Anda di halaman 1dari 4

CAUDECTOMY

Nurul Sulfi Andini (Operator), Cristin Lupita L.D (As.operator 1), Raldy Palulungan (As.operator 2), Marhayani
(As.Operator 3), Abd. Adi Sultan (As.Operator 4), Muh. Reza Basri (Anest)
Kelompok I, Fachira Ulfa Makmur (Asisten Dosen Bedah)
Praktikum Ilmu Bedah Khusus Veteriner I
Bagian Bedah & Radiologi, Departemen Klinik, Reproduksi Dan Patologi
Program Studi Kedokteran Hewan Universitas Hasanuddin

Oleh :
RALDY P (O 111 11 261)
Abstrak
Tujuan studi ini adalah memaparkan kasus bedah dan teknik caudectomy pada hewan kecil. Seekor
hewan dengan anamneses demikian, temperature, frekuensi nafas x/menit, frekuensi jantung x/menit
dst. Diagnose dan prognosa. Terapi yang dilakukan, hasil operasi dan post operasinya. Kesimpulan.
Kata kunci : hewan kasus, caudectomy, diagnose, terapi

Dasar Teori
Caudectomy, atau amputasi bagian ekor, yang
dilakukan untuk memenuhi standar berkembang
biak atau tradisi, secara etis dan moral
kontroversial. Caudectomy Terapi
diindikasikan untuk lesi trauma, infeksi,
neoplasia, dan fistula perianal mungkin. Ekor
harus diamputasi dengan 2 sampai 3 cm dari
margin jaringan normal ketika reseksi tumor
atau lesi traumatik. Amputasi harus dilakukan
di dekat anus jika ujung ekor kronis berdarah
karena abrasi berulang atau mengunyah.
Amputasi dekat dasar direkomendasikan untuk
ekor avulsi dan jika perlu untuk ekor lipat
pioderma dan fistula perianal. Caudectomy
kosmetik (docking ekor) dilakukan pada anakan
untuk mematuhi standar berkembang biak.
Banyak negara dan organisasi profesi
kedokteran hewan menentang prosedur bila
dilakukan semata-mata untuk tujuan kosmetik.
Koreksi bedah dari ekor yang tumbuh ke dalam
diindikasikan untuk meringankan tanda-tanda
klinis dari dermatitis intertriginosa. Tujuan dari
penelitian retrospektif ini adalah untuk
mengidentifikasi jenis dan frekuensi komplikasi
setelah caudectomy pada anjing dengan ekor
yang tumbuh ke dalam. Catatan medis anjing
dengan ekor yang tumbuh ke dalam diobati
dengan caudectomy 2000-2010 di University of
Georgia Rumah Sakit Hewan Pengajaran
ditinjau.
Reseksi Tail Fold ( Caudectomy). Reseksi pada
ekor dan kulit disekitarnya dapat di performed
kan dengan model sterna recumbency oleh
pasien. Seluruh area perineal disiapkan.
Kebanyakan tail fold ditemukan pada ras
English bulldog. Namun terkadang pemilik dan
pecinta hewan tidak setju dengan pemilihan
alternative caudectomi.
Caudectomy pada anjing yang sudah lebih dari
1 minggu memerlukan anastesi umum atau
epidural. Dari sisi opreasi seharusnya diamati
pembengkakan, kekeringan, inflamasi dan rasa
sakit. Pendarahan pasca operasi tidak rumit jika
tekanan kulit dan trauma dapat dicegah. Hal ini
dapat diatasi dengan memperban dan restrain
jika diperlukan.
Dokumen, yang menangani masalah keabsahan
docking ekor - caudectomy - dan telinga tanam
- conchectomy - dalam beberapa ras anjing,
menegaskan pertama-tama bahwa hewan layak
perawatan dan hormat oleh manusia dan
mengutuk segala bentuk kekejaman terhadap
kehidupan binatang sebagai bioethically tidak
dapat diterima. Hal ini juga menekankan bahwa
kemungkinan subordinasi kepentingan hewan
dengan manusia tidak boleh dianggap, tapi
selalu menjalani penalaran rasional.
Anatomi ekor anjing terdiri dari tulang ekor
atau os koksigealis yang beruas-ruas. Tulang
ekor dibungkus oleh otot-otot pembentuknya
yang terdiri atas muskulus sakrokaudalis
dorsalis, m. sakrokaudalis lateralis, dan m.
sakrokaudalis ventralis dan m.
intertransversalis.
Kasus
Anamnesa, pada kasus ini klien melaporkan
bahwa annjingnya bernama Syahrul sudah
lama menderita penyakit ini, luka pada bagian
ekornya. Awalnya pemilik berpikir luka ini
merupakan luka biasa akibat aktifitas
hewannya, namun lambat laun luka ini pun
semakin berat sehingga terjadi nekrosis pada
ekornya. Awalnya anjing ini sering menggaruk-
garuk tubuhnya dan lama kelamaan lukaakibat
garukan itu pun meluas. Sebagaimana dapat
dilihat pada gambar 1. Signalemen dari hewan
ini adalah peka terhadap cahaya, rangsangan
sensorik dan motorik cepat (normal),
aktifitaseksremitas baik cara berjalan maupun
berlari normal, sering menggigiti tubuhnya,
menggarukkan badannya, lesi pada bagian ekor.
Pemeriksaan fisik berupa frekuensi nafas,
jantung, suhu tubuh, berat badan diuraikan
dalam table 1.

