Anda di halaman 1dari 20

1

Struktur, Fungsi, dan Mekanisme yang Terlibat dalam Sistem Urinaria


Rimenda Dwirana Barus
NIM : 102010315/ C5
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat Korespondensi : Jalan Terusan Arjuna Utara 6, Jakarta Barat
Pendahuluan
Sistem urogenital adalah sistem pada tubuh manusia yang memiliki tugas pokok sebagai
pembuangan baik zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh (sistem uropoetik, organ perkemihan)
maupun sel-sel yang tidak berperan untuk organisme itu sendiri, tetapi perlu untuk
mempertahankan suatu jenis sel, yaitu sel-sel kelamin atau gamet (sistem genital). Penggabungan
fungsional dua sistem yang jelas berbeda juga membuat hubungan perkembangan evolusi yang
erat pada kedua sistem.
1

Dalam makalah ini akan dijelaskan mengena sistem urogenital, di khususkan pada ginjal,
dengan tujuan pembuatan makalah untuk menjelaskan struktur makroskopis dan mikroskopis
ginjal, mekanisme yang terlibat di dalam ginjal, serta tes fungsi ginjal.
Sistem urinaria
Sistem urinaria terdiri dari organ-organ yang memproduksi urine dan mengeluarkannya dari
tubuh. Sistem ini merupakan salah satu sistem utama untuk mempertahankan homeostatis
(kekonstanan lingkungan internal).
2

Sistem urinaria terdiri dari dua ginjal yang memproduksi urine, dua ureter yang membawa
urin ke dalam sebuah kandung kemih untuk penampungan sementara, dan uretra yang
mengalirkan urine keluar tubuh melalui orifisium uretra eksterna.
1
Ginjal

Setiap ginjal dilingkupi kapsul tipis dari jaringan fibrus yang rapat membungkusnya, dan
membentuk pembungkus yang halus. Di dalamnya terdapat struktur-struktur ginjal. Warnanya
ungu tua dan terdiri atas bagian korteks di sebelah luar, dan bagian medulla di sebelah dalam.
2

Bagian medulla ini tersusun atas lima belas sampai enam belas massa berbentuk piramida, yang
disebut piramis ginjal. Puncak-puncaknya langsung mengarah ke hilum dan berakhir di kalises.
Kalises ini menghubungkannya dengan pelvis ginjal.
1

Ginjal adalah organ berbentuk seperti kacang berwarna merah tua, panjangnya sekitar 12,5
cm dan tebalnya 2.5 cm (kurang lebih sebesar kepalan tangan). Setiap ginjal memiliki berat
antara 125 sampai 175 g pada laki-laki dan 115 sampai 15 g pada perempuan.
2

Ginjal terletak di area yang tinggi, yaitu pada dinding abdomen posterior yang berdekatan
dengan dua pasang iga terakhir. Ginjal terletak pada bagian belakang abdomen, posterior
terhadap peritoneum, pada cekungan yang berjalan di sepanjang sisi corpus vertebrae.
3
Ginjal
terletak sepanjang batas muskulus psoas di bawah diafragma dan dekat dengan kolumna
vertebralis.
4

Organ ini merupakan organ retroperitoneal dan terletak di antara otot-otot punggung dan
peritoneum rongga abdomen atas. Tiap-tiap ginjal memiliki sebuah kelenjar adrenal di atasnya.
Ginjal kanan terletak agak di bawah dibandingkan ginjal kiri karena ada hati pada sisi kanan.
2
Sebuah glandula adrenalis terletak pada bagian atas setiap ginjal.
3

Setiap ginjal memiliki ujung atas dan bawah yang membulat (ujung superior dan inferior).
Margo lateral yang membulat konveks. Dan pada margo medialis terdapat cekungan yang
disebut hilum. Arteria dan vena, pembuluh limfe, nervus renalis, dan ujung atas ureter
bergabung dengan ginjal pada hilum.
3

Setiap ginjal diselubungi tiga lapisan jaringan ikat, yaitu a) fasa renal, adalah pembungkus
terluar. Pembungkus ini melabuhkan ginjal pada struktur di sekitarnya dan mempertahankan
posisi organ. b) lemak perirenal, yaitu jaringan adipose yang terbungkus fasia ginjal. Jaringan ini
membantali ginjal dan membantu organ tetap pada posisinya. c) Kapsul fibrosa (ginjal), adalah
membran halus transparan yang langsung membungkus ginjal dan dapat dengan mudah dilepas.
2
Struktur internal ginjal. Struktur internal ginjal terdiri dari 1) Hilus (hilum), tingkat
kecekungan tepi medial ginjal. 2) sinus ginjal, adalah rongga berisi lemak yang membuka pada
hilus. Sinus ini membentuk perlekatan untuk jalan masuk dan keluar ureter, vena dan arteri
renalis, saraf dan limfatik. 3) pelvis ginjal, perluasan ujung proksimal ureter. Ujung ini berlanjut
3

menjadi dua sampai tiga kalis mayor, yaitu rongga yang mencapai glandular, bagian penghasil
urine pada ginjal. Setiap kaliks mayor bercabang menjadi beberapa kaliks minor.
2

4) parenkim ginjal, jaringan ginjal yang menyelubungi struktur sinus ginjal. Jaringan ini
terbagi menjadi medulla dalam dan korteks luar. Medula terdiri dari massa-massa triangular yang
disebut piramida ginjal. Ujung yang sempit dari setiap piramida, papilla, masuk dengan pas
dalam kaliks minor dan ditembus mulut duktus pengumpul urine. Korteks tersusun dari tubulus
dan pembuluh darah nefron yang merupakan unit strukturan dan fungsional ginjal. Korteks
terletak di dalam di antara piramida-piramida medulla yang bersebelahan untuk membentuk
kolumna ginjal yang terdiri dari tubulus-tubulus pengumpul yang mengalir ke dalam duktus
pengumpul.
2

Ginjal terbagi-bagi lagi menjadi lobus ginjal. Setiap lobus terdiri dari satu piramida ginjal,
kolumna yang saling berdekatan, dan jaringan korteks yang melapisinya.
2
Nefron. Satu ginjal mengandung satu sampai empat juta nefron yang merupakan unit
pembentuk urine. Setiap nefron memiliki satu komponen vascular (kapilar) dan satu komponen
tubular.
2

