehingga tidak banyak menghasilkan perbaikan kinerja pelayanan publik. .engan birokrasi yang syarat dengan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, bersikap dan bertindak sebagai penguasa dan tidak pro"esional maka perubahan apapun yang terjadi tidak akan memiliki dampak yang berarti bagi perbaikan kinerja pelayanan publik. Karenanya, adalah hal yang sangat lumrah ketika perbaikan dalam kehidupan politik yang semakin demokratis sekarang ini belum memiliki dampak yang berarti pada kinerja birokrasi dalam menyelenggarakan pelayanan publik. Kinerja birokrasi pelayanan publik menjadi isu kebijakan sentral yang semakin strategis karena perbaikan kinerja birokrasi memiliki implikasi dan dampak yang luas dalam kehidupan ekonomi dan politik. .alam kehidupan ekonomi, perbaikan kinerja birokrasi akan bisa memperbaiki iklim in2estasi yang sangat diperlukan bangsa ini untuk bisa segera keluar dari krisis ekonomi yang berkepanjangan. Buruknya kinerja birokrasi publik di 3ndonesia sering menjadi determinan yang penting dari penurunan minat 0

in2estasi. Akibatnya pemerintah sangat sulit dalam menarik in2estasi, belum lagi ditambah dengan masalah masalah lain seperti ketidakpastian hukum dan keamanan nasional. 'ata pemerintahan yang baik # !ood !overnance $ merupakan suatu konsep yang akhir akhir ini dipergunakan secara reguler dalam ilmu politik dan administrasi public. Konsep ini lahir sejalan dengan konsep konsep dengan terminologi demokrasi, masyarakat sipil, partisipasi rakyat, hak asasi manusia dan pembangunan masyarakat secara berkelanjutan. Pada akhir dasawarsa yang lalu konsep good governance ini lebih dekat dipergunakan dalam re"ormasi sektor publik. .alam disiplin atau pro"esi manajemen publik konsep ini dipandang sebagai suatu aspek dalam paradigma baru ilmu administrasi publik. Paradigma baru ini menekankan pada peranan manajer publik agar memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat, mendorong meningkatkan ekonomi manajerial terutama sekali mengurangi campur tangan kontrol yang dilakukan oleh pemerintah pusat, transparansi, akuntabilitas publik dan diciptakan pengelolaan manajerial yang bersih bebas dari korupsi. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan demokratis mensyaratkan kinerja dan akuntabilitas aparatur yang makin meningkat. .alam peta tantangan nasional, regional, dan internasional, aparatur negara dituntut untuk dapat mewujudkan pro"esionalisme, kompetensi dan akuntabilitas. Pada era globalisasi, aparatur negara harus siap dan mampu menghadapi perubahan yang sangat dinamis dan tantangan persaingan dalam berbagai bidang. Saat ini masyarakat 3ndonesia sedang memasuki era yang penuh tuntutan perubahan serta antusiasme akan pengubahan. 3ni merupakan sesuatu yang di 3ndonesia tidak dapat dibendung lagi. Namun banyak disadari oleh berbagai kalangan yang terlibat dalam proses re"ormasi atau demokratisasi tersebut, bahwa perubahan dan pengubahan tersebut tidak dengan sendirinya akan membawa perbaikan yang dikehendaki, yakni ditegakkannya demokrasi serta dihargai sepenuhnya !A&. !ingga hari ini kita masih berada di tengah tengah krisis yang begitu dalam dan mengoyak Brang orang seluruh yang lapisan berada masyarakat di lapis serta bawah setiap yang segi paling kehidupannya.

%,

membutuhkan

demokrasi.