Gambar 1. Foto hewan saat pemeriksaan fisik
Table 1 Hasil pemeriksaan fisik
Parameter Hasil
Frekuensi nafas -
Frekuensi jantung 130/menit
Suhu 39
0
C
Berat badan 5.1 kg

Diagnose, arah diagnose yang dapat diambil
berdasarkan studi literatur dan gejala klinis
yang timbul diduga hewan ini menderita
penyakit dermatitis yang bersifat kronis karena
telah berjalan pada waktu yang lama. Lesi yang
timbul dan terbuka merupakan awal adanya
infeksi sekunder.
Prognosa. Kemungkinan kesembuhan hewan
untuk pulih kembali sekitar 70% - 50%. Hal ini
didasarkan penyebaran luka atau lesi yang
parah yang hanya pada bagian caudalis atau
ekor anjing ini.
Terapi, tindakan dan pengobatan yang
dilakukan adalah pengangkatan pada sebagian
ekor anjing tersebut (caudectomy) agar terjadi
infeksi lanjut pada daerah daerah yang dekat
dari daerah tersebut. adapun prosedur tindakan
yaitu preparasi hewan, persiapan operator dan
as.operator, dan prosedur bedah. Setelah
dipersiapkan dan dianaesthesi, hewan
dibaringkan secara dorsal recumbensi.
Kemudian dibersihkan dengan alcohol pada
ekor dan sekitarnya. Lalu diberi betadine dan
dilakukan insisi pada bagian yang akan
dilangkat. Setelah itu, ekor dipotong dan dijahit
pada bagian kulit.


Gambar 2. Hewan dianastesi


Gambar 3. Hewan siap dioperasi

gambar 4. Pasca pemotongan ekor
Hasil tindakan post operasi diperkirakan hewan
dapat sembuh setelah 7 hari tanpa infeksi
berkelanjutan..

Diskusi
Tindakan bedah yang dilakukan kali ini adalah
caudectomy, yaitu pengangkatan pada ekor
(pemotongan). Pertama kali yang harus
dilakukan adalah preoperasi. Adapun hal yang
dilakukan adalah menulis sinyalemen dan
melakukan pemeriksaan umum meliputi
frekunsi nafas, pulsus, suhu, reflex terhadap
cahaya dari pasien. Dan diperoleh pulsus
130/menit. 39
0
C, peka terhadap cahaya
(normal), namun frekuensi nafas sulit dideteksi
karena anjing tersebut dalam keadaan stress.
Setelah itu dilakukanlah penimbangan atau
pengukuran berat badan pasien, hal ini
dilakukan untuk mengukur kadar dosis anastesi
yang akan diberikan. Setelah pengukuran berat
badan diperoleh beratnya 5.1 kg. Pasien
diistirahatkan agar tidak terlalu stress.
Dilanjutkan dengan pencukuran rambut
disekitar daerah yang akan dioperasi agar tidak
terjadi infeksi dan kontaminasi. Setelah dirasa
cukup anjing tersebut diberi preanastesi dengan
atropin sulfat untuk mencegah muntah saat
operasi. Setelah diberikan preanastesi maka
anastesi berupa ACP dan ketamine 10%.
Obat premedikasi yang diberikan berupa
atropin, sedangkan obat anasteshinya adalah
ACP dan ketamine. Pemberiannya dilakukan
dengan rumus : V =