1) Glomerulus, adalah gulungan kapilar yang dikelilingi kapsul epitel berdinding ganda
yang disebut kapsula Bowman. Glomerulus dan kapsula Bowman bersama0sama membentuk
sebuah korpuskel ginjal.a) Lapisan visceral kapsula Bowman adalah lapisan internal eptielium.
Sel-sel lapisan visceral dimodifikasi menjadi podosit, yaitu sel-sel epitel khusus di sekitar kapilar
gromerular.
2
Setiap sel podosit melekat pada permukaan luar kapilar glomerular melalui beberapa
prosesus primer panjang yang mengandung prosesus sekunder yang disebut prosesus kaki atau
pedikel. Pedikel berinterdigitasi (saling mengunci) dengan prosesus yang sama dari podosit
tetangga. Ruang sempit antar pedikel-pedikel yang berinterdigitasi disebut filtration slits (pori-
pori dari celah) yang lebarnya sekitar 25 nm. Setiap pori dilapisi selapis membran tipis yang
memungkinkan aliran beberapa molekul dan menahan aliran molekul lainnya.
2
4


Barier filtasi glomerular adalah barier jaringan yang memisahkan darah dalam kapiler
glomerular dari ruang dalam kapsul Bowman. Barier ini terdiri dari endothelium kapilar,
membran dasar kapilar, dan filtration slit.
2

b) Lapisan parietal kapsula Bowman membentuk tepi terluar korpuskel ginjal. Pada kutub
vascular korpuskel ginjal, arteriola aferen masuk ke glomerulus dan arteriol eferen keluar dari
glomerulus. Pada kutub urinarius korpuskel ginjal, glomerulus memfiltrasi aliran yang masuk ke
tubulus kontortus proksimal.
2

2) Tubulus kontortus proksimal. Panjangnya mencapai 15 mm dan sangat berliku. Pada
permukaaan yang menghadap lumen tubulus ini terdapat sel-sel epithelial kuboid yang kaya akan
mikrovilus (brush borer) dan meperluas area permukaan lumen.
2

3) Ansa Henle. Tubulus kontortus proksimal mengarah ke tungkai desenden ansa Henle
yang masuk ke dalam medulla, membentuk lingkungan jepit yang tajam, dan membalik ke atas
membentuk tungkai asenden ansa Henle. Nefron koterks terletak di bagian terluar korteks.
Nefron ini memiliki lekukan pendek yang memanjang ke seeertiga bagian atas medulla. Nefron
jukstamedular terletak di dekat medulla. Nefron ini memiliki lekukan panjang yang menjulur ke
dalam piramida medulla.
2

4)Tubulus kontortus distal, juga sangat berliku, panjangnya sekitar 5 mm dan membentuk
segmen terakhir nefron. Disepanjang jalurnya, tubulus ini bersentuhan dengan dinding arterior
aferen.bagian tubulus yang bersentuhan dengan arteriol mengandung sel-sel termodifikasi yang
disebut macula densa. Macula densa berfungsi ebagi suatu kemoreseptor dan distimulasi oleh
penurunan ion natrium.
2

Dinding arterior aferen yang bersebelahan dengan macula densa mengandung sel-sel otot
polos termodifikasi yang disebut sel jukstaglomerular. Sel ini distimulasi memlaui penurunan
tekanan darah untuk memproduksi rennin. Macula densa, sel jukstaglomerular, dan sel
mesangium saling bekerja untuk membentuk aparatus jukstaglomerular yang penting dalam
pengaturan tekanan darah.
2

5) Tubulus dan duktus pengumpul. Karena setiap tubulus pengumpul bersdesenden di
korteks, maka tubulus tersebut akan mengalir ke sejumlah tubulus kontortus distal. Tbulus
5

pengumpul membentuk duktus pengumpul besar yang lurus. Duktus pengumpul mebmentuk
tubayang lebih besar yang mengalirkan urin ke dalam kaliks minor. Kaliks minor bermuara ke
dalam pelvis ginjal melalui kaliks mayor. Dari pelvis ginjal, urin dialirkan ke ureter yang
mengarah ke kandung kemih.
2
Suplai darah ginjal. Arteri dan vena yang bekerja menyuplai darah ke ginjal adalah 1) A.
renalis, percababangan aorta abdomen yang mensuplai masing-masing ginjal dan masuk ke hilus
melaulio cabang anterior dan posterior. 2) Cabang anterior dan posterior a. renalis membentuk
arteri-areti interlobaris yang menaglir di atntara piramida-piramida ginjal. 3) a. arcuata berasal
dari arteri interlobaris pada area pertemuan antrara korteks dan medulla. 4) a. interlobularis,
percabangan aretri arkuata disudut kanan dan melewati korteks. 5) a. aferen, berasal dari arteri
interlobularis. Satu areteriol aferen mebmentuk sekitar 50 kapilar yang membentuk glomerulus.
2

6) a. eferen, meninggalkan setiap glomerulus dan membentuk jarring-jaring kapilar lain,
kapilar pertubular yang mengelilingi tubulus proksumal dan distal untuk memberi nutrient pada
tubulus tersebut dan mengeluarkan zat-zat yang direabsorpsi. 7) Kapilar peritubluar mengalir ke
dalam vena korteks yang kemudian menyatu dan membentuk vena interlobularis. 8) vena
arcuata menerima darah dari vena inerlobularis. Vena arkuata bermuara ke dalam vena
interloabris yang bergabung untk bermuara ke dalam vena renalis. Vena ini meninggalkan ginjal
untuk bersatu dengan vena kava inferior.
2
Fungsi ginjal. Ginjal berfungsi sebagai alat pengeluaran zat sisa organik, pengaturan
konsentrasi ion-ion petning, pengaturan keseimbangan asam-basa tubuh, penaturan produksi sel
darah merah, pegnaturan tekanan darah, penendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah
dan asam amino darah, dan pengeluaran zat beracun.
2
Ureter
Ureter adalah tabung ginjal menuju kandung kemih. Setiap ureter memiliki panjang sekitar
25 cm, dimulai dari pelvis, bagian yang berdilatasi melekat pada hilum ginjal, berjalan ke bawah
di bagian posterior dinding abdomen di belakang peritoneum, di dalam pelvis, membelok ke
depan dank e dalam untuk memasuki kandung kemih, melewati dindingnya ureter berjalan
secara oblik.
3
6


