Anda di halaman 1dari 15

BELLS PALSY

DISUSUN OLEH:
Almira Fathin nabila 07700148
Lukas Anjar rismul!"n" 07700180
#E$%I$%IN&:
'r() Enn! *illianti+ $k,s
SMF GIGI DAN MULUT
POLIKLINIK WIJAYA KUSUMA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
TAHUN 2013
HALA$AN #EN&ESAHAN
-.EFE.A/: BELLS PALSY
Telah disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Sebagai syarat kepaniteraan klinik SMF Ilmu Bedah RSUD dr. Mh Saleh
!ta "rblingg Fakultas !edkteran Uni#ersitas $ijaya !usuma
Surabaya.
$EN&E/AHUI :
D"kt,r #,mbimbin(
'r() Enn! *illianti+ $ES
BAB I
PENDAHULUAN
Bell's Palsy (BP) ialah suatu kelumpuhan akut n. fasialis perifer yang tidak
diketahui sebabnya. Sir Charles Bell (1821) adalah orang yang pertama meneliti
beberapa penderita dengan a!ah asimetrik" se!ak itu semua kelumpuhan n.
fasialis perifer yang tidak diketahui sebabnya disebut Bell's palsy.
(1"2"#)
Penyakit ini lebih sering ditemukan pada usia deasa" !arang pada anak di
baah umur 2 tahun. Biasanya didahului oleh infeksi saluran napas bagian atas
yang erat hubungannya dengan $ua$a dingin.
(%"&)
Bell's palsy menempati urutan ketiga penyebab terbanyak dari paralisis
fasial akut. (i dunia" insiden tertinggi ditemukan di Se$kori )epang tahun 1*8+
dan insiden terendah ditemukan di Sedia tahun 1**,. (i -merika Serikat"
insiden Bell's palsy setiap tahun sekitar 2# kasus per 1...... orang" +#/
mengenai a!ah sisi kanan. 0nsiden Bell's palsy rata1rata 1&1#. kasus per 1......
populasi. Penderita diabetes mempunyai resiko 2*/ lebih tinggi" dibanding non1
diabetes. Bell's palsy mengenai laki1laki dan anita dengan perbandingan yang
sama. -kan tetapi" anita muda yang berumur 1.11* tahun lebih rentan terkena
daripada laki1laki pada kelompok umur yang sama. Penyakit ini dapat mengenai
semua umur" namun lebih sering ter!adi pada umur 1&1&. tahun. Pada kehamilan
trisemester ketiga dan 2 minggu pas$a persalinan kemungkinan timbulnya Bell's
palsy lebih tinggi daripada anita tidak hamil" bahkan bisa men$apai 1. kali lipat.
(+)
Sedangkan di 0ndonesia" insiden Bell's palsy se$ara pasti sulit ditentukan.
(ata yang dikumpulkan dari % buah 2umah sakit di 0ndonesia didapatkan
frekuensi Bell's palsy sebesar 1*"&& / dari seluruh kasus neuropati dan terbanyak
pada usia 21 3 #. tahun. 4ebih sering ter!adi pada anita daripada pria. 5idak
didapati perbedaan insiden antara iklim panas maupun dingin" tetapi pada
beberapa penderita didapatkan adanya riayat terpapar udara dingin atau angin
berlebihan .
(,)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 DEFINISI
Bell's Palsy (BP) ialah suatu kelumpuhan akut n. fasialis perifer yang tidak
diketahui sebabnya. Sir Charles Bell (1821) adalah orang yang pertama meneliti
beberapa penderita dengan a!ah asimetrik" se!ak itu semua kelumpuhan n.
fasialis perifer yang tidak diketahui sebabnya disebut Bell's palsy.
(1"2"#)
II. 2 ETIOLOGI
Penyebab kelumpuhan n. fasialis perifer sampai sekarang belum diketahui
se$ara pasti. 6mumnya dapat dikelompokkan sbb 7
o 8ongenital.
