Anda di halaman 1dari 22

BAB I PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Penelitian Globalisasi perekonomian membawa tantangan baru bagi organisasi untuk tetap bertahan hidup dalam persaingan yang makin kompetitif. Organisasi bisnis maupun organisasi non bisnis dituntut untuk memiliki SDM yang kompeten yang mampu menjalankan dan menyelesaikan tugas dan kewajibannya secara lebih baik. Individu harus terlatih untuk secara aktif bertanggung jawab atas perilaku mereka, mengembangkan dan saling berbagi informasi tentang pekerjaan. Pemberdayaan karyawan akan sangat menentukan kesuksesan organisasi. Organisasi harus menyadari bahwa makin kompetitifnya lingkungan bisnis mereka, memerlukan pembelajaran yang lebih efektif, pemberdayaan karyawan, dan komitmen yang lebih besar dari setiap orang yang terlibat dalam organisasi.

Perusahaan harus memahami bahwa kunci untuk meraih kinerja perusahaan yang lebih baik adalah komunikasi. Iklim komunikasi yang baik akan menciptakan kepuasan komunikasi, yang mana selanjutnya dapat menunjang pembentukan, pengembangan, dan penghayatan nilai-nilai budaya organisasi pada seluruh anggota organisasi. Dengan menguatnya budaya organisasi maka akan memberikan peluang besar bagi organisasi tersebut untuk menjaga kelangsungan hidup dan perkembangan organisasi karena ia dapat mempertahankan fungsi apadatasinya terhadap persoalan-persoalan eksternal dan fungsi integrasinya dalam menghadapi permasalasahan-permasalahan internal (Muluk, 1998).

Beberapa peneliti telah mengasumsikan pendapat mereka mengenai komunikasi seperti, Robin (1996) mengatakan bahwa komunikasi mencakup baik pentransferan makna maupun pemahaman makna. Gibson et.al mengemukakan komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dengan menggunakan tanda-tanda yang sama (1992). Menurut James G. Robbin dan Barbara S. Jones (1982), dalam bukunya Effective for Today Manajer, bahwa: Komunikasi adalah suatu tingkah laku, perbuatan, atau kegiatan penyampaian atau pengoperan lambang-lambang yang mengandung arti atau makna. Atau lebih jelasnya lagi

1 |P e r a n a n

Komunikasi yang Efektif terhadap Kinerja Karyawan

komunikasi adalah suatu pemindahan , atau penyampaian informasi mengenai fikiran dan perasaan.

Komunikasi pada prinsipnya mengadakan hubungan sesuai dengan perkataan, di atas disebutkan pemindahan atau penyampaian atau pengoperan lambang-lambang (biasanya dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain. Hal ini juga dikatakan oleh Pang Lay Kim dan Hazil (1981) bahwa komunikasi sesungguhnya, adalah lebih luas dari pada hubungan menghubungi saja, juga meliputi cara penyampaian maksud manajemen, mengatakan suatu atau menunjukkan bagaimana sesuatu harus dikerjakan dan sebaliknya ia juga, meliputi syarat bahwa manajemen itu harus mendengarkan pula pendapat orang lain yang dikatakan itu. Komunikasi dapat menciptakan kepuasan bagi orang-orang yang melakukannya, seperti diungkapkan Dale Carnegie (2000) bahwa kepuasan bisnis, sosial, dan pribadi tergantung pada kemampuan seseorang berkomunikasi dengan jelas pada orang lain, apa pekerjaannya, apa yang diinginkannya, dan apa yang dipercayainya.

Tulisan ini membahas tentang efektivitas pengelolaan komunikasi khusunya komunikasi vertikal dalam menjamin peningkatan produktivitas karyawan. Pembahasan akan diawali dengan pengertian dari komunikasi itu sendiri, kemudian dilanjutkan fungsi dan jaringan yang terkandung dalam komunikasi itu. Kemudian dilengkapi dengan pembagian komunikasi menurut dimensinya serta jenis-jenis dari komunkasi internal. Pada bagian selanjutnya dijabarkan tinjauan tentang produktivitas serta pengukuran produktivitas dalam sebuah organisasi. Pada bagian akhir dijabarkan bagaimana peranan komunikasi khusunya komunikasi vertikal terhadap produktivitas khusunya komunikasi vertikal.