Ureter merupakan saluran retroperitoneum yang menghubungkan ginjal dengan vesika
urinaria. Pada awalnya, ureter berjalan melalui fasia Gerota dan kemudian menyilang muskulus
psoas dan pembuluh darah iliaka komunis. Ureter berjalan sepanjang sisi posterior pelvis, I
bawah vas deferen dan memasuki basis vesika pada trigonum. Suplai darah ke ureter berasal dari
pembuluh darah renalis, gonad, aorta, iliaka komunis dan iliaka interna. Pembuluh limfe
menyertai aretri, serta mengalir ke dalam nodi hipo-gastrika, iliaka dan para-aortika.
4
Persarafan autonom dinding ureter memberikan aktivitas peristaltic, dimana kontraksi
berirama berasal dari pemacu proksimal yang mengendalikan transport halus dan efisien bagi
urin dari pelvis renalis ke vesika urinaria.
4

Ureter secara mikroskopis. Ureter pada potongan melintang, yang tidak diregangkan
memiliki lumen berkelok karena adalnya lipatan memanjang. Dinding ureter terdiri atas mukosa,
muskularis, dan adventisia. Mukosa terdiri atas epitel transisional, dan lamina propria yang lebar.
Epitel transisional terdiri atas beberapa lapis sel, lapisan terluar ditandai sel-sel kuboid besar.
Sel-sel intermediate berbentuk polyhedral karena sel di basal berbentuk kuboid atau silindris
rendah. Permukaan basal epitel ini licin, tanapa lekukan papil-papil jaringan ikat.
5

Lamina propria terdiri atas jaringan ikat fibroelastis degnan fibroblast lebih padat di bawah
epitel lebih padat dibandingkan dengan fibroblast di dekat muskularis yang lebih longgar.
Jaringan limfoid difus dan kadang-kadang limfonodus kecil mungkin terlihat di lamina propria.
Pada ureter bagian atas, muskularis terdiri atas lapisan otot polos longitudinal dalam dan sirkular
luar. Lapisan-lapisan ini tidak selalu jelas. lapisan longitudinal luar tambahan terdapat pada
sepertiga ureter bagian bawah. Adventisia menyatu dengan jaringan ikat fibroelastis dan jaringan
lemak disekitarnya yang mengandung banyak arteri, venul, dan saraf kecil.
5

Pada dinding ureter potongan melintang, dengan pembesaran lebih kuat, rincian struktural
serta lapisan dinding ureter tampak lebih jelas. sel-sel paling luar sering terpulas lebih gelap
daripada sel lain. Membran permukaan yang terlihat sebagai pita asidofilik sempit, berfungsi
sebagai sawar osmotic atntara urin dan cairan jaringan.
5

Di dalam lamina propria, terdapat lebih banyak fibrolbas di jaringan ikat di bawah epitel
daripada bagian yang lebih dalam. Lapisan muskularis sering terlihat sebagai berkas otot polos
terususn longgar dikelilingi banyak jaringan ikat, seperti tampak pada lapisan longitudinal
7

dalam. Adventisia menyatu dengan jaringan ikat dinding abdomen posterior tempat ureter
terbenam.
5

Ureter merupakan struktur abdominal sekaligus pelvis, sehingga pasokan darahnya di
dapatkan dari banyak sumber. Ureter atas menerima cabang langsung dari aorta, arteri renalis,
dan arteri gonadal. Sedangkan ureter bawah menerima cabang iliaka interna dan arteri vesikalis
inferior.
6
Vesika urinaria
Vesika urinaria merupakan organ otot yang berfungsi sebagai reservoir utama traktus
urinarius dan mempunyai kapasitas 350 sampai 450 ml. ureter memasuki bagian posteroinferior
vesika urinaria pada trigonum. Trigonum membentuk basis vesika urinaria dari ostium ureter
ke dalam serviks vesika urinaria.
4
Anterior terhadap vesika urinaria terletak spasium Retzius, yang mengandung jaringan
lemak dan pleksus venosus serta os pubis pelvis. Posterior terhadap vesika urinaria pria terletak
vesikula seminalis, vas deferen, ureter, dan rectum. Pada wanita, vagian dan uterus terletak di
antara vesika urinaria dan rectum.
4

Suplai arteri ke vesika urinaria berasal dari cabang arteri iliaka interna arteri vesikalis
superior, media dan inferior. Vena dari vesika urinaria mengalir ke dalam pleksus Santorini di
anterior dan pleksus pudendalis di posterior. Drainase limfe bagian ventral vesika urinaria
mengalir ke dalam nodi iliaka eksterna; drainase limfe dari setengah dorsal vesika urinaria
mengalir ke dalam rantai nodi iliaka interna, eksterna dan komunis.
4

Secara mikroskopis, dinding vesikua urinaria serupa dengan lapisan otot di ureter, kecuali
ketebalannya. Dinding vesika urinaria terdiri atas mukosa, muskularis dan serosa pada
permukaan superior vesika urinaria. Permukaan inferior ditutupi adventisia yang menyatu
dengan jaringan ikat struktur-struktur di dekatnya.
5

Mukosa vesika yang kosong tampak berlipat-lipat namun lipatan ini hilang sewaktu vesika
diregangkan. Epitel transisional mengandung lebih banyak lapisan sel dan lamina propria lebih
lebar daripada yang I ureter. Jaringan ikat longgar di bagian lebih dalam megnandung lebih
banyak serat elastin. Muskularisnya tebal, dan ketiga lapisan di bagian leher vesika tersusun
8

dalam berkas yang saling beranastomosis dengan jaringan ikat longgar di antaranya. Pada
sediaan ini, berkas otot terpotong menurut berbagai bidang irisan dan ketiga lapisan otot itu
sukar dibedakan. Jaringan ikat intersisial menyatu degnan jaringan ikat serosa, mesotel adalah
lapisan terluar.
5
Urethra Pria
Uretra pria adalah tabung dengan panjang sekitar 20 cm dan membentang dari kadnung
kemih samapi ujung penis. Uretra mempunyai tiga bagian,yaitu uretra pars prostatica, panjang
3 cm, melewati glandula prostatica, menerima dua ductus ejakulatorius dan beberapa saluran
kecil dari glandula prostatika. Uretra pars membranosa, panjang 2 cm, melalui diafragma
urogenitale, lapisan firosa tepat di bawah glandula prostatika, tertutup oleh sfingter serat otot.
Bagian ini disebut membranosa karena struktur ini setipis membran.
3
Uretra pars spongiosa, panjang sekitar 15 cm, berjalan melalui corpus spongiosum penis
sampai ujung penis. Urine dialirkan sepanjang uretra dengan kontraksi kandung kemih. Tetes
terakhir dalam uretra dikeluarkan dengan kontraksi sfingter yang mengitari uretra pars
membranosa.
3
Uretra Wanita
Uretra wanita adalah tabung dengan panjang sekitar 3 cm dan membentang dari kandung
kemih sampai lubang di antara labia minora sekitar 2,5 cm di belakang klitoris. Uretra berjalan
tepat di bagian depan vagina.
3