Pemikiran

dan

tindakan

demokratik

seharusnya

diarahkan pada kebutuhan rakyat dari lapis bawah tersebut. .alam kehidupan politik, perbaikan kinerja birokrasi pelayanan publik akan memiliki implikasi luas, terutama dalam memperbaiki tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Perbaikan birokrasi publik menyangkut berbagai aspek dan elemen yang terkait satu dengan yang lainnya, diantaranya*1 = &engkaji ulang "ungsi pemerintah Cungsi pemerintah hanya sebagai pelindung masyarakat yang tidak sehat dalam mekanisme pasar #si miskin$ dan menyediakan barang dan jasa yang tidak dapat disediakan dengan mekanisme pasar. = Ciloso"i birokrasi publik Pemilihan dan penentuan "iloso"i birokrasi ini sangat penting agar semua perbaikan birokrasi memiliki dasar pemikiran yang sama. = Struktur organisasi Brganisasi birokrasi publik dapat dibentuk dengan membagi hasil "ungsi pemerintahan sehingga tercipta struktur organisasi yang layak dan sesuai dengan dasar pemikiran dan "ungsi pemerintahan. = 9e2isi peraturan perundangan = Kebijakan sumber daya aparatur .i masa depan kebijakan mengenai aparatur menyangkut* Pengadaan Pembinaan termasuk karir dan kesejahteraannya Peningkatan kompetensi = &anajemen perbaikan birokrasi Buruknya kinerja birokrasi selama ini menjadi salah satu "aktor penting yang mendorong munculnya krisis kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Protes, demonstrasi dan bahkan pendudukan kantor kantor pemerintahan oleh masyarakat yang sering terjadi diberbagai daerah menjadi indikator dari besarnya ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahnya. Perbaikan kinerja birokrasi pelayanan publik
1 3bid, hal. 5+%

%%

diharapkan akan mampu mengembalikan image pemerintah dimata masyarakat karena dengan kwalitas pelayanan publik yang semakin baik, kepuasan dan kepercayaan masyarakat bisa dibangun kembali. Kalau ini dilakukan maka pemerintah akan memperoleh kembali legitimasi dimata publik. Dpaya yang dilakukan agar birokrasi mampu melaksanakan misi utama yakni memberikan pelayanan secara e"ekti" dan e"isien kepada masyarakat ialah dengan melakukan perubahan atau re"ormasi, bukan saja terbatas pada proses dan prosedur, tetapi juga mengaitkan perubahan pada tingkat struktur, sikap dan tingkah laku : etika (the ethics being).Dpaya re"ormasi yang berkaitan dengan proses dan prosedur relati" lebih mudah dilakukan, karena sebagian besar berkait dengan proses adminiistrasi, akan tetapi yang lebih "undamental adalah bagaimana melakukan perubahan sikap dan perilaku (the ethics being), sehingga birokrasi sebagai mesin pemerintah dapat berjalan dengan baik menuju ke tujuan yakni meningkatnya kesejahteraan masyarakat tanpa melakukan hal hal yang tidak baik yang bertentangan dengan moral dan etika.

%+

BAB IV Kesimpulan

A. Kesimpulan Birokratisasi dapat menjadi kekuatan yang baik untuk pertumbuhan sebagai hasil pelaksanaan kegiatan yang e"isien, tetapi juga dapat menjadi alat yang menghambat perubahan perubahan. .alam hal ini memang birokrasi dapat berkembang kearah salah satu dari antaranya. Birokrasi dapat menghambat perubahan sosial, jika yang lebih menonjol adalah apa yang oleh "lau dan #age disebut sebagai sikap ritualis. Sikap birokrasi disini adalah memperkembangkan standar dan prosedur tata kerja dan memperinci kewenangan secara detail, kemudian dijadikan sesuatu yang rutin dan dilaksanakan secara ketat. 'idak ada bagi sesuatu kebijaksanaan administrati" yang mungkin sedikit menyimpang, tetapi memberikan pemecahan masalah. &elaksanakan kegiatan berdasarkan standar maupun aturannya menjadi tujuan, dan bukan alat untuk mencapai sesuatu tujuan administrati". .ilain pihak birokrasi dapat menjadi alat bagi pembaharuan. !al ini terlaksana, jika tujuan tujuan organisasi memang diarahkan bagi suatu strategi pembaharuan dan pembangunan. Kecuali itu elite birokrasi bersikap mudah menerima pemikiran pemikiran pembaharuan dan pembangunan. .engan demikian birokrasi adalah suatu alat untuk dapat merealisir pembangunan sosial ekonomi. Karena bagaimanapun juga, tujuan tujuan perubahan tersebut didalam masyarakat modern perlu dilembagakan dalam bentuk birokrasi. Kemudian dengan adanya perkembangan apa yang disebut teknorasi, maka birokrasi mendapatkan darah baru dalam bentuk penggunaan teknologi ilmu untuk memanipulir proses perubahan dan pembangunan yang dilembagakan dalam birokrasi. Akuntabilitas publik merupakan landasan bagi proses penyelenggaraan

pemerintahan. 3a diperlukan karena pemerintah harus mempertanggungjawabkan tindakan dan pekerjaannya kepada publik dan kepada organisasi tempat ia bekerja. %5

