Anda di halaman 1dari 96

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN MENGGUNAKAN VIDEO DALAM PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DI SMAN 9 BALIKPAPAN

TAHUN 2012
Sulas !"1# R"$%a& M' T(a(a2# S)a*s"a! S' Russ+&,'MS -

SADARI Foundation Jurusan Promosi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas asanuddin ! Jurusan Kesehatan dan Keselamatan Ker"a, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
1 2

Universitas asanuddin Abstrak SADARI merupakan langkah awal yang penting untuk mengetahui secara dini adanya tumor atau benjolan pada payudara sehingga dapat mengurangi tingkat kematian karena penyakit kanker tersebut. Rekomendasi dari #he Ameri$an %an$er Sosiety, Menginformasikan bahwa banyak keuntungan untuk melakukan SADARI saat mencapai usia ! tahun karena hampir "#$ gangguan atau benjolan ditemukan oleh penderita sendiri melalui pemeriksaan dengan benar. %enelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan mengunakan &ideo dalam pemeriksaan payudara sendiri 'SADARI( terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap remaja putri di SMA) * +alikpapan ,ahun !- . .enis penelitian ini adalah /uasi eksperimental dengan rancangan &re ' &ost test $ontrol (rou& desi(n. Subjek penelitian adalah remaja puteri kelas 0 1 SMA) * +alikpapan yang dipilih dengan sim&le random sam&lin( dengan perolehan sampel sebesar #! siswi. Analisis yang digunakan adalah analisis uni&ariat dan bi&ariat dengan uji &aired t)test dengan taraf signifikansi !.!#. 2asil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan perubahan pengetahuan pada kelompok eksperimen dengan rerata '3*. ( lebih besar daripada kelompok kontrol I '-4.56(, 'p 7 !.!!!( dan untuk perubahan sikap pada kelompok eksperimen '55.36( lebih besar daripada pada kelompok kontrol ' #.*3(, 'p 7 !.!!!( sehingga ada perbedaan yang signifikasi penyuluhan kesehatan mengunakan &ideo dalam SADARI terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap pada remaja putri Memoti&asi pengetahuan dan sikap remaja terhadap SADARI dengan membentuk organisasi %I8 8RR untuk memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi remaja, selain itu adanya monitoring, strategi promkes yang lebih kreatif, dukungan dari pihak sekolah, 98I, orang tua remaja putri sehingga terjadinya kesinambungan program. 8ata 8unci : remaja putri, SADARI, kanker payudara, media &ideo Abstract *S+ is an im&ortant ,irst ste& to determine the &resen$e o, early tumors or lum&s in the -reast so as to redu$e the rate o, death ,rom the $an$er. Re$ommendations ,rom the Ameri$an %an$er Sosiety, in,ormin( that a lot o, advanta(es to doin( *S+ /hen they rea$h the a(e o, 20 years -e$ause nearly 123 disru&tion or lum&s are ,ound -y &atients themselves throu(h the e4amination &ro&erly. #his study aimed to determine the e,,e$t o, health edu$ation usin( video in -reast sel,) e4amination 5*S+6 to in$rease kno/led(e and attitudes (irls in SMA7 8 *alik&a&an 2012. #his resear$h is a 9uasi e4&erimental desi(n /ith &re ) &osttest $ontrol (rou& desi(n. Su-"e$ts /ere (irls o, $lass : ) SMA7 8 *alik&a&an sele$ted -y sim&le random sam&lin( /ith the a$9uisition o, a sam&le o, 20 students. #he analysis is used univariate and -ivariate analy;es to test &aired t)test /ith si(ni,i$an$e level 0.02.

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


#he results sho/ed there /ere di,,eren$es in $han(es in kno/led(e in the e4&erimental (rou& /ith a mean 5<8.226 is (reater than the $ontrol (rou& I 51=>!?6, 5& @ 0.0006 and ,or the $han(e in attitude in the e4&erimental (rou& 5!!.<?6 is (reater than in the $ontrol (rou& 522.8<6, 5& @ 0.0006 so that there is a si(ni,i$an$e di,,eren$e in health edu$ation usin( video in *S+ to in$rease kno/led(e and attitudes in adoles$ent (irls Motivatin( adoles$ent kno/led(e and attitudes to/ard -reast sel,)or(ani;ation -y ,ormin( PIK KRR to &rovide in,ormation on adoles$ent re&rodu$tive health, in addition to the monitorin(, &romkes a more $reative strate(y, su&&ort ,rom the s$hool, I%F, &arents teena(e (irls that the sustaina-ility o, the &ro(ram. Key/ords> youn( /omen, sel,)e4am, -reast $an$er, video media PENDAHULUAN

anker payudara dikenal sebagai salah satu kanker yang paling sering menyerang kaum wanita. Selain itu kecenderungan peningkatan pre&elensinya tidak dapat dihindari. Ditambah lagi kematian karena kanker payudara masih tinggi, terutama pada negara; negara sedang berkembang, karena keterlambatan diagnosis, yang berarti juga keterlambatan pengobatan '+ustan, !!4(. 8anker payudara menduduki peringkat kedua setelah kanker leher rahim diantara kanker yang menyerang wanita Indonesia. %re&alensi kanker payudara di Indonesia adalah -!* per -!!.!!! penduduk '<2=, !!"(. Menurut Sistem Informasi Rumah Sakit 'SIRS( jenis kanker tertinggi di Rumah Sakit di Indonesia pasien rawat inap tahun !!" adalah jenis kanker payudara yaitu sebanyak -",3$ yang kemudian disusul oleh kanker leher rahim '-!,5$(. 8anker payudara lebih sering menyerang wanita yang sudah berusia diatas 5! tahun, dan sekarang banyak wanita usia remaja menderita kanker payudara. 2al ini didukung berdasarkan laporan <2= pada tahun !!# jumlah wanita khususnya remaja penderita kanker payudara mencapai -.-#!.!!! orang, 4!!.!!! diantaranya tinggal di )egara berkembang temasuk Indonesia. 8anker payudara menimbulkan rasa takut yang luar biasa bagi kaum perempuan karena selain menimbulkan kematian juga berpengaruh pada estetika. Deteksi yang terlambat dan kurangnya pengetahuan menyebabkan sebagian besar penderita kanker terlambat diobati. Masalah kanker payudara di Indonesia menjadi lebih besar karena lebih dari 4! $ penderita kanker payudara datang ke dokter pada stadium yang sudah lanjut. 2al ini berbeda dengan di .epang dimana pada masalah kanker payudara lanjut hanya ditemukan sebanyak -5 $ 'Sutjipto, !!"(. +erdasarkan data IAR> 'International A(en$y ,or Resear$h on %an$er (, pada tahun !! kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh kanker pada perempuan 'insidens rate 5" per -!!.!!! perempuan( dengan kasus baru sebesar ,4$ dan jumlah kematian -3$ per tahun dari seluruh kanker pada perempuan di dunia '%usat 8omunikasi %ublik Setjen Depkes, !--(. +erdasarkan data rekam medik Rumah Sakit A. <ahab Syahranie Samarinda menunjukkan bahwa jumlah penderita tumor dan kanker payudara yang ada di 8alimantan ,imur lebih dari !!! orang. +erdasarkan data pasien rawat inap tahun !-- dengan diagnosis kanker payudara di 8alimantan ,imur paling tinggi terdapat di daerah +alikpapan sebesar 6-6 pasien, daerah bontang sebesar -"# pasien dan untuk wilayah samarinda sebesar -43 pasien. %ro&insi 8alimantan ,imur data tumor?kanker payudara masih terfokus pada tiga kota besar yaitu 8ota Samarinda, 8ota +alikpapan dan 8ota +ontang. Menurut laporan yayasan kanker Indonesia '98I( tahun !-- data penderita tumor?kanker payudara di tiga kota besar ini lebih !!! orang. +erdasarkan data Rumah Sakit @mum A. <ahab Sjahranie rumah sakit %ro&insi 8alimantan ,imur tahun !-- yang berdasarkan rujukan dengan diagnosis kanker payudara di 8alimantan ,imur paling tinggi terdapat di daerah +alikpapan sebesar 6-6 pasien, daerah bontang sebesar -"# pasien dan untuk wilayah samarinda sebesar -43 pasien. Melihat tingginya angka penderita kanker?tumor payudara, maka perlu upaya pendeteksian dini tumor?kanker payudara dalam hal ini pemeriksaan payudara sendiri 'SADARI(

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


efektif untuk dilakukan pada tahap remaja, karena pada batasan usia tersebut merupakan saat yang tepat untuk memulai melakukan usaha pre&entif deteksi dini terjadinya penyakit Fi-roadenoma Mammae 'AAM( dan %an$er Mammae. 2asil penelitian para ahli yang dikutip oleh Dalimartha ' !!6( menyebutkan sekitar 4#;" $ keganasan payudara ditemukan dengan pemeriksaan payudara sendiri 'SADARI(. %emeriksaan payudara sendiri adalah upaya deteksi dini kanker payudara. >ara ini perlu dikuasai dan dilakukan oleh remaja putri agar dapat melakukan deteksi dini kanker payudara. Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan SADARI remaja adalah melalui pelatihan SADARI. %romosi 8esehatan di Sekolah ditambah dengan metode promosi yang tepat dalam pelaksanaan dan penyerapannya merupakan langkah yang strategis dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat hal ini didasari pemikiran bahwa sekolah merupakan lembaga yang sengaja didirikan untuk membina dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik fisik mental maupun spiritual. +erdasarkan uraian di atas dan informasi kasus kanker dengan insiden tertinggi pada perempuan dengan kanker payudara, maka perlu adanya upaya pendeteksian dini kanker?tumor payudara pada tingkat sekolah menengah atas, karena pada tingkatan ini siswa merupakan remaja putri yang beresiko terkena kanker payudara serta diberikan wadah untuk mendapatkan informasi dan konseling tentang 8esehatan Reproduksi Remaja '8RR( melalui organisasi %I8;8RR. ,ujuan penelitian ini adalah a(. @ntuk mengetahui perbedaan perubahan pengetahuan sebelum dan sesudah pada penyuluhan kesehatan mengunakan &ideo dalam pemeriksaan payudara sendiri 'SADARI(. b(. @ntuk mengetahui perubahan sikap sebelum dan sesudah pada penyuluhan kesehatan mengunakan &ideo dalam pemeriksaan payudara sendiri 'SADARI(. c( @ntuk mengetahui pengaruh perubahan pengetahuan sebelum dan sesudah pada penyuluhan kesehatan mengunakan &ideo dalam pemeriksaan payudara sendiri 'SADARI(. d(. @ntuk mengetahui pengaruh perubahan sikap sebelum dan sesudah pada penyuluhan kesehatan mengunakan &ideo dalam pemeriksaan payudara sendiri 'SADARI(. BAHAN DAN METODE L./as" $a& Ra&0a&,a& P+&+l" "a& %enelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah @mum )egeri * +alikpapan, dijalan Soekarno 2atta 8m -6 8arang .oang 8ota +alikpapan. .enis penelitian yang digunakan adalah penelitian /uasi eBperiment dengan rancangan &retest)&ostest $ontrol (rou& desi(n. P.1ulas" $a& Sa*1+l %opulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi putri SMA) * +alikpapan tahun !- . ,eknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara sim&le random sam&lin( dan memilih kelas 0I 'sebelas( sebagai sampel penelitian yang telah memenuhi kriteria syarat yang ditetapkan dalam penelitian yaitu siswi kelas 0 'sebelas( SMA )egeri +alikpapan, siswi yang belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang payudara dan tumor payudara serta keterampilan tentang SADARI, berusia -# 1 -4 tahun dan siswi yang bersedia diteliti. %enelitian ini terdapat tiga kelompok yaitu kelompok eksperimen 'penyuluhan mengunakan &ideo(, kelompok kontrol I 'penyuluhan tanpa menggunakan &ideo( dan kelompok kontrol II 'tanpa diberikan penyuluhan kesehatan(. M+ .$+ P+&,u*1ula& Da a Data %rimer diperoleh dengan melakukan pembagian angket &retest pada responden kemudian diberikan perlakuan dengan penyuluhan kesehatan mengunakan &ideo tentang pemeriksaan payudara sendiri 'SADARI( selama 5 kali penyuluhan dalam waktu satu bulan. Setelah - bulan diberikan angket &osttest kepada responden. Data sekunder diperoleh dari data instansi terkait dengan tujuan penelitian serta dari hasil sumber informasi yang mendukung penelitian. Alat pengumpulan data dengan angket terdiri dari item karakteristik responden,

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


pengetahuan 'p-;p3"( dan sikap 's-;s 5(, serta dilakukan uji &aliditas dalam penelitian dengan mengunakan uji &rodu$t moment dari pearson dengan ketentuan pengujiannya adalah apabila nilai r hasil C r tabel. @ji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode koefisien Al,a

Cronbach, dinyatakan reliable jika nilai r hitung r tabel, nilai r tabel untuk n ! "# dengan tara$ signi$ikasi #% yaitu &'#"( )Arikunto, *&&+,'
A&al"s"s Da a Data diolah dengan menggunakan Statisti$al Produ$t and Servi$e Solutions 'S%SS( dan Dilakukan analisis bi&ariat untuk mengetahui perbedaan dan pengaruh perubahan pengetahuan dan sikap terhadap penyuluhan kesehatan mengunakan &ideo dalam pemeriksaan payudara sendiri 'SADARI(. HASIL Ka!a/ +!"s "/ R+s1.&$+& Tabel ". Menunjukkan distribusi karakteristik responden terdiri dari umur, agama dan suku. @mur atau usia yang merupakan satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau mahluk, baik yang hidup maupun mati. +erdasarkan kelompok umur responden sebagai sampel terdapat rentang umur antara -# 1 -4 tahun. +erdasarkan distribusi kelompok umur responden eksperimen, dimana terlihat dominan umur responden adalah kelompok umur -6 tahun sebanyak # responden sebanyak #!$, sementara jumlah persentase tidak jauh berbeda adalah kelompok umur -# dan -4 tahun dengan masing 1 masing kelompok umur -# tahun sebesar 6$ dan untuk kelompok umur -4 tahun sebesar #$. Distribusi responden menurut agama pada tabel - menunjukkan hasil sebanyak 34 responden '*3$( kelompok eksperimen memeluk agama Islam sedangkan responden yang memeluk agama 8atolik dan %rotestan tidak berbeda jauh hanya responden '3$( pada agama 8atolik serta protestas hanya - responden ' $( dan pada kelompok kontrol I dan kontrol II adalah mayoritas pemeluk agama Islam yang masing;masing berjumlah #! responden pada setiap kelompok 8omposisi penduduk 8ota +alikpapan sangat heterogen meliputi hampir seluruh suku yang ada di Indonesia, baik dari Sulawesi, )usa ,enggara, Maluku, .awa, Sumatera dan 8alimantan sendiri dan pada tabel menyajikan distribusi responden menurut suku di tiga kelompok dengan mayoritas suku adalah .awa sebanyak 5- responden '6 $(, suku lainnya adalah +anjar. A&al"s"s U&"2a!"a Ta3+l 2' Menunjukkan hasil penelitian pada pengaruh penggunaan media &ideo dalam penyuluhan kesehatan pemeriksaan payudara sendiri 'SADARI( terhadap perubahan pengetahuan remaja putri pada kelompok eksperimen adalah pengetahuan tentang SADARI pada responden dinilai dari 3" pertanyaan yang meliputi pengertian dari kanker payudara, penyebab dan gejala; gejala kanker payudara, pencegahan kanker payudara dengan SADARI, langkah;langkah melakukan SADARI, waktu dalam melakukan SADARI dan posisi melakukan SADARI. ,abel distribusi kategori pengetahuan tentang SADARI pada remaja sebelum dan sesudah dilakukan inter&ensi berupa penyuluhan kesehatan dengan menggunakan &ideo pada kelompok eksperimen menunjukkan distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden pada kelompok eksperimen pada saat sebelum penyuluhan ada sebanyak 5 responden '6$( yang mempunyai pengetahuan baik, sebanyak responden '33$( mempunyai pengetahuan sedang, dan sebesar #!$ mempunyai pengetahuan yang rendah tentang SADARI. Ta3+l -' Menunjukkan hasil Sikap responden terhadap SADARI dalam deteksi dini kanker payudara dapat dinilai dari 5 pernyataan yang meliputi pemeriksaan payudara sendiri secara berkala setiap bulan, SADARI yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan, SADARI merupakan hal yang paling murah untuk mendeteksi adanya kelainan pada payudara serta pergi ke

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


pelayanan kesehatan apabila mendeteksi kelainan pada payudara, butir 5 pertanyaan sikap tersebut terbagi dalam - pernyataan positif dan -- pernyataan negatif. 8elompok eksperimen menunjukkan hasil perbandingan perubahan sikap sebelum dan sesudah dengan diberikan penyuluhan tentang kesehatan SADARI mengunakan &ideo terdapat -3 orang dengan hasil perubahan sikap sesudah penyuluhan lebih rendah daripada sebelum penyuluhan dan 56 orang mempunyai perubahan yang lebih baik dari sebelum penyuluhan. A&al"s"s B"2a!"a Ta3+l 4' 2asil penelitian menunjukkan bahwa rata;rata pengetahuan responden sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan &ideo SADARI adalah -".33 dengan standar de&iasi 4.33" dan setelah kegiatan inter&ensi berupa penyuluhan kesehatan dengan menggunakan &ideo SADARI rata;rata pengetahuan responden adalah sebsar 5*.-3 dengan standar de&iasi 5.4#". 2asil uji statistik didapatkan nilai p sebesar !.!!!, maka dapat disimpulkan pada D dengan nilai #$ terlihat adanya perbedaan pengetahuan yang signifikan responden sebelum dan sesudah kegiatan penyuluhan kesehatan dengan mengunakan &ideo SADARI. Ta3+l 5' +erdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa nilai rata;rata pengetahuan responden sebelum diberikan kegiatan inter&ensi penyuluhan kesehatan tanpa menggunakan &ideo adalah -*.!! dengan standar de&iasi *.34! dan setelah responden mengikuti kegiatan inter&ensi berupa penyuluhan kesehatan tanpa menggunakan &ideo SADARI maka rata;rata nilai pengetahuan responden adalah 56.53 dengan standar de&iasi sebesar #.3"5. +erdasarkan hal tersebut maka yang ingin diketahui lebih lanjut perbedaan yang menunjukkan nilai rerata yang memperlihatkan bahwa terdapat pengaruh yang dominan dalam perubahan pengetahuan SADARI pada responden. 2asil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan rerata pengetahuan responden sebelum dan sesudah kegiatan inter&ensi penyuluhan kesehatan tentang SADARI dapat dilihat pada tabel 6. Ta3+l 6' Menunjukkan bahwa ada perbedaan rerata pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberikan kegiatan inter&ensi penyuluhan kesehatan tanpa mengunakan &ideo SADARI hanya penyuluhan biasa tentang pemeriksaan payudara sendiri dalam upaya deteksi kanker payudara adalah sebesar -4.56 berdasarkan hal itu kemudian dibandingkan dengan penyuluhan menggunakan &ideo yang lebih besar nilainya !.4 dengan nilai p &alue sebesar !.!!! artinya secara statistik ada perbedaan yang signifikansi antara kegiatan inter&ensi penyuluhan kesehatan menggunakan &ideo dan tidak menggunakan &ideo dalam pemeriksaan payudara sendiri 'SADARI( dalam upaya deteksi dini kanker payudara pada remaja Ta3+l 7' +erdasarkan hasil analisis rata;rata sikap responden pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah tentang SADARI dapat ditarik suatu kesimpulan rata;rata siswi sebelum inter&ensi adalah 53. ! dengan standar de&iasi -#.4# , sedangkan rata;rata sikap sesudah diberikan kegiatan inter&ensi berupa penyuluhan kesehatan mengunakan &ideo adalah sebesar 64.66 dengan standar de&iasi sebesar *.*-4. +erdasarkan uji statistik didapatkan nilai p &alue sebesar !.!!! 'D 7 !.!#(. 2al ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penyuluhan kesehatan dengan mengunakan &ideo SADARI terhadap peningkatan sikap siswi di SMA )egeri * +alikpapan tahun !- . Ta3+l 8' +erdasarkan hasil analisis rata;rata sikap responden pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah tentang SADARI dapat ditarik suatu kesimpulan rata;rata siswi sebelum inter&ensi adalah 53. ! dengan standar de&iasi -#.4# , sedangkan rata;rata sikap sesudah diberikan kegiatan berupa penyuluhan kesehatan mengunakan &ideo adalah sebesar 64.66 dengan standar de&iasi sebesar *.*-4. +erdasarkan uji statistik didapatkan nilai p &alue sebesar !.!!! 'D 7 !.!#(. 2al ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penyuluhan kesehatan dengan mengunakan &ideo SADARI terhadap peningkatan sikap siswi di SMA )egeri * +alikpapan tahun !- . Ta3+l 9' +erdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa rata;rata sikap responden sebelum adanya kegiatan inter&ensi berupa penyuluhan kesehatan tanpa menggunakan &ideo

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


SADARI adalah sebesar 56.66 dan rata;rata nilai sikap responden setelah diberi kegiatan penyuluhan maka nilainya menjadi 6 .6!, pada taraf kepercayaan *#$ didapatkan nilai p sebesar !.!!!, maka dapat disimpulkan pada D '!.!#( terlihat ada perbedaan yang signifikan nilai sikap pada siswi SMA )egeri # +alikpapan sebelum dan sesudah kegiatan inter&ensi, dengan demikian kegiatan inter&ensi penyuluhan kesehatan tanpa menggunakan &ideo berpengaruh terhadap peningkatan sikap pada siswi SMA )egeri # +alikpapan tahun !- , dengan diperoleh nilai p &alue !.!!! E D !.!#. Ta3+l 10' +erdasarkan hasil penelitian bahwa rata;rata sikap responden sebelumnya adalah sebesar 3!. 6 dengan standar de&iasi sebesar -5.-64 dan hasil sesudah memperlihatkan nilai rata;ratanya adalah sebesar 3-.63 dengan standar de&iasi sebesar - ."*5. %ada taraf kepercayaan *#$ hasil uji statistik didapatkan nilai !.3 #, maka dapat disimpulkan pada D 7 #$ terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan nilai sikap pada siswi SMA )egeri 6 +alikpapan sebelum dan sesudah tanpa diberi kegiatan penyuluhan kesehatan tentang SADARI dalam upaya deteksi dini kanker payudara, dengan demikian tidak ada pengaruh terhadap peningkatan sikap siswi SMA )egeri 6 +alikpapan tahun !- sebelum dan sesudah tanpa diberi kegiatan inter&ensi dengan perolehan nilai p &alue !.3 # E D !.!#. 2asil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan rerata sikap siswi pada SMA )egeri di +alikpapan yang diberikan kegiatan inter&ensi berupa penyuluhan kesehatan menggunakan &ideo SADARI dan tanpa menggunakan &ideo SADARI memperlihatkan ada perbedaan nilai sikap sebelum dan sesudah diberi kegiatan inter&ensi. %ada SMA )egeri 6 +alikpapan dimana tidak diberikan kegiatan interensi berupa penyuluhan kesehatan SADARI dalam upaya deteksi dini kanker payudara memperlihatkan tidak ada perbedaan nilai sikap responden sebelum dan sesudahnya. Ta3+l 11' 2asil pada tabel menunjukkan bahwa perbedaan rerata sikap siswi sebelum dan sesudah pemberian kegiatan inter&ensi penyuluhan menggunakan &ideo SADARI adalah sebesar 55.36 dibandingkan dengan yang penyuluhan tanpa menggunakan &ideo hanya sebesar #.*3 dimana nilai tersebut lebih kecil dari kegiatan inter&ensi penyuluhan menggunakan &ideo. +erdasarkan uji statistik paired t 1 test kedua kegiatan inter&ensi tersebut memperoleh nilai p &alue 7 !.!!! artinya secara statistik ada perbedaan yang signifikan antara pemberian kegiatan inter&ensi penyuluhan dengan menggunakan &ideo SADARI dan tanpa menggunakan &ideo terhadap peningkatan sikap responden tentang SADARI dalam upaya deteksi dini kanker payudara PEMBAHASAN P+&,+ a(ua& %enggunaan media &ideo pemeriksaan payudara sendiri dalam penyuluhan kesehatan bertujuan meningkatkan pengetahuan siswi yang dapat dilakukan dengan faktor;faktor pemungkin 'ena-lin( ,a$tors( sehingga dapat memungkinkan atau memfasilitasi perubahan perilaku dan tindakan dimana setelah dilakukan kegiatan inter&ensi menjadi 3" responden '*6$( yang berpengetahuan baik. 2al ini didukung oleh )otoatmodjo ' !!#( bahwa faktor predisposisi berupa pemberian informasi melalui media mendukung perubahan pengetahuan kesehatan, sehingga penyuluhan kesehatan dengan mengunakan &ideo tentang SADARI dianggap dapat meningkatkan pengetahuan siswi dalam mencegah kanker payudara. Media promosi kesehatan merupakan salah satu sarana atau upaya yang dapat digunakan untuk menampilkan pesan atau informasi kesehatan yang ingin disampaikan kepada remaja sehingga dapat meningkatkan pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat merubah perilakunya kearah positif atau mendukung terhadap kesehatan. Menurut Mubarak, >hayatin dan RoFikin ' !!4( mengungkapkan perubahan pengetahuan dapat dipengaruhi oleh faktor;faktor tertentu beberapa diantaranya adalah pendidikan, media massa, sosial budaya, dan ekonomi, lingkungan, pengalaman dan usia. 2al lain yang dapat dilihat adalah aspek positif terhadap pengaruh penggunaan media &ideo dalam penyuluhan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan responden yang terlihat pada

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


hasil pretest dan posttest. Sebelum dilakukan inter&ensi pada kelompok eksperimen responden yang berpengetahuan baik tentang SADARI hanya 5 responden '6$(, pengetahuan sedang sebanyak responden '33$( dan yang berpengetahuan rendah adalah sebanyak # responden '#!$(, tetapi setelah dilakukan inter&ensi penyuluhan kesehatan mengunakan &ideo terjadi peningkatan yang cukup signifikan yaitu berpengetahuan baik menjadi 3" responden '*6$(, selain itu pada saat prettest terdapat pula responden yang berpengetahuan sedang yaitu sebanyak responden '3$(, hal ini menunjukkan bahwa responden telah menyimak informasi dan menganalisa isi materi yang disampaikan pada penyuluhan menggunakan &ideo SADARI. 2asil pengukuran selisih nilai pengetahuan responden sebelum dan sesudah pada kelompok eksperimen dengan penyuluhan kesehatan mengunakan &ideo diperoleh nilai !.4!! sedangkan pada kelompok kontrol I yang diberikan penyuluhan kesehatan tanpa mengunakan &ideo diperoleh nilai -4.53! hal ini menunjukkan bahwa rerata nilai pengetahuan responden setelah 5 kali penyuluhan dalam waktu 5 minggu terjadi peningkatan rerata pengetahuan pada kelompok responden kelompok eksperimen sehingga dapat disimpulkan bahwa penyuluhan kesehatan mengunakan &ideo nilai selisih lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok penyuluhan kesehatan tanpa mengunakan &ideo. +erdasarkan analisis hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penyuluhan kesehatan dengan menggunakan &ideo lebih meningkatkan pengetahuan responden tentang SADARI dalam upaya deteksi dini kanker payudara dibandingkan dengan kelompok yang hanya mendapatkan penyuluhan kesehatan biasa tanpa menggunakan &ideo. %enggunaan media &ideo mempunyai suatu dampak yang lebih pada penyuluhan kesehatan yaitu menarik pada orang;orang 'sasaran( sehingga dapat meningkatkan pengetahuan, mempengaruhi pendapat umum, memperkenalkan jalan hidup baru dalam bidang kesehatan serta mencakup wilayah perkotaan dan masyarakat pedesaan. S"/a1 Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan 'senang;tidak senang(, 'setuju,tidak setuju, baik, tidak baik(. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan 'reaksi terbuka( atau akti&itas, tetapi merupakan presdiposisi perilaku 'tindakan( atau reaksi tertutup ')otoatmodjo, !!4(. +erdasarkan hasil penelitian setelah dilakukan inter&ensi 'posttest( dengan melakukan kegiatan penyuluhan tentang pemeriksaan payudara sediri 'SADARI( dalam upaya deteksi dini kanker payudara pada remaja mengalami peningkatan. %ada saat sebelum inter&ensi kelompok eksperimen hasil pretest menunjukkan terdapat 56 responden '4 $( yang memiliki sikap tidak mendukung tentang SADARI, sedangkan yang responden dengan sikap sangat mendukung hanya sebanyak 5 responden '6$(. Setelah dilakukan inter&ensi responden yang memiliki sikap tidak mendukung menurun menjadi 6 orang '- $(, sikap sangat mendukung terhadap SADARI meningkat menjadi sebanyak responden '33$( dan -6 responden '5 $( yang memiliki sikap cukup mendukung terhadap SADARI dalam upaya deteksi dini kanker payudara. 2al ini sesuai dengan pendapat Ahmadi ' !! ( yang mengungkapkan, bahwa sikap seseorang tidak selamanya tetap, karena sikap dapat berkembang manakala mendapat pengaruh baik dari dalam maupun luar yang bersifat positif dan mengesankan. Antara perbuatan dan sikap ada hubungan timbal balik, tetapi sikap tidak selalu menjelma dalam bentuk perbuatan atau tingkah laku. Secara keseluruhan berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji paired t;tes pada kegiatan inter&ensi penyuluhan kesehatan yang mengunakan &ideo pada kelompok eksperimen memperoleh nilai p adalah !.!!! yang berarti pada D '!.!#( terlihat ada perbedaan yang signifikan sikap pada responden setelah adanya kegiatan penyuluhan mengunakan &ideo dan tanpa mengunakan &ideo SADARI.

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA

KESIMPULAN DAN SARAN +erdasarkan hasil penelitian dan pembahasan ditemukan adanya perbedaan dan pengaruh dalam perubahan pengetahuan sikap sebelum dan sesudah pada penyuluhan kesehatan menggunakan &ideo tentang pemeriksaan payudara sendiri 'SADARI(. @paya perubahan pengetahuan pada remaja pemeriksaan payudara sendiri 'SADARI( dalam upaya deteksi dini kanker payudara, adalah sebagai berikut : a(. %ihak sekolah dapat melakukan bentuk penyuluhan sebagai media promosi kesehatan yang tidak membosankan dan kreatif serta mudah dipahami oleh remaja contohnya penyuluhan kesehatan menggunakan &ideo. b(. %ihak sekolah dapat mencantumkan materi pemeriksaan payudara sendiri pada mata pelajaran pengampu maupun melalui pendidikan tambahan dari petugas kesehatan secara berkala dalam upaya deteksi dini kanker payudara. c( %ihak sekolah dapat mengadakan kegiatan seperti event remaja yang positif dan mencantumkan aspek deteksi dini kanker payudara dengan pemeriksaan payudara sendiri 'SADARI( seperti kompetisi cerdas cermat tentang kanker payudara, pertandingan majalah dinding 'Mading( dengan tema kanker payudara antar kelas serta pada grup kegiatan teater dapat mengambarkan drama pencegahan kanker payudara. @paya peningkatan perubahan sikap siswa SMA )egeri * +alikpapan tentang pemeriksaan payudara sendiri 'SADARI( dalam upaya deteksi dini kanker payudara, adalah sebagai berikut : a(. %enyuluhan kesehatan mengunakan &ideo dapat dibuat dengan &ersi yang beragam dan memasukkan pesan dengan mengunakan daya penarik emosi remaja seperti cinta, kebencian, ketakutan dan kebutuhan dalam aktualisasi diri dilingkungan sekolah, b(. 8erjasama antar guru bidang studi dan wali kelas dalam memberikan himbauan kepada siswa dan siswinya dalam meningkatkan prestasi belajar dan menghindari kegiatan 1 kegiatan yang negatif serta menutup diri dari informasi kesehatan dikalangan remaja saat ini, c(. Meminimalisir persepsi hambatan remaja butuh adanya program lanjutan dari pelatihan SADARI dengan materi yang menarik dan gaul, sehingga remaja tidak menganggap SADARI sebagai tindakan yang menakutkan. Tabel '" -arakteristik U/ur Res.onden -# -6 -4 2u/lah Aga/a Islam 8atolik %rotestan 2u/lah Suku +anjar .awa 8utai +uton Distribusi -arakteristik Res.onden Re/aja 0utri 1erdasarkan U/ur, Aga/a dan Suku di 1alik.a.an Tahun *&"* -elo/.ok Eks.eri/en -elo/.ok -ontrol I -elo/.ok -ontrol II n % n % n % -5 # #& 34 #& * 56 #! 3 "&& *3 3 "&& -" 6 3 3 # 5* 6 #& #! ; ; #& -3 ; 6 -! 4" "&& -!! ; ; "&& 3" ; 6 5 #& #! ; ; #& -4 -4 ; 3 3 # 6 "&& -!! ; ; "&& 53 53 ; "

"

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


+ugis 2u/lah 6 #& "&& * #& -" "&& #& 3 "&&

Tabel * -elo/.ok Eks.eri/en ju/lah -ontrol I ju/lah -ontrol II ju/lah Tabel' 3

Distribusi res.onden 1erdasarkan 0engetahuan Tentang SADARI .ada Re/aja 0utri di 1alik.a.an Tahun *&"* 0engetahuan baik Sedang 8urang baik Sedang 8urang baik Sedang 8urang Sebelu/ 0enyuluhan n % 5 6 33 # #! #& #& 4 -3 -# 5! " #6 #& #& 5 6 33 # #" #& #& Sesudah 0enyuluhan n % 3" *6 3 ; ; "&& #& 56 4 -3 " ; ; "&& #& 4 3 #6 "&& #&

Distribusi res.onden 1erdasarkan Sika. Tentang SADARI .ada Re/aja 0utri di 1alik.a.an Tahun *&"* Sebelu/ 0enyuluhan Sesudah 0enyuluhan -elo/.ok Sika. n % n % Sangat Mendukung 5 6 " #6 Eks.eri/en >ukup Mendukung --6 5 ,idak Mendukung 56 4 6 ju/lah #& "&& #& "&& Sangat Mendukung # -! 33 -ontrol I >ukup Mendukung -! ! -" 56 ,idak Mendukung 5# 4! -! ! ju/lah #& "&& #& "&& Sangat Mendukung ; ; 5 6 -ontrol II >ukup Mendukung -3 " -6 5 ,idak Mendukung 56 4 56 ju/lah #& "&& #& "&& Tabel' ( Distribusi Rata4Rata 0engetahuan Res.onden -elo/.ok Eks.eri/en Tentang SADARI Sebelu/ dan Sesudah diberikan 0enyuluhan -esehatan /engunakan 5ideo di S6AN 7 1alik.a.an Tahun *&"* 0engetahuan Mean SD Eks.eri/en 0re -".33 4.33" 0 8alue !.!!! n #!

0ost 5*.-3 5.4#"

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


SG -.!#5 !.#5-

Tabel '#

Distribusi Rata4Rata 0engetahuan Res.onden -elo/.ok -ontrol I Tentang SADARI Sebelu/ dan Sesudah diberikan 0enyuluhan -esehatan tan.a /engunakan 5ideo di S6AN # 1alik.a.an Tahun *&"* -ontrol I 0re -".*" *.34* -.55* 0 8alue !.!!! n #!

0engetahuan Mean SD SG

0ost 56.53 #.3"5 !.44#

Tabel +'

Distribusi .erbandingan .engetahuan res.onden tentang 0e/eriksaan 0ayudara Sendiri )SADARI, sebelu/ dan sesudah .ada re/aja di 1alik.a.an Rerata -".33 64.66 Rerata -".*" 56.53 Rerata -".6! -4.*6 0erbedaan rerata 3*. 0erbedaan rerata -4.56 0erbedaan rerata !.63 0 8alue !.!!! 0 8alue !.!!! 0 8alue !.564 n #! n #! n #!

0engetahuan -elo/.ok Eks.eri/en Sebelum Sesudah 0engetahuan -elo/.ok -ontrol I Sebelum Sesudah 0engetahuan -elo/.ok -ontrol II Sebelum Sesudah Tabel 9'

Distribusi Rata4Rata Sika. Res.onden -elo/.ok Eks.eri/en Tentang SADARI Sebelu/ dan Sesudah di S6AN 7 1alik.a.an Tahun *&"* Eks.eri/en 0re 53. ! -#.4# . " 0ost 64.66 *.*-4 -.3!5 0 8alue !.!!! n #!

Sika. Mean SD SG Tabel :' Sika.

Distribusi Rata4Rata Sika. Res.onden -elo/.ok -ontrol I Tentang SADARI Sebelu/ dan Sesudah di S6AN # 1alik.a.an Tahun *&"* -ontrol I 0 8alue n

-!

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


Mean SD SG 0re 56.66 -6.!5! . 64 0ost 6 .6! !.--5 ."33

!.!!!

#!

Tabel 7'

Distribusi Rata4Rata Sika. Res.onden -elo/.ok -ontrol II Tentang SADARI Sebelu/ dan Sesudah di S6AN # 1alik.a.an Tahun *&"* -ontrol II 0re 3!. 6 -5.-64 -."6 0 8alue !.3 # n #!

Sika. Mean SD SG Tabel "&'

0ost 3-.63 - ."*5 -." 5

Distribusi .erbandingan 0erubahan sika. res.onden tentang 0e/eriksaan 0ayudara Sendiri )SADARI, sebelu/ dan sesudah .ada re/aja di 1alik.a.an Rerata 53. ! 64.66 Rerata 56.66 6 .6! Rerata 3!. 6 3-.63 0erbedaan rerata 55.36 0erbedaan rerata #.*3 0erbedaan rerata -.5" 0 8alue !.!!! 0 8alue !.!!! 0 8alue !.3 # n #! n #! n #!

Sika. -elo/.ok Eks.eri/en Sebelum Sesudah Sika. -elo/.ok -ontrol I Sebelum Sesudah Sika. -elo/.ok -ontrol II Sebelum Sesudah

DA;TAR 0USTA-A Ahmadi, A, !! . %sikologi Sosial. Gdisi Re&isi. %enerbit Rineka >ipta. .akarta Anonim. !!#. %an$er Risk ,a$tors. Mayo Aundation Aor Medical Gducattion and Research. '=nline(. 'www.mayoclinic.com diakses - juni !- ( Arikunto, S. !!6. %rosedur %enelitian Suatu %endekatan %raktik. Rineka >ipta. .akarta +urroughs, A. -**4. Maternity 7ursin( An Introdu$tory #e4t . %hiladelphia : <. +. Sauders >ompany Dalimartha., Setiawan. !!3. Kanker Payudara. Dalam : Deteksi Dini Kanker dan Sim&lisia Antikanker. %enebar Swadaya, .akarta. Depkes RI. !!4. Petun"uk #eknis Pen$e(ahan Deteksi Dini Kanker Aeher Rahim dan Kanker Payudara. Direktorat %engendalian penyakit ,idak Menular direktorat .enderal %% dan %H, Depkes RI. .akarta 8earney,A,. and Murray, M. !!6. +viden$e A(ainst -reasrt Sel, +4amination is 7ot %on$lusive> Bhat Polymakers and ealth Pro,esionals 7eed too Kno/. .ournal of %ublic 2ealth %olicyI !!6. Dalam pro/uest Medical Hibrary. '=nline(. 'http:??www.pro/uest .co.id diakses -5 juni !- (

--

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


8odim, )asrin. !!3. +&&idemiolo(i Kanker Payudara, im&unan *adan Kuliah +&idemiolo(i Penyakit #idak Menular. A8M @I. .akarta Husa, !!*. ,entang Anatomi dan Aisiologi %ayudara. '=nline(, 'http:??www.lusa.web.id?anatomi; dan;fisiologi;payudara , diakses -# Mei !- ( )gatimin, Rusli. !!#. Sari dan A&likasi Ilmu Perilaku Kesehatan. 9ayasan %8;5. Makassar )otoatmodjo, Soekidjo. !!#. Promosi Kesehatan #eori dan A&likasinya. %, Rineka >ipta, .akarta )otoatmodjo. !!4. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka >ipta. .akarta Soelaryo, ,S. !! . +&idemiolo(i Masalah Rema"a. Dalam: )arendra, M.+., Sularyo, ,.S., Soetjiningsih, Suyitno, 2., Ranuh, I.).J., eds. *uku A"ar #um-uh Kem-an( Anak dan Rema"a Jilid 1 +d 1. Sagung Seto. .akarta Sutjipto. !!". Permasalah Deteksi Dini dan Pen(o-atan Kanker Payudara . 'online(. 'http:??www.dharmais.co.id?new?content.phpKpage7articleLlang7enLid7-4 diakses tanggal 5 maret !--( <2= '<orld 2ealth =rganiFation(. !!". *reast %an$er > Prevention and %ontrol. 5Cnline6. 'http:??www.who.int?cancer?detection?breastcancer?en?indeB-.html diakses - maret !-!(. <2= '<orld 2ealth =rganiFation(. !!#. Data Penderita Kanker Payudara di Dunia . '=nline(. 'http:??www.who.int?cancer?detection?braestcancer?en?indeB-.html diakses - februari !- ( International Agency for research on cancer 'IAR>(. !!5 . *reast %an$er In$iden$e and Mortality Borld/ide in 2002 Summary. '=nline(. 'http:??globocan.iarc.fr?factsheets?cancers?breast.asp diakses - februari !-!(

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA

0EN<ARU= -ADER -ESE=ATAN SE1A<AI -O6UNI-ATOR TER=ADA0 0ERI>A-U I1U NEONATUS DA>A6 0ERA?ATAN NEONATUS DI -A1U0ATEN <ARUT, 2A?A 1ARAT
@Suriah .urusan %romosi 8esehatan dan Ilmu %erilaku, Aakultas 8esehatan Masyarakat, @ni&ersitas 2asanuddin, 8ampus A8M @nhas .l. %erintis 8emerdekaan 8M-! Makassar, Sulawesi Selatan 'email : suriahM43Nyahoo.com( A1STRAPenelitian ini dimaksudkan untuk menilai &en(aruh kader kesehatan se-a(ai komunikator terhada& &erilaku i-u dalam &era/atan neonatus. Penelitian dilakukan di Ka-u&aten Darut, men((unakan metode kuantitati, dan kualitati,. Pre)test &en(etahuan dan sika& dilakukan terhada& 1<= i-u &ada kelom&ok intervensi dan 1<8 i-u &ada kelom&ok kontrol, den(an usia kehamilan 2)8 -ulan. Kemudian 1? oran( kader terlatih se-a(ai komunikator mem-erikan in,ormasi dan edukasi men(enai &era/atan neonatus se-anyak 2 kali. Post)test &en(etahuan, sika& dan &raktik dilakukan terhada& i-u yan( sama &ada kedua kelom&ok. C-servasi &raktik dalam &era/atan neonatus dilakukan terhada& !2 i-u di /ilayah intervensi dan /a/an$ara mendalam ke&ada -idan, dukun -ayi dan keluar(a i-u neonatus. Intervensi dari kader kesehatan da&at menin(katkan &en(etahuan i-u neonatus !,= kali, sika& &ositi, ? kali dan &raktik yan( -aik 12,< kali dalam &era/atan neonatus di-andin(kan kelom&ok tan&a intervensi. Peman,aatan kader kesehatan se-a(ai komunikator dalam &era/atan neonatus disarankan dire&likasi di ka-u&aten lain den(an mem&ertim-an(kan kondisi setem&at. Ka a Ku&0"9 Kader Kesehatan, Perilaku I-u 7eonatus, Pera/atan 7eonatus A1STRACT #his resear$h aims to assess the role o, voluntary health /orker as $ommuni$ators in in,luen$in( -ehavior o, mothers o, neonates in ne/-orn $are. #he resear$h /as $ondu$ted in Darut distri$t em&loyin( 9ualitative and 9uantitative method. Pre)test on kno/led(e and attitude /as im&lemented on 1<= mothers in the intervention (rou& and on 1<8 mothers in the $ontrol (rou& /ith 2)8 month &re(nan$y. Si4teen $adres as $ommuni$ator $ondu$ted t/o in,ormation and edu$ation sessions on ne/-orn $are. Post)test on kno/led(e, attitude and &ra$ti$e /as (iven on mothers o, the same (rou&s. Skills one o-servation in ne/-orn $are /as a&&lied on !2 mothers in the intervention (rou& and in)de&th intervie/ /as $ondu$ted to mid/ives, traditional -irth attendants and the ,amily o, mothers o, neonates. Intervention ,rom voluntary health /orkers resulted in the ,ollo/in( im&rovement> kno/led(e !.= times, &ositive attitude ? times, and (ood &ra$ti$al skills 12.< times ' indi$atin( &ositive im&rovement on mother o, neonate a,ter intervention. It $an -e $on$luded that the em&o/erment o, voluntary health /orker as $ommuni$ators in ne/-orn $are is su((ested to -e re&li$ated in di,,erent distri$ts /here the lo$al $ondition should -e taken into a$$ount. K+) %.!$s9 Eoluntary health /orker, -ehavior o, mother o, neonates, ne/-orn $are

