BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengukuran tegangan tinggi berbeda dengan pengukuran tegangan rendah,
sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegan
gantinggi yang akan diukur dalam pengujian tegangantinggi, yaitu tegangan tinggi
bolak-balik, tegangan tinggisearah, dan tegangan tingg iimpuls. Pengujian
tegangan tinggi pada umumnya diperlukan untuk mengetahui apakah peralatan
tegangan tinggi yang diuji masih memenuhi standar kualitas dan kebutuhan yang
dispesifikasikan pada peralatan tersebut.
Lingkup studi teknik tegangan tinggi mencakup semua masalah seperti
studi tentang korona, teknikisolasi, tegangan lebih pada system tenaga listrik,
proteksi tegangan lebih, dan lain-lain. Dengan begitu banyaknya masalah yang
mencakup tegangan tinggi, maka dibutuhkanlah pengujian tegangan tinggi dengan
maksud sebagai berikut:
1. Untuk meneliti sifat-sifatl istrikdielektrik yang baru ditemukan, sebagai usaha
dalam menemukan bahan isolasi yang lebih murah.
2. Untuk verifikas ihasil rancangan isolas ibaru, yaitu hasil rancangan yang telah
dikurangi volume isolasinya.
3. Untuk memeriksa kualitas peralatan sebelum terpasang, halini dilakukan untuk
menghindarkan kerugian bagi pemakaiperalatan.
4. Untuk memeriksa kualitas peralatan setelah beroperasi dalam rangka
mengurangi kerugian semasa pemeliharaan.
Perlunya pengujian tegangan tinggi seperti diuraikan di atas menuntut
adanya cabang studi tegangan tinggi yang membahas khusus pengujian tegangan
2
tinggi. Studi ini akan mempelajari carakerja dankarakteristik peralatan-peralatan
uji tegangan tinggi dan prosedur pengujian yang telah distandarisasi. Adapun
peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk pengujian tegan gantinggi adalah:
1. Pembangkittegangantinggi yang terdiriatas: pembangkittegangantinggi ac,
pembangkit tegangan tinggi dc, dan pembangkit tegangan tinggi impuls.
2. Alat ukur tegan gantinggi yang terdir iatas alat ukur tegangan tinggi dc, alat
ukur tegangan tinggi ac, dan alat ukur tegangan tinggi impuls.
2. Alat pengukur sifat listrik dielektrik, antara lain alat ukur rugi-rugi dielektrik,
alat ukurt ahanan isolasi, alat ukur konduktivitas, dan alat uku rpelua han
parsial.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Hampir semua pengujian dan percobaan dengan tegangan tinggi bolak-
balik mensyaratkan nilai tegangan yang teliti. Hal tersebut umumnya hanya akan
terpenuhi jika pengukuran dilakukan pada sisi tegangan tinggi; untuk itu telah
disusun berbagai cara dalam mengukur tegangan tinggi bolak-balik. BentukV(t)
untuk tegangan tinggi bolak-balik sering menyimpang dari bentuk sinus. Dalam
teknik tegangan tinggi, nilaipuncak V dan nilai efektif V ef memiliki arti yang
sanga tpenting :
Vrms =
(t) dt
Untuk pengujian tegangan tinggi besaran
didefinisikan sebagai
tegangan uji. Di sini diandaikan bahwa penyimpangan bentuk tegangan tinggi dari
bentuk sinus masih dalambatas yang diijinkan. Untuk sinusoidal murni
=
Vrms
2.1. PROSES PEMBANGKITAN TEGANGAN TINGGI AC
Bentuk tegangan tinggi yang dibangkitkan dapat berupa: Tegangan AC,
DC (konstan) atau Impuls. Tegangan AC dan DC digunakan untuk transmisi daya
listrik, juga dipakai untuk tujuan pengujian. Sedangkan tegangan tinggi Impuls
dibutuhkan untuk investigasi renspons isolasi pada system transmisi (termasuk
peralatan) terhadap gangguan transien akibat Surja hubung dan surja petir.
Pembangkitan tegangan tinggi AC dapat dilakukan dengan menggunakan
Generator sinkron (motor-driven synchronous generator), namun kebanyakan
menggunakan trafo ujisatu phasa yang disupply oleh tegangan distribusi (110 V
atau 240 V, 50/60 Hz). Untuk keperluan pengujian tegangan tinggi, dituntut
tegangan yang naik secara perlahan-lahan (smooth and gradually). Untuk itu
4
tegangan input distribusi yang merupakan fixed mains Voltage terhubung dengan
variable-voltage transformer yang berfungsi sebagai pengatur tegangan pada sisi
primer trafo uji tegangan tinggi
2.1.1. Single step up Transformers
Rangkaian listrik dasar dari pada pembangkitan tegangan tinggi (test-set) untuk
menghasilkan tegangan tinggi AC frekwensi daya hingga 200 kV diperlihatkan
pada gambar 1.
