Anda di halaman 1dari 35

TUGAS ARTIKEL

BANTALAN LUNCUR










NAMA : ANDI ANGGA PRATAMA
NIM : D33112004
PRODI : TEKNIK SISTEM PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2013


Bantalan Luncur
Macam- macam bantalan luncur
1) Berdasarkan konstruksinya bantalan luncur dibedakan menjadi:
a) Bantalan luncur radial
Bantalan ini untuk mendukung gaya radial dari batang torak saat
berputar Konstruksinya terbagi / terbelah menjadi dua agar dapat
dipasang pada poros engkol
b) Bantalan luncur aksial
Bantalan ini menghantarkan poros engkol menerima gaya aksial yaitu
terutama pada saat terjadi melepas / menghubungkan plat kopling saat
mobil berjalan. Konstruksi bantalan ini juga terbelah / terbagi menjadi dua
dan dipasang pada poros jurnal bagian paling tengah .
c) Bantalan gelinding / roll
Bantalan poros engkol ini digunakan pada poros engkol yang terpisah /
terbagi, sehingga pemasangan / pelepasannya dengan jalan membagi
poros engkol terlebih dahulu Bantalan roll ini banyak digunakan pada
motor - motor 2 tak Konstruksi bantalan ini disesuaikan dengan beban
yang diterimanya yaitu :
a. Bantalan gelinding aksial ( mengatasi gaya aksial )


b. Bantalan gelinding Radial ( mengatasi gaya radial )


c. Bantalan gelinding kontak sudut (mengatasi gaya aksial dan radial )

2) Menurut bentuk dan letaknya bagian poros yang ditumpu bantalanya itu
bagian yang disebut jurnal dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :
a. Bantalan Radial,yang dapat berbentuk silinder,belahan silinder,elips .
b. Bantalan Aksial,yang dapat berbentuk bola, kerah, michel.
c. Bantalan Khusus,yang berbentuk bola.
Bahan Bantalan luncur
Bahan untuk bantalan luncur harus memenuhi persyaratan berikut :
- Mempunyai kekuatan yang cukup (tahan beban dan kelelahan )
- Dapat menyesuaikan diri terhadap lenturan poros yang tidak terlalu
besar atau terhadap perubahan bentuk yang kec il
- Mempunyai sifat anti las ( tidak dapat menempel) terhadap poros jika
terjadi kontak dan gesekan antara logam dan logam
- Sangat tahan kara t
- Dapat membenamkan kotoran atau debu kecil
- Murah harganya
- Tidak terlalu terpengaruh oleh temperatur
1) Bahan- bahan untuk bantalan umum
a. Paduan tembaga , termasuk dalam golongan ini adalah perunggu,
perunggu fosfor dan perunggu timah hitam .
b. Logam putih,termasuk dalam golongan ini adalah logam putih berdasar
Sn (yang disebut logam babit) dan logam putih berdasar Pb .
2) Bahan untuk bantalan tanpa pelumasan
Bahan ini mengandung pelumas di dalamnya sehingga dapat dipakaii
sebagai bantalan yang melumasi sendiri.Bantalan semacam ini dipakai
bila tidak memungkinkan perawatan secara biasa,yaitu :
a. Jika letak bantalan tidak memungkinkan pemberian pelumas dari luar
b. Jika bantalan mempunyai gerakan bolak-balik sehingga kemungkinan
terbentuknya lapisan minyak sangat kecil
c. Untuk alat-alat kimia atau pengolahan air
d. Untuk kondisi khusus seperti beban besar,temperatur tinggi,temperatur
rendah atau keadaan hampa.
Bantalan tanpa minyak dapat berupa :
a. Bantalan plastik
b. Bantalan logam yang diresapi minyak
c. Pelumas padat
3) Bantalan luncur hidostatik
Bantalan semacam ini dipakai sebagai bantalan utama pada mesin
perkakas presisi tinggi,misalnya pada meja putar bubut vertikal
besar.Bahan bantalan dapat berupa minyak atau udara.Dalam hal
ini,minyak atau udara dialirkan dengan tekanan kedalam celah bantalan
untuk mengangkat beban dan menghindari keausan atau penempelan
pada mesin berputar .
4) Bahan bantalan khusus
a. Bantalan Kayu, dipakai dalam mesin pengolahan makanan .
b. Bantalan Karet,dicampur dengan air sebagai pelumas,Bantalan karet
mempunyai koefisien gesekyang rendah.Bantalan karet juga dapat
meredam bunyi dan getaran.
c. Bantalan Grafit Karbon, merupakan bahan yang sepenuhnya dapat
melumasi sendiri dan bekerja pada temperatur tinggi.penambahan serbuk
babit,perak,atau tembaga dapat memperbaiki sifatnya yang susah
bereaksi sebagai bantalan.
d. Bantalan Permata dipakai pada alat-alat ukur.Merupakan bantalan dari
batu akik seperti delima (ruby),dan batu nilam (sapphire) . Berdasar
bahannya batalan luncur dibedakan menjadi :
a) Bantalan satu bahan
Yaitu bantalan yang terbuat dari satu jenis bahan saja seperti besi tuang
kelabu atau perunggu. Jenis ini hanya digunakan pada motor dengan
beban ringan

b) Bantalan dua bahan
Bantalan ini mempunyai dua bahan untuk pendukung dan untuk bagian
luncurnya. Untuk bagian pendukungnya terbuat dari Cuprum (Cu) ,
Plumbum ( Pb ),Sn atau paduan alumunium , sedanng bagian luncurya
biasanya terbuat dari :Pb atau Sn. Jenis ini mempunyai sifat luncur yang
baik serta daya dukungnya lebih besar

c) Bantalan tiga bahan :
Bantalan ini biasanya pelindungya terbuat dari baja,pendukungnya terbuat
dari
Pb , Cu atau Sn dan permukaan luncurnya terbuat dari Pb atau SN
dengan proses galvanis .