Saluran ini membuka keluar tubuh melalui orificium uretra eksternal yang terletak dalam
vestibulum atnara klitoris dan mulut vagina. Kelenjar uretra yang homolog dengan kelenjar
prostat pada laki-laki, bermuara ke dalam uretra.
2
Fungsi dan Mekanisme Ginjal
Arus darah. Ginjal akan mendapat 1,2-1,3 liter darah per menit pada orang dewasa yang
sdang istirahat, atau sedikit lebih kecil daripada 25 % curah jantung. Karena yang difiltrasi oleh
ginjal adalah plasa, maka arus plasma ginjal sama dengan jumlah zat yang dieksresi oleh ginjal
9

per satuan waktu di bagi oleh perbedaan kadar zat tersebut di darah arteri dan vena ginjal selama
jumlah sel darah merah tidak berubah saat peredarannya melalui ginjal.
7

Regulasi aliran darah ginjal. Perbedaan konstriksi arteriol aferen dan eferen sangat
mempengaruhi filtrasi. Ginjal memperlihatkan aitoregulasi tingkat tinggi baik melalui respons
mogenik dan melalui macula densa, yang mendeteksi laju fitrasi yang tinggi dan kemudian
melepaskan adenosine, yang akan mengonstriksi arteriol aferen, sehingga filtrasi berkurang.
Noradrenalin (norepinefrin) dari saraf simpatis ginjal akan mengonstriksi arteriol aferen dan
eferen, dan meningkatkan rennin sehingga meningkatkan produksi angiotensin II
(vasokonstriktor poten). Banyak vasokonstriktor perifer (misalnya endotelin, angiotensin II)
menyebabkan pelepasn prostaglandin vasodilator di dalam ginjal, sehingga melindungi aliran
darah ginjal.
8

Hormon dan ginjal. Fungsi ginjal dipengaruhi oleh berbagai hormon yang memodulasi
regulasi ion dan air (misalnya hormon antidiuretik, aldosteron). Renin diproduksi oleh apparatus
jukstaglomerulus dan memacu pembentukan angiotensin. Eritropoietin disintesis oleh
pembentukan angiotensin. Vitamin D dimetabolisme di ginjal menjadi bentuk akfit (1,25-
dihidroksikolekalsiferol), yang terlibat dalam regulasi Ca
2+
dan fosfat. Berbagai prostaglandin
juga diproduksi di ginjal, dan mempengaruhi aliran darah ginjal.
8
Filtrasi Glomerulus
Plasma difiltrasi di dalam glomerulus secara ultrafiltrasi (yaitu bekerja pada tingkat
molekular), dan filtrate masuk ke dalam tubulus proksimal. Laju filtrasi glomerulus adalah
kurang lebih 125 ml/menit pada manusia. Aliran plasma ginjal adalah 600 ml/menit, sehingga
jumlah plasma yang difiltrasi ke nefron (fraksi filtrasi) adalah 20%. Cairan dan solute (zat
terlarul) harus melalui tiga sawar fitrasi, yaitu endotel kapiler glomerulus, membran basal. Dan
sel epitel termodifikasi (podosit).
8

Laju filtrasi glomerulus (LFG). LFG pria normal berukuran tubuh sedang, kira-kira 125
ml/menit. Besar nilai ini sebanding dengan luas permukaan tubuh. Nilai FLG pada wanita 10%
lebih rendah daripada pria. J9pa9 PFTG 125 ml/menit sama dengan 7, liter/jam atau 180
liter/hari, sdangkan volume urine normal hanya sekitar 1 liter /hari. ini berarti sekitar 99% filtrat
direabsorpsi. Dengan laju 125 ml/menit, ginjal melakukan filtrasi cairan yang sama dengan 4 kali
10

jumlah total air tubuh dalam sehari, atau 1 kali volume cairan ekstrasel (CES), atau 60 kali
volume plasma.
7

Permeabilitas sawar filtrasi tergantung pada ukuran molekul. Zat dengan berat molekul
<7000 Da dapat lewat dengan bebas, tetapi molekul yang lebih besar hingga berukuran 70.000
100.000 Da semakin terbatas, dan bila molekul lebih besar lagi maka filtrasi menjadi tidak
signifikan. Molekul bermuatan negative semakin terbatas karena ditolak oleh muatan negatif
membran basal. Jadi albumin ( kurang lebih 69.000 Da), yang juga bermuatan negatif, hanya
terfiltrasi dalam jumlah yang sangat sedikit, edangkan melekul kecil seperti ion, glukosa, asam
amino, dan ureum melewati filter tanpa hambatan. Hal ini berarti bahwa filtrate (hasil filtrasi)
glomerulus hampir tidak mengandung protein, tetapi sebaliknya, memiliki komposisi yang
identik dengan plasma.
8

Jumlah protein dalam urine umumnya kurang dari 100 mg/d, dan sebagian besar protein ini
tidak berasal dari proses filtrasi tetapi dari sel tubulus tua yang lepas. Adanya albumin dalam
urine disebut albuminuria. Pada penyakit nefritis, muatan negatif dinding glomerulus hilang
sehingga albuminuria dapat terjadi tanpa disertai pelebaran pori membran filtrasi.
7