Tegangan input (main supply) sebelum disupply ke kumparan primer trafo uji,
terlebih dahulu melalui variable transformer (yaitu: variable voltage toroidal auto-
transformer, variac), rating dari Test-set commercial berupa tegangan out put
dalam kV dan daya dalam kVA. Adapun konstruksi dari test-set dibagi kedalam 2
katagori, yaitu:
(1). Portable unit, dengan tegangan out put hingga 50 kV dan rating daya
1-2 kVA
(2). Large fixed unit, dapat beroperasi hingga 200 kV, rating daya output
nya besar dan ditentukan oleh factor-faktor fisik dan berat, yang
dapat mecapai 100 kVA
Gmbr 1
5
Jika terjadi flash over, atau breakdown internal pada obyek uji, maka
sudah barang tentu transformer sebagaimana gambar 1. akan mengalami kondisi
over load dan short circuit. Konsekwensinya, isolasi dari trafo uji harus didesign
tahan terhadap tegangan tinggi surja yang menyebabkan kegagalan pada obyek
uji.
2.1.2. Kaskade Transformer
Hubungan kaskade trafo uji umumnya dipakai untuk mendapat tegangan
yang lebih tinggi yang melebihi beberapa ratus kV. Pada gambar 2. Diperlihatkan
kaskade 2 buah transformer dengan spesifikasi tegangan 240V/200kV. Tangki dan
inti pada Transformer T
1
ditanahkan, main voltage berasal dari variable-voltage
transformer, Ujung terminal sekunder T
1
(d
1
) juga ditanahkan, sedangkan terminal
outputnya yang berasal dari c
1
dan e
1
dihubungkan ke primer T
2
(a
2
b
2
). Dari
bentuk kaskade 2 buah trafo, maka akan dihasilkan tegangan output sebesar 400
kV terhadap tanah (c
2
d
1
).
2.1.3. Kontrol tegangan pada trafo uji
Semua bentuk pengujian, merekomendasikan agar tegangan uji yang
diberikan bergerak naik secara gradual dan smooth dari nilai 0 hingga pada level
tegangan uji. Keadaan ini dapat dilakukan dalam beberapa cara. Yaitu:
Gmbr 2
6
menggunakan slider resistance control sebagaimana yang diperlihatkan pada
gambar 3, menggunakan tapped transformer sebagaimana terlihat pada gambar 4,
menggunakan induction regulator sebagaimana terlihat pada gambar 5.
Untuk trafo uji yang kecil dengan output daya dibawah 5 kVA, control resistance
mempunyai keuntungan, selain murah, mudah, distorsi bentuk gelombang
tegangannya pun kecil. Sedangkan untuk unit dengan kVA yang besar, Large size
dan cost of resistance bersama-sama dengan rugi-rugi daya merupakan hal yang
tidak menguntungkan.
Gambar 4. Menggambarkan metode control output tegangan tinggi yang
akurat. Primer dari trafo uji dihubungkan dengan tap-tap yang yang tedapat pada
sisi sekunder trafo regulasi. Untuk menghindari surja pada output tegangan tinggi
berkenaan dengan terbukanya sisi sekunder pada trafo regulasi akibat perpindahan
tap, digunakan two contact brushes, brushes berhubungan dengan adjacent studs
dan buffer resistance, atau reactance coil, Keadaan yang demikian ini mencegah
terjadinya short circuit pada bagian kumparan transformer. Keuntungan dari
metode ini, selain efisiensinya tinggi, distorsi bentuk gelombangnya kecil, namun
regulasinya tidak smooth kecuali jika menggunakan jumlah tap yang banyak.
Untuk trafo uji pada heavy duty, regulator induksi dapat digunakan untuk
mengontrol input tegangan pada trafo uji, sebagaimana diperlihatkan pada gambar
5.
7
2.2. MENENTUKAN KAPASITAS TRANSFORMATOR PENGUJI
Sebagai sumber tegangan tinggi arus bolak-balik biasanya menggunakan
sebuah transformator satu fasa. Hal ini disebabkan karena pengujian biasanya
dilakukan untuk setiap fasa, dan setiap kali yang diuji hanyalah satu fasa. Cara ini
akan memudahkan pengukuran dan pengamatan hasil pengukuran. Bentuk
rangkaian belitan dari transformator tenaga satu fasa adalah sebagai berikut:
Belitan tegangan rendah adalah belitan untuk tegangan lebih kecil atau sama
dengan tegangan 1 KV, sedangkan belitan tegangan tingginya mempunyai
Gmbr 3
Gmbr 4
Gmbr 5
8
tegangan mulai dari 80 KV sampai 400 KV bahkan sudah mencapai 800 KV.