-nomali kongenital (sindroma 9oebius)
5rauma lahir (fraktur tengkorak" perdarahan intrakranial"dll.)
o (idapat
5rauma
Penyakit tulang tengkorak (osteomielitis)
Proses intrakranial (tumor" radang" perdarahan dll.)
Proses di leher yang menekan daerah prosesus stilomastoideus)
0nfeksi tempat lain (otitis media" herpes :oster dll.)
Sindroma paralisis n. fasialis familial
;aktor1faktor yang diduga berperan menyebabkan BP antara lain 7 sesudah
bepergian !auh dengan kendaraan" tidur di tempat terbuka" tidur di lantai"
hipertensi" stres" hiperkolesterolemi" diabetes mellitus" penyakit <askuler"
gangguan imunologik dan faktor genetik.
(%"8)
II. 3 ANATOMI
Saraf otak ke =00 mengandung % ma$am serabut" yaitu 7
(*)
1. Serabut somato motorik" yang mensarafi otot1otot a!ah (ke$uali m. le<ator
palpebrae (>.000)" otot platisma" stilohioid" digastrikus bagian posterior dan
stapedius di telinga tengah).
2. Serabut <isero1motorik (parasimpatis) yang datang dari nukleus sali<atorius
superior. Serabut saraf ini mengurus glandula dan mukosa faring" palatum"
rongga hidung" sinus paranasal" dan glandula submaksilaris serta sublingual
dan lakrimalis.
#. Serabut <isero1sensorik" yang menghantar impuls dari alat penge$ap di dua
pertiga bagian depan lidah.
%. Serabut somato1sensorik" rasa nyeri (dan mungkin !uga rasa suhu dan rasa
raba) dari sebagian daerah kulit dan mukosa yang dipersarafi oleh ner<us
trigeminus.
>er<us fasialis (>.=00) terutama merupakan saraf motorik yang
menginer<asi otot1 otot ekspresi a!ah. (i samping itu saraf ini membaa
serabut parasimpatis ke kelen!ar ludah dan air mata dank ke selaput mukosa
rongga mulut dan hidung" dan !uga menghantarkan sensasi eksteroseptif dari
daerah gendang telinga" sensasi penge$apan dari 2?# bagian depan lidah" dan
sensasi <is$eral umum dari kelen!ar ludah" mukosa hidung dan faring" dan
sensasi proprioseptif dari otot yang disarafinya.
(*)
Se$ara anatomis bagian motorik saraf ini terpisah dari bagian yang
menghantar sensasi dan serabut parasimpatis" yang terakhir ini sering dinamai
saraf intermedius atau pars intermedius @isberg. Sel sensoriknya terletak di
ganglion genikulatum" pada lekukan saraf fasialis di kanal fasialis. Sensasi
penge$apan daru 2?# bagian depan lidah dihantar melalui saraf lingual korda
timpani dan kemudian ke ganglion genikulatum. Serabut yang menghantar
sensasi ekteroseptif mempunyai badan selnya di ganglion genikulatum dan
berakhir pada akar desenden dan inti akar de$enden dari saraf trigeminus
(>.=). hubungan sentralnya identik dengan saraf trigeminus.
(*)
0nti motorik ner<us =00 terletak di pons. Serabutnya mengitari ner<us =0"
dan keluar di bagian leteral pons. >er<us intermedius keluar di permukaan
lateral pons" di antara ner<us = dan ner<us =000. >er<us =00 bersama ner<us
intermedius dan ner<us =000 memasuki meatus akustikus internus. (i sini
ner<us fasialis bersatu dengan ner<us intermedius dan men!adi satu berkas
saraf yang ber!alan dalam kanalis fasialis dan kemudian masuk ke dalam os
mastoid. 0a keluar dari tulang tengkorak melalui foramen stilomastoid" dan
ber$abang untuk mersarafi otot1 otot a!ah.
