FAKULTAS KEDOKTERAN
LAPORAN KASUS
UNIVERSITAS PATTIMURA
APRIL 2014
RUPTUR URETRA
Oleh:
Muhammad Ali Samuda
NIM. 2008-83-050
Pembimbing:
Dr. Ahmad Tuahuns, Sp.B
AMBON
BAB I
LAPORAN KASUS
Nama
: Tn. L.
Usia
: 41 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Benteng Karang
Status Perkawinan
: Menikah
Pekerjaan
: Pekerja lepas
Agama
: Kristen Protestan
Tanggal Masuk RS
: 19 02 14
ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis pada tanggal 22 Februari 2014
Keluhan Utama
Perdarahan dari saluran kemih
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan rujukan dari RSUD Tulehu, Ambon dengan keluhan perdarahan dari saluran
kemih sejak 1 hari SMRS. Darah keluar menetes, berwarna merah segar, tidak bercampur dengan urin.
Pasien mengaku saat ingin BAK dirasakan nyeri. BAK keluar sedikit dan bercampur darah.
Sebelumnya pasien mengalami kecelakaan saat kerja saat naik diatas lemari untuk mengecat dinding
dengan ketinggian 2 meter, kemudian pasien jatuh, pubisnya terbentur penyangga kursi (terbuat dari
kayu) yang berada tepat di bawah lemari, kemudian terjatuh dari kursi kelantai dengan benturan
mengenai pinggang kanan. Setelah jatuh pasien sempat merasa tidak dapat bangun sehingga dibantu
oleh salah satu anggota keluarga untuk di bawa ke RSUD Tulehu. Saat sampai di RSUD Tulehu pasien
juga mengeluh nyeri saat menggerakan paha. Kemudian dilakukan pemasangan kateter, namun karena
keluar darah dari kemaluan, pihak RSUD Tulehu tidak melanjutkan dan memutuskan untuk merujuk
pasien ke RSU Haulussy untuk mendapat penanganan lanjutan. Pasien di rujuk dengan diagnosis
sementara Suspect Rupture Uretra. Pasien mengaku saat jatuh kepala tidak terbentur, pingsan
disangkal, muntah disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit Keluarga
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaraan : Compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Frekueni nadi
: 84 kali/menit
Frekuensi napas
: 24 kali/menit
Suhu
: 368 C
STATUS GENERALIS
Kepala : Normochepal, Deformitas (-),
Rambut : Hitam, lurus, tersebar merata, tidak mudah dicabut.
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat isokor, diameter 3 mm/3 mm,
refleks cahaya langsung dan tidak langsung (+/+)
Mulut : Mukosa kering (-), oral hygiene baik
Telinga : Normotia, sekret (-/-), serumen (-/-), nyeri tekan (-/-), nyeri tarik (-/-), otore (-)
Hidung : Deformitas (-), deviasi septum (-), sekret (-), nyeri tekan sinus (-), rinore (-)
Tenggorokan : Faring hiperemis (-)
Leher : JVP 5-2 cmH2O, kelenjar tiroid dan kelenjar gatah bening tidak teraba membesar
Paru :
Jantung :
Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS V 1 jari medial linea midklavikula sinistra
Abdomen :
Palpasi : Turgor baik, defans muscular (-), nyeri tekan (+) pada regio supra pubis, hepar dan
limpa tidak teraba membesar
STATUS UROLOGI
Sudut costo vertebrae :
Regio suprapubis :
Perkusi : redup
Genitalia eksterna
Hiperemis (-), bengkak (-), nyeri (-), sekret (-) darah, OUE letak normal,
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 19-02-2014
HEMATOLOGI
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
Kimia klinik
SGOT
SGPT
Ureum darah
Kreatinin darah
GDS
11,1
32
9.9
150
3.40
59
23
83
1.8
106
g/dl
%
ribu/ul
ribu/ul
juta/ul
U/l
U/l
mg/dl
mg/dl
mg/dl
13,2-17,3
33-45
5,0-10,0
150-440
4,40-5,90
20-40
0,6-1,5
70-140
RESUME
Pasien laki-laki, 41 tahun, datang ke IGD RSUD M. Haulussy dengan rujukan dari RSUD Tulehu
Selatan keluhan perdarahan pada saluran kemih sejak 1 hari SMRS. Darah keluar menetes, berwarna
merah segar, awalnya tidak bercampur dengan urin. Nyeri ketika ingin BAK, dan saat BAK keluar
sedikit-sedikit dan bercampur darah. Sebelumnya pasien mengalami kecelakaan kerja saat mengecat
dinding diatas lemari dan jatuh terbentur penyangga kursi pada bagian pubisnya, kemudian terjatuh
kelantai dengan benturan mengenai pinggang kanan. Setelah jatuh pasien sempat merasakan tidak
mampu bangun. Pasien dibawa ke RSUD Tulehu, sesampai disana pasien merasakan nyeri saat
menggerakan paha, dilakukan pemasangan kateter namun karena keluar darah, pemasangan
dihentikan, kemudian di rujuk ke RSUD M. Haulussy. Dari pemeriksaan fisik didapatkan status
generalis hemodinamik stabil, status urologis didapatkan jejas pada regio pinggang kanan, dan
genitalia externa keluar darah. Dari pemeriksaan penunjang, laboratorium didapatkan anemia,
peningkatan ureum dan creatinin.