Sumber :
http://id.scribd.com/document_downloads/direct/56525154?extension=pdf
&ft=1365388740&lt=1365392350&user_id=109372463&uahk=0E58Ju/dS
Q9h0L899RXmeDzmzjE atau
http://id.scribd.com/doc/56525154/BANTALAN-Sebagai-Elemen-Mesin

BANTALAN LUNCUR

Bantalan luncur adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk
menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya
dapat berlangsung dengan halus dan aman. Jenis bantalan ini mampu
menumpu poros dengan beban besar. Atas dasar arah beban terhadap
poros maka bantalan luncur dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Bantalan Radial atau disebut jurnal bearing, dimana arah beban yang
ditumpu bantalan adalah tegak lurus terhadap sumbu poros.
2. Bantalan aksial atau disebut trust bearing, yaitu arah beban yang
ditumpu bantalan adalah sejajar dengan sumbu poros.
3. Bantalan luncur khusus adalah kombinasi dari bantalan radial dan
bantalan aksial.

Karena gesekannya yang besar pada saat mulai jalan,
maka bantalan luncur memerlukan momen awal yang besar. Pelumasan
pada bantalan ini tidak begitu sederhana, karena gesekan yang besar
akan menimbulkan panas pada bantalan, sehingga memerlukan
pendinginan khusus.
Pada umumnya Konstruksi bantalan luncur berbentuk silinder atau silinder
yang dibelah dua yang pada bagian dalamnya biasanya dilapisi oleh
bahan yang mempunyai sifat-sifat seperti :

1. Mempunyai kekuatan yang cukup untuk menahan beban statis dan
beban dinamis
2. Tahan aus
3. Mampu membenamkan kotoran atau partikel-partikel halus
4. Dapat menyesuaikan diri terhadap lenturan poros atau geometri poros
5. Tahan korosi
6. Koefisien gesek yang rendah
7. Mempunyai ketahanan terhadap pengelupasan lapisan

Ada beberapa jenis bahan yang biasa digunakan sebagai lapisan pada
rangka bantalan, yaitu paduan timah putih (Tin base alloy) dan paduan
timah hitam (Lead base alloy). Paduan ini biasa disebut logam putih (white
metal) atau logam Babbitt. Logam Babbitt ini relatif lunak, sehingga untuk
meningkatkan kemampuannya dalam menumpu beban maka harus
ditumpu oleh rangka bantalan (bearing shell) yang lebih kuat.
Rangka bantalan biasanya terbuat dari Baja, Besi cor atau paduan
Tembaga. Logam Babbitt ini kemudian dilapiskan pada permukaan
dinding dalam dari rangka bantalan dengan cara pengecoran, pengelasan,
metal spray atau elektro plating.
Lapisan babbit ini harus dapat melekat dengan kuat pada rangka
bantalan. Kekuatan ikatan antara logam babbit dan rangka bantalan dapat
dicapai dengan baik jika preparasi dari permukaan rangka bantalan
dilakukan dengan sempurna.
2.2. Logam putih atau BABBITT
Logam putih dikenal sebagai bahan yang paling baik untuk bahan
bantalan karena kekerasannya yang lebih rendah (23 - 33 HV ) dari shaft
serta mempunyai sifat mampu bentuk dan mampu benamnya yang lebih
baik dibanding dengan material-material lain yang digunakan sebagai
bantalan. Logam ini digunakan secara luas pada mesin-mesin disel kapal
laut, turbin, alternator dan peralatan-peralatan yang berputar. Logam putih
dibagi kedalam 3 type yaitu : High tin-alloy, high lead-alloy dan
intermediate alloy.
Logam putih atau babbitt ini pertama kali ditemukan pada tahun 1839 oleh
Isaac Babbitt yang membuat komposisi sekitar : Sn = 89 %, Sb = 9 % dan
Cu = 2 %. Untuk membedakan komposisi ini dengan penomoran yang
ditemukan kemudian maka komposisi diatas disebut sebagai "Genuine
babbitt".

Adapun pengaruh unsur-unsur yang lain adalah sebagai berikut :
Seng ( Zn ) : Secara umum tidak memberikan pengaruh yang besar
tetapi pada temperatur sekitar 60 oC dapat meningkatkan ketahanan
terhadap deformasi.
Arsen ( As ) : Meningkatkan ketahanannya terhadap deformasi pada
kondisi temperatur yang lebih tinggi.
Aluminium ( Al ) : Sedikit aluminium, walaupun dibawah 1 % akan
mengubah strukturmikronyaBismuth ( Bi ) : Dengan Sn akan membentuk
titik eutectic yang dapat mencair pada temperatur 1350 C.

Sumber: http://jokoapril.blogspot.com/2008/11/bantalan-luncur-babit-
bearing.html