(*)
II.4 PATOFISIOLOGI
5erdapat beberapa teori yang telah dikemukakan" yaitu teori iskemik
<askuler dan teori infeksi <irus" teori kombinasi.
5eori iskemik <askuler. 5eori ini dikemukakan oleh 9$. Aro<en pada
tahun 1*&& yang menyatakan baha adanya ketidakstabilan otonomik
dengan respon simpatis yang berlebihan. Bal ini menyebabkan spasme
pada arteriol dan statis pada <ena di bagian baah kanalis spinalis.
=asospasme ini menyebabkan iskemik dan ter!adinya oedem. Bgasilnya
adalah paralisis flaksid perifer dari semua otot yang melayani ekspresi
a!ah.
(1."11)
5eori infeksi <irus. 5eori ini menyatakan baha beberapa penyebab
infeksi yang dapat ditemukan pada kasus saraf fasialis adalah otitis media"
meningitis bakteri" penyakit limfe" infeksi B0=" dan lainnya. Pada tahun
1*,2 9$ Cromi$k menyebutkan baha pada fase laten BS= tipe 1 pada
ganglion genikulatum dapat mengalami reakti<asi saat daya tahan tubuh
menurun. -danya reakti<asi infeksi ini menyebabkan ter!adinya reaksi
inflamasi dan edema saraf fasialis" sehingga saraf ter!epit dan tere!adi
kematian sel saraf karena sel saraf tidak mendapatkan suplai oksigen yang
$ukup.
(1."12)
5eori kombinasi" teori ini dikemukakan oleh Cal<an yang menyatakan
baha kemungkinan Bell's palsy disebabkan oleh suatu infeksi atau
reakti<itas <irus Berpes Simpleks dan merupakan reaksi imunologis
sekunder atau karena proses <askuler sehingga menyebabkan inflamasi
dan penekanan saraf perifer ipsilateral.
(1.)
II. 5 GEJALA KLINIK
8arena saraf pada bagian a!ah memiliki banyak fungsi dan kompleks"
kerusakan atau gangguan fungsi pada saraf tersebut dapat mengakibatkan banyak
masalah. Penyakit ini seringkali menimbulkan ge!ala1ge!ala klinis yang beragam
akan tetapi ge!ala1ge!ala yang sering ter!adi yaitu a!ah yang tidak simetris"
kelopak mata tidak bisa menutup dengan sempurna" gangguan pada penge$apan"
serta sensasi mati rasa pada salah satu bagian a!ah. Pada kasus yang lain !uga
terkadang disertai dengan adanya hiperakusis (sensasi pendengaran yang
berlebihan)" telinga berdenging" nyeri kepala dan perasaan melayang. Bal tersebut
ter!adi mendadak dan men$apai pun$aknya dalam dua hari. 8eluhan yang ter!adi
diaali dengan nyeri pada bagian telinga yang seringkali dianggap sebagai
infeksi. Selain itu !uga ter!adi kelemahan atau paralisis otot" 8erutan dahi
menghilang" 5ampak seperti orang letih" Bidung terasa kaku terus 1 menerus" sulit
berbi$ara" sulit makan dan minum" sensiti<e terhadap suara (hiperakusis)" sali<asi
yang berlebih atau berkurang" pembengkakan a!ah" berkurang atau hilangnya
rasa ke$ap" air liur sering keluar" air mata berkurang" alis mata !atuh" kelopak mata
baah !atuh" sensitif terhadap $ahaya.
(1#)
Aambar 1. Penderita bell's palsy
Selain itu masih ada ge!ala1ge!ala lain yang ditimbulkan oleh penyakit ini
yaitu" pada aalnya" penderita merasakan ada kelainan di mulut pada saat bangun
tidur" menggosok gigi atau berkumur" minum atau berbi$ara. 9ulut tampak
men$ong terlebih saat meringis" kelopak mata tidak dapat dipe!amkan
(lagoftalmos)" aktu penderita menutup kelopak matanya maka bola mata akan
tampak berputar ke atas. Penderita tidak dapat bersiul atau meniup" apabila
berkumur maka air akan keluar ke sisi melalui sisi mulut yang lumpuh.
