PENDAHULUAN
Fungsi dari bahu dan seluruh ekstremitas atas adalah supaya tangan dapat diletakkan
di berbagai posisi untuk melakukan banyak pekerjaan. Bahu, atau glenohumeral joint,
adalah sendi yang paling mobile pada tubuh dan memiliki banyak gerakan. Akan tetapi, jika
berbicara mengenai gerakan bahu, kita harus mengenali gerakan tersebut juga muncul pada
3 sendi atau area lainnya. Kompleks bahu adalah nama yang terkadang digunakan untuk
menyebut semua struktur termasuk gerakan dari bahu.
Kompleks bahu terdiri dari skapula, klavikula, sternum, humerus, kosta dan termasuk
sendi sternoklavikular, sendi akromioklavikular, sendi glenohumeral, dan artikulasi
skapulotoraks. Dengan kata lain, kompleks bahu termasuk shoulder girdle (skapula dan
klavikula dan sendi bahu (skapula dan humerus. Artikulasi skapulotoraks bukan murni
suatu sendi. !eskipun skapula dan toraks tidak memiliki titik "iksasi, skapula dapat
memindahkan kosta. #kapula dan toraks tidak secara langsung berhubungan tetapi secara
tidak langsung dihubungkan oleh klavikula dan beberapa otot. Artikulasi skapulotoraks
memberikan gerakan dan "leksibilitas pada tubuh.
Shoulder girdle adalah sebutan yang sering digunakan untuk membahas aktivitas dari
skapula, klavikula, dan sternum yang untuk menghubungkan ekstremitas atas dengan
badan. #endi sternoklavikular dan akromioklavikular membuat shoulder girdle bergerak.
$erakan shoulder girdle adalah elevasi dan depresi, protraksi dan retraksi, rotasi ke atas
dan ke ba%ah. Ada & otot yang melekat pada skapula, klavikula, atau keduanya,
menyediakan gerakan pada shoulder girdle.
#endi bahu, juga disebut sendi glenohumeral, yang terdiri dari skapula dan humerus.
$erakan'gerakan sendi bahu adalah "leksi, ekstensi dan hiperekstensi, abduksi dan
adduksi, endorotasi dan eksorotasi, abduksi dan adduksi hori(ontal. #endi bahu merupakan
sendi sinovial dengan tipe ball & socket. #endi glenohumeral dibentuk oleh kaput humerus
dan kavitas glenoidalis.
)avitas glenoidal sebagai mangkok sendi bentuknya sedikit cekung
dimana sebagai tempat melekatnya caput humeri dengan diameter cavitas glenoidalis yang
pendek, yaitu hanya bisa mencakup kira'kira sepertiga bagian dari caput humeri. Keadaan
ini membuat sendi tersebut menjadi tidak stabil tetapi punya ruang gerak yang paling luas.
Dengan melihat keadaan sendi tersebut, maka sendi bahu lebih mudah mengalami
gangguan "ungsi dibandingkan dengan sendi lainnya. *leh karena itu, jika terdapat keluhan
nyeri, atau kaku akan mempengaruhi ruang gerak sendi bahu.
(+,,
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Anatomi Bahu
+.+ -ulang
#endi bahu (glenohumeral joint adalah perlekatan humerus bagian
atas ke shoulder girdle. Shoulder girdle terdiri dari.
(+
#kapula adalah tulang berbentuk segitiga yang terletak super"icial pada
sisi posterior toraks yang bersama'sama dengan klavikula, membentuk
shoulder girdle. #kalupa merupakan tempat perlekatan +/ otot dan 0
ligamen, yang memiliki , permukaan yaitu permukaan kostal dan
dorsal. #kapula memiliki 3 prosesus, yaitu spina, akromion, dan
korakoid. #kapula juga memiliki 3 batas atau tepi (superior, lateral,
medial dan 3 sudut1angulus (in"erior, superior, lateral. 2ada posisi
istirahat, skapula terletak antara kosta , 3 /.
(+,3
Klavikula adalah tulang berbentuk 4#5 yang menghubungkan ekstremitas
atas dengan kerangka aksial pada sendi sternoklavikular. Klavikula
sebagai titik tumpu untuk gerakan lateral dari lengan. Klavikula memiliki
, lekukan (sternal'ventral, akromial'dorsal dan merupakan tulang
pertama pada tubuh yang menjadi tulang dan yang terakhir hancur.
(+,3
#ternum adalah tulang pipih yang terletak di tengah pada toraks bagian
depan. Bagian akhir superiornya berhubungan dengan klavikula.
(+
6umerus adalah tulang terpanjang dan terbesar pada ekstremitas atas.
2osisi humerus dengan skapula tampak pada sisi anterior.
(+
+., #endi, 7igamen dan #truktur lain
Area bahu memiliki + artikulasi mayor (glenohumeral dan beberapa yang
minor (sternoklavikular, akromioklavikular, skapulotorasik. Beberapa ligamen
dihubungkan dengan tiap artikulasi.
(+,3
#endi $lenohumeral. artikulasi antara "ossa glenoid dan proksimal dari
humerus. #endi ini diklasi"ikasikan sebagai spheroidal, atau ball-and-
socket joint. 2ermukaan artikulasi pada glenoid adalah yang paling
tebal pada peri"er. #endi ini memiliki rentang gerakan (range of
motion yang paling luas daripada sendi lain, akan tetapi kestabilannya
2
terbatas dan tergantung pada tendon rotator cuff dan ligamen'ligamen
yang lain untuk mensuport.
(+
#endi sternoklavikular. merupakan sendi sinovial dan memiliki kapsul
sendi. #endi ini juga memiliki 3 ligamen mayor dan + diskus sendi. 3
ligamen mayor yang mensuport sendi ini adalah.
a. 7igamen sternoklavikular anterior dan posterior. 7igamen ini
menghubungkan klavikula ke sternum pada permukaan anterior
dan posterior. Fungsi ligamen ini adalah untuk menguatkan kapsul
sendi.
(3
b. 7igamen kostoklavikular. ligamen pendek, rata, berbentuk seperti
rhomboideus, yang menghubungkan permukaan in"erior klavikula
ke permukaan superior kartilago kosta pertama. Fungsi utama
ligamen ini adalah untuk membatasi jumlah elevasi klavikula.
(+
c. 7igamen interklavikular. terletak pada atas manubrium sterni,
menghubungkan ujung'ujung superior sternal pada klavikula.
Fungsi ligamen ini adalah untuk membatasi jumlah depresi
klavikula.
(+
Diskus sendi ber"ungsi sebagai penyerap syok (shock absorber.
Gambar 1. 7igamen'ligamen pada sendi sternoklavikular. #umber.
7ippert8s )linical Kinesiology and Anatomy, 0th ed.
#endi akromioklavikular. merupakan sendi sinovial berbentuk plane
yang juga memiliki diskus. Fungsinya menghubungkan prosesus
akromion dari skapula dengan ujung lateral dari klavikula. !emiliki
kapsul yang mengelilingi tepi artikular sendi dan ligamen'ligamen.
a. 7igamen akromioklavikular. terdapat ligamen akromioklavikular
superior dan in"erior yang ber"ungsi untuk menguatkan kapsul
sendi dengan cara menahan prosesus akromion ke klavikula
sehingga mencegah dislokasi klavikula.
(+
3
b. 7igamen korakoklavikular. tidak secara langsung terletak pada
sendi, tetapi memberikan stabilitas pada sendi, mencegah
pemindahan bagian distal klavikula ke superior. 7igamen ini
menghubungkan skapula ke klavikula dengan melekatkan
permukaan in"erior pada ujung lateral klavikula dan permukaan
superior dari prosesus korakoid pada skapula. 7igamen ini dibagi
menjadi bagian trape(oid lateral (anterolateral dan bagian konoid
medial yang lebih dalam (posteromedial, bersama'sama
mencegah gerakan skapula ke belakang, dan secara individual
membatasi rotasi skapula.
(+,3
c. 7igamen korakoakromial. tidak benar'benar menyilang sendi
akromioklavikular, tetapi lebih membentuk lengkungan (arch
mele%ati kaput humerus. Ber"ungsi untuk mensuport kaput
humerus ketika ada kekuatan ke atas yang ditransmisikan
sepanjang humerus.
(+
Gambar 2. 7igamen'ligamen pada sendi akromioklavikular. #umber.
7ippert8s )linical Kinesiology and Anatomy, 0th ed.
#endi skapulotoraksik. bukan sendi yang sebenarnya, tetapi
perlekatannya membuat adanya gerakan skapular terhadap posterior
kosta. #endi ini ter"iksasi oleh otot skapular.
(3
Kapsul sendi bahu adalah %adah luas berdinding tipis yang melekat di
sekeliling pinggir "ossa glenoid skapula dan collumn anatomicum humerus
(anatomical neck of humerus. Kapsul sendi bahu dibentuk oleh membran
"ibrous dan membran intersinovial. Dengan posisi lengan menggantung di
samping, bagian superior kapsul menjadi tegang dan bagian in"erior kapsul
menjadi kendur. Ketika bahu di abduksi, terjadi hal yang sebaliknya.
