Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN METABOLIT SEKUNDER

Metabolit sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak esensial bagi
pertumbuhan organism dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda antara
spesies yang satu dan lainnya. Setiap organisme biasanya menghasilkan senyawa
metabolit sekunder yang berbeda-beda, bahkan mungkin satu jenis senyawa metabolit
sekunder hanya ditemukan pada satu spesies dalam suatu kingdom. Senyawa ini juga tidak
selalu dihasilkan, tetapi hanya pada saat dibutuhkan saja atau pada fase-fase tertentu.
Fungsi metabolit sekunder adalah untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan
yang kurang menguntungkan, misalnya untuk mengatasi hama dan penyakit, menarik
polinator, dan sebagai molekul sinyal. Singkatnya,metabolit sekunder digunakan
organisme untuk berinteraksi dengan lingkungannya.
Hutan tropis yang kaya dengan berbagai jenis tumbuhan (biodiversity) merupakan
sumber daya hayati dan sekaligus sebagai gudang senyawa kimia (chemodiversity) baik
berupa senyawa kimia hasil metabolisme primer yang disebut juga sebagai senyawa
metabolit primer seperti protein, karbohidrat, lemak yang digunakan sendiri oleh
tumbuhan tersebut untuk pertumbuhannya, maupun sebagai sumber senyawa metabolit
sekunder seperti terpenoid, steroid, kumarin, flavonoid dan alkaloid. senyawa metabolit
sekunder merupakan senyawa kimia yang umumnya mempunyai kemampuan bioaktifitas
dan berfungsi sebagai pelindung tumbuhan tersebut dari gangguan hama penyakit untuk
tumbuhan itu sendiri atau lingkungannya.
Senyawa kimia sebagai hasil metabolit sekunder telah banyak digunakan sebagai
zat warna, racun, aroma makanan, obat-obatan dan sebagainya serta sangat banyak jenis
tumbuh- tumbuhan yang digunakan obat-obatan yang dikenal sebagai obat tradisional
sehingga diperlukan penelitian tentang penggunaan tumbuh- tumbuhan berkhasiat dan
mengetahui senyawa kimia yang berfungsi sebagai obat. Senyawa-senyawa kimia yang
merupakan hasil metabolisme sekunder pada tumbuhan sangat beragam dan dapat
diklasifikasikan dalam beberapa golongan senyawa bahan alam yaitu terpenoid, steroid,
kumarin, flavonoid dan alkaloid
.


2.1.1. Sekunder Manfaat Senyawa Metabolit

Sebagian besar tanaman penghasil senyawa metabolit sekunder memanfaatkan
senyawa tersebut untuk mempertahankan diri dan berkompetisi dengan makhluk hidup
lain di sekitarnya. Tanaman dapat menghasilkan metabolit sekunder (seperti: quinon,
flavonoid, tanin, dll.) yang membuat tanaman lain tidak dapat tumbuh di sekitarnya. Hal
ini disebut sebagai alelopati. Berbagai senyawa metabolit sekunder telah digunakan
sebagai obat atau model untuk membuat obat baru, contohnya adalah aspirin yang dibuat
berdasarkan asam salisilat yang secara alami terdapat pada tumbuhan tertentu. Manfaat
lain dari metabolit sekunder adalah sebagai pestisida dan insektisida, contohnya adalah
rotenon dan rotenoid. Beberapa metabolit sekunder lainnya yang telah digunakan dalam
memproduksi sabun, parfum, minyak herbal, pewarna, permen karet, dan plastik alami
adalah resin, antosianin, tanin, saponin, dan minyak volatil.

