1. 2. Perumusan Masalah Sesuatu yang hampir selalu memicu kerusuhan di sebuah Perusahaan diantaranya adalah ketidak puasan para pekerja atau karyawan terhadap langkah, keputusan, kebijakan-kebijakan yang diambil atau dikeluarkan oleh Perusahaan dalam menjalankan roda usahanya. berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dibuat suatu perumusan masalah sebagai berikut: 1. Indikator apa yang dapat digunakan guna mengukur tingkat kinerja karyawan 2. Seberapa besar komunikasi dapat mempengaruhi tingkat kinerja karyawan dalam perusahaan 2 |P e r a n a n
Komunikasi yang Efektif terhadap Kinerja Karyawan

1. 3. Tujuan Penelitian

Research output ini saya tulis memiliki tujuan, yaitu : 1. Untuk mengetahui seberapa besar peran komunikasi dalam sebuah peruasahaan 2. Komunikasi yang seperti apa yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi demi mencapai tujuan dengan efektif dan efisien 3. Mengetahui hambatan-hambatan dalam melakukan sebuah komunikasi

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan suatu ilmu. Berkaitan dengan tema penelitian, maka kegunaan penelitian ini terbagi menjadi kegunaan Teoritis dan Praktis, yang secara umum diharapkan mampu mendatangkan manfaat bagi perkembangan Ilmu Komunikasi dan Ilmu Hubungan Masyarakat pada khususnya.

1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Hasil penelitian ini dapat melengkapi kelengkapan kepustakaan dalam bidang disiplin ilmu komunikasi, khususnya yang berhubungan dengan masyarakat, serta dapat dijadikan bahan informasi bagi pihak yang berkepentingan dengan masalah yang diteliti 2. Melatih kemampuan peneliti dalam menganalisis suatu permasalahan serta mencari caracara memecahkan masalah tersebut.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Penelitian ini dapat memberikan informasi dan menambah wawasan pengetahuan mengenai kegiatan komunikasi dalam sebuah Organisasi / Perusahaan 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan serta pemikiran bagi bagian Humas di sebuah Organisai / Perusahaa

3 |P e r a n a n

Komunikasi yang Efektif terhadap Kinerja Karyawan

BAB II TELAAH PUSTAKA

2. 1.

Kinerja

2. 1. 1. Pengertian Kinerja Pengertian Kinerja yaitu suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang karyawan diartikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Tika (2006) Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.

Menurut Rivai dan Basri (2005) pengertian kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan. Sedangkan menurut Menurut Bambang Guritno dan Waridin (2005) kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan. 2. 1. 2. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Gibson (2003, p39), ada tiga perangkat variabel yang mempengaruhi perilaku dan prestasi kerja atau kinerja, yaitu :

Variabel Individual, terdiri dari: kemampuan dan keterampilan, mental dan fisik, latar belakang (keluarga, tingkat sosial), penggajian dan demografis (umur, asal-usul, jenis kelamin).

Variabel Organisasional, terdiri dari: sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur desain pekerjaan.

Variabel Psikologis, terdiri dari: persepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi.

Tiga faktor utama yang memengaruhi kinerja individu menurut Mathis dan Robert L (2006, 113) adalah kemampuan individu melakukan pekerjaan tersebut, tingkat usaha yang dicurahkan dan dukungan organisasi. 4 |P e r a n a n

Komunikasi yang Efektif terhadap Kinerja Karyawan

Dalam konteks pemerintahan sebagai sektor publik menurut Mahsun (2006) bahwa ada beberapa aspek yang dapat dinilai kinerjanya : 1. Kelompok Masukan ( input ). 2. Kelompok Proses ( Proccess ). 3. Kelompok Keluaran ( Output ). 4. Kelompok Hasil ( Outcome ). 5. Kelompok Manfaat ( Benefit ). 6. Kelompok Dampak ( Impact ). 2. 1. 3. Pengukuran Kinerja

Pengukuran suatu kinerja dapat dilakukan melalui media kuisioner yang diberikan kepada para karyawan. Salah satu kuisioner yang dapat digunakan guna menganalisis kasus diatas adalah kuisioner yang dikembangkan oleh Fisher, Richard T (2001), Role Stress The Type A Behavior Pattern, and External Auditor Job Satisfaction and Performance, Behavior Research and Accounting, ( Vol. 13. 164-176 ), adalah seberapa baik karyawan dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Memelihara kuantitas pekerjaan 2. Memelihara kualitas pekerjaan 3. Berkomunikasi secara lisan 4. Berkomunikasi secara tertulis 5. Menerima tanggung jawab dan mulai bertindak 6. Menggunakan keterampilan professional dan peduli dengan prestasi 7. Mengikuti kebijakan dan prosedur 8. Merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaan 9. Dapat beradaptasi pada situasi yang berbeda atau baru 10. Bekerja sama dengan baik dengan 10 karyawan lain dalam perusahaan 11. Menghadapi pelanggan eksternal 12. Mengawasi karyawan lainnya

Sedangkan menurut Mangkunegara (2006) terdapat aspek-aspek standar pekerjaan yang terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif meliputi : 5 |P e r a n a n
Komunikasi yang Efektif terhadap Kinerja Karyawan

Aspek kuantitatif yaitu : 1. Proses kerja dan kondisi pekerjaan, 2. Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan, 3. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan, dan 4. Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja

Aspek kualitatif yaitu : 1. Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan, 2. Tingkat kemampuan dalam bekerja, 3. Kemampuan menganalisis data/informasi, kemampuan/kegagalan menggunakan mesin/peralatan, dan 4. Kemampuan mengevaluasi (keluhan/keberatan konsumen/masyarakat).