Tekanan hidrostatik dan osmotik. Tekanan di kapiler glomerulus lebih tinggi daripada
tekanan di kapiler lain karena arteriol aferennya pendek dan lurus, cabang dari arteri
interlobularis. Selain itu, pembuluh darah setelah glomerulus, yaitu arteriol eferen, memiliki
tahanan yang relative tinggi. Tekanan hidrostatik kapiler dilawan oleh tekananhidrostatik kapsula
Bowman. Selain itu tekanan hidrostatik kapiler juga dilawan oleh perbedaan tekanan osmotik di
dalam dan di luar kapiler glomerulus.
7

Tekanan filtrasi di ujng aferen kapiler glomerulus adalah 15 mmHg dan akan turun
mendekati 0, yaitu titik dicapainya keseimbangan filtrasi, tepat proksimal ujung eferen kapiler
glomerulus. Hal ini disebabkan oleh cairan yang keluar dari plasma di kapiler glomerulus
sehingga tekanan onkotiknya meningkat sepanjang perjalanan di kapiler glomerulus menuju
arteriol eferen.
7



Laju filtrasi glomerular (glomerular filtration rate GFR) adalah jumlah filtrate yang
terbentuk per menit pada semua nefron dari kedua ginal. Pada laki-laki, laju filtrasi ini sekitar
125 ml/menit atau 180 ml dalam 24 jam, dan pada perempuan sekitar 110 ml/menit. Daktor yang
11

mempengaruhi GFR adalah tekanan filtrasi efektif, autoregulasi ginjal, stimulasi simpatis,
obstruksi aliran urinaria, kelaparan, dan berbagai penyakit ginjal.
2


Proses transport tubulus. Reabsorpsi dan sekresi melibatkan transport zat melintasi epitel
tubulus, hal ini terjadi baik secara difusi melalui tight junction maupun rongga interselular
lateral, digerakkan oleh gradient konsentrasim gradient osmotic, ataupun gradient listrik, atau
secara transport aktif melalui sel epitel itu seniri. Pergerakkan solute di antara rongga peritubulus
dan kapiler adalah dengan cara aliran massif dan difusi, pergerakkan air dipengaruhi oleh gaya
Starling.
8

Transpor aktif melibatkan protein yang disebut transporter yang bertugas untuk
mentranslokasi zat melintasi membran sel. transport aktif primer menggunakan ATP secara
langsung, misalnya Na
+
-K
+
-ATPase (pompa Na
+
). Transport aktif sekunder menggunakan
gradient konstentrasi yang muncul akibat transport aktif primer sebagai sumber energinya. Yang
paling banyak adalah gradient Na
+
ini memiliki peran yang kritikal dalam reabsporsi dan sekresi
ginjal. Simporter (atau kotransporter) mentranspor zat-zat kea rah yang sama dengan (misalnya)
Na
+,
sedangkan antiporter mentranspor zat ke arah yang berlawanan.
8
Terdapat batas untuk laju kerja suatu transporter, dandemikian pula, utnuk setiap zat
teradaptlaju maksimum reabsorpsi atau sekresi, yang disebut transport tubulus maksimum (Tm).
Avagai contoh, glukosa normalnya direabsorpsi seluruhnya di tubulus proksimal, dan tidak ada
yang dieksresi di urin. Tetapi, jika konsentrasi glukosa dalam filtrat meningkat melebihi ambang
batas ginjal, maka transporter akan mulai tersaturasi, dan glukosa akan terdapat di urin. Begitu
Tm tercapai, eksresi akan meingkat secaral inear seiring peningkatan filtrasi.
8
Reabsorpsi Na
+

Reabsorpsi Na
+
dan Cl
-
memegang peran utama dalam metabolisme elektrolit dan cairan
tubuh. Selain itu, transport Na
+
berlangsung bersama dengan transport H
+
elektrolit lainnya,
glukosa, asam amino, asam organik, fosfat, dan zat lainnya melewati dinding tubulus. Na
+
dipompa ke ruang intertisium oleh pompa Na
+
-K
+
ATPase. Pompa ini akan mengeluarkan 3 Na
+

dan memasukkan 2 K
+
ke dalam sel.
7
12


Ion-ion natrium ditranspor secara pasif melalui difusi terfasilitasi (dengan carrier) dari
lumen tubulus kontortus proksimal ke dalam sel-sel epitel tubulus yang konsentrasi ion
natriumnya lebih rendah. Ion-ion natrium yang ditranspor secara aktif dengan pompa natrium-
kalium, akan keluar dari sel-sel epitel untuk masuk ke cairan interstisial di dekat kapilar
peritubular.
2
Reabsoprsi ion klor dan ion negatif lain
Karena ion natrium positif bergerak secara pasif dari cairan tubulus ke sel dan secara aktif
dari sel ke cairan interstisial peritubular, akan terbentuk ketidakseimbangan listrik yang justru
membantu pergerakan pasif ion-ion negated. Dengan demikian, ion klor dan biakrbonat negatif
secara pasif berdifusi ke dalam sel-sel epitel dari lumen dan mengikuti pergerakan natrium yang
keluar menuju cairan peritubular dan kapilar tubular.
2
Reabsorpsi Glukosa
Glukosa, asam amino, dan bikarbonat direabsorpsi bersama-sama dengan Na
+
di baigan
awal tubulus proksimal. Mendekati akhir tubulus, Na
+
akan direabsorpsi bersama-sama dengan
Cl
-
. Glukosa merupaan contoh zat yang direabsorpsi melalui transport aktif sekunder. Laju
filtrasi glukosa kira-kira 100 mg/menit (80 mg/dL plasma x 125 ml/menit). Hampir smeua
glukosa direabsorpsi, dan hanya beberapa milligram saja yang dapat dijumpai di urine 24 jam.
Batas Tm glukosa kira-kira 375 mg/menit pada laki-lakidan 300 mg/menit pada wanita.
7

Ambang ginjal untuk glukosa ialah kadarnya di plasma yang pertama kali menyebabkan
glukosa ditemukan di urin dalam jumlah yang melebihi jumlah kecil yang biasanya diekskresi.
Ambang ginal sebnarnya kira-kira 200 mg/dL kadar plasmanya di arteri, yang sebanding dengan
180 mg/dL kadar plasmanya divena.
7
Reabsorpsi air, urea, dan ion anorganik lain
Air bergerak bersama ion natrium melalui osmosis. Ion natrium berpindah dari lumen
tubulus kontortus proksimal ke area berkonsentrasi air rendah dalam cairan interstisial dan
kapilar peritubular. Seluruh urea yang terbentuk setiap hari difiltrasi oleh glomerulus. Sekitar
50% urea secara pasif direabsorpsi akibat gradient difusi yang terbentuk saat air direabsorpsi.
13

