Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH REKAYASA TRAFIK

TEORI ANTRI



Oleh TT 2D
Bibba Nur Aristya 1231130009
Dewi Sekar Putih 1231130042
Dinari Gustiana Cita D. 1231130006




D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2014

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul TEORI ANTRI
ini dapat selesai dengan tepat pada waktunya tanpa ada hambatan yang berarti.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Rekayasa Trafik. Untuk itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Mochammad Junus, ST. MT. selaku dosen Mata Kuliah Rekayasa Trafik Prodi
Teknik Telekomunikasi Politeknik Negeri Malang yang telah memberikan bimbingan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.
2. Kedua orang tua kami yang selama ini memberi dorongan motivasi dan materi kepada
kami.

Akhir kata, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami mohon maaf atas segala
kekurangan yang ada dalam makalah ini. Kami berharap adanya kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak guna kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita.
Malang, 20 April 2014


Penulis

BAB I
TEORI ANTRI

A. TEORI ANTRI
Antrian yang panjang sering kali kita temukan di bank saat nasabah mengantri
di teller untuk melakukan transaksi, di klinik saat pasien mengantri untuk
mendapatkan pelayanan, di airport saat para calon penumpang melakukan check-in, di
super market saat para pembeli antri untuk melakukan pembayaran, di tempat cuci
mobil saat mobil antri untuk dicuci dan masih banyak contoh lainnya. Hal ini dapat
menyebabkan konsumen berhenti untuk mengantri atau bahkan dapat meninggalkan
sistem sehingga dapat mengakibatkan kehilangan konsumen atau kerugian bagi
perusahaan.
Teori tentang antrian diketemukan dan dikembangkan oleh A. K. Erlang,
seorang insinyur dari Denmark yang bekerja pada perusahaan telepon di Kopenhagen
pada tahun 1910. Erlang melakukan eksperimen tentang fluktuasi permintaan fasilitas
telepon yang berhubungan dengan automatic dialing equipment, yaitu peralatan
penyambungan telepon secara otomatis. Dalam waktu waktu yang sibuk operator
sangat kewalahan untuk melayani para penelepon secepatnya, sehingga para
penelepon harus antri menunggu giliran, mungkin cukup lama. Persoalan aslinya
Erlang hanya memperlakukan perhitungan keterlambatan (delay) dari seorang
operator, kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk menghitung
kesibukan beberapa operator. Dalam periode ini Erlang menerbitkan bukunya yang
terkenal berjudul Solution of some problems in the theory of probabilities of
significance in Automatic Telephone Exhange. Baru setelah perang dunia kedua, hasil
penelitian Erlang diperluas penggunaannya antara lain dalam teori antrian (Supranto,
1987). Menurut Siagian (1987), antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan)
yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Richard
Bronson (1982), proses antrian (queueing process) adalah suatu proses yang
berhubungan dengan kedatangan seseorang pelanggan pada suatu fasilitas pelayanan,
kemudian menunggu dalam suatu baris (antrian) jika semua pelayannya sibuk, dan
akhirnya meninggalkan fasilitas tersebut. Sebuah sistem antrian adalah suatu
himpunan pelanggan, pelayan dan suatu aturan yang mengatur kedatangan pada
pelanggan dan pemroses masalahnya.

B. PENGERTIAN ANTRI
Menurut Siagian (1987), antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yang
memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Pada umumnya,
sistem antrian dapat diklasifikasikan menjadi sistem yang berbeda beda di mana
teori antrian dan simulasi sering diterapkan secara luas.
Sistem pelayanan komersial merupakan aplikasi yang sangat luas dari model model
antrian, seperti restoran, kafetaria, toko toko, salon, butik, supermarket, dan
sebagainya. Sistem pelayanan bisnis industri mencakup lini produksi, sistem
material handling, sistem pergudangan, dan sistem sistem informasi komputer.
Sistem pelayanan sosial merupakan sistem sistem pelayanan yang dikelola oleh
kantor kantor dan jawatan jawatan lokal maupun nasional, seperti kantor registrasi
SIM dan STNK, kantor pos, rumah sakit, puskesmas, dan lain lain (Subagyo, 2000).

