Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Celah Orofacial (yaitu, celah bibir, celah bibir dan langit-langit, celah langit-langit
sendiri, serta median, lateral, sumbing oblique) adalah salah satu anomali bawaan yang
paling umum. Sekitar kasus sumbing orofacial ter!adi pada setiap "##-""# kelahiran. $i
%merika Serikat, &# bayi yang lahir dengan celah orofacial pada hari biasa, atau '"##
bayi setiap tahunnya. %nak-anak dan keluarga dengan celah orofacial sering mengalami
masalah psikologis serius. Clef lip and palate atau celah bibir dan langit-langit adalah
celah atau split di bibir atas atau atap dari mulut, atau keduanya.(ni ter!adi ketika bibir
bayi dan atap mulut tidak bergabung dengan baik selama kehamilan.
)ema!uan pengetahuan dalam genetika medis dan teknologi $*% semakin banyak
pendapat bahwa celah orofacial diidentifikasi sebagai sindromik. $iagnosis yang benar
dari celah anomali adalah fundamental untuk pengobatan, untuk studi lebih lan!ut genetik
dan etiopatologi, serta untuk langkah-langkah pencegahan dengan benar penargetan
kategori celah orofacial dicegah.
I.2 Rumusan masalah
(.&. +agaimana etiologi dari cleft lip and palate,
(.&.& +agaimana patofisiologi dari cleft lip and palate,
(.&.& +agaimana penatalaksanaan dari cleft lip and palate,
I.3 Tujuan
(.-. $apat mengetahui penyebab atau etiologi cleft lip and palate,
(.-.& $apat mengetahui patofisiologi cleft lip and palate,
(.-.- .engetahui penatalaksanaan dari cleft lip and palate,
I. !an"aat
(./. .enambah wawasan mengenai ilmu kedokteran pada umumnya, dan ilmu
gigi dan mulut terutama yang berkaitan dengan cleft lip and palate,
(./.& Sebagai proses pembela!aran bagi dokter muda yang sedang mengikuti
kepaniteraan klinik bagian ilmu gigi dan mulut.
BAB II
2
TIN#AUAN PU$TA%A
II.1 De"&n&s&
Clef lip and palate atau celah bibir dan langit-langit adalah celah atau split di bibir
atas atau atap dari mulut, atau keduanya. (ni ter!adi ketika bibir bayi dan atap mulut tidak
bergabung dengan baik selama kehamilan. (nsiden celah bibir dan palatum adalah dari
0## kelahiran hidup, dan secara terpisah celah palatum muncul pada dari ###
kelahiran hidup. (nsiden ini meningkat pada kelompok %sia (1"##) dan menurun pada
populasi *egro (1&###). (nsiden tertinggi yang dilaporkan ter!adi pada celah bibir dan
palatum muncul pada suku-suku (ndian di .ontana.
II.2 Et&'l'g&
+ibir dan palatum berkembang terpisah, namun keduanya terbentuk sangat awal
dalam perkembangan !anin. Celah orofasial muncul "-2 minggu setelah konsepsi !ika
!aringan pada mulut yang sedang berkembang gagal bergabung bersama dan menyatu
sepenuhnya. 3enyebab celah orofasial diduga multifaktor disebabkan gen !uga faktor-
faktor lingkungan.
Celah orofasial selalu dihubungkan dengan defek kelahiran lainnya sebagai bagian
dari sebuah sindroma. 4ebih dari &## sindroma dihubungkan dengan celah orofasial
termasuk sindroma stickler, sindroma delesi &&q, sindroma van der woude. Sindroma
yang dihubungkan dengan celah orofasial sering dikenal sebagai sebab kromosomal atau
genetik. 5erkadang celah palatum adalah bagian dari rangkaian pierre-robin. 6angkaian
pierre-robin ditandai dengan kombinasi tiga ciri-ciri yang diduga saling berhubungan1
kelainan rahang bawah kecil yang secara abnormal mengecil (micrognathia), perpindahan
lidah kebawah (glossoptosis) dan celah palatum.