Selan!utnya ge!ala dan tanda klinik lainnya berhubungan dengan tempat?lokasi
lesi.
(1%"1&)
a. 4esi di luar foramen stylomastoideus
9ulut tertarik ke arah sisi mulut yang sehat" makanan berkumpul di antar
pipi dan gusi" dan sensasi dalam (deep sensation) di a!ah menghilang" lipatan
kulit dahi menghilang. -pabila mata yang terkena tidak tertutup atau tidak
dilindungi maka aur mata akan keluar terus menerus.
(1%)
b. 4esi di canalis facialis (melibatkan chorda tympani)
Ae!ala dan tanda klinik seperti pada lesi di luar foramen stylomastoideus"
ditambah dengan hilangnya keta!aman penge$apan lidah (2?# bagian depan) dan
sali<asi di sisi yang terkena berkurang. Bilangnya daya penge$apan pada lidah
menun!ukkan terlibatnya intermedius nerve" sekaligus menun!ukkan lesi di daerah
antara pons dan titik di mana chorda tympani bergabung dengan facial nerve
(N.VII) di canalis facialis.
(1+)
$. 4esi di canalis facialis lebih tinggi lagi (melibatkan musculus stapedius)
Ae!ala dan tanda klinik seperti pada lesi di luar foramen stylomastoideus"
lesi di canalis facialis" ditambah dengan adanya hiperakusis.
d. 4esi di tempat yang lebih tinggi lagi (melibatkan ganglion genikulatum)
Ae!ala dan tanda klinik seperti lesi di luar foramen stylomastoideus. 4esi
di canalis facialis" lebih tinggi lagi disertai dengan nyeri di belakang dan di dalam
liang telinga. 8asus seperti ini dapat ter!adi pas$a herpes di tympani membrane
dan conchae.
(1&)
e.4esi di daerah meatus acusticus interna
Ae!ala dan tanda klinik seperti lesi di luar foramen stylomastoideus" lesi di
canalis facialis" lesi di canalis facialis lebih tinggi lagi" lesi di tempat yang lebih
tinggi lagi" ditambah dengan tuli sebagai akibat dari terlibatnya vagus nerve (N.X).
(1+)
f. 4esi di tempat keluarnya facial nerve (N.VII) dari pons.
Ae!ala dan tanda klinik sama dengan di atas" disertai ge!ala dan tanda
terlibatnya trigeminus nerve (N.V)" vagus nerve (N.X)" dan kadang1kadang !uga
abducens nerve (N.VI)" accessory nerve (N.XI)" dan hypoglossal nerve (N.XII).
(1%)
II. DIAGNOSA
6mumnya diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan ge!ala klinik adanya
kelumpuhan n. fasialis perifer diikuti pemeriksaan untuk menyingkirkan penyebab
lain dad kelumpuhan n. fasialis perifer
(1"1."11)
Beberapa pemeriksaan penun!ang yang penting untuk menentukan letak lesi dan
dera!at kerusakan n. fasialis sbb7
(%"1,"18)
1) 6!i kepekaan saraf (nerve excitability test)
Pemeriksaan ini membandingkan kontraksi otot1otot a!ah kiri D kanan setelah
diberi rangsang listrik. Perbedaan rangsang lebih #"& m- menun!ukkan keadaan
patologik dan !ika lebih 2. m- menun!ukkan kerusakan it fasialis ire<ersibel.
2) 6!i konduksi saraf (nerve conduction test)
Pemeriksaan untuk menentukan dera!at dener<asi dengan $ara mengukur
ke$epatan hantaran listrik pada n. fasialis kiri dan kanan.