(+
4
Gambar 3. $lenoid "ossa 9 $lenoid labrum. #umber. 7ippert8s )linical
Kinesiology and Anatomy, 0th ed.
Glenoid labrum (bibir 1 tepi glenoid adalah cincin "ibrous yang
mengelilingi tepi dari "ossa glenoid. Fungsinya adalah memperdalam kativas
artikulasi.
(+
7igamen'ligamen yang memperkuat kapsul sendi bahu.
(+
7igamen glenohumeral. terdiri dari 3 bagian yaitu, bagian
superior, medial dan in"erior. Ber"ungsi menguatkan kapsul
sendi bagian anterior dan posterior.
7igamen korakohumeral. melekat mulai dari sisi lateral prosesus
korakoid dan merentangkan secara anterior mele%ati sendi ke
sisi medial dari tuberkulum mayor humerus. Ber"ungsi untuk
menguatkan bagian atas dari kapsul sendi.
Rotator cuff adalah pita tendon yang dibentuk oleh gabungan insersi
tendon'tendon dari otot subskapularis, supraspinatus, in"raspinatus, dan teres
minor. *tot'otot ini membantu untuk mem"iksasi kaput humeri di dalam
kavitas glenoidalis skapula selama gerakan artikulasio humeri, membantu
menstabilkan artikulasio humeri. Rotator cuff (manset rotator terletak di sisi
anterior, superior, dan posterior sendi. !anset rotator ini tidak ada yang di
bagian in"erior, sehingga bagian in"erior merupakan tempat yang lemah.
(+,0
5
Gambar 4. Kapsul sendi bahu dan ligamen'ligamen yang menguatkan.
#umber. 7ippert8s )linical Kinesiology and Anatomy, 0th ed.
Gambar . Kapsul sendi bahu kiri dan ligamen korakohumeral (dilihat
dari sisi posterior. #umber. 7ippert8s )linical Kinesiology and Anatomy, 0th
ed.
+.3 *tot Bahu dan 2ersara"an *tot
-erdapat & otot utama yang ber"ungsi untuk menggerakkan skapula (otot'
otot pada shoulder girdle.
a. *tot trape(ius. otot super"isial yang besar yang berbentuk seperti
permata saat melihat otot trape(ius kanan dan kiri. *tot trape(ius
terbagi menjadi.
(+,0
*tot trape(ius bagian atas. origin di tulang occipital, ligamen
nuchal pada prosesus spinosus servikal. :nsersinya di sepertiga
lateral klavikula dan prosesus akromion. Di sara"i oleh nervus
kranialis :;, komponen sensoris )3 dan )0.
(+
6
Gambar !. *tot trape(ius bagian atas. #umber. 7ippert8s )linical
Kinesiology and Anatomy, 0th ed.
*tot trape(ius bagian tengah. origin di prosesus spinosus )/
sampai -3. :nsersinya di spina skapularis. Disara"i oleh nervus
kranalis :;, komponen sensoris )3 dan )0.
(+
Gambar ". *tot trape(ius bagian tengah. #umber. 7ippert8s )linical
Kinesiology and Anatomy, 0th ed.
*tot trape(ius bagian ba%ah. origin di prosesus spinosus
vertebra torakalis tengah dan ba%ah. :nsersinya di basis dari
spina skapularis. Disara"i oleh nervus kranalis :;, komponen
sensoris )3 dan )0.
(+
7
Gambar #. *tot trape(ius bagian ba%ah. #umber. 7ippert8s )linical
Kinesiology and Anatomy, 0th ed.
b. *tot levator skapula. tertutupi seluruhnya oleh otot trape(ius.
*rigonya dari prosesus transversus 0 vertebra servikal pertama.
:nsersinya di tepi vertebra pada skapula, diantara sudut superior
(angulus superior dan spina skapularis. Disara"i oleh )3, )0, dan
nervus skapular dorsalis ()&.
(+,0
Gambar $. *tot levator skapula. #umber. 7ippert8s )linical Kinesiology
and Anatomy, 0th ed.
c. *tot rhomboideus. sebenarnya ada , otot, yaitu otot rhomboideus
mayor dan minor. -etapi dianggap + otot karena secara anatomi
susah untuk memisahkan , otot ini dan memiliki "ungsi yang sama.
*rigonya di prosesus spinosus )/ sampai -&. :nsersinya di tepi
vertebra pada skapula, diantara sudut in"erior (angulus in"erior dan
spina skapularis. Disara"i oleh nervus skapular dorsalis ()&.
(+,0
8
Gambar 1%. *tot rhomboid. #umber. 7ippert8s )linical Kinesiology and
Anatomy, 0th ed.
d. *tot serratus anterior. pola perlekatannya di sisi anterolateral toraks.
*tot serratus anterior terletak super"isial dan dapat diraba ketika
lengan diangkat ke atas kepala. *riginnya di permukaan lateral dari
< kosta teratas. :nsersinya di permukaan anterior tepi vertebra pada
skapula. Disara"i oleh nervus toraksik longus ()&,)=,)/.
(+,0
Gambar 11. *tot serratus anterior. #umber. 7ippert8s )linical
Kinesiology and Anatomy, 0th ed.
e. *tot pektoralis minor. terletak di dalam (profunda dari otot pektoralis
mayor dan merupakan satu'satunya otot shoulder girdle yang
seluruhnya terletak di permukaan anterior tubuh. *rigonya di
permukaan anterior kosta 3'&. :nsersinya di prosesus korakoid.
Disara"i oleh nervus pektoral medialis ()<, -+.
(+,0
9
Gambar 12. *tot pektoralis minor. #umber. 7ippert8s )linical
Kinesiology and Anatomy, 0th ed.
-erdapat juga otot yang meregangkan sendi bahu (otot'otot shoulder
joint.
(+
a. *tot deltoid. otot super"isial yang menutupi sendi bahu dari 3 sisi,
memberikan karakteristik bahu berbentuk bundar. -erdiri dari 3
bagian.
*tot deltoid anterior. origonya di sepertiga lateral klavikula.
:nsersinya di tuberositas deltoid. Disara"i oleh nervus aksilaris
()&, )=.
(+,0
*tot deltoid medial. origonya di prosesus akromion. :nsersinya di
tuberositas deltoid. Disara"i oleh nervus aksilaris ()&, )=.
(+,0
*tot deltoid posterior. origonya di spina skapularis. :nsersinya di
tuberositas deltoid. Disara"i oleh nervus aksilaris ()&, )=.
(+,0
Gambar 13. *tot deltoid. #umber. 7ippert8s )linical Kinesiology and
Anatomy, 0th ed.
b. *tot supraspinatus. terletak di atas spina skapularis. *riginnya di
"ossa supraspinatus skapula. :nsersinya di tuberkulum mayor
humerus. Disara"i oleh nervus supraskapularis ()&, )=.
(+,0
10
Gambar 14. *tot supraspinatus. #umber. 7ippert8s )linical Kinesiology
and Anatomy, 0th ed.
c. *tot pektoralis mayor. adalah otot dada yang besar. *tot ini
memiliki perlekatan proksimal dan garis untuk penarikan yang
berbeda, dibagi menjadi.
(+
Bagian klavikular. origonya di sepertiga medial klavikula.
:nsersinya di tepi lateral dari lekukan bicipital humerus.
Bagian sternal. origonya di sternum, kartilago = kosta pertama.
:nsersinya di tepi lateral dari lekukan bicipital humerus.
Bagian klavikular dan sternal, keduanya disara"i oleh nervus pektoral
lateral dan medial ()=, )/, )<, -+.
(+,0
Gambar 1. *tot pektoralis mayor. #umber. 7ippert8s )linical
Kinesiology and Anatomy, 0th ed.
d. *tot latissimus dorsi. otot yang lebar dan terletak di punggung.
6ampir seluruhnya super"isial kecuali sebagian kecil di posterior,
tertutup oleh otot trape(ius bagian ba%ah. *rigonya di prosesus
spinosus -/ sampai 7& (melalui "asia dorsolumbar, permukaan
posterior sakrum, krista iliaka, dan 3 kosta ba%ah. :nsersinya di tepi
medial dari lekukan bicipital humerus. Disara"i oleh nervus
torakodorsal ()=, )/, )<.
(+,0
11
Gambar 1!. *tot latissimus dorsi. #umber. 7ippert8s )linical Kinesiology
and Anatomy, 0th ed.
e. *tot teres mayor. origonya di tepi aksila pada skapula dekat dengan
sudut in"erior skapula. :nsersinya di krista di ba%ah tuberkulum minor
humerus, berdekatan atau bersebelahan dengan tempat perlekatan
otot latissimus dorsi. Disara"i oleh nervus subskapular ()&, )=.
(+,0
Gambar 1". *tot teres mayor. #umber. 7ippert8s )linical Kinesiology
and Anatomy, 0th ed.
". *tot in"raspinatus. terletak di ba%ah spina skapularis. *rigonya di
"ossa in"raspinosus skapula. :nsersinya di tuberkulum mayor
humerus. Disara"i oleh nervus supraskapular ()&, )=.