II.3 Pat'"&s&'l'g&
3
+ibir atas bayi berkembang di sekitar lima minggu kehamilan, dan dari sekitar
delapan sampai & minggu, langit-langit (langit-langit mulutnya) berkembang dari
!aringan di kedua sisi lidah. +iasanya !aringan ini tumbuh terhadap satu sama lain dan
bergabung di tengah. )etika !aringan tidak bergabung di tengah, akan terbentuk celah di
bibir dan gusi. +iasanya hal ini akan men!adi celah tunggal di bawah lubang hidung
(bibir sumbing unilateral). )adang-kadang ada dua kesen!angan dalam bibir atas, masing-
masing di bawah (bibir sumbing bilateral) lubang hidung. )etika langit-langit gagal
untuk bergabung, celah akan tersisa di langit-langit mulut. 7ampir setengah dari celah
melibatkan kedua bibir dan langit-langit. Sekitar sepertiga adalah bibir sa!a dan
seperempat adalah dari langit-langit sa!a. 5ingkat keparahan cacat dapat ber8ariasi.
Setiap tahun di (nggris, sekitar satu bayi di 0## adalah lahir dengan bibir sumbing, langit-
langit sumbing atau keduanya.
4angit-langit atau palatum merupakan atap rongga mulut yang memisahkan rongga
mulut dan hidung. 3alatum terbagi dua, yaitu palatum durum di sebelah anterior dan
palatum mole di sebelah posterior. 3alatum durum dibentuk oleh prosessus maksila (&9-
anterior), pars horisontalis osis palatine (9- posterior). 3alatum mole merupakan lan!utan
dari palatum durum, di sebelah lateral melekat pada dinding faring dan sebelah posterior
sebagai suatu pinggiran bebas.
Celah langit-langit dapat merupakan defek kongenital karena tidak bersatunya
prosessus palatinus, penyambungan antara prosessus palatinus ber!alan dari anterior ke
posterior dimana proses ini dapat berhenti tiba-tiba. .enurut macamnya celah langit-
langit dibagi dua1
Congenital cleft palate, yaitu celah langit-langit bawaan.
Acquired cleft palate, yaitu celah langit-langit yang didapat misalnya karena
trauma, penyakit atau kanker.
.enurut dera!atnya celah langit-langit dibagi dua1
Complete cleft palate, yaitu celah langit-langit lengkap dimana kelainan yang
terdapat pada langit-langit !uga linggir al8eolar dan bibir terkena baik unilateral
maupun bilateral.
Incomplete cleft palate, yaitu celah langit-langit tidak lengkap. )elainan bentuk
hanya ter!adi pada palatum durum maupun palatum mole.
4
Celah palatum muncul ketika atap (langit-langit) mulut tidak menutup sempurna,
meninggalkan celah yang dapat meluas kedalam rongga hidung. Celah dapat melibatkan
sisi lain palatum. Celah ini dapat meluas dari bagian depan mulut (palatum durum9keras)
ke arah tenggorokan (palatum molle9lunak). Seringkali celah !uga melibatkan bibir. Celah
palatum tidak terlihat se!elas celah bibir karena berada di dalam mulut. Celah palatum
bisa sa!a merupakan satu-satunya kelainan pada seorang anak, atau bisa sa!a berhubungan
dengan celah bibir atau sindroma lainnya. 3ada kebanyakan kasus, anggota keluarga lain
!uga memiliki celah palatum ketika lahir.
Secara embriologis, palatum utama terdiri dari semua struktur anatomi anterior ke
foramen incisi8us, disebut al8eolus dan bibir atas. 3alatum sekunder didefinisikan
sebagai sisa palatum di belakang foramen incisi8us, dibagi kedalam palatum durum
(keras), dan lebih ke belakang lagi, palatum molle (lunak). Celah palatum adalah hasil
dari kegagalan menyatunya dua lempeng palatina. )egagalan ini mungkin terbatas pada
palatum molle sa!a atau melibatkan kedua palatum durum dan palatum molle. )etika
celah palatum menempel pada septum nasi dan 8omer, celah disebut inkomplit. :ika
septum nasi dan 8omer terpisah secara total dari prosesus palatina, celah palatum disebut
komplit.