BANTALAN SEBAGAI ELEMEN MESIN
Pengertian-Pengertian
Bantalan adalah elemen mesin yang mempunyai poros sehingga putaran
atau gesekan bolak-baliknya dapat berlangsung secara teratur, aman dan
tahan lama. Secara umum, bantalan dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu
bantalan luncur dan bantalan gelinding. Bantalan dapat diklasifikasikan
menurut beberapa kategori, yaitu:
1. Menurut arah gaya terdiri dari bantalan radial (bantalan melintang,
bantalan dukung) untuk gaya radial dan bantalan aksial (bantalan
memanjang, bantalan spur) untuk gaya aksial.
2. Menurut penggunaan terdiri dari bantalan mesin perkakas, bantalan
kotak roda gigi, bantalan motor, bantalan transmisi, bantalan turbin,
bantalan pekerjaan gilas dan sebagainya.
3. Menurut desain terdiri dari bantalan mata, bantalan penutup,
bantalan tetap, bantalan gantung, bantalan ayun, bantalan kotak,
bantalan cakram, bantalan terpasang (building) dan sebagainya.
4. Menurut bahan terdiri dari bantalan logam putih, bantalan
perunggu, bantalan besi tuang merah, bantalan logam ringan,
bantalan logam sinter dan sebagainya.
5. Menurut pelumasan terdiri dari bantalan gemuk, bantalan minyak,
bantalan air, bantalan udara, bantalan pelumasan cincin, bantalan
pelumasan aliran, bantalan hidrostatis atau aerostatis
Perbedaan bantalan luncur dengan bantalan gelinding:
a) Bantalan luncur, terjadinya gesekan luncur antara poros dan bantalan
karena adanya lapisan pelumas antara kedua permukaan.
b) Bantalan gelinding, terjadinya gesekan menggelinding antara bagian
yang berputar dengan bagian yang diam melalui elemen gelinding, seperti
: bola, rol, rol jarum.
Dari gambar dapat dilihat bahwa adanya penyimpangan antara
perbandingan koefisien gesek dengan viskositas pelumasan secara aktual
dan teoritis. Secara teoritis, besar gaya gesek harus didukung dengan
pertambahan kekentalan dari pelumasan agar perbandingan selalu
berimbang. Namun pada kenyataannya, gaya gesek akan berkurang
seiring dengan bertambahnya viskositas sampai pada titik tertentu (titik A)
hingga akhirnya menyamai perbandingan teoritis. Di sinilah terlihat bahwa
secara aktual, ada keadaan stabil dan tidak stabil. Keadaan tidak stabil
adalah penyimpangan sebelum mencapai titik A dan keadaan stabil ketika
melewati titik A.
Arah pelumasan ada dua, yaitu:
1. Radial, yaitu arah pelumasan yang tegak lurus dengan sumbu
poros.
2. Aksial, yaitu arah pelumasan yang sejajar dengan sumbu poros.
Gesekan kental pada umumnya terjadi antara poros dengan bantalannya.
Pada waktu poros berputar, sebagian minyak pelumas yang melekat pada
permukaan poros ikut terbawa berputar. Apabila kemudian celah di bawah
poros menyempit menjadi lebih kecil daripada celah tempat minyak
pelumas memasuki ruang bantalan, minyak pelumas yang terbawa
berputar itu akan mengalir mengisi hambatan. Akibatnya, sebagian
minyak pelumas akan mengalir kembali menimbulkan tekanan
hidrodinamik di dalam lapisan minyak. Tekanan ini cukup kuat untuk
mengangkat poros hingga menyentuh permukaan bantalan.

Mekanisme Pelumasan
Pada saat poros berputar, terjadi gesekan antara poros dengan
bantalannya. Sebagian minyak pelumas yang melekat pada permukaan
poros ikut berputar. Apabila sela antara poros dengan bantalan menjadi
lebih kecil daripada selah tempat minyak jadi lebih kecil daripada sela
tempat minyak pelumas yang terbawa berputar akan mengalami
hambatan. Akibatnya sebagian akan mengalami kembali dan
menimbulkan tekanan hidrodinamik didalam lapisan minyak pelumas.
Tekanan itu cukup kuat, untuk mengangkat poros untuk tidak menyentuh
permukaan bantalan, putaran poros pada kecepatan rendah akan
bergesekan dengan dinding bantalan (putarannya tidak simetris dengan
bantalan). Hingga pada kecepatan yang tinggi putaran poros akan stabil
dan tepat berada di tengah bantalan.
Arah pelumasan ada dua, yaitu:
Aksial, yaitu arah pelumasan yang tegak lurus dengan sumbu poros.
Radial, yaitu arah pelumasan yang sejajar dengan sumbu poros.
Kelebihan dan kekurangan bantalan luncur dan bantalan gelinding
Bantalan luncur.
Kelebihan:
a)Mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban besar.
b) Konstruksinya sederhana dan dapat dibuat serta dipasang dengan
mudah.
c)Dapat meredam tumbukan dan getaran sehingga hampir tidak bersuara.
d) Tidak memerlukan ketelitian tinggi sehingga harganya lebih murah.
Kekurangan:
a)Gesekan besar pada awal putaran.
b) Memerlukan momen awal yang besar.
c)Pelumasannya tidak begitu sederhana.
d) panas yang timbul dari gesekan besar sehingga memerlukan
pendinginan khusus.
Bantalan gelinding.
Kelebihan:
a)Cocok untuk beban kecil.
b) Gesekannya kecil.
c)Pelumasannya sederhana.
Kekurangan:
a)Harganya lebih mahal karena ketelitiannya tinggi.
b) Pada putaran tinggi, bantalan ini agak ribut.
Pelumasan
Dalam suatu mesin terdapat bagian-bagian yang bergerak seperti poros
engkol, piston, batang torak, katup, dan sebagainya. Pelumasan
dimaksudkan untuk menghindari hubungan (kontak) langsung dari dua
bagian yang bergesekan.
Fungsi minyak pelumas adalah:
1. Mengurangi terjadinya gesekan.
2. Mencegah terjadinya keausan.
3. Membersihkan mesin dari kotoran.
4. Menjaga temperatur dalam mesin (sebagai pendingin).
Jenis- jenis minyak pelumas antara lain:
1. Regulator motor oil.
2. Premium motor oil.
3. Merupakan straight material oil yang dipergunakan untuk
mesin-mesin yang bekerja di bawah kondisi berat.
4. Merupakan minyak pelumas pada mesin di mana telah
ditambahkan aditif untuk menghambat korosi dan digunakan
untuk kondisi yang kerjanya berat.
5. Heavy duty motor oil.
Sifat-sifat pelumasan:
1. Kekentalan.
2. Untuk keausan permukaan yang bergerak terutama pada bahan
yang besar dan bantalan dengan putaran rendah, minyak pelumas
tidak perlu terlalu kental karena akan sukar menyebar.
3. Indeks kekentalan.
4. Minyak pelumas yang baik tidak terlalu berpengaruh terhadap
temperatur ruang sehingga indeks kekentalannya tidak perlu terlalu
besar.
5. Stabilitas.
6. Beberapa minyak pelumas harus memiliki kestabilan pada
temperatur tinggi agar tidak berubah struktur kimianya.
Jenis-Jenis Pelumasan
Pelumasan tangan.
Cara ini sesuai untuk beban ringan, kecepatan rendah atau kerja yang
tidak terus-menerus. Kekurangannya bahwa aliran pelumas tidak selalu
tetap atau pelumasan menjadi tidak teratur.
Pelumasan tetes.
Dari sebuah wadah, minyak diteteskan dalam jumlah yang tetap dan
teratur melalui sebuah katup jarum.
Pelumasan sumbu.
Cara ini menggunakan sumbu yang dicelupkan dalam mangkok minyak
sehingga minyak terisap oleh sumbu tersebut. Pelumasan ini dipakai
seperti dalam hal pelumasan tetes.
Pelumasan percik.
Dari suatu bak penampung, minyak dipercikkan. Cara ini dipergunakan
untuk melumasi torak dan silinder motor bakar torak yang berputaran
tinggi.
Pelumasan cincin.
Pelumasan ini menggunakan cincin yang digantungkan pada poros
sehingga akan berputar bersamaan dengan poros sambil mengangkat
minyak dari bawah.
Pelumasan pompa.
Pelumasan pompa sesuai untuk keadaan kerja dengan kecepatan tinggi
dan besar.
Pelumasan gravitasi.
Dari sebuah tangki yang diletakkan di atas bantalan, minyak dialirkan oleh
gaya beratnya. Cari ini dipakai untuk kecepatan sedang dan tinggi pada
kecepatan keliling sebesar 10 15.
Pelumasan celup.
Sebagian dari bantalan dicelupkan ke dalam minyak pelumas.
Aplikasi Bantalan Luncur
Bantalan luncur digunakan pada :
1. Silinder piston,jenis bantalannya adalah bantalan luncur.
2. Roll kereta dorong,jenis bantalan adalah bantalan roll.
3. Roll kereta api,jenis bantalan adalah bantalan gelinding roll.
4. Bantalan dari poros ban mobil dan motor,menggunakan bantalan
gelinding.
5. Bantalan dari poros penggerak sudu-sudu turbin dll.
Klasifikasi Minyak Pelumas
Mutu pelumas secara fisik tidak dapat dilihat, oleh karena itu harus
memahami bagaimana pelumas itu diformulasikan berdasarkan spesifikasi
yang diberikan oleh lembaga komersial maupun militer. Spesifikasi disini
berarti persyaratan/keputusan/ tujuan yang harus dipenuhi oleh jenis
pelumas tertentu melalui pengujian kinerja yang mempergunakan
pengujian khusus. Tinggi dan rendahnya mutu pelumas dapat diketahui
dari salah satu spesifikasi sebagaimana yang tertera pada label yang
dikeluarkan pabrikan.
Sumber: http://aswinsalam.blog.com/2011/05/18/34/