-5

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA

0ENDA=U>UAN i Indonesia diperkirakan sekitar 3,# juta bayi lahir setiap tahun 'Statistik Indonesia, !-!(, namun berdasarkan Sur&ei Demografi dan 8esehatan Indonesia 'SD8I( tahun !!4, angka kematian neonatal 'A8)( atau bayi baru lahir '@sia !; " hari( masih cukup tinggi yaitu -*?-!!! kelahiran hidup '82(. Dalam kurun waktu # tahun, angka kematian neonatal di Indonesia hanya bergeser - poin yaitu !?-!!! 82 tahun !! dan -*?-!!! 82 tahun !!4 '+iro %usat Statistik, !!"(. +erdasarkan data tersebut, maka dapat dikatakan bahwa di Indonesia masih terdapat 53 bayi baru lahir '++H( atau neonatus meninggal setiap hari atau sekitar -! neonatus meninggal setiap jam. Angka kematian neonatal di Indonesia masih merupakan yang tertinggi jika dibandingkan beberapa negara di wilayah Asia ,enggara, seperti Ailipina '-4?-.!!! 82(, Oietnam '- ?-.!!! 82(, Srilanka '--?-.!!! 82( dan Singapura yang hanya -?-.!!! 82 'Sa&e the >hildren, !!"(. .awa +arat merupakan pro&insi di Indonesia dengan angka kematian neonatal sama dengan angka nasional yaitu -*?-!!! kelahiran hidup '+iro %usat Statistik, !!"(. Di pro&insi ini terdapat 5 kabupaten dengan jumlah kematian neonatal tertinggi selama tahun !!* berdasarkan data laporan rutin jumlah kematian neonatus dari 8ementerian 8esehatan, yaitu: Sukabumi 5"neonatus, +ogor 55* neonatus dan Jarut 5 - neonatus '8emenkes RI, !-!(. ,iga penyebab utama kematian neonatus di Indonesia adalah +ayi +erat Hahir Rendah '++HR( sebesar *$, asfiksia sebanyak 4$ dan terdapat -!$ neonatus meninggal akibat tetanus '8emenkes RI, !!4(. %enyebab kematian neonatus di .awa +arat antara lain: asfiksia sebanyak !,-$, infeksi sejumlah -*,#$ dan --,5$ meninggal akibat komplikasi prematur dan ++HR 'Dinkes, !!4(. %ola penyebab kematian neonatus di kabupaten Jarut hampir serupa dengan pola di tingkat nasional yaitu: ++HR '5-$(, asfiksia ' "$(, infeksi '5$(, dan 5"$ karena penyebab lain 'Dinkes, !!*(. 8ementerian 8esehatan RI dalam memberikan pelayanan kesehatan dan pencegahan kematian neonatus di Indonesia, melalui Direktorat +ina 8esehatan Anak telah mengupayakan beberapa program mulai dari saat bayi lahir hingga berusia " hari. @paya yang telah dilakukan dalam mengatasi masalah kesehatan neonatus di Indonesia, pendekatannya masih cenderung pada tingkat petugas kesehatan dan hanya sebagian kecil upaya di tingkat keluarga. %adahal teridentifikasi sekitar *"$ kematian neonatus terjadi di negara;negara berkembang 'termasuk Indonesia( yang mana 6!$ diantaranya lahir di rumah tanpa bantuan perawatan tenaga kesehatan terampil '9inger, !!5(. %erawatan neonatus yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi: Inisiasi Menyusu Dini 'IMD( dan pemberian Air Susu Ibu 'ASI(, menjaga bayi tetap hangat serta tunda mandi minimal 6 jam setelah kelahiran, perawatan tali pusat dan pencegahan infeksi, serta pengenalan tanda bahaya pada neonatus. %erawatan neonatus lebih banyak dilakukan di rumah oleh ibu dan keluarga, dengan konteks perawatan yang dipengaruhi oleh lingkungan dan tokoh;tokoh kunci di sekitar mereka. 2asil riset formatif di 8abupaten Jarut yang dilakukan oleh 9ayasan Melati ' !!"(, mengungkapkan bahwa perilaku ibu dan keluarga dalam perawatan neonatus dipengaruhi antara lain oleh dukun bayi, kader kesehatan, dan tetangga. 2asil riset ini juga mengemukakan bahwa kader kesehatan merupakan salah satu tokoh kunci yang mendampingi ibu hamil saat memeriksakan kehamilan ke bidan atau petugas kesehatan, mendampingi ibu bersalin saat persalinan, melakukan kunjungan pasca persalinan, memberi informasi seputar kesehatan ibu

-3

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


neonatus dan bayinya, serta mendampingi keluarga saat melakukan rujukan dalam kondisi kegawatdaruratan ibu neonatus dan bayinya '9ayasan Melati, !!"(. Di India dan +angladesh, telah dilakukan pemanfaatan kader untuk memberikan pendidikan kesehatan terhadap ibu neonatus dalam upaya perubahan perilaku ibu terkait perawatan neonatus di tingkat rumah tangga '+a/ui, et al !!" dan +ang, Rany, Reddy, !!#(. Di Indonesia kader kesehatan seringkali berperan dalam memoti&asi dan memberikan informasi terkait perawatan kehamilan, persalinan dan kesehatan anak, namun belum pada tahap upaya yang sistematis mempengaruhi perilaku dan membuat indi&idu melakukan serta mempertahankan perilaku positifnya dalam perawatan neonatus. 2asil sur&ei data dasar kesehatan neonatus di -! kecamatan 8abupaten Jarut menemukan rendahnya pengetahuan dan praktik ibu, suami, dan pendamping, dalam perawatan neonatus 'A8M;@I, !!4(. 2asil riset formatif oleh 9ayasan Melati ' !!"( di dua kecamatan di 8abupaten Jarut, juga menunjukkan adanya perilaku tidak mendukung dalam perawatan neonatus yang dilakukan oleh ibu, keluarga, dan penolong persalinan. %endekatan yang ada di Indonesia saat ini dapat dikatakan belum memberdayakan tokoh kunci seperti kader kesehatan untuk menjangkau sasaran yaitu ibu dan keluarga dalam mewujudkan kesehatan dan keselamatan neonatus, padahal kader kesehatan merupakan salah satu tokoh kunci yang berada di sekitar ibu neonatus dan keluarga. 8ader dapat diberdayakan untuk memberikan informasi dan pembelajaran perilaku yang mendukung kesehatan dan keselamatan bagi neonatus, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana pengaruh kader kesehatan sebagai komunikator terhadap perilaku ibu neonatus dalam perawatan neonatus di 8abupaten Jarut. 1A=AN DAN 6ETODE %enelitian ini menggunakan dua metode penelitian, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif. %ada metode kuantitatif digunakan disain kuasi eksperimen dengan rancangan #he 7one9uivalent %ontrol Drou& Desi(n '>ampbell dan Stanley, -*66(, sedangkan pada metode kualitatif digunakan pendekatan ra&id assessment &ro$edure '8emenkes RI, !!!(. Aokasi Penelitian %enelitian dilaksanakan di 5 kecamatan 8abupaten Jarut, yaitu 8ecamatan Selaawi, >isompet dan 8arangpawitan. 8ecamatan Selaawi dan >isompet merupakan lokasi inter&ensi sedangkan 8ecamatan 8arangpawitan merupakan wilayah kontrol. -. 8uantitatif Po&ulasi dan Sam&el %opulasi adalah seluruh ibu hamil dengan usia kehamilan antara #;* bulan yang berada di -! kecamatan wilayah %royek S)H; di 8abupaten Jarut. @ntuk kebutuhan studi dilakukan pemilihan kecamatan sebagai lokasi inter&ensi, yaitu 8ecamatan >isompet dan Selaawi, kemudian kelompok kontrol terpilih 8ecamatan 8arangpawitan dari 5 kecamatan diluar wilayah proyek S)H; . Data jumlah ibu hamil dari bulan =ktober hingga Desember !!" yang diperoleh dari Dinas 8esehatan 8abupaten Jarut dan puskesmas untuk masing;masing kecamatan, yaitu - 3 orang di 8ecamatan >isompet, -! di 8ecamatan Selaawi dan # # orang di 8ecamatan 8arangpawitan. @ntuk menentukan besar sampel digunakan rumus sampel uji hipotesis beda proporsi 'Ariawan, -**"(. .umlah ibu hamil sifatnya dinamis setiap bulan, penentuan usia kehamilan ibu #; * bulan untuk memenuhi jumlah sampel pada tiap kecamatan lokasi penelitian. @ntuk menentukan besar sampel pada masing;masing kecamatan inter&ensi, berdasarkan jumlah sampel minimal kelompok yang diperoleh yaitu -3- orang maka dihitung secara proporsional untuk masing; masing kecamatan, sehingga didapatkan jumlah sampel yaituI "3 orang di 8ecamatan Selaawi dan #4 orang di 8ecamatan >isompet. P+&,u*1ula& Da a

-#

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


%engumpulan data berlangsung selama -! bulan 'Mei !!* hingga Maret !-!(. %engumpulan data awal '&re)test( dilakukan dengan meminta responden memilih jawaban pada kuisioner untuk mendapatkan informasi mengenai pengetahuan dan sikap ibu terkait perawatan neonatus. 8emudian dilakukan inter&ensi pertama yaitu pemberian informasi dan pembelajaran mengenai perawatan neonatus kepada ibu hamil dengan usia kehamilan #;* bulan. Inter&ensi kedua dilakukan setelah bayi lahir saat usia bayi !;4 hari, kader mengunjungi kembali ibu yang sama yang telah dikunjungi pada inter&ensi awal. 8emudian dilakukan pengumpulan data akhir '&ost)test( setelah inter&ensi kedua untuk mendapatkan informasi mengenai pengetahuan, sikap dan praktik ibu terkait perawatan neonatus. %engumpulan data akhir atau &ost)test dilakukan -; bulan setelah inter&ensi kedua. %engumpulan data awal dan akhir dilakukan baik pada kelompok inter&ensi maupun kelompok kontrol. Analisis Data @ji Bil$o4on Si(ned Rank #est digunakan untuk menilai perbedaan skor rata;rata pengetahuan dan sikap ibu sebelum dan setelah inter&ensi pada masing;masing kelompok, sedangkan untuk menilai perbandingan selisih rata;rata skor pengetahuan, sikap dan praktik antar kelompok digunakan uji Mann Bhitney. Analisis multi&ariat berupa analisis Regresi Hogistik Janda untuk melihat pengaruh inter&ensi terhadap pengetahuan, sikap dan praktik ibu neonatus setelah dikontrol oleh karakteristik ibu 'umur, tingkat pendidikan, paritas dan sumber informasi( serta pengetahuan dan sikap ibu sebelum inter&ensi. . 8ualitatif Dalam penelitian ini yang menjadi sumber informasi untuk memenuhi kebutuhan data kualitatif yakni: ibu neonatus, kader kesehatan, bidan koordinator, bidan di desa, dukun bayi dan keluarga ibu neonatus. %roses pengumpulan data kualitatif dilaksanakan pada awal, tengah dan akhir proses pengumpulan data kuantitatif. ,eknik pengumpulan data yaitu dengan obser&asi praktik terhadap ibu hamil yang melakukan simulasi perawatan neonatus dan juga terhadap kader kesehatan yang diamati pada saat memberikan informasi dan pembelajaran praktik perawatan neonatus kepada ibu dengan usia kehamilan antara #;* bulan. Selanjutnya pengamatan dilakukan lagi setelah ibu melahirkan, terhadap informan yang sama yaitu ibu neonatus dan kader yang berkunjung melakukan pembelajaran pada saat bayi berusia antara !;4 hari. Dalam penelitian kualitatif, jumlah sumber informasi biasanya sedikit. =leh karena itu, agar keabsahan data tetap terjaga, dilakukan strategi yang disebut trian(ulasi 'Aaisal, -**!, Morse dan Aield, -**# serta 8emenkes RI, !!!(. Dalam penelitian ini, upaya triangulasi yang dilakukan adalah triangulasi sumber informasi dan triangulasi metode. Analisis yang dilakukan untuk data kualitatif yaitu analisis isi 'Aaisal -**!, )asution, -** , serta Morse dan Aield, -**#(. =ASI> DAN 0E61A=ASAN =asil %engetahuan dan sikap ibu neonatus mengenai perawatan neonatus setelah inter&ensi lebih baik dibandingkan pengetahuan dan sikap ibu sebelum inter&ensi pada kelompok inter&ensi. 2al tersebut dapat diketahui dari uraian pada tabel berikut: Tabel " 0erbedaan 0engetahuan dan Sika. Ibu Neonatus terhada. 0eraAatan Neonatus Sebelu/ dan Setelah Inter8ensi .ada -elo/.ok Inter8ensi 5ariabel %engetahuan 'skala !; !( Sikap Sebelum inter&ensi Setelah inter&ensi Sebelum inter&ensi 6ean -3,5 -#,4 3,5 SD 5,5 ," ,1eda 6ean -,3 '*,3$( ,4 '6 ,5$( . B&,&&" B&,&&"

-6

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


'skala !;-!( Setelah inter&ensi 4,! -,*

%ada kelompok kontrol, responden ibu neonatus memperlihatkan bahwa peningkatan pengetahuan dan sikap mereka sangat kecil setelah inter&ensi dibandingkan dengan sebelum inter&ensi. 2asilnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel * 0erbedaan 0engetahuan dan Sika. Ibu Neonatus tentang 0eraAatan Neonatus Sebelu/ /au.un Setelah Inter8ensi .ada -elo/.ok -ontrol 5ariabel %engetahuan 'skala !; !( Sikap 'skala !;-!( Sebelum inter&ensi Setelah inter&ensi Sebelum inter&ensi Setelah inter&ensi 6ean -5,5 -5,6 3,* #,3 SD 5,5 5,3 ,! -,* !,# '",-$( !,!-3 1eda 6ean !,5 '-,*$( . !,!#6

%erubahan rata;rata nilai pengetahuan dan sikap ibu neonatus terhadap perawatan neonatus pada kelompok inter&ensi lebih besar dibandingkan dengan ibu neonatus pada kelompok kontrol. )ilai rata;rata praktik ibu neonatus pada kelompok inter&ensi juga lebih tinggi daripada praktik ibu neonatus pada kelompok kontrol, setelah inter&ensi. @raian mengenai perbandingan selisih rata;rata pengetahuan dan sikap ibu neonatus sebelum maupun setelah inter&ensi antar kelompok serta perbedaan rata;rata praktik ibu neonatus setelah inter&ensi antar kelompok dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3 0erbandingan 0erubahan Rata4rata Nilai 0engetahuan, Sika. dan 0raktik Ibu Neonatus antar -elo/.ok 5ariabel %engetahuan Sikap %raktik P@ji Mann)Bhitney @ntuk memperoleh gambaran mengenai praktik yang dilakukan ibu neonatus dalam perawatan neonatus, dilakukan pengamatan terhadap 5 orang informan ibu neonatus pada kelompok inter&ensi. %raktik ibu neonatus dinilai menggunakan lembar obser&asi dengan jenis informasi berupa data kualitatif. %engamatan terhadap tindakan ibu dalam perawatan neonatus dilakukan sebanyak dua kali. Sebelum inter&ensi, ibu dengan usia kehamilan #;* bulan diminta melakukan simulasi perawatan neonatus menggunakan manekin bayi, manekin payudara dan perlengkapan bayi lainnya. Selanjutnya pengamatan kedua dilakukan setelah bayi lahir 'usia bayi masih dalam periode neonatal ; - hari(. +eberapa informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan tersebut antara lain: -( hampir semua ibu neonatus menyusui bayinya secara bergantian antara payudara kiri dan kanan, hanya dua orang yang tidak melakukan tindakan tersebut, ( pada saat simulasi sebagian ibu masih memakaikan gurita kepada boneka bayi namun pada saat dilakukan pengamatan hanya sebagian Inter&ensi 8ontrol Inter&ensi 8ontrol Inter&ensi 8ontrol 6ean -,3 !,5 ,4 !,3 -*,- ,6 SD ,* ," ,! -,* 3,5,4 1eda 6ean -,'*,5$( ,5 '46,3$( 6,# '#-,6$( .@ &,&"9 B&,&&" B&,&&"

-4

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


kecil ibu neonatus yang masih memakaikan gurita kepada bayinya, 5( sebagian besar ibu yang mempraktikkan membungkus bayi dengan cara -edon( ketat pada saat simulasi, namun hanya sebagian kecil yaitu dua orang ibu neonatus yang diamati masih membedong ketat bayinya, 3( pada saat simulasi dan setelah bayi lahir, sebagian besar ibu neonatus yang diobser&asi sudah mempraktikkan pemakaian penutup kepala atau topi kepada bayi baru lahir, #( sebagian ibu masih membubuhkan betadine dan atau alkohol kepada boneka bayi dan setelah bayi mereka lahir ditemukan masih ada tiga ibu neonatus yang memberikan betadine dan alkohol bahkan terdapat satu ibu neonatus yang memberikan merica dan abu ke tali pusat bayi. +ayi baru lahir pada kelompok inter&ensi lebih banyak mendapatkan perawatan yang dapat mendukung kesehatan dan keselamatannya dibandingkan bayi pada kelompok kontrol. 2al ini diketahui dari pernyataan keluarga ibu neonatus dari kelompok kontrol: F...Su&ados orok teu tiriseun, di an((oan &o&ok, amet, a$uk disim-ulan...G 5Ba/an$ara Keluar(a I-u -ayi 16 '>ara menjaga hangat, bayi dipakaikan popok, gurita, baju dan dibungkus( F...*iasana mah, di&o&okan, dia$ukan, n(an((o &ernel, di-edon(...., saren( n(an((o ametan...G5Ba/an$ara Keluar(a I-u -ayi 26 'Seperti biasanya bayi dikasih popok, baju, kain pernel, dibedong serta pakai gurita( F...Udelna n(an((o -etadin teras di-un(kus n(an((o &er-an...G5Ba/an$ara Keluar(a I-u -ayi 26',ali pusat bayi dikasih betadin terus dibungkus dengan kain kasa( %emodelan yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh inter&ensi oleh kader kesehatan terhadap pengetahuan, ibu tentang perawatan neonatus yaitu dengan mengikutsertakan semua &ariabel yang berpotensi sebagai $on,ounder antara lain: pengetahuan sebelum inter&ensi, sikap sebelum inter&ensi, umur, tingkat pendidikan, paritas dan sumber informasi serta &ariabel yang diduga secara subtansi ada interaksi. +esar kecilnya pengaruh $on,ounder dinilai berdasarkan perubahan relatif rasio odds terhadap rasio odds acuan. %engurangan $on,ounder dilakukan dengan mengeliminasi satu persatu $on,ounder, mulai dari &ariabel dengan nilai p terbesar. Pen(etahuan Dari # &ariabel yang diduga sebagai $on,ounder pada hubungan antara inter&ensi kader kesehatan dengan pengetahuan ibu tentang perawatan neonatus, ternyata hanya &ariabel tingkat pendidikan merupakan $on,ounder karena perubahan relatif rasio odds C-!$, dengan demikian &ariabel tingkat pendidikan dipertahankan dalam model untuk memperoleh model akhir hubungan inter&ensi kader kesehatan dengan pengetahuan ibu tentang perawatan neonatus sebagaimana terlihat pada tabel berikut: Tabel ( 6odel Akhir 0engaruh Inter8ensi -ader -esehatan terhada. 0engetahuan Ibu Neonatus tentang 0eraAatan Neonatus 5ariabel Inter&ensi kader %endidikan 8onstanta 1 -,5! -,-6 ;-,. !,!!! !,!!!,!!! OR 5,6" 5, ! !,5 7#%CI , ; 6,-! -,6 ; 6,55

+erdasarkan model akhir pengaruh inter&ensi kader terhadap pengetahuan ibu neonatus seperti tampak pada tabel 3, dapat dikatakan bahwa inter&ensi berupa pemberian informasi dan kunjungan pembelajaran dari kader kesehatan sebanyak dua kali mampu meningkatkan pengetahuan ibu neonatus mengenai perawatan neonatus hampir 5,4 kali dibanding sebelum

-"

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


pemberian inter&ensi setelah dikontrol dengan tingkat pendidikan '=R75,6", *#$>I: , ;6,-!, pE!,!!-(. Ibu dengan tingkat pendidikan SH,A?%, berpeluang 5, kali mempunyai pengetahuan yang tinggi mengenai perawatan neonatus dibandingkan ibu dengan tingkat pendidikan SD?SM% setelah dikontrol oleh inter&ensi kader '=R75, !, *#$>I:-,6 ;6,55, p7!,!!-(. Sika& Ada dua &ariabel merupakan $on,ounder pada hubungan antara inter&ensi kader kesehatan dengan sikap ibu neonatus terhadap perawatan neonatus, karena perubahan relatif rasio odds lebih dari -!$, yaitu sikap sebelum inter&ensi dan tingkat pendidikan. @ntuk &ariabel tingkat pendidikan, tetap dikeluarkan dari model meskipun perubahan =Rnya C-!$, oleh karena memiliki nilai pC!,!# yaitu !,!64. Dengan demikian hanya &ariabel sikap yang dipertahankan dalam model dan didapatkan model akhir hubungan inter&ensi kader kesehatan dengan sikap ibu neonatus terhadap perawatan neonatus seperti berikut: Tabel # 6odel Akhir 0engaruh Inter8ensi -ader -esehatan terhada. Sika. Ibu Neonatus tentang 0eraAatan Neonatus 5ariabel Inter&ensi kader Sikap sebelum 8onstanta 1 -,4* -,4 ;-,#4 0 !,!!! !,!!! !,!!! OR #,*6 #,#* !, 7#%CI 5,3! 1 -!,36 5,!" 1 -!,-4

+erdasarkan model akhir hubungan inter&ensi kader dengan sikap ibu neonatus sebagaimana terlihat pada tabel # dapat dikatakan bahwa inter&ensi dari kader kesehatan mampu meningkatkan sikap positif ibu terhadap perawatan neonatus sebesar 6 kali dibanding sebelum inter&ensi, setelah dikontrol oleh sikap ibu sebelum inter&ensi '=R 7 #,*6, *#$>I: 5,3!;-!,36, pE!,!!-(. Ibu neonatus yang mempunyai sikap positif sebelum inter&ensi berpeluang mempunyai sikap positif pula terhadap perawatan neonatus setelah inter&ensi sebesar #,6 kali dibanding ibu neonatus dengan sikap negatif sebelum inter&ensi, setelah dikontrol oleh inter&ensi kader '=R7 #,#*, *#$>I: 5,!";-!,-4, pE!,!!-(. Praktik Dari empat &ariabel yang diduga sebagai $on,ounder pada hubungan antara inter&ensi kader kesehatan dengan praktik ibu neonatus, ternyata ada satu &ariabel dengan perubahan relatif rasio odds lebih dari -!$ yaitu tingkat pendidikan. Meskipun demikian &ariabel tingkat pendidikan, tetap dikeluarkan dari model, oleh karena mempunyai nilai pC!,!# yaitu !,-35. Dengan demikian model akhir hubungan inter&ensi kader kesehatan dengan praktik ibu dalam perawatan neonatus seperti pada tabel berikut: Tabel + 6odel Akhir 0engaruh Inter8ensi -ader -esehatan terhada. 0raktik Ibu Neonatus dala/ 0eraAatan Neonatus 5ariabel Inter&ensi 8ader 8onstanta 1 ,# ;-,!4 0 !,!!! !,!!! OR - ,3!,53 7#%CI 4,-# 1 -,#4

%ada model akhir hubungan inter&ensi kader dengan praktik ibu setelah inter&ensi sebagaimana terlihat pada tabel 6 dapat dikatakan bahwa inter&ensi berupa pemberian informasi dan kunjungan pembelajaran dari kader kesehatan sebanyak dua kali mampu memperbaiki praktik ibu dalam perawatan neonatus sebesar - ,3 kali dibanding tanpa pemberian inter&ensi '=R7 - ,3-, *#$>I: 4,-#; -,#4, pE!,!!-(.

-*

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


0e/bahasan Pen(etahuan %engetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan penglihatannya ')otoatmodjo, !!#(. %enelitian ini menunjukkan bahwa hasil penginderaan ibu neonatus berupa pengetahuan yang tinggi tentang perawatan neonatus, meningkat sebesar 5,4 kali setelah mereka memperoleh informasi dan pembelajaran mengenai perawatan neonatus dari kader kesehatan '=R75,6", *#$>I: , ;6,-!, pE!,!!-(. %enelitian +arlow et al ' !!6( di Amerika juga mendapatkan hal serupa yaitu peluang ibu neonatus pada kelompok inter&ensi untuk memiliki pengetahuan tinggi mengenai perawatan neonatus lebih besar daripada ibu neonatus yang tidak mendapatkan inter&ensi. 2asil temuan +arlow menunjukkan bahwa inter&ensi yang diberikan untuk memperbaiki perilaku ibu neonatus dalam perawatan bayi memberikan peluang sebesar -3,* kali memiliki pengetahuan tinggi mengenai perawatan neonatus setelah bulan dibandingkan ibu yang tidak mendapatkan inter&ensi. 8emudian setelah 6 bulan, ibu neonatus pada kelompok inter&ensi berpeluang memiliki pengetahuan tinggi mengenai perawatan neonatus sebesar -#,5 kali daripada ibu neonatus pada kelompok kontrol. %enelitian ini juga menemukan bahwa ada pengaruh faktor tingkat pendidikan terhadap pengetahuan ibu tentang perawatan neonatus. Ibu dengan tingkat pendidikan SH,A?%, berpeluang 5, kali mempunyai pengetahuan yang tinggi mengenai perawatan neonatus dibandingkan ibu dengan tingkat pendidikan SD?SM% '=R75, !, *#$>I:-,6 ;6,55, p7!,!!-(. ,ingkat pendidikan merupakan $on,ounder pada pengaruh inter&ensi kader terhadap pengetahuan ibu, artinya pendidikan mempunyai pengaruh terhadap penyerapan informasi yang diberikan kader kesehatan dan juga berpengaruh terhadap kemudahan kader dalam memberikan informasi tentang perawatan neonatus. %enelitian Alene dan Gdris ' !! ( terhadap -.-"- rumah tangga di Dembia, Gtopia, menemukan hasil yang serupa. Alene dan Gdris mendapatkan bahwa ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap pengetahuan responden tentang perawatan neonatus khususnya terkait perilaku yang dapat membahayakan bayi antara lain: memberikan makanan berupa mentega kepada bayi, mengikis sebagian alis bayi, memberikan mentega atau kotoran sapi ke tali pusat bayi, dan sunat terhadap bayi perempuan. +esar perbedaan nilai =R antara ibu dengan tingkat pendidikan rendah dan ibu dengan tingkat pendidikan tinggi yang tidak mengetahui bahwa praktik tersebut berbahaya bagi bayi yaitu 5,# kali '=R75,#!, *#$>I: ," ;3,3#, pE!,!!-(. Sika& Menurut +loom dalam Juilbert ' !!!(, salah satu tingkatan sikap yaitu penilaian. %ada tingkatan penilaian, indi&idu akan memberikan nilai dalam bentuk menyukai, menyepakati atau menghargai, hal ini dapat diketahui dari respon yang diberikan oleh indi&idu apakah mengakui, menyukai atau tidak menyukai suatu hal atau obyek tertentu. ,hurstone dan =sgood 'dalam AFwar, -**#( menyebut respon menyukai atau memihak terhadap obyek psikologis dengan istilah ,avora-le, sebaliknya respon yang tidak menyukai atau tidak memihak dikatakan un,avora-le. %enelitian ini menunjukkan bahwa respon menyukai dalam bentuk sikap positif ibu neonatus terhadap obyek psikologis perawatan neonatus, meningkat sebesar 6 kali setelah mereka memperoleh informasi dan pembelajaran mengenai perawatan neonatus dari kader kesehatan '=R7#,*6, *#$>I:5,3!;-!,36, pE!,!!-(. Selain itu, dalam penelitian ini didapatkan bahwa sikap ibu neonatus sebelum inter&ensi merupakan $on,ounder hubungan antara inter&ensi yang diberikan

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


dengan sikap ibu neonatus setelah inter&ensi. Artinya bahwa ada pengaruh kondisi sikap sebelum inter&ensi dalam hubungan inter&ensi kader dengan sikap ibu setelah inter&ensi. Ibu neonatus yang memiliki sikap positif sebelum inter&ensi berpeluang untuk bersikap positif pula setelah mendapatkan inter&ensi sebesar #,6 kali daripada ibu neonatus dengan sikap negatif sebelum inter&ensi '=R7#,#*, *#$>I:5,!";-!,-4, pE!,!!-(, dengan kata lain kader akan lebih mudah menimbulkan sikap positif pada ibu neonatus yang sudah memiliki sikap positif sebelumnya. Menurut SaB '-*"!(, dalam AFwar '-**#(, salah satu ciri sikap adalah mempunyai arah, artinya sikap akan menunjukkan indi&idu menyetujui atau mendukung suatu nilai atau obyek psikologis yang sejak awal disetujui atau disukainya. 2al sebaliknya berlaku jika indi&idu tidak menyukai nilai atau obyek psikologis tersebut dari sejak awal. +erdasarkan konsep tersebut, dapat dikatakan bahwa jika ibu neonatus yang sejak awal menunjukkan sikap positif terhadap perawatan neonatus maka sikap tersebut akan dimunculkan kembali ketika berhadapan dengan obyek psikologis yang sama, begitu pula sebaliknya. Praktik %raktik merupakan ranah perilaku yang berkenaan dengan aspek;aspek keterampilan dalam bentuk tindakan nyata seperti: kesiapan, peniruan, pembiasaan, penyesuaian dan penciptaan atau kreati&itas 'Sudrajat, !--(. +erdasarkan konsep tersebut, praktik yang dilakukan oleh ibu neonatus dalam perawatan neonatus tergolong dalam tindakan peniruan, pembiasaan dan penyesuaian. 8ader kesehatan memperlihatkan cara perawatan bayi dengan metode demonstrasi disertai dengan alat bantu peraga bayi agar dapat ditiru ibu neonatus dan diaplikasikan kepada bayinya. <ade et al ' !!6( melakukan penelitian terhadap #.3!! ibu hamil di )epal secara prospektif, ibu hamil tersebut diikuti hingga melahirkan dan dibagi dalam kelompok inter&ensi dan kontrol. 2asil temuan <ade menunjukkan bahwa responden ibu pada kelompok inter&ensi berpeluang sebesar -," kali melakukan praktik yang baik dalam perawatan neonatus dibandingkan responden ibu pada kelompok kontrol '=R7-,4*, *#$>I:-,# ; ,!", pE!,!#(. %enelitian ini mengungkapkan bahwa inter&ensi berupa pemberian informasi dan pembelajaran mengenai perawatan neonatus dari kader kesehatan dapat memperbaiki praktik ibu neonatus dalam perawatan neonatus sebesar - ,3 kali dibandingkan sebelum pemberian inter&ensi '=R7- ,3-, *#$>I:4,-#; -,#4, pE!,!!-(. Melalui pendekatan kualitatif diperoleh informasi mengenai praktik yang dilakukan oleh ibu neonatus dalam perawatan tali pusat bayi dan pemberian makanan atau minuman lain sebelum ASI keluar. Dalam penelitian ini masih ada ibu neonatus yang diobser&asi di wilayah inter&ensi memberikan betadine dan alkohol ke tali pusat bayi, dan terdapat satu bayi yang tali pusatnya diberi ramuan tertentu. Selain itu selain masih ditemukan ibu yang memberikan makanan atau minuman lain sebelum ASI keluar, seperti: susu formula, air putih, biskuit bayi dan bubur bayi instant. Dengan pendekatan yang sama, Moran et al ' !!*( di +angladesh menemukan hal serupa yaitu pemberian ramuan tertentu ke tali pusat bayi serta lebih banyak ibu yang memberikan %ASI kepada bayinya antara lain: air gula, madu dan makanan bayi. Metode yang serupa juga digunakan oleh 8esterton dan >leland ' !!*( untuk menemukan informasi tentang praktik ibu dalam perawatan neonatus di rural 8arnataka, India. Dalam penelitian tersebut 8esterton dan >leland mendapatkan bahwa terdapat praktik membahayakan keselamatan bayi yang dilakukan sebagian ibu neonatus seperti: -( Memberikan ramuan atau obat tertentu berupa bubuk kunyit, bedak dan antiseptik ke tali pusat bayi, ( Memberikan %ASI berupa minyak jarak, air gula susu hewan atau bayi diserahkan kepada saudara ibu neonatus untuk

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


disapih, sebelum ASI keluar dan 5( Hebih banyak ibu neonatus memberikan ASI kepada bayi setelah atau 5 hari pasca persalinan. SI60U>AN DAN SARAN Inter&ensi dari kader kesehatan mampu meningkatkan pengetahuan ibu mengenai perawatan neonatus sebesar 5,4 dan sikap positif ibu terhadap perawatan neonatus 6 kali dibandingkan sebelum inter&ensi. Inter&ensi dari kader kesehatan juga berpengaruh terhadap praktik ibu neonatus dalam perawatan neonatus sebesar - ,3 kali dibandingkan tanpa pemberian inter&ensi. %enelitian ini menunjukkan adanya pengaruh kader kesehatan sebagai komunikator untuk memperbaiki perilaku ibu dalam perawatan neonatus di 8abupaten Jarut, sehingga disarankan agar pemanfaatan kader kesehatan dengan kemampuan yang sama dapat direplikasi di kabupaten lain dengan mempertimbangkan kondisi setempat. DA;TAR 0USTA-A Alene, J.D., L Gdris, M. ' !! (. 8nowledge attitudes and practices in&ol&ed in harmful health beha&ior in Dembia District, northwest Gthiopia. +thio&ian Journal ealth Dev !! I -6 ' (: -**; !4. Ariawan, I. '-**"(. *esar dan metode sam&el &ada &enelitian kesehatan. Depok: .urusan +iostatistik dan 8ependudukan Aakultas 8esehatan Masyarakat, @ni&ersitas Indonesia. AFwar, S. '-**#(. Sika& manusia 'teori dan pengukurannya(. 9ogyakarta: Hiberty. +ang, A.,., Rany A.+., L Reddy, 2.M. ' !!#(. 2ome;based neonatal care: Summary and applications of the field trial in rural Jadchiroli, India '-**5; !!5(. Journal o, Perinatolo(y, #, S-!";S- . +a/ui, A.2., et al., ' !!"(. Gffect of community;based newborn;care inter&ention package implemented through two ser&ice;deli&ery strategies in Sylhet District, +angladesh: A cluster; randomised controlled trial. Aan$et, 54-, -*561-*33. +arlow, A., et al., ' !!6(. 2ome;&isiting inter&ention to impro&e child care among American Indian adolescent mothers. Ar$h Pediatri$s Adoles$ Med, -6!, --!-;--!4. +iro %usat Statistik. ' !!"(. Survei demo(ra,i dan kesehatan Indonesia 200=. .akarta: +%S; +88+);8emenkes RI;@SAID Indonesia. >ampbell, D.,., L Stanley, ..>. '-*66(. +4&erimental and 9uasi)e4&erimental desi(n ,or resear$h. >hicago: Rand Mc)ally >ollege %ublishing >ompany. Dinkes. ' !!4(. Pro,il kesehatan &rovinsi Ja/a *arat. +andung: Dinas 8esehatan %ro&insi .awa +arat. Dinkes. ' !!*(. Pro,il kesehatan Ka-u&aten Darut. Jarut: Dinas 8esehatan 8abupaten Jarut. Aaisal, S. '-**!(. Penelitian kualitati, 'dasar;dasar dan aplikasi(. Malang: 9A5. A8M;@I. ' !!4(. Survey data dasar kesehatan neonatal esensial di Ka-u&aten Darut. Depok: %uslitkes;%usat %romosi 8esehatan A8M;@I. Juilbert, .;.. ' !!!(. +du$ational hand-ook ,or health &ersonnel. SwitFerland: <2= =ffset %ublication. 8emenkes RI. ' !!!(. Prosedur &enilaian $e&at 'ra&id assessment &ro$edures(. .akarta: %usat Data 8esehatan 8emenkes RI. 8emenkes RI. '.uli, !!4(. U&aya akselerasi &enurunan AK* den(an ,okus &ada &enin(katan akses dan kualitas &elayanan kesehatan neonatal . Makalah disampaikan oleh dr. 8irana %ritasari dalam pertemuan penyusunan informasi pelayanan kesehatan neonatal bagi desa siaga, >ipayung. 8emenkes RI. ' !-!(. Aa&oran rutin "umlah kematian -ayi -aru lahir. .akarta: Direktorat +ina 8esehatan Anak;8emenkes RI.

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


8esterton, A..., L >leland, .. ' !!*, May !(. )eonatal care in rural 8arnataka: 2ealth and harmful practices, the potential for change . *M% Pre(nan$y and %hild-irth, * ' !(, -34-; 5*5. .uly !, !-!. http:??www.biomedcentral.com? -34-; 5*5?*? ! Moran, A.>., et al., ' !!*(, )ewborn care practices among slum dwellers in Dhaka, +angladesh: A /uantita&e and /ualitati&e eBploratory study. *M% Pre(nan$y and %hild-irth !!*, *:#3, -34-; 5*5. Morse, ..M., L Aield, %.A. '-**#(. Hualitative resear$h methods ,or health &ro,essionals ' nd ed(. Hondon: SAJG %ublications. )otatmodjo, S. ' !!#(. Promosi kesehatan: #eori dan a&likasi. .akarta: Rineka >ipta. Sa&e the >hildren. ' !!"(. Savin( the lives o, mothers and ne/-orns.<ashington, D>: Author. Statistik Indonesia. ' !-!(. Jumlah kelahiran. * Desember !-!. http:??www.datastatistik; Indonesia.com Sudrajat, A. #aksonomi *loom. 4 April !--. http:??www.scribd.com?doc? -"! #4?,aksonomi; +loom <ade, A., et al., ' !!6, .une -#(. +eha&iour change in perinatal care practices among rural women eBposed to a womenQs group inter&ention in )epal. Journal *iomed %entral Pre(nan$y and %hild-irth, 6 ' !(: -;-!. December , !!4. http:??biomedcentral.com?-34-; 5*5?6? !? 9ayasan Melati. ' !!"(. Aa&oran hasil &enelitian ,ormati, untuk &en(em-an(an &ro(ram komunikasi dan &eru-ahan &erilaku dalam mem&erkuat &elayanan esensial -a(i neonatus di Ka-u&aten Darut 200=I2001: Proyek S7A2. .akarta: 9ayasan Melati;Sa&e the >hildren @S Indonesia. 9inger, ).O., L Ransom, G.I. ' !!5(. Bhy invest in ne/-orn healthJ <ashington, D>: %opulation Reference +ureau;Sa&e the >hildren @SA.

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA

0ERSE0SI 6ASCARA-AT TER=ADA0 0ENCA-IT -USTA DI ?I>ACA= -ER2A 0US-ES6AS -A>U6ATA -OTA TERNATE 0RO0INSI 6A>U-U UTARA TA=UN *&"&
-

?atie$ A' Rach/an", St' Nurhidayanti Ishak" Aakultas 8esehatan Masyarakat, @)2AS, Makassar

Abstrak Perse&si masyarakat tentan( kusta san(at di&en(aruhi oleh nilai)nilai -udaya setem&at yan( $enderun( menyalahkan &enderita kusta, sehin((a &asrah &ada nasi-. Meski&un sudah sem-uh, &enderita kusta masih -er&ikir ulan( untuk kem-ali hidu& -ermasyarakat di luar RS. %a$at &ermanen &ada tu-uh aki-at &enyakit kusta dikha/atirkan menim-ulkan sti(ma ne(ati, yan( mem-uat &enderita diku$ilkan masyarakat sekitar. Penelitian ini -ertu"uan untuk men(etahui &erse&si masyarakat 5&enderita, keluar(a dan tokoh masyarakat6 terhada& &enyakit kusta di /ilayah ker"a Puskesmas Kalumata Kota #ernate tahun 2010. Metode &enelitian yan( di(unakan adalah kualitati, melalui /a/an$ara mendalam, den(an "umlah in,orman se-anyak 1< oran(, 52 &enderita, 2 keluar(a &enderita, ! tokoh masyarakat dan 1 &etu(as kesehatan6. asil &enelitian menun"ukan -ah/a &en(etahuan in,orman terhada& &enyakit kusta didasarkan atas (e"ala yan( dirasakan dan dilihat se$ara ,isik, yaitu menurut in,orman adanya -er$ak)-er$ak &utih, dan luka) luka di kulit serta mati rasa &ada kulit. In,orman "u(a masih &er$aya -ah/a &enyakit kusta adalah &enyakit keturunan dan kutukan. Penye-a- kusta menurut in,orman karena lin(kun(an yan( kotor, -akteri dan karena (una)(una. Penularan kusta melalui &eralatan makanan "ika di(unakan -ersama &enderita. U&aya &en(o-atan yan( dilakukan menurut in,orman yaitu &er(i ke dukun dan &uskesmas. Kemudian untuk sika&, -a(i &enderita sendiri masih merasa minder ketika harus -er(aul den(an masyarakat, sedan(kan -a(i se-a(ian keluar(a dan masyarakat yan( -ukan &enderita, mereka masih merasa takut "ika harus -erinteraksi den(an &enderita. #indakan &enderita dalam melakukan u&aya &en(o-atan yaitu den(an -ero-at ke dukun dan ke &uskesmas, disam&in( itu dukun(an dari keluar(a "u(a san(at menentukan kein(inan untuk &er(i -ero-at, sedan(kan tindakan masyarakat yan( -ukan &enderita, mereka mau -er(aul den(an &enderita, ta&i teta& men"a(a "arak karena takut tertular. Perlunya (erakan &enyuluhan e,ekti, den(an meli-atkan &etu(as kesehatan, &enderita, keluar(a serta tokoh masyarakat sehin((a dihara&kan mam&u men(oreksi &erse&si)&erse&si masyarakat yan( salah tentan( &enyakit kusta. Kata kun$i Abstract Pu-li$ &er$e&tion o, le&rosy is stron(ly in,luen$ed -y lo$al $ultural values that tend to -lame the le&ers, so resi(ned to ,ate. Althou(h $ured, le&ers are still to return to re)think livin( in a so$iety outside the hos&ital. Permanent disa-ility $aused -y le&rosy on the -ody $aused ,eared the > Perse&si, &enyakit kusta

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


ne(ative sti(ma /hi$h makes &eo&le shut out the surroundin( $ommunity. #his study aims to determine the &u-li$ &er$e&tion 5&atients, ,amilies and $ommunity leaders6 a(ainst le&rosy in the area o, P % Kalumata o, #ernate in 2010. #he method used /as 9ualitative resear$h throu(h in) de&th intervie/s, /ith the num-er o, in,ormants as many as 1< &eo&le, 52 &atients, 2 &atientsK ,amily, $ommunity leaders and the ,irst three health /orkers6. #he results sho/ed that the kno/led(e o, in,ormants a(ainst le&rosy is -ased on sym&toms and &hysi$al visits, ie a$$ordin( to the in,ormant o, /hite &at$hes, and the /ounds in the skin and num-ness on the skin. In,ormants also still -elieve that le&rosy is hereditary disease and a $urse. #he $ause o, le&rosy a$$ordin( to in,ormants -e$ause o, the dirty environment, -a$teria, and -e$ause o, /it$h$ra,t. #ransmission o, le&rosy throu(h ,ood e9ui&ment /hen used /ith &atients. #reatment e,,orts made -y the in,ormant is to (o to traditional healers and health $enters. #hen, ,or attitude, ,or &eo&le still ,eel em-arrassed /hen they have to min(le /ith so$iety, /hile ,or some ,amilies and $ommunities /ho are not &atients, they still ,eel s$ared i, you have to intera$t /ith &atients. A$tions &atients in treatment e,,orts is to (o to traditional and to the health $enter , -esides the su&&ort ,rom ,amily is also very de$isive /illin(ness to (o ,or treatment, /hile the a$tions o, so$iety /ho are not &atients, they /ant to intera$t /ith &atients, -ut still kee& a distan$e ,or ,ear o, $onta(ion. 7eed ,or e,,e$tive e4tension movements -y involvin( health /orkers, &atients, ,amilies and $ommunity leaders that is e4&e$ted to $orre$t the &er$e&tions that one $ommunity a-out the disease o, le&rosy. Key/ords> Per$e&tion, le&rosy 0ENDA=U>UAN Penyakit kusta masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di -* negara di dunia, terutama di negara berkembang termasuk Indonesia dan lebih dari 4#! ribu kasus baru ditemukan setiap tahun di dunia atau sekitar "# orang setiap jamnya. %ada tahun !!# Indonesia merupakan penyumbang penyakit kusta ketiga setelah India dan +raFil. Menurut data Borld ealth Cr(ani;ation '<2=( jumlah penderita kusta yang disebut juga dengan lepra memang mengalami penurunan. .umlah kasus lepra baru di dunia yang tahun !!- sebanyak 46! ribu turun tajam menjadi -! ribu kasus pada awal !!". .umlah kasus yang terdeteksi di seluruh dunia terus mengalami penurunan 'Susanto, !!*(. %enurunan kasus kusta di angka dunia, tidak diikuti penurunan kasus di Indonesia, kasus kusta yang pada tahun !! jumlah kasus barunya baru ribu pada awal tahun !!" malah bertambah menjadi sekitar -4 ribuan 'Soewono, !!*(. %eta endemik kusta di Indonesia sebetulnya bisa disoroti di daerah pesisir pantai. Daerah seperti Surabaya, Maluku @tara, Sulawesi Selatan, dan .akarta @tara menjadi sarang orang dengan kusta. Dan temuan kasus baru yang %aling tinggi selama beberapa tahun terakhir ini adalah di Maluku @tara. secara keseluruhan, masih ada -4 pro&insi dan -#! kabupaten yang mempunyai kasus kusta dengan rasio - per -! ribu penduduk. %enderita baru pada !!6 sebanyak --.4-* jiwa 'Anonim, !!*( Maluku @tara merupakan daerah dengan angka temuan kasus baru kusta tertinggi di Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini. Sebagai daerah endemik kusta, temuan kasus kusta baru pada tahun !!6, !!4 dan !!" masing;masing sebanyak 65 penderita, 34* penderita dan 6!3 penderita. "#$ diantaranya merupakan penderita tipe M+ yang diketahui merupakan tipe yang menular. Selain itu dari penderita baru yang diketemukan tersebut ".!$ sudah mengalami kecacatan tingkat . @ntuk 8ota ,ernate sendiri temuan kasus kusta pada tahun !!6, !!4 dan !!", masing; masing sebanyak -33, --3 dan - * penderita. Dengan tingkat kecacatan yang cukup tinggi. 8husus untuk wilayah kerja puskesmas 8alumata di 8ota ,ernate, jumlah kasus jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan wilayah kerja puskesmas lain yang ada di 8ota ,ernate yang pada tahun !!4, !!", dan !!* masing;masing sebanyak ", 5*, dan 3! penderita 'Dinkes Malut, !!*(