C. SISTEM ANTRIAN
Gross dan Haris (Gross, 2001) mengatakan bahwa sistem antrian adalah
kedatangan pelanggan untuk mendapatkan pelayanan, menunggu untuk dilayani jika
fasilitas pelayanan (server) masih sibuk, mendapatkan pelayanan dankemudian
meninggalkan sistem setelah dilayani. Pada umumnya, sistem antrian dapat
diklasifikasikan menjadi sistem yang berbeda-beda di mana teori antrian dan simulasi
sering diterapkan secara luas. Klasifikasi menurut Hillier dan Lieberman adalah
sebagai berikut :
1. Sistem pelayanan komersial.
Sistem pelayanan komersial merupakan aplikasi yang sangat luas dari model-
model antrian, seperti restoran, kafetaria, toko-toko, salon, butik, supermarket, dan
sebagainya.
2. Sistem pelayanan bisnis-industri.
Sistem pelayanan bisnis-industri mencakup sistem produksi, sistem material,
handling, sistem pergudangan, dan sistem-sistem informasi komputer.
3. Sistem pelayanan transportasi.
4. Sistem pelayanan sosial
Sistem pelayanan sosial merupakan sistem-sistem pelayanan yang dikelola
oleh kantor-kantor dan perusahaan-perusahan lokal maupun nasional, seperti kantor
registrasi SIM dan STNK, kantor pos, rumah sakit, puskesmas, dan lain-lain
(Subagyo, 2000). Dalam sistem antrian terdapat beberapa komponen dasar proses
antrian antara lain adalah:

1. Kedatangan.
Setiap masalah antrian melibatkan kedatangan, misalnya orang, mobil, panggilan
telepon untuk dilayani, dan lain-lain. Unsur ini sering dinamakan proses input. Proses
input meliputi sumber kedatangan atau biasa dinamakan calling population, dan cara
terjadinya kedatangan yang umumnya merupakan variabel acak. Karakteristik dari
populasi yang akan dilayani dapat dilihat menurut ukurannya, pola kedatangan, serta
perilaku dari populasi yang akan dilayani. Menurut ukurannya, populasi yang dilayani
bisa terbatas (finite) dan tidak terbatas (infinite). pola kedatangan bisa teratur, dapat
pula bersifat acak atau random. Menurut Levin, dkk (2002), variabel acak adalah
suatu variabel yang nilainya bisa berapa saja sebagai hasil dari percobaan acak.
Variabel acak dapat berupa diskrit atau kontinu. Bila variabel acak hanya
dimungkinkan memiliki beberapa nilai saja, maka ia merupakan variabel acak diskrit.
Sebaliknya bila nilainya dimungkinkan bervariasi pada rentang tertentu, ia dikenal
sebagai variabel acak kontinu.

2. Pelayanan
Pelayanan atau mekanisme pelayanan dapat terdiri dari satu atau lebih
pelayan, atau satu atau lebih fasilitas pelayanan. Tiap-tiap fasilitas pelayanan kadang-
kadang disebut sebagai saluran (channel) (Schroeder,1997). Contohnya, jalan tol
dapat memiliki beberapa pintu tol. Mekanisme pelayanan dapat hanya terdiri dari satu
pelayan dalam satu fasilitas pelayanan yang ditemui pada loket seperti pada penjualan
tiket di gedung bioskop. Dalam mekanisme pelayanan ini ada 3 aspek yang harus
diperhatikan yaitu :
1. Tersedianya pelayanan
Mekanisme pelayanan tidak selalu tersedia untuk setiap saat. Misalnya
dalam pertunjukan bioskop, loket penjualan karcis hanya dibuka pada waktu
tertentu antara satu pertunjukan dengan pertunjukan berikutnya, sehingga saat loket
ditutup mekanisme pelayanan terrhenti dan petugas beristirahat.

2. Kapasitas Pelayanan
Kapasitas dari mekanisme pelayanan diukur berdasarkan jumlah pelanggan
yang tidak dapat dilayani secara bersama-sama. Kapasitas pelayan yang tidak
selalu sama untuk setiap saat, ada yang tetap, tapi ada juga yang berubah-ubah.
Karena itu, fasilitas pelayanan dapat memiliki satu atau lebih saluran. Fasilitas
yang mempunyai satu saluran disebut saluran tunggal atau sistem pelayanan
tunggal dan fasilitas yang mempunyai lebih dari satu saluran disebut saluran ganda
atau pelayanan ganda.