Bantalan Luncur
A. Teori Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang mempunyai poros sehingga putaran
atau gesekan bolak-baliknya dapat berlangsung secara teratur, aman dan
tahan lama. Secara umum, bantalan dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu
bantalan luncur dan bantalan gelinding. Bantalan dapat diklasifikasikan
menurut beberapa kategori, yaitu:

Menurut arah gaya terdiri dari bantalan radial (bantalan melintang,
bantalan dukung) untuk gaya radial dan bantalan aksial (bantalan
memanjang, bantalan spur) untuk gaya aksial.
Menurut penggunaan terdiri dari bantalan mesin perkakas, bantalan
kotak roda gigi, bantalan motor, bantalan transmisi, bantalan turbin,
bantalan pekerjaan gilas dan sebagainya.
Menurut desain terdiri dari bantalan mata, bantalan penutup, bantalan
tetap, bantalan gantung, bantalan ayun, bantalan kotak, bantalan cakram,
bantalan terpasang (building) dan sebagainya.
Menurut bahan terdiri dari bantalan logam putih, bantalan perunggu,
bantalan besi tuang merah, bantalan logam ringan, bantalan logam sinter
dan sebagainya.
Menurut pelumasan terdiri dari bantalan gemuk, bantalan minyak,
bantalan air, bantalan udara, bantalan pelumasan cincin, bantalan
pelumasan aliran, bantalan hidrostatis atau aerostatis.




B. Perbedaan Bantalan Luncur Dan Bantalan Gelinding
Bantalan luncur.
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan
karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan
perantara lapisan pelumas. Bantalan luncur mampu menumpu poros
berputaran tinggi dengan beban yang besar.
Dengan konstruksi yang sederhana maka bantalan ini mudah untuk
dibongkar pasang. Akibat adanya gesekan pada bantalan dengan poros
maka akan memerlukan momen awal yang besar untuk memutar poros.
Pada bantalan luncur terdapat pelumas yang berfungsi sebagai peredam
tumbukan dan getaran sehingga akan meminimalisasi suara yang
ditimbulkannya.
Kelebihan Bantalan Luncur:
1. Mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban besar.
2. Konstruksinya sederhana dan dapat dibuat serta dipasang dengan
mudah.
3. Dapat meredam tumbukan dan getaran sehingga hampir tidak
bersuara.
4. Tidak memerlukan ketelitian tinggi sehingga harganya lebih murah.
Kekurangan Bantalan Luncur:
1. Gesekan besar pada awal putaran.
2. Memerlukan momen awal yang besar.
3. Pelumasannya tidak begitu sederhana.
4. panas yang timbul dari gesekan besar sehingga memerlukan
pendinginan khusus.

Bantalan gelinding.
Pada bantalan gelinding terjadi gesekan gelinding antara bagian yang
berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (
peluru ), rol atau rol jarum atau rol bulat. Bantalan gelinding lebih cocok
untuk beban kecil. Putaran pada bantalan gelinding dibatasi oleh gaya
sentrifugal yang timbul pada elemen gelinding tersebut. Apabila ditinjau
dari segi biaya, bantalan gelinding lebih mahal dari bantalan luncur.
Kelebihan:
1. Keausan dan panas yang ditimbulkan berkurang
2. Gesekan yang terjadi relatif konstan
3. Pemakaian pelumas minimum
4. Ukuran lebarnya kecil
5. Mudah penggantiannya
6. Ukurannya sudah distandarisasikan sehingga mudah mendapatkan
dimana saja
Kekurangan:
1. Untuk beban kejut (getaran karena ketidakseimbangan komponen
mesin) bearing lebih cepat rusak
2. Lebih sensitive terhadap debu dan kelembaban
3. Lebih mahal
Sumber :http://iwansugiyarto.blogspot.com/2011/11/bantalan-luncur.html


























Bantalan/ Bearing



Pengertian dan klasifikasi pada bearing
Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang
memegang peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk
menumpu sebuah poros agar poros dapat berputar tanpa mengalami
gesekan yang berlebihan. Bantalan harus cukup kuat untuk
memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.
Pada umumya bantalan dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu.


a. Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros
Bantalan luncur
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan
karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan
perantaraan lapisan pelumas.