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


Menurut ,imotius, dalam Susanto dkk ' !!*(, %enyakit 8usta bukanlah penyakit yang menyebabkan kematian yang seketika, seperti penyakit menular lainnya, melainkan penyakit kronis sehingga menimbulkan masalah kesehatan masyarakat yang sangat kompleks, bukan hanya dari segi medis tetapi juga dari segi mental sosial ekonomi dan budaya penderita, terutama akibat cacat yang ditimbulkan penyakit tersebut, selain kondisi aktif sebagai penderita, maka keadaan cacat inilah juga yang biasanya menyebabkan penderita kusta ditolak dan diabaikan masyarakat. ,ak jarang mereka dikucilkan oleh masyarakat atau bahkan oleh keluarganya sendiri. Sebagian dari mereka harus kehilangan pekerjaannya. %ada beberapa tempat bahkan sangat ekstrim, setiap langkah penderita kusta dianggap sangat berbahaya karena berpotensi menularkan penyakit ini kepada orang;orang yang berada disekitar mereka. %adahal penyakit ini adalah penyakit menular yang paling lambat menular dibandingkan dengan penyakit menular lainnya. Stigma inilah yang membuat masyarakat penyandang kusta memilih hidup berkelompok, atau mengelompokkan diri. Sikap hidup seperti ini malah membuat permasalahan semakin banyak dan menumpuk 'Susanto dkk, !!*( Selain itu, minimnya informasi yang benar membuat masyarakat kerap menganggapnya sebagai penyakit kutukan. Inilah berbagai salah persepsi tentang kusta: penyakit keturunan, akibat guna;guna, karena berhubungan seks saat haid, salah makan, hingga penyakit sangat menular dan tidak dapat disembuhkan 'AriFal, !-!( Menurut Hily dalam Susanto dkk ' !!*(, %ersepsi masyarakat tentang kusta sangat dipengaruhi oleh nilai;nilai budaya setempat yang cenderung menyalahkan korban sehingga pasrah pada nasib. +iasanya untuk menghilangkan persepsi yang salah ini, diperlukan tokoh agama untuk melakukan kampanye, sebagai contoh, di 8alimantan Selatan, sebuah poster gambar dan imbauan seorang 8yai ternama bahwa penyakit kusta bisa disembuhkan, ternyata cukup efektif untuk membuat masyarakat tidak takut lagi terhadap penyandang kusta 'Susanto dkk, !!*( 1A=AN DAN 6ETODE %enelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap penyakit kusta, dengan wawancara langsung secara mendalam 'Indept inter&iew(. %enelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas 8alumata, kota ,ernate, dengan pertimbangan banyak ditemukan kasus baru 'pada tahun !!* sebanyak 3! penderita( diwilayah kerja puskesmas ini, dibandingkan dengan puskesmas lain yang berada di 8ota ,ernate. Informan pada penelitian ini terdiri atas # orang penderita kusta yang masih dalam masa pengobatan, # orang anggota keluarga penderita yang terdekat 'emosional( baik itu suami, istri, maupun orang tua dari penderita yang selalu mendampingi penderita berobat, orang tetangga penderita, - orang tokoh masyarakat yang berpengaruh di wilayah setempat, dan - orang petugas kesehatan pemegang program kusta di puskesmas 8alumata. <awancara dilakukan pada -3 informan. pengambilan informan menggunakan metode sno/ -all. Data %rimer diperoleh melalui wawancara langsung secara mendalam 'Inde&th Intervie/6 terhadap informan dengan menggunakan pedoman wawancara serta alat bantu berupa alat perekam suara, kamera digital dan alat tulis menulis. Data sekunder di peroleh dari Dinas 8esehatan 8ota ,ernate berupa Rekapan laporan kusta tahun !!"; !!* dan dari %uskesmas 8alumata tahun !!"; !!*. %engolahan data dilakukan dengan analisis isi '$ontent analysis( yaitu teknik yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha untuk menentukan karakteristik pesan secara objektif dan sistematis, kemudian diinterprestasikan dan di sajikan dalam bentuk narasi. =ASI> 0ENE>ITIAN -arakteristik U/u/ Res.onden Dalam penelitian ini setelah melakukan penelusuran maka jumlah informan yang diwawancarai sebanyak -3 orang. Informasi yang diperoleh melalui wawancara mendalam 5Inde&th intervie/6 dengan menggunakan pedoman wawancara 'Intervie/ (uide6. Informan dalam

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


penelitian ini terdiri atas penderita kusta sebanyak # orang, 3 orang tipe Multi *a$iller 'M+( atau yang menular dan - tipe Pau$y *a$iller '%+( atau yang tidak menular beserta anggota keluarga dari masing;masing penderita kusta, orang tetangga penderita kusta, dan - orang tokoh agama serta - orang dari petugas kesehatan pemegang program kusta di puskesmas. Adapun karakteristik umur informan yaitu antara ! tahun hingga # tahun, !;5! tahun 4 orang, 5!;3! tahun orang, dan 3!;# tahun # orang. jenis kelamin informan terdiri atas laki; laki 6 orang dan perempuan berjumlah * orang. ,ingkat pendidikan informan ber&ariasi yaitu 5 orang tamat SM%, 4 orang tamat SMA, - orang D5, dan 5 orang S-. 8arakteristik pekerjaan informan yaitu # orang ibu rumah tangga, - orang tukang ojek, 5 orang belum kerja,- orang kontraktor, dan 3 orang %)S. %engetahuan informan tentang kusta bermacam;macam, seperti menurut mereka bahwa kusta merupakan penyakit kulit, penyakit yang susah hilang, penyakit keturunan, penyakit kutukan, serta menular, dan pada umumnya masyarakat takut karena dapat menimbulkan kecacatan. Seperti yang di kutip berikut ini: FLmeman( kusta tuh suatu &anyake yan( &ada umumnya -ikin( masyarakat "adi tako karena ada tim-ul ke$a$atan -a(ituLG 'Mwn, 6 thn( %engetahuan informan tentang penyebab terjadinya penyakit kusta ber&ariasi, menurut mereka bahwa penyebabnya adalah dari kuman, bakteri, &irus, karena jarang mandi, kurang menjaga kebersihan diri, dan lingkungan yang tidak bersih dan ada juga yang menjawab karena mendapat kutukan. Seperti yang di kutip dari pernyataan berikut ini: FL&anyake kusta tuh kalo yan( saya den(ar &enye-a-nya tuh dari sema$am virus yan( menyeran( -a(ian urat dan kulitLG 'Dna, * thn( 8emudian untuk gejala kusta, para informan menuturkan berbagai pendapat sesuai dengan apa yang mereka lihat dan alami. Informan mengungkapkan bahwa gejalanya adalah timbulnya bercak;bercak di kulit seperti panu, adanya bintik;bintik merah, adanya benjolan; benjolan kecil, kulit terasa gatal, dan mati rasa pada kulit. Seperti di kutip berikut ini: FL&ertamanya kan tim-ul -er$ak)-er$ak &utih trus kayak -en"olan)-en"olan -a(itu, lama)lama kan mati rasa sam&e ton( $u-it me tara rasaLG 'Adn, * thn( >ara penularan menurut informan bermacam;macam. Seperti menurut mereka bahwa penularan kusta berasal dari akti&itas yang dilakukan sehari;hari bersama dengan penderita terjadi kontak kulit dengan penderita, penularan juga berasal dari lingkungan yang kotor. Seperti yang di kutip dari pernyataan berikut ini: FLmun(kin karena saya kontak terus)menerus den( saya & taman( kon( akhirnya kana ni &anyakeLG 'Gyn, 4 thn( >ara pencegahan kusta menurut informan yaitu pergi ke %uskesmas memeriksakan diri, tidak kontak terus menerus dengan penderita yang belum berobat, minum obat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, serta menjauh dan menghindari penderita. Seperti yang di kutip berikut ini: FL&er(i ke &uskesmas memeriksakan diriLG 'Gyn, 4 thn( %engetahuan informan mengenai cara pengobatan ber&ariasi, seperti ungkapan mereka yaitu pergi berobat ke dukun?pengobatan tradisional, dan ada juga yang menjawab langsung melakukan pengobatan ke petugas kesehatan atau dokter. Seperti di kutip berikut ini: FL&ertama tuh saya &er(i -ero-at di oran( tua)tua, /aktu itu don( kase aer den( kase mandi la(i, ta&i tar ada &eru-ahan akhirnya saya ke &uskesmas trus di kase o-at, skaran( saya so -ero-at di &uskesmas se$ara rutinLG 'Adn, * thn(

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


Sikap informan yaitu khususnya bagi penderita sendiri, penderita cenderung merasa minder ketika bergaul dengan masyarakat. Sedangkan sikap keluarga ber&ariasi, ada yang bersikap baik;baik saja terhadap penderita namun ada juga yang menghindari penderita karena takut tertular. Seperti dalam kutipan berikut ini: FL-a(i diri kita yan( sudah kena &anyake ini kita merasa minder dan ke&er$ayaan diri tuh sadiki hilan( dan merasa masyarakat men"auhi kita. karena kita sudah sakit se&erti iniLG 'Mwn, 6 thn( a. @paya pengobatan yang dilakukan +agi informan, khususnya penderita sendiri dalam upaya pengobatan yang dilakukan menurut beberapa penderita mereka rutin ke %uskesmas setiap bulan untuk mengambil obat dan meminumnya setiap hari secara rutin. 8emudian dari hasil wawancara dengan keluarga penderita, informan mengatakan bahwa informan juga ikut mengambil bagian dalam upaya membantu si penderita dalam melakukan tindakan pengobatan. seperti yang di kutip dari penuturan informan berikut ini: FL-iasanya setia& -ulan saya den( istri ke &uskesmas -uat am-e o-atLG 'Adn, * thn( b. %enerimaan penderita kusta di tengah;tengah keluarga dan masyarakat Menurut informan 'penderita(, tindakan anggota keluarga terhadap informan baik;baik saja, keluarga tetap mau menerima penderita walaupun mereka terkena penyakit kusta. Seperti yang di kutip berikut ini: FLkalo tindakan keluar(a terhada& saya tuh -iasa)-iasa sa"a, mereka mau teta& menerima saya /alau&un saya da&a &anyake ini, mereka "u(a in(atkan saya untuk selalu minum o-at. *a(i masyarakatkan mereka itu liat den(an -aik)-aik sa"a karena mun(kin mereka -lum tau kalo saya ini &anyake kusta LG 'Mwn, 6 thn( Sedangkan bagi informan yang bukan penderita kusta, mereka mengungkapkan bahwa mereka cenderung menghindar dan jaga jarak dengan penderita kusta karena selain takut tertular juga karena stigma negatif kusta yang sudah melekat dalam benak mereka. Seperti yang di kutip berikut ini: FLya kalo oran( so sake -a(itu le-e -ae saya men(hindarLG ')ha, # thn( c. ,indakan petugas kesehatan dalam rehabilitasi sosial terhadap penderita kusta Dalam melakukan rehabilitasi terhadap penderita, informan yaitu petugas %uskesmas pemegang program kusta berupaya untuk memberikan penyuluhan kepada penderita, keluarga serta masyarakat sekitar. Selain itu petugas juga langsung memeriksa jika ada keluhan;keluhan atau gejala;gejala yang timbul yang dirasakan oleh masyarakat pada saat petugas sedang memberikan penyuluhan. %etugas juga turun ke sekolah;sekolah untuk melakukan penyuluhan serta memeriksakan para siswa. Seperti dalam kutipan berikut ini: FLkalo yan( masih dalam masa &en(o-atan, -iasanya di-eri &enyuluhan setia& kali &enderita datan( -ero-at, selain ke&ada &enderita, toran( "u(a kase &enyuluhan ke&ada keluar(a dan masyarakat sekitar &ada saat turun &osyandu. Selain itu, ada "u(a nama ke(iatan survey atau &emeriksaan di SD &emeriksaan di anak)anak sekolah, atau &emeriksaan dini, kita lakukan &enyuluhan ini &as tahun a"aran -aru, trus kalo untuk anak SMP dan SMA hanya ada &enyuluhan sa"aLG 'Dli, * thn( 0E61A=ASAN 0engetahuan

"

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


Menurut )gatimin dalam Detek ' !-!(, perubahan pengetahuan sendiri memerlukan beberapa tingkatan mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks yaitu pengetahuan dasar, pengetahuan menyeluruh, penerapan, kemampuan analisis, kemampuan menguraikan dan kemampuan e&aluasi 'Detek, !-!( %engetahuan informan tentang penyebab, gejala;gejala, penularan, bahaya, pencegahan serta cara pengobatan kusta sangat ber&ariasi sesuai dengan faktor pengalaman dan kepercayaan masing;masing informan. Seperti ada yang mengatakan bahwa kusta adalah penyakit kutukan, guna;guna, keturunan, penyakit yang menular, serta penyakit yang dapat menimbulkan kecacatan. %engetahuan informan baik penderita maupun keluarga, pada awalnya masih sangat awam dengan kusta dan menganggap bahwa kusta adalah penyakit kutukan, keturunan, guna;guna dan karena dosa dan kesalahan yang dilakukan orang;orang tua mereka pada masa lalu sehingga mendapat balasannya Sedangkan pengetahuan informan yang bukan penderita, dari hasil wawancara di lapangan menunjukkan dua dari tiga informan masih menganggap kusta adalah penyakit kutukan, guna;guna, dan penyakit keturunan. 2al ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan informan tentang penyakit kusta dan juga pengalaman informan di masa lalu. Menurut AleBander, dalam Susanto dkk. ' !!*(, %entingnya masyarakat tahu dan mengenal tentang seluk;beluk kusta agar mereka tidak salah mengartikan penyakit kusta dan pada akhirnya tidak terjadi hal;hal seperti diskriminasi, mengucilkan dan mengasingkan penderita kusta. %emahaman yang benar, konstruktif, dan logis mampu mengubah pandangan masyarakat yang salah tentang kusta. %erubahan akan mendorong masyarakat memiliki tingkah laku yang benar dan pola pikir yang rasional 'Susanto dkk, !!*(. Dari hasil wawancara dengan informan 'penderita dan keluarga(, sebagian besar?tujuh dari sepuluh informan menceritakan penyebab kusta. sesuai dengan apa yang mereka ketahui dan alami, informan menuturkan bahwa penyebabnya karena bakteri, &irus, dan kuman, informan juga menambahkan lingkungan yang kotor, dan karena jarang mandi juga ikut mempengaruhi terjadinya penyakit kusta, sedangkan tiga informan lainnya tidak mengetahui penyebab dari penyakit kusta. Sedangkan pengetahuan informan mengenai gejala dan tanda;tanda penyakit kusta, dikemukakan oleh informan berdasarkan pengalaman yang dilihat dan dirasakan sendiri oleh informan. Menurut informan gejala penyakit ini adalah timbulnya bercak;bercak putih di kulit seperti panu, kulit tidak terasa atau mati rasa pada kulit, dan timbul bintik;bintik merah. +erat ringannya suatu gejala penyakit yang dialami penderita sangat menentukan perilaku mereka mencari pertolongan pengobatan. Apabila gejala yang dialami dianggap ringan maka mereka membiarkan dengan gejala akan hilang berangsur;angsur, tetapi apabila gejala yang dialami dianggap suatu ancaman, maka pertolongan petugas kesehatan dilihat sebagai suatu cara mengurangi ancaman tersebut '%attilouw, !!*( %engetahuan informan yang bukan penderita tentang penyebab dan gejala;gejala kusta berdasarkan hasil wawancara, jawaban mereka ber&ariasi, ada yang menjawab bahwa penyebab dari kusta adalah karena bakteri, karena kutukan dan adapula yang tidak tahu penyebabnya. Dan mengenai gejala;gejalanya jawaban yang didapat masih dalam tahap menduga;duga. Menurut informan gejalanya yaitu adanya bercak;bercak putih dikulit, bintik;bintik merah, dan ada luka di tangan;dan kaki penderita. Mengenai cara penularan, penderita menceritakan awalnya mereka terkena penyakit kusta karena sering bergaul dengan teman yang ternyata adalah seorang penderita kusta, namun tidak menyadari kalau diri mereka adalah seorang penderita atau bahkan sudah tahu tapi tidak mau berobat, sehingga menularkannya pada orang lain. %engetahuan informan mengenai cara penularan penyakit kusta seperti yang di kemukakan diatas berpengaruh langsung terhadap proses pengobatan penderita. Informan juga menuturkan tentang bahaya kusta, menurut informan penyakit kusta ini sangatlah berbahaya

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


karena menular dan jika tidak segera berobat maka dapat menyebabkan kecacatan sehingga penderitanya tidak dapat menjalankan kehidupannya sebagaimana mestinya. Sedangkan pengetahuan informan yang bukan penderita tantang penularan kusta, informan menuturkan bahwa penularannya terjadi dari kontak langsung dengan penderita, memakai bekas peralatan makan penderita, serta melakukan aktifitas bersama;sama dengan si penderita. +erdasarkan teori +loom, setiap orang memiliki perilaku dan cara pandang yang berbeda terhadap suatu kejadian penyakit sesuai dengan tingkat pengetahuan dan pemahamannya, kemudian mengambil sikap dan tindakan ')otoatmodjo, !!#( Soewono dalam Susanto dkk. ' !!*(, mengatakan banyak anggapan yang salah tentang penyakit kusta beredar di tengah;tengah masyarakat dan diyakini kebenarannya oleh sebagian besar anggota masyarakat. Sebagai contoh, kusta selalu identik dengan kecacatan fisik secara permanen pada penderitanya. Akibatnya, seseorang yang telah sembuh dari penyakit kusta, namun mengalami cacat, tetap dianggap sebagai penderita kusta yang berbahaya oleh masyarakat 'Susanto dkk, !!*( >ara pencegahan kusta berpengaruh langsung terhadap praktek pengobatannya. +erdasarkan hasil wawancara dengan penderita dan keluarga, mereka mengungkapkan bahwa untuk mencegah agar tidak tertular penyakit kusta maka jangan kontak terlalu dekat dengan penderita yang belum berobat, pergi ke puskesmas memeriksakan diri dan minum obat daya tahan tubuh agar tidak mudah tertular penyakit. Sedangkan bagi informan yang bukan penderita, mereka menuturkan bahwa, cara pencegahannya yaitu jangan bergaul dengan penderita, minum obat untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar tidak mudah terjangkit penyakit. %engetahuan informan yang minim tentang cara pencegahan mengakibatkan mereka salah paham sehingga sulit menerima penderita kusta untuk berada di tengah;tengah mereka. %adahal jika penderita yang telah melakukan pengobatan tidak akan menularkannya lagi kepada orang lain. +erdasarkan informasi dari hasil wawancara dengan penderita didapatkan bahwa ketika penderita mengalami suatu gejala penyakit seperti penyakit kusta maka yang pertama kali mereka lakukan adalah pergi berobat ke dukun?pengobatan tradisional, namun dari waktu ke waktu tidak ada perubahan yang menunjukan penderita akan sembuh, hingga akhirnya penderita beralih ke petugas kesehatan?dokter, mereka mau pergi ke dokter atau ke petugas kesehatan bilamana penyakit?sakit mereka bertambah parah dan tidak menunjukan tanda;tanda kesembuhan. ,ujuan dari pengobatan yaitu membebaskana penderita kusta dari penyakit kusta dan kecacatan serta merupakan upaya dalam memutuskan rantai penularan kepada orang lain. Menurut Soewono dalam Susanto dkk ' !!*(, semakin menunda pengobatan, semakin besar pula kemungkinan timbulnya cacat fisik. .ika mendapatkan pengobatan sebelum adanya cacat, dapat dipastikan akan sembuh sempurna dan tidak seorang pun akan mengetahui kalau dulu pernah mengidap penyakit kusta 'Susanto dkk, !!*( @ntuk masalah pengobatan ini ketika ditanyakan kepada informan yang bukan penderita, mereka menuturkan, cara pengobatan kusta adalah pergi ke dokter atau puskesmas, dan ada juga yang tidak tahu ketika ditanya karena ia menganggap penyakit tersebut adalah penyakit kutukan sehingga sulit mencari pengobatan. Sika. Dari hasil wawancara dengan penderita, rata;rata mereka merasa minder dan tidak percaya diri ketika harus bergaul dengan masyarakat luas. %enderita juga cenderung mengurung diri dan menghindar dari masyarakat. Dalam hal sikap keluarga terhadap penderita, tiga dari lima informan mengutarakan bahwa sikap mereka terhadap penderita baik;baik saja, tidak menjauhi atau bahkan mengasingkan si penderita. 8arena menurut mereka hal;hal semacam itu tidak perlu dilakukan sebab hanya akan menambah kesulitan dan beban pikiran bagi penderita sehingga sakit penderita akan bertambah

5!

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


parah, namun ada dua informan lainnya yang memang masih merasa takut tertular, sehingga bersikap membeda;bedakan penderita dengan anggota keluarga yang lain. Menurut 9usep dalam Samna ' !-!(, dukungan keluarga adalah su&&ort system terdekat 3 jam bersama;sama dengan klien keluarga yang mendukung klien secara konsisten akan membuat klien mandiri dan patuh mengikuti program pengobatan, salah satu petugas keperawatan perlu memberikan pengetahuan, informasi kepada keluarga. Sedangkan sikap informan yang bukan penderita, dari hasil penelitian dilapangan menunjukkan mereka masih enggan bergaul dengan penderita kusta karena takut tertular. Menurut Soewono dalam Susanto dkk. ' !!*(, masyarakat memahami bahwa para penyandang kusta identik dengan golongan masyarakat miskin dan sebagian besar cacat fisik permanen. 8ebanyakan anggota masyarakat masih mengalami ketakutan berinteraksi dengan penderita. Itulah sebabnya, penderita mengalami kesulitan ketika ingin bekerja secara mandiri, misalnya, membuka usaha sendiri atau bekerja sebagai tenaga kerja normal 'Detek, !-!( Soewono juga menuturkan, akibat pandangan negatif masyarakat terhadap penyandang kusta, terdapat kecenderungan ketika seseorang baru terserang penyakit kusta akan berusaha menyembunyikan fakta penyakitnya. Dampaknya, mereka menularkan penyakitnya kepada masyarakat sekelilingnya. Mereka berobat ketika fakta penyakitnya tidak dapat disembunyikan lagi dan sudah menimbulkan cacat fisik permanen sehingga menyulitkan akti&itas mereka sepanjang hidup. Tindakan +erdasarkan hasil wawancara dengan informan 'penderita(, dapat dilihat bahwa informan mempunyai kesadaran penuh untuk berobat dan keinginan yang kuat untuk sembuh. Informan juga menuturkan dukungan dari keluarga juga sangat menentukan keinginan untuk pergi berobat. 8eluargalah yang selalu memoti&asi informan untuk tetap menjalani pengobatan hingga sembuh. Dari hasil wawancara dengan keluarga, informan menuturkan bahwa mereka mendukung sepenuhnya pengobatan penderita. 2al ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Samna di Makassar ' !-!( penderita kusta yang mempunyai dukungan keluarga yang baik akan mempunyai moti&asi hidup yang lebih baik di bandingkan yang kurang memiliki dukungan keluarga. Dari hasil wawancara dengan informan yang bukan pederita menunjukkan bahwa informan masih menjaga jarak, menghindar serta tidak mau bergaul dengan penderita, tapi tidak menampakkannya secara langsung untuk menjaga perasaan penderita. Dari hasil penelitian Rulkifli ' !!5(, masyarakat masih takut dengan kusta karena disebabkan oleh adanya le&ro&ho-ia 'rasa takut yang berlebihan terhadap kusta(. Ae&ro&ho-ia ini timbul karena pengertian penyebab penyakit kusta yang salah dan cacat yang ditimbulkan sangat menakutkan 'Rulkifli, !!5( Dari hasil wawancara dengan petugas kesehatan yang menangani program kusta menunjukkan bahwa informan telah melakukan upaya;upaya dalam menanggulangi penderita kusta, terutama dalam hal pengobatan, setiap penderita yang datang berobat di puskesmas informan selalu memberikan peyuluhan;penyuluhan kepada penderita dan keluarganya, informan juga mengutarakan bahwa penderita yang pertama kali datang berobat ke puskesmas mempunyai pengetahuan yang sangat minim terhadap kusta, mereka juga masih menganggap kusta adalah penyakit kutukan, guna;guna, dan keturunan tapi setelah diberi pengertian, akhirnya mereka tahu tentang kusta. %elbagai studi sosial terhadap kesehatan melaporkan bahwa kebanyakan penyakit yang diderita indi&idu maupun SpenyakitS masyarakat pada umumnya bersumber dari ketidaktahuan dan kesalahpahaman atas pelbagai informasi kesehatan yang mereka akses. =leh karena itu, kita perlu memperhatikan arus informasi kesehatan yang dikirimkan dan diterima oleh indi&idu dan masayarakat 'Hiliweri, !!*(. SI60U>AN %engetahuan informan terhadap penyakit kusta didasarkan atas gejala yang dirasakan dan yang dilihat secara fisik, yaitu gejalanya menurut informan adanya bercak;bercak putih,

5-

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


informan juga masih percaya bahwa penyakit kusta adalah penyakit keturunan dan kutukan. %enyebab kusta yakni bakteri, karena lingkungan yang kotor dan karena kutukan. %enularan kusta melalui kontak dengan penderita. @paya pengobatan yang dilakukan yaitu dengan pergi ke dukun dan puskesmas. 8emudian untuk sikap, bagi penderita sendiri masih merasa minder ketika harus bergaul dengan masyarakat, sedangkan bagi sebagian keluarga dan masyarakat yang bukan penderita, mereka masih merasa takut jika harus berinteraksi dengan penderita. ,indakan penderita dalam melakukan upaya pengobatan yaitu dengan berobat ke dukun dan ke puskesmas, disamping itu dukungan dari keluarga juga sangat menentukan keinginan untuk pergi berobat, sedangkan tindakan masyarakat yang bukan penderita, mereka mau bergaul dengan penderita, tapi tetap menjaga jarak karena takut tertular. SARAN Jerakan penyuluhan efektif Dengan melibatkan petugas kesehatan, penderita, keluarga, serta tokoh masyarakat sehingga diharapkan mampu mengoreksi persepsi;persepsi yang keliru tentang penyakit kusta, dan pengenalan gejala dini gangguan saraf akibat penyakit kusta secara meluas untuk mencegah kecacatan akibat penyakit kusta. Agar para penyandang penyakit kusta dapat diterima kembali kedalam pergaulan di tengah;tengah masyarakat, mereka yang mengalami cacat fisik akibat penyakit ini harus diberikan pelatihan guna mengatasi berbagai kendala, terutama kendala psikologis yang mereka hadapi sehingga dapat melakukan berbagai akti&itas secara lebih baik dan bermanfaat. DA;TAR 0USTA-A 1. Susanto. !!*. Penderita kusta di Indonesia menin(kat ta"am, http:??www.eng.suaramedia.com?...?3"53;penderita;kusta;di;indonesia;meningkat;tajam. 'diakses 4 .anuari !-!(. 2. Soewono. !!*. Penderita kusta di Indonesia terus -ertam-ah. http:??www.antaranews.com?penderita;kusta;di;indonesia;terus;bertambah. 'diakses 4 .anuari, !-!(. 3. Anonim. !!*b. A&akah &enyakit kusta ituJ, http:??dimaswibie.wordpress.com?...?apakah; penyakit;kusta;itu 'diakses 5! .anuari !-!(. 3. Dinkes, Malut. !!*. Situasi kusta dan &enemuan &enderita -aru &ro&insi Maluku utara. #. Susanto, dkk. !!*. Ae&ra, sia&a takutJ. .akarta: 9,HI. 6. AriFal, S Imam. !-!. +m&ati &enderita kusta. http:??www.surya.co.id? !-!?!-? #?empati; penderita;kusta.html. 'diakses 4 .anuari !-!(. 4. Detek, Samna. !-!. F,aktor),aktor yan( -erhu-un(an den(an ketidakteraturan -ero-at &enderita kusta ra/at ina& di Rumah Sakit Dr. #ad"udin %halid tahun 2010G, skripsi sarjana tak diterbitkan, A8M @nhas Makassar. ". %attilouw, .aty. !!*. T&erilaku &enderita #* &aru terhada& ke(a(alan &en(o-atan melalui strate(i DC#S di /ilayah ker"a &uskesmas &era/atan Mako ke$amatan Baea&o Ka-u&aten *uru Pro&insi Maluku tahun 2008G, skripsi sarjana tak diterbitkan, A8M @nhas Makassar. *. )otoatmodjo, Soekidjo. !!#. Promosi kesehatan teori dan a&likasi. .akarta: Rineka >ipta. 10. Rulkifli. !!5. UPenyakit kusta dan masalah yan( ditim-ulkannyaM. http:??library.usu.ac.id?download?fkm?fkm;Fulkifli .pdf. 'diakses 5! .anuari, !-!(. --. Hiliweri, Alo. !!*. >etakan ke5. Dasar)dasar komunikasi kesehatan. 9ogyakarta: pustaka pelajar.

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA

0ERI>A-U ?ARIA DA>A6 U0ACA 0ENCE<A=AN =I5 DAN AIDS DI -A1U0ATEN 1U>U-U61A

Rusli Ngati/in*, Shanti Riskiyani3 %ascasarjana 8onsentrasi %romosi 8esehatan @ni&ersitas 2asanuddin '%enerima +easiswa +akrie >are Aoundation?+>A( +agian %romosi 8esehatan , Aakultas 8esehatan Masyarakat, @ni&ersitas 2asanuddin
5

Eka Sari RidAan",

+agian %romosi 8esehatan , Aakultas 8esehatan Masyarakat, @ni&ersitas 2asanuddin

A1STRABaria meru&akan salah satu kelom&ok -erisiko tin((i terhada& &enularan IE dan AIDS. *erdasarkan data kasus IE dan AIDS di *ulukum-a, hin((a tahun 2012 terda&at 18 kasus IE dan AIDS. Penelitian ini -ertu"uan untuk mem&eroleh in,ormasi men(enai &erilaku /aria dalam u&aya &en$e(ahan IE dan AIDS. Penelitian ini adalah &enelitian kualitati, yan( dilakukan melalui teknik /a/an$ara mendalam. In,orman -er"umlah 8 oran( yan( terdiri dari ? /aria, 1 ketua KDS 5Kelom&ok Dukun(an Se-aya6, 1 -o$ah, dan 1 &etu(as kesehatan. asil &enelitian menun"ukkan &emahaman /aria terhada& IE dan AIDS adalah &enyakit menular yan( diaki-atkan oleh seks -e-as, "arum suntik -er(antian, dan dise-ut se-a(ai &enyakit malam. Baria memahami IE dan AIDS se-a(ai &enyakit yan( ditularkan melalui seks, &ersamaan (olon(an darah, na,as, serta $airan dalam tu-uh. Perilaku &en$e(ahan dilakukan adalah tidak -er(aul den(an CD A 5Cran( Den(an IE dan AIDS6 serta men((unakan tisu -asah. Baria telah menyadari &entin(nya men((unakan kondom, namun dalam &en((unaannya di&en(aruhi oleh status &asan(an, &enam&ilan ,isik &asan(an, &ersamaan (olon(an darah, dan &asan(an yan( kadan( merasa tidak nyaman. Dari hasil &enelitian ini, disarankan a(ar in,ormasi melalui &enyuluhan tentan( IE dan AIDS le-ih ditekankan &ada &enularan dan resiko tindakan (anti)(anti &asan(an terhada& IE dan AIDS. -ata -unci D 0erilaku,?aria, 0encegahan, =I5 and AIDS ABSTRA:T Baria is one o, the (rou&s at hi(h risk o, IE in,e$tion IE and AIDS. *ased on the $ases o, IE and AIDS in *ulukum-a, in 2012 there are 18 $ases o, IE and AIDS. #his study aimed to o-tain in,ormation a-out the -ehavior o, Baria in &reventin( IE and AIDS. #his study is a 9ualitative resear$h $ondu$ted throu(h in)de&th intervie/ te$hni9ues. In,ormants totaled 8 &eo&le $onsistin( o, ? transvestites, 1 head o, KDS 5Peer Su&&ort Drou&6, one *o$ah, and one health /orker. #he results sho/ed an understandin( Baria to IE and AIDS is an in,e$tious disease $aused -y se4, sharin( needles, and $alled Penyakit Malam. Baria understandin( o, IE and

55

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


AIDS as a disease that is transmitted throu(h se4, -lood ty&e e9uations, -reath, and ,luid in the -ody. Prevention -ehaviors do is not han( out /ith PAB A 5Peo&le Aivin( /ith IE and AIDS6 and usin( /et /i&es. Baria has reali;ed the im&ortan$e o, usin( $ondoms, -ut its used -y ,amily status, &hysi$al a&&earan$e s&ouse, -lood ty&e e9uations, and $ou&les /ho sometimes ,eel un$om,orta-le. From these results, it is su((ested that in,ormation throu(h $ounselin( a-out IE and AIDS transmission and (reater em&hasis on risk measures $han(e se4ual &artners a(ainst IE and AIDS. K+)%.!$s9 B+(a2".!#;a!"a# P!+2+& ".&# HIV a&$ AIDS

0ENDA=U>UAN

alah satu aspek kesehatan pada akhir abad ke; ! yang merupakan bencana bagi manusia adalah munculnya penyakit yang disebabkan oleh suatu &irus yaitu 2IO ' uman Immunode,i$ien$y Eirus( yang dapat menyebabkan AIDS ' A9uarired Immunode,i$iensy Syndrome(. Saat ini <2= mengistemasikan telah terdapat 53, juta kasus positif 2IO '@)AIDS, !- (. Indonesia sendiri juga menjadi salah satu perhatian utama penanggulangan 2IOdan AIDS sebab merupakan negara Asia dengan epidemi 2IOdan AIDS yang berkembang paling cepat '@)AIDS, !- (. +erdasarkan data Ditjen %% L %H 8emenkes RI, !- , menunjukkan tahun !terdapat "6.46 kasus 2IO dengan faktor risiko penularan utama melalui transmisi hubungan seks heteroseksual sebanyak "-,* $ 'Oi&alife, !-5(. Diantara 53 propinsi lainnya di Indonesia, propinsi Sulawesi Selatan termasuk 3 besar wilayah tertinggi di Indonesia untuk kasus AIDS yakni sebanyak #6 kasus 'periode januari;maret !- ( dan berada diperingkat 4 nasional dengan jumlah penderita 2IO mencapai #.6#" orang 'Ditjen %% L %H 8emenkes RI, !- (. Dari 5 kabupaten?kota di Sul;sel, 8abupaten +ulukumba memiliki jumlah penderita 2IO dan AIDS sebanyak 6* kasus di tahun !-! dan merupakan tertinggi ketiga setelah Makassar dan %are;pare. Di tahun !- meningkat menjadi "* kasus '8%AD, !-!(. 8ab.+ulukumba termasuk dalam - daerah pro&insi yang telah mengeluarkan perda AIDS yang dituangkan dalam perda )o # ,ahun !!" tentang %enanggulangan 2IO dan AIDS yang didalamnya mengatur penyampaian informasi, komunikasi dan edukasi pada masyarakat tentang 2IO dan AIDS, serta melaksanakan pemeriksaan tes 2IO dan AIDS terhadap kelompok rawan dan berisiko tinggi, termasuk didalamnya %S8 dan <aria '2arahap, !-!(. 2ubungan seksual, baik heteroseksual maupun homoseksual adalah model utama penularan 2IO. ,idak dapat dipungkiri perilaku seksual di kelompok risiko tinggi komunitas waria memberikan kontribusi penularan 2IO dan AIDS yang signifikan. %enularan 2IO melalui seks anal dilaporkan memiliki risiko -! kali lebih tinggi dari seks &aginal. Menurut 9ayasan Riset AIDS Amerika, AMAAR menyimpulkan, waria ternyata berisiko -* kali lebih besar tertular penyakit 2IO dibanding masyarakat umum'Rabudiarti, !!4(. Menurut Sur&ei ,erpadu +iologi dan %erilaku 'S,+%( terkait pre&alensi 2IO di ,iga 8ota di Indonesia tahun !!4, Di .akarta tercatat 53$ waria positif 2IO, disusul Surabaya dengan #$, dan +andung -3$. 2asil %enelitian sebelumnya yang dilakukan di 8ota %ontianak tahun !!4 dari -! waria ditemukan # waria terinfeksi 2IO 'Rabudiarti, !!4(. %enelitian sebelumnya yang dilakukan di kota Abepura %apua dan Sorong diperoleh hasil dari -# waria yang jadi informan, hanya 5 <aria di Abe dan waria disorong yang memakai kondom ketika berhubungan seks.+egitupun dengan Data S,+% !!4 menunjukkan pemakaian kondom pada waria saat berhubungan seks tidak mencapai #!$ dengan hasil di .akarta hanya -5$ dan +andung 3"$. Salah satu hal yang mendasari adalah kenyamanan dan kepuasan mereka berhubungan seks terganggu jika menggunakan kondom 'Djoht, !!5(.

53

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


2al tersebut di atas menunjukkan bahwa waria merupakan kelompok yang berisiko terhadap peningkatan jumlah kasus 2IOdan AIDS, khusus untuk wilayah 8abupaten +ulukumba akan sangat berpotensi mengalami peningkatan kasus 2IOdan AIDS karena jumlah waria yang relatif banyak diperkirakan mencapai 5!! waria. 6ETODE 0ENE>ITIAN Ra&0a&,a& P+&+l" "a& %enelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam 'inde&t intervie/(, untuk mengetahui perilaku waria dalam upaya pencegahan 2IOdan AIDS di 8abupaten +ulukumba. L./as" $a& ;a/ u P+&+l" "a& %elaksanaan penelitian dilakukan kurang lebih tiga bulan')o&ember !-- 1 .anuari !- ( di 8abupaten +ulukumba. %emilihan 8abupaten +ulukumba sebagai tempat penelitian karena memilki kasus 2IO dan AIDS tertinggi ke;5 di Sulawesi Selatan dan memiliki perda AIDS yang mengatur upaya pre&entif pada kelompok berisiko termasuk waria. I&<.!*a& P+&+l" "a& Informan dalam penelitian ini berjumlah *, dengan jumlah waria sebanyak 4 orang, termasuk waria yang juga menjabat sebagai 8etua 8elompok Dukungan Sebaya '8DS(, - orang -o$ah, serta - orang petugas kesehatan. P+&,u*1ula& Da a %engumpulan Data dilakukan melalui wawancara mendalam pada informan. Informan diperoleh dengan dibantu oleh ketua 8DS '8elompok Dukungan Sebaya( yang juga merupakan waria. Data yang dikumpulkan meliputi pemahaman waria terhadap 2IO dan AIDS, akses mereka terhadap informasi serta perilaku pencegahan 2IO dan AIDS yang mereka lakukan. %emilihan Informan yang mewakili pasangan waria hanya berasal dari -o$ah. %emilihan -o$ah dikarenakan beberapa responden mengaku jika tindakan ganti;ganti pasangan itu dilakukan dengan remaja laki; laki yang memiliki usia lebih muda. Informan lain dalam penelitian ini adalah seorang %etugas kesehatan yang dianggap penting untuk memberikan informasi terkait dengan penyalahgunaan obat yang sering dilakukan oleh waria dan pasangan sebagai obat kuat dan penambah gairah seksual. K+a3sa(a& Da a @ntuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui ,riangulasi sumber yaitu dengan membandingkan informasi informan ' $ross $he$k6 antara informasi yang satu dengan yang lainnya. Dalam melihat akurasi informasi yang diperoleh pada penelitian ini, sumber tidak hanya berasal dari waria, tapi juga mereka yang bertindak sebagai -o$ah serta pemilihan petugas kesehatan terkait dengan penyalahgunaan obat. P+&,.la(a& $a& A&al"s"s Da a %engolahan data dilakukan mengikuti petunjuk Miles dan 2uberman 'dikutip dalam Sugiyono, !-!(, mengemukakan bahwa analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif, dan berlangsung terus;menerus sampai tuntas. Aktifitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan menetapkan kesimpulan?&erifikasi data. =ASI> DAN 0E61A=ASAN P+*a(a*a& %a!"a +!(a$a1 HIV $a& AIDS Pen(ertian IE dan AIDS +erdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pada dasarnya waria memberikan defenisi tentang 2IOdan AIDS berdasarkan kepercayaan, pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki. +eberapa waria mendefenisikan 2IO dan AIDS sebagai penyakit menular yang disebabkan oleh seks bebas dan penyakit yang menyerupai sipilis. %engalaman pribadi juga menjadi salah satu cara memperoleh pengetahuan ')otoatmojo, !!5(, seperti yang diungkapkan oleh seorang Informan ',ulip( yang memiliki riwayat suntik silikon. %engalaman sebelumnya

5#

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


sebagai waria yang pernah melakukan suntik silikon dan dekat dengan alat tersebut, maka memahami 2IO dan AIDS sebagai akibat dari perilaku penggunaan jarum suntik silikon bergantian. Menurutnya menggunakan jarum suntik bekas orang lain akan menyebabkan munculnya penyakit seperti 2IOdan AIDS. %emahaman lain juga diungkapkan oleh seorang informan yang mengetahui 2IO dan AIDS sebagai istilah dari Tpenyakit malamS, yaitu penyakit yang diakibatkan oleh aktifitas malam waria yang berisiko pada seks bebas yaitu 7(allan(. %emahaman informan ini karena dikelompok mereka Tpenyakit malamS lebih mereka kenal sebagai penyakit 2IO dan AIDS yang disebabkan oleh tindakan ganti;ganti pasangan yang sering dilakukan pada malam hari. Menurut +loom 'dikutip dalam )gatimin, !!#( %engetahuan adalah ketika seseorang mampu menjelaskan secara garis besar, meskipun hanya sebatas sebagai istilah;istilah. #anda)tanda IE dan AIDS ,anda;tanda 2IO dan AIDS diperoleh dari beberapa informan yang memahami jika 2IO dan AIDS pada dasarnya memiliki tanda yang sama pada penyakit kelamin seperti sipilis. 2al ini dipahami karena 2IO dan AIDS merupakan penyakit akibat hubungan seks sehingga berdampak pada organ &ital 'kelamin(. S"<"l"s adalah penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh bakteri spiroseta, penularan penyakit ini salah satunya melalui kontak seksual. Jejala dan tanda si,ilis banyak dan berlainan, sulit didiagnosa karena penyakit ini sering menyerupai penyakit lainnya. Si,ilis jelas berbeda dengan penyakit 2IO dan AIDS meskipun memiliki rantai penularan yang sama yaitu melalui hubungan seks. )amun Si,ilis dapat mempertinggi risiko terinfeksi 2IO dan AIDS. 2al ini dikarenakan lebih mudahnya &irus 2IO dan AIDS masuk ke dalam tubuh seseorang bila terdapat luka '.udarwanto, !!*(. +eberapa informan mengetahui 2IO dan AIDS sebagai penyakit menular. Sehingga %enularan 2IO dan AIDS yang sangat mudah, juga diyakini sebagai tanda;tanda penyakit tersebut. Selain itu, terdapat pula Informan yang mengetahui tanda;tanda 2IO dan AIDS melalui pengamatan lingkungan sekitarnya yaitu tetangganya yang diyakini positif 2IO dan AIDSAIDS dan memiliki tanda;tanda seperti bercak;bercak pada kulit disertai kulit terkelupas. 2al ini sesuai dengan teori Ann.Mariner 'dikutip dalam )otoatmojo, !!5( lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan merupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pengetahuan. %engamatan ,ulip terhadap lingkungan sekitarnya yang memperoleh informasi jika salah satu tetangganya terkena 2IO dan AIDS, mengantarkan ,ulip memahami tanda;tanda 2IO dan AIDS seperti yang terjadi pada tetanganya. Penularan IE dan AIDS +erdasarkan penelitian diatas, pemahaman informan terhadap penularan 2IO dan AIDS pada umumnya telah mengetahui jika penularan dapat terjadi melalui cairan dalam tubuh seperti darah dan Air mani, namun berdasarkan pemahaman tersebut mereka juga menggap jika semua yang berasal dari cairan dalam tubuh termasuk ludah dan keringat dapat menularkan 2IO dan AIDS. Sehingga mereka yang terinfeksi 2IO dan AIDS tidak boleh bersentuhan kulit dengan mereka yang negatif 2IO dan AIDS. +ahkan diyakini juga jika 2IO dan AIDS dapat menular melalui udara 'nafas saat berbicara(. %emahaman mengenai penularan 2IO dan AIDS melalui jarum suntik juga diungkapkan oleh informan. %enggunaan jarum suntik bergantian khususnya pada pembuatan tato diyakini merupakan salah satu media penularan 2IO dan AIDS. ,erdapat juga informan yang mengungkapkan jika penularan 2IO dan AIDS hanya akan terjadi melalui kecocokan?persamaan golongan darah, sehingga penularan penyakit ini tidak akan terjadi pada mereka yang memiliki golongan darah yang berbeda, meskipun melakukan hubungan seks. Pen$e(ahan IE dan AIDS Adanya pemahaman terhadap penularan 2IO dan AIDS mempengaruhi upaya pencegahan yang dilakukan oleh informan dengan tidak menggunakan kondom saat berhubungan seks meskipun pasangannya diketahui positif 2IO?AIDS, namun jika tidak memiliki kecocokan darah maka tidak akan terjadi penularan. 2al ini juga diungkapkan dalam teori Hawrence Jreen

56

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


'dikutip dalam <algito, !!#( pengetahuan menjadi faktor predisposisi artinya faktor yang mempermudah atau yang mempresdisposisi terjadinya perilaku seseorang. @paya pencegahan lain yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dengan menghindari, tidak bergaul dengan mereka yang diketahui terinfeksi 2IO dan AIDS, dan perilaku seperti menutup mulut saat berbicara dan duduk berjauhan dengan =D2A perlu dilakukan. 2al ini dilakukan untuk menghindari penularan 2IO dan AIDS yang diyakini menular melalui nafas saat berbicara. ,idak hanya itu, mereka juga memahami 2IO dan AIDS sebagai penyakit yang dapat menular melalui keringat sehingga bersentuhan kulit dengan =D2A juga perlu dihindari. ,erdapat juga informan yang merupakan mahasiswa kesehatan di perguruan tinggi swasta +ulukumba, yang menyadari jika penggunaan kondom sebagai alat pencegah 2IO dan AIDS perlu dilakukan. Selain kondom, penggunaan tisu basah juga diyakini sebagai alat pencegah yang juga memiliki fungsi yang sama dengan kondom sekaligus pembersih sebelum melakukan hubungan seks sehingga tidak terjadi penularan penyakit. 8eberadaan tisu basah sebagai antiseptic tidak dapat dipungkiri sebab beberapa produk tisu basah menawarkan manfaat tersebut, namun dalam hal pencegahan 2IO dan AIDS saat berhubungan seks tisu basah tidak dapat dijadikan sebagai alat pencegah yang memiliki fungsi yang sama dengan kondom. <aria secara langsung menyadari bahwa mereka sangat beresiko tertular 2IO dan AIDS karena kebiasaan hubungan seksual mereka yang secara bebas dan tidak memperhatikan alat pengamannya 'kondom(. Adanya pemahaman jika waria merupakan kelompok yang memiliki kebutuhan seks yang lebih besar 'haus seks( dibanding kelompok lainnya menjadikan tindakan ganti;ganti pasangan untuk memenuhi kebutuhan seks mereka dianggap sebagai hal yang biasa dan sudah merupakan kebutuhan yang alamiah bagi mereka. 2al ini didukung dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Rabudiarti ' !!4( bahwa kehidupan seks kaum waria memiliki dampak penyebaran 2IO dan AIDS cukup tinggi karena relasi seks yang mereka lakukan umumnya mengandung resiko cukup tinggi karena sering berganti;ganti pasangan. )amun demikian, walaupun waria menyadari jika kelompok waria beresiko tertular 2IO dan AIDS, tapi umunya waria tetap melakukan hubungan seksual beresiko. 2al ini disebabkan karena dorongan atau keinginan seksual mereka yang cukup tinggi dan diakui lebih besar dibanding kelompok lainnya. %eningkatan pengetahuan tentang penyakit 2IO dan AIDS dapat mempengaruhi sikap dan perilaku waria dalam mencegah penularan 2IO dan AIDS baik di kalangan waria atau pun di masyarakat. 2al ini didukung oleh pendapat 2erek 'dikutip dalam Risnawati, !-!( bahwa pengetahuan dapat meningkatkan perubahan perilaku beresiko tinggi 2IO dan AIDS dan juga dapat meminimalkan transmisi 2IO dan AIDS itu sendiri. P+&,,u&aa& ala 1+&0+,a( Pen((unaan kondom Menurut Rogers 'dikutip dalam )otoatmojo !!5(, menyimpulkan bahwa pengadopsian perilaku melalui proses yang didasari oleh pengetahuan, dan kesadaran yang positif melalui kesadaran akan manfaat terhadap objek dalam hal ini manfaat penggunaan kondom. %ada umunya waria mengetahui jika kondom merupakan alat pencegah 2IO dan AIDS, dan sadar pentingnya kondom mereka gunakan saat berhubungan seks. )amun berbagai faktor kadang menjadi kendala bagi waria untuk menggunakannya seperti tidak adanya kondom, kondom yang mudah rusak, serta penolakan penggunaan kondom yang kadang datang dari pasangan dengan alasan merasa tidak nyaman, terutama pada pasangan tetap 'suami( waria, sehingga hal tersebut membuat waria tidak menggunakan kondom. 8endala dalam penggunaan kondom bagi informan salah satunya adalah kerusakan kondom yang sering terjadi seperti robek. +erdasarkan S,+% kelompok berisiko !!4, diperoleh hasil jika <aria melaporkan kejadian kerusakan kondom berkisar antara --$ ; -"$ dalam tiga bulan terakhir, yang menunjukkan bahwa walaupun <aria cenderung menyadari adanya manfaat dari kondom, mereka tidak selalu tahu bagaimana cara menggunakannya dengan benar. =lehnya itu penyuluhan sebaiknya tidak hanya memberikan materi pentingnya penggunaan kondom, tetapi