Dengan demikian, 50% urea yang difilttrasi akan dieksresi dalam urin. Ion seperti kalium,
kalsium, fosfat, dan sulfat, serta sejumlah ion organik adalah melalui transport aktif.
2
Mekanisme sekresi tubular
Mekanisme sekresi tubular adalah proses aktif yang memindahkan zat keluar dari darah
dalam kapilar peritubular melewati sel-sel tubular menuju cairan tubular utuk dikeluarkan dalam
urin. Zat-zat seperti ion hidrogen, kalium dan ammonium, produk akhir metabolic kreatinin dan
asam hipurat serta obat-obatan tertentu (penisilin) secara aktif disekresi ke dalam tubulus.
2
Ion hidrogen dan ammonium diganti dengan ion natrium dalam tubulus kontortus distal dan
tubulus pengumpul. Sekresi tubular ang selektif terhadap ion hidrogen dan ammonium
membantu dalam pegnaturan pH plasma dan keseimbangan asam basa cairan tubuh. Sekresi
tubular merupakan suatu mekanimse yang penting untuk mengeluarkan zat-zat kimia asing atau
tidak diinginkan.
2
Konsep Klirens. Ginjal berfungsi untuk membersihkan plasma darah dari zat-zat buangan
seperti urea dan buangan nitrogen nonprotein lain yang terbentuk sebagai hasil proses metabolic.
Jika plasma tersaring saat melalui glomerulus dan bergerak melewati tubulus nefron, plasma
akan menjadi bersih dari zat-zat yang tidak terabsorpsi ulang atau hanya sebagian terabsorpsi
ulang. Plasma Klirens, dinyatakan dalam ml/menit, adalah volume darah permenit yang telah
bersih dari zat.
2
Ekskresi air
Dalam keadaan normal sebanyak 180 liter cairan difiltrasi oleh glomerulus tiap hari,
sedangkan volume urine rata-rata tiap hari sekitar 1 liter. Jumlah zat terlarut yang sama juga
dapat dieksresikan per 24 jam dalam urin yang hanya bervolume 500 ml dengan kepekatan 1400
mosm/kg, atau dalam urine sebanyak 23,3 liter dan kepekatan yang sangat rendah, yaitu 30
mosm/kg.
7

Hal ini menunjukkan 2 hal yang penting,. Pertama, paling sedikit 87% air yang difiltrasi
akan direabsorpsi, meskipun volume urin 23 liter. Kedua, reabsoprsi sisa air yang telah
mengalami filtrasi dapat bevariasi tanpa mempengaruhi jumlah total zat terlarut yang diekskresi.
Dengan demikian, bila urin pekat, terjadi retensi air dibandingkan zat terlarut, dan bila urine
14

encer, terjadi eksrkesi air yang lebih dibandingkan zat terlarut. Kedua hal ini memiliki arti
penting dalam konservasi dan pengaturan osmolalitas cairan tubuh. Pengaturan ekskresi air
terutama dilakukan oleh hormon vasopressin yang bekerja pada duktus koligentes.
7

Tubulus Proksimal. Di tubulus proksimalm, air akan keluar dari tubulus secara pasif akibat
perbedaan osmotic yang dihasilkan oleh transport aktif zat terlarul, sehingga keadaan isotonic
tetap dapat dipertahankan. Rasio konsentrasi di cairan tubulus dengan konsentrasi di plasma sat
yang tidak dapat direabsorpsi seperti inulin sekitar 2,5 3,3 di ujung tubulus proksimal, sehingga
dapat disimpulkan bahwa 60 70% air yang difiltrasi diangkut sampai ujung tubulus proksimal
ini.
7
Ansa Henle. Ansa Henle nefron jukstamedularis memanjang sampai ke piramis medulla
ginjal sevbelum mengalirkan cairannya ke tubulus kontortus distal di korteks, dan semua duktus
koligentes akan kemagbali melalui piramis medulla untuk sampai ujung piramis dan akhirnya
bermuara di pelvis renis.
7

Ada peningkatanosmallitas interstisium yang bertahap di piramis, osmolalitas normal di
ujung papilla kira-kira 1200 moosm/kg H2O, atau kira-kira 4 kali plasma. Pars descendens ansa
Henle bersifat permeable terhadap air, tetapi pars asendesnnya tidak permeable. Na
+
, K
+
dan Cl
-

mengalami kotranporrt keluar dari lumen ansa Henle pars asendens bagian tebal. Dengan
demikian, cairan di ansa Henle pars desendens menjadi hipertonik karena air akan ditarik oleh
interstisium yang hipertonik.
7

Di pars asendens, cairan tubulus menjadi lebih ener, sehingga saat sampai di ujung cairan ini
akan pbersifat hipotnonik terhadap plasma karena perpindahan Na+ dan Cl0 keluar dair lumen
tubulus. Saat melalui ansa Henle sekitar 15 % adari air yang difiltrasi telah direabsorpsi,
sehingga sekitar 20% air yang difiltrasi mencapai tubulus distal dan nilai TF/P inulin kira-kira 5.
7
Na+ ditranspor secara aktif keluar dari sel epitel tubulus ini menuju ke interstisium oleh
pompa Na
+
-K
+
ATPase daripada bagian lain tublus. K
+
berdifusi secara pasif kembali ke lumen
tubulus. Satu Cl- berdifusi secarfa pasif ke interstisium, dan satu lagi mengalami ko transport
bersama dengan K
+
.
7
15

Pengangkut Na
+
-K
+
-2Cl
-
di lengan asenden tebal mempunyai 12 doamin tranmembran,
dengan terminal amino dan karboksil intrasel. Pengangkut ini adalah anggota golongan
pengangkut yang ditemukan di banyak lokasi lain termasuk kelenjar ludah saluran cerna, dan
saluran napas.
7

