Anda di halaman 1dari 13

Birokrasi dan Politik: Reformasi Birokrasi sebagai Pemerintahan Yang Baik (Good Governance) di Indonesia Oleh Dwi Setia

Eka Putri (F1B010030) Pendahuluan Birokrasi dan Politik walaupun berada dalam institusi yang berbeda tetapi keduanya saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan. Keduanya dapat menghasilkan relasi yang dinamis konstruktif walaupun sebaliknya dapat juga meminggirkan kepentingan publik. Menurut Etzioni- a!ely birokrasi adalah organisasi hirarkis pemerintah yang ditunjuk untuk menjalankan tugas melayani kepentingan umum. "iri khas yang melekat dalam tubuh birokrasi adalah bentuk organisasi yang berjenjang# rekrutmen berdasarkan keahlian dan bersifat impersonal. "iri inilah yang mendeskripsikan bagaimana perjalanan birokrasi sebagai institusi yang kaku dan $enderung resisten terhadap pembaharuan. Begitu pula sepanjang perjalanan politik masyarakat khususnya masyarakat %ndonesia# birokrasi merupakan instrumen politik yang sangat penting dan efektif dalam mendukung suatu rezim pemerintahan yang sedang berlangsung. Keadaan tersebut akhirnya menjelaskan pola-pola pemanfaatan birokrasi sebagai $erminan kekuasaan yang berlangsung terhadap masyarakat yang diperintahnya. &e$ara historis di %ndonesia# $erminan birokrasi dimulai dari pas$a kemerdekaan yang dimana terdapat warna-warni politisasi sekaligus fragmentasi politik sedang berlangsung dalam penyelenggaran pemerintahan. Proses politisasi dan fragmentasi ini dideskripsikan dengan terdapatnya sejumlah besar aparat birokrasi pemerintahan yang terkapling-kapling dalam partai-partai politik untuk memperoleh dukungan semata se$ara kompetitif. Keadaan tersebut pada akhirnya menjurus ke arah disintegrasi bangsa# krisis multidimensi# dan keterpurukan ekonomi yang signifikan. 'enomena yang a$apkali terangkat di %ndonesia mengenai politisasi birokrasi# terjadi khususnya pada masa pemerintahan Orde Baru. Masa pemerintahan Orde Baru menunjukkan betapa kuatnya birokrasi sebagai
1

instrumen represif yang efektif mendukung pemerintahan &oeharto pada masanya tersebut. (epresifitas pemerintahan ini terlihat dari $erminan proses kebijakan publik yang dimana kepentingan penguasa itu merupakan orientasi utama daripada kepentingan masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik oleh birokrasi. Birokrasi yang terjadi pada masa ini dapat dikatakan sebagai officialdom atau kerajaan pejabat# yakni suatu kerajaan yang bekerja berdasarkan tatanan hierarkis sebagai perwujudan dari tingkatan otoritas dan kekuasaannya). Pola officialdom ini menjelaskan betapa kuatnya para pejabat tersebut dalam tatanan hierarkis# dan betapa lemahnya rakyat yang terdapat di luar hierarki tersebut. "ara-$ara yang dilakukan melalui *kerajaan pejabat+ atau officialdom ini menjadikan masyarakat tergantung pada pejabat-pejabat pemerintahan ini dan bukan sebaliknya. &ehingga se$ara otomatis hal ini memiliki ke$enderungan politisasi birokrasi# yang berujung pada sistem pemerintahan otoritarian dan tidak demokratis. Penjelasan atasa $ara-$ara officialdom pada dasarnya berangkat dari konsepsi ,eberian# yang dimana pejabat birokrasi pemerintah adalah sentra dari penyelesaian urusan masyarakat-. &ehingga dalam pelaksanaan kebijakan publik dan pelayanannya $enderung tertutup akan keterlibatan masyarakat serta kurang $o$ok dalam peme$ahan masalah-masalah yang terjadi di masyarakat. &ebagai $ontoh antara tahun )./0 sampai dengan tahun )..1# Pegawai 2egeri &ipil 3P2&4 yang notabene sebagai birokrat publik diharuskan mendukung 5olongan Karya 35olkar4 sebagai partai pendukung pemerintahan. 6ukungan tersebut dilangsungkan se$ara keanggotaan P2& dan dijaring ke dalam Korps Pegawai (epublik %ndonesia 3KO(P(%4 yang merupakan underbouw 5olkar. Keterlibatan pegawai negeri sebagai anggota maupun pendukung salah satu partai politik 35olkar4# menyebabkan posisi birokrasi tidak lagi netral dan menjadi menjadi suatu ranah kepentingan semata. Kebijakan monoloyalitas pegawai negeri kepada pemerintah dalam prakteknya diselewengkan menjadi loyalitas tunggal kepada 5olkar. Pada akhirnya KO(P(% menjadi satu-satunya alat efektif untuk mengikat pilihan politik pegawai negeri kepada 5olkar dan mendukung
1