54

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


juga pada penyuluhan pemakaian kondom yang benar sehingga kerusakan saat menggunakan kondom tidak lagi terjadi. Selain masalah seringnya kondom rusak, hal lain yang juga berpengaruh pada penggunaan kondom adalah bentuk hubungan seks yang dilakukan. )ugraha ' !!6( mengemukakan jika homoseksual 'termasuk waria( mengalami intensitas perasaan yang sama dan kebutuhan yang sama untuk mengekspresikan afeksi dan intim dengan manusia lain seperti yang dilakukan oleh kaum heteroseksual. omoseksual 'termasuk waria( melakukan percintaan hampir sama dengan heteroseksual yaitu lewat sentuhan, memeluk sambil mencumbu dan melakukan anal serta oral se4. +entuk hubungan seks ini juga berpengaruh pada penggunaan kondom yang dilakukan dikalangan waria dan pasangan. 2ubungan seks yang dilakukan dengan oral dianggap tidak berisiko terhadap 2IO dan AIDS sehingga tidak dibutuhkan penggunaan kondom. Seks oral adalah suatu &ariasi seks dengan memberikan stimulasi melalui mulut dan lidah pada organ seks ? kelamin pasangannya. Aktifitas seks oral memiliki resiko terkena penyakit menular termasuk 2IO?AIDS, meskipun risiko ini lebih kecil dibandingkan dengan anal atau &aginal seks. 2al ini disebabkan karena mulut manusia rentan terhadap serangan bakteri dan &irus sehingga memudahkan terjangkitnya &irus 2IO?AIDS melalui organ ini. .ika saat itu ada luka terbuka di mukosa mulut, meski kecil dan tidak terlihat, bisa menyebabkan risiko penularan infeksi menular seksual karena luka terbuka ini adalah jalan masuk &irus atau bakteri ke dalam aliran pembuluh darah '+akri, !!*(. %enggunaan kondom pada waria juga dipengaruhi oleh status pasangan, karena beberapa waria selain memiliki pasangan tetap mereka juga memiliki pasangan tidak tetap yang memiliki beberapa istilah seperti -o$ah, &ete)&ete, nasi -un(kus. +eberapa waria mengungkapkan jika mereka tidak menggunakan kondom pada pasangan tetapnya, namun pada pasangan tidak tetap kadang mereka menggunakan kadang juga tidak. %enilaian penggunnaan kondom ini dipengaruhi oleh keadaan fisik lekon(, jika waria merasa pasangan bersih maka kondom tidak perlu digunakan. 2al yang berbeda diungkapkan oleh -o$ah, jika kendala dalam penggunaan kondom karena sulitnya memperoleh kondom, apalagi jika harus membeli di Apotek karena adanya Trasa maluS. 2al ini disebabkan adanya persepsi negatif dari masyarakat terhadap kondom. 2asil penelitian diatas didukung dari hasil sur&eilans waria yang dilakukan oleh S,+% ' !!4( pada lima kota yaitu .akarta, +andung, Surabaya, Semarang dan Malang, menunjukkan bahwa rata;rata "!$ waria telah mengetahui bahwa kondom melindungi terhadap infeksi menular seksual 'IMS( dan 2IO dan AIDS. )amun penggunaan kondom selama hubungan seks hanya berkisar rata;rata 5!$. 2asil penelitian lain juga menunjukkan bahwa penggunaan kondom dikalangan waria sangat rendah dalam hal pencegahan 2IO dan AIDS di 8ota Abepura dan 8ota Sorong yaitu masing;masing hanya 5,5$ dan 4,#$ 'Djoht, !!5(. +eberapa Informan dalam penelitian ini juga mengungkapkan jika dalam hal penggunaan kondom, maka yang menggunakan atau yang bertindak sebagai laki;laki adalah pasangan waria sehingga mereka yang memakai alat pencegah tersebut.2al ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Mandra ' !!"(, dalam hubungan seks, waria tidak bisa bertindak sebagai laki;laki dan akan bahagia jika diperlakukan sebagai wanita. 2al ini sejalan dengan penuturan informan dalam hal penggunaan kondom, yang bertindak sebagai laki;laki adalah pasangan waria sehingga mereka yang memakai alat pencegah tersebut. #indakan (anti)(anti &asan(an ,erdapat hal menarik dalam penelitian ini, waria pada umumnya selain memiliki pasangan tetap mereka juga memiliki pasangan tidak tetap. %asangan tetap waria 'laki;laki dan mereka sebut lekon( atau suami( yang secara pasti selama berpacaran akan saling memenuhi hasrat seksual. @ntuk pasangan tidak tetap pada umumnya mereka memilih dan lebih menyukai anak;anak remaja yang memiliki usia yang lebih muda dibanding mereka. <aria memiliki banyak istilah untuk pasangan tidak tetap seperti -o$ah, &ete)&ete, dan nasi -un(kus yang menggambarkan jika hubungan mereka hanya bersifat sementara, dimana -o$ah 5heteroseksual6

5"

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


diberi imbalan sesuai dengan permintaannya. )amun, terdapat pula waria yang hanya memiliki satu pasangan seksual saja 'setia pada pasangannya(. 2al tersebut di atas sangatlah jelas bahwa kondisi ini akan sangat mempengaruhi pada tingkat kejadian 2IO dan AIDS di 8abupaten +ulukumba. 8arena dengan seringnya waria berganti;ganti pasangan seksual bahkan memiliki pasangan heteroseksual yang secara jelas heteroseksual akan pula melakukan hubungan seksual dengan kaum wanita sehingga penularan dan kejadian penyakit 2IO dan AIDS baik dikalangan wanita ataupun waria sangat beresiko terjadi peningkatan. 2al ini juga diungkapkan 8%A) ' !!*( bahwa berganti;ganti pasangan seks dapat beresiko terhadap penularan dan peningkatan kejadian 2IO dan AIDS. Menurut Huc Montagnier, penemu 2IO dan AIDS, cara;cara medis tidaklah cukup untuk mencegah AIDS. 8hususnya bagi kelompok berisiko seperti waria, perlu pendidikan mengenai risiko berganti;ganti pasangan seksual. >enters for Disease >ontrol '>D>(, yang diterbitkan pada ! .uli !!- menyatakan dengan tegas strategi yang benar;benar efektif adalah memantangkan hubungan seks dan melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang tidak terinfeksi serta saling setia satu sama lain. Atau dengan sederhana, berpantang dari hubungan seks berganti;ganti pasangan 'Aorum 8omunikasi %enyayang 8ehidupan, !-!( . Adanya keterlibatan -o$ah laki;laki sebagai pasangan tidak tetap waria, menunjukkan jika tidak hanya waria yang berisiko tetapi pasangan juga merupakan kelompok berisiko terhadap 2IO?AIDS. *o$ah pada umumnya adalah usia anak sekolah yang memiliki usia -#;-* tahun dan merupakan masa puberitas. Masa puberitas merupakan masa perkembangan fisik yang cepat ketika reproduksi seksual pertama kali cepat terjadi. Di usia pubertas ini, tubuh seseorang mulai memproduksi hormon;hormon seksual. 2ormon;hormon tersebut, membuat tubuh menjadi dewasa secara fisik dan juga menimbulkan daya tarik seksual. Daya tarik seksual ini, mendorong seorang anak untuk melakukan perilaku seksual '%angkahila, !!4(. 2al ini terjadi pula pada -o$ah. )amun, dalam perilaku seksual mereka termasuk menyimpang karena berhubungan seks dengan laki;laki'waria(. Menurut )adia 'dikutip dalam MuthiQah, !!4( %enyimpangan seksual ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor biologik maupun faktor lingkungan. Dalam penelitian ini faktor lingkungan merupakan salah satu faktor utama seperti keberadan mereka yang dekat dengan komunitas waria serta keinginan untuk memenuhi kebutuhan mereka menjadi pemicu munculnya perilaku tersebut. Akses terhada& in,ormasi kesehatan Menurut Hawrence Jreen 'dikutip dalam <algito, !!#( ketersediaan dan keterjangkauan serta kemudahan akses pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor pemungkin yang dapat berpengaruh langsung terjadinya suatu penyakit pada masyarakat. Selain itu pendidikan juga merupakan faktor penentu pada perubahan perilaku seseorang. %endidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita;cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. %endidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal;hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.%endidikan sendiri dapat dilakukan melalui penyuluhan atau pemberian informasi pada masyarakat. <aria di kab.+ulukumba termasuk sebagai waria yang terorganisir dalam suatu perkumpulan ikatan waria yang diberi nama <akerba '<aria kreatif +ulukumba( yang sering dilibatkan serta dalam berbagai kegiatan termasuk dalam penyuluhan terkait masalah;masalah kesehatan khususnya 2IO dan AIDS. +eberapa informan mengaku pernah mengikuti penyuluhan yang dilakukan oleh instansi pemerintah. )amun ada juga yang mengaku tidak pernah mengikuti penyuluhan karena terkendala dengan aktifitasnya yang padat sebagaiperias penantin. Sehingga hanya memperoleh informasi 2IO dan AIDS melalui teman dan orang disekitarnya. Menurut Ann.Mariner 'dikutip dalam jannah, !!*( lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan orang atau kelompok terhadap pemahaman dalam perilaku kesehatan terkait dengan 2IO dan AIDS . lingkungan sekitar seperti pergaulan dengan

5*

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


teman;teman juga menjadi sumber informasi terhadap pengetahuan tersebut. Salah satu informan menyebutkan jika penyuluhan tidak hanya diperoleh dari seminar yang sering dilakukan, namun juga melalui kontes atau pemilihan miss /aria. %emilihan miss /aria juga menjadi salah satu media penyuluhan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan waria terhadap 2IO dan AIDS. Dalam kompetisi tersebut waria tidak hanya harus tampil menarik namun juga memiliki wawasan yang luas terhadap 2IO dan AIDS, sebab hal tersebut menjadi salah satu kriteria penjurian. %enekanan kelompok yang beresiko tinggi termasuk waria dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal dilakukan melalui pencegahan penyakit dan meningkatkan kesehatan, dalam hal ini mengutamakan upaya peningkatan kesehatan secara pre&entif dan promotif yang umumnya dalam bentuk penyuluhan kesehatan 'Mahmud, !-!(. %eranan 8DS dalam memberikan informasi terkait penyuluhan 2IO dan AIDS dan penjangkauan dengan pembagian kondom juga memiliki peranan dalam menyampaikan informasi kesehatan pada waria. 8elompok Dukungan Sebaya '8DS( adalah wadah untuk berkumpulnya =rang Dengan 2IO dan AIDS '=D2A( dan =rang yang 2idup Dengan 2IO dan AIDS '=2IDA( untuk dapat saling bercerita, mendapatkan informasi kesehatan dan bersama ; sama memecahkan permasalahan yang dibutuhkan anggotanya supaya saling mendukung antar kesebayaan. 8DS lahir atas dasar kebutuhan untuk berkelompok dengan satu tujuan yang sama, sebab anggotanya mempunyai permasalahan yang sama untuk mendapatkan kenyamanan didalam kelompok. 8DS merupakan salah satu bentuk dukungan sosial yang diberikan pada =D2A. Menurut Gmery dan =ltmanns 'dalam )urbani, !!#( mengatakan bahwa dukungan sosial merupakan bantuan secara emosional dan langsung yang diberikan kepada seseorang. Dukungan ini bisa berasal dari pihak manapun yang merupakan si(ni,i$ant others bagi orang yang menghadapi masalah atau situasi stres, seperti orang tua, pasangan, sahabat, rekan kerja ataupun dokter dan komunitas organisasi. 8DS tidak hanya berfokus pada mereka '=D2A dan =2IDA( namun juga pada kelompok berisiko seperti penasun dan waria. Menurut ketua 8DS semua orang bisa bergabung di kelompok tersebut, namun penyeleksian itu tetap ada untuk lebih melindungi anggotanya yang memang =D2A, sebab kadang mereka yang ingin bergabung bermaksud lain yaitu untuk mengetahui siapa saja yang terinfeksi 2IO dan AIDS. %enjangkauan terhadap kelompok waria dilakukan dengan memberikan sosialisasi dan pembagian kondom yang diharapkan dapat terjadinya perubahan perilaku. Salah satu kendala waria sulit mengikuti penyuluhan yang kadang diberikan adalah jadwal penyuluhan yang sering dilakukan pada saat mereka sibuk beraktifitas di tempat kerja yaitu pagi hari, sehingga mereka sulit untuk mengikutinya. %adahal diungkapkan oleh mereka jika mereka membutuhkan sosialisasi terkait masalah 2IO dan AIDS. Selain itu kendala lain adalah karena jarangnya penyuluhan yang dilakukan dipedesaan, sehingga waria yang beraktifitas disana sulit mengakses informasi tersebut. %ada dasarnya 8abupaten +ulukumba merupakan salah satu kabupaten yang menerapkan %GRDA AIDS dimana salah satu bentuk pencegahan yang dituangkan dalam perda +A+ III pasal # adalah melakukan pemeriksaan?tes darah 2IO dan AIDS pada kelompok berisiko termasuk waria dan pelayanan konseling yang dilakukan secara sukarela di klinik O>, RS@D pada pasal 6. %ada pelaksanaan perda khususnya pencegahan 2IO dan AIDS terdapat dua hal utama yang dilakukan yaitu konseling dan tes darah. ,erkhusus pada tes darah 2IO dan AIDS, beberapa waria mengaku jika telah melakukan tes darah. )amun waria merasa jika tes darah hanya sebagai formalitas sebuah program yang pengawasannya tidak ada, hal ini didasari karena tidak adanya konseling 2IO dan AIDS yang pada dasarnya merupakan langkah pencegahan yang juga perlu untuk dilakukan, karena tes 2IO dan AIDS hanya lebih menekankan pencegahan penularan pada mereka yang akhirnya diketahui positif, sementara mereka yang negatif seharusnya diupayakan agar melakukan perubahan perilaku dari yang berisiko menjadi tidak berisiko, terutama dalam tindakan ganti;ganti pasangan. =leh karena itu implementasi perda terkait pencegahan 2IO dan AIDS tidak hanya menekankan

3!

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


pada tes darah tetapi penting juga untuk memberikn layanan konseling yang memberikan informasi baik penularan, pencegahan dan upaya yang harusnya dilakukan oleh kelompok berisiko untuk mencegah 2IO dan AIDS. K+s"*1ula& <aria memahami 2IO dan AIDS sebagai penyakit yang ditularkan melalui seks bebas, bergantian pasangan, persamaan golongan darah, nafas, serta cairan dalam tubuh seperti air mani bahkan melalui ludah, dan keringat. %erilaku pencegahan dilakukan dengan menggunakan kondom, tidak bergaul dengan mereka yang positif 2IO dan AIDS serta menggunakan tisu basah sebagai pengganti kondom. <aria memenuhi kebutuhan seks dengan melakukan tindakan ganti; ganti pasangan yang dilakukan pada -o$ah, &ete)&ete, dan nasi -un(kus, dengan memberikan imbalan kepada mereka ,erkait dengan adanya %GRDA AIDS di kab. +ulukumba agar kiranya pelaksanannya tidak hanya menjalankan tes darah 2IO dan AIDS sebagai langkah pencegahan , tapi perlunya implementasi perda dalam bentuk konseling agar terjadi perubahan perilaku dari yang berisiko menjadi tidak berisiko, mengingat aktifitas waria yang sebagian besar melakukan tindakan ganti; ganti pasangan dan berdampak munculnya kelompok beresiko baru yaitu rema"a &ria usia sekolah yang merupakan pasangan mereka. DA;TAR 0USATA-A -. Djhot, Djekky, !!5, <aria Asli %apua dan %otensi %enularan 2IO?AIDS di %apua 5Kasus A-e&ura dan Kota Soron( 6, ,esis, .urusan Antropologi @ni&ersitas >endrawasih . Aorum 8omunikasi %enyayang 8ehidupan 'A8%8(, !-!, kasus kondom, artikel, http:??www.sayangihidup.org diakses tanggal ! .anuari !5. 2arahap, Syaiful , !-!, Menguji %eran %erda AIDS +ulukumba, http:??lsm; infokespro.blogspot.com diakses tanggal 5 =kteber !3. .annah, !!*, #eori Pen(etahuan. http:??bidanlia.blogspot.com? !!*?!6?teori; pengetahuan.html dikases tanggal -4 .anuari !#. 8%AD +ulukumba, !- , Aa&oran Da,tar Penderita IEIAIDS Di klinik E%# RSUD .A. Sulthan Daen( Rad"a Ka-u&aten *ulukum-a tahun 2012. 6. MuthiQah, D, !!4, Konse& diri dan latar -elakan( kehidu&an /aria , Artikel, http:??docs.google.com?&iewerKa7&L/7cache diakses tanggal ! .anuari !4. )gatimin, 2, M, Rusli, !!#, Sari dan A&likasi Ilmu Perilaku Kesehatan , Aakultas 8esehatan Masyarakat, @ni&ersitas 2asanuddin, Makassar )otoatmodjo, Soekodjo, !!5, Ilmu Kesehatan Masyarakat 5&rinsi)&rinsi& dasar6,.akartaI %,. Rineka >ipta ". )ugraha, +,D, !!6, A&a yan( in(in diketahui rema"a tentan( seksJ , .akartaI +umi aksara *. )urbani, Aarah, !!#, Dukun(an sosial &ada CD A. Sripsi, Sumatra, @S@ -!. %angkahila, A, !!4, #um-uh kem-an( rema"a dan &ermasalahannya , Sagung SetoI .akarta. --. Rabudiarti, Ratna, !!4, Perilaku Seks Baria Di Kota Pontianak Kalimantan *arat #ahun 200=,Skripsi,SumatraI @S@. - . Sur&ailans ,erpadu +iologis %erilaku 'S,+%(, !!4, Ran(kuman Survailans Baria, Departemen 8esehatan .akarta -5. @)AIDS, !- , AIDS +&idemi$ U&date, http??www.unaids.org diakses tanggal 6 Desember !- . 14. Oi&alife, !-5, Dalam ! -ulan terda&at 2.<18 kasus -aru IE di Indonesia. http:??life&i&a.co.id?news?read?54"4!#;dalam;5;bulan;ada;#;3"*;kaus;2IO;diindonesia. diakses tanggal ! .anuari !-5 -#. <algito, +, !!#, Psikolo(i sosial 5suatu &en(antar6, ed, re&isi, >O, A)DII9ogyakarta

3-

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA

ANALISIS PENERIMAAN MEDIA KOMUNIKASI (POSTER) TENTANG JAJANAN SEHAT DI KALANGAN SIS;A SEKOLAH DASAR DI KOTA SAMARINDA
Ma!)a* A*"!1 Su!"a(2 S)a*s"a! Russ+&, Konsentrasi Promosi Kesehatan Pas$a Sar"ana Universitas asanuddin 2 Konsentrasi Promosi Kesehatan Pas$a Sar"ana Universitas asanuddin ! Konsentrasi Kesehatan Keselamatan Ker"a Pas$a Sar"ana Universitas asanuddin
1

A1STRAPenelitian ini -ertu"uan untuk men(analisis &enerimaan sis/a Sekolah Dasar tentan( "a"anan sehat melalui &enyuluhan media &oster. Penelitian ini meli-atkan 82 sis/a kelas E sekolah dasar ne(eri 00< A/an( Aon( Samarinda yan( diam-il se$ara a$ak sederhana. Penelitian dilakukan u"i $o-a media di kalan(an sis/a SD Muhammadiyah den(an men((unakan desain &enelitian one shot $ase study, kemudian dilan"utkan di SD 7e(eri 00< A/an( Aon( Samarinda den(an desain 9uasi eks&erimen one (rou& &retest &osttest. Pretest di(unakan untuk men(ukur &en(etahuan dan sika& a/al sis/a SD tentan( "a"anan sehat. Selan"utnya, dilakukan &osttest untuk men(ukur &en(etahuan dan sika& akhir sis/a SD setelah menda&atkan &enyuluhan den(an &oster "a"anan sehat. asil &enelitian menun"ukan -ah/a media &oster yan( diu"i $o-a diterima sis/a SD Muhammadiyah den(an nilai rata)rata skor ke-erterimaan ?0)1003. kemudian ter"adi &enin(katan &en(etahuan =1 sis/a dan sika& &ositi, !! sis/a den(an u"i /il$o4on menun"ukkan si(ni,ikan 50,000N & 0,026. A1STRACTS #he aim o, resear$h is to analy;e the a$$e&tan$e o, +lementary S$hool students on healthy sna$ks throu(h &oster media $ounsellin(. #he &o&ulation $onsisted o, 82 students o, %lass E o, 00< A/an( Aon( State +lemntary S$hool Samarinda. #he sim&les /ere sele$ted -y usin( sim&le random sam&lin( method. #he resear$h use &revious e4&eriment amon( the students o, Muhammadiyah +lementary S$hool -y usin( one shot $ase study. A,ter that, the resear$h /as $ondu$ted amon( the students o, 00< A/an( Aon( State +lementary S$hool, Samarinda -y usin( 9uasi e4&eriment one (rou& &retest &osttest desi(n. Pretest /as used to measure studentsM kno/led(e and attitude on healthy sna$ks, /hile &osttest /as done to assess studentsM kno/led(e and attitude a,ter havin( $ounsellin( -y usin( &oster on healthy sna$ks. #he result o, the resear$h reveal that tried)out &oster media is a$$e&ted -y the students o, Muhammadiyah +lementary S$hool /ith the mean s$ore o, ?0)1003. #here is an in$rease o, kno/led(e amon( =1 students and &ositive attitude amon( !! students usin( /il$o4on test /hi$h indi$ates a si(ni,i$an$e 50,000N &0,026.

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA

0ENDA=U>UAN angan jajanan memegang peranan yang cukup penting dalam mendukung terpenuhinya asupan giFi anak sekolah. 2asil sur&ei yang dilakukan +%=M pada tahun !!" pada 3#!! SD di 4* kabupaten atau kota di -" propinsi di Indonesia melaporkan bahwa pangan jajanan yang dikonsumsi anak sekolah menyumbang sebesar 5-,- persen energi dan 4,3 persen protein dari konsumsi pangan harian '+%=M !!*(. Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa, untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas harus didukung dengan pemberian asupan giFi yang seimbang dan terjamin keamanannya. )amun kenyataannya menurut data 8H+ keracunan pangan tahun !!" yang dikumpulkan oleh +%=M, menunjukkan bahwa -4, 6 persen kasus keracunan terjadi di sekolah dan siswa sekolah dasar merupakan kelompok yang paling sering '4*,3-$( mengalami keracunan pangan. Data juga menyebutkan bahwa sebesar -#,43 persen kasus tersebut diakibatkan oleh konsumsi %angan .ajanan Anak Sekolah '%.AS(. %eranan %.AS yang cukup besar dalam memenuhi kebutuhan giFi anak belum diimbangi dengan kualitas dan keamanan pangan jajanan yang baik. 2al tersebut terbukti dengan masih banyaknya %.AS yang tidak memenuhi standar pangan yang aman untuk dikonsumsi. 2asil penelitian yang dilakukan oleh +%=M pada tahun !!6 terhadap enam jenis pangan jajanan didapatkan bahwa sebanyak 3*,35 persen sampel %.AS tidak memenuhi persyaratan atau standar pangan jajanan sehat '+%=M !!4(. ,arget anak sebagai konsumen sangat strategis terutama berkaitan dengan konsumsi pangan jajanan. Salah satu usaha untuk mengurangi paparan anak sekolah dasar terhadap pangan jajanan yang tidak sehat dan tidak aman adalah dengan melakukan pemasaran sosial jajanan sehat kepada anak sekolah dasar dengan menerapkan metode persuasif baik dengan moti&asi pesan positif maupun negatif melalui berbagai media, baik media elektronik maupun media cetak. 2asil penelitian 2arris, +argh, dan +rownell ' !!*( menyebutkan bahwa anak akan lebih banyak mengonsumsi jajanan setelah melihat iklan makanan. 2al tersebut sesuai dengan hasil penelitian kualitatif yang dilakukan oleh 2awkins dan Allison ' !!*( yang menyatakan bahwa anak;anak mempelajari dan mengembangkan pengetahuan tentang kesehatan dari berbagai sumber, misalnya sekolah, keluarga, buku, label nutrisi, dan media. %enelitian ini juga menemukan bahwa tele&isi merupakan media utama yang berpengaruh terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku anak tentang kesehatan. Meskipun demikian, perkembangan teknologi media audio &isual sekarang ini tidak menyurutkan kehadiran media cetak sebagai salah satu sumber informasi yang digemari masyarakat. 2a&elock '-*4-( diacu dalam 2arahap '-**3( menyatakan bahwa dalam melakukan kampanye sosial dengan menggunakan media cetak merupakan pilihan yang sangat tepat. Salah satu media cetak yang cocok untuk digunakan dalam pemasaran sosial adalah poster. 2asil penelitian Saptarini ' !!#( menjelaskan bahwa responden tidak mengalami kesulitan dalam menginterpretasikan gambar perumpamaan, isi dan susunan kalimat pada poster, sehingga hambatan penerimaan pesan dari segi substansi poster 'bahasa, gambar dan tulisan( bisa dianggap kecil. Selain itu poster merupakan media komunikasi yang bisa diakses banyak orang. %oster merupakan salah satu media yang banyak dipakai dalam praktik promosi kesehatan karena poster menyampaikan informasi dengan kata;kata dan gambar atau simbol yang dapat mengungkit rasa keindahan, mempermudah pemahaman serta mampu mempengaruhi dan memoti&asi perilaku orang yang melihatnya ')otoatmodjo, !!4(. %ernyataan tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh ,ampubolon ' !!*( tentang pengaruh media &isual poster dan lea,let makanan sehat terhadap perilaku konsumsi makanan jajanan pelajar kelas khusus SMA )egeri - %anyabungan 8abupaten Mandailing )atal, penelitian yang dilakukan oleh Anjelisa, dkk ' !-!( tentang sosialisasi cara penggunaan obat yang baik melalui penyebaran poster dan lea,let pada unit pelayanan kesehatan di Hubuk %akam 8abupaten Deli Serdang, dan penelitian yang dilakukan oleh Rapiasih ' !!*( tentang pelatihan hygiene sanitasi dan poster berpengaruh terhadap pengetahuan, perilaku penjamah makanan, dan kelayakan hygiene sanitasi di Instalasi

35

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


JiFi RS@% Sanglah Denpasar. 8etiga penelitian ini menyimpulkan bahwa media poster mampu mempengaruhi perilaku respondennya Dengan demikian, poster sebagai media cetak yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi media alternatif untuk menyampaikan pesan dan mampu mengubah pengetahuan serta sikap anak sekolah dasar tentang jajanan sehat. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerimaan media komunikasi poster jajajan sehat di kalangan siswa SD di kota Samarinda

6ETODE 0ENE>ITIAN D+sa"& P+&+l" "a& Disain penelitian yang digunakan adalah 8uasi eksperimental 'rancangan eksperimen semu( dengan melalui proses dua tahap yaitu tahap pertama sebelumnya dilakukan uji keberterimaan poster dengan uji one shot $ase study. Desain ini dimaksudkan untuk mempelajari dinamika dan &ariasi &ariabel yang termuat dalam judul penelitian UAnalisis %enerimaan Media 8omunikasi %oster tentang .ajanan sehat di kalangan siswa Sekolah Dasar di kota Samarinda. P.1ulas"# $a& Sa*1+l P+&+l" "a& %opulasi penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar )egeri !!3 Awang Hong Samarinda kelas O yang terdiri dari 5 kelas yaitu kelas OA, O+ dan O> dengan jumlah siswa sebanyak - ! orang. Ditetapkan pada kelas O karena kelas O dianggap memiliki pola pikir yang lebih berkembang dan kemampuan membaca yang lebih baik dibandingkan dengan kelas I hingga kelas IO serta sudah mampu melakukan pengambilan keputusan pembelian sendiri tanpa bergantung pada orang dewasa yang ada disekitarnya. Sampel adalah sebagian dari populasi. +esaran jumlah sampel dapat ditentukan dengan rumus yang perhitungannya berdasarkan rumus Slo&in '@mar !!#(, sehingga diketahui besar sampel * orang. @ntuk mengantisipasi kesalahan atau kegagalan yang mungkin terjadi pada saat pengambilan data, maka responden diambil secara acak sederhana 5sim&le random sam&lin(6. L./as" $a& ;a/ u P+&+l" "a& %enelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar )egeri !!3 .l. Awang Hong Samarinda. %emilihan lokasi dilakukan secara &ur&osive dengan pertimbangan bahwa SD !!3 Awang Hong Samarinda merupakan salah satu SD di wilayah kota Samarinda yang memiliki kantin dan juga penjual jajanan di sekitar sekolah. %engumpulan data primer baik sebelum maupun sesudah perlakuan serta pengambilan data yang dilaksanakan mulai bulan .uli s?d =ktober !- . P+&,u*1ula& $a& J+&"s Da a %engumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan kuesioner. .enis data yang adalah data primer melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner terstruktur dan data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiannya, berupa data dokumentasi atau data laporan. =ASI> 0ENE>ITIAN Ka!a/ +!"s "/ !+s1.&$+& Jenis kelamin res&onden dan umur res&onden ,abel - menunjukkan karakteristik responden berdasarkan .enis 8elamin yaitu jumlah responden laki;laki sebanyak #3 orang '#",4$( dan perempuan sebanyak 5" orang yakni 3-,5$. ,abel menunjukkan karakteristik responden berdasarkan umur yaitu jumlah berumur * tahun sebanyak 5 orang '5,5$( dan -! tahun sebanyak " orang '"*,-$( yang berumur -- tahun 4 orang '4,6$(. A&al"s" U&"2a!"a Ke-erterimaan Media Poster

33

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


,abel 5 menunjukkan bahwa hasil uji coba media pada Sekolah Dasar di Samarinda didapat hasil bahwa -" item pertanyaan dari ! pertanyaan?pernyataan menjawab ya V6!, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil uji coba media poster yang dipakai adalah I responden merasa tertarik dengan judul pada poster, responden setuju dengan apa yang disampaikan pada poster, responden setuju kalau poster dapat memberikan pengetahuan tentang jajanan sehat, responden dapat memahami isi poster, responden menyarankan perbaikan pada gambar, tulisan dan penegasan warna dan responden setuju kalau poster dapat disebarkan di sekolah lain. Pen(etahuan res&onden tentan( "a"anan sehat se-elum dan sesudah &enyuluhan den(an media &oster. ,abel 3 hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberikan penyuluhan media poster, ada -6 siswa '-4,3$( responden yang sudah memiliki pengetahuan tentang .ajanan sehat dan setelah perlakuan tingkat pengetahuan ,inggi sebesar "4 siswa '*3,#4$( Adapun hasil tersebut dipaparkan pada ,abel berikut Sika& res&onden tentan( "a"anan sehat se-elum dan sesudah &enyuluhan den(an media &oster ,abel # menunjukkan bahwa sebelum diberikan penyuluhan media poster, ada #3 siswa '#",4$( responden yang sudah memiliki respon sikap yang positif tentang .ajanan sehat dan setelah perlakuan respon sikap positif meningkat sebesar "# siswa '* ,3$(. B"2a!"a Analisis Pen(etahuan res&onden tentan( "a"anan sehat se-elum dan sesudah &enyuluhan den(an media &oster ,abel 6 menunjukkan perbandingan pengetahuan sebelum dan sesudah perlakuan tidak terdapat responden dengan pengetahuan lebih rendah dari pada sebelum dilakukan penyuluhan dengan media poster, - orang tetap dan 4- orang mempunyai pengetahuan lebih baik. Selain itu uji <ilcoBon diperoleh si(ni,i$an$y !,!!! 'pE!,!#( dan hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan yang bermakna antara sebelum dan sesudah penyuluhan dengan media poster. Analisis &eru-ahan sika& res&onden tentan( "a"anan sehat se-elum dan sesudah &enyuluhan den(an media &oster ,abel 4 menunjukkan perbandingan sikap sebelum dan sesudah perlakuan terdapat 5 orang dengan sikap terhadap media poster jajanan sehat lebih rendah dari pada sebelumnya, #6 orang tetap dan 55 orang mempunyai respon lebih baik. Selain itu uji <ilcoBon diperoleh si(ni,i$an$y !,!!! 'pE!,!#( dan hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sikap yang bermakna antara sebelum dan sesudah penyuluhan dengan media poster. P+*3a(asa& Analisis ke-erterimaan 5A$$e&tan$e6 sis/a Sekolah Dasar di kota Samarinda terhada& &oster "a"anan sehat. Dari hasil uji coba media poster menunjukkan bahwa adanya keberterimaan terhadap media poster jajanan sehat yang digunakan dalam penelitian. Sebagian besar siswa menganggap media poster yang dipakai menarik dan mengandung gambar maupun teks yang dapat dipahami. Sebagian besar responden juga menilai bahwa poster tersebut dapat diterima karena sesuai dengan norma;norma yang berlaku serta layak untuk disebarkan sepada siswa Sekolah Dasar. 2asil penelitian tersebut sejalan dengan teori bahwa poster adalah salah satu media yang terdiri dari lambang kata atau simbol yang sangat sederhana, dan pada umumnya mengandung anjuran atau larangan Depdikbud '-*""(. %oster adalah kombinasi &isual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti didalam ingatannya. %oster disebut juga

3#

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


plakat, lukisan atau gambar yang dipasang telah mendapat perhatian yang cukup besar sebagai suatu media untuk menyampaikan informasi, saran, pesan dan kesan, ide dan sebagainya Rohani '-**4( %oster mempunyai kelebihan dengan harganya terjangkau oleh seorang guru tetapi ada juga kelemahannya dikarenakan media poster berdimensi dua, sehingga sukar untuk melukiskan sebenarnya. %oster bersifat persuasif, yaitu bermaksud menarik perhatian dengan menyatukan gambar, warna, tulisan dan kata;kata. %oster dapat menarik minat siswa dalam mempelajari suatu topik yang baru )o&idar ' !- ( Pen(etahuan sis/a Sekolah Dasar di kota Samarinda tentan( "a"anan sehat den(an men((unakan media &oster 2asil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok responden sebelum dan setelah penyuluhan dengan media poster menunjukkan perubahan yang siginifikan dimana tingkat pengetahuan sebelum penyuluhan mengalami peningkatan setelah dilakukan penyuluhan dengan media poster. Menurut Mowen dan Minor ' !! ( pengetahuan konsumen merupakan pengalaman dan informasi tentang produk dan jasa yang dimiliki seseorang. %engetahuan konsumen dikategorikan menjadi tiga golongan, yaitu pengetahuan objektif, pengetahuan subjektif, dan informasi mengenai pengetahuan lainnya. %engetahuan tentang jajanan sehat dalam penelitian ini merupakan pengetahuan subjektif, yaitu pengetahuan anak mengenai apa dan berapa banyak yang anak ketahui mengenai jajanan sehat. %engetahuan tentang jajanan sehat adalah aspek kognitif yang menunjukkan pemahaman contoh tentang jajanan sehat. Menurut Sumarwan ' !!3( pengetahuan yang dimiliki indi&idu akan mempengaruhi indi&idu tersebut dalam mengambil keputusan pembelian. Indi&idu yang memiliki pengetahuan yang lebih banyak akan lebih baik dalam mengambil keputusan dan akan lebih tepat dalam mengolah informasi. Maka pengetahuan tentang jajanan sehat merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh siswa sekolah dasar sebagai landasan untuk mengambil keputusan pembelian terutama dalam memilih jajanan sehat. 2asil U"i Bil$o4on dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebelum diberikan perlakuan melalui penyuluhan dengan media poster terdapat perbedaan yang nyata antara rata;rata skor pengetahuan pada responden. +egitu juga setelah diberikan perlakuan cara penyuluhan media poster, rata;rata skor pengetahuan responden tentang jajanan sehat menunjukkan adanya perbedaan yang nyata. %erubahan skor pengetahuan responden dari sebelum dan sesudah perlakuan, menunjukkan peningkatan yang nyata. )amun hasil penelitian eksperimen yang dilakukan di Stanford @ni&ersity tentang kekuatan media massa dalam mengubah perilaku penyebab penyakit jantung, menyebutkan bahwa media massa menarik, jika direncanakan secara efektif, dapat memberikan informasi, memoti&asi dan mendorong untuk berperilaku sehat secara berkelanjutan walaupun tanpa disertai inter&ensi interpersonal tatap wajah. 2al tersebut dapat terjadi karena ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi efektifitas media massa, diantaranya faktor audiens, faktor pesan, faktor media dan faktor mekanisme respon 8otler L Roberto '-*"*(. %enelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosyida ' !!*( Metode %oster %ommend sebagai upaya dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa SD 'kasus di Malang( menunjukkan bahwa metode poster $ommend dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa. Sika& sis/a Sekolah Dasar di kota Samarinda terhada& "a"anan sehat men((unakan media &oster .efkins '-**4( mengemukakan bahwa komunikasi efektif dapat dibangun melalui poster dimana senantiasa ditentukan oleh perpaduan antara kata;kata dan gambar pada model. Model; model poster memerlukan keterampilan dalam memainkan kata;kata. 8ata;kata selalu dipilih agar terkesan unik dan memikat, sehingga dapat memaksa para pembacanya untuk berhenti sejenak merenungkan maknanya.

36

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


%enelitian tentang sikap siswa terhadap jajanan sehat sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan dengan media poster juga terjadi perbedaan skor rata;rata meningkat, meski perbedaan skornya tidak terlalu jauh. Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. )ewcomb salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau akti&itas, akan tetapi merupakan Upre;disposisiQ tindakan atau perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka tingkah laku terbuka. %enelitian ini juga sejalan dengan yang dilakukan oleh ,ampubolon et,al ' !!*( berjudul %engaruh Oisual %oster dan Heaflet terhadap perilaku makan pelajar SMA di 8abupaten Mandailing )atal Sumatera @tara menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara perilaku konsumsi makanan jajanan pada anak sekolah sebelum dan sesudah inter&ensi. Menyimpulkan bahwa penyuluhan giFi dengan media poster dan leaflet mampu meningkatkan perilaku giFi anak sekolah. %enelitian <ijayasa '-**5( pada penelitiannya memakai poster aksi penanggulangan anemi giFi besi ibu hamil untuk meningkatkan perilaku minum tablet tambah darah dan komsumsi makan. %enelitian ini menunjukkan bahwa media poster digunakan untuk mengingat pesan pada ibu. Setelah mengingat pesan, dengan sendirinya sebelum mengomsumsi makanan bagi keluarga dan dirinya akan teringat makanan bergiFi apa yang tepat untuk dikomsumsi. SI60U>AN DAN SARAN 2asil uji coba media menunjukkan adanya penerimaan media poster terhadap siswa sekolah Dasar di kota Samarinda yaitu -" pertanyaan responden menjawab ya 'menerima( 6!; -!!$, sehingga media dapat dipakai atau disebarkan ke Sekolah Dasar yang lain untuk dijadikan sebagai media komunikasi untuk mempengaruhi tingkat pengetahuan maupun sikap siswa terhadap jajanan sehat. %eningkatan pengetahuan tentang jajanan sehat bagi siswa Sekolah Dasar setelah dilakukan penyuluhan dengan media poster dengan hasil uji adalah !,!!! 'pE!,!#( menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna. @ntuk perbedaan sikap siswa terhadap jajanan sehat sebelum dilakukan penyuluhan media poster dengan setelah dilakukan penyuluhan media poster dengan hasil uji !,!!! 'pE!,!#( menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna. @ntuk itu Dinas 8esehatan 8ota Samarinda dan komunitas sekolah dapat mengembangkan poster jajanan sehat untuk pengawasan dan pembinaan dan %engendalian .ajanan anak sekolah. DA;TAR 0USTA-A Anjelisa !-! sosialisasi $ara &en((unaan o-at yan( -aik melalui &enye-aran &oster dan lea,let &ada unit &elayanan kesehatan di Au-uk Pakam Ka-u&aten Deli Serdan(. Medan. +adan %engawasan =bat dan Makanan, !!4. Food Bat$h Ja"anan Anak Sekolah diakses dari http:??www.pom.go.id +adan %engawasan =bat dan Makanan, !!". Data KA* Kera$unan Pan(an 2001)2001 diakses dari http:?? www.pom.go.id +adan %engawasan =bat dan Makanan, !!*. Food Bat$h Pan(an Ja"anan Anak Sekolah diakses dari http:?? www.pom.go.id +uccheri >, >asuccio A, Jiammanco S, Juardia M, dan Mammina >. Food Sa,ety in os&ital> Kno/led(e, Attitudes and Pra$ti$es o, 7ursin( Sta,, o, t/o os&itals in Si$ily, Italy, +M> 2ealth Ser&ice Research Wserial onlineX !!4 Wcited !!4 Dec 5!X. A&alaible from: http:??www.biomedcentral.com?-34 ;6*65?4?3# >ampbell, D.,., L Stanley, ..>. -**6( +ks&erimental desi(n and Huasi +4&erimental desi(n ,or Resear$h, %hi$a(o > Raund M> )ally >ollege %ublishing >ompany Daniaty, !!* &en(etahuan, Sika& dan #indakan sis/a tentan( Makanan Minuman Ja"anan yan( men(andun( *#M tertentu. Medan !!* Departemen %endidikan dan 8ebudayaan -**", Media Pem-ela"aran. Depdikbud. .akarta.

34

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


Jreen, H<, M.<. 8reuter -**-. ealth Promotion Plannin(> An +du$ational and +nvironmental A&&roa$h. Mayfield %ublishing >ompany. Hondon 2arahap, 2 '-**3( Pen(aruh -entuk dan Frekuensi Penya"ian Pesan Di;i Seim-an( melalui Folder O#esisP. +ogor %rogram Studi %asca Sarjana 8omunikasi %ertanian dan %edesaan. Aakultas %ertanian I%+. 2arris H., +argh .A, dan +rownell 8D. !!*. Primin( +,,e$t o, #elevision Food Advertisin( on +atin( *ehavior. .ournal of 2ealth %sychology, "'3(, 3!3;3-5. 2awkins ., Allison J. !!*. %onsumer So$ialisation o, %hildren> +4&lorin( the in,luen$e o, #E Pro(ramme %ontent on %hildrens ealth Kno/led(e, Attitudes, and *ehaviour. www.duplication.net.au?A)RMA> !!*?papers?A)RMA> !!*;5*6.pdf Diakses =ktober !--. .efkins,A. -**4. Periklanan. .akarta. Grlangga. 8otler %, Roberto GH. -**". So$ial Marketin( > Strate(ies For %han(in( Pu-li$ *ehaviour. )ew 9ork. ,he free %ress. Mowen .>, Minor M. !! . Perilaku Konsumen Jilid I +disi kelima. .akarta. Grlangga. )otoatmodjo,S. !!#. Promosi Kesehatan #eori dan A&likasi. Rineka >ipta. .akarta )otoatmodjo, S, !!4. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka >ipta. .akarta. )o&idar !- , Kom&uter dan Media Pem-ela"aran. Diakses tanggal -! =ktober !- dari http:??no&idar.blogspot.com? !- ?!6?komputer;dan;media;pembelajaran.html Rapiasih, dkk. !!*. Pelatihan y(iene Sanitasi dan Poster *er&en(aruh terhada& Pen(etahuan, Perilaku Pen"amah Makanan, dan Kelayakan y(iene Sanitasi di Instalasi Di;i RSUP San(lah Den&asar. .urnal JiFi 8linik Indonesia ' #he Indonesian Journal o, %lini$al 7utrition( Rohani, -**4 Pen((unaan Media Poster terhada& Pem-ela"aran menulis Puisi di Kelas EIII SMP 7e(eri 1 Panim-an(. Rochimah !--, Pen(aruh Motivasi Pesan dan %ara Penya"ian *uklet terhada& Perse&si dan Pen(etahuan Sis/a Sekolah Dasar tentan( Ja"anan Sehat . +ogor diakses .uli !-- melalui http:??respository.ipb.ac.id?bitstream?handle?- 53#64"*?# 54Rosyida, !!*. Pen((unaan Metode Poster %ommand dalam Pem-ela"aran *ahasa In((eris Se-a(ai u&aya Penin(katan Kemam&uan Menulis Sis/a Kelas IE % SD Insan Amanah di Malan(. Malang. Saptarini, !!#. +,ektivitas Media Promkes Poster. Pesan Keamanan Pan(an dari *adan PCM RI. .akarta !!# Sopiyudin M !- . Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. .akarta. Salemba Medika. Sumarwan @. !!3. Perilaku Konsumen > #eori dan Penera&annya dalam Pemasaran. +ogor Jhalia Indonesia. ,ampubolon !!*, &en(aruh media visual &oster dan lea,let makanan sehat terhada& &erilaku konsumsi makanan "a"anan &ela"ar kelas khusus SMA 7e(eri 1 Panya-un(an Ka-u&aten Mandailin( 7atal. Medan Sumatera @tara @mar 2. ' !!#(. Metode Penelitian untuk Skris&si dan #esis *isnis. .akarta: %, Raja Jrafindo %ersada <ijayasa ).-**5, Poster Aksi Penan((ulan(an Anemi Di;iI-u amil Untuk Menin(katkan Perilaku Minum #a-let #am-ah Darah dan Konsumsi Makan. ,esis. %rogram Magister %8I% %rogram %asca Sarjana @ni&ersitas Jajah Mada. MMMMMMMM !--. Pen(aruh Penyuluhan dan Metode %eramah den(an Poster terhada& Perilaku Konsumsi Makanan Ja"anan Murid SD si-ol(a. Medan !-http:??makalahdanskripsi.blogspot.com? !!". diakses tanggal 4 )opember !MMMMMKekuatan Poster untuk Media *ela"ar. '=nline(, 'http:??ummimarsya.multiply.com?journal?item?-3?8ekuatanM%osterMuntuk MediaM+elajar, diakses 5 .uni !--.