3. Lama Pelayanan
Lama pelayanan adalah waktu yang dibutuhkan untuk melayani seseorang
langganan atau satu satuan. Ini harus dinyatakan secara pasti. Oleh karena itu,
waktu pelayanan boleh tetap dari waktu ke waktu untuk semua langgannan atau
boleh juga berupa variabel acak. Umumnya dan untuk keperluan analisis, waktu
pelayanan dianggap sebagai varriabel acak yang terpancar secara bebas dan sama
tidak tergantung pada waktu pertibaan.

3. Antrian
Timbulnya antrian terutama tergantung dari sifat kedatangan dan proses
pelayanan. Jika tak ada antrian berarti terdapat pelayan yang menganggur atau
kelebihan fasilitas pelayanan (Mulyono, 1991).

D. DISIPLIN ANTRIAN
Menurut Thomas J. Kakiay disiplin antrian adalah aturan di mana para
pelanggan dilayani, atau disiplin pelayanan (service discipline) yang memuat urutan
(order) para pelanggan menerima layanan. Ada 4 bentuk bentuk disiplin antrian
menurut urutan kedatangan antara lain adalah :

1. First Come First Served (FCFS) atau First In First Out (FIFO), di mana
pelanggan yang terlebih dahulu datang akan dilayani terlebih dahulu. Misalnya,
antrian pada loket pembelian tiket bioskop, antrian pada loket pembelian tiket
kereta api..
2. Last Come First Served (LCFS) atau Last In First Out (LIFO), di mana
pelanggan yang datang paling akhir akan dilayani terlebih dahulu. Misalnya,
sistem antrian pada elevator untuk lanti yang sama, sistem bongkar muat barang
dalam truk, pasien dalam kondisi kritis, walaupun dia datang paling akhir tetapi
dia akan dilayani terlebih dahulu.
3. Service In Random Order (SIRO) atau Random Selection for Service (RSS), di
mana panggilan didasarkan pada peluang secara random, jadi tidak menjadi
permasalahan siapa yang lebih dahulu datang. Misalnya, pada arisan di mana
penarikan berdasarkan nomor undian.
4. Priority Service (PS), di mana prioritas pelayanan diberikan kepada pelanggan
yang mempunyai prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan pelanggan yang
mempunyai prioritas yang lebih rendah, meskipun mungkin yang dahulu tiba di
garis tunggu adalah yang terakhir datang. Hal ini mungkin disebabkan oleh
beberapa hal, misalnya seseorang yang memiliki penyakit yang lebih berat
dibandingkan orang lain pada suatu tempat praktek dokter, hubungan
kekerabatan pelayan dan pelanggan potensial akan dilayani terlebih dahulu.

E. STRUKTUR ANTRIAN
Ada 4 model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian

1. Single Channel Single Phase

Single Channel berarti hanya ada satu jalur yang memasuki sistem pelayanan atau
ada satu fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu fasilitas
pelayanan. Contohnya adalah sebuah kantor pos yang hanya mempunyai satu
loket pelayananan dengan jalur satu antrian, supermarket yang hanya memiliki satu
kasir sebagai tempat pembayaran, dan lain-lain.

2. Single Channel Multi Phase

Sistem antrian jalur tunggal dengan tahapan berganda ini atau menunjukkan ada dua
atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan. Sebagai contoh adalah :
pencucian mobil, tukang cat mobil, dan sebagainya.
3. Multi Channel Single Phase

Sistem Multi Channel Single Phase terjadi di mana ada dua atau lebih fasilitas
pelayanan dialiri oleh antrian tunggal. Contohnya adalah antrian pada sebuah bank
dengan beberapa teller, pembelian tiket atau karcis yang dilayani oleh beberapa loket,
pembayaran dengan beberapa kasir, dan lain-lain.
4. Multi Channel Multi Phase

Gambar 2.4.4 Multi Channel Multi Phase
Sistem Multi Channel Multi Phase ini menunjukkan bahwa setiap sistem
mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap sehingga terdapat lebih dari
satu pelanggan yang dapat dilayani pada waktu bersamaan. Contoh pada model ini adalah
: pada pelayanan yang dibarikan kepada pasien di rumah sakit dimulai dari pendaftarran,
diagnose, tindakan medis, samppai pembayaran, registrasi ulang mahasiswa baru pada
sebuah universitas, dan lain-lain.