Tubulus distal. Tubulus distal, terutama bagian awalnya, merupakan lanjutan ansa Henle
pars asendens bagian tebal. Bagian tubulus distal ini relatif tidak permeable terhadap air, dan
reabsorpsi zat-zat terlalur yang lebih banyak daripada pelarut (air) akan lebih meningkatkan
keenceran cairan tbulus. Kira-kira 5% dari air yang difiltrasi akan direabsorpsi di segmen ini.
7
Duktus koligentes. Duktus koligentes terdiri dari bdua bagian, yaitu bagian kortikal dan
bagian medulla yang mengalirkan cairan filtrate dari daerah korteks menuju pelvis renis.
Perubahan osmolalitas dan volume di duktus koligentes bergantung pada banyaknya casopresin
yang bekerja pada duktus. Hormon antidiuretik ini berasal dari kelenjar hipofisis dan akan
meningkatkan permeabilitas dukuts koligentes terhadap air melalui pembentukan cepat kanal air
di membran luminal sel principal.
7

Bila vasopressin cukup banyak untuk menimbulkan antidiuresis yang masksimal, air akan
pindah dari cairan tubulus hipotonik yang memasuki duktus koligentes bagian kortikal ke
interstisium korteks, sehingga cairan tubulus tersebut menjadi isotonic. Dengan cara ini,
sebangak 10% air yang difiltrasi akan direabsorpsi. Cairan isotonic di tubulus ini kemudian
dialirkan ke duktus koligentes bagian meudla dengan rasio TF/P inulin kira-kria 20.
7

Pada manusia, osmolalitas urin dapat mencapai 1400 mosm/kg H
2
O, hampir 5 kali
osmolalitas plasma dengan mereabsorpsi 99,7% air yang difiltrasi dan hanya 0,3 % yang keluar
berama urine. Bila vasopressin tidak ada, epitel duktus koligentes related tidak permeable
terhadap air. Cairan tubulus akan tetap hipotonik, dan banyak cairan yang akan dialirkan ke
pelvis renis.
7
Konsentrasi urine dan mekanisme pengenceran
Volume urin. Volume urin yang dihasilkan setiap hari bervariasi dari 600 ml sampai 2.500
ml lebih. Jika volume urin tinggi, zat buangan dieksresi dalam larutan encer hipotonik
(hipoosmotik) terhadap plasma. Berat jenis urin mendekati berat jenis air (sekitar 1,003). Jika
16

tubuh perlu menahan air, maka urine yang dihasilkan kental sehingga volume urin yang sedikit
tetap mengandung jumlah zat buangan yang sama yang harus dikeluarkan. Konsentrasi zat
terlarut lebih besar, urin hipertonik (hiperosmotik) terhadap plasma, dan berat jenis urin lebih
tinggi (di atas 1,030).
2

Pengaturan volume urin. Produksi urin kental yang sedikit atau urin encer yang lebih
banyak diatur melalui mekanisme hormon dan mekanisme pengkonsentrasi urin ginjal.
2

Mekanisme hormonal. 1) Antiduretic hormon (ADH), meningkatkan permeabilitas tubulus
kontortus distal dan tubulus pengumpul terhadap air sehingga mengakibatkan terjadinya
reabsorpsi dan volume urin yang sedikit. ADH disintesis oleh badan sel saraf dalam nucleus
supraoptik hipotalamus dan disimpan dalam serabut saraf hipofisis posterior. ADH kemudian
dilepas sesuai impuls yang sampai di serabut saraf.
2

Stimulus pada sekresi ADH terdiri dari osmotic dan volume dan tekanan darah. a) osmotik.
Neuron hipotalamus adalah osmoreseptor dan sensitid terhadap perubahan konsentrasi ion
natrium, serta zat terlarut lain dalam cairan intraselular yang menyelubunginya. Peningkatan
osmolaritas plasma, seperti yang terjadi saat dehidrasi, menstimulasi osmoreseptor untuk
mengirim impuls ke kelenjar hipofisis posterior agar melepas ADH.
2

Air diabsorpsi kembali dari tubulus ginjal sehingga dihasilkan urin kental engan volume
sedikit.Penurunan osmolaritas plasma mengakibatkan berkurangnya ekskresi ADH,
berkurangnya reabsorpsi air dari ginjal, dan produksi urin encer yang banyak.
2
b) volume dan tekanan darah. baroreseptor dalam pembuluh darah (di vena, atrium kanan
dan kiri, pembuluh pulmonary,sinus carotid, dan lengkung aorta) memantau volume darah dan
tekanan darah. penurunan volume dan tekanan darah meningkatkan sekresi ADH, peningkatan
volume dan tekanan darah menurunkan sekresi ADH. Selain itu, faktor nyeri, kecemasan,
olahraga, analgesic narkotik, dan barbiturate meningkatkan sekresi ADH. Alkohol menurunkan
sekresi ADH.
2
2) Aldosteron. Adalah hormon steroid yang disekresi oleh sel-sel korteks kelenjar adrenal.
Hormon ini bekerja pada tubulus distal dan duktus pengumpul untuk peningkatkan absorpsi aktif
ion natrium dan sekresi aktif ion kalium.
2
17

Sistem arus bolak-balik dalam ansa Henle dan vasa rekta. Sistem ini memungkinkan
terjadinya reabsorpsi osmotic air dari tubulus dan duktus pengumpul ke dalam cairan interstisial
medulair yang lebih kental di bawah pengaruh ADH. Reabsoprsi air memungkinkan tubuh untuk
menahan air sehingga urin yang diekskresi lebih kental dibandingkan cairan tubuh normal.
2
Renin, angiotensin, dan aldosteron
Renin akan memecah angiotensinogen plasma menjadi angiotensin I, yang kemudian dibuah
lagi oleh enzim pengonversi angiotensin (angeiotensin-converting enzyme, ACE) di sel endotel
(terutama di paru) menjadi anangiotensin II. Angiotensin II adalah hormon primer untuk
homeostasis Na
+
, dan memiliki beberapa fungsi penting. 1) Angitoensin II merupakan
vasokonstriktor poten untuk seluruh pembuluh darah.
8

2) Hormon ini secara langsung meningkatkaan reabsorpsi Na
+
di tubulus proksimal. 3)
Angiotensin II menstimulasi hipotalamus untuk meningkatkan serkesi ADH dan menyebabkan
rasa haus. 4) Hormon ini menstimulasi produksi aldosteron oleh koteks adrenal. 5) Angiotensin
II cenderung memperkuat aktvitas simpatis dan 6) menginhibisi produksi renin oleh sel
granular.
8