.engan demikian, konsep good governance pada dasarnya menginginkan adanya pelibatan banyak pihak dalam tiap proses jalannya pemerintahan. Sehingga dengan demikian perbincangan tentang otonomi daerah tidak sekedar berbicara tentang adanya desentralisasi 2ertikal saja #yaitu pengalihan wewenang dari pusat ke daerah$ tetapi juga desentralisasi horisontal #yaitu pengalihan wewenang dari pemerintah ke pihak di luar pemerintah$. .engan adanya kesadaran bahwa dalam penataan dan penyelenggaraan pemerintahan kita harus mengacu pada konsep good go2ernance itu, maka keterlibatan banyak pihak dalam proses kepemerintahan menjadi suatu keharusan. .alam hal ini amsyarakat sebagai salah satu pihak, namun yang paling penting, menjadi harus diberikan ruang yang luas dalam era desentralisasi ini. Sebab desentralisasi horisontal, artinya adalah pemerintah #go2ernment$ sekarang tidak lagi merupakan satu satunya institusi yang menangani semua aspek penyelenggaraan pemerintahan.

B. Saran Kita harus memiliki sense o" crisis, sense o" urgency, sense o" purpose sehingga mampu mencarikan jalan keluar bagi krisis yang ada pada tubuh birokrasi publik kita. Pertama, perubahan paradigma birokrasi publik dari yang semula terlalu condong pada paradigma birokrasi type ideal )eberian, manajeman ilmiah 'aylorian dan Cayolian, menuju ke paradigma birokrasi yang lebih mengedepankan the art of governance dan the craft of management #(abbra dan .wi2edi, %060; !ughes, %001$. Akti2itas birokrasi publik tidak hanya ditujukan untuk mencapai tujuan secara e"isien, e"ekti" dan ekonomis #5 ?$, tetapi juga bernuansa responsi", representati" dan responsibel #5 9$. Sebab apabila kita hanya bergerak pada 5 ? saja, maka hasilnya akan sangat kapitalistik, dan hal itu kurang sesuai dengan kondisi riil persoalan yang dihadapi di 3ndonesia. Kedua, pemberdayaan birokrasi melalui rede"inisi peran dan tanggung jawabnya, peningkatan pro"esionalitas dengan mengoptimalkan sarana sarana .iklat dan >itbang di bidang kepegawaian, pengembangan institusi #institutional building$ yang bisa dipakai untuk memacu aparat birokrasi untuk mengejar keunggulan komparati" dan kompetiti"

%1

sekaligus juga untuk memperkuat moral mereka, dan pelatihan kepekaan #sensitivty training$ agar mereka responsi" terhadap kepentingan publik #3slamy, %006$. Ketiga, dalam hal penyakit birokrasi yang sangat kronis itu, maka perlu dilakukan brain wash untuk mengindoktrinasikan cara berpikir yang jernih dan positi" untuk membela kebenaran dan kepentingan rakyat; blood wash untuk membersihkan penyakit korup dan sikap serta perilaku yang tidak jujur dan tidak bertanggung jawab; dan heart wash untuk mengobati penyakit arogan sok kuasa menangnya sendiri, pemarah dan antiperbedaan.

%-

DAFTA P!STAKA

Buku* Sedarmayanti. +,,8. &anajemen Sumber .aya &anusia, 9e"ormasi Birokrasi dan &anajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung* 9e"ika Aditama. Albrow, &artin. +,,-. Birokrasi. <ogyakarta* 'iara )acana (oko )idodo. +,,-. &embangun Birokrasi Berbasis Kinerja. &alang* Bayumedia

%7

Anda mungkin juga menyukai