Bantalan gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar
dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola, rol, dan rol bulat.

b. Berdasarkan arah beban terhadap poros
Bantalan radial
Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu.

Bantalan aksial
Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.

Bantalan gelinding khusus
Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus
sumbu poros.
Meskipun bantalan gelinding menguntungkan, Banyak konsumen memilih
bantalan luncur dalam hal tertentu, contohnya bila kebisingan bantalan
menggangu, pada kejutan yang kuat dalam putaran bebas.


Pembacaan nomor nominal pada bantalan gelinding.
Dalam praktek, bantalan gelinding standart dipilih dari katalog bantalan.
Ukuran utama bantalan adalah
- Diameter lubang
- Diameter luar
- lebar
- Lengkungan sudut
Nomor nominal bantalan gelinding terdiri dari nomor dasar dan nomor
pelengkap. Nomor dasar yang ada merupakan lambang jenis, lambang
ukuran(lambang lebar, diameter luar). Nomor diameter lubang dan
lambang sudut kontak penulisannya bervariasi tergantung produsen
bearing yang ada.
Bagian Nomor nominal
A B C D
A menyatakan jenis dari bantalan yang ada.
Jika A berharga
0 maka hal tersebut menunjukkan jenis Angular contact ball bearings,
double row.
1 maka hal tersebut menunjukkan jenis Self-aligning ball bearing.
2 maka hal tersebut menunjukkan jenis spherical roller bearings and
spherical roller thrust bearings.
3 maka hal tersebut menunjukkan jenis taper roller bearings.
4 maka hal tersebut menunjukkan jenis Deep groove ball bearings, double
row.
5 maka hal tersebut menunjukkan jenis thrust ball bearings.
6 maka hal tersebut menunjukkan jenis Deep groove ball bearings, single
row.
7 maka hal tersebut menunjukkan jenis Angular contact ball bearings,
single row.
8 maka hal tersebut menunjukkan jenis cylindrical roller thrust bearings.
B menyatakan lambang diameter luar.
Jika B berharga 0 dan 1 menyatakan penggunaan untuk beban yang
sangat ringan.
Jika B berharga 2 menyatakan penggunaan untuk beban yang ringan.
Jika B berharga 3 menyatakan penggunaan untuk beban yang sedang.
Jika B berharga 4 menyatakan penggunaan untuk beban yang berat.
C dan D menyatakan lambang diameter dalam
Untuk bearing yang berdiameter 20 - 500 mm, kalikanlah 2 angka
lambang tersebut untuk mendapatkan diameter lubang sesungguhnya
dalam mm. Nomor tersebut biasanya bertingkat dengan kenaikan 5 mm
tiap tingkatnya.

Penyebab-penyebab kerusakan pada bearing:
1. Kesalahan bahan
o faktor produsen: yaitu retaknya bantalan setelah produksi baik retak
halus maupun berat, kesalahan toleransi, kesalahan celah bantalan.
o faktor konsumen: yaitu kurangnya pengetahuan tentang karakteristik
pada bearing.

2. Penggunaan bearing melewati batas waktu penggunaannya (tidak
sesuai dengan petunjuk buku fabrikasi pembuatan bearing).

3. Pemilihan jenis bearing dan pelumasannya yang tidak sesuai dengan
buku petunjuk dan keadaan lapangan (real).

4. Pemasangan bearing pada poros yang tidak hati-hati dan tidak sesuai
standart yang ditentukan.
Kesalahan pada saat pemasangan, diantaranya:
o Pemasangan yang terlalu longgar, akibatnya cincin dalam atau cincin
luar yang berputar yang menimbulkan gesekan dengan housing/poros.
o Pemasangan yang terlalu erat, akibatnya ventilasi atau celah yang
kurang sehingga pada saat berputar suhu bantalan akan cepat meningkat
dan terjadi konsentrasi tegangan yang lebih.
o Terjadi pembenjolan pada jalur jalan atau pada roll sehingga bantalan
saat berputar akan tersendat-sendat.

5. Terjadi misalignment, dimana kedudukan poros pompa dan
penggeraknya tidak lurus, bearing akan mengalami vibrasi tinggi.
Pemasangan yang tidak sejajar tersebut akan menimbulkan guncangan
pada saat berputar yang dapat merusak bearing. Kemiringan dalam
pemasangan bearing juga menjadi faktor kerusakan bearing, karena
bearing tidak menumpu poros dengan tidak baik, sehingga timbul getaran
yang dapat merusak komponen tersebut.

6. Karena terjadi unbalance (tidak imbang), seperti pada impeller, dimana
bagian-bagian pada impeller tersebut tidak balance (salah satu titik bagian
impeller memiliki berat yang tidak seimbang). Sehingga ketika berputar,
mengakibatkan putaran mengalami perubahan gaya disalah satu titik
putaran (lebih terasa ketika putaran tinggi), sehingga berpengaruh pula
pada putaran bearing pada poros. Unbalance bisa terjadi pula pada poros,
dan pengaruhnya pun sama, yaitu bisa membuat vibrasi yang tinggi dan
merusak komponen.

7. Bearing kurang minyak pelumasan, karena bocor atau minyak pelumas
terkontaminasi benda asing dari bocoran seal gland yang mempengaruhi
daya pelumasan pada minyak tersebut.