F. MODEL-MODEL ANTRIAN
Karakteristik dan asumsi dari model antrian dirangkum dalam bentuk notasi. Notasi
standar yang digunakan adalah sebagai berikut :
( a / b / c / d / e )
Di mana simbol a, b, c, d, e merupakan elemen dasar dari model antrian :
1. a = distribusi kedatangan yaitu jumlah kedatangan per satuan waktu
2. b = distribusi waktu pelayanan
3. c = jumlah fasilitas pelayanan ( s = 1, 2, 3, , )
4. d = jumlah maksimum yang deperkenankan berada dalam sistem (dalam pelayanan
ditambah yang di garis tunggu).
5. e = ukuran pemanggil populasi atau sumber.
Notasi standar untuk simbol a dan b sebagai distribusu kedatangan dan distribusi waktu
pelayanan mempunyai kode sebagai berikut :
1. M = Poisson ( Markovian ) untuk distribusi kedatangan atau waktu pelayanan.
2. D = interarrival atau service time konstan ( deterministic )
3. E
K
= interarrival atau service time berdistribusi Erlang atau Gamma

Contohnya adalah ( M/ D/ 5/ N/ ) artinya kedatangan berdistribusi Poisson, waktu
pelayanan konstan, dan terdapat 5 buah fasilitas pelayanan. Jumlah konsumen dibatasi
sebanyak N dan sumber populasi tidak terbatas. Model-model antrian secara umum
antara lain adalah sebagai berikut :

1. Model ( M/ M/ 1/ /)
Syarat-syarat dari model ini antara lain :
Jumlah kedatangan tiap satuan waktu mengikuti distribusi Poisson
Waktu pelayanan berdistribusi Eksponensial
Disiplin antrian yang digunakan adalah FCFS
Sumber populasi tidak terbatas
Jalur antriannya tunggal
Tingkat rata-rata kedatangan lebih kecil daripada tingkat rata-rata
pelayanan
Panjang antrian tidak terbatas

2. Model ( M/ M/ S/ /)
Pada model ini fasilitas pelayanan ( server ) bersifat ganda, rata-rata tingkat
kedatangan lebih kecil daripada penjumlahan seluruh rata-rata tingkat pelayanan di
tiap jalur. Syarat yang lain sama dengan model server tunggal.

3. Model ( M/ M/ 1/ / )

Model ini merupakan variasi dari model yang pertama, di mana panjang
antrian atau kapasitas tunggu dibatasi maksimum N individu. Jumlah maksimum ini
meliputi individu yang menunggu dan yang sedang dilayani.

4. Model ( M/ M/ 1/ / )
Model ini hampir sama dengan model yang pertama haya saja sumber populasi
dibatasi sebanyak N.

G. TERMINOLOGI DAN NOTASI ANTRIAN
Terminologi yang biasa digunakan dalam sistem antrian adalah :
1. Keadaan sistem yaitu jumlah aktivitas pelayanan yang terjadi dalam melayani
pelanggan dalam sistem.
2. Panjang antrian yaitu banyaknya satuan yang berada dalam sistem dikurangi
dengan jumlah yang sedang dilayani.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap barisan antrian dan pelayanan adalah
sebagai berikut :
1. Distribusi kedatangan, kedatangan individu atau berkelompok
2. Distribusi pelayanan, pelayanan individu atau berkelompok
3. Fasilitas pelayanan, berbentuk series, paralel, atau network station
4. Disiplin pelayanan, berbentuk FCFS, LCFS, SIRO atau PP
5. Ukuran dalam antrian, kedatangan bersifat tidak terbatas atau terbatas
6. Sumber pemanggil, bersifat terbatas atau tidak terbatas

H. KARAKTERISTIK SISTEM ANTRIAN
Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu :
1. Kedatangan , populasi yang akan dilayani (calling population)
2. Antrian
3. Fasilitas pelayanan
Masing-masing komponen dalam sistim antrian tersebut mempunyai karakteristik
sendiri-sendiri. Karakteristik dari masing-masing komponen tersebut adalah
Karakteristik Antrian adalah bahwa terdapat kedatangan, antrian, dan pelayanan.