;ambar celah palatum
3ada palatum molle normal, penutupan 8elofaring, yang penting untuk bicara
normal, dicapai oleh " otot berbeda yang berfungsi dalam sebuah cara yang komplit dan
terkoordinasi. <mumnya serat otot palatum molle berorientasi secara melintang tanpa
tambahan berarti ke palatum durum. 3ada celah palatum molle, serat otot berorientasi
pada arah anteroposterior, masuk ke dalam batas posterior palatum durum.
3alatum durum normal dapat dibagi kedalam =ona anatomis dan fisiologis. 3usat
fibromukosa palatum sangat tipis dan terletak secara langsung dibawah lantai9dasar
5
hidung. >ibromukosa maksilaris tebal dan terdiri dari berkas neuro8askular palatina
mayor. >ibromukosa ginggi8a terletak lebih lateral dan berbatasan dengan gigi. $alam
melakukan penutupan secara bedah pada celah palatum, perubahannya yang dihubungkan
dengan celah harus dipahami untuk memperoleh perbaikan anatomis dan fungsional.
$alam celah palatum komplit bagian tengah kubah palatum tidak di!umpai dan
fibromukosa palatum berkurang ukurannya. >ibromukosa maksila dan ginggi8a tidak
dimodifikasi ketebalannya, lebarnya atau posisinya.
Celah bibir adalah kelainan dimana bibir tidak sepenuhnya terbentuk selama
perkembangan !anin. $era!at celah bibir dapat sangat ber8ariasi, dari ringan (takik pada
bibir) sampai yang berat (celah lebar dari bibir ke hidung). 5erdapat beberapa nama
berbeda yang diberikan pada celah bibir berdasarkan pada lokasinya dan seberapa banyak
bibir terlibat. Celah pada satu sisi bibir yang tidak meluas ke hidung disebut inkomplit
unilateral. Celah pada satu sisi bibir yang meluas kedalam hidung disebut komplit
unilateral. Celah yang melibatkan kedua sisi bibir dan meluas kedalam dan melibatkan
hidung disebut komplit bilateral.
3ada celah bibir unilateral, cincin otot nasolabial dan bilabial terganggu pada satu
sisi, menghasilkan deformitas asimetris yang melibatkan kartilago nasi eksternal, septum
nasi dan maksila anterior (premaksila). $eformitas ini mempengaruhi !aringan
mukokutan, menyebabkan perpindahan kulit hidung kedalam bibir dan retraksi kulit
labia, !uga perubahan ke merah terang dan mukosa bibir. Semua perubahan ini harus
diperhatikan dalam perencanaan perbaikan bedah pada celah bibir unilateral.
3ada celah bibir bilateral, deformitasnya lebih dalam namun simetris. )edua cincin
otot superior terganggu pada kedua sisinya, menghasilkan hidung yang mengembang
(akibat kurangnya kontinuitas otot nasolabial), penon!olan premaksila dan area kulit di
depan premaksila, dikenal sebagai prolabium, ketiadaan otot. Sebagaimana celah bibir
unilateral, deformitas otot, kartilago dan skeletal mempengaruhi !aringan mukokutan,
yang harus dihargai dalam perencanaan perbaikan celah bibir bilateral.
6
;ambar & celah bibir
II. !an&"estas& kl&n&s
+iasanya, sebuah celah atau takik di bibir atau palatum segera dapat diidentifikasi
ketika lahir. Celah dapat muncul sebagai takik kecil pada bibir atau dapat meluas dari
bibir melewati gusi atas dan palatum. 4ebih !arang lagi, celah muncul hanya pada otot
palatum molle (celah submukosa), yang terletak di belakang mulut dan ditutupi oleh garis
mulut. )arena letaknya yang tersembunyi, tipe celah seperti ini hanya dapat didiagnosa
setelah beberapa saat lamanya.
%da beberapa ge!ala 1
. 5er!adi pemisahan bibir dan langit ? langit.
&. (nfeksi telinga berulang.
-. +erat badan tidak bertambah.
/. 3ada bayi ter!adi regurgitasi nasal ketika menyusui yaitu keluarnya air susu dari
hidung.