Prof. DR. Miftah Thoha., MPA, Birokrasi dan Politik di Indonesia (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), 2 !. 2 Ibid, "ihat Birokrasi Weberian, 1#.

pemerintahan. Birokrasi publik selama masa pemerintahan Orde Baru menjadi instrumen efektif bagi penguasa untuk mempertahankan kekuasaannya. &etelah jatuhnya pemerintahan Orde Baru dan hadirnya reformasi dalam skala politik# tingkat kredibilitas birokrasi dalam demokrasi pemerintahan akhirnya dipertanyakan se$ara masif. 7kumulasi keke$ewaan yang berakibat pada rendahnya keper$ayaan masyarakat terhadap birokrasi# ditandai dengan mengalirnya protes dan demonstrasi yang hebat oleh seluruh komponen masyarakat di %ndonesia atas akuntabilitas birokrasi selama pemerintahan sebelumnya. Krisis keper$ayaan tersebut akhirnya men$apai pada keadaaan dimana ide-ide demokrasi diharuskan masuk dalam tataran birokrasi# seperti reformasi yang tidak hanya sekedar dalam ranah pemerintahan politik# melainkan reformasi birokrasi sebagai penyelenggaraan pelayanan publik. (eformasi Birokrasi# 6emokrasi dan 8ata Pemerintahan yang Baik 3Good Governance4 untuk %ndonesia (eformasi tahun )..1 menjadikan suatu pintu menuju proses demokrasi dan demokratisasi di %ndonesia. 2amun disamping itu# disintegrasi bangsa# krisis multidimensi sosial dan keterpurukan ekonomi yang terjadi pada masa ini tidak dapat terselesaikan selain mereformasi juga proses penyelenggaraan publik yang se$ara integral terdapat dalam birokrasi. Mainframe birokrasi yang menggunakan indikator-indikator seperti efisiensi dan efektifitas yang akhirnya $enderung memiliki kewenangan monopolis tidak dapat menjawab kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik9. Maka dari itu# reformasi birokrasi menjadi diskursus yang sedang diran$ang sebagai instrumen pen$apaian keadilan sosial. (eformasi birokrasi pada dasarnya bertujuan merubah sistem birokrasi dengan standar nilai demokrasi empirik seperti akuntabilitas# menghargai hak-hak dasar dan terbuka bagi masyarakatnya. (obert 6ahl pun menjelaskan pula bahwa indikator bagi pelaksanaan demokrasi se$ara empirik dapat dilakukan ketika
!

D$i%anto, A&'s dkk, Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia ((o&%akarta: Gadjah Mada )ni*ersit%, 200+), 4,.

adanya pengawasan diluar pemerintahan 3masyarakat4 akan kebijakan konstitusi dalam penyelenggaraan pemerintahan:. Oleh karena itu# landasan-landasan demokrasi men$iptakan dalam reformasi publik birokrasi yang merupakan aspek civil penting ervice. untuk ;ika birokrasi mengutamakan