Teras (Inti) besinya diusahakan mempunyai tegangan sama dengan tegangan
bumi, karena itu selalu disambung ke bumi bersama-sama dengan salah satu
terminal dari kedua belitan (lihat gambar di bawah ini).
Kadang-kadang terdapat beberapa terminal pada belitan tegangan rendah
yaitu, agar dapat disambungkan dengan beberapa macam tegangan. Ini dibuat
sedemikian rupa sehingga fluks medan magnet yang mengalir tidak sampai jauh
sehingga tidak mengubah bentuk dari gelombang bolak-balik yang terdapat pada
belitan tersebut. (Diusahakan bentuk gelombang adalah sinus murni). Untuk
menghilangkan penggunaan bushing, maka tangki transformator dibuat dari bahan
isolasi yang berbentuk silinder. Tabung ini diisi dengan minyak transformator
yang bermutu tinggi. Bentuk reka semacam ini mempunyai banyak keuntungan
karena di samping tidak perlu menggunakan bushing, bentuknya juga ramping
(menghemat
ruangan). Untuk pembangkitan yang lebih tinggi dari 200 KV, bentuk
transformator ini dapat dipasang bersusun dan belitan dapat disambung satu sama
lain. Susunan semacam ini dinamakan susunan cascade. Bila tegangan tinggi dari
masing-masing transformator adalah 100 KV maka susunan ini dapat
menghasilkan tegangan 2 x 100 KV = 200 KV.
9
Dalam hal ini impedansi hubungan singkat untuk setiap belitan pada masing-
masing transformator aadalah Xa Xq Xt dimana:
X
a
= impedansi belitan eksitasi
X
q
= belitan gandengan (coupling)
X
t
= impedansi belitan tegangan tinggi
Bila tahanan dan kerugian untuk setiap belitan diabaikan maka sebagai
pedekatannya transformator disusun secara cascade sehingga impedansi dari
susunan ini menjadi berikut:
Secara praktis untuk menentukan kapasitas dari masung-masing
transformator praktis adalah seperti berikut, anggap semua kerugian didalam
transformator diabaikan. Untuk transformator tingkat (1) berlaku:
10
N
c
1
c
= N
t
I
t
+ N
g
I
g
(ampere lilit)
Dimana:
N
c
= jumlah lilitan eksitasi;
N
t
= jumlah lilitan tegangan tinggi;
N
g
= julmlah lilitan gandeng.
Pada transformator berlaku:
Dengan clemikianbahwa daya yang diperlukan transformator tingkat
pertama dalam susunan 2 transformator secara cqscade diperlukan daya sebesar 2
kali dari daya transformator pada tingkat kedua. Jadi perbandingan antara T1/T2 =
2/1. Bila dalam susunan cascade'terdapat 3 buah transformator maka
perbandingan daya pada tingka t 1:2 : 3 adalah 3s : 2s : 1s.
11
Rangakaian sederhana untuk transformator penguji
2.2.1. Syarat dari sumber tegangan
Sumber tegangan yang dipakai untuk men-supply transforrnator tegangan
tinggi diperlukan persyaratan :
1. Mempunyai tegangan vang stabil tanpa ada fluktuasi tegangan bila dibebani.
2. Tidak ada gelombang harmonik akibat beban serni konduktor, sebaiknya
berbentuk sinus murni.