DIAGNOSIS KERJA
1. Susp. Ruptur uretra parsial anterior ec trauma
2. Susp. Contusio ginjal kanan
3. Susp. Fraktur pelvis
PENATALAKSANAAN
1. Ketorolac 3x30 mg IV
2. Tramadol 100 mg dalam 100 cc NaCl 0.9%
3. Transamin 3x500 mg
4. Vit.K 1x1 amp IV
PLANING
1. Sistografi
2. Uretrogram
3. Foto pelvis
BAB II
DISKUSI
Kecelakaan pada pasien ini digolongkan ke dalam trauma tumpul abdomen deselarasi yang
menyebabkan adanya benturan pada tulang pubis, sehingga dapat menyebabkan rupture uretra. Pasien
ini di dicurigai ruptur uretra anterior karena di dapatkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan
penunjang. Berdasarkan teori, adanya ruptur uretra menyebabkan urine tidak dapat berjalan melalui
saluran uretra, akibatnya terjadi inkontinensia sampai retensio urin. 1,2,4,6
Pria dan wanita mengalami trauma traktus urinarius bagian bawah dengan cara yang berbeda.
Pada wanita sering berhubungan dengan kasus obstetri, jarang karena trauma. Sedangkan trauma
traktus urinarius bawah pada pria dapat menyebabkan berbagai macam cedera, yaitu: (A) ruptur buli
intraperitoneal, (B) ruptur buli ekstraperitoneal, (C) ruptur uretra posterior, (D) ruptur uretra pars
membranosa, (E) ruptur pars bulbosa, dan (F) ruptur penil uretra. Uretra pars prostatika terlindungi
oleh zostate-nya sehingga jarang ruptur. 1,2,4
Trauma tumpul pada abdomen bawah dapat menyebabkan ruptur buli intraperitoneal (A).
Fraktur pelvis dapat menyebabkan ruptur (B), (C), dan (D), pukulan pada perineum dan uretra dapat
menyebabkan ruptur (D), (E), dan (F). Pria dapat mengalami lebih dari satu organ yang ruptur, sering
terjadi kombinasi ruptur (B) dan (C). Luka tembus dapat menyebabkan cedera di setiap bagian traktus
urinarius. 1,2,4
Dikutip dari : Primary Surgery Vol.2 Trauma : The lower urinary and genital tract : The general
method for an injury of the lower urinary tract.
Available from: http://www.primary-surgery.org/ps/vol2/html/sect0300.html 5
Secara anatomis, kemungkinan pasien mengalami rupture uretra anterior, yang terletak pada
distal uretra pars membranosa. Uretra pria dapat dibagi menjadi 2 bagian. Uretra posterior termasuk
uretra pars prostatika, yang memanjang dari leher kandung kemih melalui kelenjar prostat. Kemudian
bergabung dengan uretra pars membranosa, yang terletak di antara puncak prostat dan membran
perineum. Uretra anterior dimulai dari bagian tersebut dan memiliki 3 segmen. Uretra pars bulbar
melalui corpus spongiosum proksimal dan iskia musculus cavernosus-bulbospongiosus untuk dapat
sampai uretra penis. Uretra penis kemudian meluas melalui bagian terjumbai penis ke segmen akhir
fossa navicularis. Fossa navicularis diinvestasikan oleh jaringan spons dari glans penis. Trauma tumpul
ke uretra anterior paling sering terjadi pada pukulan ke segmen bulbar seperti terjadi ketika
mengangkangi suatu objek atau dari serangan langsung atau tendangan ke perineum..Trauma uretra
anterior tumpul kadang-kadang diobservasi jika terdapat fraktur penis. 1,2
Kebanyakan cedera uretra anterior disebabkan oleh trauma tumpul ke perineum (straddle
injury), dan banyak yang manifestasinya tertunda, muncul beberapa tahun kemudian sebagai striktur
uretra.