(+,0
g. *tot teres minor. terletak sangat dekat dengan otot in"raspinatus,
dan memiliki "ungsi yang saling berhubugan dengan otot
in"raspinatus. *rigonya di tepi aksila pada skapula. :nsersinya di
tuberkulum mayor humerus. Disara"i oleh nervus aksilaris ()&, )=.
(+,0
12
Gambar 1#. *tot in"raspinatus dan teres minor. #umber. 7ippert8s
)linical Kinesiology and Anatomy, 0th ed.
h. *tot subskapularis. terletak di ba%ah spina skapularis di sebelah
kosta. *rigonya di "ossa subskapular. :nsersinya di tuberkulum minor
humerus. Disara"i oleh nervus subskapular ()&, )=.
(+,0
Gambar 1$. *tot subskapularis. #umber. 7ippert8s )linical Kinesiology
and Anatomy, 0th ed.
i. *tot korakobrakialis. origonya di prosesus korakoid skapula.
:nsersinya di permukaan medial humerus dekat dengan titik tengah
humerus. Disara"i oleh nervus muskulokutaneus ()=, )/.
(+,0
Gambar 2%. *tot korakobrakialis. #umber. 7ippert8s )linical Kinesiology
and Anatomy, 0th ed.
13
j. *tot bisep brakii dan trisep brakii kaput longus. adalah dua otot
yang bergabung yang mele%ati bahu dan siku. Fungsi utamanya
pada siku.
(+
+.0 >askularisasi bahu
Arteri subklavia sinistra (cabang dari aorta dan subklavia dekstra
(cabang dari brachiocephalica muncul diantara otot skalenus anterior dan
medial, kemudian menjadi arteri aksilaris di tepi luar kosta pertama. Arteri
aksilaris bercabang menjadi 3 bagian sesuai hubungannya dengan otot
pektoralis minor. Bagian pertama di medial otot pektoralis minor, yang kedua
di ba%ah otot pektoralis minor, dan yang ketiga di lateral otot pektoralis minor.
(+,3
Ba&ian 'aban& P(r)a*ann+a
+ A.#upreme thoracic Di sisi medial otot serratus anterior dan
pektoralis minor
, A.-horacoacromial Bercabang menjadi 0 (cabang deltoid,
akromial, pektoralis, clavicuar
3 A.7ateral thoracic
A.#ubscapular
A.anterior circum"le?a
humeral
A.posterior
circum"le?a humeral
-urun ke serratus anterior
Bercabang menjadi , (a.thoracodorsal
dan a.circum"le?a scapular @ ke
triangular space
!elingkari anterior humerus, menyuplai
kaput humerus
!elingkari posterior humerus @ ke
ruang Auadrangular
Tab(* 1. >askularisasi Bahu. #umber. !iller5s Bevie% o" *rthopaedics,
0th ed.
2. P(r&(ra,an Bahu
2ergerakkan shoulder girdle adalah elevasi dan depresi, protraksi dan
retraksi, rotarsi ke atas dan ke ba%ah. $erakan'gerakan ini dapat dilihat
dengan jelas dengan melihat skapula, sehingga pergerakkan shoulder girdle
disebut scapular motion.
(+
Clevasi1depresi dan protraksi1retraksi adalah gerakan linear. :ntinya
adalah skapula bergerak ke atas (upward rotation dan keba%ah (downward
rotation sejajar dengan toraks dan menjauh (protraksi1abduksi skapula serta
menuju ke kolum vertebra (retraksi1adduksi skapula dalam garis paralel.
(+
14
Gambar 21. Clevas'depresi dan protraksi'retraksi. #umber. 7ippert8s
)linical Kinesiology and Anatomy, 0th ed.
$erakan angular muncul saat gerakan rotasi ke atas dan ke ba%ah dari
skapula. #elama gerakan rotasi ke atas (upward rotation, sudut in"erior
(angulus in"erior skapula rotasi ke atas dan menjauhi kolum vertebra.
#edangkan gerakan rotasi ke ba%ah (downward rotation adalah kembali ke
posisi istirahat anatomis.
(+
Gambar 22. Upward-downward rotation. #umber. 7ippert8s )linical
Kinesiology and Anatomy, 0th ed.
$erakan scapular tilt muncul saat sendi bahu melakukan gerakan
hiperekstensi. Djung superior skapula miring atau berayun ke anterior dan
ujung in"erior miring atau berayun ke posterior. )ontohnya saat melakukan
gerakan sebelum melempar bola so"tball, sebelum melempar bola bo%ling.
(+
15
Gambar 23. Scapular tilt. #umber. 7ippert8s )linical Kinesiology and
Anatomy, 0th ed.
G(ra,an -tot
Betraksi -rape(ius bagian tengah, rhomboideus
2rotraksi #erratus anterior, pektoralis minor
Clevasi -rape(ius bagian atas, levator skapula, rhomboideus
Depresi -rape(ius bagian ba%ah, pektoralis minor
Upward rotation -rape(ius bagian atas dan ba%ah, serratus anteroir
(serat yang bagian ba%ah
Downward rotation Bhomboideus, levator skapula, pektoralis minor
Scapular tilt 2ektoralis minor
Tab(* 2. $erakan 9 otot shoulder girdle. #umber. . 7ippert8s )linical
Kinesiology and Anatomy, 0th ed.
-erdapat 0 gerakan shoulder joint, yaitu.
(+
a. Fleksi. dari EF ' +<EF
b. Ckstensi. kembali ke posisi anatomis
c. 6iperekstensi kurang lebih 0&F dari posisi anatomis.
Gambar 24. Fleksi,ekstensi,hiperekstensi. #umber. 7ippert8s )linical
Kinesiology and Anatomy, 0th ed.
d. Abduksi dan adduksi. pada bidang "rontal di sekitar sumbu sagital
dengan gerakan +<EF
e. )ircumduction. adalah istilah untuk mendeskripsikan gerakan
melingkar bahu. !erupakan gerakan kombinasi semua gerakan bahu.
16
Gambar 2. Abduksi, adduksi,circumduction. #umber. 7ippert8s )linical
Kinesiology and Anatomy, 0th ed.
". Botasi medial dan lateral. pada bidang transversal di sekitar sumbu
vertikal. Kadang menggunakan istilah rotasi internal dan eksternal
digunakan.
Gambar 2!. Botasi lateral dan medial. #umber. 7ippert8s )linical
Kinesiology and Anatomy, 0th ed.
g. Abduksi dan adduksi hori(ontal. pada bidang transversal di sekitar
sumbu vertikal. 2osisi a%al untuk gerakan in adalah abduksi bahu GEF.
Gambar 2". Abduksi dan adduksi hori(ontal. #umber. 7ippert8s )linical
Kinesiology and Anatomy, 0th ed.
17
G(ra, -tot
Fleksi Deltoid anterior, pektoralis mayor bagian klavikula
Ckstensi Deltoid posterior, latissimus dorsi, teres mayor,pektoralis
mayor bagian sternal
6iperekstensi 7atissimus dorsi, deltoid posterior
Abduksi Deltoid, supraspinatus
Adduksi 2ektoralis mayor, teres mayor, latissimus dorsi
Abduksi hori(ontal Deltoid posterior, in"raspinatus, teres minor
Adduksi hori(ontal 2ektoralis mayor, deltoid anterior
Botasi lateral :n"raspinatus, teres minor, deltoid posterior
Botasi medial 7atissimus dorsi, teres mayor, subskapularis, pektoralis
mayor, deltoid anterior
Tab(* 2. $erakan 9 otot shoulder joint. #umber. . 7ippert8s )linical
Kinesiology and Anatomy, 0th ed.
#elama gerakan linear elevasi1depresi dan protraksi1retraksi, juga bisa
menggerakkan shoulder girdle ke atas, ke ba%ah, ke depan, atau ke belakang
tanpa menggerakkan humerus. 2ada gerakan angular rotasi ke atas dan ke
ba%ah, sendi bahu ikut bergerak.
Shou*.(r )oint Shou*.(r &ir.*(
Fleksi Upward rotation, protraksi
Ckstensi Do%n%ard rotation, retraksi
6iperekstensi #capular tilt
Abduksi Dp%ard rotation
Adduksi Do%n%ard rotation
Botasi medial 2rotraksi
Botasi lateral Betraksi
Abduksi hori(ontal Betraksi
Adduksi hori(ontal 2rotraksi
Tab(* 3. $erakan shoulder girdle 9 shoulder joint. #umber. . 7ippert8s )linical
Kinesiology and Anatomy, 0th ed.
3. P(m(ri,/aan 0i/i, Bahu
3.+ :nspeksi
:nspeksi secara general dimulai sejak pasien masuk ke ruang periksa. #aat
pasien berjalan, evaluasi keseimbangan gerakannya dan simetris tidak. )ara
berjalan yang normal, gerakan ekstremitas atas berayun kebalikan dengan kaki
yang diayun. *bservasi gerakan bahu, gerakan yang tanpa nyeri. A%al inspeksi
18
termasuk melihat secara topikal yaitu ada tidaknya bleb, perubahan %arna,
abrasi, bekas luka, dan sebagainya.