Proses pemasangan bearing.
- Proses balancing. Pemasangan bearing pada komponen mesin,
komponen tersebut pertama-tama harus benar-benar balance agar
bearing dapat bertahan dengan baik.
- Alignment (pengaturan sumbu poros pada mesin harus benar-benar
sejajar).
- Proses pemberian beban. Pemberian beban ini harus sesuai dengan
jenis bearing yang digunakan apakah itu beban radial atau beban aksial.
- Pengaturan posisi bearing pada poros.
- Clearance bearing. Metode pemasangan dan peralatan yang digunakan.
- Toleransi dan ketepatan yang diperlukan. Pada saat pemasangan
bearing pada poros, maka toleransi poros pada proses pembubutan harus
diperhatikan karena hal tersebut mempengaruhi keadaan bearing.s

Gambar 1 : Pemasangan dan pelepasan bearing
Sumber: www.vista-bearing.com

Cara mengatasi kerusakan pada bearing:
1. Melakukan penggantian bearing sesuai umur waktu kerja yang telah
ditentukan.
2. Mengganti bearing yang sesuai dengan klasifikasi kerja pompa
tersebut.
3. Melakukan pemasangan bearing dengan hati-hati sesuai standar yang
telah ditentukan.
4. Melakukan alignment pada poros pompa dan penggeraknya.
5. Melakukan tes balancing pada poros dan impeller.
6. Memasang deflektor pada poros dan pemasangan rubber seal pada
rumah bantalan dan perbaikan pada seal gland, untuk mengantisipasi
kebocoran.
Sumber : http://awan05.blogspot.com/2009/12/bantalan-bearing.html







Bantalan luncur
Bantalan luncur yang sering disebut sliding bearing atau plain bearing
menggunakan mekanisme sliding , dimana dua permukaan komponen
mesin saling bergerak relatif. Diantara kedua permukaan terdapat
pelumas sebagai agen utama untuk mengurangi gesekan antara kedua
permukaan. Bantalan luncur untuk beban arah radial disebut journal
bearing dan untuk beban arah aksial disebut plain thrust bearing.
Contoh konstruksi bantalan luncur ditunjukkan pada gambar 11.4



Berdasarkan jenis pelumasan antara permukaan sliding, bantalan luncur
juga diklasifikasikan menjadi
rubbing plain bearing,
plain bearing,
hydrodynamic plain bearing,
hydrostatic plain bearing.
Sumber : http://id.scribd.com/doc/87805178/Bab-11-Bantalan-Dan-Sistem-
Pelumasan1
BANTALAN LUNCUR
Sliding bearing memerlukan geseran langsung dari elemen yang
membawa beban pada tumpuannya. Halini berbeda dengan rolling-
element bearings, dimana bola atau roller dipasang diantara dua
permukaan geser. Sliding bearing atau sering juga disebut plain bearing
terdiri atas dua jenis yaitu

(1) Journal atau sleeve bearing, yang bentuknya silindris dan menahan
beban radial (yang tegak lurus terhadap sumbu poros
.
(2) Thrust bearing, yang bentuknya biasanya datar, dimana pada kasus
poros yang berputar, dapat menahan beban yang searah dengan sumbu
poros
Pada kasus poros yang berputar, bagian poros yang berkontak dengan
bantalan disebut journal. Bagian yangdatar pada bantalan yang melawan
gaya aksial disebut thrust sufaces. Bantalan ini sendiri dapat disatukan
dengan rumah atau crankcase. Tetapi biasanya berupa shel tipis yang
dapat diganti dengan mudah dan yang menyediakan permukaan bantalan
yang terbuat dari material tertentu seperti babbit atau bronze. Ketika
proses bongkar pasang tidak memerlukan pemisahan bantalan, bagian
tertentu pada bantalan dapat dibuat Sebagai sebuah dinding Silindris yang
Ditekan pada lubangirumah bantalan. Bagian bantalan ini disebut sebagai
bushing Contoh konstruksi journal bearing dan thrust bearing



Sumber:
http://id.scribd.com/document_downloads/direct/118454161?extension=pd
f&ft=1365389538&lt=1365393148&source=mobile_download&user_id=10
9372463&uahk=hchwhyyX3dWgNyAgxscKjDlFJHA atau
http://www.scribd.com/mobile/doc/118454161/download





















BANTALAN LUNCUR
Bantalan luncur adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk
menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak baliknya
dapat berlangsung dengan halus dan aman. Jenis bantalan ini mampu
menumpu poros dengan beban besar. Atas dasar arah beban
terhadap poros maka bantalan luncur dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
1. Bantalan Radial atau disebut jurnal bearing, dimana arah beban yang
ditumpu bantalan adalah tegak lurus terhadap sumbu poros.
2. Bantalan aksial atau disebut trust bearing, yaitu arah beban yang
ditumpu bantalan adalah sejajar dengan sumbu poros.
3. Bantalan luncur khusus adalah kombinasi dari bantalan radial dan
bantalan aksial.
Gambar 1.

Contoh dari Bantalan Luncur
1.1 Jenis dan fungsi dari bantalan luncur:
1. Bantalan luncur silinder penuh, digunakan untuk poros-poros yang
ukuran kecil berputar lambat dan beban ringan.
2. Bantalan luncur silinder memegas, digunakan pada poros-poros mesin
bubut, mesin frais dan mesin perkakas lainnya.
3. Bantalan luncur blah, digunakan pada poros-poros ukuran
sedang dan besar seperti bantalan pada poros engkol, bantalan poros
pada roda kendaraan dan lain-lain.
4. Bantalan inside, digunakan untuk poros dengan beban yang
sering berubah, misalkan bantalan poros engkol dari poros-poros presisi.
5. Bantalan luncur sebagian, digunakan untuk poros yang berputar
lambat, beban berat tetapi tidak berubah-ubah. Misalkan bantalan pada
mesin-mesin perkakas kepala cekam.
6. Bantalan bukan logam, digunakan untuk leher-leher poros yang
memerlukan pendingin zat cair dan tidak mendapat beban berat. Pada
lapisan juga berfungsi sebagai pelumas, bahan lapisan yang digunakan
yaitu karet, plastik dan ebonit.
7. Bantalan luncur tranlasi, digunakan untuk blok-blok luncur gerak lurus,
seperti blok luncur pada batang torak mesin uap dan blok luncur pada
mesin produksi.
Bahan-bahan bantalan luncur:
- Besi cor (BC 14 : BC 22), beban dan kecepatan rendah.
- Brons, dibuat dari tembaga (Cu), timah putih (Sn), timah hitam (Pb) dan
aluminium (Al).
- Babit, dibuat dari timah putih dan timah hitam dengan bahan dasar
antimon.
- Logam bubut (metal powder), dibuat dari serbuk brons dan grafit yang
dipadatkan dengan lapisan luar dari baja lunak.
- Bahan bukan logam, dibuat dari kayu keras, karet plastik dan bahan
sintesis lainnya. Karena gesekannya yang besar pada saat mulai
jalan, maka bantalan luncur memerlukan momen awal yang besar.
Pelumasan pada bantalan ini tidak begitu sederhana, karena gesekan
yang besar akan menimbulkan panas pada bantalan, sehingga
memerlukanpendinginan khusus.
Pada umumnya, konstruksi bantalan luncur berbentuk silinder atau
silinder yang dibelah dua yang pada bagian dalamnya biasanya dilapisi
oleh bahan yang mempunyai sifat- sifat seperti :
1. Mempunyai kekuatan yang cukup untuk menahan beban statis dan
beban dinamis
2. Tahan aus
3. Mampu membenamkan kotoran atau partikel-partikel halus
4. Dapat menyesuaikan diri terhadap lenturan poros atau geometri poros
5. Tahan korosi
6. Koefisien gesek yang rendah
7. Mempunyai ketahanan terhadap pengelupasan lapisan