3.1 SENYAWA METABOLIT SEKUNDER
3.1.1 Alkaloid
Definisi Alkaloid merupakan senyawa yang mengandung atom nitrogen yang
tersebar secara terbatas pada tumbuhan. Alkaloid kebanyakan ditemukan pada
Angiospermae dan jarang pada Gymnospermae dan Cryptogamae. Senyawa ini cukup
banyak jenisnya dan terkadang memiliki struktur kimia yang sangat berbeda satu sama
lain, meskipun berada dalam satu kelompok.
Klasifikasi
Pengelompokan alkaloid biasanya didasarkan pada prekursor pembentuknya.
Kebanyakan dibentuk dari asam amino seperti lisin, tirosin, triptofan, histidin dan ornitin.
Sebagai contoh, nikotin dibentuk dari ornitin dan asam nikotinat. Beberapa kelompok
alkaloid disajikan dalam tulisan ini. Diantaranya adalah kelompok alkaloid benzil
isoquinon, seperti: papaverin, berberin, tubokurarin dan morfin. Jenis alkaloid yang
banyak terdapat pada famili Solanaceae, tergolong ke dalam kelompok alkaloid tropan,
seperti: atropin, yang ditemukan pada Atropa belladona dan skopolamin. Kokain yang
berasal dari tumbuhan koka, Erythroxylon coca, juga termasuk ke dalam kelompok ini,
meskipun koka tidak termasuk anggota famili Solanaceae. Alkaloid dengan struktur inti
berupa indol, dikelompokkan sebagai alkaloid indol, 7

seperti: strikhnin dan quinin yang berasa pahit dan merupakan senyawa penolak
makan bagi serangga. Kelompok alkaloid pirrolizidin merupakan ester alkaloid pada
genus Senecio, seperti: senecionin. Kelompok lain dari alkaloid yang berasal asam amino
lisin adalahquinolizidin yang sering disebut sebagai alkaloid lupin karena banyak terdapat
pada genus Lupinus. Alkaloid polihidroksi memiliki stereokimia yang mirip dengan gula,
sehingga mengganggu kerja enzim glukosidase. Kelompok alkaloid polihidroksi
merupakan penolak makan bagi serangga. Beberapa jenis alkaloid merupakan derivat dari
asam nikotinat, purin, asam antranilat, poliasetat dan terpenes. Mereka dikelompokkan ke
dalam alkaloid purin, seperti: kafein.


3.1.2 Terpenoid
Definisi
Terpenoid merupakan kelompok metabolit sekunder terbesar. Saat ini hampir dua
puluh ribu jenis terpenoid telah teridentifikasi. Kelompok ini merupakan derivat dari asam
mevalonat atau prekursor lain yang serupa dan memiliki keragaman struktur yang sangat
banyak. Struktur terpenoid merupakan satu unit isopren (C5H8) atau gabungan lebih dari
satu unit isopren, sehingga pengelompokannya didasarkan pada jumlah unit isopren
penyusunnya.

Klasifikasi Monoterpenoid umumnya bersifat volatil dan biasanya merupakan
penyusun minyak atsiri. Monoterpenoid memberikan aroma yang khas pada tumbuhan.
Monoterpenoid dikelompokkan sebagai a). asiklik, contoh: geraniol, b). monosiklik,
contoh: limonene dan c). bisiklik, contoh: pinene. Untuk mencegah terjadinya keracunan
diri (autotoxicity), tumbuhan membentuk tempat penyimpanan khusus. Kelompok terbesar
dari terpenoid adalah sesquiterpen yang juga merupakan penyusun minyak atsiri. Contoh
yang cukup dikenal dari kelompok ini adalah poligodial dan warburganal yang merupakan
zat penolak makan berbagai jenis serangga. Diterpenoid, seperti asam resin (misalnya:
asam abietat) dari tumbuhan keluarga pinus-pinusan dan klerodan (misalnya: ajugarin dari
tumbuhan Ajuga remota) merupakan zat penolak makan bagi serangga. Triterpenoid
merupakan senyawa metabolit sekunder yang tersebar luas dan beragam. Perwujudan dari
senyawa ini dapat berupa resin, kutin maupun semacam gabus. Termasuk ke dalam
kelompok ini adalah limonoid (misalnya: azadirachtin), lantaden, dan cucurbitacin
(misalnya: cucurbitacin B). Azadirachtin terkenal sebagai zat penolak makan yang sangat
kuat bagi serangga. Demikian juga dengan cucurbitacin.