(&
#aat menginspeksi, bandingkan tiap area secara bilateral. )ara paling
mudah untuk memastikan adanya kelainan adalah dengan membandingkan
bilateral. Asimetris biasanya jelas tampak. #ebagai contoh, salah satu lengan
dapat bergantung pada posisi yang tidak biasa, bisa adduksi atau abduksi
sehingga tampak jarak pada aksila.
(&
:nspeksi tulang paling penting pada bahu aspek anterior yaitu klavikula.
Klavikula adalah tulang penopang yang mempertahankan skapula di sisi
posterior toraks dan mencegah glenoid berputar ke anterior. Klavikula hampir
subkutaneus, jelas tampak diba%ah kulit, jika ada dislokasi, atau "raktur dapat
dengan jelas terlihat.
(&
Kemudian inspeksi deltoid. *tot deltoid adalah otot yang secara utama ada
di sisi anterior shoulder girdle. 2enampakan bulat pada bahu merupakan otot
deltoid yang menutupi. Hormalnya, massa pada bahu tampak penuh dan bulat,
dan ke dua sisi simetris. -etapi jika ada atro"i deltoid, tuberositas humerus yang
berada di ba%ah deltoid menjadi lebih menonjol. Kelainan pada kontur bahu juga
bisa disebabkan oleh dislokasi bahu jika tuberositas mayor ke anterior sehinga
bahu kehilangan kontur lateral yang penuh.
(&
:nspeksi ke aspek posterior pada shoulder girdle. -empat yang paling
menonjol adalah skapula. Iika ada asimetris dari skapula dan toraks dapat
mengindikasikan kelemahan atau atro"i otot serratus anterior dan akan tampak
seperti seperti bersayap. :nspeksi aspek garis tengah posterior dengan prosesus
spinosus yang tampak. 2erhatikan apakah tulang belakang lurus tanpa ada kurva
lateral (skoliosis. Adanya kurva (lekukan tulang belakang dapat membuat salah
satu bahu tampak lebih rendah, dengan sisi dominannya lebih berotot.
(&
3., 2alpasi
3.,.+ -ulang
2osisi pemeriksa di belakang pasien yang dalam posisi dudukJ tangan
pemeriksa diletakkan di atas deltoid dan akromion. Kontak pertama dengan
pasien harus gentle tapi pasti. 2alpasi yang dilakukan pada bahu.
Suprasternal notch. gerakkan tangan ke medial dari posisi diatas deltoid dan
akromion sampai terasa suprasternal notch.
(&
19
#endi sternoklavikular. sendi ini terletak di lateral suprasternal notch dan
harus dipalpasi bilateral. #endi ini sangat pendek.
(&
Gambar 2#. 2alpasi suprasternal notch dan sendi sternoklavikular. #umber.
6oppen"ield8s *rthopaedic 2hysical C?amination o" the #pine and
C?tremities.
Klavikula. terletak sedikit lebih superior dari manubrium sterni. Klavikula
normalnya dipertahankan posisinya oleh ligamen sternoklavikular dan
interklavikular. Dislokasi klavikula biasanya bermani"estasi sebagai
displacement ke medial dan superior. 2osisi klavikula yang berubah akan
tampak sangat jelas asimetris ketika dibandingkan dengan sisi
kontralateralnya. Dntuk mempalpasi klavikula, bergerak ke lateral dari sendi
sternoklavikular dan palpasi dengan gerakan menggeser sepanjang
permukaan anterior superior klavikula. 2ertama, palpasi sepanjang bagian
konveks dua pertiga medial, kemudian sepanjang bagian konka" sepertiga
lateral, perhatikan ada tidaknya tonjolan, krepitasi, hilangnya kontiniuitas
yang mungkin mengindikasikan adanya "raktur.
(&
Gambar 2$. 2alpasi klavikula. #umber. 6oppen"ield8s *rthopaedic
2hysical C?amination o" the #pine and C?tremities.
2rosesus korakoid. pada bagian yang paling dalam pada bagian klavikula
yang konka", turunkan jari'jari ke distal kurang lebih ,,& cm dari ujung
anterior klavikula, dan tekan ke lateral dan posterior dalam garis obliAue
sampai prosesus korakoid teraba. 2rosesus korakoid menghadap ke
20
anterolateralJ hanya permukaan medial dan ujungnya yang bisa teraba.
2rosesus korakoid terletak di dalam tertutupi oleh otot pektoralis mayor.
(&
Gambar 3%. 2alpasi klavikula. #umber. 6oppen"ield8s *rthopaedic
2hysical C?amination o" the #pine and C?tremities.
Artikulasio akromioklavikular. kembali ke klavikula dan lanjut palpasi ke
lateral kurang lebih ,,& cm ke artikulasi akromioklavikular subkutaneus.
!eskipun klavikula mulai mendatar pada sepertiga lateral, tidak pernah
benar'benar kehilangan kontur bundar dan sedikit menonjol di atas
akromion. Artikulasi akromioklavikular lebih mudah di palpasi jika
mendorong masuk ke arah medial pada ujung yang tebal dari klavikula.
$erakan dari shoulder girdle menyebabkan sendi akromioklavikular
bergerak dan lebih mudah untuk di identi"ikasi. *leh karena itu, minta pasien
untuk "leksi dan ekstensi bahu beberapa kaliJ maka dapat merasakan
gerakan sendi.
Gambar 31. 2alpasi artikulasi akromioklavikular. #umber. 6oppen"ield8s
*rthopaedic 2hysical C?amination o" the #pine and C?tremities.
Akromion. akromion persegi panjang disebut juga puncak bahu. 2alpasi
tulang bagian anterior dan posterior.
(&
21
Gambar 32. 2alpasi akromion. #umber. 6oppen"ield8s *rthopaedic 2hysical
C?amination o" the #pine and C?tremities.
-uberositas mayor humerus. dari tepi lateral akromion, palpasi ke lateral ke
tuberositas mayor humerus, yang terletak di in"erior ke tepi lateral akromion.
(&
Gambar 33. 2alpasi tuberositas mayor humerus. #umber.
6oppen"ield8s *rthopaedic 2hysical C?amination o" the #pine and
C?tremities.
7ekukan bicipital (bicipital grooe. lebih mudah dipalpasi jika lengan di
rotasi eksternal. Cksorotasi membuat lekukan dalam posisi lebih terekspos
untuk palpasi, dan menunjukkan rangkaian tuberositas mayor, bicipital
grooe, tuberositas minor.
(&
Gambar 34. 2alpasi tuberositas mayor humerus. #umber.
6oppen"ield8s *rthopaedic 2hysical C?amination o" the #pine and
C?tremities.
22
#pina skapularis. bergerak ke posterior dan medial, palpasi akromion terus
ke medial (sedikit miring ke spina skapularis.
(&
Gambar 3. 2alpasi spina skapularis. #umber. 6oppen"ield8s *rthopaedic
2hysical C?amination o" the #pine and C?tremities.
-epi (margo vertebra skapula. meraba margo medial skapula yang kurang
lebih & cm (sekitar lebar 3 jari dari prosesus spinosus vertebra toraksik dan
segitiga skapula pada ujung spina skapularis sisi medial sejajar dengan
vertebra torakalis 3.
(&
Gambar 3!. 2alpasi margo vertebralis skapularis. #umber.
6oppen"ield8s *rthopaedic 2hysical C?amination o" the #pine and
C?tremities.
-epi (margo lateral skapula. dari angulus in"erior, palpasi tepi lateral sampai
ke titik dimana skapula tidak dapat teraba, berada di ba%ah otot latissimus
dorsi, teres mayor, dan teres minor.
(&
23
Gambar 3". 2alpasi margo lateralis skapularis. #umber.
6oppen"ield8s *rthopaedic 2hysical C?amination o" the #pine and
C?tremities.
3.,., Iaringan lunak
2emeriksaan struktur jaringan lunak dibagi menjadi 0 (ona klinis.
(&
a. Rotator !uff
b. Bursa subackromial dan subdeltoid
c. Aksila
d. *tot'otot utama pada shoulder girdle
-ujuan palpasi pada jaringan lunak diatas adalah.
(&
a. Dntuk melihat hubungan normal jaringan lunak di dalam shoulder
girdle
b. Dntuk mendeteksi adanya variasi dari anatomi normal
c. Dntuk mengetahui adanya patologi yang mungkin dimani"estasikan
sebagai benjolan yang tidak normal atau massa.
#elama palpasi otot bahu, pemeriksa harus memeriksa tonus,
konsistensi, ukuran , dan bentuk tiap otot termasuk kondisi tiap otot (apakah
hipertro"i atau atropi.
(&
Kona : 3 Botator )u""
Karena rotator cu"" terletak diba%ah akromion, untuk mempalpasi
rotator cu"" harus eksorotasi dahulu. Ckstensi pasi" bahu menggerakkan
rotator cu"" ke posisi yang bisa diraba, oleh karena itu, tahan lengan pasien
di proksimal dari sendi siku pasien. 2alpasi kebulatan rotator cuff sedikit di
tepi in"erior sampai anterior akromion. *tot'otot rotator cuff (supraspinatus,
subskapularis, in"raspinatus, dan teres minor tidak dapat dibedakan, tetapi
dapat dipalpasi sebagai + unit dan dekat dengan insersinya di tuberositas
mayor humerus.