penyelenggaran pemerintahan yang berangkat dari civil ervice ter$ipta# maka berimplikasi juga pada pemerintahan demokratis yang dijalankan se$ara maksimal# proporsional# konstitusional dan bertanggung jawab. 7dapun kekhawatiran yang fundamental dalam proses reformasi birokrasi merupakan perihal yang wajib dipertanyakan juga# agar tidak ter$iptanya suatu birokrasi yang tetap biasa 3 ta!nan4 ataupun lebih menjadi *setan birokrasi+ yang terjerat Korupsi# Kolusi dan 2epotisme 3KK24 karena pengaruh kekuasaan buruk 3bad !overnment4 dalam penyelenggaraannya. &alah satu upaya yang mendasar untuk mendukung reformasi birokrasi se$ara utuh adalah harus memiliki ukuran kinerja yang diawasi oleh masyarakat ataupun take"older# take"older masyarakat lainnya. 7da lima indikator yang biasanya digunakan untuk mengukur kinerja birokrasi sebagai penyelenggaraan pelayanan publik 0# yaitu sebagai berikut< ). Produkti!itas Konsep produkti!itas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi# tetapi juga efekti!itas pelayanan. Pada dasarnya ukuran produkti!itas dapat dinilai bagaimana dan sejauh mana pelayanan publik itu memiliki hasil yang diharapkan. -. Kualitas =ayanan Kualitas layanan merupakan indikator penting dalam menjelaskan kinerja pelayanan publik. Karena hal ini sangat terkait dengan kepuasan masyarakat sebagai objek pelayanan itu sendiri dan menjadi parameter untuk menilai kinerja birokrasi publik se$ara utuh.
4

"ihat Ro-ert Dah. da.a/ Gaffar, Afan, Politik Indonesia: Transisi Menuju Demokrasi ((o&%akarta: P'staka Pe.ajar, 200#), #. 0 D$i%anto, A&'s dkk, Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia ((o&%akarta: Gadjah Mada )ni*ersit%, 200+), 00 01.

9. (esponsi!itas (esponsi!itas adalah kemampuan birokrasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat# menyusun agenda dan prioritas pelayanan# serta mengembankan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. %ndikator kinerja ini se$ara langsung menggambarkan kemampuanbirokrasi publik dalam menjalankan misi dan tujuannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. ;ika responsi!itas birokrasi ini rendah# maka dapat dipastikan kinerja birokrasi publik tersebut jelek pula. :. (esponsibiltas (esponsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan birokrasi publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang baik dan benar atau sesuai dengan kebijakannya# baik se$ara eksplisit maupun implisit 3=en!ine# )..>4/. 0. 7kuntabilitas 7kuntabilitas birokrasi publik menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan birokrasi tunduk pada para pejabat yang dipilih oleh rakyat. 7sumsinya adalah bahwa para pejabat itu dengan sendirinya akan selalu merepresentasikan kepentingan rakyat. Maka dari itu kinerja birokrasi publik tidak dapat dilihat hanya dari ukuran internal yang dikembangkan oleh birokrasi publik atau pemerintah# seperti pen$apaian target. Melainkan juga dinilai dari ukuran eksternal# seperti nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. 6ari kelima indikator nilai ukur reformasi birokrasi tersebut# se$ara sederhana diharapkan peranan birokrasi publik dapat men$iptakan proses penyelenggaran pelayanan publik menjadi lebih demokratis dan berujung pada $ita-$ita tata pemerintahan baik dan bersih# yang biasa disebut dengan Good
#

Ibid .ihat "en*ine, 01.

Governance. 8ata pemerintahan yang baik atau Good Governance merupakan suatu konsep yang menekankan peranan birokrasi publik agar memberikan pelayanan yang berkualitas terhadap masyarakat# transparan# akuntabilitas publik dan pelaksanaan manajerial yang bersih bebas dari korupsi?. &e$ara konseptual# Good Governance dijelaskan sebagai suatu kondisi yang menjamin adanya proses kesejajaran# kesamaan# kohesi dan keseimbangan peran dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Peran-peran yang saling mengontrol di dalamnya pada dasarnya terdiri dari tiga komponen# yakni pemerintah 3!overnment4# rakyat 3citi$en4# dan usahawan yang berada di sektor swasta. Ketiga komponen ini diharapkan menjadi sektor-sektor yang saling mengawasi serta menge!aluai penyelenggaraan pelayanan publik sehingga tidak terjadi ke$enderungan pemanfaatan terhadap sektor publik# terkhususnya birokrasi itu sendiri.
2ektor 2$asta Pe/erint ah ata' 3e&ara

Rak%at (*iti+en ) Ga/-ar 1. Tiga Komponen Good Governan e dalam garis pemanfaatan dan penga!asan "#$DP% &''()

6ari gambaran diatas dalam tatanan pemerintahan yang baik# kesetaran diharapkan mampu diimplementasikan dalam garis-garis pengawasannya masingmasing. 2amun komponen rakyat sebagai harus memperoleh peran utama# karena sesuai dengan $ita-$ita demokrasi dalam reformasi birokrasi yaitu kekuasaan penyelenggaran pelayanan bukanlah berorientasi pada kekuasaan# melainkan terhadap rakyat itu sendiri. 6emikian juga peran sektor swasta sangat mendukung proses keseimbangan kekuasaan dan juga efisiensi# efekti!itas# kredibilitas# akuntabalitas#
1

responsi!itas

dan

responsibilitas

yang

diharapkan

dalam

Prof. DR. Miftah Thoha., MPA, Birokrasi dan Politik di Indonesia (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), #1.