3"

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA

>A60IRAN ,abel -. 8arakteristik Responden Menurut .enis 8elamin 2enis -ela/in n % Haki;laki #3 #",4! %erempuan 5" 3-,5! .umlah * -!! Sum-er > Data Primer

. 8arakteristik Responden Menurut umur n % 5 5,5! $ " "*,-! $ 4 4,6$ * -!!$ Sum-er > Data &rimer ,abel 5. 2asil uji coba media poster di kalangan siswa SD Muhammadiyah Samarinda -ATE<ORI 2A?A1AN Ca Tdk No 0ertanyaan 2u/lah 0ersentase n % n % ! -!!.!! ; ; ! -!!.!! -! #!.!! -! #!.!! ! -!!.!! 5 5 -# 4#.!! # #.!! ! -!!.!! 3 3 * 3#.!! -##.!! ! -!!.!! # # 6!.!! " 3!.!! ! -!!.!! 6 6 6!.!! " 3!.!! ! -!!.!! 4 9 *& -!!.!! ; ; ! -!!.!! " : ": *!.!! -!.!! ! -!!.!! * 7 *& -!!.!! ; ; ! -!!.!! -! "& "+ "!.!! 3 !.!! ! -!!.!! -"" *& -!!.!! ; ; ! -!!.!! "* *& -!!.!! ; ; ! -!!.!! -5 "3 *& -!!.!! ; ; ! -!!.!! -3 "( *& -!!.!! ; ; ! -!!.!! -# "# "+ "!.!! 3 !.!! ! -!!.!!

,abel U/ur * thn -! thn -- thn

3*

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


-6 -4 -" -* ! "+ *& "9 *& ": *& "7 *& *& *& 2u/lah "9'( Rata E Rata Sum-er > Data Primer ,abel 3. -!!.!! -!!.!! -!!.!! -!!.!! -!!.!! :9 ; ; ; ; ; *'+ ; ; ; ; ; "3 ! ! ! ! ! *& -!!.!! -!!.!! -!!.!! -!!.!! -!!.!! "&&

,ingkat %engetahuan Responden Sebelum dan Setelah %enyuluhan dengan media poster Sebelu/ 0erlakuan n % 46 " ,6 -6 -4,3 * -!!.!! Setelah 0erlakuan n % # #,35 "4 *3.#4 * -!!.!!

Tingkat 0engetahuan Rendah ,inggi Sum-er > data Primer

Tabel 5. Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan dengan media Poster
Sebelu/ 0erlakuan n % 3-,5 #",4 -!!,! Setelah 0erlakuan n % 4 "# * 4,6 * ,3 -!!,!

Sika.

)egatif 5" %ositif #3 ,otal * Sum-er > data Primer ,abel 6.

2asil uji tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan dengan media poster. Sebelu/ 0enyuluhan n % -!! 35 Sesudah 0enyuluhan n % -!! #3 *! n *

1 !,!!!

)ilai maksimum )ilai minimum

Skor rerata ## Sum-er > data Primer ,abel 4.

2asil uji prubahan sikap responden sebelum dan sesudah penyuluhan dengan media poster

#!

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


Sebelu/ 0enyuluhan n % 3" Sesudah 0enyuluhan n % 3" 33 n * 1 !,!!!

)ilai maksimum )ilai minimum Skor rerata 5 Sum-er > data Primer

;A-TOR 6E60EN<ARU=I 0ERI>A-U 0ECANDU 0ENCA>A=<UNAAN NA0FA 0ADA 6ASA 0E6U>I=AN DI RU6A= SA-IT 2I?A DAERA= AT6A =USADA 6A=A-A6 SA6ARINDA
Lau!+&s"a E&&) Pa& =al"&a # Mu(' S)a<a!# Su$"!*a& Na s"! Rumah Sakit Ji/a Daerah Atma usada Mahakam Samarinda Konsentrasi Promosi Kesehatan Pas$a Sar"ana Universitas asanuddin Abstrak 7APQA atau 7arkotika, Psikotro&ika, dan Qat Adikti, lainnya meru&akan ;at atau o-at yan( -erasal dari tanaman atau -ukan tanaman -aik sintetis mau&un semisintetis yan( da&at menye-a-kan &enurunan atau &eru-ahan kesadaran, hilan(nya rasa, men(uran(i sam&ai men(hilan(kan rasa nyeri, dan da&at menim-ulkan keter(antun(an. Penelitian ini -ertu"uan untuk men(analisis ,aktor internal dan ,aktor eksternal yan( mem&en(aruhi &erilaku &e$andu &enyalah(una 7APQA &ada masa &emulihan di Rumah Sakit Ji/a Daerah Atma usada Mahakam Samarinda. Jenis &enelitian ini men((unakan &enelitian kualitati, den(an &endekatan +4istential Phenomenolo(y. In,orman dalam &enelitian ini adalah &e$andu 7APQA yan( men(ikuti masa &emulihan di rumah sakit terse-ut. In,ormasi yan( telah dikum&ulkan dikate(orikan sesuai den(an kelom&ok &ertanyaan dalam -entuk transkri&. Selan"utnya dianalisis den(an men((unakan $ontent analysis dan diinter&retasikan serta disa"ikan dalam -entuk narasi. asil &enelitian 7APQA &ada umur 12 tahun dan &ada saat men(enyam &endidikan SMP. di&eroleh -ah/a &e$andu menyatakan 7APQA adalah narkotika dan o-at)o-atan serta ;at adikti,. *ah/a &en((una 7APQA &erlu direha-ilitasi dan memiliki hara&an untuk men"adi le-ih -aik, tidak men(konsumsi 7APQA serta men"adi rela/an narko-a. Pertama kali men(konsumsi Baktu tersedia untuk men(ikuti &ro(ram reha-ilitasi dan men(ikuti &ro(ram reha-ilitasi karena kein(inan &e$andu. Keluar(a, teman se-aya, dan masyarakat termasuk &etu(as rumah sakit san(at mendukun( &e$andu 7APQA untuk men(ikuti &ro(ram reha-ilitasi. Pentin(nya &enye-aran in,ormasi se$ara kontinyu tentan( 7APQA dan dam&aknya -a(i &e$andu 7APQA melalui konselin(, &enyuluhan, dan media, menin(katkan rasa &er$aya diri -a(i &e$andu a(ar le-ih kuat dalam men(ikuti &ro(ram reha-ilitasi melalui konselin( oleh tena(a konselor di rumah sakit, menin(katkan &eran an((ota keluar(a, teman se-aya, dan masyarakat dalam melakukan &endam&in(an dan dukun(an -aik se$ara moril mau&un materiil ke&ada &e$andu 7APQA, dan

#-

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


menin(katkan &eran &ihak &etu(as kesehatan di rumah sakit se-a(ai &em-eri layanan reha-ilitasi -a(i &e$andu a(ar &ara &e$andu tidak ter(antun( la(i &ada 7APQA. Kata Kun$i > Faktor Internal dan +ksternal, Pe$andu 7APQA Abstract 7APQA or 7ar$oti$, Psikotro&ika, and Qat vitamin o, Adikti, other re&resent Qat vitamin or dru( $omin( ,rom $ro& or non (ood $ro& o, and also sintetis o, semisintetis a-le to $ause de(radation or $han(e a/areness, loss ,eelin(, lessenin( eliminate ,eel &ain in -one, and $an (enerate de&ended. #his resear$h aim to analyse internal ,a$tor and ,a$tor eksternal in,luen$in( -ehavior addi$tion a-use 7APQA at a &eriod o, $ure at home Psy$ho&ath Area o, Atma usada Mahakam Samarinda. #his #y&e Resear$h use resear$h 9ualitative /ith a&&roa$h +4istential Phenomenolo(y. In,orman in this resear$h is addi$tion 7APQA ,ollo/in( a &eriod o, $ure at home &ain. In,ormation /hi$h have -een $olle$ted to -e $ate(ori;ed as a$$ordin( to 9uestion (rou& in the ,orm trans$ri&t. Is hereina,ter analysed usin( analysis $ontent and inter&reted is and also &resented in the ,orm. Result resear$h 7APQA at a(e 12 year and at the 5time6 o, edu$ation o, SMP. o-tained that addi$tion e4&ress 7APQA is and nar$oti$ dru( and also Qat vitamin adikti,. #hat $onsumer 7APQA re9uire to reha-ilitate and have e4&e$tation to -e$ome -etterly, do not $onsume 7APQA and also -e$ome volunteer narko-a. First time $onsume #ime availa-le ,ollo/in( &ro(ram reha-ilitate and ,ollo/ &ro(ram reha-ilitate -e$ause desire addi$tion. Family, ,riend $oeval, and so$iety is in$ludin( o,,i$er hos&ital very is su&&ortin( o, addi$tion 7APQA to ,ollo/ reha-ilitatin( &ro(ram. Im&ortant o, him s&readin( in,ormation kontinyu a-out 7APQA and its im&a$t to addi$tion 7APQA throu(h konselin(, $ounsellin(, and media, im&rovin( to ,eel sel, $on,iden$e to addi$tion Oso thatI to -eP stron(er in ,ollo/in( &ro(ram reha-ilitate to O&assIthrou(hP konselin( -y ener(y konselor at home &ain, im&rovin( role ,amily mem-er, ,riend $oeval, and so$iety in $ondu$tin( ad"a$ent and su&&ort either throu(h morale and also material to addi$tion 7APQA, &assin( konselin(, $ounsellin(, and media, im&rovin( to ,eel sel, $on,iden$e to addi$tion to -e stron(er in ,ollo/in( &ro(ram reha-ilitate to throu(h konselin( ener(y konselor at home &ain, im&rovin( role ,amily mem-er, ,riend $oeval, and so$iety in $ondu$tin( ad"a$ent and su&&ort either throu(h morale and also material to addi$tion 7APQA, and im&rove role side o,,i$er ill health at home as (iver servi$e reha-ilitate to addi$tion to -e all addi$tion do not de&ended a(ain at 7APQA. Key/ord > Internal Fa$tor and +ksternal, Pe$andu 7APQA 0ENDA=U>UAN angguan penggunaan )arkotika %sikotropika dan Rat Adiktif lain ')A%RA( merupakan masalah yang menjadi keprihatinan dunia international di samping masalah 2IO?AIDS, kekerasan '&iolence(, kemiskinan, pencemaran lingkungan, pemanasan global dan kelangkaan pangan. Sejak tahun -*"4, %++ mengeluakan laporan tahunan konsumsi narkoba di dunia. Saat ini, sekitar # juta orang mengalami ketergantungan )A%RA. Di Indonesia pengguna )A%RA mencapai 5," juta jiwa. 9ang menjadi lebih memprihatinkan adalah sebagian besar pengguna tersebut ternyata adalah usia produktif, dan sebagian besar di antaranya adalah remaja dan dewasa awal ' !;5! tahun(. 4! persen dari total pengguna )A%RA di Indonesia anak usia sekolah, 3 persen lebih siswa SMA dan selebihnya mahasiswa. 2al ini bila tidak segera ditanggulangi merupakan ancaman bagi kesejahteraan generasi yang akan datang, di mana anak sebagai generasi muda merupakan penerus cita;cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan nasional yang perlu untuk dilindungi '+)), !- (. +erdasarkan data Rumah Sakit .iwa Daerah Atma 2usada Mahakam, dalam kurun waktu 5 tahun ' !!*; !--( kunjungan pasien rawat jalan korban )A%RA rata;rata berkisar -3! pasien

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


tiap bulannya,. pasien rawat inap korban )A%RA sekitar ;5 orang?bulan, konsultasi rata;rata tiap bulan berkisar #;-! orang. +aik pasien rawat jalan maupun rawat inap sebagian besar berpendidikan SH,A '3 ,#$ untuk rawat jalan dan 5"$ untuk rawat inap(. Sebagian besar '4",-$ ( berusia #;5# tahun. .enis )A%RA yang digunakan sangat ber&ariasi, di antaranya opiat, ganja, amfetamin, sedatif hipnotik, alkohol, kokain, atau multiple. Dalam upaya masa pemulihan penyalahgunaan )A%RA perlu dilakukan melalui pola &re)em&ti,, &reventi,, re&resi,, treatment dan reha-ilitasi serta pola peningkatan partisipasi masyarakat melalui pendekatan keluarga 'Su&&ort Family Drou&(. Menurut perkiraan @)=D> '@nited )ations =ffice on Drugs and >rime(, sekitar !! juta orang di seluruh dunia menggunakan )A%RA jenis narkotika dan psikotropika secara illegal. 8anabis merupakan jenis )A%RA yang paling sering di gunakan, diikuti dengan Amfetamin, 8okain, dan =pioida. %enyalahgunaan )A%RA jenis ini di dominasi oleh pria, dan juga lebih terlihat di kalangan kaum muda dibandingkan katagori usia lebih tua. Sebanyak ,4$ dari populasi dunia dan 5,*$ dari seluruh orang berusia -# tahun keatas telah menggunakan 8anabis paling sedikit sekali antara tahun !!! dan !!- 'Depkes, !!"(. +erkembangnya jumlah pecandu )A%RA ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam 'internal( diri meliputi: minat, rasa ingin tahu, lemahnya rasa ketuhanan, kesetabilan emosi. Aaktor yang kedua adalah faktor dari luar 'eksternal( diri meliputi: gangguan psikososial keluarga, lemahnya hukum terhadap pengedar dan pengguna narkoba, lemahnya sistem sekolah termasuk bimbingan konseling, lemahnya pendidikan agama. ,ujuan penelitian untuk menganalisis faktor Internal 'Intelegensia, 8epribadian, 8arakteristik @sia, %endidikan( dan faktor Gksternal '8esempatan, Dukungan 8eluarga, ,eman Sebaya, Masyarakat( yang mempengaruhi perilaku pecandu penyalahguna )A%RA pada masa pemulihan di Rumah Sakit .iwa Daerah Atma 2usada Mahakam Samarinda. 6ETODE 0ENE>ITIAN J+&"s P+&+l" "a& .enis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan +4istential Phenomenolo(y yaitu memahami esensi pengalaman seseorang dengan cara mengelompokkan isu yang ada dan memberikan makna atas isu tersebut sesuai pandangan orang tersebut. %ecandu )A%RA diharapkan mampu memberikan pandangan mereka berdasarkan pengalaman dalam mengkonsumsi )A%RA. M+ .$+ P+&+& ua& I&<.!*a& %emilihan informan berdasarkan data rekam medik yang ada di Rumah Sakit Daerah Atma 2usada Mahakam Samarinda. Informan yang dimaksudkan adalah pecandu )A%RA yang masih aktif mengikuti masa pemulihan di rumah sakit tersebut sebanyak * orang. %emilihan Informan dilakukan secara %urposi&e Sampling yakni pemilihan informan berdasarkan kriteria sebagai berikut : '-( Aktif mengikuti program pemulihan di Rumah Sakit Atma 2usada Mahakam Samarinda. ' ( +ersedia menjadi informan dalam penelitian ini P!.s+$u! P+&,u*1ula& Da a %engumpulan data dilakukan dengan cara menggali informasi dari berbagai data yaitu melalui wawancara mendalam 'indepth inter&iew(, obser&asi 'participant obser&ation( dan pengambilan data melalui Aocus Jroup Discussion 'AJD(. T+/&"/ A&al"s"s Da a Data yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam dan obser&asi dilakukan secara manual sesuai dengan petunjuk pengolahan data kualitatif serta sesuai dengan tujuan penelitian ini. Data tersebut dikategorikan sesuai dengan kelompok pertanyaan dalam bentuk transkrip. Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan >ontent Analysis kemudian diinterpretasikan dan disajikan dalam bentuk narasi. =ASI>

#5

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


.enis )A%RA sangat beragam antara lain )arkotika. )arkotika adalah Fat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. >ontoh narkotika yang terkenal adalah seperti ganja, heroin, kokain, morfin, amfetamin, dan lain;lain. %sikotropika adalah Fat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Rat adiktif lainnya adalah Fat, bahan kimia, dan biologi dalam bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan lingkungan hidup secara langsung dan tidak langsung yang mempunyai sifat karsinogenik, teratogenik, korosif, dan iritasi. +ahan;bahan berbahaya ini adalah Fat adiktif yang bukan termasuk ke dalam narkotika dan psikoropika, tetapi mempunyai pengaruh dan efek merusak fisik seseorang jika disalahgunakan. Informan mengkonsumsi jenis )A%RA lebih dari satu jenis. Informan mengkonsumsi )A%RA jenis )arkotika alami, narkotika sintesis, semi sintesis, psikotropika, dan Fat adiktif. 8eterpaparan lingkungan pergaulan yang negatif akan mengakibatkan seseorang terjebak pada perilaku yang menyimpang. Informan mengkonsumsi )A%RA disebabkan lingkungan pergaulan, permasalahan keluarga yang dihadapi sehingga mendorong mereka memiliki keinginan untuk mencoba. +erbagai dampak yang dirasakan pengguna sebagai akibat ketergantungan )A%RA. Informan menyatakan bahwa dampak yang mereka rasakan saat ketergantungan )A%RA adalah sakit pada seluruh badan, stamina kurang fit, pola pikir yang tidak sehat, dan tidak memiliki tujuan hidup. Rasa penyesalan yang muncul akibat ketergantungan )A%RA merupakan respon pengguna setelah menyadari dampak yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi )A%RA. Informan menyatakan bahwa mereka menyesal telah mengkonsumsi narkoba. )amun, terdapat juga informan yang mengaku tidak menyesal dengan perilakunya. 8etersediaan waktu pengguna )A%RA untuk melakukan konseling dan rehabilitasi di rumah sakit yang telah ditentukan menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan dalam mengikuti program tersebut. Informan menyatakan bahwa mereka bersedia meluangkan waktu untuk mengikuti program rehabilitasi. Informasi tersebut juga diperoleh pada saat dilakukan AJD bahwa mereka tersedia waktu untuk mengikuti program rehabilitasi. 8emauan yang kuat dari diri seorang pengguna untuk mengikuti program rehabilitasi merupakan kunci keberhasilan program pemulihan dari ketergantungan )A%RA. Informan menyatakan bahwa mereka mengikuti program rehabilitasi karena keinginan yang kuat dari diri sendiri. Selain keinginan yang kuat dari diri pengguna )A%RA, hal yang tak kalah pentingnya adalah dukungan dari keluarga. Informan menyatakan bahwa keluarga mereka sangat mendukung untuk mengikuti program rehabilitasi. ,eman bergaul merupakan keluarga terdekat yang dapat dijadikan sebagai moti&asi dalam mencapai keberhasilan termasuk keberhasilan dalam mengikuti program pemulihan dari ketergantungan )A%RA. Informan menyatakan bahwa teman mereka mendukung untuk mengikuti program rehabilitasi. 0E61A=ASAN Informan berpendapat )A%RA adalah narkotika dan obat;obatan serta Fat adiktif. %engguna )A%RA perlu direhabilitasi agar menjadi lebih baik, tidak mengkonsumsi )A%RA, dan menjadi relawan narkoba. Informan pertama kali mengkonsumsi )A%RA pada umur -# tahun dan mengkonsumsi )A%RA pada saat mengenyam pendidikan SM%. 8emampuan seseorang memberikan pernyataan atas pertanyaan yang diberikan merupakan salah satu tolak ukur tingkat kecerdasan atau intelegensia orang tersebut. %engetahuan tentang )A%RA bagi sebagian orang masih kurang, namun pada kelompok tertentu hal ini bukan suatu informasi yang sifatnya baru dan tabu. +erdasarkan informasi yang diperoleh bahwa informan mengetahui )A%RA merupakan Fat berbahaya bagi kesehatan. 2al ini didukung oleh pernyataan mereka bahwa dampak

#3

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


ketergantungan dan badan menjadi kurang fit bahkan kematian akan dirasakan jika mengkonsumsi )A%RA. 8epribadian seseorang dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan emosi yang dimiliki. 2asil penelitian Rilley dan Schutte dalam '2andoko, !!*( menunjukkan bahwa prediktor penting di dalam permasalahan penyalahgunaan )A%RA adalah kecerdasan emosional yang rendah. %enelitian >aruso, Mayer, dan Salo&ey dalam '2andoko, !!*( juga menunjukkan bahwa kecerdasan emosional yang rendah berhubungan secara signifikan dengan penyalahgunaan )A%RA, alkohol, serta dapat meningkatkan perilaku menyimpang. %enelitian yang dibuktikan oleh Alcoholics Anonymous dan program pemulihan obat terlarang yang didasarkan pada lebih dari !! orang pasien pecandu heroin dapat disembuhkan dengan mengajarkan kecerdasan emosional yang mendasar cenderung akan menghilangkan keinginan untuk menggunakan obat terlarang 'Joleman, !!4(. Mayoritas pecandu )arkoba adalah remaja. Alasan remaja mengkonsumsi narkoba karena kondisi sosial, psikologis yang membutuhkan pengakuan, identitas dan kelabilan emosi 'Supriatna, !- (. 8elompok remaja merupakan populasi berisiko dalam penyalahgunaan narkoba. Masa remaja seringkali identik dengan masa pencarian jati diri sehingga mendorong remaja berkeinginan untuk mencoba sesuatu yang baru diketahui termasuk mencoba mengkonsumsi )A%RA. 2al ini sesuai penelitian yang dilakukan 'Syam, !!4( bahwa rasa ingin tahu bagi kalangan muda tidak hanya sebatas pada hal;hal yang negatif. Akan tetapi rasa ingin tahu terhadap narkotika dan psikotropika ini merupakan salah satu pendorong bagi seseorang untuk melakukan perbuatan yang menyimpang termasuk keingintahuan terhadap )A%RA, yang pada akhirnya sampai menimbulkan ketergantungan. %ada penelitian ini ditemukan bahwa informan pada usia -# tahun telah mengenal dan mengkonsumsi )A%RA. Solidaritas persahabatan seringkali dijadikan sebagai alasan untuk melakukan hal;hal yang belum pernah dilakukan untuk dilakukan secara bersama. %ada usia ini, kematangan secara psikologi belum stabil, masih sering merasa kurang bermanfaat di lingkungannya dan sangat mudah terpro&okasi dari orang lain, hal ini medorong mereka untuk berperilaku menyimpang termasuk mengkonsumsi )A%RA. 2al ini sesuai dengan penelitian 'Adisukarto, !!-(I '9urliani, !!4(, bahwa 34,4 $ korban penyalahgunaan narkoba adalah remaja. Di samping pengetahuan, usia, faktor internal yang mempengaruhi informan dalam mengkonsumsi )A%RA adalah faktor pendidikan. %endidikan merupakan modal utama yang sangat diperlukan oleh seseorang untuk menjalankan hidupnya dengan baik. +aik pendidikan formal maupun non formal. Dengan pendidikan, seseorang akan mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mengetahui mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak seharusnya dilakukan. Sehingga dengan pendidikan yang baik seseorang tidak akan terjerumus ke dalam permasalahan penyakit;penyakit masyarakat 'Supriatna, !- (. 2al ini menjadi catatan penting bahwa seyogyanya pihak sekolah secara dini memperkenalkan kepada siswa tentang )A%RA agar menjadi tambahan informasi yang sangat penting bagi siswa bahwa mengkonsumsi )A%RA merupakan perilaku yang membahayakan baik bagi diri siswa, keluarga, dan lingkungan masyarakat. %ada saat pecandu dalam kondisi stres atau apabila menghadapi tekanan baik dari dalam dirinya maupun dari luar maka pada saat itulah sering terjadi relapse, yaitu peristiwa mantan pecandu yang telah beberapa lama tidak memakai )A%RA kembali memakai dan terus mengkonsumsinya. 2asil penelitian Ariskasuci ' !!"( menunjukkan hasil bahwa seorang mantan pecandu yang kembali ke lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan lingkungan kerja mengalami reaksi dan hambatan dalam berinteraksi yang berasal dari stigma negatif yang ada dalam masyarakat yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya relapse. Menurut Masten dan >oatsworth dalam 'Da&is, -***(, ada tiga faktor pelindung yang dapat meningkatkan resiliensi pada diri indi&idu, yaitu faktor indi&idual, keluarga, dan masyarakat sekitar. %ertama, faktor indi&idual antara lain nampak dalam kemampuan untuk berkomunikasi,

##

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


rasa optimis, kemampuan menyelesaikan masalah, dan keyakinan diri. 8einginan untuk sembuh harus bersumber dari dalam diri siswa sendiri tetapi kenyataannya, bagi siswa yang sudah mengalami ketergantungan, lepas dari )A%RA merupakan hal yang sulit karena )A%RA dipandang sebagai keyakinan untuk menyelesaikan masalah. Siswa dengan kemampuan berkomunikasi yang rendah, ketika mengalami masalah mereka cenderung akan menyendiri dan menggunakan )A%RA, mereka kurang mampu mengekspresikan berbagai macam perasaan dan pikiran kepada orang lain. 8edua, berasal dari lingkungan keluarga yang peduli, dalam hal ini hubungan keluarga yang harmonis, saling memberikan dorongan antara anak dengan orangtua atau dengan keluarga besar 'eBtended family(. Aaktanya, bahwa informan memperoleh dukungan yang besar dari keluarga untuk mengiktui program rehabilitasi. Anggota keluarga harus secara intensif mendampingi dan mendukung informan. Salah satu teknik terapi yang digunakan yakni pendekatan sirkumpleks. ,erapi ini berfokus kepada pola;pola dalam keluarga. Asumsi dasar terapi keluarga model sirkumpleks ini ialah, pada saat ini sistem keluarga yang dinamis lebih membantu dalam memperbaiki gejala;gejala perilaku yang negatif. Sehingga, perlunya melakukan perubahan pada pola interaksi keluarga, agar gejala;gejala atau hadirnya masalah lain bisa diminimalkan '=lson, -***(. 8urangnya dukungan keluarga selama proses rehabilitasi ataupun lingkungan yang merendahkan dan tidak menghargai usaha yang dilakukan mereka untuk sembuh akan menambah stress dan sulit mengendalikan perasaan sehingga membuat indi&idu rentan untuk menggunakan narkoba lagi atau relaps. Sikap keluarga yang selalu mencurigai, memojokkan, mengungkit ungkit masa lalu, serta menjadikan pecandu sebagai Tkambing hitamS untuk setiap kejadian yang tidak menyenangkan sering menjadi penyebab terjadinya relaps '.oewana, !!#(. Dukungan keluarga terhadap informan dalam bentuk dukungan moti&asi, kunjungan, dan materil. 2al ini berdasarkan hasil obser&asi yang dilakukan bahwa informan pada saat melakukan kunjungan ditemani oleh istri dan keluarga. 2al ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh 'Glisa, !--( keluarga memberikan dukungan instrumental maksimal kepada anggota keluarganya yang penyalahguna )A%RA. %emberian dukungan instrumental yang maksimal berarti bahwa keluarga menyediakan dukungan jasmaniah seperti pelayanan, bantuan finansial dengan menyediakan dana untuk biaya pengobatan. %ecandu narkotika dan korban penyalahgunaan narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis atau rehabilitasi sosial di pusat rehabilitasi ketergantungan narkotika. Dengan rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial dimaksudkan untuk memulihkan dan?atau mengembangkan kemampuan fisik, mental, dan sosial pecandu, dengan tujuan akhir dengan sembuhnya pecandu dari ketergantungan narkotika 'Dewi, !- (. @saha untuk menyembuhkan dari ketergantungan )A%RA saat ini dapat dilakukan dengan rehabilitasi. ,ujuan dari program rehabilitasi adalah memoti&asi pecandu untuk melakukan perubahan ke arah positif serta menciptakan lingkungan yang kondusif bagi siswa untuk melakukan perubahan 'Retnowati, dkk, !!#(. +eberapa tahapan dalam masa pemulihan ketergantungan )A%RA antara lain tahap prakontemplasi, kontemplasi, bertindak, pemantapan dan pemeliharaan. %ada tahap prakontemplasi, seorang pecandu akan mengambil keputusan untuk ikut atau tidaknya dalam program rehabilitasi. 2asil inter&iew yang dilakukan diperoleh bahwa informan memiliki alasan untuk mengikuti program rehabilitasi. Informan menyatakan bahwa mereka memutuskan untuk mengikuti program rehabilitasi karena ingin menjadi lebih baik dan berubah, ingin sembuh agar lebih tenang dan sehat, dan alasan bosan hidup dengan narkoba. -ESI60U>AN DAN SARAN Informan berpendapat )A%RA adalah narkotika dan obat;obatan serta Fat adiktif. %engguna )A%RA perlu direhabilitasi agar menjadi lebih baik, tidak mengkonsumsi )A%RA, dan

#6

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


menjadi relawan narkoba. Informan pertama kali mengkonsumsi )A%RA pada umur -# tahun dan mengkonsumsi )A%RA pada saat mengenyam pendidikan SM%. Informan meluangkan waktu untuk mengikuti program rehabilitasi dan mengikuti program rehabilitasi karena keinginan sendiri. Di samping itu, keluarga, teman sebaya, dan masyarakat sangat mendukung untuk mengikuti program rehabilitasi. +erdasarkan permasalahan dalam penelitian ini, maka disarankan beberapa hal yaitu %entingnya penyebaran informasi secara kontinyu tentang )A%RA dan dampaknya bagi pecandu )A%RA melalui konseling, penyuluhan, dan media. Meningkatkan rasa percaya diri bagi pecandu agar lebih kuat dalam mengikuti program rehabilitasi melalui konseling oleh tenaga konselor di rumah sakit. DA;TAR 0USTA-A Adisukarto, ' !!-(. Dam-aran So$ial Su&&ort &ada Pe$andu 7arko-a. .urnal Repository @S@ Anonim. !- . Jenis Penyalah(unaan 7APQA. http:?www.kaltimprop.co.id, diakses 3 .uni !- . Ariskasuci. ' !!"(. Dam-aran Interaksi Sosial Pe$andu 7APQA Pas$a Reha-ilitasi. Skri&si 5tidak diter-itkan6. .urnal %sikologi @ni&ersitas %aramadina. +adan )arkotika )asional. ' !- (. Jenis)"enis 7arko-a dan As&ek Kesehatan Penyalah(unaan 7arko-a. Departemen Sosial RI : .akarta. Danim, Sudarwan. !!3. Metode Penelitian untuk Ilmu)ilmu Perilaku. +umi Aksara : .akarta. Da&is, ). .. '-***(. Su-tan$e A-use and Mental ealth Servi$es Administration %enter ,or Mental ealth Servi$es Division o, Pro(ram Develo&ment, S&e$ial Po&ulations R Pro"e$ts S&e$ial Pro(rams Develo&ment *ran$h 5!016, pp.335; "33. Status o, Resear$h and Resear$h)-ased Pro(rams. http:??mentalhealth.samhsa.go&?school&iolence? Departemen 8esehatan RI. ' !!"(. Ke-i"akan dan Ren$ana Strate(i Penan((ulan(an Penyalahh(unaan 7arkotika, Psikotro&ika dan Qat Adikti, Aainnya 57APQA6. Departemen 8esehatan RI : .akarta. Dewi, ' !- (. Perlindun(an ukum #erhada& Kor-an Penyalah(una 7arkotika. .urnal 2ukum @ni&ersitas @dayana. Glisa. ' !--(. Dukun(an Psikososial Keluar(a dalam Penyem-uhan Pasien 7APQA di Rumah Sakit Ji/a Pemerintah Provinsi Sumatra Utara. .urnal 8eperawatan .iwa @S@ Joleman, D. ' !!4(. +motional Intelli(en$e. Alih *ahasa> #. ermaya. %,. Jramedia %ustaka @tama : .akarta 2andoko, I. ' !!*(. Pro,il +motional Intelli(en$e &ada Pe$andu 7arko-a *erdasarkan 2 Skala *aron +motional Huotient Inventory 5+H)i6. #esis 5tidak diter-itkan6..urnal %sikologi @nika Atma .aya .oewana, ' !!#(. Dukun(an Psikososial Keluar(a dalam Penyem-uhan Pasien 7APQA di Rumah Sakit Ji/a Pemerintah Provinsi Sumatra Utara. .urnal 8eperawatan .iwa @S@ 9urliani ' !!4(. #he Providers o, So$ial Su&&ort to Dual)Parent Families %arin( ,or Soun( %hildren. Australia : .ournal of >ommunity %sychology. =lson. '-***(. %ir$um&le4 model EII > Ealidation Studies R FA%+S III. Family &ro$ess. .urnal Aamily ,herapy. Retnowati, dkk. ' !!#(. Perse&si Rema"a Keter(antun(an 7APQA Men(enai Dukun(an Keluar(a Selama Masa Reha-ilitasi. Arkhe .urnal Ilmiah %sikologi, -!, . 46 1 "4. Supriatna, Aang. ' !- (. U&aya Pen$e(ahan dan Penyem-uhan Patolo(i Sosial Penyalah(unaan 7arkotika *er-asis Kea(amaan. .urnal Repository @ni&ersitas %endidikan Indonesia. Syam, Safri. ' !!4(. Penan((ulan(an Penyalah(unaan 7arkotika dan Psikotro&ika Ka"ian dari As&ek Ke-i"akan Kriminal. .urnal 2ukum @ni&ersitas .amb

#4

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA

0O>A 0E61ERIAN 6A-ANAN 0ENDA60IN< ASI 1ACI +4"* 1U>AN 0ADA ETNIS 1AN2AR DI -E>URA=AN TE>U- >ERON< I>IR
I$a Ha)a "1# Su!"a(2# Nu! Ha+$a! Ja<a!2

Sekolah #in((i Ilmu Kesehatan Biyata usada Samarinda Jurusan Promosi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas asanuddin !Jurusan Ilmu Di;i, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas asanudin
1

A1STRAUntuk tum-uh kem-an( o&timal, anak mem-utuhkan asu&an (i;i yan( $uku&, -ayi usia 0)? -ulan $uku& ASI sa"a, dan -ayi diatas ? -ulan memerlukan MP)ASI. Ke-iasaan yan( di"um&ai dikalan(an etnis *an"ar adalah adanya &em-erian MP)ASI &ada -ayi kuran( dari ? -ulan, yaitu &em-erian &isan( ke&ok &ada 2)! hari setelah -ayi lahir, hal ini akan mem&en(aruhi status (i;i -ayi. Penelitian ini -ertu"uan untuk melakukan analisis tentan( &ola &em-erian MP)ASI &ada -ayi usia ?)12 -ulan &ada kalan(an oran( *an"ar di Kelurahan #eluk Aeron( Ilir Ke$amatan Samarinda Ulu. Penelitian ini men((unakan desain kualitati, den(an in,orman yaitu i-u -eretnis *an"ar yan( memiliki -ayi ?)12 -ulan yan( -ersedia men"adi in,orman. Pemilihan in,orman dilakukan den(an metode Sno/-all Sam&lin(. Data -eru&a in,ormasi dikum&ulkan melalui /a/an$ara mendalam 5inde&h intervie/6 dan o-servasi &artisi&asi. #ehnik analisis data men((unakan desain studi kasus. asil Penelitian menun"ukkan &erilaku &em-erian MP)ASI &ada in,orman yan( diam-il dari etnis *an"ar adalah usia &em-erian MP)ASI &alin( $e&at di-erikan &ada usia ! hari setelah -ayi lahir dan &alin( lam-at &ada usia ? -ulan. "enis MP)ASI -ervariasi 5Pa-rikan, -u-ur nasi, kentan(, -iskuit, sayur, lauk6. Frekuensi &em-erian makanan &okok ! kali sehari, Porsi &em-erian MP)ASI 1)1I2 man(kok -u-ur nasi yan( di$am&ur den(an sayur dan lauk sekali makan, $ara &em-eriannya -ervariasi dan konsistensinya ada yan( lunak dan ada yan( &adat. Pola &em-erian MP)ASI di kalan(an in,orman den(an etnis *an"ar ada yan( -elum te&at dan ada yan( mendekati kete&atan.

#"

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


-ata -unci D 0ola, 604ASI, Usia, Etnis 1anjar A1STRACT For o&timal (ro/th and develo&ment, $hildren need ade9uate nutrition, in,ants a(ed 0)? months "ust enou(h milk, and -a-ies over ? months need the MP)ASI. a-its /ere ,ound amon( ethni$ *an"ar is the (rant o, $om&lementary ,eedin( in in,ants less than ? months, namely &rovidin( ke&ok -anana on 2)! days a,ter the -a-y is -orn, it /ill a,,e$t the nutritional status o, in,ants. #his study aims to analy;e the &atterns o, (ivin( $om&lementary ,eedin( in in,ants a(ed ?)12 months in the Dul, o, *an"ar in the Eilla(e Distri$t Aeron( Ilir Samarinda Ulu. #his study used a 9ualitative desi(n /as taken in,ormant *an"ar ethni$ mothers /ith in,ants ?)12 months /ho are /illin( to -e$ome in,ormants. #he sele$tion o, in,ormants Sno/-all sam&lin( method. Data is in,ormation (athered throu(h in)de&th intervie/s and &arti$i&ant o-servation. #e$hni$al analysis o, the data usin( a $ase study desi(n. *ehaviour Resear$h sho/s (ivin( $om&lementary ,eedin( at a(e amon( the in,orman *an"ar is (ivin( MP)ASI ,astest (iven at ! days a,ter -irth and no later than ? months o, a(e. various ty&es o, $om&lementary ,eedin( 5Manu,a$turin(, ri$e &orrid(e, &otatoes, -is$uits, ve(eta-les, side dishes6. Fre9uen$y o, sta&le ,ood ! times a day, (ivin( the MP)ASI &ortion 1)1I2 $u&s ri$e &orrid(e mi4ed /ith ve(eta-les and a side dish ,or a meal, ho/ varied and $onsisten$y o, administration /as so,t and there /ere solid. $om&lementary ,eedin( &atterns amon( in,orman ethni$ *an"ar there is not ri(ht and there are a&&roa$hin( a$$ura$y. Key/ords9 Pattern# %om&lementary ,eedin(# A(e, +thni$ *an"ar 0ENDA=U>UAN ntuk tumbuh kembang optimal, anak membutuhkan asupan giFi yang cukup. +agi bayi usia !;6 bulan, pemberian ASI saja sudah cukup, namun bagi bayi di atas 6 bulan diperlukan makanan selain ASI yaitu berupa makanan pendamping ASI atau M%;ASI 'Depkes RI., !!6(. +erdasarkan hasil obser&asi pendahuluan di 8elurahan ,eluk Herong Ilir terdapat tiga pola pemberian M%;ASI dari ! bayi 6;- bulan pada ibu etnis +anjar, yaitu ditemukan bayi mendapatkan M%;ASI tradisional, buatan pabrik 'instan( dan kombinasi. Dari ! bayi umur 6;bulan h a n ya 3 b a yi ' !$( yang diberi M%;ASI dengan benar 'sesuai degan umur, frekuensi pemberian, porsi, jenis dan cara pemberiannya dilakukan secara bertahap(, sedangkan - 6 bayi '" !$( diberikan M% ASI dengan tidak benar '54$ diberikan pada usia kurang dari 6 bulan, $ bayi diberi bubur buatan pabrik pada saat pertamakali diberi M%;ASI dan langsung diberikan kali dalam sehari, -#$ diberi bubur lumat atau nasi yang dilumatkan dan biskuit pada bayi usia 6 bulan, 6$ diberi buah pisang yang dikerik pada bayi usia 3 bulan(. %erilaku pemberian M%;ASI pada etnis +anjar secara khusus masih belum banyak dibahas, berdasarkan temuan di lapangan bayi etnis +anjar ketika lahir langsung diolesi madu pada langit; langit rahangnya, dan jenis makanan yang diberikan tidak sesuai dengan umur bayi. oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui pola pemberian makanan pendamping ASI 'M%;ASI( pada bayi usia 6;- bulan Di 8elurahan ,eluk Herong Ilir 8ecamatan Samarinda @lu tahun !- 'Studi 8asus %ada Gtnis +anjar(.

1A=AN DAN 6ETODE J+&"s $a& D+sa"& 1+&+l" "a& .enis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan desain Studi 8asus yang bermaksud untuk memperoleh informasi yang luas dan mendalam pada permasalahan yang ada. L./as" P+&+l" "a& %enelitian ini berlokasi di 8elurahan ,eluk Herong Ilir 8ecamatan Samarinda @lu, dengan fokus pada pola pemberian makanan pendamping ASI 'M%;ASI( pada etnis +anjar.

#*

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


M+ .$+ 1+&,u*1ula& $a a Dalam pengumpulan data peneliti berperan langsung sebagai instrumen penelitian dengan menggunakan pedoman wawancara mendalam yang berisi pertanyaan terbuka sebagai pedoman untuk wawancara dan lembar obser&asi untuk mengetahui kebenaran dari hasil wawancara. A&al"s"s Da a ,ehnik analisis data dalam penelitian ini sesuai dengan desain studi kasus. Hangkah;langkah analisis data pada studi kasus menurut Saryono dan Anggraeni ' !-!(, yaitu: mengorganisir informasi, membaca keseluruhan informasi dan memberi kode, membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya, peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa kategori, selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengembangkan generalisasi natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk penerapannya pada kasus yang lain, menyajikan secara naratif, temuan yang ada di lapangan disesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan. =ASI> 0ENE>ITIAN Ka!a/ +!"s "/ "&<.!*a& %enelitian ini menggunakan sumber informasi sebanyak 6 'enam( orang ibu beretnis +anjar yang berdomisili di 8elurahan ,eluk Herong Ilir yang memiliki bayi usia 6;- bulan yang bersedia menjadi informan, yaitu ibu >y 5 tahun, seorang ibu rumah tangga beragama islam, pendidikan SM%, memiliki - orang anak. Ibu ,b. # tahun, seorang ibu rumah tangga beragama islam, pendidikan SM%, memiliki 5 orang anak. Ibu )r 53 tahun, seorang ibu rumah tangga beragama islam, pendidikan SM%, memiliki 6 orang anak. Ibu 2m tahun, seorang ibu rumah tangga beragama islam, pendidikan SM8, memiliki - orang anak. Ibu .n 33 tahun, seorang ibu rumah tangga beragama islam, pendidikan SD, memiliki 5 orang anak, dan ibu S 5 tahun, seorang ibu rumah tangga beragama islam, pendidikan SM8, memiliki orang anak. Has"l Usia .erta/a .e/berian 604ASI 2asil wawancara dan obser&asi dari 6 Informan didapatkan 3 informan yang memberian M%;ASI pada umur kurang dari 6 bulan, seperti yang dikutip dari hasil wawancara sebagai berikut : T a-is lahir tu diad;ani, trus kami -ari madu sedikit a"a &an( dimulutnya la/an air rendamam "ari "em&ol a-ahnya, "ar uran( *an"ar -iar nurut la/an uran( tuanya. Mulai usia 2 -ulan, mama mertua yan( nyuruh m-arii makan. Fanak ikam nan(is tarus la&ar kaloM -ariii ha"a makan, dulu &an( adin( ikam kada &a&a di-arii makan &ulas malahan (urin(nya.....G )Ibu Cy, usia *3 tahun, '2abis lahir diadFani, lalu kami kasih madu sedikit aja di mulutnya dan dikasih air bekas rendaman jempol kaki ayahnya, kata orang +anjar agar nurut dengan orang tuanya kelak. Mulai usia bulan, mama mertuanya menyuruh memberikan makan Tanakmu nangis terus lapar mungkin coba kasih makan aja, dulu adekmu gak papa dikasih makan tidurnya tambah pulasS(. Dua informan lagi memberikan M%;ASI nya pada umur 6 bulan, seperti hasil kutipan wawancara berikut ini: FPernah umur ? -ulan saya $o-a ta&i (ak mau dimuntahkannya, nan(is malahan anaknya, kakak) kakaknya dulu mulai umur 2 tahun -aru mau makan...G5I3u'T3' us"a 25 a(u&) 2enis 604ASI .enis M%;ASI yang diberikan pada etnis +anjar hampir sama pada saat pertama kali di berikan M%;ASI berasal dari pabrikan yaitu +ubur S@), seperti yang dikutip dari hasil wawancara sebagai berikut: FPertama dulu ulun -ari *u-ur Sun *eras Merah, ulun nukar di /arun( mudah ha"a kaloM...G (I3u :)# us"a 2- a(u&) 5Baktu &ertama dulu saya kasih -u-ur SU7 *eras merah, saya -eli di /arun( mudah a"a kan6

6!