(&
24
Gambar 3#. 2osisi rotator cuff diba%ah akromion 9 ekstensi pasi" bahu
menggerakkan rotator cuff ke posisi yang dapat diraba. #umber.
6oppen"ield8s *rthopaedic 2hysical C?amination o" the #pine and
C?tremities.
Kona :: 3 Bursa #ubakromial dan #ubdeltoid
Bursa memiliki , bagian utama yaitu subakromial dan subdeltoid. Akan
tetapi, hanya beberapa bagian bursa saja yang dapat dipalpasi pada titik di
ba%ah ujung akromion. 2ada tepi anterior akromion, bursa dapat
memanjang sejauh bicipital groove. Dari tepi lateral akromion, bursa
memanjang diba%ah otot deltoid, bursa ini memisahkan otot deltoid dengan
rotator cuff.
(&
Bursa subakromial sudah dirotasi ke anterior dengan rotatot cuff dari
ba%ah akromion saat ekstensi pasi". Bursa subakromial, seperti rotator cuff,
harus dipalpasi dengan hati'hati, karena akan sangat nyeri saat di palpasi
jika ada bursitis. Bursa dipalpasi untuk mengetahui adanya penebalan,
massa atau nyeri yang spesi"ik. 2enebalan bursa dapat disertai dengan
krepitasi saat bahu bergerak.
(&
Gambar 3$. 2alpasi bursa subdeltoid. #umber. 6oppen"ield8s *rthopaedic
2hysical C?amination o" the #pine and C?tremities.
Kona ::: 3 Aksila
25
Aksila adalah struktur piramida Auadrilateral dimana pembuluh darah
dan sara" mele%ati ke ekstremitas atas. Berdiri di depan pasien dan abduksi
lengan pasien dengan + tangan kemudian masukkan jari telunjuk dan
tengah ke aksila. 7alu turunkan lengan pasien ke posisi semula, supaya kulit
di dasar aksila relaks sehingga tekanan ke arah kranial aksila dapat
membuat jari'jari pemeriksa bisa penetrasi lebih dalam. Baba apakah ada
pembesaran kelenjar getah bening.
Gambar 4% . #truktur piramida Auadrilateral 9 palpasi aksila. #umber.
6oppen"ield8s *rthopaedic 2hysical C?amination o" the #pine and
C?tremities.
Gambar 41. 2alpasi kelenja getah bening. #umber. 6oppen"ield8s
*rthopaedic 2hysical C?amination o" the #pine and C?tremities.
26
Dinding anterior aksila dibentuk oleh otot pektoralis mayor, dan dinding
posterior aksila dibentuk oleh otot latissimus dorsi. Dinding medial dibentuk
oleh kosta , sampai = dan otot serratus anterior, dinding lateralnya dibentuk
oleh bicipital grooe humerus. #endi glenohumeral adalah puncak piramida
Auadrilateral dan kulit dan "asia aksila adalah basisnya.
(&
2indah ke dinding medial aksila, tekan ujung'ujung jari sampai terasa
kosta, kemudian palpasi otot serratus anterior dan bandingkan kanan kiri.
#elanjutnya, palpasi dinding lateral. Arteri brakialis adalah struktur yang
paling jelas dipalpasi pada kuadran lateral. Denyutnya dapat teraba dengan
tekanan pelan diantara otot korakobrakialis dan trisep kaput longus.
(&
Gambar 42. 2alpasi arteri brakialis. #umber. 6oppen"ield8s *rthopaedic
2hysical C?amination o" the #pine and C?tremities.
Dinding anterior dan posterior aksila dapat dipalpasi ketika lengan
pasien diabduksi. Abduksi menonjolkan otot pektoralis mayor dan latissimus
dorsi sehingga mudah dipalpasi. Dntuk mempalpasi dinding posterior,
pegang otot latissimus dorsi diantara ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah.
7alu palpasi latissimus dorsi ke arah kranial dan ke kaudal. $erakkan
dinding anterior dan palpasi otot pektoralis mayor dengan cara yang sama
dengan mempalpasi dinding posterior aksila. 2alpasi latissimus dorsi dan
pektoralis mayor untuk mengetahui tonus dan kondisinya, kemudian
bandingkan antara kanan dan kiri.
(&
27
Gambar 43. 2alpasi dinding posterior (latissimus dorsi anterior (pektoralis
mayor aksila. #umber. 6oppen"ield8s *rthopaedic 2hysical C?amination o"
the #pine and C?tremities.
Kona :> 3 *tot'otot utama pada shoulder girdle
*tot'otot shoulder girdle harus dipalpasi secara bilateral untuk
memastikan ukuran, bentuk, konsistensi dan tonus. 2embandingan bilateral
ini tidak hanya dapat menemukan adanya deviasi dari anatomi normal,
seperti kontur abnormal, benjolan, celah, atau tidak adanya otot, tetapi juga
dapat mempertegas topikal anatomi pasien. 2ertama'tama palpasi otot pada
bagian anterior bahu, dari regio superior ke in"erior. 7alu palpasi otot pada
bagian posterior bahu dengan cara yang sama dengan yang anterior bahu.
(&
#ternokleidomastoideus, otot ini penting secara klinis untuk diperiksa
karenaJ otot ini sering terjadi hematom yang dapat menyebabkan leher
menoleh ke satu sisi (wr" neck, adanya kelenjar getah bening dekat tepi
anterior dan posterior otot sternokleidomastoideus, dan sering mengalami
trauma pada injuri hiperekstensi leher. 2alpasi sternokleidomastoideus
dengan cara memegang sternokleidomastoideus pada bagian ba%ahnya
(basis dan palpasi sepanjang otot (kedua otot dipalpasi bersamaan. #aat
mempalpasi otot menuju ke insersinya ke dalam prosesus mastoid, periksa
ada pembesaran kelenjar getah bening atau tidak. #ternokleidomastoideus
lebih menonjol saat kepala menoleh ke sisi yang berla%anan dengan
sternokleidomastoid yang menonjol, dan origin distal otot dapat dengan
mudah dipalpasi.
(&
Gambar 44. 2alpasi sternokleiodomastoideus. #umber. 6oppen"ield8s
*rthopaedic 2hysical C?amination o" the #pine and C?tremities.
28
2ektoralis mayor, harus dipalpasi di dekat insersinya saat memeriksa
aksila. 2alpasi seluruh pektoralis mayor secara bilateral, terutama pada
bagian medial dan menggunakan gerakan menyapu & jari (fie-finger
sweeping pada permukaan pektoralis mayor. !ostchondral junction terletak
di lateral sternum, dan dapat dipalpasi. !ostochondral junction dapat nyeri
atau membesar saat dipalpasi karena trauma atau dari #iet$e%s s"ndrome
(costochondritis. 2erlu diperhatikan bah%a kelenjar payudara berada di
atas otot pektoralis mayor dan melekat pada "asia anteriornya. 2eriksa
jaringannya dengan mempalpasi apakah ada benjolan atau massa.
(&
Gambar 4. 2alpasi pektoralis mayor 9 costochondral junction. #umber.
6oppen"ield8s *rthopaedic 2hysical C?amination o" the #pine and
C?tremities.
Bisep, menjadi lebih menonjol dan lebih mudah dipalpasi dengan "leksi
pada sendi siku. !ulai palpasi ke distal dimana otot menjadi tendon dan
menyilang sendi siku ketika menuju ke insersinya di tuberositas bicipital
radius. Kemudian palpasi ke proksimal sampai teraba lekukan bicipital
(bicipital grooe dan tendon bisep kaput longus yang mele%atinya. -endon
lebih mudah teraba di lekukan ketika bahu eksorotasi.
(&
29
Gambar 4. 2alpasi bisep 9 tendon bisep kaput longus. #umber.
6oppen"ield8s *rthopaedic 2hysical C?amination o" the #pine and
C?tremities.
Deltoid, dapat menjadi atro"i sekunder karena trauma bahu. Hervus
aksilaris rusak karena dislokasi bahu dapat menyebabkan atro"i otot dan
kehilangan tonus otot. 2alpasi otot deltoid dengan menggunakan akromion
sebagai titik acuan. Bagian anterior deltoid menutupi bicipital grooeJ
sehingga nyeri di lekukan tersebut menyebabkan susah untuk membedakan
dengan nyeri di deltoid anterior karena lokasi nyeri sama. Area lateral
deltoid harus dengan dipalpasi dengan hati'hati dan keseluruhan untuk
mengetahui apakah ada nyeri yang mengindikasikan adanya bursitis.
(&
Gambar 4!. 2alpasi otot deltoid. #umber. 6oppen"ield8s *rthopaedic 2hysical
C?amination o" the #pine and C?tremities.