2. 2.

Komunikasi

2. 2. 1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah saluran untuk melakukan dan menerima pengaruh mekanisme perubahan, alat untuk mendorong mempertinggi motivasi dan juga perantara serta sarana dimana kemungkinan suatu organisasi mencapai tujuannya. Perilaku manusia adalah cermin yang paling sederhana, agar perilaku sesuai dengan tujuan organisasi., maka harus ada kesesuaian antara keinginan karyawan dengan keinginan perusahaan. Pimpinan perusahaan dalam melakukan selalu mengadakan komunikasi terhadap karyawan yang berwujud pemberian perintah atau intruksi, bimbingan, penerangan, laporan dan sebagainya. Adapun beberapa pendapat Para Ahli tentang pengertian komunikasi antara lain :

Soewarno Handaya Ningrat. Pengantar Ilmu Studi Dan Manajemen.CV Haji Masagung, Jakarta, 1980, hal 94) Komunikasi adalah proses interaksi atau hubungan saling pengertian satu sama lain antara sesame manusia. Proses interaksi atau hubungan satu sama lain yang dikehendaki oleh seorang dengan maksud agar dapat diterima dan dimengerti antara sesamanya.

6 |P e r a n a n

Komunikasi yang Efektif terhadap Kinerja Karyawan

T. Hani Handoko, Manajemen, BPFE Yogyakarta, 1986, hal 272) Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedarkatakata yang digunakan dalam percakapan, tetapijuga ekspresi wajah, intonasi, titik putus tidak hanya memerlukan transmisi data, tetapi bahwa tergantug pada ketrampilan- ketramilan tertentu untuk membuat sukses pertukaran informasi.

Sukanto Reksohadiprojo. Organisasi perusahaan, Edisi 11, BPFE, Yogyakarta, 1986,hal 176) Komunikasi adalah usaha mendorong orang lain untuk menginterprestasikan pendapat seerti apa yang dikehendaki oleh orang yang mempunyai pendapat tersebut serta diharapkan diperoleh titik kesamaan untuk pengertian.

Dari pendapat-pendapat tersebut diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi adalah proses interaksi atau hubungan saling pengertian satu sama lain antara sesama manusia baik langsung maupun tidak langsung.

2. 2. 2. Fungsi Komunikasi

Komunikasi merupakan aktivitas yang menghubungkan antar manusia dan antar kelompok dalam sebuah organisasi. Kalau berbicara tentang komunikasi organisasi maka yang terbayang adalah peranan dan status dari setiap orang dalam organisasi, karena peranan dan status itu juga menentukan cara seseorang berkomunikasi dengan orang lain.

Menurut Scott dan T.R. Mitchell (1976) komunikasi mempunyai empat fungsi dalam organisasi, yakni: 1) kendali (kontrol/ pengawasan), 2) motivasi, 3) pengungkapan emosional, dan 4) informasi. Sebenarnya banyak sekali hasil penelitian para ahli yang menemukan fungsi komunikasi (pesan) dalam organisasi. Seperti pendapat Khan dan Katz yang mengatakan ada empat fungsi utama yaitu: yang berkenaan dengan produksi, pemeliharaan, penerimaan, dan pengelolaan organisasi.

Sementara Redding mengemukakan ada tiga alasan diperlukannya komunikasi dalam organisasai yakni: Untuk pelaksanaan tugas-tugas dalam organisasi, untuk pemeliharaan, dan 7 |P e r a n a n
Komunikasi yang Efektif terhadap Kinerja Karyawan

untuk kemanusiaan. Sedangkan menurut Thayer ada lima yaitu: untuk memberi informasi, membujuk, memerintah, memberi instruksi, dan mengintegrasikan organisasi. Terakhir Greenbaumn mengemukakan bahwa fungsinya adalah untuk mengatur, untuk melakukan pembaruan, integrasi, memberikan informasi dan instruksi. Tidak satupun dari masingmasing fungsi tersebut dilihat lebih penting dari pada fungsi lainnya.

Setiap organisasi mempunyai hirarkhi wewenang dan panduan formal yang harus dipatuhi oleh para karyawannya. Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan setiap individu dan kelompok untuk membuat/ mengambil keputusan. Agar kinerja efektif masingmasing kelompok perlu mempertahankan berbagai kontrol terhadap anggotanya, merangsang dan memotivasi para anggota untuk bekerja, menyediakan sarana untuk mengungkapkan emosi, dan mengambil keputusan. Dapat disimpulkan bahwa setiap interaksi komunikasi dalam organisasi menjalankan satu atau lebih dari lima fungsi di atas.