[ ]
.
Ket :
V : Volume ( ml)
D : Dosis anjuran
(ml/kg)
BB : Berat badan
(kg)
[ ] : konsentrasi
(g/DL)
Volume atropin
0.02 x 5.1 = 0.408 ml
0.25
Volume ketamin
10 x 5.1 = 0.51 ml
100
Volume ACP
0.2 x 5.1 = 0.068 ml
15
Setelah dilakukan anastesi hewan di
baringkan secara dorsal recumbency, kemudian
di ikat menggunakan simpul Towel. Selain itu
ikat dengan karet pada ujung dan pangkal ekor.
Agar menghambat aliran darah ke daerah yang
akan diangkat. Setelah hewan teranastesi, insisi
dilakukan pada bagian ekor agak ke cranial
membentuk elips (membentuk huruf U dari
arah operator) pada bagian dorsal dan ventral
dari ekor. Hati- hati pada saat insisi karena
terdapat pembuluh darah pada bagian dexter
dan sinister (arteri lateralis caudalis) terkadang
juga terdapat arteri pada bagian medial.
Kuakkan agar mempermudah pemotongan
ekor. Setelah itu ligasi pembuluh darah agar
tidak terjadi bleeding pada saat pemotongan
ekor. Gunakan benang absorbable ukuran 2/0
atau 3/0 (chromic catgut, polyglactin 910,
polydioxyconate) untuk mengikat keduanya
Setelah masing masing pembuluh darah
diligasi dikuakkan potong ekor lebih kecranial
lagi agar ujung kulit yang diinsisi tadi dapat
menutup. Potong ekor diantara ruas ruas
os.caudalis. Setelah dipotong, sebaiknya buka
pengikat pada pangkal ekor agar memastikan
tidak terjadi bleeding lalu jahit kulit ekor hewan
tersebut. Namun pada praktikum ini pengikat
dibuka pada saat selesai penjahitan pada kulit
sehingga terjadi sedikit pendarahan namun
segera berhenti mungkin hal ini disebabkan
karena tumpukan darah dalam arteri tersebut.
Pada saat operasi terjadi hipersalivasi pada
anjing hal ini disebabkan karena efek samping
dari anastesi (ketamin). Kami menyimpulkan
hal tersebut karena berdasarkan Jones et al.,
1977 Obat anestetika yang umum digunakan
pada anjing adalah ketamin, akan tetapi obat ini
menimbulkan efek yang membahayakan yaitu
terjadinya takikardi, hipersalivasi, dapat
meningkatkan ketegangan otot, nyeri pada
tempat penyuntikan, dan pada dosis yang
berlebihan akan menyebabkan pemulihan ke
kondisi semula berjalan lamban dan bahkan
membahayakan. Namun hipesalivasi ini segera
berhenti seiring selesainya operasi caudectomi
ini. Setelah selesai penjahitan pada kulit
dilanjtkan dengan pemberian betadin pada
bekas operasi dan dibalut dengan kasa agar
tidak terkontaminasi.
Perawatan pasca operasi, kami melakukan
perawatan sepeerti biasa. Hewan dikandagkan
hanya sehari mencegah terjadinya stress pada
anjing tersebut. lalu dilepaskan disekitar rumah.
Makanan yang diberikan berupa makanan biasa
atau lazim untuk hewan tersebut. merawat dan
mencegah terjadinya kontaminasi dengan
memperhatikan pembalut lukanya agar tetap
steril. Adapun rencana pengobatannya jika
terjadi infeksi sekunder dengan memberi
antibiotic yang sesuai dengan kondisi anjing
bersangkutan. Dan anjing tersebut dinyatakan
sembuh apabila lebih dari 7 hari pasca operasi
tidak terjadi hal hal yang dapat menggangu
proses kesembuhannya.

Kesimpulan
1. Tujuan caudectomy adalah untuk mencegah
terjadinya infeksi berkelanjutan dari bagian
ekor yang telah terinfeksi melalui pengangkatan
ekor yang telah nekrosis.
2. Adapun teknik caudektomi yaitu :
a) Persiapan ruangan
b) Sterilisasi alat
c) Persiapan dan preparasi hewan
d) Persiapan operator dan asisten (jika ada)
e) Prosedur bedah.
3.Kasus dermatitis ini berprognosa fausta

Anda mungkin juga menyukai