#) Elektromiografi
Pemeriksaan yang menggambarkan masih berfungsi atau tidaknya otot1
otot a!ah.
%) 6!i fungsi penge$ap 2?# bagian depan lidah
Ailroy dan 9eyer (1*,*) mengan!urkan pemeriksaan fungsi penge$ap
dengan $ara sederhana yaitu rasa manis (gula)" rasa asant dan rasa pahit (pil
kina). Elektrogustometri membandingkan reaksi antara sisi yang sehat dan yang
sakit dengan stimulasi listrik pada 2?# bagian depan lidah terhadap rasa ke$ap
pahit atau metalik. Aangguan rasa ke$ap pada BP menun!ukkan letak lesi n.
fasialis setinggi khorda timpani atau proksimalnya.
&) 6!i S$hirmer
Pemeriksaan ini menggunakan kertas filter khusus yang di letakkan di
belakang kelopak mata bagian baah kiri dan kanan. Penilaian berdasarkan atas
rembesan air mata pada kertas filterF berkurang atau mengeringnya air mate
menun!ukkan lesi n. fasialis setinggi ggl. genikulatum
II.! DIAGNOSA BANDING
1. 0nfeksi herpes :oster pada ganglion genikulatum (2amsay Bunt syndrom)
2amsay Bunt Syndrome (2BS) adalah infeksi saraf a!ah yang disertai
dengan ruam yang menyakitkan dan kelemahan otot a!ah.
5anda dan ge!ala 2BS meliputi 7
(1*)
G 2uam merah yang menyakitkan dengan lepuh berisi $airan di gendang
telinga" saluran telinga eksternal" bagian luar telinga" atap dari mulut (langit1
langit) atau lidah
G 8elemahan (kelumpuhan) pada sisi yang sama seperti telinga yang
terkinfeksi
G 8esulitan menutup satu mata
G Sakit telinga
G Pendengaran berkurang
G (ering di telinga (tinnitus)
G Sebuah sensasi berputar atau bergerak (<ertigo)
G Perubahan dalam persepsi rasa
2. 9iller ;isher Syndrom
9iller ;isher syndrom adalah <arian dari Auillain Barre syndrom yang
!arang di!umpai.9iiler ;isher syndrom atau -$ute Disseminated
Encephalomyeloradiculopaty ditandai dengan trias ge!ala neurologis berupa
opthalmoplegi" ataksia" dan arefleksia yang kuat. Pada 9iller ;isher syndrom
didapatakan double <ision akibat kerusakan ner<us $ranial yang menyebabkan
kelemahan otot 3 otot mata . Selain itu kelemahan ner<us fa$ialis menyebabkan
kelemahan otot a!ah tipe perifer. 8elumpuhan ner<us fa$ialis tipe perifer pada
9iller ;isher syndrom menyerang otot a!ah bilateral. Ae!ala lain bisa didapatkan
rasa kebas" pusing dan mual.
(1*)

II." TATA LAKSANA
1) 0stirahat terutama pada keadaan akut
2) 9edikamentosa 7
Prednison 7 pemberian sebaiknya selekas1lekasnya terutama pada kasus
BP yang se$ara elektrik menun!ukkan dener<asi. 5u!uannya untuk mengurangi
udem dan memper$epat reiner<asi. (osis yang dian!urkan # mg?kg BB?hari
sampai ada perbaikan" kemudian dosis diturunkan bertahap selama 2 minggu.
(2"2."21"18"22)
#) ;isioterapi
Sering diker!akan bersama1sama pemberian prednison" dapat dian!urkan
pada stadium akut. 5u!uan fisioterapi untuk mempertahankan tonus otot yang
lumpuh. Cara yang sering digunakan yaitu 7 mengurut?massage otot a!ah selama
& menit pagi1sore.