2,6
Cedera uretra membutuhkan indeks kecurigaan yang cukup tinggi. Cedera uretra harus
dicurigai dalam setiap kejadian fraktur panggul, trauma kateterisasi, luka mengangkang (straddle
injury), atau cedera penetrasi dekat uretra. Gejala termasuk hematuria atau ketidakmampuan untuk
berkemih, dimana seperti yang terjadi pada pasien ini. Pemeriksaan fisik bisa menunjukkan adanya
darah pada meatus atau kelenjar prostat yang melayang pada pemeriksaan colok dubur. Ekstravasasi
darah di sepanjang jalur fasia perineum merupakan indikasi cedera pada uretra.2
Pada pemeriksaan penunjang, pasien ini hanya melakukan pemeriksaan laboratorium. Urethrography
retrograde adalah studi pencitraan standar untuk diagnosis cedera uretra. Hal ini dilakukan dengan
KESIMPULAN
Berdasaran anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pada kasus ini,
didapatkan diagnosis akhir dari pasien ini adalah rupture uretra anterior. Kekurangan dari kasus ini
ialah, tidak sempat dilakukan pemeriksaan rektal touche pada hari kedua pemeriksaan karena pasien
telah memutuskan untuk pulang diluar instrusksi rumah sakit dan menandatangani untuk pulang paksa.
Tatalaksana pada pasien ini pertamakali seharusnya evakuasi urin pada kandung kemih dengan
sistostomi. Seharusnya tidak dilakukan pemasangan kateter karena ditakutkan terjadi false route
sehingga memperburuk robekan pada uretra. Pelaksanaan definitive pada pasien ini adalah dilakukan
pemasangan kateter silicon dengan tujuan terbentuknya uretra kembali dengan bantuan kateter silicon
sebagai jembatan sehingga uretra dapat tersambung kembali. Prognosis ad vitam dubia karena pada
kasus ini pasien belum mendapat penanganan yang lengkap. Sedangkan ad fungsionam dan ad
sanationam bergantung dari follow up dan kepatuhan pasien selanjutnya untuk control di spesialis
bedah, mengingat dalam kasus ini diperlukan follow up jangka panjang dan kemungkinan dikemudian
hari dapat terjadi komplikasi yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Purnomo, BB. Dasar-dasar Urologi. Edisi kedua. Jakarta: Sagung Seto; 2008. hal. 93-9.
2. Anonym, anatomi dan fisiologi traktur urinarius. Diakases pada hari selasa, tanggal 03 April 2012.
Diunduh dari: http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-langgengse-5657-2-babii.pdf
3. Anonym, Notes of male reproductive anantomy. Diakses pada hari selasa, tanggal 03 April 2012.
Diunduh dari :
http://legacy.owensboro.Kctcs.edu/gcaplan/anat2/notes/APIINotes2%20male%20reproductive
%20anatomy.htm
4. Cummings, James, urethral trauma. Diakses pada hari selasa, tanggal 03 April 2012. Diunduh
dari: http://emedicine.medscape.com/article/451797-workup#showall
5. Sander aleq. Male urethra. Diakses pada hari selasa, tanggal 03 April 2012. Diunduh dari :
http://bedahunmuh.wordpress.com/2010/05/13/urethra-male/
6. McAninch JW. Smiths General Urology. 17th edition. New York: McGraw Hill; 2008. p. 278-93.
7. Anonym. Trauma : The lower urinary and genital tract : The general method for an injury of the
lower urinary tract. Diakses pada hari Selasa, tanggal 03 April 2012. Diunduh dari:
http://www.primary-surgery.org/ps/vol2/html/sect0300.htm.
8. Pineiro LM, Djakov M, Plas E, et al. EAU guidelines on urethral trauma. European Urology 57
(2010)
79-803.
Diakses
pada
hati
Selasa,
tanggal
03
April
2012.
Diunduh
dari:
http://www.europeanurology.com/article/S03022838(10)000242/pdf/EAU+Guidelines+on+Urethral+T
rauma