-rape(ius, bagian superiornya sering terlibat dalam injuri leher pada
kecelakaan atau ketegangan leher yang menyebabkan hematoma. )ara
mempalpasi dengan memegang bagian superior lateral trape(ius yang
melandai diantara ibu jari dan ke empat jari lainnya dan palpasi dari
originnya di regio occipital ke klavikula dan akromion. 2alpasi bagian atas
spina skapularis (salah satu insersi trape(ius dan origin deltoid. Kemudian
palpasi dari angulus in"erior spina skapularis, palpasi secara bilateral dalam
garis yang saling bertemu ke otot yang insersinya paling distal pada
prosesus spinosus -+,. *tot trape(ius pada area ini lebih tidak jelas
dibandingkan di bagian cervical.
30
Gambar 4". 2alpasi otot trape(ius. #umber. 6oppen"ield8s *rthopaedic
2hysical C?amination o" the #pine and C?tremities.
Bhomboideus susah dibedakan antara rhomboideus mayor dan minor,
dan harus dipalpasi bersama. Dntuk mempalpasi rhomboideus, lokasikan
area yang halus dan triangular ke tepi medial skapula. Bhomboideus dapat
dibuat menonjol daripada trape(ius yang berada di atasnya. Dntuk
melakukan hal ini, minta pasien untuk meletakkan lengannya di belakang
punggung dengan siku dalam keadaan "leksi dan bahu endorotasi.
Kemudian dorong pasien ke posterior dengan pemeriksa menahan
gerakkannyaJ otot rhomboideus dapat teraba. Baba otot secara obliAue dan
ke ba%ah mele%ati jarak & cm antara prosesus spinosus dan tepi medial
skapula.
Gambar 4#. 2alpasi otot rhomboideus. #umber. 6oppen"ield8s
*rthopaedic 2hysical C?amination o" the #pine and C?tremities.
7atissimus dorsi harus dipalpasi dekat dengan insersinya sambil
memeriksa dinding posterior aksila. Abduksi lengan membuat latissimus
dorsi lebih menonjol sepanjang lipatan sayap (flank fold aksila. 7etakkan
ibu jari pemeriksa di aksila kemudian gerakkan 0 jari lain dengan gerakkan
menggeser menyusuri bagian posterior otot. 7anjutkan palpasi ke arah
31
kaudal, bergerak ke krista iliaka sampai latissimus dorsi tidak dapat teraba
dengan jelas. 2alpasi latissimus dorsi pada sisi satunya dan bandingkan.
#erratus anterior sudah dipalpasi selama palpasi dinding medial aksila.
Dan sekarang dapat dipalpasi lagi. #aat menggerakkan jari sepanjang otot
serratus anterior, teraba seperti bergerigi (sepanjang kosta + sampai <
ujungnya seperti pisau. *tot serratus anterior mencegah winging skapula
dengan menghubungkan margo vertebra skapula dengan toraks.
(&
3.3 Bange o" !otion
2emeriksaan akti" dan pasi" digunakan keduanya untuk memastikan rentang
gerakan pasien terbatas atau tidak. 2ada tes akti", pasien menggunakan ototnya
untuk melakukan gerakan, sedangkan tes pasi", pemeriksa yang menggerakkan
anggota gerak tubuh pasien sepanjang rentang gerak. -es pasi" dilakukan ketika
pasien kesulitan melakukan tes akti". #ebagai peraturan umum, jika pasien bisa
melakukan tes akti" tanpa rasa sakit atau tidak nyaman, maka tes pasi" tidak
perlu dilakukan.
(&
Bentang gerak shoulder girdle mencakup = gerakan yaitu, abduksi, adduksi,
ekstensi, "leksi, rotasi interna (endorotasi, dan rotasi eksterna (eksorotasi.
$erakan spesi"ik ini dikombinasi untuk memberikan variasi yang luas pada
gerakan bahu. -es yang dilakukan adalah.
-es rentang gerak akti"
-es Laple" scratchM adalah tes akti" tercepat untuk mengevaluasi
rentang gerak pasien. 2ertama, untuk memeriksa abduksi dan rotasi
eksternal (eksorotasi, minta pasien untuk menggapai belakang kepalanya
dan sentuh angulus superior skapula sisi la%annya. Kemudian, untuk
memeriksa rentang gerak adduksi dan rotasi internal (endorotasi, instruksi
pasien untuk menggapai akromion di sisi la%annya melalui depan. Ketiga,
untuk memeriksa endorotasi dan adduksi lebih jauh, minta pasien untuk
menggapai punggungnya sampai menyentuh angulus in"erior skapula di
sisi la%annya. *bservasi gerakan pasien selama "ase tes untuk melihat
adanya keterbatasan gerak atau adanya ritme yang tidak normal atau
asimetris.
(&
32
Gambar 4$. &ple" Scratch test. abduksi 9 rotasi eksternal. #umber.
6oppen"ield8s *rthopaedic 2hysical C?amination o" the #pine and
C?tremities.
Gambar %. -es untuk adduksi 9 rotasi internal. #umber. 6oppen"ield8s
*rthopaedic 2hysical C?amination o" the #pine and C?tremities.
)ara lain untuk memeriksa rentang gerak, minta pasien abduksi
lengannya hingga GEF, dengan siku tetap lurus. 7alu minta tangan pasien
dalam posisi supinasi dan lanjutkan abduksi sampai kedua tangan bertemu
di atas kepalanya. $erakan ini menunjukkan abduksi bilateral penuh dan
langsung dapat dibandingkan secara bilateral. #elanjutnya, minta pasien
meletakkan tangannya dibelakang lehernya dan dorong siku ke posterior
untuk memeriksa rotasi eksternal dan abduksi. -erakhir, untuk memeriksa
rotasi internal dan adduksi, minta pasien meletakkan kedua tangannya ke
belakang punggungnya setinggi yang pasien mampu seperti ketika pasien
menggaruk angulus in"erior skapula. Keuntungan utama dari pemeriksaan
rentang gerak yang cepat ini adalah pasien melakukan gerakkan ini pada
kedua sisi, sehingga mudah untuk memeriksa kesimetrisan gerakkan.
(&
33
Gambar 1. -es untuk adduksi 9 rotasi internal. #umber. 6oppen"ield8s
*rthopaedic 2hysical C?amination o" the #pine and C?tremities.
-es rentang gerak pasi"
' Abduksi +<EF 9 Adduksi 0&F
Abduksi lengan muncul pada gerakan sendi glenohumeral dan
artikulasi skapulotoraksik dangan rasio ,.+J tiap abduksi 3F, ,F muncul
pada sendi glenohumeral dan +F pada artikulasi skapulotoraksik. Berdiri
di belakang pasien dan tahan angulus in"erior skapula. Dengan tangan
pemeriksa yang bebas mengabduksi lengan pasien. #kapula tidak
boleh bergerak sampai lengan yang diabduksi mecapai kira'kira ,EF
(mengindikasikan gerakan sendi glenohumeral.
(&
)ara lain untuk memeriksa abduksi adalah dengan menahan
skapula dengan meletakkan tangan di atas akromion pada sisi
ekstremitas yang diperiksa. 7etakkan tangan yang lain di superior sendi
siku (mengisolasi sendi glenohumeral dengan kedua tangan.
Kemudian gerakkan lengan perlahan ke lateral dan ke atas selama
pasien masih merasa nyaman.
(&
Gambar 2. -es abduksi. #umber. 6oppen"ield8s *rthopaedic
2hysical C?amination o" the #pine and C?tremities.
#aat melakukan pemeriksaan abduksi, perhatikan tanda'tanda
seperti ragu'ragu atau kesakitan pada pasien. Hormalnya abduksi
glenohumeral murni adalah kurang lebih GEF. #aat skapula mulai
bergerak, pemeriksa dapat merasakan gerakan skapula melalui ujung
skapula. Abduksi dapat dilanjutkan sampai kurang lebih +,EF. 2ada titik
34
ini, collumn surgical humerus sudah rotasi eksternal untuk
meningkatkan permukaan artikulasi kaput humerus dan menjauhkan
collumn surgical humerus dari ujung akromion.
(&
Gambar 3. -es abduksi sampai +,EF (collumn surgical humerus
mencapai akromion. #umber. 6oppen"ield8s *rthopaedic 2hysical
C?amination o" the #pine and C?tremities.
Gambar 4. Abduksi penuh saat humerus rotasi eksternal. #umber.
6oppen"ield8s *rthopaedic 2hysical C?amination o" the #pine and
C?tremities.
35
Gambar . Botasi eksternal meningkatkan permukaan artikulasi kaput
humerus. #umber. 6oppen"ield8s *rthopaedic 2hysical C?amination o"
the #pine and C?tremities.
7alu kembalikan lengan pasien ke posisi semula (di sisi tubuh
pasien dan mulai gerakkan lengan pasien menyilang sisi depan tubuh
pasien untuk adduksi. Adduksi normal dapat membuat lengan berayun
kurang lebih 0&F menyilang di depan tubuh pasien. 2eriksa sisi bahu
kontralateralnya dan bandingkan.
' Fleksi GEF 9 Ckstensi 0&F
2ada derajat ekstensi yang lebih ekstrem, pasien cenderung untuk
membungkuk karena gerakan lengannya. *leh karena itu, tangkupkan
pemeriksa di atas akromion untuk menstabilkan akromion dan
mempertahankan posisi tubuh pasien. -angan pemeriksa akan
mencegah atau paling tidak mendeteksi gerakan. 7etakkan tangan
pemeriksa yang lain di proksimal sendi siku, dan gerakkan lengan ke
arah ekstensi. Hormalnya, lengan akan memanjang kurang lebih 0&F.