II.( D&agn'sa
5erbentuknya celah pada bibir dan palatum biasanya terlihat selama pemeriksaan
bayi pertama kali. Satu pengecualian adalah celah submukosa dimana terdapat celah pada
palatum, namun tertutupi oleh garis mulut yang lembut dan kokoh. +eberapa celah
orofasial dapat terdiagnosa dengan <S; prenatal, namun tidak terdapat skrining sistemik
untuk celah orofasial. $iagnosa antenatal untuk celah bibir, baik unilateral maupun
bilateral, memungkinkan dengan <S; pada usia gestasi @ minggu. Celah palatum
tersendiri tidak dapat didiagnosa pada pemeriksaan <S; antenatal. )etika diagnosa
antenatal dipastikan, ru!ukan kepada ahli bedah plastik tepat untuk konseling dalam usaha
menghilangkan ketakutan.
Setelah lahir, tes genetik mungkin membantu menentukan perawatan terbaik untuk
seorang anak, khususnya !ika celah tersebut dihubungkan dengan kondisi genetik.
3emeriksaan genetik !uga memberi informasi pada orangtua tentang resiko mereka untuk
mendapat anak lain dengan celah bibir atau celah palatum.
7
II.) Pengaruh Cleft lip and palate terha*a+ struktur g&g&
%nak-anak yang celah bibir9palatumnya meluas ke gusi bagian atas (yang terdiri
dari gigi) memiliki masalah gigi khusus. +eberapa dari gigi utama dan permanen
mungkin menghilang, berbentuk tidak normal atau diluar posisinya di sekitar celah.
+eberapa anak dengan celah palatum tersendiri !uga kehilangan gigi. %nak biasanya akan
menerima perawatan berkelan!utan dari tim ahli, termasuk dokter gigi anak (untuk
perawatan rutin), spesialis ortodonti (untuk reposisi gigi menggunakan pesawat gigi) dan
seorang bedah mulut (untuk mereposisi segmen rahang atas, !ika dibutuhkan, dan
memperbaiki celah pada gusi).
II.) Peng'batan
+edah rekonstruktif dapat memperbaiki celah bibir dan palatum, dan dalam kasus
yang lebih berat, bedah plastik dapat memperlihatkan gambaran khusus sehubungan
dengan keprihatinan. %nak dengan celah oral akan men!umpai beragam spesialis yang
akan beker!a sebagai tim untuk menangani kondisi tersebut. 3engobatan biasanya dimulai
dalam beberapa bulan pertama kehidupan, bergantung pada kesehatan bayi dan luasnya
celah. 3embedahan biasanya dilakukan selama --0 bulan pertama untuk memperbaiki
celah bibir dan antara 2-/ bulan untuk memperbaiki celah palatum.
)edua tipe pembedahan dilakukan di rumah sakit dibawah anestesi umum. Celah
bibir biasanya hanya membutuhkan sebuah pembedahan rekonstruktif, khususnya !ika
celah tersebut unilateral. $okter bedah akan membuat sebuah insisi pada masing-masing
sisi celah dari bibir ke lubang hidung. $ua sisi bibir kemudian disatukan. Celah bibir
bilateral mungkin diperbaiki dalam dua pembedahan, dengan !arak bulan, yang
biasanya membutuhkan rawat inap singkat di rumah sakit.
3embedahan celah palatum melibatkan penarikan !aringan dari tiap sisi mulut untuk
membentuk ulang palatum. 3roses ini mungkin membutuhkan rawat inap & atau - malam
di rumah sakit, dengan malam pertama berada di (C<. 3embedahan pertama
dimaksudkan untuk membentuk palatum fungsional, mengurangi kemungkinan cairan
yang terbentuk dalam telinga tengah, dan membantu gigi dan tulang wa!ah berkembang
dengan tepat. Sebagai tambahan, palatum fungsional ini akan membantu perkembangan
berbicara dan kemampuan dalam pemberian makanan.
8
)ebutuhan operasi lainnya bergantung pada kemampuan ahli bedah dan !uga
keparahan celah, bentuknya dan ketebalan !aringan yang tersedia yang dapat digunakan
untuk membentuk palatum. +eberapa anak akan membutuhkan pembedahan lebih untuk
membantu memperbaiki cara berbicara mereka. 3embedahan tambahan !uga mungkin
memperbaiki gambaran bibir dan hidung, menutup celah antara hidung dan mulut,
membantu pernafasan dan menstabilkan dan meluruskan kembali rahang. 3embedahan
berikutnya biasanya di!adwalkan sekurangnya dalam !arak 0 bulan untuk memberi waktu
penyembuhan dan mengurangi kemungkinan parut yang serius. 3erbaikan terakhir untuk
parut mungkin ditinggalkan dan tidak dilakukan sampai usia rema!a, dimana struktur
wa!ah sudah lengkap perkembangannya.