1. Kedatangan Populasi yang akan Dilayani (calling population)
Karakteristik dari populasi yang akan dilayani (calling population) dapat
dilihat menurut ukurannya, pola kedatangan, serta perilaku dari populasi yang akan
dilayani. Menurut ukurannya, populasi yang akan dilayani bisa terbatas (finite) bisa
juga tidak terbatas (infinite). Sebagai contoh jumlah mahasiswa yang antri untuk
registrasi di sebuah perguruan tinggi sudah diketahui jumlahnya (finite), sedangkan
jumlah nasabah bank yang antri untuk setor, menarik tabungan, maupun membuka
rekening baru, bisa tak terbatas (infinte). Pola kedatangan bisa teratur, bisa juga acak
(random). Kedatangan yang teratur sering kita jumpai pada proses pembuatan/
pengemasan produk yang sudah distandardisasi. Pada proses semacam ini, kedatangan
produk untuk diproses pada bagian selanjutnya biasanya sudah ditentukan waktunya,
misalnya setiap 30 detik. Sedangkan pola kedatangan yang sifatnya acak (random)
banyak kita jumpai misalnya kedatangan nasabah di bank. Pola kedatangan yang
sifatnya acak dapat digambarkan dengan distribusi statistik dan dapat ditentukan dua
cara yaitu kedatangan per satuan waktu dan distribusi waktu antar kedatangan.

Contoh : Kedatangan digambarkan dalam jumlah satu waktu, dan bila kedatangan
terjadi secara acak, informasi yang penting adalah Probabilitas n kedatangan dalam
periode waktu tertentu, dimana n = 0,1,2,.
Jika kedatangan diasumsikan terjadi dengan kecepatan rata-rata yang konstan
dan bebas satu sama lain disebut distribusi probabilitas Poisson Ahli matematika dan
fisika, Simeon Poisson (1781 1840), menemukan sejumlah aplikasi manajerial,
seperti kedatangan pasien di RS, sambungan telepon melalui central switching
system, kedatangan kendaraan di pintu toll, dll. Semua kedatangan tersebut
digambarkan dengan variabel acak yang terputus-putus dan nonnegative integer (0, 1,
2, 3, 4, 5, dst). Selama 10 menit mobil yang antri di pintu toll bisa 3, 5, 8, dst.

Ciri Distribusi Poisson :
1. rata-rata jumlah kedatangan setiap interval bisa diestimasi dari data sebelumnya
2. bila interval waktu diperkecil misalnya dari 10 menit menjadi 5 menit, maka
pernyataan ini benar :
a. probabilita bahwa seorang pasien datang merupakan angka yang sangat kecil dan
konstan untuk setiap interval
b. probabilita bahwa 2 atau lebih pasien akan datang dalam waktu interval sangat
kecil sehingga probabilita untuk 2 atau lebih dikatakan nol (0).
c. Jumlah pasien yang yang datang pada interval waktu bersifat independent
d. Jumlah pasien yang datang pada satu interval tidak tergantung pada interval yang
lain.

Suatu faktor yang mempengaruhi penilaian distribusi kedatangan adalah ukuran
populasi panggilan . Contoh : jika seorang tukang reparasi sedang memperbaiki enam
buah mesin, populasi panggilan dibatasi sampai dengan enam buah mesin. Dalam hal
ini tidak mungkin bahwa kedatangan mengikuti distribusi Poisson sebab tingkat
kecepatan kerusakan tidak konstan. Jika lima buah mesin telah rusak, tingkat
kedatangan lebih rendah daripada bila seluruh mesin dalam keadaan operasi.

Perilaku kedatangan : Populasi yang akan dilayani mempunyai perilaku yang
berbeda-beda dalam membentuk antrian. Ada tiga jenis perilaku: reneging, balking,
dan jockeying. Reneging menggambarkan situasi dimana seseorang masuk dalam
antrian, namun belum memperoleh pelayanan, kemudian meninggalkan antrian
tersebut. Balking menggambarkan orang yang tidak masuk dalam antrian dan
langsung meninggalkan tempat antrian. Jockeying menggambarkan orang yang
pindah-pindah antrian.




