Anda di halaman 1dari 4

The great global warming swindle Film dokumenter kontroversial karya Martin Durkin ini adalah film dokumenter

yang menyanggah isu teori CO2 sebagai penyebab global warming. Durkin bersikeras bahwa para ilmuwan iklim dunia salah bahwa, meningkatnya karbon dioksida (CO2) bukanlah penyebab dunia ini makin panas tetapi sebaliknya justru peningkatan temperatur lah yang membuat karbondioksida (CO2) naik. Sebagai bukti untuk anggapan ini, Durkin berpendapat bahwa suhu permukaan global menurun drastis antara 1945-1975, pada saat emisi CO2 yang meningkat pesat sebagai akibat dari ledakan ekonomi pascaperang. Menurut Durkin, jika emisi CO2 yang bertanggung jawab atas meningkatnya suhu, maka suhu seharusnya tidak jatuh antara tahun 1945-1975. Jelas, kemudian, beberapa faktor selain emisi CO2 harus telah menyebabkan kenaikan suhu global yang selanjutnya. Tapi Real Climate, sebuah situs internet yang dijalankan oleh para ilmuwan iklim, seperti Dr Gavin Schmidt dan Dr William Connelley dari British Antarctic Survey, menjelaskan pembahasan Durkin tentang periode 1945-1975 sebagai "penipuan". (Real Climate, March 9, 2007; www.realclimate.org/index.php/ archives/2007/03/swindled)

Tabel 1. Tabel Temperatur Global

Dalam bagian film, Durkin sangat terfokus pada sebuah grafik yang menggambarkan perubahan suhu. Grafik itu tampak agak aneh dan mungkin telah dipilih dengan cermat. Dalam grafik Tampak menunjukkan pendinginan yang dramatis antara 1940-an dan 1970-an. Tapi kita coba bandingkan antara versi film dari tabel suhu global (ditampilkan di atas kiri) dan tabel temperatur yang biasanya muncul dalam literatur ilmiah (tampak kanan atas) Pendinginan seharusnya terlihat agak kurang jelas dalam grafik kedua.

Tanpa mengetahui rincian lebih lanjut tentang bagaimana Durkin mungkin telah memanipulasi data dalam grafik itu. Apa yang dapat kita katakan adalah "empat dekade pendinginan" yang dikatakan Durkin, menyiratkan penurunan suhu tanpa henti selama 40 tahun, bukanlah deskripsi akurat tentang tren selama periode ini. Memang ada pendinginan di beberapa daerah pada saat itu tetapi juga beberapa penghangatan, dengan fluktuasi yang naik dan turun. Tapi mengapa suhu tidak hanya meningkat sejalan dengan peningkatan pasca-perang di emisi gas rumah kaca? Bahkan, seperti yang dikenal, tidak adanya kenaikan suhu global antara 1945-1975 dapat dijelaskan oleh pelepasan sejumlah besar polutan industri, yang disebut aerosol sulfat, ke atmosfir. Partikelpartikel memiliki efek pengereman pada pemanasan global, yang dikenal sebagai "global dimming". Dengan menahan sebagian energi Matahari yang masuk Bumi, aerosol sulfat juga menahan efek pemanasan yang dihasilkan dari meningkatnya level CO2. Pada tahun 1980-an, pemanasan yang sangat kuat telah terjadi di bumi sangat kuat melebehi kekuatan yang efek penahan daro aerosol sulfat dan semenjak itu suhu temperatur global terus meningkat. Seperti yang Real Climate katakan, dengan gagalnya ilmu penjelasan dadri fenomena ini pembuat film dan isi dari film The Great Global Warming Swindle adalah penipuan. Dalam film ini berulang kali memberikan kesan bahwa sebagian besar ilmuwan beradu argumen tentang gas CO2 penyebab satu-satunya kenaikan temperatur global dari planet Bumi. Tetapi ternyata tidak. Ilmuwan Klimatologi sangat menyadari bahwa aktivitas Matahari juga memainkan peran, meskipun kecil pada saat ini, seperti halnya perubahan jangka panjang periodik di orbit Bumi, yang dikenal sebagai siklus Milankovitch. Teori Siklus Milankovitch menggambarkan efek kolektif dari perubahan gerakan bumi terhadap iklim, dinamai ahli geofisika Serbia dan astronom Milutin Milankovi, yang meneliti teori ini selama perang dunia pertama. Milankovi berteori secara matematis bahwa variasi eksentrisitas, kemiringan Ketika poros bumi mencapai presesi satu siklus penuh kira-kira 26.000 tahun. Pada saat yang sama orbit bumi berputar lebih lambat. Selain itu, sudut antara sumbu rotasi bumi dan normal terhadap bidang orbitnya (miring) berosilasi antara 22,1 dan 24,5 derajat pada siklus 41.000 tahun. Saat ini 23,44 derajat dan menurun.