Ada beberapa jenis bahan yang biasa digunakan sebagai lapisan pada
rangka bantalan, yaitu paduan timah putih (Tin base alloy) dan paduan
timah hitam (Lead base alloy). Paduan ini biasa disebut logam putih (white
metal) atau logam Babbitt. Logam Babbitt ini relatif lunak, sehingga
untuk meningkatkan kemampuannya dalam menumpu beban maka
harus ditumpu oleh rangka bantalan (bearing shell) yang lebih kuat.
Rangka bantalan biasanya terbuat dari Baja, Besi cor atau paduan
Tembaga. Logam Babbitt ini kemudian dilapiskan pada permukaan
dinding dalam dari rangka bantalan dengan cara pengecoran, pengelasan,
metal spray atau elektro plating. Lapisan babbit ini harus dapat melekat
dengan kuat pada rangka bantalan. Kekuatan ikatan antara logam
babbit dan rangka bantalan dapat dicapai dengan baik jika
preparasi dari permukaan rangka bantalan dilakukan dengan sempurna
Sumber:
http://id.scribd.com/document_downloads/direct/132101769?extension=pd
f&ft=1365404634&lt=1365408244&source=mobile_download&user_id=10
9372463&uahk=D0dZP/VXWGPtW07mrwlo6q8bpOQ atau
http://www.scribd.com/mobile/doc/132101769/download














Bantalan licin / luncur metal jalan & metal duduk
Pada bantalan luncur, permukaan poros (tap) bergesekan dengan
permukaan bantalan. Guna melicinkan gesekan-gesekan tersebut
digunakanlah minyak pelumas sebagai lapisan perantranya.
Contoh :
Poros engkol dilengkapi bantalan-bantalan yang berfungsi menghindari
gesekan-gesekan yang terjadi antara poros engkol dengan bagian-
bagian yang berputar lainnya. Bagian poros engkol yang menumpu
torak disisipi bantalan luncur yang disebut metal jalan, sedangkan bagian
poros engkol yang menopang pada blok mesin disisipi bantalan luncur
yang disebut metal duduk.
Macam-macam bantalan luncur
a. Bantalan luncur radial
Bantalan Radial atau disebut jurnal bearing, dimana arah beban yang
ditumpu bantalan adalah tegak lurus terhadap sumbu poros. Bantalan ini
untuk mendukung gaya radial dari batang torak saat berputar.
Konstruksinya terbagi / terbelah menjadi dua agar dapat dipasang
pada poros engkol.
b. Bantalan luncur aksial
Bantalan aksial atau disebut trust bearing, yaitu arah beban yang ditumpu
bantalan adalah sejajar dengan sumbu poros. Bantalan ini
menghantarkan poros engkol menerima gaya aksial yaitu terutama
pada saat terjadi melepas / menghubungkan plat kopling saat mobil
berjalan. Konstruksi bantalan ini juga terbelah / terbagi menjadi dua dan
dipasang pada poros jurnal bagian paling tengah.
Bahan-bahan bantalan luncur:
Bahan untuk bantalan luncur harus memenuhi persyaratan berikut:
Mempunyai kekuatan yang cukup (tahan beban dan kelelahan)
Dapat menyesuaikan diri terhadap lenturan poros yang tidak terlalu
besar atau
terhadap perubahan bentuk yang kecil
Mempunyai sifat anti las (tidak dapat menempel) terhadap poros
jika terjadi kontak
dan gesekan antara logam dan logam
Sangat tahan karat
Dapat membenamkan kotoran atau debu kecil
Murah harganya
Tidak terlalu terpengaruh oleh temperature
Bahan-bahan untuk bantalan umum
a. Paduan tembaga, termasuk dalam golongan ini adalah perunggu,
perunggu fosfor, dan perunggu timah hitam.
b. Logam putih, termasuk dalam golongan ini adalah logam putih berdasar
Sn ( yang disebut logam babit) dan logam putih berdasar Pb.
Bahan untuk bantalan tanpa pelumasan
Bahan ini mengandung pelumas di dalamnya sehingga dapat dipakaii
sebagai bantalan yang melumasi sendiri. Bantalan semacam ini dipakai
bila tidak memungkinkan perawatan secara biasa, yaitu:
a. Jika letak bantalan tidak memungkinkan pemberian pelumas dariluar
b. Jika bantalan mempunyai gerakan bolak-balik sehingga kemungkinan
terbentuknya lapisan minyak sangat kecil
c. Untuk alat-alat kimia atau pengolahan air
d.Untuk kondisi khusus seperti beban besar, temperatur tinggi, temperatur
rendah atau keadaan hampa.
Bantalan tanpa minyak dapat berupa:
a. Bantalan plastik
b. Bantalan logam yang diresapi minyak
c. Pelumas padat
Bantalan luncur hidostatik
Bantalan semacam ini dipakai sebagai bantalan utama pada mesin
perkakas presisi tinggi, misalnya pada meja putar bubut vertikal besar.
Bahan bantalan dapat berupa minyak atau udara. Dalam hal ini, minyak
atau udara dialirkan dengan tekanan ke dalam celah bantalan untuk
mengangkat beban dan menghindari keausan ataupenempelan pada
mesin berputar.
Bahan bantalan khusus
a. Bantalan Kayu, dipakai dalam mesin pengolahan makanan.
b. Bantalan Karet, dicampur dengan air sebagai pelumas, Bantalan
karet mempunyai koefisien gesek yang rendah. Bantalan karet juga dapat
meredam bunyi dan getaran.
c. Bantalan Grafit Karbon, merupakan bahan yang sepenuhnya dapat
melumasi sendiri dan bekerja pada temperatur tinggi.penambahan
serbuk babit, perak, atau tembaga dapat memperbaiki sifatnya yang
susah bereaksi sebagai bantalan.
d. Bantalan Permata, dipakai pada alat-alat ukur. Merupakan bantalan
dari batu akik seperti delima (ruby) , dan batu nilam (sapphire).
Berdasar bahannya batalan luncur dibedakan menjadi :
a. Bantalan satu bahan
Yaitu bantalan yang terbuat dari satu jenis bahan saja seperti besi tuang
kelabu atau perunggu . Jenis ini hanya digunakan pada motor dengan
beban ringan.
b.Bantalan dua bahan
Bantalan ini mempunyai dua bahan untuk pendukung dan untuk
bagian luncurnya.Untuk bagian pendukungnya terbuatdari Cuprum /
tembaga (Cu) , Plumbum / timbal( Pb), Timah/Stannum (Sn) atau
paduan alumunium , sedanng bagian luncurnya biasanya terbuat dari :
Plumbum (Pb) atau Timah/Stannnum (Sn). Jenis ini mempunyai sifat
luncur yang baik serta daya dukungnya lebih besar
c.Bantalan tiga bahan
Bantalan ini biasanya pelindungya terbuat dari baja ,pendukungnya
terbuat dari Pb , Cu atau Sn dan permukaan luncurnya terbuat dari Pb
atau Sn dengan proses galvanis.
Keuntungan bantalan Luncur :
mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban geser.
Dapat dibuat dan dipasang dengan mudah,
Mudah menggantinya bila aus,
Dapat meredam getaran dan tumbukan sehingga hampir tidak
bersuara.
Kelemahannya :
Memerlukan momen awal yang besar,
Pelumasannya agak rumit