(,)
%) Hperasi
5indakan operatif umumnya tidak dian!urkan pada anak anak karena dapat
menimbulkan komplikasi lokal maupun intrakranial
(8"22"2# )
5indakan operatif dilakukan apabila 7
5idak terdapat penyembuhan spontan
5idak terdapat perbaikan dengan pengobatan prednison
II.# KOMPLIKASI
1. Cro$odile tear phenomenon.
Iaitu keluarnya air mata pada saat penderita makan makanan. 0ni timbul
beberapa bulan setelah ter!adi paresis dan ter!adinya akibat dari regenerasi yang
salah dari serabut otonom yang seharusnya ke kelen!ar sali<a tetapi menu!u ke
kelen!ar lakrimalis. 4okasi lesi di sekitar ganglion genikulatum.
(1*)
2. Synkinesis
(alam hal ini otot1otot tidak dapat digerakkan satu per satu atau tersendiri.
selalu timbul gerakan bersama. 9isal bila pasien disuruh meme!amkan mata"
maka akan timbul gerakan (in<olunter) ele<asi sudut mulut"kontraksi platisma"
atau berkerutnya dahi.

Penyebabnya adalah inner<asi yang salah" serabut saraf
yang mengalami regenerasi bersambung dengan serabut1serabut otot yang salah.
(2%)
#. 5i$ ;a$ialis sampai Bemifa$ial Spasme
5imbul JkedutanK pada a!ah (otot a!ah bergerak se$ara spontan dan
tidak terkendali) dan !uga spasme otot a!ah" biasanya ringan.

Pada stadium aal
hanya mengenai satu sisi a!ah sa!a" tetapi kemudian dapat mengenai pada sisi
lainnya. 8elelahan dan kelainan psikis dapat memperberat spasme ini. 8omplikasi
ini ter!adi bila penyembuhan tidak sempurna" yang timbul dalam beberapa bulan
atau 112 tahun kemudian.
(2&)
II.10 PROGNOSIS
Penderita Bell's Palsy dapat sembuh total atau meninggalkan ge!ala sisa.
;aktor resiko yang memperburuk prognosis Bell's palsy adalah
(2+)
7
6sia di atas +. tahun
Paralisis komplit
9enurunnya fungsi penge$apan atau aliran sali<a pada sisi yang lumpuh
>yeri pada bagian belakang telinga
Berkurangnya air mata.
Pada umumnya prognosis Bell's palsy baik yaitu sekitar 8.1*./ penderita
sembuh dalam aktu + minggu sampai tiga bulan tiga bulan tanpa ada
ke$a$atan. Penderita yang berumur +. tahun atau lebih" mempunyai peluang
%./ sembuh total dan beresiko tinggi meninggalkan ge!ala sisa.
Penderita yang berusia #. tahun atau kurang" hanya punya perbedaan
peluang 1.11&/ antara sembuh total dengan meninggalkan ge!ala sisa. )ika
tidak sembuh dalam aktu % bulan" maka penderita $enderung meninggalkan
ge!ala sisa" yaitu sinkinesis" $ro$odile" tears dan kadang spasme hemifasial.
Pe nde r i t a di a be t e s #./ l e bi h s e r i ng s e mbuh s e $ a r a
pa r s i a l di ba ndi ng pe nde r i t a non di a be t i k da n pe nde r i t a (9
l e bi h s e r i ng ka mbuh di ba ndi ng ya ng non (9. Ba nya 2# /
kasus Bells palsy yang mengenai kedua sisi a!ah. Bell's palsy ka mbuh
pa da 1.1 1& / pe nde r i t a . Se ki t a r #. / pe nde r i t a ya ng
ka mbuh ipsilateral menderita tumor >. =00 atau tumor kelen!ar parotis.