pelaksanaan birokrasi publik. &edangkan negara memiliki peranan sebagai kekuasaan yang dapat mengatur jika adanya kemungkinan sistem administrasi publik oleh swasta yang tersentralistik dan otokratis1. Pendayagunaan 7paratur Birokrasi 2egara dalam Mendukung 8ata Pemerintahan @ang Baik Good !overnance yang dikatakan demikian sebagai konseptualisasi aksi untuk men$apai pelayanan publik ke arah kesetaraan dan keadilan dalam sosial kemasyarakatan. Oleh karenanya perlu di$iptakan mekanisme yang sinergis antara pemerintah# swasta dan masyarakat. 6ari sisi pemerintah peranan aparatur negara inilah yang merupakan aspek penting# karena profesionalitas dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat ada padanya. Penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat berbekal tugas yang sangat luas dan kompleks sehingga akhirnya $enderung menyebabkan masalah baru dalam civil ervice. Permasalahan tersebut terkait dengan apartur birokrasi yang statis dan kurang peka terhadap perubahan lingkungan sosialnya. Potret kelemahan birokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik# pada dasarnya menjadi sorotan berbagai kalangan. 8erlebih lagi pandangan masyarakat terhadap para birokrat-birokrat yang terkesan sinis# karena berangkat dari asumsi bahwa mereka 3aparatur birokrasi4# adalah sekelompok manusia *pemangsa+ yang $enderung Korupsi# Kolusi dan 2epotis 3KK24. &elain itu sering pula terdengar kritik tajam terhadap aparatur birokrasi di %ndonesia khususnya# yang dinilai kualitas kerjanya rendah# biaya mahal dan boros# miskin informasi dan hanya mementingkan dirinya sendiri. 7kar permasalahan aparatur birokrasi dalam penyelenggaraan negara maupun pelayanan publik pada dasarnya karena kurangnya komitmen# tanggung jawab# profesionalisme dan tidak konsistennya penegakan hukum birokrasi. &ehingga kalau kita kelompokkan# paling tidak ada empat permasalahan besar yang dihadapi# yaitu 3)4 kelembagaan dan ketatalaksanaanA 3-4 sumber daya
+

Ibid, #0.

manusiaA 394 pengawasanA dan 3:4 pelayanan publik. 6ari keempat poin tersebut# berikut adalah penjelasan bagaimana pendayagunaan aparatur birokrasi# terutama dalam hal yang harus dibenahi< ). Penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan 6imaksudkan untuk menyempurnakan kembali sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan aparatur negara dalam pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan yang difokuskan pada pelaksanaan desentralisasi agar dapat berjalan lebih efektif dan efisien. &asarannya adalah ter$iptanya struktur kelembagaan yang lebih dinamis# efektif dan efisien dengan sistem ketatalaksanaan yang memperjelas penataan kewenanganBurusan dan memperlan$ar hubungan kerja antara pemerintah 3pusat4# pro!in$i dan kabupatenBkota untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah. -. Peningkatan kapasitas &6M aparatur 6imkasudkan untuk meningkatkan kualitas# profesionalisme dan produkti!itas aparatur negara dalam melaksanakan tugas dan fungsinya se$ara lebih tertib dan dipertanggung jawabkan. &asarannya adalah terwujudnya aparatur negara yang profesional dan berkualitas dalam melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan. Cpaya penyempurnaan lebih difokuskan kepada< a. restrukturasi dan relokasi P2& sesuai dengan kapasitas yang dimiliki sebagai konsekuensi diterapkannya penataan kelembagaan seabgaimana diatur di dalam PP nomor :) 8ahun ->>? tentang Organisasi Perangkat 6aerahA b. menyempurnakan sistem rekrutmen P2& yang lebih transparan# obyektif dan kompetitif berbasis kompetensi 3com%etenc& ba e4A $. merumuskan kompetensi jabatan P2& dan sistem penilaian kinerja pegawai# sistem pengembangan karier pegawai yang obyektif dan transparan sehingga memungkinkan dilakukannya sistem mutasi dan rotasi P2& antar instansi maupun antar daerah guna mendukung merit & temA