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


2anya - informan yang memberikan M%;ASI berupa buah pisang yang dikerik dengan sendok, seperti yang dikutip dari hasil wawancara berikut: F&isan( ke&ok disisir sama sendok a"a, ta&i dimuntahkannya...G (I3u H*# us"a 22 a(u&) Dari hasil wawancara dan obser&asi diketahui bahwa jenis M%;ASI yang diberikan ber&ariasi, pada umumnya M%;ASI lanjutan yang diberikan kebanyakan bubur nasi, seperti dikutip dalam hasil wawancara: FBahini ma$am)ma$amae, di-arii -u-ur nasi, kadan( nasi la/an sayur la-u, &entol, kue handak a"a inya tu...G5 I3u :)# us"a 2- a(u&) 5FSekaran( ma$am)ma$am, dikasih -u-ur nasi, kadan( nasi sama sayur la-u, &entol -akso, kue mau "u(a dia itu...G6 ;rekuensi .e/berian 604ASI +erdasarkan hasil wawancara dan obser&asi # dari 6 informan didapatkan bahwa, frekuensi pemberian M%;ASI umumnya diberikan ;5 kali, seperti kutipan dari hasil wawancara berikut: FSekaran( saya kasih -u-ur nasi ! kali sehari diselin( roti dan Susu SDM kira)kira < sam&ai 2 -otol ke$il sehari..G (I3u'T3' us"a 25 a(u&) 0orsi .e/berian 604ASI +erdasarkaan hasil wawancara dan obser&asi dari 6 informan didapatkan bahwa, porsi pemberian M%;ASI umumnya sudah diberikan secara bertahap, seperti kutipan dari hasil wawancara berikut: F? -ulan saya -eri SU7 -eras merah 2 sendok $am&ur den(an air -iasa a"a sam&ai seten(ah kental 5sedan(lah6, anak saya &alin( ha-is hanya seten(ahnya, di-erikan 2 kali sehari 8 -ulan di-eri SU7 sama, di tam-ah &isan( di&e(an( sendiri sam&il di(i(it &alin( ha-is sam&ai 1 ruas "ari a"a di tam-ah Susu SDM 1 dot ke$il, ya kadan( saya selin( -iskuit atau kue. Sekaran( saya kasih -u-ur nasi ! kali sehari diselin( roti dan Susu SDM kira)kira <)2 -otol ke$il sehari..G (I3u N!' Us"a -4 a(u&) Cara .enyajian 604ASI +erdasarkan hasil wawancara dan obser&asi peneliti pada 6 informan dilapangan didapatkan informasi sebagai berikut: F? -ulan saya -eri SU7 -eras merah 2 sendok $am&ur den(an air -iasa a"a sam&ai seten(ah kental 5sedan(lah6, anak saya &alin( ha-is hanya seten(ahnya, di-erikan 2 kali sehari 8 -ulan di-eri SU7 sama, di tam-ah &isan( di&e(an( sendiri sam-il di(i(it &alin( ha-is sam&ai 1 ruas "ari a"a di tam-ah susu SDM 1 dot ke$il, ya kadan( saya selin( -iskuit atau kue. Sekaran( saya kasih -u-ur nasi ! kali sehari diselin( roti dan Susu SDM kira)kira < sam&ai 2 -otol ke$il sehari..G )Ibu Nr' Usia 3( tahun, -onsistensi 604ASI +erikut cuplikan hasil wawancara dengan informan tentang konsistensi M%;ASI: FPertama kali &isan( (ak mau, ! -ulan dikasih -u-ur SU7 rasa &isan( se-anyak seten(ah sendok a"a dimakan !)< sua& a"a... sekaran( ulun -arii kentan( ha"a disayur hanyar di&irik, satu kentan( saya &oton( "adi em&at sekali makan se&erem&at saya kasih ! kali, kadan( nasi den(an /ortel, kunin( telur saya &irik "adi satu untuk ! kali makanG...( I3u H*# us"a 22 a(u&) 0E61A=ASAN 2asil dan pembahasan penelitian tentang pola pemberian makanan pendamping ASI 'M%; ASI( bayi umur 6;- bulan pada etnis +anjar, sebagai berikut : Makanan utama untuk bayi adalah Air Susu Ibu 'ASI(, dari hasil wawancara dan obser&asi informan beretnis +anjar ini telah memberikan ASI pada bayinya semenjak lahir. Ada informan tidak memberikan ASI karena ibunya menderita stroke sehingga sejak lahir diberikan pengganti

6-

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


ASI '%ASI( sampai sekarang. Hama pemberian ASI ber&ariasi ada yang hari kedua, ada yang diberi ASI hanya - minggu saja dikarenakan ASI sudah tidak keluar dan diberi %ASI, ada yang memberikan ASI saja sampai sekarang 'bayi berusia * bulan(, karena bayi menolak diberi %ASI maupun M%;ASI. Sedangkan informan lainnya masih memberikan ASI sampai sekarang. 2al ini membuktikan bahwa secara naluriah setiap ibu yang melahirkan bayi akan memberikan ASI kepada anaknya dan dianggap sebagai perilaku normal karena sudah menjadi budaya dimasyarakat. Menurut )otoatmodjo ' !!4(, perilaku yang normal adalah salah satu aspek dari kebudayaan, selanjutnya kebudayaan mempunyai pengaruh yang dalam terhadap perilaku ini. %erilaku normal, kebiasaan, nilai;nilai dan penggunaan sumber;sumber di dalam masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup '/ay o, li,e( yang pada umumnya disebut kebudayaan. +erdasarkan hasil peneliti diketahui bahwa ada Informan yang masih memberikan makanan pendamping ASI pada bayinya di bawah usia 6 bulan, yaitu pada usia 5 hari, , 5 dan 3 bulan karena anjuran dari ibu mertua, kakaknya, inisiatif sendiri karena bayinya nangis terus dikira anaknya lapar, sehingga diberikan M%;ASI lebih cepat. +udaya atau kebiasaan yang terjadi di kalangan informan Gtnis +anjar pada bayi yang baru lahir akan diolesi madu di mulutnya dan ;5 hari setelah lahir diberi pisang sanggar 'pisang kepok( yang dikerok dengan sendok, karena sudah jadi kebiasaan turun;temurun sehingga generasi selanjutnya ikut melakukannya juga. %ada penelitian ini ada ditemukan informan yang memberikan buah pisang pada saat 5 hari setelah melahirkan karena informan ketika melahirkan berada di kampung '+anjarmasin(, sedangkan informan lainnya tidak mengikuti kebiasaan ini karena lingkungan tempat tinggalnya sudah berbeda. Seseorang yang memberikan M%;ASI terlalu dini pada anaknya bisa dikarenakan orang tersebut tidak mengetahui usia berapa seharusnya anak bisa diberi makanan selain ASI, Atau karena hanya mengikuti tradisi atau kebiasaan dari orang tua sebelumnya atau masyarakat di sekelilingnya '&redis&osin( ,a$tors6. Minimnya informasi tentang cara dan waktu pemberian M%; ASI yang tepat 'ena-lin( ,a$tor(, atau peran petugas yang terbatas dalam penyebaran informasi tentang M%;ASI 'rein,orsin( ,a$tor6. 2al ini sesuai dengan teori Howrence Jreen dalam )otoatmodjo ' !!5(, yang menyebutkan bahwa perilaku seseorang tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor predisposisi '&redis&osin( ,a$tor(, faktor pendukung 'ena-lin( ,a$tor(, dan faktor pendorong 'rein,or$in( ,a$tor(. +erdasarkan hasil wawancara dan obser&asi ditemukan mengenai jenis M%;ASI yang diberikan pada anak saat pertama kali, informan etnis +anjar masih memberikan M%;ASI hasil pabrikan, dengan alasan lebih mudah diperoleh, tidak repot dan mudah cara menyajikannya, informasi ini diperoleh dari lingkungannya 'keluarga, tetangga, bidan, ,O dan majalah(. Sedangkan jenis makanan yang diberikan pada saat pengambilan data adalah bubur nasi atau nasi yang dilumatkan 'makanan lunak( karena disesuaikan dengan usia bayi '6, ", * dan -- bulan(. Seseorang berperilaku tertentu disebabkan dari pengetahuan yang dimilikinya yang diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain, dan dari media massa. 2al ini sejalan dengan teori <2= '-*"3( dalam )otoadmodjo ' !!5(, yang menyebutkan pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. 8epercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Scherbaum, et all. ' !- (, tentang praktik pemberian makan bayi pada anak;anak sedikit terbuangI studi retrospektif di pulau )ias Indonesia, menambahkan bahwa 6$ ibu pernah menyusui, # $ ibu menyusui dimulai dalam waktu enam jam setelah lahir, tetapi -4$ dibuang kolostrum, - $ ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, 43$ ibu yang ditawarkan cairan tambahan selain ASI dalam 4 hari pertama kehidupan, -3$ bayi menerima sampai bayi usia 6 bulan, 4*$ bayi diberi makanan pendamping 'padat, makanan semi padat, atau lembut( sebelum usia 6 bulan, *$ anak;anak ASI sampai dua tahun. %enilaian kualitatif menemukan bahwa pemberian M%;ASI tidak tepat sangat dipengaruhi oleh keyakinan tradisional dari ibu dan nenek dari pihak ayah di wilayah studi.

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


+erdasarkan hasil wawancara dan obser&asi diketahui bahwa, informan memberikan makanan pendamping ASI pada bayinya sehari 5 kali dengan porsi -;-? mangkok. Informasi mengenai frekuensi pemberian M%;ASI diperoleh dari pengalaman lingkungan informan sendiri, ' pengalaman anak;anak sebelumnya, keluarga, posyandu, bidan di desa buku(. %enyebab seseorang berperilaku tertentu menurut teori <2= '-*"3( dalam )otoatmodjo ' !!5(, adalah pemikiran dan perasaan 'thou(ts and ,eelin((, yaitu dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang terhadap objek 'objek kesehatan(, satu diantaranya yaitu sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Depkes RI ' !!4(, menjelaskan bahwa frekuensi dalam pemberian makanan pendamping ASI yang tepat biasanya diberikan tiga kali sehari. 2asil identifikasi ini didukung oleh hasil penelitian Sumartini ' !--(, tentang pengaruh pola pemberian makanan pendamping ASI 'M%;ASI( terhadap status giFi pada bayi 6;- bulan di 8ecamatan Medan Ampalas, dijelaskan bahwa pola pemberian M%;ASI 'jenis makanan tambahan, konsumsi energi dan protein serta frekuensi makan berpengaruh terhadap ststus giFi bayi 6;- bulan. @sia pertamakali pemberian M% ASI tidak berpengaruh terhadap status giFi pada bayi 6;- bulan. +erdasarkan hasil identifikasi diketahui bahwa pemberian M%;ASI pada informan etnis +anjar sudah diberikan secara bertahap yaitu pada awal pemberian 'bayi usia ,5, dan 3 bulan( diberikan bubur S@) sebanyak sendok untuk sekali makan dan diberikan kali sehari, dan saat sekarang 'usia 6, ", * dan -- bulan( diberikan bubur nasi maupun nasi yang dilumatkan 'makanan lunak(, diberikan 5 kali sehari, sebanyak Y ; - mangkok setiap kali makan. Anjuran untuk porsi pemberian M%;ASI ini tidak ada anjuran dari siapapun melainkan dari nalurinya sendiri ataupun dari pengalaman anak sebelumnya. ,eori 8ar '-*"5( dalam )otoadmodjo ' !!5(, yang mencoba menganalisis perilaku kesehatan bahwa perilaku merupakan fungsi dari otonomi pribadi orang yang bersangkutan dalam hal pengambilan keputusan '&ersonal autonomy6, dan tergantung dari situasi yang memungkinkan untuk bertindak 'a$tion situation6.Aminah ' !-!(, dalam bukunya menerangkan bahwa porsi makanan hendaknya diberikan secara bertahap, berangsur mulai dari satu sendok hingga bertambah sesuai porsi kebutuhan bayi. %enelitian serupa oleh Heksono ' !!4(, ditemukan *#$ pernah menerima M%;ASI dan selama 5 bulan pelaksanaan program M%; ASI lokal terdapat 3 ,-!$ responden pernah mendapat M%;ASI, -8ali, -,-!$ kali, 56,"!$ 5 kali. +erdasarkan hasil wawancara dan obser&asi diketahui bahwa ada informan memberikan makanan pendamping ASI dengan mencampurnya bersama susu formula dan memberikannya melalui dot, dengan alasan anaknya masih lapar walau sudah di kasih ASI, informasi tentang pemberian M%; ASI diperoleh dari lingkungan dan informasi dari kebiasaan dalam keluarga. 2al ini tidak sesuai dengan pendapat %ujiarto ' !!"(, yang mengatakan bahwa M%;ASI diberikan dengan menggunakan sendok bukan dengan botol, hal ini diduga karena informan masih belum mengetahui secara pasti tentang cara pemberian M%;ASI yang benar. ,eori 8ar '-*"5( dalam )otoatmodjo, ' !!5( menerangkan perilaku merupakan fungsi dari niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya '-ehavior intention( dan situasi yang memungkinkan untuk bertindak %enemuan dalam wawancara dan obser&asi lapangan adalah kalangan informan etnis +anjar memberikan makan bayinya yang pada saat diidentifikasi dengan menggunakan sendok dan tangan, diberikan dengan cara anak dipangku,didudukkan di lantai sambil bermain, dinaikkan kereta, digendong sambil jalan;jalan. Makanan yang disajikan dalam bentuk hangat. Menurut Marimbi ' !-!(, M%;ASI diberikan secara hati;hati sedikit demi sedikit dari bentuk encer kemudian yang lebih kental secara berangsur;angsur, makanan diperkenalkan satu persatu sampai bayi benar; benar dapat menerimanya, makanan yang menimbulkan alergi diberikan paling terakhir dan harus dicoba sedikit demi sedikit, misalnya telur, cara pemberiannya kuningnya lebih dahulu setelah tidak ada reaksi alergi, maka hari berikutnya boleh diberikan putihnya. +erdasarkan wawancara dan obser&asi di lapangan ditemukan bahwa konsistensi pemberian makanan dikalangan informan etnis +anjar tidak ada ciri khas tertentu. %ada usia di atas enam bulan makanan yang diberikan adalah makanan lunak 'bubur nasi atau nasi yang dipirik atau

65

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


dilumatkan( yang diberikan dalam bentuk sedang 'kental(. %engetahuan tentang konsistensi makanan ini sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. 2al ini sesuai dengan %endapat <2= '-*"3( dalam )otoatmodjo ' !!5(, menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu, satu diantaranya adalah %engetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. %enelitian sejenis oleh Aathurrahman ' !-!(, tentang faktor yang berhubungan dengan pemberian M%;ASI pada bayi oleh ibu;ibu pedesaan di 8abupaten 2ulu Sungai Selatan diketahui bahwa proporsi bayi yang telah diberi M%;ASI di pedesaan 8abupaten 2ulu Sungai Selatan adalah 5","$. +ayi;bayi di pedesaan sudah mulai diberi M%;ASI pada bulan keempat '55$(, bahkan ada -#.!$ yang diberi pada bulan ke;-. .enis M%;ASI yang diberikan di samping susu fomula juga diberikan makanan tradisional berupa makanan Iumat 'bubur nasi(, makanan lembik 'ketupat, nasi lembik(. Menurut Depkes RI ' !--(, anak mempunyai ukuran lambung yang kecil. Makanan cair atau bubur encer akan cepat membuat anak kenyang. 8ekentalan makanan akan menentukan kebutuhan giFi anak dapat terpenuhi atau tidak. +ubur yang kental akan memberikan energi lebih banyak bagi anak daripada bubur M%;ASI encer. %erilaku pemberian M%;ASI pada kalangan informan etnis +anjar ada yang sudah tepat dan ada yang belum tepat, dan semuanya disebabkan oleh pengalaman yang berbeda. %erilaku %emberian M%;ASI yang tidak tepat 'diberikan pada usia dini( di kalangan orang +anjar lebih banyak dikarenakan oleh pengaruh orang terdekat 'ibu, mertua, kakak( atau karena kebiasaan yang terjadi di masyarakat sekitarnya, dan kebiasaan ini sudah menjadi suatu budaya, bahkan menurut informan kebiasaan orang +anjar, 5;3 hari setelah bayi lahir diberi pisang sanggar 'pisang kepok( yang disisir atau dikerok dengan sendok. 2al ini sesuai dengan pendapat %rabantini ' !-!(, yaitu orang tua juga mungkin memberikan nasehat yang berbeda, terlebih jika bayi dinilai terlalu kurus. ,ak jarang orang tua mendesak agar bayi diberi pisang saat umurnya masih 5 bulan. Sejalan dengan pengamalan perilaku dalam konteks budaya, pengamalan perilaku setiap indi&idu, sangat erat hubungannya dengan -elie, atau kepercayaan sebagai bagian dari budaya masyarakat yang bersangkutan ')gatimin, !!#(.%erilaku pemberian M%;ASI pada etnis +anjar secara khusus masih belum banyak dibahas. +erdasarkan temuan di lapangan bayi etnis +anjar ketika lahir langsung diolesi madu pada langit;langit rahangnya dan bayi diberi makan sebelum usia 6 bulan dengan alasan bayi rewel karena lapar dan lain sebagainya.Hismintari ' !-!(, dalam penelitiannya diketahui bahwa budaya di dalam masyarakat '.awa, 8utai, +anjar, +ugis dan Dayak(, yang memiliki kebiasaan memberikan makanan sejak bayi dengan alasan ASI tidak cukup memenuhi kebutuhan bayi. 8ebiasaan di dalam masyarakat tersebut meliputi memberikan makanan pisang, memberi madu, dan kelapa muda setelah bayi lahir. SI60U>AN +erdasarkan hasil penelitian tentang pola pemberian makanan pendamping ASI 'M%;ASI( bayi usia 6;- bulan pada etnis +anjar di 8elurahan ,eluk Herong 8ecamatan Samarinda @lu, dapat ditarik simpulan sebagai berikut: @sia pertama pemberian M%;ASI ber&ariasi, yaitu M%;ASI diberikan pada usia 5 hari setelah bayi lahir, bayi usia bulan, 5 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan ada yang sampai sekarang 'bayi usia * bulan( tidak diberi M%;ASI karena bayi menolak .enis M%;ASI yang diberikan pada anak saat pertama kali, adalah buah pisang kepok yang dikerok dengan sendok dan M%;ASI hasil pabrikan, dengan alasan lebih mudah diperoleh, tidak repot dan mudah cara menyajikannya, informasi tentang makanan pabrikan ini diperoleh dari lingkungannya seperti dari keluarga, tetangga, bidan ataupun dari media seperti ,O dan majalah. Sedangkan jenis makanan yang diberikan pada saat pengambilan data adalah bubur nasi atau nasi yang dilumatkan karena disesuaikan dengan usia bayi yang pada saat pengumpulan data sudah berusia 6, ", * dan -- bulan dan ada yang diberikan pentol bakso dengan dilumatkan menggunakan tangan terlebih dahulu. Arekuensi pemberian M%;ASI pada bayi usia 5, 3, dan 6 bulan dibrikan kali sehari sedangkan pada bayi usia 6, ", * dan -- bulan pada saat pengumpulan data diberikan M%;ASI sehari 5 kali 'pagi,

63

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


siang dan sore( Informasinya diperoleh informan dari pengalaman pemberian M%;ASI pada anak sebelumnya, keluarga, posyandu, bidan di desa maupun dari membaca buku. %orsi pemberian M%;ASI diberikan secara bertahap yaitu pada awal pemberian 'bayi usia 5, 3 dan 6 bulan( diberikan bubur S@) dengan rasa beras merah atau rasa buah pisang dengan takaran sendok untuk sekali makan dan diberikan kali sehari, dan saat saat pengambilan data 'usia 6, * dan -- bulan( diberikan bubur nasi maupun nasi yang dilumatkan 'makanan lunak(, diberikan 5 kali sehari, sebanyak Y;- mangkok setiap kali makan. ,idak ada anjuran dari siapapun untuk porsi pemberian M%;ASI ini, melainkan dari nalurinya sendiri ataupun dari pengalaman anak sebelumnya. >ara pemberian M%;ASI, ada informan yang mencampur M%;ASI dengan susu formula dan diberikan melalui dot, informasi diperoleh dari lingkungan dan kebiasaan dalam keluarga. Saat bayi berusia 6,", * dan -- bulan diberikan menggunakan sendok dengan cara anak dipangku atau dibiarkan duduk di lantai sambil bermain, di naikkan kereta, digendong sambil jalan;jalan, makanan yang disajikan dalam bentuk hangat. 8onsistensi pemberian makanan dikalangan etnis +anjar yang menjadi informan seperti kebanyakan masyarakat pada umumnya, tidak ada ciri khas tertentu. %ada usia di atas enam bulan diberikan makanan lunak 'bubur nasi atau nasi yang dipirik atau dilumatkan(. informasinya diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. %erilaku pemberian M%;ASI pada kalangan orang +anjar ada yang mendekati tepat dan ada yang belum tepat, dan semuanya disebabkan oleh pengalaman yang berbeda. SARAN +erdasarkan simpulan di atas maka saran yang bisa penulis berikan, sebagai berikut: 8epada Dinas 8esehatan khususnya bidang JiFi, perlu mengadakan pelatihan konseling M%;ASI, tentang usia pertama pemberian M%;ASI, porsi dan konsistensi M%;ASI pada bayi, untuk tenaga giFi dan bidan di desa. 8epada puskesmas, khususnya bidang giFi, 8IA dan bidan di desa, perlu meningkatkan pengetahuan masyarakat, tentang M%;ASI 8hususnya usia pertama pemberian, porsi dan konsistensi M%;ASI melalui penyuluhan model pendampingan. 8epada ibu menyusui dan keluarga, diharapkan rajin untuk melakukan konsultasi tentang pemberian M%;ASI dan konsistensi M%;ASI yang tepat dan benar kepada bidan di desa dengan mengikuti penyuluhan tentang %M, dan usia awal pemberian M%;ASI, porsi dan konsistensi M%; ASI melalui posyandu, puskesmas, informasi media masa 'koran, majalah( maupun media elektronik ',O atau radio(. DA;TAR 0USTA-A Aminah, M.S., ' !!*(. Seri *uku Pintar, *a-yMs %orner. Kamus *ayi 0)12 -ulan. HuBima. .akarta Depkes RI, ' !!6(. Pedoman Umum Pem-erian Makanan Pendam&in( Air Susu I-u 5MP)ASI6 Aokal. .akart Depkes RI. ' !!4(. *uku Pedoman Pem-erian Makanan Pendam&in( ASI. Ditjen +ina 8esehatan Masyarakat dan Direktorat +ina JiFi Masyarakat. .akarta Depkes RI, ' !--(. Pelatihan Konselin( Makanan Pendam&in( Air Susu I-u 5MP)ASI6. 8ementrian 8esehatan RI, Direktorat +in JiFi. .akarta Aaturrahman, A., ' !-!(. *e-era&a Faktor San( *erhu-un(an Den(an Pem-erian Makanan Pendam&in( Asi Cleh I-u)I-u Di Pedesaan Di Ka-u&aten ulu Sun(ai Selatan . Staf %engajar JiFi. 8alimatan Selatan Heksono, %., ' !!4(. +valuasi Pelaksanaan Pro(ram MP)ASI Aokal di Kota Kendari. Media JiFi dan 8esehatan. .urusan JiFi %oltekes 8endari Hismintari, H., ' !-!(. Faktor),aktor yan( Mem&en(aruhi Pem-erian Makanan Pendam&in( ASI Dini Pada *ayi usia 0)? -ulan di Bilayah Ker"a Puskesmas #eluk Dalam Ke$amatan #en((aron( Se-eran( Ka-u&aten #en((aron( Se-eran(

6#

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


)gatimin, M., R. ' !!#(. Ilmu Perilaku Kesehatan, Sari dan A&likasi. Makassar : 9ayasan T%8; 5S. )otoatmodjo, S, ' !!5(, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka >ipta .akarta. )otoatmodjo, S. ' !!4(. Kesehatan Masyarakat, Ilmu dan Seni. Rineka >ipta. .akart %ujiarto, %.S., ' !!"(. H R A Smart Parents For ealthy %hildren. Inti Sari Mediatama. .akarta %rabantini D., ' !-!(. A to Q, Makanan Pendam&in( ASI, Si Ke$ii Sehat dan %erdas *erkat MP) ASI Rumahan. Andi =ffset. 9ogyakarta. Saryono, S., dan Anggraeni, A., ' !-!(. Metodolo(i Penelitian Kualitati, Dalam *idan( Kesehatan. Mulia Medika, 9ogyakarta Scherbaum, O., et al, ' !- (. Praktik Pem-erian Makan *ayi Pada Anak)Anak Sedikit #er-uan(> Studi Retros&ekti, Di Pulau 7ias, Indonesia. International breastfeeding journal. +ioMed >entral Htd Sumartini, S., ' !--(, Pen(aruh Pola Pem-erian Makanan Pendam&in( ASI 5MP)ASI6 #erhada& Status Di;i &ada *ayi ?)12 *ulan di Ke$amatan Medan Am&las. diakses dari http:??repository.usu.ac.id?handle?- 53#64"*?55-!!

DAMPAK PENYULUHAN INISIASI MENYUSU DINI PADA IBU BERSALIN DI KOTA PAREPARE
H+&!"0/ Sa*1+a&,"&1# Su!"a(1# N.+! Ba(!) N..!2 Konsentrasi Promosi Kesehatan Pro(ram Pas$asar"ana Universitas asanuddin 2 KonsentrasiAdministrasi Rumah Sakit Pro(ram Pas$asar"ana Universitas asanuddin
1

A1STRAPenelitian ini -ertu"uan menilai &er-edaan &en(etahuan i-u -ersalin tentan( IMD se-elum dan sesudah intervensi, menilai &er-edaan sika& i-u -ersalin se-elum dan sesudah intervensi, menilai tindakan i-u -ersalin dalam &em-erian IMD, dan menilai dam&ak &enyuluhan IMD &ada i-u -ersalin setelah intervensi di Kota Pare&are. Jenis &enelitian adalah kuasi eks&erimen den(an ran$an(an 7on)Randomi;ed %ontrol Drou& Pretest)&ostest Desi(n. Sam&el se-anyak 200 oran( i-u hamil yan( usia kehamilannya !2)!? min((u di Kota Pare&are, &ada kelom&ok intervensi dan kontrol. Pen(am-ilan data dilakukan den(an men((unakan kuesioner. Data dianalisis den(an men((unakan u"i Bil$o4on, Mann)Bhitney, dan Re(resi Ainear. asil &enelitian menun"ukkan -ah/a ada &er-edaan &en(etahuan i-u tentan( inisiasi menyusu dini se-elum dan sesudah intervensi 5& @ 0,0006. Ada &er-edaan sika& i-u tentan( inisiasi menyusu dini se-elum dan sesudah intervensi 5& @ 0,0006. Se-anyak 22,0 3 i-u melaksanakan inisiasi menyusu dini setelah menda&atkan intervensi. Pen(aruh media yaitu &ernah ter&a&ar video IMD yan( &alin( dominan -erdam&ak terhada& &en(etahuan i-u tentan( inisiasi menyusu dini 5& @ 0,0016, tidak ada satu &un varia-el yan( &alin( dominan -erdam&ak terhada& sika& terhada& inisiasi menyusu dini 5semua & T 0,026, serta &en(aruh media 5&ernah ter&a&ar video IMD6 yan( &alin( dominan -erdam&ak terhada& tindakan inisiasi menyusu dini 5& @ 0,01<6. Dinas Kesehatan Kota Pare&are, Puskesmas, dan rumah sakit &erlu mensosialisasikan &entin(nya IMD ke&ada -idan se-a(ai tan(an &ertama yan( da&at meran(kul i-u hamil untuk melaksanakan IMD

66

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


8ata 8unci ABSTRA:T #he aims o, the resear$h are to assess the di,,eren$e -et/een the kno/led(e o, (ivin( -irth mothers -e,ore intervention and the one a,ter intervention, to assess the di,,eren$e -et/een the attitude o, (ivin( -irth mothers -e,ore intervention and the one a,ter intervention, to assess the (ivin( -irth mothersM a$tion in (ivin( early -reast),eedin( initiation, and to assess the im&a$t o, $ounselin( o, early -reast),eedin( initiation on (ivin( -irth mothers a,ter intervention in Pare&are.#he resear$h /as a 9uasi)e4&erimental study /ith 7on)Randomi;ed %ontrol Drou& Pretest) Postest Desi(n. #he sam&le $onsisted o, 200 &re(nant mothers /hose &re(nant a(e sam&les ,rom !2 to !? /eeksin Pare&are. #he data /ere i-tained -y (ivin( 9uestionnaire. #hey /ere analy;ed -y usin( Bil$o4on, Mann)Bhitney, and Ainear Re(ression tests.#he results o, the resear$h indi$ate that there is a di,,eren$e -et/een mothersM kno/led(e on early -reast),eedin( initiation -e,ore intervention and the one a,ter intervention 5& @ 0.0006. #here is also a di,,eren$e -et/een mothersM attitude on early -reast),eedin( initiation -e,ore intervention and the one a,ter intervention 5& @ 0.0006. #here is 22.0 3 o, mothers /ho &er,orm early -reast),eedin( initiation a,ter they (et intervention. #he most dominant in,luen$e o, media a-out early -reast),eedin( is mothersM kno/led(e 5& @ 0.0016, -ut there is no varia-le (ivin( dominant in,luen$e on mothersM attitude a-out early)-reast,eedin( initiation 5 all & T 0,026. Cn the other hand, media has dominant in,luen$e on the a$tion o, early -reast),eedin( initiation5& @ 0.01<6. #here,ore, ealth De&artment o, Pare&are, Pu-li$ ealth %entre, and hos&itals need to (ive so$iali;ation on the im&ortan$e o, early -reast),eedin( initiation to mid/ives as the ,irst &eo&le /ho make $onta$t /ith &re(nant mothers to $ondu$t early -reast),eedin( initiation. Key/ords > $ounselin(, early -reast),eedin( initiation, (ivin( -irth mothers : penyuluhan, inisiasi menyusu dini, ibu bersalin

0ENDA=U>UAN nisiasi Menyusu Dini 'IMD( adalah suatu upaya untuk membantu bayi agar dapat menyusu dengan memanfaatkan insting bayi yang sudah muncul sejak satu jam pertama setelah dilahirkan 'Roesli, !!"(. Hebih lanjut dijelaskan oleh Roesli ' !!"(, inisiasi dilakukan ketika bayi lahir, tali pusat dipotong, lalu dilap kering dan langsung diberikan kepada ibu. Dalam proses ini, harus ada sentuhan skin to skin $onta$t, dimana bayi tidak boleh dipisahkan dulu dari ibunya. +ayi dibiarkan di dada ibu minimal 5! menit sampai mencari sendiri puting susu ibunya dan langsung diminum. %elaksanaan IMD dan pemberian ASI Gksklusif pada bayi merupakan cara terbaik bagi peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia 'SDM( sejak dini. Di Indonesia, 8ementrian 8esehatan Republik Indonesia melalui program perbaikan giFi masyarakat telah menargetkan cakupan ASI eksklusif 6 bulan sebesar "!$ 'Depkes RI, !!#(. )amun demikian angka ini sangat sulit untuk dicapai bahkan trend pre&alensi ASI eksklusif dari tahun ke tahun terus menurun, hal tersebut sangat memprihatinkan mengingat ASI eksklusif sangat penting bagi tumbuh kembang bayi. 2asil penelitian yang dilakukan oleh )urmiati dan +esral tentang pengaruh durasi pemberian ASI terhadap ketahanan hidup bayi di Indonesia ditemukan bahwa durasi pemberian ASI sangat mempengaruhi ketahanan hidup bayi di Indonesia. 2asil penelitian yang dilakukan oleh Ariefudin, dkk tahun !!* di 8ecamatan ,egal ,imur 8ota ,egal, menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada bayi !;- bulan p 7 !,!!! 'p E !,!#(. +ayi yang diberi ASI secara eksklusif kemungkinan untuk menderita penyakit IS%A lebih rendah dibanding bayi yang tidak mendapat

64

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


ASI secara eksklusif. +ayi yang diberi ASI eksklusif hanya -!,3$ sedangkan yang tidak mendapat ASI ekslusif sebanyak 5 ,3$. Sesuai dengan penjelasan Mandi '-*"-( dalam Danga ' !!4( bahwa penerangan yang baik mengenai keuntungan;keuntungan ASI akan cukup membantu jika ibu memutuskan untuk menyusui bayinya, dengan demikian dibutuhkan penyuluhan dengan berbagai metode yang tepat tentang IMD oleh karena pertamaI sekarang ini air susu ibu dan menyusui dianggap suatu hal yang tidak perlu dipelajari lagi padahal ASI eksklusif terlebih IMD termasuk informasi yang relatif baru. 8eduaI manajemen laktasi yang benar dapat dipraktekkan secara efektif dan ketigaI adanya mitos;mitos yang menyesatkan yang menghambat pemberian ASI. +anyak aspek yang berperan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini 'IMD( dan ASI Gksklusif antara lain adalah kebijakan instansi pemerintah, ibu menyusui menghadapi banyak hambatan yang berhubungan dengan pelayanan yang diperoleh di tempat persalinan, dukungan yang diberikan oleh anggota keluarga di rumah, banyaknya ibu yang belum dibekali pengetahuan yang cukup tentang teknik menyusui yang benar dan manajemen kesulitan laktasi, termasuk tantangan yang dihadapi oleh ibu bekerja 'Aprilia, !!*I Asmiajati, !!!(. Menurut Glaine ' !!5( konseling laktasi akan sangat membantu ibu untuk menyusui bayinya secara eksklusif. Aaktor lain penyebab rendahnya pemberian ASI di Indonesia adalah faktor sosial budaya, hal ini dapat terlihat dalam aspek pengetahuan, kepercayaan?keyakinan, pekerjaan, pemanfaatan sarana kesehatan dan norma ? nilai;nilai yang sedang berkembang dalam masyarakat Indonesia. +anyak ibu;ibu yang tidak menyusui bayinya termasuk tidak melakukan IMD hanya karena meniru teman;teman atau tetangganya 'Amiruddin, !!6I Siregar, !!3(. Adanya 8omitmen yang kuat dari para petugas kesehatan atau health &rovider 'dokter, bidan, perawat, manajemen rumah sakit dan lain;lain yang terkait( dalam melaksanakan penyuluhan tentang IMD kepada ibu hamil agar menyusui bayinya secara dini akan sangat membantu dalam peningkatan IMD oleh karena merekalah yang selalu kontak langsung dengan masyarakat dan memungkinkan untuk memberikan penyuluhan. 8arena itu peneliti melihat bahwa dengan metode penyuluhan tentang IMD yang sifatnya praktis, persuasif dan edukatif diharapkan akan meningkatkan prosentase ibu bersalin dalam melaksanakan IMD. ,ujuan %enelitian ini adalah untuk menilai dampak penyuluhan IMD pada Ibu +ersalin. 6ETODE 0ENE>ITIAN Ra&0a&,a& P+&+l" "a& %enelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan 7on)Randomi;ed %ontrol Drou& Pretest)&ostest Desi(n. Diharapkan dengan desain ini memungkinkan dilakukan pengukuran pengaruh perlakuan 'inter&ensi( pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan. L./as" $a& ;a/ u P+&+l" "a& %elaksanaan penelitian dilakukan kurang lebih tiga bulan 'Maret !- 1 Mei !- ( di 8ota %arepare. P.1ulas" $a& Sa*1+l P+&+l" "a& %opulasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang usia kehamilannya 5# 1 56 minggu di kota %arepare pada bulan .anuari !- sebanyak - !. +esar sampel dihitung dengan menggunakan rumus sampel untuk penelitian kesehatan dengan populasi diketahui. P+&,.la(a& $a& A&al"s"s Da a %enyuntingan data dilakukan dua kali yakni : pertama, pada saat pelaksanaan wawancara dilapangan dengan tujuan untuk mengoreksi secara langsung kesalahan;kesalahan pada pengisian kuesioner oleh pewawancara. 8edua pada saat awal pengolahan data yang dimaksudkan untuk menilai hasil pengisian kuesioner secara keseluruhan apakah memenuhi syarat untuk diikutkan dalam analisis atau tidak. Analisis uni&ariat untuk melihat sebaran pengetahuan, sikap, tindakan, karakteristik ibu 'umur, tingkat pendidikan, pekerjaan(, media dan dukungan keluarga. Analisis

6"

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


bi&ariat : 8esetaraan &ariabel pada kelompok inter&ensi dan kontrol dan Menilai perbedaan rata; rata skor pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah inter&ensi. Analisis multi&ariat untuk melihat dampak inter&ensi terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan ibu dalam pelaksanaan IMD setelah dikontrol oleh karakteristik ibu, media dan dukungan keluarga. K+s+ a!aa& Va!"a3+l Sebaran pengetahuan, sikap, tindakan, karakteristik ibu 'umur, tingkat pendidikan, pekerjaan(, media dan dukungan keluarga di 8ota %arepare dan 8abupaten Sidrap yang diambil sebagai sampel oleh peneliti dianggap setara, dikarenakan nilai frekuensi dari karakteristik ibu 'umur, tingkat pendidikan, pekerjaan(, media, dan dukungan keluarga memiliki nilai yang hampir sama pada kelompok inter&ensi dan kontrol, begitu pula dengan nilai rata;rata dari pengetahuan, sikap, dan tindakan responden pada kelompok inter&ensi dan kontrol. Dengan demikian maka &ariabel telah setara dan dapat dianalisis lebih lanjut. =ASI> Ka!a/ +!"s "/ R+s1.&$+& Us"a# P+/+!=aa&# $a& P+&$"$"/a& T+!a/("! .umlah responden paling banyak pada kelompok umur 6;5! tahun sebesar 5-,! $ untuk kelompok inter&ensi sedangkan pada kelompok kontrol yaitu pada kelompok umur -; # tahun sebesar ",! $ dan jumlah responden paling sedikit pada kelompok umur C #! tahun sebesar ! $ untuk kelompok inter&ensi sedangkan pada kelompok kontrol yaitu C #! tahun sebesar -,! $. .enis pekerjaan responden pada kelompok inter&ensi paling banyak sebagai ibu rumah tangga sebesar 46,! $, demikian pula pada kelompok kontrol yaitu ibu rumah tangga sebesar "!,! $ sedangkan jenis pekerjaan responden pada kelompok inter&ensi paling sedikit sebagai petani sebesar ! $, dan pada kelompok kontrol yaitu pegawai swasta sebesar ,! $. %endidikan terakhir responden pada kelompok inter&ensi paling banyak yaitu SMA sebesar 3*,! $, demikian pula pada kelompok kontrol yaitu SMA sebesar 5",! $, sedangkan pendidikan terakhir responden pada kelompok inter&ensi paling sedikit yaitu tidak sekolah sebesar 3,! $, demikian halnya dengan kelompok kontrol yaitu tidak sekolah sebesar #,! $. T+!1a1a! V"$+. IMD $a& Dukungan -eluarga Distribusi responden berdasarkan keterpaparan &ideo IMD yang terbanyak pada kelompok inter&ensi yaitu tidak pernah melihat &ideo IMD sebesar *!,! $, demikian pula pada kelompok kontrol yang tidak pernah melihat &ideo IMD sebesar 4",! $. Responden menurut dukungan keluarga yang terbanyak pada kelompok inter&ensi yaitu ada dukungan keluarga sebesar "",! $, demikian pula pada kelompok kontrol yaitu dukungan keluarga sebesar 6*,! $. A&al"s"s S+3+lu* $a& S+ +la( I& +!2+&s" P+&,+ a(ua& +& a&, IMD %erbandingan pengetahuan sebelum dan setelah inter&ensi penyuluhan yang dilakukan terhadap -!! responden diperoleh hasil bahwa nilai rata;rata pengetahuan responden sebelum inter&ensi adalah 4,34 kemudian setelah inter&ensi nilai rata;rata pengetahuan adalah *, ". 2asil uji statistik diperoleh nilai p 7 !,!!! 'pE!,!#(, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan bermakna antara sebelum dan setelah inter&ensi penyuluhan terhadap pengetahuan responden tentang IMD. %erbandingan pengetahuan sebelum dan setelah inter&ensi jenis penyuluhan kelompok yang dilakukan terhadap -!! responden diperoleh hasil bahwa nilai rata;rata pengetahuan responden sebelum inter&ensi adalah 4,34 kemudian setelah inter&ensi nilai rata;rata pengetahuan adalah *,3#.2asil uji statistik diperoleh nilai p 7 !,!!! 'p E !,!#(, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan bermakna antara sebelum dan setelah inter&ensi pada jenis penyuluhan kelompok terhadap pengetahuan responden tentang IMD. 2asil uji statistik diperoleh nilai p 7 !,!! 'p E !,!#(, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan bermakna antara sebelum dan setelah inter&ensi pada jenis penyuluhan indi&idu terhadap pengetahuan responden tentang IMD. %erbandingan pengetahuan sebelum dan setelah

6*

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


melahirkan pada kelompok kontrol yang dilakukan terhadap -!! responden diperoleh hasil bahwa nilai rata;rata pengetahuan responden sebelum melahirkan adalah 6,*6 kemudian setelah melahirkan nilai rata;rata pengetahuan adalah 4,3". 2asil uji statistik diperoleh nilai p 7 !,!!! 'p E !,!#(, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan bermakna antara sebelum dan setelah melahirkan terhadap pengetahuan responden tentang IMD. S"/a1 +!(a$a1 IMD %erbandingan sikap sebelum dan setelah inter&ensi penyuluhan yang dilakukan terhadap -!! responden diperoleh hasil bahwa nilai rata;rata sikap responden sebelum inter&ensi adalah 5-,5* kemudian setelah inter&ensi nilai rata;rata sikap adalah 53,!!. Ada perbedaan bermakna antara sebelum dan setelah inter&ensi penyuluhan terhadap sikap responden tentang IMD. %erbandingan sikap sebelum dan setelah inter&ensi jenis penyuluhan kelompok yang dilakukan terhadap -!! responden diperoleh hasil bahwa nilai rata;rata sikap responden sebelum inter&ensi adalah 5-,!6 kemudian setelah inter&ensi nilai rata;rata sikap adalah 53,- . Ada perbedaan bermakna antara sebelum dan setelah inter&ensi pada jenis penyuluhan kelompok terhadap sikap responden tentang IMD. A&al"s"s Da*1a/ P+&)ulu(a& I&$"2"$u T+!(a$a1 S"/a1 R+s1.&$+& +& a&, IMD 1a$a K+l.*1./ I& +!2+&s" %erbandingan sikap sebelum dan setelah inter&ensi jenis penyuluhan kelompok yang dilakukan terhadap -!! responden diperoleh hasil bahwa nilai rata;rata sikap responden sebelum inter&ensi adalah 5 ,!5 kemudian setelah inter&ensi nilai rata;rata sikap adalah 55,46. 2asil uji statistik diperoleh nilai p 7 !,!! 'p E !,!#(, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan bermakna antara sebelum dan setelah inter&ensi pada jenis penyuluhan kelompok terhadap sikap responden tentang IMD. A&al"s"s S"/a1 R+s1.&$+& +!(a$a1 1a$a K+l.*1./ K.& !.l $" K. a Pa!+1a!+ %erbandingan sikap sebelum dan setelah melahirkan pada kelompok kontrol yang dilakukan terhadap -!! responden diperoleh hasil bahwa nilai rata;rata sikap responden sebelum melahirkan adalah *,3- kemudian setelah melahirkan nilai rata;rata sikap adalah 5!,!". 2asil uji statistik diperoleh nilai p 7 !,!!- 'p E !,!#(, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan bermakna antara sebelum dan setelah melahirkan terhadap sikap responden tentang IMD. T"&$a/a& $ala* IMD +erdasarkan hasil uji statistik pada lampiran hasil analisis dengan menggunakan Kolmo(orov Smirnov yang bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, hasil analisis menunjukkan bahwa data berdistribusi tidak normal, sehingga dilakukan analisis dengan uji Bil$o4on untuk mengetahui dampak inter&ensi penyuluhan terhadap tindakan IMD responden. %erbandingan tindakan pada jenis penyuluhan kelompok dan indi&idu yang dilakukan terhadap -!! responden diperoleh hasil bahwa nilai rata;rata tindakan pada penyuluhan kelompok adalah 3,"# kemudian pada penyuluhan indi&idu nilai rata;rata tindakan adalah 6,46. 2asil uji statistik diperoleh nilai p 7 !,-!* 'p E !,!#(, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara jenis penyuluhan kelompok dan indi&idu terhadap tindakan IMD responden. P+&,+ a(ua&S+3+lu* I& +!2+&s" +& a&, IMD 1a$a K+l.*1./ I& +!2+&s" $a& K.& !.l ,abel - menunjukkan bahwa perbandingan pengetahuan sebelum inter&ensi pada kelompok inter&ensi dan kontrol yang dilakukan terhadap !! responden diperoleh hasil bahwa nilai rata;ratanya adalah 4, . 2asil analisis dengan menggunakan uji Mann)Bhitney menunjukkan bahwa nilai p 7 !,- 5 'pC !,!#(, ini berarti tidak ada perbedaan pengetahuan tentang IMD antara kelompok inter&ensi dengan kelompok kontrol sebelum inter&ensi. P+&,+ a(ua& S+ +la( I& +!2+&s" +& a&, IMD 1a$a K+l.*1./ I& +!2+&s" $a& K.& !.l ,abel menunjukkan bahwa perbandingan pengetahuan setelah inter&ensi pada kelompok inter&ensi dan kontrol yang dilakukan terhadap !! responden diperoleh hasil bahwa

4!