BAB III
PENUTUP
III.1 %es&m+ulan
Clef lip and palate atau celah bibir dan langit-langit adalah celah atau split
di bibir atas atau atap dari mulut, atau keduanya. 3enyebab celah orofasial diduga
multifaktor disebabkan gen !uga faktor-faktor lingkungan, yang ditandai dengan
manifestasi klinis1 5er!adi pemisahan bibir dan langit ? langit, (nfeksi telinga
berulang, +erat badan tidak bertambah serta 3ada bayi ter!adi regurgitasi nasal
ketika menyusui yaitu keluarnya air susu dari hidung.
9
III.2 $aran
. $ilan!utkan penelitian yang lebih lan!ut tentang cleft lip and palate
&. dilakukan riset-riset pengembangan terutama screening prenatal untuk
mengetahui kelainan-kelainan pada !anin.
DA,TAR PU$TA%A
Chang, C.), 22/. Feeding Plates for Cleft Lip and Palate Babies. $ia!ukan pada
Seminar 3enanganan 5erpadu Celah +ibir dan 4angit-4angit. 3$;( :ateng. S.> gigi
dan .ulut >) <ndip96S$).
Cleft 3alate >oundation. %8ailable at http199www.cleftline.org9
.alek, 6. &##. Cleft Lip and Palate (Lesions Pat!op!"siolog" and Primar" #reatment$.
.artin $unit= 4td. 4ondon. p. &'-&@.
10
3enanganan )omprehensif )asus Celah +ibir dan 4angit-4angit di 6S%+ 7arapan )ita.
:akarta 2-# $esember 220.
!ttp%&&www'!umanillnesses'com&original&Cank-Con&Cleft-Palate'!tml
%merican Society of 3lastic Surgeons. %8ailable at
http199www.plasticsurgery.org9publicAeducation9procedures9Cleft4ip3alate.cfm
!ttp%&&www'bc!'org'uk&departments&cleftlipandpalate&patientinformation'!tm
!A%ALAH %EL-!P-%
.LE,T LIP AND PALATE
11
DI$U$UN -LEH /
LULU% A!INAH
RINA AN00RAINI
AH!AD $AI,UL U!A!
NURUL AH1ANI
LAB.0I0I DAN !ULUT
R$UD %AN#URUHAN %EPAN#EN
,A%ULTA$ %ED-%TERAN UNI2ER$ITA$ I$LA! !ALAN0
2313
DA,TAR I$I
)ata 3engantar i
$aftar (si ii
+%+ ( 3endahuluan
. 4atar +elakang
.& 6umusan .asalah
.- 5u!uan 3enelitian
12
./ .anfaat 3enelitian
+%+ (( 5in!auan 3ustaka
((. $efinisi &
((.& Btiologi &
((.- 3atofisiologi -
((./ .anifestasi klinis 0
((." $iagnosa 0
((.0 3engaruh Cleft lip and palate terhadap struktur gigi '
((.0 3engobatan '
+%+ ((( 3B*<5<3
(((. )esimpulan 2
(((.& Saran 2
$aftar pustaka #
%ata Pengantar
%ssalamualaikum wr wb,
3u!i dan syukur senantiasa kita pan!atkan ke hadirat %llah swt atas segala nikmat
dan karunia-*ya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada 6asulullah saw, keluarga,
sahabat, dan para pengikutnya. %tas kehendak %llah sa!alah, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah kelompok dengan !udul CC4B>5 4(3 %*$ 3%4%5BD.
.akalah kelompok ini dibuat untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik (lmu gigi
dan mulut, penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih !auh dari sempurna. )ritik
13
dan saran untuk penyempurnaan semoga telaah ini dapat berguna dan memberikan
manfaat bagi kita semua. %min.
Eassalamualaikum wr wb,
.alang, $esember &##
3enulis

Anda mungkin juga menyukai