Intinya adalah bahwa ada bukti besar yang sangat kuat mendukung hipotesis bahwa emisi gas rumah kaca, CO2 adalah penyebab utama yang bertanggung jawab pada peristiwa pemanasan global barubaru ini. Kajian ilmiah ke 4 yang terbaru dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan: "Sebagian besar peningkatan yang diamati dalam rata-rata suhu global sejak pertengahan abad ke-20 sangat mungkin [probabilitas yaitu lebih besar dari 90%.] Karena peningkatan diamati pada konsentrasi gas rumah kaca antropogenik (Climate Change 2007: The Physical Science Basis,' Summary for Policymakers, IPCC, February 2007, page 10; www.ipcc.ch/SPM2feb07.pdf) Kami kemudian menemukan argumen film yang paling menyesatkan. Inti es Antartika menunjukkan bahwa kenaikan kadar CO2 berada jauh 800 tahun jeda di belakang kenaikan suhu Bumi. Durkin mengatakan, hal ini membuktikan bahwa CO2 tidak dapat bertanggung jawab atas pemanasan global tapi pemanasan global lah bertanggung jawab untuk peningkatan tingkat CO2. Tapi ini adalah kesalahan besar besar. Apa yang film ini gagal jelaskan karena keterlambatan peningkatan kadar CO2 800 tahun jeda dibelakang peningkatan suhu global itu memang terjadi dalam akhir zaman es setiap 100.000 tahun. (www.realclimate.org/index.php/ archives/2004/12/co2-in-ice-cores) Para ilmuwan percaya bahwa akhir zaman es kemungkinan dipicu ketika jumlah panas yang mencapai bumi meningkat sebagai akibat dari perubahan periodik dalam orbit bumi mengelilingi matahari. Jeff Severinghaus, Profesor Geosciences di Scripps Institution of Oceanography, menjelaskan mengapa kenaikan CO2 awalnya tertinggal oleh kenaikan suhu: "Alasannya ada hubungannya dengan fakta bahwa pemanasan memakan waktu sekitar 5000 tahun untuk menjadi lengkap. jeda ini hanya 800 tahun. Semua jeda menunjukkan bahwa CO2 tidak menyebabkan 800 tahun pertama pemanasan, dari tren 5000 tahun. (Real Climate, 'What does the lag of CO2 behind temperature in ice cores tell us about global warming?, December 3, 2005; www.realclimate.org/index.php /archives/2004/12/co2-in-icecores/) Penjelasan terbaik saat ini untuk jeda 800 tahun adalah bahwa ini merupakan berapa lamanya waktu yang dibutuhkan untuk CO2, diserap oleh laut dalam periode sebelum hangat, untuk "flushed out" pada akhir zaman es. Ketika CO2 telah dilepaskan ke atmosfer yang memerangkap panas dan ini adalah gas penyebab utama pemanasan rumah kaca. (See Caillon et al., 'Timing of Atmospheric CO2 and Antarctic Temperature Changes Across Termination III,' Science, 14 March 2003: Vol. 299. no. 5613, pp. 1728 - 1731) Professor Severinghaus menjelaskan : Dengan kata lain, gas CO2 tidak mumulai pemanasan Global, tetapi bertindak sebagai penguat ketika proses pemanasan global berlangsung. Analisis Durkin dalam film ini memang bisa dibilang jauh dari kebenaran.

Film ini mengklaim bahwa aktivitas matahari yang menyebabkab pemanasan baru-baru ini juga tanpa kredibilitas. Pada bulan September 2006, Times melaporkan temuan terbaru dari para peneliti yang menulis di jurnal populer, Nature : "Para ilmuwan telah meneliti berbagai proxy output energi matahari selama 1.000 tahun dan tidak menemukan bukti bahwa aktifitas Matahari berhubungan dengan suhu saat ini meningkat. Pengamatan satelit selama 30 tahun terakhir juga tidak memunculkan apa-apa. "Kontribusi Matahri untuk pemanasan bisa diabaikan (Anjana Ahuja, It's hot, but don't blame the Sun, The Times, September 25, 2006)

Referensi : Real Climate, 'Swindled', http://www.realclimate.org/index.php/archives/2007/03/swindled Campaign Against Climate Change, including a rebuttal to the film by Sir John Houghton, who chairs the Scientific Assessment Working Group of the Intergovernmental Panel on Climate Change: http://portal.campaigncc.org/node/1820 Royal Society: Facts and fictions about climate change: http://www.royalsoc.ac.uk/page.asp?id=4761 Climate Change 2007: The Physical Science Basis,' Summary for Policymakers, IPCC, February 2007, page 10; www.ipcc.ch/SPM2feb07.pdf

Anda mungkin juga menyukai