2. 2. 3. Jaringan Komunikasi

Pola komunikasi Public Relations dalam suatu organisasi pada prinsipnya adalah bahwa setiap bagian harus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuannya. Setiap bentuk organisasi, pendekatan dalam melakukan kegiatan komunikasi yang dipakai antara satu organisasi dengan organisasi lainnya, dimana mempunyai karakter yang berbeda dan bervariasi. Untuk mencapai pola komunikasi yang efisien dan efektif dalam suatu organisasi. Secara umum kegiatan Public Relations dapat berupaya untuk mengatur aktivitas komunikasi menajemen melalui pola komunikasi yang dapat dikelompokan menjadi Internal Communications dan Eksternal Communications baik itu dalam konteks saluran-saluran komunikasi formal maupun informal.

Menurut Rosenblatt yang dikutip Yulianita dalam bukunya Dasar-dasar Public Relations Komunikasi Internal adalah Komunikasi yang terjadi diantara orang-orang yang berada di dalam suatu perusahaan. Menurut Brennan yang dikutip Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek bahwa Komunikasi Internal adalah : Pertukaran gagasan diantara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan struktur yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertical didalam perusahaan atau jawata yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen). (1984:122) 8 |P e r a n a n
Komunikasi yang Efektif terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan definisi diatas bahwa komunikasi Internal merupakan pertukaran gagasan baik antara atasan dengan bawahan, atasan dengan atasan, bawahan dengan bawahan, sehingga bisa terjalin kerjasama yang baik dengan seluruh karyawan.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi internal adalah komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan kepada bawahannya dalam rangka member instruksi. Pendapat Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Komunikasi Internal dibagi menjadi dua dimensi yaitu :

1. Komunikasi Vertikal Komunikasi Vertikal maksudnya adalah Komunikasi dari pimpinan kepada bawahannya dan dari bawahan kepada atasan.

Komunikasi ke Bawah

Komunikasi ke bawah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari atas ke bawah. Komunikasi ke bawah biasanya diberikan oleh pimpinan kepada bawahan atau kepada para anggota organisasi dengan tujuan untuk memberikan pengertian mengenai apa yang harus dikerjakan oleh para anggota sesuai dengan kedudukannya. Pesan-pesan tersebut dapat dijalankan melalui kegiatan: Pengarahan, petunjuk, perintah, teguran, penghargaan, dan keterangan umum. Menurut Lewis (dalam Arni, 2002), komunikasi ke bawah juga dimaksudkan untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan, dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. Komunikasi ke bawah ini dapat diberikan secara lisan, tertulis, dengan gambar atau simbolsimbol, dalam bentuk surat edaran, pengumuman atau buku-buku pedoman karyawan/anggota.

Komunikasi ke Atas

Komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawah ke atas, yakni pesan yang disampaikan oleh para anggota organisasi/ bawahan kepada pimpinan. Komunikasi ini dimaksudkan untuk memberikan masukan, saran atau bahan-bahan yang diperlukan oleh pimpinan agar pimpinan dapat melaksanakan fungsi dengan sebaik-baiknya. Selain itu komunikasi ke atas ini juga menjadi saluran bagi para anggota/karyawan untuk

9 |P e r a n a n

Komunikasi yang Efektif terhadap Kinerja Karyawan

menyampaikan pikiran, perasaan yang berkaitan dengan tugas-tugasnya. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan: pemberian laporan, pemberian saran/pendapat, baik secara lisan, tertulis atau dengan menggunakan simbol dan gambar.

2. Komunikasi Horizontal Komunikasi horizontal atau mendatar terjadi diantara orang-orang yang mempunyai kedudukan sederajat atau satu level. Pesan yang disampaikan biasanya berhubungan dengan tugas-tugas, tujuan kemanusiaan, saling memberi informasi, penyelesaian konflik, dan koordinasi. Koordinasi diperlukan untuk mencegah tendensitendensi, selain itu juga dimaksudkan untuk memelihara keharmonisan dalam organisasi. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara; rapatrapat komite, interaksi informal, memo dan nota, dan lain-lain. Komunikasi Horizontal yaitu Komunikasi secara mendatar, antara karyawan dengan karyawan. (2003:123).

Jenis Komunikasi Internal menurut Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek ada dua jenis yaitu : 1. Komunikasi Personal yaitu Komunikasi antara dua orang dan dapat berlangsung dengan dua cara antara lain komunikasi tatap muka dan komunikasi bermedia. 2. Komunikasi kelompok yaitu komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka. (2003:125).

Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa jenis komunikasi internal dibagi menjadi dua yaitu komunikasi personal dan komunikasi kelompok. A. Prinsip prinsip komunikasi Internal Komunikasi dengan segala seginya merupakan hal yang sangat penting untuk mendapatkan perhatian dari seluruh anggota organisasi baik pada tingkat pelaksanaan maupun pada tingkat pimpinan. Ditinjau dari segi pembentukan prilaku administrasi yang diinginkan, komunikasi memainkan peranan yang turut menentukan dan tidak dikatakan dominasi. Demikan pentingnya komunikasi dalam usaha pimpinan mempengaruhi kegiatan, sikap dan tingkah laku bawahannya, maka penting juga untuk diketahui oleh mereka yang menjadi pimpian organisasi atau salah satu factornya yaitu bagaimana pimpinan dapat melaksanakan komunikasi yang efektif agar dapat memempin pegawainya dengan berhasil. 10 | P e r a n a n
Komunikasi yang Efektif terhadap Kinerja Karyawan

Pendapat Effendy dalam bukunya Psikologi Manajemen Dan Administrasi menyatakan bahwa : Kemampuan komunikasi secara efektif bagi seorang manager erat kaitannya dengan kepemimpinan yang berwibawa. Kalau seorang manager ingin memiliki kepemimpinan yang efektif maka ia perlu mempunyai kemampuan berkomunikasi secara efektif. (1989:134). Pendapat Suganda dalam bukunya Organisasi Komunikasi dan Teknik Memberi Perintah , jalannya organisasi akan dipengaruhi oleh komunikasi karena apabila komunikasi berjalan dengan baik maka akan mempermudah proses pencapaian tujuan perusahaan / organisasi. berjalan dengan baik, maka akan mempengaruhi bahkan menghambat pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Komunikasi ini merupakan alat penting guna menciptakan kerjasama dalam organisasi, komunikasi akan memungkinkan setiap anggota organisasinya untuk saling membantu, saling mengadakan interaksi dan saling mempengaruhi hingga organisasi tersebut tetap tegak. Hari kerja tiap pimpinan sesungguhnya dipenuhi oleh berbagai macam bentuk organisasi, misalnya memberikan perintah lisan, memberikan pengarahan, menerima informasi, laporan dan sebagainya. (1981:57).

Berdasarkan uraian tersebut, dapat kita lihat bahwa komunikasi dapat menciptakan kerjasama diantara pegawai atau anggota organisasi yaitu saling membantudan saling mempengaruhi dalam upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

B. Fungsi Komunikasi Internal Pemimpin yang ingin berhasil dalam proses pencapaian tujuan organisasi harus dapat memelihara dan menumbuhkan komunikasi didalam organisasi karena dengna adanya komunikasi yang efektif, merupakan cara untuk mempengaruhi orang lain, sehingga mereka mereka mengerti apa yang diperintahkan sehubungan dengan pelaksanaan komunikasi yangbaik, pimpinan dalam memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi yang efektif.

2. 2. 4. Hubungan Komunikasi Dengan Kinerja Banyak ahli komunikasi yang memiliki kesamaan pandangan mengenai hubungan antara proses komunikasi dan kinerja karyawan. Mereka bersepakat bahwa komunikasi 11 | P e r a n a n
Komunikasi yang Efektif terhadap Kinerja Karyawan

efektif dan tingkat kinerja perkantoran berhubungan secara signifikan. Memperbaiki komunikasi karyawan berarti memperbaiki kinerja karyawan. Pandangan tersebut mengisyaratkan diterimanya konsep-konsep sebagai berikut: - Komunikasi merupakan salah satu unsur penting yang menandai kehidupan di dalam suatu perusahaan. Ketika karyawan itu berharap dapat bekerja dalam sebuah manajemen yang efisien, maka di dalamnya mesti dilakukan langkah-langkah komunikasi internal secara terencana. - Komunikasi dapat digunakan untuk mengubah, mempertahankan, dan meningkatkan kemajuan sebuah perusahaan. Perusahaan yang berfungsi baik, ditandai oleh adanya kerjasama secara sinergis dan harmonis dari berbagai komponen. Senantiasa terjadi komunikasi, kerjasama, saling koreksi, dan terdapat sistem pembagian tugas antarkomponen tersebut. Suatu peusahaan dikonstruksi dan dipelihara dengan komunikasi. Artinya, ketika proses komunikasi antar komponen tersebut dapat diselenggarakan secara harmonis, maka perusahaan tersebut semakin kokoh dan kinerja karyawan akan meningkat.