7alu gerakakan lengan ke depan ke arah "leksi. Fleksi normal kurang
lebih GEF. Dlangi prosedur "leksi dan ekstensi pada tangan sisi satunya
dan bandingkan.
(&
' Botasi internal &&F 9 rotasi eksternal 0E'0&F
Dntuk memeriksa rotasi internal dan eksternal, berdiri di depan
pasien dan pegang siku ke pinggang pasien untuk mencegah substitusi
gerakkan rotasi internal dengan abduksi dan gerakkan rotasi eksternal
dengan adduksi. 2egang pergelangan tangan pasien dengan tangan
pemeriksa yang bebas, pertahankan siku pasien menekuk GEF, rotasi
eksternalkan lengan pasien, gunakan bahu sebagai acuan dan lengan
sebagai indikator gerakan. Botasi eksternal normalnya antara 0E'0&F.
Kemudian kembalikan lengan pasien ke posisi semula dan gerakkan
lengannya ke arah rotasi internal. 7engan dapat berotasi kurang lebih
&&F.
(&
3.0 2emeriksaan Heurologis
2emeriksaan neurologis untuk mengetahui kekuatan tiap kelompok otot
yang menggerakkan sendi bahu. 2emeriksaan kekuatan otot dapat
36
mengindikasikan adanya kelemahan otot yang membatasi rentang gerak.
!acam'macam pemeriksaan neurologis termasuk.
(&
i. -es kekuatan otot
a. Fleksi. pemeriksa berdiri di belakang pasien dan letakkan telapak
tangan pemeriksa di atas akromion sehingga skapula stabil dan
pemeriksa dapat mempalpasi bagian anterior deltoid. 7etakkan tangan
yang lain di proksimal siku, jari'jari pemeriksa di bagian anterior lengan
dan otot bisep. Ketika sendi siku "leksi GEF, minta pasien untuk mulai
mem"leksikan bahu, secara perlahan tingkatkan tahanan sampai
pemeriksa anggap pasien sanggup melampaui tahanan maksimum
yang diberikan pemeriksa. 2eriksa bahu di sisi satunya untuk
membandingkan, dan evaluasi hasil pemeriksaan berdasarkan muscle
grading chart. Bila pada pasien terdapat kelemahan otot, berarti ada
gangguan pada H. Aksilaris, H. 2ektoralis lateral dan medial.
(&,=
b. Ckstensi. pemeriksa berdiri dibelakang pasien dan letakkan tangan
yang lain di akromion untuk menstabilkan. 7etakkan ibu jari pemeriksa
di posterior bahu sehingga saat gerak akti" ekstensi, pemeriksa dapat
mempalpasi bagian posterior deltoid untuk memeriksa tonus otot.
7etakkan tangan yang untuk menahan gerakan tangan pasien di
proksimal bagian posterior sendi siku dengan bagian thenarnya di
humerus pasien. #elama tes, palpasi otot trisep dengan ibu jari. !inta
pasien untuk mem"leksikan siku dan perlahan meregangkan lengannya
ke posterior. #aat bahu pasien bergerak ekstensi, secara perlahan
tingkatkan tekanan menahan gerakan pasien sampai pemeriksa anggap
pasien sanggup melampaui tahanan maksimum yang diberikan
pemeriksa. Bila pada pasien terdapat kelemahan otot, berarti terjadi
gangguan pada H. Aksilaris, H. -orakodorsal, H. #ubskapular, H.
2ektoralis lateral 9 medial.
(&,=
37
Gambar !. -es "leksi 9 ekstensi bahu. #umber. 6oppen"ield8s
*rthopaedic 2hysical C?amination o" the #pine and C?tremities.
c. Abduksi. posisi pemeriksa tetap di belakang pasien. -etap stabilkan
akromion, tapi geser tangan sedikit ke lateral sehingga saat
menstabilklan shoulder girdle, pemeriksa masih dapat mempalapsi
bagian medial deltoid. 2osisi tangan pemeriksa yang lain tetap di
proksimal sendi bahu, tapi pindahkan dari posterior humerus ke lateral
sehingga tahanan maksimum dapat dicapai. -angan pemeriksa
menekan di garis lateral condylar dan supracondylar humerus, dengan
jari'jari pemeriksa membungkus bagian anterior lengan. !inta pasien
untuk mengabduksi lengan, pemeriksa secara perlahan meningkatkan
tahanan sampai pemeriksa anggap pasien sanggup melampaui
tahanan maksimum yang diberikan pemeriksa. Bila terdapat kelemahan
otot pada pasien, berarti terdapat gangguan pada H. Aksilaris dan atau
H. #upraskapularis.
(&,=
d. Adduksi. posisi pemeriksa tetap di belakang pasien. -etap stabilkan
akromion, dan tangan untuk memberikan tahanan berada di proksimal
sendi siku. Karena otot pektoralis mayor adalah otot utama untuk
adduksi, pindahkan tangan untuk menstabilisai ke anterior dan in"erior
akromion sehingga pektoralis mayor dapat di palpasi pada saat tes
adduksi. !inta pasien untuk meletakkan lengannya abduksi beberapa
derajat dan geser tangan pemeriksa yang memberikan tahanan
sehingga ibu jari pemeriksa berada di sisi medial humerus, lalu minta
pasien mulai adduksi lengan, dan pemeriksa secara perlahan
meningkatkan tahanan sampai pemeriksa anggap pasien sanggup
melampaui tahanan maksimum yang diberikan pemeriksa. Bila pada
pasien ditemukan kelemahan otot, kemungkinan terjadi gangguan pada
H. 2ektoralis lateral 9 medial, H. #ubskapular, dan atau H.
-orakodorsal.
(&,=
38
Gambar ". -es abduksi 9 adduksi bahu. #umber. 6oppen"ield8s
*rthopaedic 2hysical C?amination o" the #pine and C?tremities.
e. Botasi eksternal. pemeriksa pindah ke sisi pasien dan minta pasien
mem"leksikan siku GEF, dengan lengan ba%ah pasien pada posisi netral.
#tabilkan ekstremitas pasien dengan memegang siku pasien yang
sudah di"leksikan ke pinggang pasien. Dengan ini, dapat mencegah
pasien mensubstitusi gerakkan rotasi eksternal murni dengan adduksi.
2indahkan tangan untuk menahan ke pergelangan tangan pasien,
sehingga thenar pemeriksa berada di permukaan dorsal untuk
memberikan tahanan maksimum. Karena bagian yang perlu distabilkan
dan ditahan jauh dari otot yang digunakan untuk rotasi eksternal,
pemeriksa tidak dapat mempalpasi otot selama tes ini. Akan tetapi otot
untuk rotasi eksternal berada di lapisan yang lebih dalam sehingga
normalnya tidak terpalpasi. !inta pasien untuk merotasi lengannya ke
arah luar. Ketika pasien bergerak rotasi eksternal, pemeriksa secara
perlahan meningkatkan tahanan sampai pemeriksa anggap pasien
sanggup melampaui tahanan maksimum yang diberikan pemeriksa. Bila
pada pasien terdapat kelemahan otot, berarti dapat terjadi gangguan
pada H. #upraskapular, H. #ubskapular, dan atau H. Aksilaris.
(&,=
". Botasi internal. pemeriksa tetap di sisi pasien dan minta pasien untuk
tetap mem"leksi kan sendi sikunya GEF dengan pemeriksa tetap
menstabilkan lengan atas pasien dengan memegang siku ke pinggang
pasien. #tabilisasi siku dapat mencegah substitusi gerakan rotasi
internal murni dengan abduksi. 2ertahankan tangan stabilisasi di sedikit
proksimal pergelangan tangan pasien dan geser sehingga jari'jari
pemeriksa membungkus bagian volar pergelangan pasien, dengan
telapak tangan pemeriksa di prosesus styloid radial. !inta pasien
merotasi lengannya di sekitar depan tubuhnya dan pemeriksa secara
perlahan meningkatkan tahanan sampai pemeriksa anggap pasien
sanggup melampaui tahanan maksimum yang diberikan pemeriksa. Bila
terdapat kelemahan otot pada pasien, kemungkinan terjadi gangguan
pada H. -orakodorsalis, H. #ubskapular, H. 2ektoralis lateral 9 medial,
dan atau H. Aksilaris.
(&,=
39
Gambar #. -es rotasi eksternal 9 internal bahu. #umber.
6oppen"ield8s *rthopaedic 2hysical C?amination o" the #pine and
C?tremities.
g. Clevasi skapular. pemeriksa berdiri di belakang pasien dan letakkan tiap
tangan di tiap akromion. 2osisi lateral tangan pemeriksa membiarkan
otot trape(ius bergerak bebas. -iap tangan pemeriksa menahan
mekanisme mengangkat bahu. 7etakkan ibu jari pemeriksa di posterior
di atas bagian lateral otot trape(ius, sehingga pemeriksa dapat
mempalpasi sambil melakukan tes ini. !inta pasien untuk mengangkat
bahu, dan perlahan tingkatkan tahanan ke ba%ah sampai pemeriksa
anggap pasien sanggup melampaui tahanan maksimum yang diberikan
pemeriksa. 2emeriksaan dilakukan secara bilateral dan perhatikan
adanya perbedaan elevasi dari kedua sisi.