d. menyempurnakan sistem pendidikan dan pelatihan jabatan P2& yang lebih tepat dan selektif sesuai dengan kebutuhan kerjaA e. memperbaiki komposisi jumlah dan mutu P2&# melalui perbaikan sistem penggajian P2& yang adil dan transparan baik selama menjadi P2& maupun setelah pensiun# yang dapat memenuhi kebutuhan hidup layakA f. menyusun dan melaksanakan sistem pemberian penghargaan dan sanksi 3reward and %uni "ment4 kepada P2& se$ara konsisten dan proporsionalA g. memantapkan netralitas P2& dalam melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan. 9. Pengawasan aparatur negara &trategi ini diperlukan untuk mewujudkan aparatur negara yang bersih# berwibawa dan bebas KK2. &asarannya adalah memberantas korupsi# kolusi dan nepotisme di lingkungan aparatur birokrasi negara yang didukung dengan penegakan peraturan# peningkatan kinerja dan profesionalisme aparatur negara baik di pusat maupun di daerah. :. Peningkatan kualitas pelayanan publik 8ujuan dari strategi ini untuk peningkatan kualitas pelayanan publik di semua bidang pemerintahan dan pembangunan# sesuai dengan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah unit-unit kerja pemerintah pusat dan daerah. &asarannya adalah terselenggaranya pelayanan publik yang $epat# tepat# murah dan memuaskan masyarakat sebagai konsumen. Keempat poin di atas pada dasarnya merupakan esensi semangat atau upaya pen$apaian $ita-$ita kepemerintahan yang baik 3!ood !overnance4 oleh aparatur birokrasi negara. &ehingga diharapkan dapat men$iptakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif di %ndonesia se$ara implisit maupun mendorong pelayanan berbasis kesejahteraan rakyat se$ara eksplisit. Penguatan Kelembagaan Birokrasi sebagai Pemerintahan Politik yang Baik

Kelembagaan birokrasi merupakan suatu wadah penyelenggaraan pemerintahan maupun pelayanan publik yang diper$aya dapat membangun tuntutan pembangunan dan keadilan sosial dalam negara. 6alam perkembangannya# kelembagaan birokrasi memiliki sifat loyal terhadap $iri pemerintahan yang sedang berkembang. &eperti pada masa Orde Baru yang dijalakankan oleh pemerintahan otoriter# maka kelembagaan birokrasi pada masa itu sangatlah kuat dan patuh kekuasaan sehingga minim akan ino!asi dan perkembangan pelayanan. &ebaliknya pada masa reformasi ketika timbulnya uforia demokrasi yang tidak berdasar# pada akhirnya birokrasi menjadi kurang berkualitas. Cntuk mengantisipasi kekurangan yang terjadi dalam lembaga birokrasi# agar tidak terlalu monoton dan mal-administratif maka pada dasarnya haruslah ada strategi penguatan kapasitas kelembagaan dalam birokrasi tersebut. Penguatan kapasitas kelembagaan se$ara konseptual dapat dilihat dari sisi indi!idu sistem maupun kelembagaannya. 6ari sisi pemerintahan politik# sangat dilihat dari kemampuannya dalam merespon tuntutan dan kebutuhan masyarakatnya.. Beberapa langkah strategis yang perlu dilakukan sebagai penguatan kelembagaan yang berangkat dari reformasi birokrasi# dapat dijelaskan sebagai berikut< ). 6esentralisasi a. Cntuk menjamin terwujudnya pelayanan umum yang murah dan berkualitas. b. Cntuk menjamin terwujudnya keselarasan dengan program reformasi lainnya. -. (estrukturasi a. Menjamin agar struktur organisasi pemerintahan mulai di tingkat pusat# pro!insi dan kabupatenBkota bnar-benar mendukung pen$apaian tugas dan fungsi masing-masing dengan efektif dan efisien.
,

Pra/'sinto A&'s, dkk, Reformasi Birokrasi,Kepemimpinan dan Pela-anan Publik ((o&%akarta: Ga*a Media, 200,), +0.