2. 2. 5. Pengukuran Komunikasi Pengukuran komunikasi dapat dilakukan melalui media kuisioner yang diberikan kepada para karyawan. Salah satu kuisioner yang dapat dipakai adalah kuisioner yang telah dikembangkan oleh Norman, Christine dan Anne S. Milner (1997), The Impact Organizational Memory on Product Performance and Creativity, Journal of Marketing Research, 34 (February), 91-106. Kuesioner ini menggunakan skala tujuh poin, yang berisi sebagai berikut : 1. Bilamana karyawan mempunyai masalah, mereka harus bertanya kepada orang yang telah ditunjuk untuk menjawab. 2. Tidak ada keputusan mengambil tindakan sehingga atasan menyetujui keputusan. 3. Jika karyawan ingin mengambil keputusan sendiri, mereka akan segera dimarahi. 4. Mengikuti prosedur yang telah ditentukan untuk menyelesaikan pekerjaan terus menerus diutamakan. 5. Karyawan harus bertanya kepada atasannya sebelum mereka mengerjakan sesuatu. 6. Keputusan apapun yang dibuat karyawan haru mendapat persetujuan oleh atasan. 12 | P e r a n a n
Komunikasi yang Efektif terhadap Kinerja Karyawan

7. Tidak ada petunjuk khusus dan rinci berkaitan dengan apa yang harus dikerjakan oleh karyawan.(R) 8. Dalam organisasi ini, setiap orang mempunyai pekerjaan tertentu dan jelas untuk dikerjakan.

Kuisioner ini jelas menitikberatkan kepada proses komunikasi vertikal yang terjadi di dalam sebuah organisasi atau perusahaan, serta menyinggung tentang proses terjadinya birokrasi di dalam sebuah organisasi atau perusahaan.

2. 3. Kerangka Pemikiran

Komunikasi adalah dasar dari setiap usaha antar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia ingin membagi apa yang dirasakan dan diketahuinya. Sejak adanya peradaban manusia sampai sekarang, komunikasi semakin terus berkembang. Dengan berkomunikasi, terjadi proses penyesuaian diri manusia dengan lingkungannya agar dapat menyesuaikan dengan keadaan. Sama halnya dengan organisasi mutlak dibutuhkan adanya komunikasi, karena suatu organisasi mencakup kepentingan dua orang atau lebih yang saman diantaranya memerlukan koordinasi untuk mendapatkan hal yang lebih baik.

Jelaslah bahwa komunikasi memegang peranan penting dalam berorganisasi dan pengelolaan sumber daya yang dimiliki organisasi khususnya sumber daya manusia yang tidak dapat dilepaskan dari kegiatan komunikasi. Salah satu dimensi dari komunikasi organisasi yang memegang peranan penting dalam kelangsungan suatu organisasi adalah komunikasi vertical, karena terciptanya suatu hubungan timbal balik antara atasan dengan bawahan.

Proses Komunikasi yang Efektif


Transmission of encoded message trhrough media channels
Sumber : Argriris, 1994

Idea to be sent

Encoded idea

Noise

Idea received

Decoded idea

13 | P e r a n a n

Komunikasi yang Efektif terhadap Kinerja Karyawan

Arus komunikasi secara vertikal dari atas ke bawah, pihak pimpinan memberikan instruksi, petunjuk, informasi, penjelasan, penugasan dan hal lainnya kepada unit/kelompok dibawahnya. Kemudian arus komunikasi dari bawah ke atas yaitu bawahan memberikan laporan, pelaksanaan tugas, me mberikan saran, hingga pengaduan permasalahan dalam organisasi.

Pelaksanaan komunikasi, pimpinan harus melaksanakan syarat-syarat komunikasi, sehingga dapat mendorong sumber daya manusia yang ada searah lebih baik dalam melakukan tugasnya dengan hasil yang optimal.

Kinerja dikatakan meningkat jika untuk memperoleh hasil yang maksimal diperlukan cara kerja yang paling mudah, waktu singkat, alat teknologi yang diperlukan sehingga sasaran atau tujuan yang diharapkan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan uraian diatas, dapat diartikan bahwa fungsi komunikasi vertical dapat berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja pegawai dan organisasi.

Komunikasi Efektif
Menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi (2008:13) menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tidakan.

Peningkatan Kinerja
Prestasi kerja adalah sesuatu yang dikerjakan seseorang atau sekelompok kerja yang ditinjau berdasarkan kemampuan dan ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan dan akan mempengaruhi terhadap peningkatan jenjang karier.

Sedarmayanti (1996:145)

14 | P e r a n a n

Komunikasi yang Efektif terhadap Kinerja Karyawan

2. 4. Hipotesis Hipotesis yang dapat diambil dari uraian diatas adalah diduga keberhasilan suatu kinerja dari sebuah perusahaan sangat tergantung oleh proses komunikasi yang dilakukan. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang efektif memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan dalam suatu perusahaan.