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


nilai rata;ratanya adalah ",5". 2asil analisis dengan menggunakan uji Mann)Bhitney menunjukkan bahwa nilai p 7 !,!!! 'p E !,!#(, ini berarti ada perbedaan pengetahuan tentang IMD antara kelompok inter&ensi dengan kelompok kontrol setelah inter&ensi. S"/a1 S+3+lu* I& +!2+&s" +!(a$a1 IMD 1a$a K+l.*1./ I& +!2+&s" $a& K.& !.l ,abel 5 menunjukkan bahwa perbandingan sikap sebelum inter&ensi pada kelompok inter&ensi dan kontrol yang dilakukan terhadap !! responden diperoleh hasil bahwa nilai rata; ratanya adalah 5!,3!. 2asil analisis dengan menggunakan uji Mann)Bhitney menunjukkan bahwa nilai p 7 !,!!! 'p E !,!#(, ini berarti ada perbedaan sikap tentang IMD antara kelompok inter&ensi dengan kelompok kontrol sebelum inter&ensi. S"/a1 S+ +la( I& +!2+&s" +!(a$a1 IMD 1a$a K+l.*1./ I& +!2+&s" $a& K.& !.l ,abel 3 menunjukkan bahwa perbandingan sikap setelah inter&ensi pada kelompok inter&ensi dan kontrol yang dilakukan terhadap !! responden diperoleh hasil bahwa nilai rata; ratanya adalah 5 ,!3. 2asil analisis dengan menggunakan uji Mann)Bhitney menunjukkan bahwa nilai p 7 !,!!! 'p E !,!#(, ini berarti ada perbedaan sikap tentang IMD antara kelompok inter&ensi dengan kelompok kontrol setelah inter&ensi. T"&$a/a& $ala* IMD 1a$a K+l.*1./ I& +!2+&s" $a& K.& !.l ,abel # menunjukkan bahwa perbandingan tindakan pada kelompok inter&ensi dan kontrol yang dilakukan terhadap !! responden diperoleh hasil bahwa nilai rata;ratanya adalah 5,!#. 2asil analisis dengan menggunakan uji Mann)Bhitney menunjukkan bahwa nilai p 7 !,!!! 'p E !,!#(, ini berarti ada perbedaan tindakan IMD antara kelompok inter&ensi dengan kelompok kontrol. Da*1a/ Ka!a/ +!"s "/ I3u# M+$"a# $a& Du/u&,a& K+lua!,a T+!(a$a1 P+&,+ a(ua& +& a&, IMD ,abel 6 menunjukkan bahwa hasil analisis dengan menggunakan uji Re(resi Ainear menunjukkan bahwa dari &ariabel karakteristik ibu, media, dan dukungan keluarga, &ariabel yang paling berdampak terhadap pengetahuan tentang IMD adalah media 'pernah terpapar &ideo IMD(, dengan nilai p 7 !,!!- 'p E !,!#(. Ini berarti media 'pernah terpapar &ideo IMD( yang paling dominan berdampak terhadap pengetahuan tentang IMD. Da*1a/ Ka!a/ +!"s "/ I3u# M+$"a# $a& Du/u&,a& K+lua!,a T+!(a$a1 S"/a1 +!(a$a1 IMD ,abel 4 menunjukkan bahwa hasil analisis dengan menggunakan uji Re(resi Ainear menunjukkan bahwa dari &ariabel karakteristik ibu, media, dan dukungan keluarga, tidak ada satu pun &ariabel yang berdampak terhadap sikap terhadap IMD, disebabkan semua nilai p C !,!#. Ini berarti tidak ada satu pun &ariabel yang paling dominan berdampak terhadap sikap terhadap IMD. Da*1a/ Ka!a/ +!"s "/ I3u# M+$"a# $a& Du/u&,a& K+lua!,a T+!(a$a1 T"&$a/a& $ala* IMD ,abel " menunjukkan bahwa hasil analisis dengan menggunakan uji Re(resi Ainear menunjukkan bahwa dari &ariabel karakteristik ibu, media, dan dukungan keluarga, &ariabel yang paling berdampak terhadap tindakan dalam IMD adalah media 'pernah terpapar &ideo IMD(, dengan nilai p 7 !,!-3 'p E !,!#(. Ini berarti media 'pernah terpapar &ideo IMD( yang paling dominan berdampak terhadap tindakan dalam IMD. 0E61A=ASAN P+&,+ a(ua& @ntuk perbedaan pengetahuan sebelum inter&ensi pada kelompok inter&ensi dan kontrol, hasil analisis dengan menggunakan uji Mann)Bhitney menunjukkan bahwa nilai p 7 !,- 5 'pC!,!#(, ini berarti tidak ada perbedaan pengetahuan tentang IMD antara kelompok inter&ensi dan kelompok kontrol sebelum inter&ensi. Sedangkan untuk perbedaan pengetahuan setelah inter&ensi pada kelompok inter&ensi dan kontrol, hasil analisis dengan menggunakan uji Mann) Bhitney menunjukkan bahwa nilai p 7 !,!!! 'pE!,!#(, ini berarti ada perbedaanpengetahuan tentang IMD antara kelompok inter&ensi dan kelompok kontrol atau setelah inter&ensi. @ntuk dampak karakteristik ibu, media, dan dukungan keluarga terhadap pengetahuan tentang IMD, hasil analisis dengan menggunakan uji Re(resi Ainear menunjukkan bahwa dari

4-

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


&ariabel karakteristik ibu, media, dan dukungan keluarga, &ariabel yang paling berdampak terhadap pengetahuan tentang IMD adalah media 'pernah terpapar &ideo IMD(, dengan nilai p 7 !,!!- 'p E !,!#(. Ini berarti media 'pernah terpapar &ideo IMD( yang paling dominan berdampak terhadap pengetahuan tentang IMD. Sejalan pula dengan teori yang dikemukakan oleh Snehandu +. 8ar '-*"5( dalam )otoatmodjo ' !!#(, bahwa perilaku indi&idu dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain : '-( *ehavior Intention, 526 So$ial Su&&ort, 5!6 A$esse-ility o, In,ormation, 5<6 Personal Autonomy, dan 526 A$tion Situation. %engetahuan termasuk dalam salah satu elemen %ersonal Autonomy, di samping karakteristik indi&idu dan sikap. Sejalan dengan penelitian .urana ' !!"(, bahwa pengetahuan belum dilakukan sebagaimana mestinya yang seharusnya mempersiapkan terlebih dahulu materi, media, metode dan teknik serta kerjasama dengan sasaran sebelum penyuluhan dilakukan. Di sinilah letak peran penting pengetahuan ibu yang diharapkan dapat meningkat setelah ada penyuluhan tentang IMD.Oariabel penelitiannya terdiri dari pengetahuan bidan, sikap bidan, dan praktek bidan. Sampelnya # bidan bertugas %uskesmas, pustu, dan polindesI - dokter 8epala %uskesmasI " ibu yang mempunyai bayiI 4 ibu. Metodenya kualitatif dengan pendekatan fenomena. Sejalan pula dengan penelitian Rahayu ' !! (, bahwa pengetahuan ibu bersalin tentang ASI dan pengetahuan petugas kesehatan tentang manajemen laktasi memberikan kontribusi besar dalam keberhasilan praktek menyusui dini. Oariabel penelitiannya terdiri dari &ariabel independent berupa karakteristik ibu bersalin serta karakteristik petugas kesehatan, dan &ariabel dependent berupa praktek menyusui dini. Sampelnya ibu bersalin dan petugas kesehatan. Metodenya rancangan penelitian crosssectional, pengolahan data dengan deskriptif analitik, metode kuantitatif, dan kualitatif. S"/a1 @ntuk dampak karakteristik ibu, media, dan dukungan keluarga terhadap sikap tentang IMD, hasil analisis dengan menggunakan uji Re(resi Ainear menunjukkan bahwa dari &ariabel karakteristik ibu, media, dan dukungan keluarga, tidak ada satu pun &ariabel yang berdampak terhadap sikap tentang IMD, disebabkan semua nilai p C !,!#. Ini berarti tidak ada satu pun &ariabel yang paling dominan berdampak terhadap sikap tentang IMD. Sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh )gatimin ' !!#( yang dikutip dari ,eori +lum, bahwa sikap 5a,,e$tive domain6, tujuannya ditekankan pada perubahan perhatian, sikap, nilai, penghargaan dan penyesuaian, dimana domain ini terdiri atas lima tingkatan yaitu ,ingkat A;-I penerimaan 5re$eivin(6 bahwa bila seorang berada pada posisi sadar adanya rangsangan dari luar yang menyadarkan padanya bahwa telah terjadi sesuatu biasanya dengan adanya rangsangan dari luar, akan timbul perhatianI ,ingkat A; I penjawaban 5res&ondin(6 bahwa bila seseorang berada pada posisi dimana rangsangan telah mampu merubahnya untuk memberi perhatian dan ikut sertaI ,ingkat A;5I memberikan nilai 5valuin(6 bahwa bila seorang berada pada posisi merasakan adanya nilai baru dalam masyarakat. ,etapi pada tingkat ini, nilai itu belum merupakan nilai yang khas bagi masyarakat bersangkutanI ,ingkat A;3I pengorganisasian 5or(ani;ation6 bahwa bila seorang berada pada posisi ini merasakan nilai yang ada itu telah terorganisasi menjadi milik masyarakatI serta ,ingkat A;#I menentukan adanya kekhususan dalam suatu nilai yang kompleks 5$hara$teri;atrion -y value $om&le46 bahwa bila berada pada posisi ini merasakan bahwa masyarakat telah memiliki suatu nilai khusus dankhas bagi mereka. Menurut 8rathwohl, nilai ini nilai tertinggi dan erat dengan cogniti&e domain. T"&$a/a& @ntuk dampak karakteristik ibu, media, dan dukungan keluarga terhadap tindakan dalam IMD, hasil analisis dengan menggunakan uji Re(resi Ainear menunjukkan bahwa dari &ariabel karakteristik ibu, media, dan dukungan keluarga, &ariabel yang paling berdampak terhadap tindakan dalam IMD adalah media 'pernah terpapar &ideo IMD(, dengan nilai p 7 !,!-3 'p E !,!#(. Ini berarti media 'pernah terpapar &ideo IMD( yang paling dominan berdampak terhadap tindakan dalam IMD.

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


Sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh )gatimin ' !!#( yang dikutip dari ,eori +lum, bahwa tindakan atau perbuatan 5&sy$homotor domain6, tujuannya ditekankan pada keterampilan yang bersifat motorik, dimana domain ini terdiri dari lima tingkatan yaitu ,ingkat %;-I persepsi 5&er$e&tion6 bahwa bila seorang berada pada posisi mampu mendeteksi kelainan berdasarkan adanya rangsangan melalui pendengaran, penglihatan ataupun pengecapan. ,ingkat keterampilan pada tingkat ini hanyalah sekedar dapat mendeteksiI ,ingkat %; I tersusun 5set6 bila seorang berada pada posisi mampu dalam keadaan siap fisik, mental dan emosional terhadap keadaan tertentu. Ia telah siap untuk bekerjaI ,ingkat %;5I sambutan pada petunjuk bimbingan untuk meniru mencoba 5(uided res&onse -y imitation trial and error6 -ah/a bila seorang berada pada posisi memiliki kemampuan untuk mengerjakan sesuatu asalkan dibawah bimbingan seorang instrukturI ,ingkat %;3I berbuat secara mekanis 5me$hanism6 bahwa bila seorang berada pada posisi telah siap bekerja dengan amat sangat lancar seperti mkesin sajaI serta ,ingkat %;#I kemampuan berbuat dan terampil yang kompleks 5$om&le4 overt res&onse6. Sejalan pula dengan teori yang dikemukakan oleh Snehandu +. 8ar '-*"5( dalam )otoatmodjo ' !!#(, bahwa perilaku indi&idu dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain : 516 *ehavior Intention, 526 So$ial Su&&ort, 5!6 A$esse-ility o, In,ormation, 5<6 Personal Autonomy, dan 526 A$tion Situation. Personal Autonomy merupakan otonomi pribadi orang yang bersangkutan dalam hal mengambil tindakan. +ila seorang telah berada pada tingkat keterampilan tertinggi bekerja sangat terampil tanpa membuat kesalahan sedikit pun. Memanfaatkan domain ini pada proses perubahan perilaku, hendaknya disadari bahwa perubahan pengetahuan ke sikap dan seterusnya perbuatan, bukan merupakan garis lurus. ,erdapat beberapa catatan bahwa perubahan dari pengetahuan ke sikap sangat dipengaruhi oleh persepsi yang bersangkutan tentang masalah dan perubahan dimaksud. +egitupun bila sikap telah berubah, keadaan itu merupakan predisposisi untuk perubahan prilaku. Sebagai perbandingan, penelitian Aprillia ' !!*(, bahwa &ariabel kebijakan berhubungan dengan persepsi bidan terhadap proses sosialisasi program inisiasi menyusu dini dan ASI eksklusif di 8abupaten 8laten. %enelitian Sudarsono ' !!"(, bahwa terdapat hubungan antara persepsi bidan desa tentang ASI eksklusif dengan cakupan ASI eksklusif. %enelitian Mulyati ' !!3(, bahwa ada keterkaitan antara faktor sosek 'sosek tinggi dan rendah(, sosbud 'positif dan negatif(, pendidikan ibu 'tinggi dan rendah(, dan pekerjaan ibu 'ibu bekerja formal?di luar rumah atau tidak( dengan pemberian ASI eksklusif. %enelitian Affandi ' !!*(, bahwa rata;rata pertumbuhan ++ kelompok inter&ensi adalah laki;laki '-, 6 Z !,5 kg( dan perempuan '-,3! Z #5 kg(.%enelitian Rahardjo ' !!6(, bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan pemberian ASI dalam satu jam pertama adalah tenaga periksa hamil. Aaktor lain daerah tempat tinggal, kehamilan yang diinginkan, tenaga periksa hamil, penolong persalinan, akses terhadap radio, dan berat lahir. ,erdapat interaksi antara daerah dengan tenaga periksa, kehamilan diinginkan dengan tenaga periksa dengan berat lahir dengan penolong persalinan. SI60U>AN DAN SARAN Ada perbedaan pengetahuan ibu tentang inisiasi menyusu dini sebelum dan sesudah inter&ensi 'p 7 !,!!!(, dimana terjadi peningkatan pengetahuan ibu sesudah inter&ensi. Ada perbedaan sikap ibu tentang inisiasi menyusu dini sebelum dan sesudah inter&ensi 'p 7 !,!!!(, dimana terjadi peningkatan sikap ibu sesudah inter&ensi. +eberapa ibu telah melaksanakan tindakan inisiasi menyusu dini sesudah inter&ensi '##,! $(. Media 'pernah terpapar &ideo IMD( yang paling dominan berdampak terhadap pengetahuan tentang inisiasi menyusu dini 'p 7 !,!!-(, tidak ada satu pun &ariabel yang paling dominan berdampak terhadap sikap terhadap sinisiasi menyusu dini 'semua p C !,!#(, serta media 'pernah terpapar &ideo IMD( yang paling dominan berdampak terhadap tindakan dalam inisiasi menyusu dini 'p 7 !,!-3(. Dinas 8esehatan 8ota %arepare, %uskesmas, dan rumah sakit perlu mensosialisasikan pentingnya IMD kepada bidan sebagai tangan pertama yang dapat merangkul ibu hamil untuk melaksanakan IMD. %uskesmas dan rumah sakit di 8ota %arepare perlu lebih giat melakukan

45

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya inisiasi menyusu dini terutama dalam bentuk media berupa pemutaran &ideo IMD. %erlu adanya re/ard dan &unishment terhadap para bidan yang melaksanakan atau tidak melaksanakan inisiasi menyusu dini. DA;TAR 0USTA-A Affandi, A. ' !!*(. Pen(aruh Pem-erian DIP ASI *iskuit Ikan #eri #erhada& Pertum-uhan *ADU#A Di;i Kuran( di Ke$amatan #anete Rilau Ka-u&aten *arru. ,esis tidak diterbitkan. Makassar, %%, @nhas. Amiruddin, R., Rostia. ' !- (. PromosiSusu Formula Men(ham-at Pem-erian ASI +ksklusi, Pada *ayi ?)11 *ulan Di Kelurahan PaK-aen()-aen( Makassar #ahun !!6. 'www.google.com(. Diakses 5 .anuari, !- . Aprilia. ' !!"(. Analisis Sosialisasi Pro(ram Inisiasi Menyusu Dini dan ASI +ksklusi, Ke&ada *idan di Ka-u&aten Klaten. 'www.google.com( Diakses tanggal # .anuari !- . Asmiajati, ' !!!(. Faktor)Faktor San( *erhu-un(an Den(an Pem-erian ASI +ksklusi, di Bilayah Ker"a Puskesmas #i(a Raksa Ke$.#i(a Raksa #an(eran(. '=nline(. 'http:?? www.digilib.ui.ac.id?opac?themes? ng?detail.jspKid( Diaksestanggal# .anuari !- . Danga, ).G. ' !!4(. Pen(em-an(an Model Konse&tuil Komunikasi Dalam U&aya Menin(katkan Perilaku Pem-erian ASI +ksklusi, Di Ke$amatan Balenran( Ka-u&aten Au/u. ,esis tidak diterbitkan. Makassar %%s @)2AS. Departemen 8esehatan R.I. ' !!#(. Ke-i"akan De&artemen Kesehatan #entan( Penin(katan Pem-erian ASI Peker"a Banita. %usat 8esehatan 8erja '=nline(, 'http:??www.dinkeskotasemerang.go.id(, Diakses tanggal 4 .anuari !- . Glaine, AlberneF Gt.al. ' !!5(. Aa$tation %onselin( in$reases -reast),eedin( duration -ut not -reast milk intake as measured -y isoto&i$ methods the Ameri$an so$iety ,or nutritional s$ien$es. .. )utr. -55 : !#; !-!, .anuari !!5. Diakses tanggal 5! .anuari !- . Mulyati, S : ' !!3(. Strate(i Sosialisasi Penin(katan Pem-erian ASI 5PP)ASI6 +ksklusi, di Kota *en(kulu. 'www.google.com( Diakses tanggal -# .anuari !- . )gatimin, 2. M. R. ' !!#(. Sari Dan A&likasi Ilmu Perilaku Kesehatan. 9ayasan %85, Makassar. Rahayu, S. ' !! (. Determinan Ke-erhasilan Praktek Menyusui Dini &ada I-u *ersalin di RS Umum Daerah dr. Moe/ardi. 'www.google.com( Diakses tanggal 4 .anuari !--. Roesli, @. ' !!"(. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI +ksklusi,. %ustaka +unda, .akarta. Siregar, A. ' !!3(. Faktor) Faktor San( Mem&en(aruhi Pem-erian ASI Cleh I-u Melahirkan. +agian JiFi 8esehatan Masyarakat. A8M @ni&ersitas Sumatera @tara.DigitiFed by @S@ Digital Hibrary '=nline(, 'http:??www.library.usu.ac.id( Diakses tanggal 4 .anuari !- . Sudarsono, A. ' !!6(. u-un(an Perse&si *idan Desa #entan( ASI +ksklusi, den(an %aku&an ASI +ksklusi, di Ka-u&aten Pamekasan diterbitkan, 'www.google.com( Diakses tanggal -# .anuari !- .

43

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


>A60IRAN Analisis 0erbedaan 0engetahuan Sebelu/ Inter8ensi tentang I6D .ada -elo/.ok Inter8ensi dan -ontrol di -ota 0are.are Tahun *&"* Nilai Rata4 0engetahuan Sebelu/ Inter8ensi n . rata 8elompok Inter&ensi !! 4, !,- 5 8elompok 8ontrol Sum-er > Data Primer, 2012 Tabel *' Analisis 0erbedaan 0engetahuan Setelah Inter8ensi tentang I6D .ada -elo/.ok Inter8ensi dan -ontrol di -ota 0are.are Tahun *&"* Nilai Rata4 0engetahuan Setelah Inter8ensi n . rata 8elompok Inter&ensi !! ",5" !,!!! 8elompok 8ontrol Sum-er > Data Primer, 2012 Tabel 3' Analisis 0erbedaan Sika. Sebelu/ Inter8ensi terhada. I6D .ada -elo/.ok Inter8ensi dan -ontrol di -ota 0are.are Tahun *&"* Sika. Sebelu/ Inter8ensi 8elompok Inter&ensi 8elompok 8ontrol Sum-er > Data Primer, 2012 n !! Nilai rata 5!,3! Rata4 . !,!!! Tabel "'

4#

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


Tabel (' Analisis 0erbedaan Sika. Setelah Inter8ensi terhada. I6D .ada -elo/.ok Inter8ensi dan -ontrol di -ota 0are.are Tahun *&"* Sika. Setelah Inter8ensi n Nilai rata Rata4 .

8elompok Inter&ensi !! 5 ,!3 !,!!! 8elompok 8ontrol Sum-er > Data Primer, 2012 Tabel #' Analisis 0erbedaan Tindakan dala/ I6D .ada -elo/.ok Inter8ensi dan -ontrol di -ota 0are.are Tahun *&"* Tindakan n Nilai rata Rata4 .

8elompok Inter&ensi !! 5,!# !,!!! 8elompok 8ontrol Sum-er > Data Primer, 2012 Tabel +' Da/.ak -arakteristik Ibu, 6edia, dan Dukungan -eluarga Terhada. 0engetahuan tentang I6D di -ota 0are.are Tahun *&"* 5ariabel 8arakteristilk Ibu : @mur %ekerjaan %endidikan Media '%ernah Oideo IMD( ,erpapar 1 ;!,! * ;!,-!!,-6-,!"* ;!,55" S'E' !,!44 !,-55 !,-!!,5!# !, "5 1eta ;!,!54 ;!,!" !,-4! !,53" ;!,--4 t ;!,5"! ;!,4#" -,#* 5,#4 ;-,-*5 . !,4!# !,3#! !,--# !,!!!, 56

Dukungan 8eluarga Sum-er > Data Primer, 2012

46

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


Tabel 9' Da/.ak -arakteristik Ibu, 6edia, dan Sika. tentang I6D di -ota 0are.are Tahun *&"* 5ariabel 1 S'E' 8arakteristilk Ibu : @mur !,3 * !, 4* %ekerjaan !,! !,3"3 %endidikan ;!,!#" !,566 Media '%ernah Oideo IMD( ,erpapar !,-56 -,-!4 Dukungan -eluarga Terhada. 1eta !,-#" !,!!# ;!,!-" !,!-5 t -,#54 !,!33 ;!,-6! !,- 5 . !,- " !,*6# !,"43 !,*!5

Dukungan 8eluarga ;-,35* -,! " ;!,-36 ;-,3!! !,-6# Sum-er > Data Primer, 2012 Tabel :' Da/.ak -arakteristik Ibu, 6edia, dan Dukungan -eluarga Terhada. Tindakan dala/ I6D di -ota 0are.are Tahun *&"* 5ariabel 8arakteristilk Ibu : @mur %ekerjaan %endidikan Media '%ernah Oideo IMD( ,erpapar 1 ;!,!45 !,!4" !,5! ;3, ! ,6" S'E' !,3 !,45!,##3 -,645 -,##5 1eta ;!,!-4 !,!!,!6! ;!, #5 !,-4# t ;!,-45 !,-!4 !,#36 ; ,#--,4 4 . !,"65 !,*-# !,#"6 !,!-3 !,!"4

Dukungan 8eluarga Sum-er > Data Primer, 2012

44

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


0EN<ARU= 0EN<<UNAAN 6EDIA AUDIO 5ISUA> DA>A6 0ENCU>U=AN -ESE=ATAN TER=ADA0 0ERU1A=AN 0EN<ETA=UAN DAN SI-A0 TENTAN< NA0FA DI SE-O>A= 6ENEN<A= U6U6 NE<ERI ( SA6ARINDA
1

E$"1# R"$%a& M' T(a(a1# A'A!su&a& A!s"&2 *a(ian Promosi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas asanuddin, 2*a(ian +&idemiolo(i, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas asanuddin, Makassar.

Abstrak Penelitian ini -ertu"uan melihat -a(aimana &en(aruh media audio visual dalam &enyuluhan kesehatan terhada& &enin(katan &en(etahuan dan &eru-ahan sika& &ositi, tentan( &enyalah(unaan 7APQA &ada sis/a Sekolah Menen(ah Umum 7e(eri < Samarinda tahun 2012. Jenis &enelitian ini adalah 9uasi eks&erimental. Ran$an(an &enelitian den(an &re&ost desi(n dan untuk men(etahui e,ektivitas media di(unakan u"i t)test. Penelitian ini dilakukan di ti(a Sekolah Menen(ah UmumIKe"uruan yaitu SMU7 < Samarinda, SMK Pelayaran Samarinda, dan SMK Al)Khairiyah Samarinda yan( dilakukan &ada -ulan Ckto-er hin((a 7ovem-er 2012 den(an "umlah sam&el 20 res&onden untuk tia&)tia& kelom&ok. *erdasarkan hasil &enelitian diketahui -ah/a &ada &en(etahuan Kelom&ok A terda&at &er-edaan rerata se-esar 8.2?00 5&@0,006 dan le-ih -esar dari&ada Kelom&ok * yan( se-esar 2.2000 5&@0,006. Den(an demikian se$ara statistik ada &er-edaan yan( si(ni,ikansi antara ke(iatan intervensi &enyuluhan kesehatan den(an men((unakan video dan tidak men((unakan media audio visual 7APQA untuk da&at mem-erikan &en(aruh terhada& &en(etahuan &ara res&onden tentan( &enyalah(unaan 7APQA. Sika& res&onden diketahui Kelom&ok A terda&at &er-edaan rerata se-esar 8.0<000 5&@0,006 dan le-ih -esar dari&ada Kelom&ok * yan( se-esar !,==822 5&@0,006. Den(an demikian, se$ara statistik ada &er-edaan yan( si(ni,ikan antara ke(iatan intervensi &enyuluhan kesehatan men((unakan video den(an tidak men((unakan media audio visual untuk da&at mem-erikan &en(aruh terhada& sika& res&onden terhada& &enyalah(unaan 7APQA. Kata Kun$i > Peru-ahan Pen(etahuan dan Sika&, Media Audio Eisual A-stra$t #he &ur&ose o, this study is to ,ind out the e,,e$t o, usin( audio visual media in health edu$ation on the in$rease o, kno/led(e and &ositive attitude a-out dru( a-use amon( the students o, SMU 7e(eri < Samarinda in 2012. #he resear$h /as $ondu$ted in three senior hi(h s$hools 5(eneral and vo$ational6 ' in$ludin( SMU7 < Samarinda 5Senior i(h S$hool <, Samarinda6, SMK Pelayaran Samarinda 5Samarinda Sailin( Eo$ational S$hool6, and SMK Al)Khairiyah Samarinda 5Al)Khairiyah Eo$ational S$hool, Samarinda6) ,rom C$to-er to 7ovem-er 2012 /ith 20 res&onden in ea$h (rou&. #he 9uasi e4&erimental study method /as used /ith &re)&ost desi(n, and t)test /as used to determine the e,,e$tiveness o, media. #he results revealed that in terms o, kno/led(e, (rou& A had a mean value o, 8.2?00 5&@0,006, /hi$h /as (reater than (rou& * 5mean value @ 2.2000U & @ 0,006. In terms o, attitude, the mean value o, (rou& A /as 8.0<000 5& @ 0,006, /hi$h /as hi(her than (rou& * 5mean value @ !.==822U & @ 0,006. #his means that, statisti$ally, there as a si(ni,i$ant di,,eren$e -et/een health edu$ation /ith and /ithout audio)visual media. Key/ords> Dru(, Kno/led(e and Attitude %han(e, Audio Eisual Media 0ENDA=U>UAN

4"

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA

elah di estimasi sebesar -4 juta dan #! juta orang di dunia menggunakan narkoba. .enis narkoba yang umum digunakan oleh pengguna usia -#;63 tahun adalah amphetamine tipe stimulant 'termasuk methampethamine !. 3 1 -. $ dan methylenedioBy methamphetamine 'MDMA yang sering dikenal dengan nama TekstasiS( !.5;!.# persen selanjutnya kokain !.3 1 !.# persen dan opiate !.5;!.# persen 'I)>+, !!*(. Sebuah laporan terkini dirilis oleh United 7ations C,,i$e on Dru(s and %rime '@)=D>( di <ina pada Selasa '-5?*(. @)=D> memposisikan )A%RA Stimulan ,ipe Amfetamin atau Am&hetamine)#y&e Stimulant 'A,S( seperti ekstasi dan metamfetamin 'shabu( sebagai )A%RA kedua terbanyak digunakan diseluruh dunia setelah ganja. %enelitian A,S Jlobal tersebut menawarkan analisa terkini dan paling komprehensif tentang situasi )A%RA dunia. Gkspansi perdagangan )A%RA dan tingginya profit yang didapatkan dari transaksi kejahatan meningkatkan ancaman keamanan dan kesehatan di seluruh dunia '@)=D>, !--(. Di Indonesia masalah penyalahgunaan dan peredaran gelap )arkoba di berbagai wilayah Indonesia sudah merambah ke daerah;daerah, berdasarkan data dari banyaknya kasus )arkoba yang terjadi dan masih banyak yang belum diungkap semakin hari menunjukkan adanya peningkatan. +erdasarkan penggolongan )arkoba tahun !!6; !-! jumlah kasus narkotika mengalami peningkatan yang sangat tajam pada tahun !-! yaitu sebesar 6!, $ atau 6.6** kasus, sedangkan kasus psikotropika tahun !-! mengalami penurunan yang sangat tajam yaitu sebesar "6,#$ atau 4.#*" kasus, hal ini disebabkan telah diberlakukannya @ndang;@ndang )omor 5# ,ahun !!*, dimana Gkstasi dan shabu masuk ke golongan )arkotika yang sebelumnya masuk digolongan psikotropika '+)% 8altim, !--(. 8altim sendiri masuk peringkat # pengguna narkoba terbesar di Indonesia setelah .akarta, Surabaya, Medan, dan +andung. Dan saat ini, Samarinda tercatat sebagai kota dengan kasus narkoba terbanyak di propinsi 8alimantan ,imur 'Diskominfo 8altim, !--(. 2ingga .uni !--, pengguna )A%RA di 8altim mencapai #- ribu jiwa atau naik 5 ribu dari tahun !-! lalu. Di Indonesia 8altim menempati peringkat # terbesar pengguna )A%RA. Samarinda peringkat pertama yang mencapai 6! persen pengguna )A%RA, sedangkan +alikpapan peringkat kedua sekitar ! persen lalu 8abupaten 8utai 8ertanegara, ,arakan dan )unukan '+)% 8altim, !--(. 2awari ' !!6(, berpendapat bahwa kenakalan remaja yang saat ini sedang heboh adalah kenakalan remaja yang berupa penggunaan narkotika, alkohol dan Fat adiktif lainnya, yang dalam istilah kriminologi disebut )A%RA. )arkotika, %sikotropika dan Rat Adiktif adalah Fat yang memiliki dampak terhadap syaraf manusia yang dapat menimbulkan sensasi atau perasaan; perasaan tertentu. 8artono ' !!5(, mengungkapkan bahwa penyalahgunaan )arkotika, Alkohol dan Rat adiktif lainnya merupakan wujud dari bentuk kenakalan remaja. Gdukasi dan sosialisasi ke sekolah;sekolah menengah umum dan sekolah menengah atas telah sering dilakukan namun angka penyalahgunaan di kalangan pelajar terus saja meningkat dari tahun ke tahun. Apa yang salah dengan edukasi dan sosialisasi ini. Apakah tehniknya yang salah ataukah metodenya yang kurang tepat. ,ujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh Media Audio Oisual Dalam %enyuluhan 8esehatan ,erhadap peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap positif tentang penyalahgunaan )A%RA pada Siswa Sekolah Menengah @mum )egeri 3 Samarinda ,ahun !- . 1A=AN DAN 6ETODE L./as" $a& Ra&0a&,a& P+&+l" "a& %enelitian ini dilakukan di tiga Sekolah Menengah @mum?8ejuruan yaitu SM@) 3 Samarinda 'untuk responden dari kelompok eksprimen(, SM8 %elayaran Samarinda 'untuk responden dari kelompok kontrol -(, dan SM8 Al;8hairiyah Samarinda 'untuk kelompok kontrol (. Rancangan penelitian dengan pre;post with control design untuk mengetahui pengaruh penggunaan media audio &isual dalam penyuluhan kesehatan dengan menggunakan uji t;test. P.1ulas" $a& Sa*1+l

4*

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


%opulasi pada penelitian ini adalah siswa kelas 0 pada Sekolah Menengah @mum )egeri 3 Samarinda. H.R Jay dalam buku Gducational Research menyatakan bahwa untuk riset deskriptif besar sampel -!$ dari populasi, riset korelasi 5! subjek, riset kausal komparatif 5! subjek per kelompok dan riset eksperimental #! subjek per kelompok. Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah #! orang siswa untuk masing;masing kelompok responden, yaitu I a( 8elompok eksperimen, yaitu kelompok kasus dengan kriteria sampel sebagai berikut: siswa 8elas 0 Sekolah Menengah @mum )egeri 3 Samarinda ,ahun !- , bersedia menjadi responden, diberi perlakuan berupa penyuluhan kesehatan tentang penyalahgunaan )A%RA dengan menggunakan audio &isual berupa &ideo pendidikan tentang )A%RA dari +adan )arkotika )asional. b( 8elompok kontrol -, yaitu kelompok dengan kriteria sampel sebagai berikut: siswa 8elas 0 Sekolah Menengah 8ejuruan %elayaran di Samarinda ,ahun !- , bersedia menjadi responden, diberi perlakuan berupa penyuluhan kesehatan tentang penyalahgunaan )A%RA tanpa menggunakan media audio &isual berupa &ideo pendidikan. c( 8elompok kontrol , yaitu kelompok dengan kriteria sampel sebagai berikut: siswa 8elas 0 Sekolah Menengah 8ejuruan Al ; 8hairiyah Samarinda ,ahun !- , bersedia menjadi responden dan tidak diberikan perlakuan apapun. M+ .$+ P+&,u*1ula& Da a Data diperoleh dengan memberikan kuisioner pre test yang berisikan pertanyaan tentang karakteristik responden, 5! pernyataan tentang pengetahuan dan -# pertanyaan tentang sikap responden terhadap penyalahgunaan )A%RA. 8emudian : a( +agi kelompok eksperimen dilakukan dua kali penyuluhan dengan menggunakan media audio &isual berupa &ideo tentang )A%RA dari +adan )arkotika )asional selama satu bulan, dan selanjutnya dilakukan post test pada responden. b( +agi kelompok kontrol -, juga dilakukan dua kali penyuluhan biasa tanpa menggunakan media audio &isual selama satu bulan dan selanjutnya dilakukan post test pada responden, dan c( +agi kelompok kontrol , setelah pre test tidak dilakukan inter&ensi apapun selama satu bulan dan kemudian dilakukan post test pada responden. )amun demi menjaga tanggung jawab moral dan etika dalam meneliti, penyuluhan tetap dilakukan setelah post test dilakukan. %enyuluh kesehatan berjumlah satu orang dan merupakan orang yang kompeten di bidangnya serta juga menjadi 8etua ,im %enyuluh pada +adan )arkotika )asional 8ota Samarinda. A&al"s"s Da a Data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan menggunakan S%SS dengan uji t;test secara uni&ariat dan bi&ariat untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi atau besarnya proporsi dari &ariabel yang diteliti dan juga untuk mendapatkan adanya perbedaan petubahan pengetahuan dan sikap pada kelompok eksperimen 'kelompok yang diberi penyuluhan dengan menggunakan media audio &isual berupa &ideo pendidikan dari +))(, pada kelompok kontrol 'kelompok yang diberi penyuluhan tanpa menggunakan media audio &isual berupa &ideo pendidikan dari +))(, serta kelompok kontrol 'kelompok yang tidak diberikan penyuluhan kesehatan(. =ASI> Ka!a/ +!"s "/ R+s1.&$+& ,abel - menunjukkan bahwa distribusi berdasarkan usia responden I terbanyak pada semua kelompok adalah responden yang berusia -# tahun, yaitu 4! $ pada kelompok eksperimen, 3 $ pada kelompok kontrol -, dan # $ pada kelompok kontrol . +erdasarkan jenis kelamin I terbanyak perempuan '#6$( pada kelompok eksperimen, laki;laki '* $( pada kelompok kontrol dan wanita '-!!$( pada kelompok kontrol . +erdasarkan kebiasaan merokok I terbanyak adalah responden yang tidak merokok pada semua kelompok yaitu * $ pada kelompok eksperimen, "3 $ pada kelompok kontrol - dan *3 $ pada kelompok kontrol . +erdasarkan 8eterpaparan Informasi ,entang )A%RA I terbanyak pada semua kelompok adalah responden yang pernah mendapatkan informasi tentang )A%RA yaitu 4 $ pada kelompok eksperimen, 6! $ pada

"!

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


kelompok kontrol -, dan -!! $ pada kelompok kontrol . +erdasarkan pengetahuan tentang )A%RA I terbanyak pada semua kelompok responden adalah responden dengan pengetahuan yang baik yaitu 6! $ pada kelompok eksperimen, 4" $ pada kelompok kontrol -, dan 63 $ pada kelompok kontrol . +erdasarkan sikap responden terhadap penyalahgunaan )A%RA I -!! $ pada semua kelompok responden adalah responden yang memiliki sikap positif terhadap penyalahgunaan )A%RA. A&al"s"s B"2a!"a Tabel * menunjukkan bahwa rata;rata pengetahuan responden sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan Media Audio Oisual )A%RA adalah -4.# !! dengan standar de&iasi #.*--45 dan setelah dilakukan inter&ensi rata;rata pengetahuan responden adalah sebesar 6.4"!! dengan standar de&iasi ."453#. 2asil uji statistik didapatkan nilai p sebesar !.!!!, maka dapat disimpulkan pada D dengan nilai #$ terlihat adanya perbedaan pengetahuan yang signifikan responden sebelum dan sesudah kegiatan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan Media Audio Oisual )A%RA. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan dengan menggunakan media audio &isual )A%RA terhadap peningkatan pengetahuan responden di SMA )egeri 3 Samarinda tahun !- dengan diperoleh nilai p &alue '!.!!( E D !.!#. 2asil penelitian menunjukkan bahwa rata;rata pengetahuan responden sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan tanpa Media Audio Oisual )A%RA adalah -*.6!! dengan standar de&iasi 6. 4#*4# dan setelah dilakukan inter&ensi rata;rata pengetahuan responden adalah sebesar 3."!!! dengan standar de&iasi 3."6*45. 2asil uji statistik didapatkan nilai p sebesar !.!!!, maka dapat disimpulkan pada D dengan nilai #$ terlihat adanya perbedaan pengetahuan yang signifikan responden sebelum dan sesudah kegiatan penyuluhan kesehatan tanpa Media Audio Oisual )A%RA. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan dengan menggunakan media audio &isual )A%RA terhadap peningkatan pengetahuan responden di SM8 %elayaran Samarinda tahun !- dengan diperoleh nilai p &alue '!.!!( E D !.!#. 2asil penelitian menunjukkan bahwa rata;rata pengetahuan responden adalah -4.#3!! dengan standar de&iasi #.# 6 5 dan 6.4"!! dengan standar de&iasi ."453#. 2asil uji statistik didapatkan nilai p sebesar !.54", maka dapat disimpulkan pada D dengan nilai #$ terlihat tidak adanya perbedaan pengetahuan pada kelompok kontrol . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan pada kelompok kontrol di SM8 Al;8hairiyah Samarinda. 2asil penelitian diketahui bahwa ada perbedaan rerata pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberikan kegiatan inter&ensi penyuluhan kesehatan dengan mengunakan media audio &isual )A%RA dan pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberikan kegiatan inter&ensi penyuluhan kesehatan dengan tanpa media audio &isual )A%RA, )amun tidak ada perbedaan pengetahuan pada kelompok tanpa inter&ensi 'perlakuan(. %ada kelompok eksperimen terdapat perbedaan rerata sebesar *. 6!! ' p 7 !.!!( dan lebih besar daripada kelompok kontrol - yang sebesar #. !!! ' p 7 !.!!(. Dengan demikian secara statistik ada perbedaan yang signifikansi antara kegiatan inter&ensi penyuluhan kesehatan dengan menggunakan menggunakan &ideo dan tidak menggunakan media audio &isual )A%RA untuk dapat memberikan pengaruh terhadap pengetahuan para responden tentang penyalahgunaan )A%RA. Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa penggunaan media audio &isual pada penyuluhan kesehatan sangat berpengaruh dan memiliki kontribusi yang sangat positif dalam meningkatkan pengetahuan responden bila dibandingkan dengan penyuluhan kesehatan tanpa menggunakan media audio &isual. 2asil penelitian menunjukkan bahwa rata;rata sikap responden sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan Media Audio Oisual )A%RA adalah 6 .46!! dengan standar de&iasi 3.3436* dan setelah dilakukan inter&ensi rata;rata sikap responden adalah sebesar 4-."!! dengan standar de&iasi 3.#4#"*. 2asil uji statistik didapatkan nilai p sebesar !.!!!, maka dapat disimpulkan pada D dengan nilai #$ terlihat adanya perbedaan sikap yang signifikan responden sebelum dan sesudah kegiatan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan Media

"-

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


Audio Oisual )A%RA. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan dengan menggunakan media audio &isual )A%RA terhadap peningkatan sikap responden di SMA )egeri 3 Samarinda tahun !- dengan diperoleh nilai p &alue '!.!!( E D !.!#. 2asil penelitian menunjukkan bahwa rata;rata sikap responden sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan tanpa Media Audio Oisual )A%RA adalah 6-. 6!! dengan standar de&iasi 3."5#*- dan setelah dilakukan inter&ensi rata;rata sikap responden adalah sebesar 6#.! !! dengan standar de&iasi 3.#" #5. 2asil uji statistik didapatkan nilai p sebesar !.!!!, maka dapat disimpulkan pada D dengan nilai #$ terlihat adanya perbedaan sikap yang signifikan responden sebelum dan sesudah kegiatan penyuluhan kesehatan tanpa Media Audio Oisual )A%RA. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan dengan menggunakan media audio &isual )A%RA terhadap peningkatan sikap responden di SM8 %elayaran Samarinda tahun !dengan diperoleh nilai p &alue '!.!!( E D !.!#. 2asil penelitian menunjukkan bahwa rata;rata sikap responden adalah 6 .*"!! dengan standar de&iasi #.6*3#4 dan 6-.* !! dengan standar de&iasi 6.!#! 4. 2asil uji statistik didapatkan nilai p sebesar !.54", maka dapat disimpulkan pada D dengan nilai #$ terlihat tidak adanya perbedaan sikap pada kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan sikap pada 8elompok kontrol di SM8 Al;8hairiyah Samarinda. 0E61A=ASAN Secara umum, pengetahuan responden tentang penyalahgunaan )A%RA sebagian besar dalam kategori yang baik. %ada kelompok eksperimen sebanyak 5! orang '6!$( memiliki pengetahuan yang baik, sedangkan pada kelompok kontrol - sebanyak 5* orang '4"$( memiliki pengetahuan yang baik,dan sebanyak " orang '#6$( memiliki pengetahuan yang baik. Menurut Marines '-*"6( dikutib dari )ursalam' !!5(. Hingkungan adalah seluruh kondisi yang ada disekitar manusia. Dan pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dalam perilaku orang?kelompok. Hingkungan budaya dimana daerah perkotaan merupakan lokasi tempat tinggal responden yang memungkinkan berbagai media massa dan elektronik serta fasilitas kesehatan untuk menyebarluaskan informasi kepada masyarakat termasuk informasi tentang penyalahgunaan )A%RA. %engalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang keperawatan '.ones dan +eck, -**6(. %engalaman responden pun turut mempengaruhi pengetahuan responden tentang )A%RA. Metode pendidikan 'pendekatan( massa untuk mengkomunikasikan pesan;pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat. %endekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu ino&asi yang berpengaruh terhadap perubahan perilaku. +iasanya menggunakan dan melalui media massa. Informasi yang diperoleh melalui media massa dan elektronik sebagai sumber informasi dan faktor utama yang membantu pemahaman tentang penyalahgunaan )A%RA. @mur responden pun turut membantu responden dalam menerima berbagai informasi termasuk informasi tentang penyalahgunaan )A%RA. %ada hasil penelitian diketahui usia responden pada 8elompok eksperimen adalah sebagai berikut : responden yang berusia -3 tahun sebanyak 5 orang '6$(, responden yang berusia -# tahun sebanyak 5# orang '4!$(, responden yang berusia -6 tahun sebanyak * orang '-"$(, responden yang berusia -4 tahun sebanyak orang '3$(, responden yang berusia -" tahun sebanyak - orang ' $(. @sia responden pada kelompok kontrol - yaitu I responden yang berusia -3 tahun sebanyak 3 orang '"$(, responden yang berusia -# tahun sebanyak - orang '3 $(, responden yang berusia -6 tahun sebanyak -" orang '56$(, responden yang berusia -4 tahun sebanyak 4 orang '-3$(. Dan usia responden pada kelompok kontrol adalah sebagai berikut : responden yang berusia -3 tahun sebanyak " orang

"

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


'-6$(, responden yang berusia -# tahun sebanyak 6 orang '# $(, responden yang berusia -6 tahun sebanyak - orang ' 3$(, responden yang berusia -4 tahun sebanyak 3 orang '"$( +erdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa ada perbedaan rerata pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberikan kegiatan inter&ensi penyuluhan kesehatan dengan mengunakan media audio &isual )A%RA dan pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberikan kegiatan inter&ensi penyuluhan kesehatan dengan tanpa media audio &isual )A%RA, namun tidak ada perbedaan pengetahuan pada kelompok tanpa inter&ensi 'perlakuan(. %ada kelompok eksperimen terdapat perbedaan rerata sebesar *. 6!! ' p 7 !.!!( dan lebih besar daripada kelompok kontrol yang sebesar #. !!! 'p 7 !.!!(. Dengan demikian secara statistik ada perbedaan yang signifikansi antara kegiatan inter&ensi penyuluhan kesehatan dengan menggunakan menggunakan &ideo dan tidak menggunakan media audio &isual )A%RA untuk dapat memberikan pengaruh terhadap pengetahuan para responden tentang penyalahgunaan )A%RA. 2asil penelitian ini sesuai dengan penelitian 8ayanaya ' !!-( yang menyatakan bahwa pendidikan kesehatan dengan metode penyuluhan dan O>D tentang JA8I lebih meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu dalam penggunaan garam beriodium di rumah tangga. Selain itu, penelitian ini juga mendukung penelitian Sriyono '-***( yang mengemukakan bahwa promosi kesehatan dengan ceramah mengunakan audio &isual O>D lebih meningkatkan pengetahuan, sikap dam keterampilan kader posyandu dalam menemukan penderita ,+ %aru. %eningkatan pengetahuan dan sikap pada penyuluhan dengan menggunakan media audio &isual juga diperlihatkan pada penelitian Aitri Rosawani Argarini ' !--( tentang pengaruh pendidikan kesehatan dengan media &ideo terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu dalam memberi asupan &itamin A pada balita di Desa Sumberjo 8abupaten Rembang ,ahun !-! menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh antara pendidikan kesehatan dengan mengunakan media &ideo dan tanpa menggunakan media terhadap peningkatan pengetahuan ibu tentang &itamin A dengan nilai p &alue sebesar !.!!!-. Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa nilai presisi penyuluhan kesehatan dengan menggunakan media audio &isual adalah - dan nilai presisi penyuluhan kesehatan tanpa menggunakan audio &isual adalah 3. Dengan demikian penggunaan media audio &isual pada penyuluhan kesehatan mempunyai pengaruh yang lebih tinggi dalam meningkatkan pengetahuan responden bila dibandingkan dengan responden yang mendapat penyuluhan kesehatan tanpa menggunakan media audio &isual. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara;cara tertentu. %embentukan sikap dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya pengalaman pribadi, kebudayaan, orang yang berpengaruh, media massa, institusi pendidikan maupun lembaga agama. Dengan perkataan lain, sikap merupakan perubahan yang meniru perilaku orang lain karena orang lain tersebut dianggap sesuai dengan dirinya 'AFwar, !!4(. %ada sikap responden, diperoleh hasil penelitian bahwa seluruh responden pada kelompok eksperimen, kelompok kontrol - dan kelompok kontrol memiliki sikap yang positif untuk menolak dan menghindari penyalahgunaan )A%RA. Dan berbagai faktor yang menunjang sikap yang positif terhadap penyalahgunaan )A%RA juga merupakan faktor;faktor yang menunjang pengetahuan yang baik pada responden yang meliputi usia, pengalaman, lingkungan, nilai budaya, media massa, dan juga pendidikan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa ada perbedaan rerata sikap responden sebelum dan sesudah diberikan kegiatan inter&ensi penyuluhan kesehatan dengan mengunakan media audio &isual )A%RA, sikap responden sebelum dan sesudah diberikan kegiatan inter&ensi penyuluhan kesehatan dengan tanpa media audio &isual )A%RA. %ada kelompok eksperimen terdapat perbedaan rerata sebesar *.!3!!!'p 7 !.!!( dan lebih besar daripada kelompok kontrol - yang sebesar 5. 44* # 'p 7 !.!!(. dengan demikian secara statistik ada perbedaan yang signifikansi antara kegiatan inter&ensi penyuluhan kesehatan dengan menggunakan menggunakan &ideo dan tidak menggunakan media audio &isual )A%RA untuk dapat memberikan pengaruh terhadap sikap responden terhadap penyalahgunaan )A%RA.