3. Energi lebih baik berasal dari transformator yang kapasitasnya besar guna
meminimumkan efek dari beban pada transformator tersebut'
2.2.2. Menentukan kapasitas transformator penguji
Isolator, isolator pasak C = beberapa
p
f
Bushing C = 150 s/d 400
p
f
Transformator arus C = 200 s/d 600
p
f
Transformator distribusi <= 1000 KVA C = 1000
p
f s/d 10000
p
f
Transformator distribusi > 1000 KVA C = s/d 30000
p
f
Berdasarkan gambar ini maka kapasitas transformator penguji dapat dihitung dari
persamaan berikut:
P = V
2
w C
b
10
-9
9 (KVA)
12
Dimana:
P = daya dalam KVA
w = 2 ( 3.14 ) f
V = tegangan pengujian pada transformator penguji dalam KV
C
b
= kapasitas seluruh beban (
p
f)
Untuk menentukan kapasitas dari beban Co termasuk di dalamnya
kapasitas dari transformator penguji, kebocoran kapasitansi dari rangkaian penguji
dan pelindung terminal dari masing-masing alat harus diuji. Untuk pengujian
dalam keadaan basah nilai yang diperoleh di atas masih harus ditambah beberapa
persen lagi untuk mengatasi kebocoran arus yang disebabkan oleh tahanan yang
sangat besar. Kelakuan dari transformator penguji tidak cukup dengan
menganggapnya seperti transformator biasa. Ini disebabkan karena perbandingan
jumlah lilitan tegangan rendah dan lilitan tegangan tingginya besar, sehingga
kapasitansi lilitan tegangan tinggi C, sudah cukup besar. Di samping itu
kapasitansi dari rangkaian yang terdapat di luar transformator semuanya harus
ditambahkan pada niiai C, di atas. Pengaruh eksitasi medan magnet pada inti
transformator adalah kecil, karena ia
tidak pernah mencapai titik kejenuhan, karena itu niiai ini dapat diabaikan.
Bilamana kapasitansi dari rangkaian luar dan beban adalah C" maka seluruh
kapasitas menjadi C = C, + C.. Diagram Pengganti dari transformator penguji
secara
umum menjadi seperti berikut:
13
Bilamana nilai Ro < o> Lo maka nilai dari V. menjadi:
Karena nilai 1 - o 2LC selalu lebih kecil dari L (satu) maka nilai V
2
, lebih besar
dari V
1
. Ini
berarti rangkaian transformator ini mendekati keadaan resonansi seri.
2.3. RANGKAIAN RESONANSI SERI
Rumus-rumus bagi impedansi yang mengandung L atau C menunjukkan,
bahwa modulus maupun sudut fasa suatu impedansi merupakan fungsi dari
frekwensi sudut e. Misalnya untuk impedansi rangkaian seri R dan L, terlihat
bahwa impedansi (Modulus) makin besar dengan bertambahnya frekwensi,
sedangkan fasanya makin mendekati 90
o
. Olehkarena itu rangkaian semacam ini
makin sukar melalukan arus dengan frekwensi yang tinggi.
Sebaliknya impedansi rangkaian seri R dan C, terlihat bahwa impedansi
(Modulus) makin kecil dengan bertambahnya frekwensi dan sudut fasanya
semakin mendekati -90
o
. Dengan demikian rangkaian semacam ini makin mudah
melalukan arus dengan frekwensi yang tinggi .
Untuk itu rangkaian yang mengandung R, L dan C, dapat diharapkan
impedansinya tidak naik terus atau turun terus bila e dinaikkan seperti pada
kedua contoh diatas, melainkan menurut fungsi e yang mungkin mengandung
sejumlah maxima dan minima.
14
Dari gambar diatas dapat dibentuk persamaannya sebagai berikut:
)
R
C
1
L
( tg arc
)
C
1
L ( R Z
)
C
1
L ( j R L j R Z
2 2
C j
1
e
e
=
e
e + =
e
e + = + e + =
e
Dari persamaan diatas, terlihat bahwa baik frekwensi-frekwensi yang sangat
tinggi maupun rendah, Z menjadi sangat besar. Namun demikian bila
C
1
L
e
e =
0, maka = 0 dan Z = R. Keadaan ini merupakan harga minimum bagi Z.
Sedangkan harga frekwensi sudut untuk keadaan ini adalah:
LC 2
1
f
LC
1
f 2
LC
1
C
1
L
t
= = t
= e
e
= e
Keadaan ini disebut sebagai keadaan resonansi, yaitu keadaan dimana diperoleh
arus yang maximum (karena Z minimum), dan frekwensi bergantung pada nilai L
atau C. Bila
C
1
L
e
< e maka negative, dan rangkaian bersifat kapasitif.
Sebaliknya bila
C
1
L
e
> e maka positif, dan rangkaian bersifat induktif.
15
2.3.1. Rangkaian resonansi seri pada pembangkitan tegangan tinggi
Gambar dibawah adalah diagram sederhana dari rangkaian resonansi seri.
Objek uji berupa kabel yang dapat direpresentasikan sebagai sebuah kapasitansi
dan terhubung seri dengan moving coil reactor yang direpresentasikan sebagai
induktansi, yang dapat diubah-ubah untuk mengimbangi impedansi beban
kapasitif pada frekwensi daya. Rangkaian resonansi seri yang terbentuk akan
membangkitkan tegangan tinggi ketika dieksitasi oleh regulator tegangan dari
main supply.