Cara Pelumasan Untuk Bantalan Luncur ( metal jalan & metal duduk)
Cara pelumasan yang paling tepat untuk melumasi metal duduk & metal
jalan adalah : m
a. Pelumasan Pompa
Pelumasan pompa cocok digunakan untuk keadaan kerja
dengan kecepatan tinggi dan beban besar.di sini pompa
digunakan untuk mengalirkan minyak ke dalam bantalan yang sulit
letaknya seperti bantalan utama motor yang berputaran tinggi.
b. Pelumasan Celup
Sebagian bantalan dicelupkan dalam minyak. Cara ini cocok untuk
bantalan dengan poros tegak seperti pada turbin air.

Sumber:
http://id.scribd.com/document_downloads/direct/92686856?extension=pdf
&ft=1365407154&lt=1365410764&user_id=109372463&uahk=p7KHG1BG
RV08OUBE3qhdr+rWmDA atau
http://id.scribd.com/doc/92686856/BANTALAN












Perbandingan antara bantalan luncur dan bantalan
gelinding
Bantalan luncur mampu menumpu poros putaran tinggi dengan beban
besar.batalan ini sederhana kontruksinya dan dapat dibuat serta dipasang
dengan mudah.Karena gesekanya yang besar pada waktu mulai
jalan,bantalan luncur memerlukan momen awal yang besar.Pelumasan
pada bantalan ini tidak begitu sederhana.Panas yang timbul dari gesekan
yang besar,terutama pada beban besar,memerlukan pendinginan
khusus.sekalipun demikian,karena adanya lapisan pelumas,bantalan ini
dapat meredam tumbukan dan getaran sehingga hampir tidak
bersuara.Tingkat ketilitian yang diperlukan tidak setinggi bantalan
gelinding sehingga dapat lebih murah.

Bantalan gelinding pada umumnya lebih cocok untuk beban kecil dari
pada bantalan luncur,tergantung pada bentuk elemen
gelindingnya.Putaran pada bantalan ini dibatasi oleh gaya sentrifugal yang
timbul pada elemen gelinding tersebut.karena konstruksinya yang sukar
dan ketelitian yang tinggi,maka bantalan gelinding hanya dapat dibuat
oleh pabrik-pabrik tertentu saja.adapun harga pada umumnya lebih mahal
daripada bantalan luncur.Untuk menekan biaya pembuatan serta
mempermudahkan pemakaian,bantalan gelinding diproduksikan menurut
standar dalam berbagai ukuran dan bentuk.Keunggulan bantalan ini
adalah pada gesekan yang sangat rendah.Pelumasanya pun sangat
sederhana,cukup dengan gemuk bahkan pada yang memakai sil sendiri
tak perlu pelumas lagi.Meskipun ketelitianya sangat tinggi,namun karena
adanya gerakan elemen gelinding dan sangkar,pada putaran tinggi
bantalan ini agak gaduh dibandingkan dengan bantalan luncur.


Sumber: www.teknikmesin.net/2012/02/perbandingan-antara-bantalan-
luncur-dan.html




LAMPIRAN
www.teknikmesin.net/2012/02/perbandingan-antara-bantalan-luncur-
dan.html











http://jokoapril.blogspot.com/2008/11/bantalan-luncur-babit-bearing.html











http://awan05.blogspot.com/2009/12/bantalan-bearing.html



http://iwansugiyarto.blogspot.com/2011/11/bantalan-luncur.html




http://aswinsalam.blog.com/2011/05/18/34/

Anda mungkin juga menyukai