"5

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


%ada penelitian dapat diketahui bahwa semua responden memiliki sikap positif terhadap penyalahgunaan )A%RA baik pada kelompok eksperimen, kelompok kontrol - dan kelompok kontrol . 2al ini didukung oleh data yang menunjukkan bahwa 56 orang pada kelompok eksperimen '4 $(, 5! orang pada kelompok kontrol - '6!$(, dan #! orang pada kelompok kontrol '-!!$( responden memperoleh pengalaman dalam memperoleh pengetahuan dari orang lain tentang )A%RA. 8emudian setelah diberikan penyuluhan baik dengan menggunakan media audio &isual ataupun tanpa media audio &isual, terjadi perubahan nilai yang cukup signifikan pada kuesioner sikap. 2al ini sejalan dengan AFwar ' !!4( yang mengatakan bahwa pembentukan sikap dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya pengalaman pribadi, kebudayaan, orang yang berpengaruh, media massa, institusi pendidikan maupun lembaga agama. Dengan perkataan lain, sikap merupakan perubahan yang meniru perilaku orang lain karena orang lain tersebut dianggap sesuai dengan dirinya 'AFwar, !!4(. -ESI60U>AN DAN SARAN %ada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa I a( ada pengaruh penggunaan Media Audio Oisual tentang penyalahgunaan )A%RA terhadap %erubahan %engetahuan dan Sikap tentang )A%RA di Sekolah Menengah @mum )egeri 3 Samarinda ,ahun !- . b( ,erdapat perbedaan perubahan pengetahuan dan sikap tentang )A%RA antara kelompok yang diberi perlakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan media audio &isual dan pada kelompok yang diberi perlakukan penyuluhan kesehatan tanpa menggunakan media audio &isual. )amun tidak ada perbedaan pada kelompok tanpa perlakuan. c( %enggunaan media audio &isual dalam penyuluhan kesehatan sangat efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa tentang )A%RA di Sekolah Menengah @mum )egeri 3 Samarinda ,ahun !- . @ntuk itu I +agi %emerintah 8ota Samarinda, melalui Dinas %endidikan dan 8ebudayaan %ropinsi 8alimantan ,imur I a( %eningkatan berbagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan siswa didik mengenai penyalahgunaan )A%RA dengan menggunakan media audia &isual agar meingkatkan kepedulian dan sikap siswa untuk mencegah dan menghindari penyalahgunaan )A%RA terutama dikalangan usia sekolah yang saat ini termasuk dalam usia penyalahgunaan )A%RA tertinggi di Indonesia. b( %eningkatan %rogram %romosi 8esehatan melalui sekolah;sekolah dan berbagai media yang dikemas menarik dalam bentuk;bentuk kegaitan yang lebih menarik seperti lomba cerdas cermat, mading, permainan;permainan, serta diskusi maupun seminar antar kelompok;kelompok pelajar guna mananamkan sejak dini mengenai sikap anti;)A%RA dikalangan para pelajar. c( %enyuluhuan tentang )A%RA hendaknya selalu menggunakan media audio &isual mengingat kontribusinya yang besar dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang )A%RA dan sikap terhadap penyalahgunaan )A%RA. d( 2endaknya diberikan penyuluhan )A%RA sedikitnya dua kali dalam setahun guna mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan tentang )A%RA dan sikap positif untuk menghindari penyalahgunaannya. DA;TAR 0USTA-A AFwar. ' !!4(. 6enjaga 6utu 0elayanan -esehatan. %ustaka Seminar, .akarta. +adan )arkotika %ropinsi 8alimantan ,imur. ' !--(. 2urnal Data %encegahan dan %emberantasan %enyalahgunaan dan %eredaran Jelap )arkotika '%3J)( -alti/ *&"". Diskominfo 8altim. ' !--(. AyoG 1erantas dan 0erangi Narkoba di -alti/. Aitri Rosawani Argarini. ' !--(. 0engaruh .endidikan -esehatan Dengan 6edia 5ideo Terhada. 0eningkatan 0engetahuan, Sika. Dan 0erilaku Ibu Dala/ 6e/beri Asu.an 5ita/in A .ada balita di Desa Su/berjo -abu.aten Re/bang Tahun *&"&. 2awari, D. ' !!6(. 0enyalahgunaan dan ketergantungan NAFA )Narkotika, Alkohol, dan Fat Adikti$(T. +alai %enerbit Aakultas 8edokteraan @ni&ersitas Indonesia. .ones, Rebecca A. %atronis, +eck, Sharon G. '-**6(. Decision 6aking in Nursing. Delmar %ublisher, @SA.

"3

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


8anayana, A.A.J.R. ' !!-(. 0engaruh 0endidikan <iHi tentang <ara/ 1eryodiu/ terhada. 0engetahuan, Sika., dan 0enggunaan <ara/ 1eryodiu/ 1erkualitas di Daerah <ondok Ende/ik di 0ro.insi 1ali. ,esis. %rogram %ascasarjana @ni&ersitas Jajah Mada. 9ogyakarta. 8artono, 8. ' !!5(. 0atologi Sosial II, -enakalan Re/aja. >O. Rajawali, .akarta. )ursalam. ' !!5(. -onse. dan 0eraAatan 6etodologi 0enelitian Il/u -e.eraAatan 0ro$essional. Salemba Medika, .akarta. Sriyono. ' !!-(. 0endidikan -esehatan 6elalui 6etode Diskusi -elo/.ok Dan Cera/ah 6enggunakan Audio 5isual Untuk 6eningkatkan, 0engetahuan, Sika., Dan -etra/.ilan -ader 0osyandu Dala/ 6ene/ukan Tersangka Tuberculosis 0aru . ,hesis, %rogram %ascasarjana @JM, 9ogyakarta.http:??repository.usu.ac.id?bitstream?- 53#64"*?5!-#"?3?>hapter$ !I.pdf The Re.ort o$ the International Narcotics -ontrol 1oard $or *&&7. ' !!*(. http:??www.incb.org?pdf?annual;report? !!*?en?ARM!*MGnglish.pdf http:??www.unodc.org?documents?data;and;analysis?<DR !--?<orldMDrugMReport !--Mebook.pdf

Tabel "' Distribusi -arakteristik Res.onden di -ota Sa/arinda -ali/antan Ti/ur Eks.eri/en -ontrol " -ontrol * 5ariabel n % n % n % Usia -3 -# -6 -4 -" 2enis -ela/in Haki;laki %erempuan -ebiasaan 6erokok Merokok ,idak Merokok In$or/asi NA0FA %ernah ,idak %ernah 0engetahuan NA0FA +aik 8urang Sika. Res.onden %ositif )egatif #! ! -!! ! #! ! -!! ! #! ! -!! ! 5! ! 6! 3! 5* -4" " #6 33 56 -3 4 " 5! ! 6! 3! #! ! -!! ! 3 36 " * " 3 -6 "3 5 34 6 *3 " 33 #6 36 3 * " ! #! ! -!! 5 5# * 6 4! -" 3 4 ! 3 -" " 3 56 -3 ! 3 ! " ! " 6 -6 # 3

"#

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA

Tabel *' Distribusi 0engetahuan dan Sika. Res.onden tentang NA0FA Eks.eri/en -ontrol " 5ariabel 0engetahuan NA0FA +aik 8urang Sika. Res.onden %ositif )egatif # ! ! -!! ! # ! ! -!! ! # ! ! -!! ! # ! ! -!! ! 5 ! ! 6! 3! # ! ! -!! ! 5 * 4" 3 4 5 0re n % 0ost n % 0re n % 0ost n %

-ontrol * 0re n % 0ost n 5 *3 6 # ! ! " #6 33 " # ! ! 63 56 %

-!! !

-!! !

Tabel 3' =asil Uji Regresi 0engaruh 0enggunaan 6edia Audio 5isual Terhada. 0erubahan 0engetahuan dan Sika. Tentang NA0FA di Sekolah 6enengah U/u/ Negeri ( Sa/arinda Tahun *&"* 6ean -elo/.ok 0re 0ost 0engetahuan Gksperimen 8ontrol 8ontrol Sika. Gksperimen 8ontrol 8ontrol 6 ,46!! 6-, 6!! 6 ,*"!! 4-,"!!! 6#,! !! 6-,* !! *,!3!! 5,46!! ;-,!6!! !,!!! !,!!! !,!4! #! #! #! -4,# !! -*,6!!! -4,"3!! 6,4"!! 3,"!!! -4,#3!! *, 6!! #, !!! ;!,5!!! !,!!! !,!!! !,5"4 #! #! #! 1eda 6ean

0 5alue

"6

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA

UPAYA>UPAYA PEN:EGAHAN DAN POLA PEN:ARIAN PELAYANAN IN?EKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) PEREMPUAN PEKERJA SEKS DI TEMPAT PROSTITUSI BANDANG RAYA KOTA SAMARINDA
Ha!")a "#1 HM' Rusl" N,a "*"&#2 Su$"!*a& Na s"! 2 Konsentrasi Promosi Kesehatan Pas$a Sar"ana Universitas asanuddin 2 Konsentrasi Promosi Kesehatan Pas$a Sar"ana Universitas asanuddin
1

A1STRAPerem&uan Peker"a Seksual meru&akan kelom&ok resiko tin((i tertular dan menularkan IMS. *erdasarkan Aa&oran *ulanan Penderita In,eksi Menular Seksual &ada /anita &eker"a seksual di Puskesmas Pem-antu *andan( Raya tahun 2011 men(alami &enin(katan se-anyak 2!? kasus den(an !0! oran( &enderita. #u"uan &enelitian adalah men((ali se$ara mendalam &erilaku dan ke&er$ayaan kesehatan /anita &eker"a seks dalam &en$e(ahan in,eksi menular seksual.Penelitian ini -er"enis studi kualitati, den(an ran$an(an &enelitian studi kasus. Pemilihan in,orman &enelitian dilakukan se$ara in$idental. In,orman dalam &enelitian ini adalah /anita &eker"a seksual, &etu(as kesehatan dan &er/akilan mu$ikari. asil &enelitian terhada& u&aya &en$e(ahan in,eksi menular seksual menun"ukkan -ah/a &enye-a- IMS karena hu-un(an seks dan kotoran &ada kelamin dan da&at di$e(ah den(an men((unakan kondom. Balau&un keseriusan dan man,aat yan( dirasa -aik namun dalam kenyataannya kerentanan terhada& kondisi kesehatannya masih kuran(. am-atan terhada& konsistensi &en((unaan alat &elindun( di &en(aruhi oleh &elan((an. Faktor &endoron( untuk -ertindak -erasal dari kesadaran sendiri, &en(alaman dan &enyuluhan.Saran &erlu ker"asama lintas sektoral instansi kesehatan, masyarakat khususnya lem-a(a s/adaya, dan &er(uruan tin((i untuk men(intervensi komunitas /anita &eker"a seksual sehin((a kasus in,eksi menular seksual di Aokalisasi *andan( Raya da&at ditekan. Kata Kun$i > Banita Peker"a Seks, Perilaku, dan In,eksi Menular Seksual ABSTRA:T Female Se4ual Borkers are a (rou& at hi(h risk o, $ontra$tin( and transmittin( S#Is. *ased on the Monthly Re&ort on Se4ually #ransmitted In,e$tions Patients &rostitute at the health $enter *andan( Kin(dom in 2011 in$reased -y 2!? $ases /ith !0! su,,erers. #he &ur&ose o, resear$h is e4&lorin( in de&th the -ehavior and health -elie,s o, ,emale se4 /orkers in the &revention o, se4ually transmitted in,e$tions.#he resear$h /as a 9ualitative study o, ty&e desi(n $ase study. Sele$tion o, studies $ondu$ted in$idental in,ormant. In,ormants in this study /ere ,emale se4 /orkers, health o,,i$ials and re&resentatives o, the &im&s.#he study o, the &revention o, se4ually transmitted in,e$tions su((ests that the $ause o, S#Is -e$ause o, se4 and dirt on the (enitals and $an -e &revented -y usin( $ondoms. Des&ite the seriousness and the &er$eived -ene,its o, -oth, -ut in reality sus$e&ti-ility to the $ondition o, his health is still la$kin(. *arriers to $onsistent use o, &ersonal &rote$tive e9ui&ment is in,luen$ed -y the $ustomer. Motivatin( ,a$tor to a$t $omes ,rom his o/n $ons$iousness, e4&erien$e and edu$ation.Advi$e a(en$ies need $oo&eration a$ross the health se$tor, the &u-li$, es&e$ially non)(overnmental or(ani;ations, and

"4

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


$ommunity $olle(es to intervene &rostitute so that $ases o, se4ually transmitted in,e$tions in the lo$ali;ation *andan( Kin(dom $an -e su&&ressed. Key/ords> Female Se4 Borkers, *ehavior, and Se4ually #ransmitted In,e$tions

<

0ENDA=U>UAN orld 2ealth =rganiFation '<2=( memperkirakan setiap tahun terdapat 5#! juta penderita baru IMS di negara;negara berkembang di Afrika, Asia, Asia ,enggara, dan Amerika Hatin. Di negara;negara berkembang infeksi dan komplikasi IMS adalah salah satu dari lima alasan utama tingginya angka kesakitan. Dalam kaitannya dengan infeksi 2IO;AIDS, @nited States +ureau of >ensus pada -**# mengemukakan bahwa di daerah yang tinggi pre&alensi IMS;nya, ternyata tinggi pula pre&alensi 2IO;AIDS dan banyak ditemukan perilaku seksual berisiko tinggi. Salah satu kelompok seksual yang berisiko tinggi terkena IMS adalah %erempuan %ekerja Seks 'Sarwi, !!5(. Di Indonesia lokasi transaksi seks komersial terdapat hampir di setiap 8abupaten?8ota. Seks komersial ditandai dengan perilaku yang berisiko secara berganti;ganti pasangan, rendahnya penggunaan kondom pada transaksi seks, akses pada layanan kesehatan yang masih terbatas. %ekerja seks bekerja dalam berbagai macam bentuk. Mereka dapat bekerja di lokalisasi terdaftar di bawah pengawasan medis yang disebut sebagai <%S Hangsung ' dire$t se4 /orkers( atau dapat juga sebagai <%S ,idak Hangsung 'indire$t se4 /orkers(. <%S ,idak Hangsung 'indire$t se4 /orkers( mendapatkan klien dari jalan atau ketika bekerja di tempat;tempat hiburan seperti kelab malam, panti pijat, diskotik, cafe, tempat karaoke atau bar '<ong, et.al, -***(. +erdasarkan laporan bulanan penderita yang berkunjung ke klinik IMS %rogram %engobatan +erkala tahun !-! %uskesmas ,emindung merupakan salah satu %uskesmas yang mengalami peningkatan kasus dan penderita IMS di Samarinda. Dengan <%S merupakan kelompok yang berisiko tinggi IMS yaitu 6!# kasus dan 55* orang penderita 'Dinas 8esehatan 8ota Samarinda, !-!(. ,empat %rostitusi +andang Raya adalah salah satu Hokalisasi yang memiliki 8linik IMS atau disebut juga %uskesmas %embantu +andang Raya yang merupakan wilayah kerja %uskesmas ,emindung Samarinda. 8arena letaknya yang strategis dengan jaraknya yang dekat menyebabkan Hokalisasi ini mudah untuk dikunjungi, sehingga dapat dikatakan tempat ini berisiko terhadap penularan penyakit IMS. +erdasarkan Haporan +ulanan %enderita Infeksi Menular Seksual di %uskesmas %embantu +andang Raya tahun !-- dari bulan januari sampai juni IMS mengalami peningkatan sebesar -. -* kasus dengan penderita -.-6" orang pada kelompok perempuan. Dengan kelompok yang berisiko tinggi pada <%S sebanyak 56 kasus dan 5!5 orang penderita. 2al ini menunjukkan bahwa <%S merupakan salah satu kelompok berisiko tinggi yang rentan terhadap penularan IMS. =leh karena itu, diperlukan suatu upaya pencegahan terhadap IMS pada <%S '%uskesmas ,emindung, !--(. ,ujuan %enelitian ini untuk menggali secara mendalam tentang perilaku perempuan pekerja seks dalam upaya;upaya pencegahan dan pola pencarian pelayanan IMS dikalangan perempuan pekerja seks di tempat prostitusi +andang Raya tahun !- . ,eknik %engumpulan Data dengan <awancara, Aocus Jroup Discussion dan =bser&asi. 6ETODE 0ENE>ITIAN .enis %enelitian adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang spesifik mengenai nilai, opini, perilaku dan konteks sosial menurut keterangan populasi. Rancangan penelitian adalah studi kasus 5$ase study6 yaitu studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan yang terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi 'Saryono L Anggraeni, !-!(.

""

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


=ASI> 0ENE>ITIAN Dari kegiatan wawancara mendalam 'Inde&th Intervie/6 yang dilakukan pada saat penelitian, maka diperoleh hasil sebagai berikut : P+&,+ a(ua& %a&" a 1+/+!=a s+/s *+&,+&a" u1a)a 1+&0+,a(a& IMS %engetahuan mengenai cara pencegahan IMS, %emakaian kondom saat berhubungan seksual, dinyatakan oleh Informan sebagai upaya pencegahan infeksi menular seksual. Selain itu, menggunakan antibiotic atau mengkonsumsi obat;obatan seperti ampicillin? supertetra? binotal juga dianggap perlu untuk membantu mencegah infeksi seperti pernyataan Informan dibawah ini : F &ake kondom, "a(a ke-ersihan itu, kadan()kadan( suntik, am&isilin, ke-ersihan harus di"a(a &ake am&isilin, su&ertetra atau a&alah &okoknya anti-iotiklah a(ar men$e(ah G '<,,, <isma M)D( F o-at)o-at, anti-ioti$ itu a"a ya kayak am&isilin, -inotal. *eli m-a, dari a&otik, klu dari &enyuluhan $uma dikasi kondom a"a. Iya, selalu men"a(a kesehatan G '<A,, <isma M)D( P!a/ "/ 1+!+*1ua& 1+/+!=a s+/s +!(a$a1 u1a)a 1+&0+,a(a& IMS 9ang dimaksud dengan praktik Informan terhadap upaya pencegahan IMS adalah tindakan yang berhubungan dengan upaya yang dilakukan untuk pencegahan terhadap infeksi menular seksual oleh Informan. %enggunaan alat pelindung dalam berhubungan seksual dengan klien, Semua Informan berusaha untuk menggunakan alat pelindung yaitu kondom selama melakukan hubungan seksual 5inter$ourse6 namun hanya beberapa orang saja yang tetap berupaya men((unakan kondom. Mereka menyadari -ah/a den(an menggunakan kondom maka akan mencegah penularan IMS. Faku nanya dulu, &ake kondom kah, ya sudah -isa &ake a"a katanya, kadan()kadan( kalau udah kenal ya uda, kalau lama uda tau, klu yan( -aru aku n((a tau, ya di&aksa, ya uda klu n((a mau, ya uda, ya kadan()kadan( n((a mau, ya uda klu n((a mau &ake kondom, ya uda (a&a&a 5( "adi6 G '<MI, <isma +),( ,etapi tidak semua tamu yang Informan layani mau memakai kondom. ,idak jarang mereka pun kalah posisi dengan para tamu dan akhirnya melakukan hubungan seksual tanpa kondom. Selain itu ada juga Informan yang minum obat terlebih dahulu seperti supertetra, ampisilin atau pinotal sebelum melayani klien. Fkadan()kadan( tamunya n((a mau, ya ter&aksa kita layani, ya ada tamunya sendiri yan(, yan( n((a kondom &adahal m-anya se-enarnya le-ih suka kondom kan le-ih, le-ih a&a, le-ih men"a(a (itu na, kadan()kadan( tamunya n((a mau. Sa, ter(antun( kitanya "a(a ke-ersihan, klu lakinya "orok kita "orok /aduh sudah, hahaaaLG '<,,, <isma M)D( >ara memperoleh alat pelindung , Sebagian Informan mengakui mereka mendapatkan alat pelindung dengan gratis dari %uskesmas yang datang ke lokalisasi atau di klinik. ,erkadang ada juga yang mendapatkan alat pelindung dengan membeli. Mereka pada umumnya selalu mempersiapkan kondom di dalam kamarnya jika habis mereka akan meminta di klinik atau membelinya lagi di eceran di lokalisasi. F kemarin thu ada edaran dari anu thu "u(a dari &uskesmas "u(a, itu dikasi /aktu &en(o-atan thu na, &resumti, thu, < -ulan sekali kayaknya, itu stok klu kita n((a n(am-il &asti di-a(i)-a(i, ta&i (ratis G '<M), <isma JM+( K+!+& a&a& )a&, $"!asa 1+!+*1ua& 1+/+!=a s+/s +!(a$a1 IMS

"*

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


8erentanan yang dirasakan yaitu persepsi?pemahaman subyektif subjek penelitian menyangkut resiko dari kondisi kesehatannya terhadap IMS. %emahaman tentang perempuan pekerja seks termasuk kelompok resiko tinggi IMS, Informan mengakui bahwa menjadi <anita pekerja Seks beresiko terkena IMS. Sebenarnya ada juga yang sudah mau berhenti akan tetapi karena masalah ekonomi dan hutang sehingga mereka mau bekerja sebagai Informan. Seperti pernyataan dibawah ini: F Mudah sekali. Karena kan serin( (onta)(anti &asan(an. Ada yan( n((a mau &ake kondom, ke-anyakan tamu)tamukan n((a mau &ake kondom kanG '<MA, <isma >)D( F ya -atin tersiksa m-a ta&i semua demi anak, ker"a a&a, se-enarnya m-a n((a mau melakukan mau -erhenti, ta&i yan( -erhentikan ini modalnya a&a (itu, ya meman( keadaanlah yan( -ikin kita -e(ini, se-enarnya n((a ada m-a $e/ek atau &erem&uan -atinnya tersiksa kayak (ini, /is namanya liku)liku masa de&an kan &asti, -anyak a"a n((a disini "u(akan, ya, kadan()kadan( tu oran( menilai kita itu kotor sam&ah &adahal kita ya sama)sama &erasaan thu na F '<,,, <isma M)D( ,erdapat pula <%S yang menyatakan tidak berpikir terhadap peluang terkena IMS yang penting adalah mereka sehat dan bisa tetap mendapatkan uang. F kadan( ya -er&ikir kadan( ya n((a, klu kita meman( sehat kita n((a -er&ikir sam&e kesitu. klu /aktu kita sehat)sehat haha..yan( &entin( uan( hehee.. G '<M), <isma JM+( K+s+!"usa& )a&, $"!asa 1+!+*1ua& 1+/+!=a s+/s +!(a$a1 IMS 8eseriusan yang dirasakan yaitu keyakinan subjek penelitian mengenai kegawatan terhadap suatu penyakit dalam hal ini yaitu IMS. ,empat pengobatan yang dijangkau perempuan pekerja seks, %elayanan kesehatan seperti pengobatan berkala menjadi salah satu tujuan perempuan pekerja seks apabila akan melakukan pengobatan. @ntuk tempat selalu berpindah;pindah setiap bulannya sehingga koordinator lokalisasi akan memberikan surat kepada seluruh wisma yang datang agar mereka bisa hadir untuk berobat. F /isma (unun( sari itukan tem&atnya -ero-atkan, ya disitu serin( aku ikut 5&en(o-atan -erkala6G '<MI, <isma +),( F(a tentu "u(a kadan( klu itu, a&a itu tem&at &en(o-atannya kadan( &indah "u(a, di/isma a&a, kadan( &indah)&indah &okonya, itukan ke-ersamaan "adi kitakan harus datan(, /aktu ada a&a, undan(an itu datan(. Sa, undan(annya -iasanya dikasi anu koordinatornya, adakan sini kayak itu lho dikasi lem-aran &em-eritahuan (itu lho, itukan ada &etu(asnya sendiri . itu yan( &eriksa oran( &uskesmas "u(a, &uskesmas temindun( heMe, oo -anyak G '<M), <isma JM+( +erobat atas anjuran orang lain atau kesadaran sendiri, +erdasarkan hasil wawancara mendalam informan melakukan pengobatan itu berasal dari kemauan sendiri. Mereka mengakui akan berobat jika mereka merasakan sesuatu yang terjadi pada tubuh mereka. F ya an"uran sendirilah, kan kita sendiri mau "a(a kesehatan sendiri G '<A,, <isma M)D( Ma&<aa $a& !"& a&,a&>!"& a&,a& )a&, $"!asa P+!+*1ua& 1+/+!=a s+/s $ala* u1a)a 1+&0+,a(a& IMS Manfaat dan rintangan;rintangan yang dirasa 'Per$eived *arriers( yaitu keuntungan dan hambatan yang dirasakan atau dialami oleh %erempuan pekerja seks dalam mencegah dan mengobati IMS Sikap terhadap penggunaan kondom ketika berhubungan seksual, +erdasarkan hasil wawan&cara mendalam, Informan setuju terhadap penggunaan kondom ketika berhubungan.

*!

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


Mereka sadar terhadap penyakit yang dapat menyerang kapan saja ketika berhubungan seksual dengan pola berganti ; ganti pasangan. F su&aya sehat kita, ya ta&i klu n((a mau ya n((a "adi (itu a"a hehee..,oran( kita "a(a kok G '<A,, <isma M)D( F kita n((a tau laki)laki itu &unya a&a)a&akan 5&enyakit6 n((a tau, kita da&at 200 terus kena &enyakit ha-is -uat -ero-at G '<MI, <isma +),( %engertian mengenai manfaat dari pemakaian kondom, +erdasarkan wawancara mendalam Informan mengatakan bahwa keuntungan pemakaian kondom pada saat berhubungan yaitu mencegah penyakit dan mencegah penularan penyakit dari laki;laki. F ya -a(us untuk &en$e(ahan ituLG '<MA, <isma >)D( F ya su&aya n((a sakit a"a, su&aya n((a tertular, men"a(a kesehatan (itu a"a G '<A,, <isma M)D( %engertian mengenai kerugian dari pemakaian kondom, Informan menyatakan tidak ada kerugian dalam pemakaian kondom terhadap kesehatan mereka sendiri. Sedangkan sebagian menyatakan tidak ada keuntungan maupun kerugian dalam hal penggunaan kondom, yang penting kondisinya sehat . F ya Vya ru(inya tamunya n((a mau G '<,,, <isma M)D( F n((a ada untun( n((a ada ru(i..sama a"a, n((a "u(a (a&a&a yan( &entin( oran(nya sehat, -ersih G '<M), <isma JM+( Aaktor pendorong untuk melakukan upaya pencegahan IMS, Aaktor pendorong untuk bertindak '$ues to a$tion6 yaitu media massa, nasehat dokter, dan lain;lain, memberikan pengaruh secara tidak langsung yang berkaitan dengan perilaku dalam upaya pencegahan dan pengobatan IMS. Akses media informasi tentang IMS, Informan menyatakan bahwa informasi tentang IMS di dapatkan dari pengalaman penyakit yang pernah mereka dapatkan dan dari hasil pemeriksaan oleh dokter?klinik. Ada juga yang menyatakan bahwa mereka pernah mempelajarinya semasa duduk di bangku sekolah.seperti materi pelajaran I%A. F Pen(alaman a"a, $uma /aktu sakit itu kedokter, oo ini in,eksi ini G '<M), <isma M)D( F ya dari kesehatan "u(a, iya, kan -ukannya kesehatan itu, masalahnya itu a&a, kami thu &ernah kena sakit itu nda. %uma dulukan &ernah metode &ela"aran IPA, /alau&un SD thu sudah di&ela"ari, kalau di Ja/a itu mulai kelas ! sam&e kelas ? sudah di&ela"ari G '<HS, <isma M)D( Has"l O3s+!2as" +erdasarkan hasil obser&asi yang dilakukan selama penelitian berlangsung di lokalisasi +andang Raya Samarinda. Dalam hal ini 8omisi %enanggulangan AIDS '8%A( melakukan kerjasama dengan %uskesmas ,emindung dalam lebih sering melakukan pelaksanaan pengobatan berkala di Hokalisasi +andang Raya. Selain itu ada juga penjangkau dari HSM seperti +88+), HARAS biasanya terlebih dahulu lapor ke %uskesmas ,emindung. HARAS merupakan HSM yang kadang melakukan pemeriksaan secret dan penyuluhan di lokalisasi +andang Raya. <alaupun harapan coordinator lokalisasi HSM maupun instansi kesehatan ini dapat bergabung namun dalam perjalanannya terkadang jalan masing;masing tergantung program yang dilakukannya sehingga kurang kerjasama

*-

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


dalam penanggulangan pencegahan IMS. Dalam upaya mendukung pelaksanaan kegiatan di Hokalisasi, oleh koordinator lokalisasi dilakukan kerjasama dengan pihak kepolisian dan dinas kesehatan Samarinda. 8%A merupakan bagian dari unsur pemerintah yang menjalankan fungsi koordinasi. Diantara tugasnya memfasilitasi dan koordinasi semua kegiatan oleh berbagai sektor, seperti polisi, pelayanan sosial, dan kesehatan melalui 8%A di setiap jenjang, melakukan ad&okasi kepada para pengambil keputusan dalam pengembangan peraturan perundangan dan memberikan dukungan kepada lingkungan demi terlaksananya program pengendalian IMS. %elaksanaan untuk pengobatan berkala di tempat prostitusi +andang Raya yang paling sering dilakukan baik oleh 8%A satu bulan sekali maupun dari %uskesmas dua kali sebulan biasanya dilakukan di wisma;wisma secara bergantian agar dapat menjangkau kesadaran dan perhatian perempuan pekerja seks. Sehingga koordinator akan memberikan undangan yang berisi pengumuman pelakasanaan kegiatan pada seluruh wisma yang ada. +erdasarkan hasil penelitian selama meneliti sering juga peneliti bertemu dengan perempuan pekerja seks yang mendatangi pelayanan kesehatan ada yang jalan kaki bersama teman;temannya dan ada juga yang diantar naik motor. 2al yang dilakukan seperti melakukan pemeriksaan terhadap kesehatannya, meminta 8+ ataupun suntik 8+, ada juga yang melakukan pemeriksaan kehamilan biasanya petugas klinik memeriksanya namun untuk kelanjutan lebih disarankan ke %uskesmas pembantu solong atau %uskesmas temindung. 2al ini dikarenakan klinik IMS lebih kepada pelayanan IMS baik pemeriksaan, pengobatan, kondom maupun 8+ serta pemberian penyuluhan. 0E61A=ASAN %enelitian ini memperlihatkan bahwa umur %%S pada penelitian ini di dominasi kelompok umur ! 1 4 tahun yaitu sebanyak 6 orang. @ntuk tingkat pendidikan %%S ada yang SD, SM% maupun SMA. Mayoritas status pernikahannya yaitu sudah bercerai dengan lamanya bekerja sebagai %%S paling lama 5 tahun. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wanita yang berprofesi sebagai <%S adalah wanita yang tidak terikat oleh pernikahan sehingga ia harus menghidupi diri sendiri dan keluarga di sekitarnya. Mayoritas pekerja berasal dari pulau jawa yaitu Surabaya, +ondowoso, Humajang maupun Madura. @raian berikut memberikan gambaran mengenai perilaku perempuan pekerja seks dalam pencegahan infeksi menular seksual di tempat prostitusi +andang Raya Samarinda : P+!"la/u K+s+(a a& Menurut Jreen ' !!!(, perilaku ditentukan oleh 5 faktor yaitu faktor predisposisi '&redid&osin( ,a$tors( yaitu faktor;faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu perilaku, faktor pendukung atau pemungkin 'ena-lin( ,a$tors( meliputi semua karakter lingkungan dan semua sumber daya atau fasilitas yang mendukung atau memungkinkan terjadinya suatu perilaku dan faktor pendorong atau penguat 5rein,or$in( ,a$tors6 yaitu faktor yang memperkuat terjadinya perilaku antara lain tokoh masyarakat, teman atau kelompok sebaya, peraturan, undang;undang, surat keputusan dari para pejabat pemerintahan daerah atau pusat ')gatimin Rusli, !!#(. %engetahuan <%S mengenai upaya pencegahan IMS, %engetahuan merupakan domain yang penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. %enerimaan seseorang terhadap suatu perilaku baru karena suatu rangsangan yang melalui proses kesadaran, merasa tertarik, menimbang, mencoba dan akhirnya subyek berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. ')otoatmodjo, S. !!5( %raktik <%S terhadap upaya pencegahan IMS, Dalam pembahasan ini akan dijelaskan mengenai tindakan yaitu tindakan perempuan pekerja seks berhubungan dengan upaya yang dilakukan untuk pencegahan dan pengobatan terhadap IMS, dalam hal ini penggunaan kondom sebelum melakukan hubungan seksual.

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


Mereka menyadari bahwa dengan menggunakan kondom maka akan mencegah penularan IMS. %enggunaan kondom tidak hanya dapat mencegah kehamilan tetapi juga dapat mencegah IMS termasuk 2IO?AIDS. %enggunaan kondom yang konsisiten 'selalu menggunakan kondom dalam setiap hubungan seksual( merupakan perilaku yang efektif untuk mencegah penularan IMS. 2al ini sejalan dengan pernyataan petugas klinik IMS bahwa hanya beberapa orang saja yang tetap berupaya menggunakan kondom. 8arena tidak semua klien yang mereka layani mau memakai kondom seperti merasa tidak enak walaupun sudah diberi penjelasan bagaimana cara supaya pake kondom dengan usaha merayunya. )amun tidak jarang mereka pun kalah posisi dengan para klien dan akhirnya melakukan hubungan seksual tanpa kondom. Sehingga minum obat baik sebelum melakukan hubungan seksual menjadi hal yang biasa bagi <%S demi mencegah terjadinya infeksi menular seksual. Salah satu faktor resiko tingginya penularan IMS adalah banyaknya pelanggan yang dilayani seorang perempuan pekerja seks. Makin besar pelanggan, makin besar kemungkinan tertular IMS. Sebaliknya jika %erempuan pekerja seks telah terinfeksi IMS maka makin banyak pelanggan yang mungkin tertular darinya. Di lain pihak, sedikitnya jumlah pelanggan dapat memperlemah kekuatan negoisasi perempuan pekerja seks untuk pemakain kondom, karena mereka takut kehilangan pelanggan '.aFan S, dkk, !!3(. 2al ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sarwi ' !!5( bahwa penggunaan kondom di Resosialisasi Argorejo sebesar 3,4$, hal ini dikarenakan posisi tawar %S8 yang lemah sehingga ketidakberhasilan dipengaruhi oleh pelanggan. K+1+!0a)aa& K+s+(a a& Apabila indi&idu bertindak untuk melawan atau mengobati penyakitnya, ada 3 &ariabel kunci yang terlibat didalam tindakan tersebut, yakni kerentanan yang dirasakan terhadap suatu penyakit, keseriusan yang dirasakan, manfaat yang diterima dan rintangan yang dialami dalam tindakan melawan penyakitnya, dan hal;hal yang memoti&asi tindakan tersebut. ')otoatmodjo, !!4(. 8erentanan yang dirasa perempuan pekerja seks terhadap IMS , Agar seseorang bertindak untuk mengobati atau mencegah penyakitnya, ia harus merasakan bahwa ia rentan 5sus$e&ti-ility6 terhadap penyakit tersebut. Dengan kata lain, suatu tindakan pencegahan terhadap suatu penyakit akan timbul apabila seseorang telah merasakan bahwa ia atau keluarganya rentan terhadap penyakit tersebut. ')otoatmodjo, !!4(. ,erdapat dua pemahaman perempuan pekerja seks yaitu yang menyatakan bahwa perempuan pekerja seks sebagai kelompok resiko tinggi dan yang menyatakan semua pekerjaan memiliki resiko tinggi. +erdasarkan hasil wawancara mendalam, didapatkan bahwa alasan informan utama memilih jalan hidupnya untuk menjadi perempuan pekerja seks adalah karena alasan ekonomi dan hutang, mereka membutuhkan uang untuk membiayai hidup anak dan keluarganya. )amun dilain pihak beberapa wanita pekerja seks menikmati perannya sebagai wanita pekerja seks. <anita pekerja seks dianggap sebagai pekerjaan yang menjanjikan karena dengan menjadi wanita pekerja seks, uang dapat dengan mudah diperoleh sehingga kebutuhan sehari;hari dapat terpenuhi, namun dibalik itu semua, wanita pekerja seks mengalami konflik dalam dirinya. Sehingga mereka tidak mengetahui?berpikir bahwa sebagai perempuan pekerja seks mudah terkena IMS karena menurut mereka itu semua tergantung dari orangnya sendiri. 2al ini sejalan dengan teori konsep teori proteksi moti&asi bahwa seseorang yang mempunyai persepsi yang baik mengenai kerentanan terkena penyakit, keparahan penyakit yang dideritanya dan memiliki respon efektif serta kemampuan diri yang baik untuk mengatasi atau mencegah suatu penyakit maka akan memiliki niat dan perilaku yang baik 'Shaluhiyah, !!4(. Menurut hasil penelitian perempuan pekerja seks menyatakan bahwa hak mereka untuk menjaga diri dilakukan dengan bernegosiasi dengan klien tentang penggunaan kondom dan ada juga dengan cara minum obat;obtan, antibiotik antiseptik. 2al ini dilakukan untuk menjaga kesehatan mereka untuk melindungi diri dari tertularnya IMS.

*5

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


%erempuan pekerja seks berusaha menggunakan kondom pada saat berhubungan seksual. Adapula perempuan pekerja seks yang menyatakan tidak berpikir terhadap peluang terkena IMS yang penting adalah mereka sehat dan bisa tetap mendapatkan uang. Mereka mengakui memang bekerja seperti itu tetap ada resiko jika tidak dapat menjaga kesehatan. ,etapi hal itu tidak berpengaruh besar bagi mereka. .ustru mereka merasa tidak suka atau mereka pikir akan berakibat buruk jika mereka tidak mendapatkan uang. %adahal mereka termasuk dalam kelompok resiko tinggi yang perlu diwaspadai. Mereka adalah kelompok yang sering sekali bergonta;ganti pasangan sehingga sangat memudahkan penularan IMS. 8eseriusan yang dirasa perempuan pekerja seks terhadap IMS, ,indakan indi&idu untuk mencari pengobatan dan pencegahan penyakit akan didorong pula oleh keseriusan penyakit tersebut terhadap indi&idu atau masyarakat. ')gatimin Rusli, !!#( Sebagian besar dari mereka memeriksakan diri ke 8linik IMS dan %engobatan %resumtif +erkala yang di adakan di lokalisasi dengan tempat yang berpindah;pindah di setiap wisma. sehingga koordinator lokalisasi akan memberikan surat kepada seluruh wisma yang datang agar mereka bisa hadir untuk berobat. +ahkan ada yang pergi keluar periksa ke bidan yang ada di %uskesmas setempat. %erempuan pekerja seks mengaku moti&asi pergi untuk berobat atas keinginan sendiri karena untuk menjaga kesehatan mereka sendiri jika sakit, mereka sangat merasakan dampaknya secara pribadi. +iaya pengobatan gratis sehingga tidak begitu memberatkan bagi semua subjek yang diteliti. <alaupun gratis tidak semua dari mereka yang rutin melakukan pengobatan tapi hanya sebagian dari mereka yang merasa bahwa pengobatan ini untuk kepentingan mereka sendiri yang akan berakibat fatal bagi pekerjaannya jika keluhan yang dirasakan tidak segera diobati. Rata;rata perempuan pekerja seks melihat IMS sebagai suatu penyakit yang menakutkan. ,etapi adapula yang mengatakan bahwa kalau mau berusaha maka segala penyakit akan dapat diobati. Secara umum mereka memang dapat melihat suatu masalah dalam diri mereka yaitu resiko terkena IMS. Mereka cukup tahu dengan perilaku mereka yang bergonta;ganti pasangan maka akan mempermudah IMS masuk ke dalam tubuh. ,etapi ada anggapan bahwa semuanya itu dapat dicegah dengan berbagai pengobatan yang sebenarnya merupakan mitos di dalam komunitas mereka. Semua sikap perempuan pekerja seks membenarkan jika orang yang sering berganti;ganti pasangan mempunyai resiko lebih tinggi tertular IMS. ,etapi ada sebagian kecil dari perempuan pekerja seks yang mempunyai angapan bahwa seseorang yang dapat menjaga kebersihan alat kelamin dengan baik dapat membantu mengeluarkan kuman;kuman yang menurut mereka ada di dalam alat kelamin. %adahal anggapan tersebut merupakan salah satu mitos seputar IMS. Disamping itu meskipun mereka yang terkena penyakit kelamin tampak sehat dan bersih tetap saja bisa menularkan penyakit tersebut pada orang lain. %engobatan berkala di wisma adalah salah satu tempat yang mereka datangi untuk memeriksakan kesehatan secara rutin. %engobatan berkala dilakukan satu bulan sekali bersama 8%A dan dua bulan sekali oleh petugas dari puskesmas ,emindung. Sebagian informan menyatakan tidak pergi jika memang tidak sangat memerlukan. Manfaat dan penghalang yang dirasa perempuan pekerja seks dalam upaya pencegahan IMS, +erdasarkan teori 2ealth +elief Model oleh Rosentock menyebutkan bahwa &ariabel manfaat dan rintangan mendorong indi&idu serius dalam melakukan suatu tindakan tertentu. ,indakan ini akan tergantung pada manfaat yang dirasakan dan rintangan yang ditemukan dalam mengambil tindakan tersebut. Sehingga untuk meningkatkan pengetahuan tentang IMS tidak selalu memperhatikan pendidikan tetapi lebih ditekankan pada upaya memberikan kesadaran akan manfaat yang dirasakan. Aaktor pendorong untuk melakukan upaya pencegahan IMS, @ntuk mendapatkan tingkat penerimaan yang benar tentang kerentanan, kegawatan dan keuntungan tindakan, maka diperlukan isyarat;isyarat yang berupa faktor;faktor eksternal. Aaktor;faktor tersebut misalnya pesan;pesan

*3

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


pada media massa, nasihat atau anjuran kawan;kawan atau anggota keluarga lain dari si sakit dan sebagainya. ')otoatmodjo, S. !!4( Informasi dari teman sebenarnya membawa pengaruh yang lebih besar karena belajar dari pengalaman lebih efektif dari pada membaca. Mereka menanggapi secara positif akan kehadiran dari informasi tersebut. Manfaat yang mereka terima dari informasi yang mereka dapatkan cukup memuaskan mereka, dari yang tidak pernah atau tidak suka berobat menjadi mau berobat. Dari yang tidak tahu tentang sesuatu hal menjadi tahu akan sesuatu hal walaupun terkadang pengetahuan yang mereka miliki masih kurang tepat dan bercampur dengan mitos yang sebelumnya sudah dipegang. Sesuai dengan penelitian =ktarina ' !!*(, orang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Salah satu sumber informasi yang berperan penting bagi pengetahuan adalah media massa. %engetahuan masyarakat khususnya tentang kesehatan bisa didapat dari beberapa sumber antara lain media cetak, tulis, elektronik, pendidikan sekolah dan penyuluhan. -ESI60U>AN DAN SARAN +erdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap %erempuan %ekerja Seks di tempat prostitusi +andang Raya 8ota Samarinda dapat disimpulkan perilaku perempuan pekerja seks dalam pencegahan IMS dalam hal ini pengetahuan tentang IMS masih cukup rendah sedangkan tindakan 'praktik( yang dilakukan adalah dengan menggunakan kondom. 8erentanan dan keseriusancukup dirasakan oleh %%S terhadap IMS sehingga mereka cukup menyadari manfaat kondom dalam menjaga diri dari penularan IMS. Adapun saran, +agi para perempuan pekerja seks di tempat prostitusi +andang Raya Samarinda diharapkan dapat lebih meningkatkan perilaku pencegahan terhadap IMS dengan menggunakan kondom dengan benar dan melakukan pemeriksaan secara rutin pada pengobatan berkala, pengobatan berkala yang dilakukan oleh %uskesmas maupun 8%A merupakan akses terdekat pelayanan kesehatan perempuan pekerja seks. =leh karena itu ke depan dapat lebih meningkatkan pelayanan dan pembinaan kepada para <%S dengan lebih memperluas jaringan kerjasama misalnya bekerja sama dengan institusi pendidikan kesehatan '8edokteran, 8eperawatan dan Analis 8esehatan(, institusi %endidikan 8esehatan harapannya dapat memberikan perhatian pada kasus IMS yang menimpa para perempuan pekerja seks. Support mental dan sosial diperlukan oleh para perempuan pekerja seks disamping tambahan pengetahuan tentang IMS. Selain itu perguruan tinggi dapat membuat rancangan sebuah model penyuluhan efektif berupa iklan spot di tempat;tempat lokalisasi untuk segmentasi klien, perlunya dilakukan penelitian lanjut tentang hubungan antara perilaku perempuan pekerja seks terhadap kejadian IMS dengan mengangkat &ariabel lain seperti douching &aginal dan sosial ekonomi, bagi dinas kesahatan kota samarinda agar rutin melakukan kegiatan O>, pada daerah lokalisasi yang ada di kota Samarinda khususnya pada lokalisasi bandang raya, bagi dinas kesejahteraan sosial kota samarinda agar melakukan upaya pembinaan keterampilan bagi perempuan pekerja seks seperti salon kecantikan, kursus menjahit, 8omputer dll agar mereka bisa meninggalkan pekerjaan sebagai %%S dan membuka usaha sendiri. DA;TAR 0USTA-A Daily,S.A. ' !!4(.,inajuan %enyakit Menular Seksual Dalam ilmu penyakit 8ulit dan kelamin edisi 5 .akarta A8 @I Dinas 8esehatan 8ota Samarinda.Aa&oran Pro(ram Pen(o-atan*erkala 520106. Samarinda. Jreen H.<.,8reuter M.<., ' !!!(. ealth Promotion Plannin( an +du$ationaland +nvironmental A&&roa$h.Maylield %ublishing >ompany. <idodo, Gdy. ' !!"(. Praktik Banita Peker"a Seks 5BPS6 Dalam Pen$e(ahan Penyakit In,eksi Menular Seksual 5IMS6 Dan IERAIDS Di Aokalisasi Ko&lak, Ka-u&aten Dro-o(an . .urnal%romosi 8esehatan Indonesia, Ool. 3.

*#

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Jurnal Promosi Kesehatan NUSANTARA INDONESIA


Hokollo, 9uliawati, Aitriana. ' !!*(. Studi Kasus Perilaku Banita Peker"a Seksual #idak Aan(sun( Dalam Pen$e(ahan IMS, IE dan Aids di Pu-RKaraoke, %a,e dan Diskotek di Kota Semaran(.,esis ,idak Diterbitkan. Semarang : %rogram Studi Magister %romosi 8esehatan %rogram %ascasarjana @ni&ersitas Diponegoro. )otoatmodjo, Soekidjo. ' !!5(. PendidikandanPerilakuKesehatan. .akarta : %,. Rineka>ipta. %uskesmas,emindung. Ha&oran *ulanan Penderita In,eksi Menular Seksual 2011. Samarinda. Saryono L Anggraeni, D. Mekar. ' !-!(. Metodolo(i Penelitian Kualitati, Dalam *idan( Kesehatan. 9ogyakarta : Mulia Medika. Sarwi. ' !!5(. u-un(an anatara &en(etahuan, sika& den(an &raktik &eker"a seks komersial 5PSK6 dalam &en$e(ahan &enyakit in,eksi menular seksual 5IMS6 di Resosialisasi Ar(ore"o kelurahan kali-anten( kulon ke$amatan semaran( -arat kota Semaran(. Skripsi ,idak Diterbitkan.Semarang : %rogram 8esehatan Masyarakat @ni&ersitas Diponegoro. <ong, MH., et.al. '-***(.Se4ually transmitted diseases and $ondom use amon( ,ree)lan$e se4 and -rothel)-ased se4 /orkers in Sin(a&ore. Singapore. <orld 2ealth =rganiFation and @)AIDS. ' !!!(. Duidelines ,or Se$ond Deneration Surveillan$e ,or IE,#he 7e4t De$ade. Jene&a : <orld 2ealth =rganiFation.

https://www.mysciencework.com/.../file/.../jurnal-promosi-kesehatan-nus...

*6

Nomor 10 Edisi 10 Jul-Des 2012

Anda mungkin juga menyukai