15 | P e r a n a n

Komunikasi yang Efektif terhadap Kinerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Dilihat dari jenisnya penelitian ini tergolong penelitian survey dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, merupakan pendekatan keputusan yang menggunakan angka. Angka mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembuatan, penggunaa dan pemecahan model kuantitatif. Pemecahan masalah menggunakan model kuantitatif sangat menarik, karena hasil pemecahannya dipergunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Karenanya model kuantitatif dapat dipandang sebagai model keputusan.

Jenis penelitian menurut tingkat eksplanasi (penjelasan), penelitian ini dapat dikaji menurut tingkatnya yang didasarkan kepada tujuan dan objeknya. Pada tingkat eksplanasi penelitian termasuk kedalam penelitian asosiatif, yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat pengaruh atau peranannya, yaitu Peranan Komunikasi yang Efektif dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan.

3. 2 Populasi dan Sampel

Pada Research Output yang peneliti buat ini tidak menampilkan Populasi dan Sampel, dikarenakan Research Output ini hanya sebagai syarat lulusnya mata kuliah Metodologi Penelitian. Disamping itu keterbatasan waktu dan pengetahuan, juga menjadi faktor penyebabnya.

3. 3 Operasionalisasi Variabel

Perumusan masalah dari penelitian ini yaitu : Peranan Komunikasi yang Efektif dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan.

Setiap penelitian dibutuhkan adanya penjabaran variabel-variabel yang masih berbentuk konsepkonsep abstrak agar didapat suatu bentuk yang lebih nyata. Proses tersebut dinamakan operasionalisasi variabel.

16 | P e r a n a n

Komunikasi yang Efektif terhadap Kinerja Karyawan

Untuk memperjelas operasional variabel yang didapat dalam judul penelitian, maka peneliti mengemukakan definisi operasionalisasi variabel sebagai berikut :

Variabel X : Fungsi Komunikasi Vertikal

1. Peranan atau Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi ( ketentuan ) dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut. ( Friedman, M, 1998 : 286 )

2. Komunikasi Efektif , Menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi (2008:13) menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tidakan.

Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur Komunikasi adalah kuisioner yang telah

dikembangkan oleh Norman, Christine dan Anne S. Milner (1997), The Impact Organizational Memory on Product Performance and Creativity, Journal of Marketing Research, 34 (February), 91-106. Kuesioner ini menggunakan skala tujuh poin, yang berisi sebagai berikut : 1. Bilamana karyawan mempunyai masalah, mereka harus bertanya kepada orang yang telah ditunjuk untuk menjawab. 2. Tidak ada keputusan mengambil tindakan sehingga atasan menyetujui keputusan. 3. Jika karyawan ingin mengambil keputusan sendiri, mereka akan segera dimarahi. 4. Mengikuti prosedur yang telah ditentukan untuk menyelesaikan pekerjaan terus menerus diutamakan. 5. Karyawan harus bertanya kepada atasannya sebelum mereka mengerjakan sesuatu. 6. Keputusan apapun yang dibuat karyawan haru mendapat persetujuan oleh atasan. 7. Tidak ada petunjuk khusus dan rinci berkaitan dengan apa yang harus dikerjakan oleh karyawan.(R) 8. Dalam organisasi ini, setiap orang mempunyai pekerjaan tertentu dan jelas untuk dikerjakan. 17 | P e r a n a n
Komunikasi yang Efektif terhadap Kinerja Karyawan

Kuisioner ini jelas menitikberatkan kepada proses komunikasi vertikal yang terjadi di dalam sebuah organisasi atau perusahaan, serta menyinggung tentang proses terjadinya birokrasi di dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
Variabel Y : Kinerja Karyawan

Bambang Guritno dan Waridin (2005), Kinerja Karyawan merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan.

Indikator yang dapat digunakan sebagai pengukur suatu kinerja adalah salah satunya melalui kuisioner yang dikembangkan oleh Fisher, Richard T (2001), Role Stress The Type A Behavior Pattern, and External Auditor Job Satisfaction and Performance, Behavior Research and Accounting, ( Vol. 13. 164-176 ), adalah seberapa baik karyawan dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Memelihara kuantitas pekerjaan 2. Memelihara kualitas pekerjaan 3. Berkomunikasi secara lisan 4. Berkomunikasi secara tertulis 5. Menerima tanggung jawab dan mulai bertindak 6. Menggunakan keterampilan professional dan peduli dengan prestasi 7. Mengikuti kebijakan dan prosedur 8. Merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaan 9. Dapat beradaptasi pada situasi yang berbeda atau baru 10. Bekerja sama dengan baik dengan 10 karyawan lain dalam perusahaan 11. Menghadapi pelanggan eksternal 12. Mengawasi karyawan lainnya

Sebagai tambahan referensi, sistem pengukuran suatu kinerja karyawan menurut Mangkunegara (2006) meliputi :
Aspek kuantitatif yaitu :

5. Proses kerja dan kondisi pekerjaan, 6. Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan, 7. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan, dan 8. Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja

18 | P e r a n a n

Komunikasi yang Efektif terhadap Kinerja Karyawan

Aspek kualitatif yaitu :

5. Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan, 6. Tingkat kemampuan dalam bekerja, 7. Kemampuan menganalisis data/informasi, kemampuan/kegagalan menggunakan mesin/peralatan, dan 8. Kemampuan mengevaluasi (keluhan/keberatan konsumen/masyarakat). Dari Operasionalisasi variabel inilah peneliti dapat memberikan kuisioner sebagai media pengumpulan data

3. 4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu unsur atau komponen utama dalam melakukan riset ( Penelitian ), artinya tanpa data tidak akan ada riset dan data dipergunakan dalam suatu riset merupakan data yang harus benar, jika diperoleh data yang tidak benar maka akan menghasilkan informasi yang salah.

Pengumpulan data merupakan suatu langkah dalam metode ilmiah melalui prosedur sistemik , logis dan proses pencarian data yang valid, yang diperoleh secara langsung untuk keperluan analisis dan pelaksanaan pembahasan suatu riset secara benar dan menemukan kesimpulan memperoleh jawaban dan sebagai upaya untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi oleh peneliti.

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Studi Kepustakaan, yakni dibutuhkan untuk memperkuat data terutama sebagai acuan pengecekan ulang untuk kebenaran pengamatan. Selain itu juga membaca dan mempelajari buku serta dokumentasi lainnya dan mengutip pendapat-pendapat para ahli yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti.

2. Studi Lapangan, yaitu teknik penelitian data dengan penelitian langsung pada objek yang akan diteliti dengan cara-cara sebagai berikut :

a Observasi non partisipan, yaitu pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung ke objek penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan daftar Check List.

19 | P e r a n a n

Komunikasi yang Efektif terhadap Kinerja Karyawan

b. Angket ( Quesioner ) , merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Untuk mengukur skala ini digunakan skala likert masingmasing Pertanyaan diberi Skor 1 sampai 5 dengan bobot masing-masing pertanyaan sebagai berikut:

A. Jawaban a Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5 B. Jawaban b Setuju (S) dengan nilai 4 C. Jawaban c RaguRagu (R) dengan nilai 3 D. Jawaban d Tidak Setuju ( TS) dengan nilai 2 E. Jawaban e Sangat Tidak Setuju ( STS) dengan nilai 1

3. 5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yaitu proses penyederhanaan atau pengumpulan data kedalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca, menggambarkan, dan mendeskripsikan masalah yang diteliti menyangkut bagaimana cara dan alat penelitian.

Analisa data yang digunakan adalah analisa regresi, akibat dari adanya regresi menunjukkan adanya kearah rata-rata dari hasil yang sama pengukuran berikutnya, yaitu digunakan unuk analisis statistik yang digunakan dalam mengembangkan suatu persamaan untuk meramalkan suatu variabel dari kedua yang telah diketahui.( Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,Rineka Cipta , 2002, hal 264.)

Dalam penelitian ini menggunakan regresi sederhana dengan persamaan sebagai berikut:

Y= a+bX

Keterangan: Y: Variabel terikat X: Variabel bebas a : intersep atau pemotongan Y terhadap garis regresi b : koefisien regresi atau x.

uji t (t-test) untuk mengetahui variabel bebas yang diukur mempunyai pengaruh terhadap variabel terikatnya, maka di gunakan t hitung dengan rumus sebagai berikut :

20 | P e r a n a n

Komunikasi yang Efektif terhadap Kinerja Karyawan

t hitung =

Dimana : b : koefisien regresi parsial Se : standard error koefisien regresi

21 | P e r a n a n

Komunikasi yang Efektif terhadap Kinerja Karyawan

DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Peran Komunikasi dalam Organisasi. Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2008, Volume II, No. 2

Nurrohim, Hassa & Lina Anatan, Efektivitas Komunikasi Dalam Organisasi. Jurnal Manajemen, Vol.7, No.4, Mei 2009

Aryanti, Nel, Membentuk Komunikasi Efektif Dalam Dunia Kerja. Jurnal Ilmiah Manajemen & Bisnis, Vol. 02 No. 01 April 2002

Jannah, Royhatul, Fungsi Komunikasi Vertikal Dalam Meningkatkan Produktifitas Kerja Pegawai Di PT. Telkom, Tbk. Kandatel Bandung. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan, Bandung 2010 Masud, Fuad, Survai Diagnosis Organisasional Konsep dan Aplikasi. Universitas Diponegoro.

www.rastika.com/2013/04/ pengertian komunikasi menurut para ahli.html

http://definisiahli.blogspot.com/2013/05/ definisi kinerja menurut ahli tika.html

22 | P e r a n a n

Komunikasi yang Efektif terhadap Kinerja Karyawan

Anda mungkin juga menyukai