3.1.3 Fenolik
Definisi
Fenolik merupakan senyawa yang banyak ditemukan pada tumbuhan. Fenolik
memiliki cincin aromatik dengan satu atau lebih gugus hidroksi (OH-) dan gugus-gugus
Senyawa fenol kebanyakan memiliki gugus hidroksi lebih dari satu sehingga disebut
sebagai polifenol. Fenol biasanya dikelompokkan berdasarkan jumlah atom karbon pada
kerangka penyusunnya. Kelompok terbesar dari senyawa fenolik adalah flavonoid, yang
merupakan senyawa yang secara umum dapat ditemukan pada semua jenis tumbuhan.
Biasanya, satu jenis tumbuhan mengandung beberapa macam flavonoid dan hampir setiap
jenis tumbuhan memiliki profil flavonoid yang khas. Kerangka penyusun flavonoid adalah
C6C3C6. Inti flavonoid biasanya berikatan dengan gugusan gula sehingga membentuk
glikosida yang larut dalam air. Pada tumbuhan, flavonoid biasanya disimpan dalam
vakuola sel. Secara umum, flavonoid dikelompokkan lagi menjadi kelompok yang lebih
kecil (sub kelompok), yaitu:
(1) flavon, example: luteolin,
(2) flavanon, example: naringenin,
(3) flavonol, example: kaempferol,
(4) antosianin and
(5) calkon.
Beberapa jenis flavon, flavanon dan flavonol menyerap cahaya tampak, sehingga
membuat bunga dan bagian tumbuhan yang lain berwarna kuning atau krem terang.
Sedangkan jenis-jenis yang tidak berwarna merupakan zat penolak makan bagi serangga
(contoh: katecin) ataupun merupakan racun (contoh: rotenon). Rutin, yang merupakan
glikosida flavonol yang tersebar di hampir semua jenis tumbuhan, juga merupakan zat
penolak makan yang kuat bagi serangga polifagus, seperti Schistocerca americana.
Sementara itu paseolin, dilaporkan merupakan glikosida flavonol yang paling
efektifsebagai zat penolak makan bagi serangga. Pada percobaan dengan kumbang
pemakan akar, Costelytra zealandica, paseolin memberikan nilai FD50 yang sangat
rendah, yaitu 0.03 ppm.



Tanin merupakan senyawa polifenol dengan berat molekul antara 500 sampai
dengan 20000 dalton. Pada sel tumbuhan, tanin selalu berikatan dengan protein sehingga
disebut merupakan zat yang menurunkan nilai nutrisi dari jaringan tumbuhan bagi
pemakannya.

3.1.4 Glukosinolat Dan Sianogenik (Glucosinolates And Cyanogenic)

Glukosinolat Glukosinolat merupakan metabolit sekunder yang dibentuk dari beberapa
asam amino dan terdapat secara umum pada Cruciferae (Brassicaceae). Glukosinolat
dikelompokkan menjadi setidaknya 3 kelompok, yakni: (1). glukosinolat alifatik (contoh:
sinigrin), terbentuk dari asam amino alifatik (biasanya metionin), (2) glukosinolat aromatik
(contoh: sinalbin), terbentuk dari asam amino aromatik (fenilalanin atau tirosin) dan (3)
glukosinolat indol, yang terbentuk dari asam amino indol (triptofan). Keragaman jenis
glukosinolat tergantung pada modifikasi ikatannya dengan gugus lain melalui hidroksilasi,
metilasi dan desaturasi. Hidrolilis dari glukosinolat terjadi karena adanya enzim mirosinase,
sehingga menghasilkan beberapa senyawa beracun seperti isotiosianat, tiosianat, nitril, dan
epitionitril. Senyawa-senyawa tersebut merupakan racun bagi serangga yang bukan spesialis
pemakan tumbuhan Cruciferae, dan merupakan zat penolak makan bagi ulat kilan,
Trichoplusiani.
Sianogenik Semua jenis tumbuhan mempunyai kemampuan untuk mensintesis glikosida
sianogenik. Namun, tidak semua jenis tumbuhan mengumpulkan senyawa ini dalam sel-selnya.
Pada famili Rosaceae, senyawa ini disimpan pada vakuola. Pada saat sel tumbuhan dirusak,
glikosida sianogenik akan dihidrolisis secara enzimatis menghasilkan asam sianida.










Beberapa contoh dari metabolit sekunder adalah:

Anda mungkin juga menyukai