Aldosteron diperlukan untuk reabsorpsi normal Na
+
dan sekresi normal K
+
. aldosteron
meningkatkan sintesis mekanisme transport di nefron distal, termasuk pompa Na
+
, simporter
Na
+
-H
+
dank anal K
+
dan Na
+
di sel principal, dan H
+
-ATPase pada sel interkalasi. Reabsorpsi
Na
+
dan sekresi K
+
dan H
+
juga meningkat.
8

Aldosteron bekerja melalui sintesis protein, sehingga efeknya baru terlihat dalam beberapa
jam. Prodsuksi aldosterion oleh korteks adrenal bersifat langsung sensitifterhadap sedkit saja
perubahan [K
+
] plasma, sehingga kemungkinan berperan utama pada homeostasis K
+
.
8
Peptide natriuretik atrial (atrial natriuretic factor,ANP), dilepaskan dari sel otot atrium
sebagai respon regangan yang disebabkan peningkatan volume darah. ANP mensupresi produksi
renin, aldosteron, dan ADH; menginhibisi efek ADH di nefron distal, dan menyebabkan
vasodilatasi ginjal. Hasil akhir adalah peningkatan eksresi air dan Na
+
.
8

18

Perkemihan (urinasi)
Perkemihan (urinasi) bergantung pada inervasi parasimpatis dan simpatis juga impuls saraf
volunteer. Pengeluaran urin membutuhkan kontrasksi aktif otot detrusor. Bagian dari otot
trionum yang mengelilingi jalan keluar uretra berrfungsi sebagai sfingter uretra internal yang
menjaga slaruan tetap tertutup. Otot ini diinervasi oleh neuron parasimpatis.
2
Sfingter uretra eksternal terbentuk dari serabut otot rangka dari otot perineal transversa
yang berada di bawah kendali volunteer. Bagian pubokoksigeus pada otot levator ani juga
berkontribusi dalam pembentukan sfingter.
2

Refleks perkemihan
Refkelsk perkemihan terjadi saat peregeangan kandung kemih sampai sekitar 300 ml sampai
400 ml urin mesntimulasi reseptor peregang pada dinding kandung kemih. Impuls pada medulla
spinalis di kirim ke otak dan menghasilkan impuls parasimpatis yang menjalar melalui saraf
splanknik pelvis ke kandung kemih.
2

Refleks perkemihan menyebabkan kontraksi otot detrusor; relaksasi sfingter internal dan
eksternal mengakibatkan pngosongan kandung kemih. Pada laki-laki, serabut simpatis
menginervasi jalan keluar uretra dan mengkonstriksi jalan tersebut untuk mencegah refluks
semen ke dalam kandung kemih saat orgasme.
2
Pencegahan refluks perkemihan melalui kendali volunteer sfingter eksternal adalah respon
yang dapat dipelajari. Pencegahan volunteer bergantung pada intergritas saraf terhadap kandung
kemih dan uretra, traktus yang kelaur dari medulla spinalis menuju dan dari otak, dan area
motorik serebrum. Cedera pada lokasi ini dapat menyebabkan inkoninensia.kendali volunteer
urinasi adalah respons yang dapat dipelajari.
2

Tes fungsi ginjal
Beberapa tes fungsi ginjal yang sederhana adalah sebagai berikut. 1) Tes protein (albumin),
bila ada kerusakan pada glomeruli atau tubula, protein dapat masuk dalam urin. 2) tes
konsentrasi urea darah. bila ginjal tidak cukup mengeluarkan ureum, ureum darah naik di atas
kadar normal 20-40 miligram per 100 ccm darah. Karena filtrasi glomerulus harus menurun
19

sampai sebanyak 50 persen sebelum kenaikan kadar urea darah terjadi, tes ini bukan tes yang
sangat peka.
1
3) Tes konsentrasi. Dilarang makan atau minum selama 12 jam untuk melihat
sampai berapa tinggi berat jenis naik.
1

Selain itu, ada beberapa tes fungsi ginjal yang lain. 1) clearance (penjernihan), menyatakan
secara kuantitatif kecepatan ekskresi suatu zat oleh ginjal. volume darah atau plasma yang
mengandung sejumlah zat yang diekskresi urin dalam 1 menit atau volume darah atau plasma
yang dijernihkan dari sejumlah zat yang ditemukan dalam ekskresi urin 1 menit.
9
2) RPF (Renal Plasma Flow), plasma yang melalui ginjal per menit. Pengukuran RPF
menggunakan PAH. PAH difiltrasi dan disekresi. Kadar dalam darah rendah < 2 mg%, PAH
hanya difiltrasi dalam satu kali sirkulasi, clearance PAH konsentrasi rendah, dipakai untuk
memperkirakan RPF. 3) Filtration Fration, jumlah plasma yang melalui ginjal dan difiltrasi
persatuan waktu. 4) Tubular secretory mass, pengukuran Tm PAH untuk melihat berapa bagian
yang masih berfungsi. Tes ini dapat dipakai Diodrast.
9
Kesimpulan
Sistem urinaria terdiri dari organ-organ yang memproduksi urine dan mengeluarkannya dari
tubuh. Sistem ini merupakan salah satu sistem utama untuk mempertahankan homeostatis.
Ginjal, khususnya, dengan proses filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi, menghasilkan urin yang
dialirkan melalui ureter, menuju vesika urinaria, dan melalui uretra keluar dari tubuh. Sistem
bekerja bersama-sama.
Daftar Pustaka
1. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic. Cetakan ke 33. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2009.
2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC, 2004.
3. Gibson J. Fisiologi & anatomi modern untuk perawat. Edisi ke 2. Jakarta : EGC, 2003.

4. Sabiston DC. Buku ajar bedah bagian 2. Jakarta : EGC, 1994.
20

5. Eroschencko VP. Atlas Histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke 9. Jakarta :
EGC, 2003.
6. Faiz O, Moffat D. At a glance series anatomi. Jakarta : Erlangga, 2008.
7. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke 17. Jakarta: EGC, 2002.
8. Ward JPT, Clarke RW, Linden RWA. At a glance fisiologi. Jakarta : EGC, 2005.
9. Kusumahastuti. Biokimia. Disampaikan pada kuliah Traktus Urogenital : Biokimia, Jakarta,
19 September 2011.

Anda mungkin juga menyukai