(&
Gambar $. -es elevasi skapular. #umber. 6oppen"ield8s *rthopaedic
2hysical C?amination o" the #pine and C?tremities.
h. Betraksi skapular. pemeriksa berdiri di belakang pasien dan letakkan
tangan di atas bahu dengan telapak tangan pemeriksa di sisi anterior
akromion dan jari'jari tangan pemeriksa di sisi posterior akromion. Iari'
jari pemeriksa sebaiknya di letakkan di belakang bahu sehingga dapat
memberikan dorongan gerakan ketika pemeriksa mencoba untuk
mendorong bahu di sekitar "ulcrum ibu jari. !inta pasien untuk
40
mendorong bahu ke belakang ke position of attention (retraksi
maksimum, dan kemudian secara perlahan pemeriksa memberikan
tekanan dengan jari'jarinya untuk menekuk bahu ke depan.
(&
Gambar !%. -es retraksi skapular. #umber. 6oppen"ield8s *rthopaedic
2hysical C?amination o" the #pine and C?tremities.
i. 2rotraksi skapular. untuk mempersiapkan pasien, minta pasien
mem"leksikan lengan menjadi GEF (paralel dengan lantai atau dinding.
7etakkan salah satu tangan pemeriksa di tulang belakang untuk
menstabilkan tubuh dan untuk mencegah substitusi gerakan protraksi
bahu murni dengan rotasi. 7etakkan tangan penahan diba%ah siku
pasien dengan menangkupkan siku pasien di dalam telapak tangan.
Kemudian minta pasien mendorong tangannya yang di"leksikan ke
depan, seakan pasien mau menyentuh dinding dengan sikunya. #aat
pasien memprotraksi bahu, secara perlahan pemeriksa meningkatkan
tahanan gerakan pasien sampai pemeriksa anggap pasien sanggup
melampaui tahanan maksimum yang diberikan pemeriksa. Ketika
melakukan tes ini periksa gerakan skapula apakah ada winging. Iika
ada, maka hal tersebut mengindikasikan adanya kelemahan dari otot
serratus anterior. Kelemahan tersebut juga dapat terlihat saat pasien
medorong mela%an dinding atau ketika sedang push up.
(&
41
Gambar !1. -es protraksi skapular. #umber. 6oppen"ield8s *rthopaedic
2hysical C?amination o" the #pine and C?tremities.
1u/2*( Gra.in& 'hart
Gra.a/i -tot D(/,ri3/i
&'Hormal !ampu bergerak sesuai rentang gerakan mela%an gravitasi
dengan tahanan penuh
0'$ood !ampu bergerak sesuai rentang gerakan mela%an gravitasi
dengan sedikit tahanan
3'Fair !ampu bergerak sesuai rentang gerakan atau bergerak
mela%an gravitasi
,'2oor !ampu bergerak sesuai rentang gerakan tetapi tidak mampu
mela%an gravitasi
+'-race Adanya sedikit kontraksi otot. -idak ada gerakan sendi.
E'Kero -idak ada tanda kontraksi otot.
Tab(* 4. >askularisasi Bahu. #umber. 6oppen"ield8s *rthopaedic 2hysical
C?amination o" the #pine and C?tremities.
ii. -es re"leks
Bisep dan trisep yang menyilang sendi glenohumeral, dapat diperiksa
re"leksnya. Akan tetapi, karena bisep dan trisep adalah otot utama siku,
sehingga jarang dilakukan pada pemeriksaam bahu.
(&
iii. -es sensoris
2ada regio bahu, sensasi disara"i oleh.
(&
a. 7engan sisi lateral 3 )&
b. 7engan sisi medial 3 -+
c. Aksila 3 -,
42
d. Dari aksila ke puting 3 -3
e. 2uting 3 -0
Dntuk memeriksa integritas sensasi di sekitar bahu, tusuk sedikit tiap
dermatom dengan jarum, dan menanyakan pasien apakah pasien
merasakan tusukan jarumnya. Kemudian tusuk di sisi la%annya. -iap
dermatom harus di periksa dengan cara yang sama dengan menggunakan
sikat atau kuas. Dan menanyakan lagi apakah pasien merasakan
sensasinya di kedua bahu dan adakah kesamaan antara bahu kanan dan
kiri. -erutama di badge area yang disara"i oleh )& pada otot delotid.
#ensasi abnormal (paresthesia dapat meningkat (h"pesthesia, menururn
(h"poesthesia, atau hilang sama sekali (anesthesia.
(&
Hervus aksilaris ()& dapat mengalami kerusakan pada saat dislokasi
bahu atau "raktur collumn humerus. Iika ada kerusakan nervus aksilaris,
maka pasien tidak dapat mengabduksikan bahu, meskipun nyerinya telah
hilang. Iuga bisa terdapat area kecila yang terasa tebal ('adge area di
atas deltoid (area dermatom )&.
(=
Gambar !2. 7evel dermatom. #umber. 6oppen"ield8s *rthopaedic
2hysical C?amination o" the #pine and C?tremities.
43
Gambar !3. 2emeriksaan dermatom )& (badge area. #umber.
http.11%%%.emstopics.com1DpperC?trem:njuries1uppere?tremityinjuriesre
ading!ain.htm.
3.& -es Khusus
-erdapat 3 macam tes khusus untuk bahu, yaitu.
+. (ergason test. tes ini memastikan kestabilan tendon bisep di bicipital
grooe. Dntuk melakukan tes ini, minta pasien untuk mem"leksikan
sikunya. Kemudian pegang siku yang di"leksikan tersebut dengan satu
tangan dan tangan yang lain memegang pergelangan tangan pasien.
Dntuk memeriksa kestabilan tendon bisep, rotasi eksternalkan lengan
pasien dengan pasien berusaha menahan gerakan pemeriksa, dan pada
saat yang sama, tarik ke ba%ah siku pasien. Iika tendon bisep tidak stabil,
maka tendon bisep akan keluar dari lekukan (grooe dan pasien akan
merasa nyeri. Iika stabil, tendon akan tetap di bicipital grooe dan tidak
akan merasakan apa'apa.
(&
Gambar !4. (ergason test. #umber. 6oppen"ield8s *rthopaedic
2hysical C?amination o" the #pine and C?tremities.
44
Gambar !. -endon bisep yang tidak stabil. #umber. 6oppen"ield8s
*rthopaedic 2hysical C?amination o" the #pine and C?tremities.
,. Drop arm test. untuk mendeteksi adanya robekan pada rotator cuff.
2ertama'tama, minta pasien untuk abduksi lengan. Kemudian minta untuk
menurunkan lengannya kembali secara perlahan. Iika ada robekan pada
rotator cuff (terutama otot supraspinatus, lengan pasien akan jatuh dari
posisi kurang lebih abduksi GEF. 2asien tetap tidak akan bisa menurunkan
lengannya secara lancar dan lambat berapa kalipun pasien mencobanya.
Iika pasien mampu menahan lengannya dalam posisi abduksi, sentuhan
ringan pada lengan ba%ah dapat menyebabkan lengannya jatuh kembali
ke sisi pasien.
(&
Gambar !!. Bobekan pada rotator cuff. #umber. 6oppen"ield8s
*rthopaedic 2hysical C?amination o" the #pine and C?tremities.
45
Gambar !". Drop arm test. #umber. 6oppen"ield8s *rthopaedic
2hysical C?amination o" the #pine and C?tremities.
3. &pprehension test (untuk dislokasi bahu. untuk memeriksa dislokasi bahu
kronis, abduksi dan rotasi eksternalkan bahu pasien ke posisi dimana bahu
dengan mudah dislokasi. Ketika bahu akan dislokasi, ekspresi pasien akan
berubah menjadi ketakukan atau %aspada dan akan mela%an gerakan
pemeriksa lebih lanjut.
(&
Gambar !#. &pprehension test untuk dislokasi bahu. #umber.
6oppen"ield8s *rthopaedic 2hysical C?amination o" the #pine and
C?tremities.
46
DA0TA4 PUSTAKA
+. 7ynn #. 7ippert. 7ippert5s )linical Kinesiology and Anatomy 0th edition, ,EE=.
,. -homson Ann, et al. -ydi5s 2hysioterapy, +,th edition. Butter%orth'6einemann,
+GG+.
3. !ark D. !iller, Ben A. $ome(. Anatomy o" #houlder5s revie% o" *rthopedics, 0th
edition, ,EE0.
0. #nell, Bichard #. )linical Anatomy "or !edical #tudent =th edition, ,EE=.
&. 6oppen"ield8s *rthopaedic 2hysical C?amination o" the #pine and C?tremities. He%
Nork, Appletom')entury')ro"ts, +G/=.
=. 7ouis #olomon, David Oar%ick, #elvadurai Hayagam. Apley5s #ystem *"
*rthopaedics and Fractures Gth edition, ,E+E.
47