BAB III
RINGKASAN
Bell's Palsy (BP) ialah suatu kelumpuhan akut n. fasialis perifer yang tidak
diketahui sebabnya. Penyebab kelumpuhan n. fasialis perifer sampai sekarang
belum diketahui se$ara pasti. 6mumnya dapat dibagi men!adi 8ongenital"
(idapat. ;aktor1faktor yang diduga berperan menyebabkan BP antara lain 7
sesudah bepergian !auh dengan kendaraan" tidur di tempat terbuka" tidur di lantai"
hipertensi" stres" hiperkolesterolemi" diabetes mellitus" penyakit <askuler"
gangguan imunologik dan faktor genetik.
(%"8)
Penyakit ini seringkali menimbulkan
ge!ala1ge!ala klinis yang beragam akan tetapi ge!ala1ge!ala yang sering ter!adi
yaitu a!ah yang tidak simetris" kelopak mata tidak bisa menutup dengan
sempurna" gangguan pada penge$apan" serta sensasi mati rasa pada salah satu
bagian a!ah. Pada kasus yang lain !uga terkadang disertai dengan adanya
hiperakusis (sensasi pendengaran yang berlebihan)" telinga berdenging" nyeri
kepala dan perasaan melayang. Bal tersebut ter!adi mendadak dan men$apai
pun$aknya dalam dua hari. 8eluhan yang ter!adi diaali dengan nyeri pada
bagian telinga yang seringkali dianggap sebagai infeksi. Selain itu !uga ter!adi
kelemahan atau paralisis otot" 8erutan dahi menghilang" 5ampak seperti orang
letih" Bidung terasa kaku terus 1 menerus" sulit berbi$ara" sulit makan dan minum"
sensiti<e terhadap suara (hiperakusis)" sali<asi yang berlebih atau berkurang"
pembengkakan a!ah" berkurang atau hilangnya rasa ke$ap" air liur sering keluar"
air mata berkurang" alis mata !atuh" kelopak mata baah !atuh" sensitif terhadap
$ahaya.
(1#)
DAFTAR PUSTAKA
1. (!amil I" - Bas!iruddin. Paralisis Bell. (alam7 Barsono" ed. 8apita selekta
neurologiF Iogyakarta7 Aad!ah 9ada 6ni<ersity Press.2..*. hal 2*,1#..
2. (r P >ara" (r Sukardi" ell!s "alsy"J http7??.kalbe.$o.id?files?$dk?files?sPalsy 1
htmlK (diakses tanggal 11 desember 2.11)
#. (anette C 5aylor" (H" 9S. 2.11" Bell Palsy" http7??emedi$ine.meds$ape.$om ?
arti$le?11%+*.#1o<er<ieLa.1&+K K(diakse tanggal 22 (esember 2.11).
%. -nnsil<a" 2.1." Bell's Palsy" Jhttp7??annsil<a.ordpress.$om?2.1.?.%?.%?bell's1
palsy1$ase1report?K (diakses tanggal 11 desember 2.11)
&. 4umbantobing. 2..,.>eurologi 8linik.)akarta7 6ni<ersitas 0ndonesia.
+. 0rga" 2..*" Bell's Palsy" Jhttp7??.iranashari.$om?2+.?bells1palsy.htmlK"
(diakses tanggal 12 (esember 2.11)
,. @einer B4" 4e<itt 4P. -taksia. @ita )S" editor. Buku Saku >eurologi. Ed &.
)akarta7 Penerbit Buku 8edokteran EACF 2..1. Bal. 1,%
8. >urdin" 9oslem Bendra" 2.1." ell "alsy" http7??$oolhendra.blogspot.$om?2.1.
.blogspot.$om?2.1.?.8?bell1palsy.html (diakses tanggal 12 desember 2.11)
*. Sabirin ). Bell's Palsy. (alam 7 Badinoto dkk. Aangguan Aerak. Cetakan 0.
Semarang 7 ;akultas 8edokteran 6ni<ersitas (iponegoro" 1**. 7 1,1181 2
1.. Sidharta P. 5ata Pemeriksaan 8linis dalam >eurologi. Edisi ke12. )akarta 7 (ian
2akyat" 1*8& 7 #1111,

Anda mungkin juga menyukai