10

b. Menjamin agar biroktasi pemerintahan tidak *gemuk+. 9. (eformasi &istem Kepegawaian a. Mengembangkan dan melaksanakan sostem kepegawaian yang berorientasi kepada kinerja# serta menediakan insentif bagi pegawai yang berprestasi dan penghargaan yang layak. b. Menjamin administrasi kepegawaian yang dapat menyediakan informasi se$ara akurat guna memudahkan pengambilan keputusan yang tepat# obyektif dan transparan dalam peren$anaan pegawai# pembinaan dan pengembangan pegawai yang muaranya sebagai instrumen akuntabilitas. $. Munumbuhkan jiwa korsa serta mengupayakan sikap netral bagi seluruh pegawai negeri# sehingga pelayanan kepada masyarakat menjadi adil dan non partisan. :. (emunerasi a. Menyiapkan sistem remunerasi yang didasarkan pada bobot jabatan dan kinerja serta menjadikan sistem remunerasi tersebut sebagai bagian dari sistem penghargaan bagi pegawai negeri sispil se$ara umum. b. Mengurangi distorsi dan ketidakadilan dalam remunerasi diantara pejanat struktural dan fungsional itu sendiri. 0. 7nti Korupsi Memperke$il peluang 3kesempatan4 terjadinya korupsi. Menurut ,.&te!e 7lbre$ht# jawaban atas pertanyaan mengapa terjadi korupsi dalam organisasi disebabkan oleh tiga faktor# yaitu< indi!idu# tempat kerja dan komunitas. Cntuk memperbaiki kondisi akibat korupsi maka persoalan korupsi hendaknya menjadi tujuan utama organisasi 3mengeliminir korupsi4. "ara terbaik untuk meminimalisir korupsi adalah dengan men$egah terjadinya. Korupsi tidak akan terjadi tanpa ada kesempatan. Oleh karena itu organisasi pemerintah harus dapat menghilangkan kesempatan terjadinya korupsi melalui langkah-langkah sebagai berikut< a. mengidentifikasi sumber serta mengukur resiko korupsiA
11

b. mengiplementasikan pengendalian pen$egahan dan pendeteksianA $. men$iptakan pemantauan se$ara lebih luas baik oleh pegawai maupun masyarakatA d. memfungsikan pengawasan idependen termasuk dalam fungsi audit. Cntuk men$egah korupsi seperti tersebut diatas biasa dikenal dengan Program 7nti Korupsi 3Fraud 'ontrol Plan4. Kesimpulan Penyelenggaraan pelayanan publik pada dasarnya merupakan aspek terpenting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu birokrasi sebagai sektor yang penting dalam penyelenggaraan tersebut adalah faktor yang harus diperhatikan dalam perkembangannya. Birokrasi publik sangat dipengaruhi oleh rejim pemerintahan yang sedang berlangsung dalam negara# terkhususnya di %ndonesia yang ketahui se$ara historis terjadi politisasi akan birokrasi publik tersebut. Maka sejak era pen$apaian demokrasi melalui reformasi )..1# diharapkan birokrasi pun mampu menjawab tantangan seperti disintegrasi bangsa# krisis multidimensi sosial dan keterpurukan ekonomi yang terjadi sebelumnya melalui reformasinya sendiri. (eformasi birokrasi sebagai semangat demokrasi diharapkan mampu mengefisiensikan pen$apaian target# akan tetapi juga mengefektifitaskan pelayanan serta pemberdayaan masyarakat melalui produkti!itas# kualitas layanan# responsi!itas# responsibilitas dan akuntabilitas.

Referensi 6wiyanto# 7gus dkk. (eforma i Birokra i Publik di )ndone ia. @ogyakarta< 5adjah Mada Cni!ersity# ->>1.

12

Endan# &uhendar dan @ohana Budi ,inarni. Petani dan *onflik +!raria. Bandung< @ayasan 7katiga# )..?. 5affar# 7fan. Politik )ndone ia, -ran i i Menu.u Demokra i. @ogyakarta< Pustaka Pelajar# ->>/. Pramusinto 7gus# dkk. (eforma i Birokra i#*e%emim%inan dan Pela&anan Publik. @ogyakarta< 5a!a Media# ->>.. Prof. 6(. Miftah 8hoha.# MP7. Birokra i dan Politik di )ndone ia. ;akarta< P8 (aja5rafindo Persada# ->>:. &yafiie# %nu Ken$ana. )lmu +dmini tra i Publik. ;akarta< P8 7sdi Mahasatya# ->>/.

1!

Anda mungkin juga menyukai