2. Antrian
Batasan panjang antrian bisa terbatas (limited) bisa juga tidak terbatas (unlimited).
Sebagai contoh antrian di jalan tol masuk dalam kategori panjang antrian yang
tidak terbatas. Sementara antrian di rumah makan, masuk kategori panjang antrian
yang terbatas karena keterbatasan tempat. Dalam kasus batasan panjang antrian
yang tertentu (definite line-length) dapat menyebabkan penundaan kedatangan
antrian bila batasan telah tercapai. Contoh : sejumlah tertentu pesawat pada
landasan telah melebihi suatu kapasitas bandara, kedatangan pesawat yang baru
dialihkan ke bandara yang lain.

3. Fasilitas Pelayanan
Karakteristik fasilitas pelayanan dapat dilihat dari tiga hal, yaitu tata letak (lay
out) secara fisik dari sistem antrian, disiplin antrian, waktu pelayanan, adalah
sebagai berikut:
a. Tata Letak
Tata letak fisik dari sistem antrian digambarkan dengan jumlah saluran, juga
disebut sebagai jumlah pelayan. Sistem antrian jalur tunggal (single channel,
single server) berarti bahwa dalam sistem antrian tersebut hanya terdapat satu
pemberi layanan serta satu jenis layanan yang diberikan. Sementara sistem
antrian jalur tunggal tahapan berganda (single channel multi server) berarti
dalam sistem antrian tersebut terdapat lebih dari satu jenis layanan yang
diberikan, tetapi dalam setiap jenis layanan hanya terdapat satu pemberi
layanan.
Sistem antrian jalur berganda satu tahap (multi channel single server) adalah
terdapat satu jenis layanan dalam sistem antrian tersebut , namun terdapat
lebih dari satu pemberi layanan. Sedangkan sistem antrian jalur berganda
dengan tahapan berganda (multi channel, multi server) adalah sistem antrian
dimana terdapat lebih dari satu jenis layanan dan terdapat lebih dari satu
pemberi layanan dalam setiap jenis layanan.
b. Disiplin Antrian
Ada dua klasifikasi yaitu prioritas dan first come first serve. Disiplin prioritas
dikelompokkan menjadi dua, yaitu preemptive dan non preemptive. Disiplin
preemptive menggambarkan situasi dimana pelayan sedang melayani
seseorang, kemudian beralih melayani orang yang diprioritaskan meskipun
belum selesai melayani orang sebelumnya. Sementara disiplin non preemptive
menggambarkan situasi dimana pelayan akan menyelesaikan pelayanannya
baru kemudian beralih melayani orang yang iprioritaskan. Sedangkan disiplin
first come first serve menggambarkan bahwa orang yang lebih dahulu datang
akan dilayani terlebih dahulu.
Dalam kenyataannya sering dijumpai kombinasi dari kedua jenis disiplin
antrian tersebut. Yaitu prioritas dan first come first serve. Sebagai contoh, para
pembeli yang akan melakukan pembayaran di kasir untuk pembelian kurang
dari sepuluh jenis barang (dengan keranjang) di super market disediakan
counter tersendiri.
Karakteristik waktu pelayanan. Waktu yang dibutuhkan untuk melayani bias
dikategorikan sebagai konstan dan acak. Waktu pelayanan konstan, jika waktu
yang dibutuhkan untuk melayani sama untuk setiap pelanggan.

I. ISTILAH PENTING

1. : Rata rata kedatangan / banyaknya kedatangan pelanggan (spp) per satuan waktu
2. : Rata rata pelayanan/banyaknya pelanggan (spp) yang dilayani per satuan waktu.
3. 1/ : Rata rata waktu pelayanan untuk 1 pelanggan (spp)
4. N : banyaknya pelanggan (spp) dalam sistem antrian pada waktu (t)


DAFTAR PUSTAKA
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/teori-antrian
http://armandjexo.blogspot.com/2012/04/teori-antrian.html
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Penny%20Rahmawaty,%20M.Si./Modul%
20OR%20-%20TEORI%20ANTRIAN.pdf

Anda mungkin juga menyukai