Atau dalam bentuk rangkaian eqivalen, digambarkan sebagai berikut:
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa rangkaiannya membentuk resonansi seri
pada freqwensi daya e, Jika (L1+L2)=1/ eC, maka arus pada obyek uji menjadi
sangat besar dan hanya dibatasi oleh resistansi rangkaian. Bentuk gelombang
tegangan pada obyek uji merupakan sinusoidal murni. Adapun besar tegangan
yang melalui capasitasi C pada obyek uji dirumuskan sbb:
16
CR
V
X
R
V
) X X ( J R
jVX
V
C
C L
C
C
e
= =
+
=
Faktor X
C
/R=1/ eCR merupakan factor Q pada rangkaian dan memberikan
kenaikan tegangan pada object uji pada kondisi resonansi. Olehkarena itu
tegangan input yang dibutuhkan untuk exitasi diturunkan sebesar factor 1/Q dan
output kVA juga diturunkan sebesar factor 1/Q. Faktor daya rangkaian pada sisi
sekunder adalah satu.
Prinsip yang ada pada resonansi seri dipakai untuk pengujian tegangan
yang sangat tinggi dan pada keadaan yang membutuhkan output arus yang besar
seperti pada pengujian kabel, pengukuran dielectric loss, pengukuran partial
discharge.
Keuntungan menggunakan cara resonansi seri adalah :
1. Gelombang output dapat dipertahankan dalam bentuk sinus murni.
2.Dayayangdiperlukanuntukpengujiansangatkecil,antara5% s/d10% dari daya
yang diperlukan.
3. Tidak terjadi arka atau arus surja yang besar bila alat yang diuji mengalami
kegagalan.
4. Untuk mendapat tegangan yang tinggi dapat disusun secara cascade.
5. Susunannya sederhana dan kokoh.
2.4. SUMBER TEGANGAN TINGGI ARUS BOLAK BALIK FREKUENSI
TINGGI
Sumber tegangan tinggi dengan frekuensi diperlukan untuk menguji
adanya ketidakrataan bahan yang terdapat pada isolator, terutama isolator yang
terbuat dari porselin. Hal ini karena kerugian dielektrik akan menunjukkan nilai
yang berbeda bila diuji dengan tegangan ini. Karena adanya efek kulit (skin
effect) maka bunga api yang terjadi pada masa pengujian akan merambat melalui
kulit isolator, bila dalam keadaan baik. Tetapi bila ada kerusakan atau cacat, maka
sebagian dari api akan menembus bagian yang cacat dari isolator tersebut. Adapun
keuntungan menggunakan transformator ini adalah:
1,. Transformator ini tidak menggunakan inti besi, sehingga menghemat biaya dan
17
bentuknya lebihkecil.
2. Outltut gelombangnya adalah sinus murni.
3. Tegangan naik secara perlahan dan pada pengujian dengan surja hubung tidak
akan merusak.
4. Tegangan didistribusikan merata pada belitan karena belitan dibagi menjadi
beberapa unit yang disusun bertumpuk. Belitan ini dinamakan belitan TESLA di
mana rangkaian ini dalam keadaan resonansi berganda.
18
BAB III
KESIMPULAN
1. Rumus untuk menghitung Vrms :
Vrms =
(t) dt
2. Bentuk tegangan tinggi yang dibangkitkan dapat berupa: Tegangan AC, DC
(konstan) atau Impuls. Tegangan AC dan DC digunakan untuk transmisi daya
listrik, juga dipakai untuk tujuan pengujian. Sedangkan tegangan tinggi Impuls
dibutuhkan untuk investigasi renspons isolasi pada system transmisi (termasuk
peralatan) terhadap gangguan transien akibat Surja hubung dan surja petir.
3. Hubungan kaskade trafo uji umumnya dipakai untuk mendapat tegangan yang
lebih tinggi yang melebihi beberapa ratus kV.
4. Control tegangan trafo uji dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu : slider
resistance control, tapped transformer, induction regulator.
5. Sumber tegangan yang dipakai untuk men-supply transforrnator tegangan tinggi
diperlukan persyaratan :
a. Mempunyai tegangan vang stabil tanpa ada fluktuasi tegangan bila dibebani.
b. Tidak ada gelombang harmonik akibat beban serni konduktor, sebaiknya
berbentuk sinus murni.
c. Energi lebih baik berasal dari transformator yang kapasitasnya besar guna
meminimumkan efek dari beban pada transformator tersebut'
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Abduh, Syamsir, Teknik Tegangan Tinggi, Salemba Teknika, Jakarta,
2001
2. http://www.scribd.com/doc/187253153/Makalah-Tegangan-Ac