JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM BANDA ACEH 2014
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Geophysical Well Logging ini. Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami me- nyelesaikan makalah ini. Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik. Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi pem- baca.
Banda Aceh, 8 April 2012
penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Tujuan 2 BAB II PEMBAHASAN 3 2.1 Definisi Geophysical Well Logging 3 2.2 Metode Geophysical Well Logging 5 2.2.1 Metode Mekanis..........................................................................5 2.2.2 Metode Listrik.............................................................................7 2.2.3 Metode Radioaktif ...........................................................9 BAB III PENUTUP................................................................................................12 A. Kesimpulan 12 B. Saran 12 DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Air tanah merupakan salah satu sumber akan kebutuhan air bagi kehidupan makhluk di muka bumi. Usaha memanfaatkan dan mengembangkan air tanah telah dilakukan sejak jaman kuno. Dimulai menggunakan timba yang ujungnya diikat pada bambu kemudian dilengkapi dengan pemberat (sistem pegas), kemudian berkembang dengan menggunakan teknologi canggih dengan cara mengebor sumur-sumur sampai kedalaman 200 meter. Meningkatnya kebutuhan industri akan sumber energi dan semakin berkurangnya cadangan minyak bumi yang tersedia, telah mendorong perusahaan minyak dan gas untuk menemukan cadangan baru ataupun mengelola sumur-sumur tua (brown pits) untuk menjaga kesetaraan supply and demand. Well Logging (sumur bor) merupakan metode pengukuran parameter-parameter fisika, dalam lubang bor, yang bervariasi terhadap kedalaman sumur. Hasil analisis data log sumur dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik reservoar (segi porositas, saturasi air, dan permeabiltas) yang digunakan antara lain untuk menentukan arah eksplorasi dan produksi selanjutnya. Penampangan sumur bor (well logging) memegang peranan penting dalam menunjang pemboran air tanah. Dengan melaksanakan penyelidikan penampang sumur bor ini dapat diketahui kedudukan lapisan batuan bawah permukaan tanah pada sumur bor, terutama lapisan batuan yang diduga dapat bertindak sebagai lapisan pembawa air atau akuifer. Dari hasil penampangan sumur bor ini dapat disarankan pemasangan saringan (screen) secara lebih tepat pada kedalamannya yang ideal sehingga akuifer yang disadap diperoleh debit yang optimal. Well logging tidak digunakan secara ekstensive dalam pencarian mineral logam untuk beberapa alasan tertentu. St ukt ur ge ol ogi ya ng kompl eks t e r j adi di da e r a h mi ne r a l , dibandingkan pada formasi sedimen yang relatif seragam yang 2 berasosiasi dengan minyak, membuat peng-identifikasian dan peng- korelasian bertambah sulit.
1.2 Tujuan Tujuan dari Well logging adal ah unt uk mengukur s i f at - s i f at dar i bat uan yang t i dak terganggu dan fluida yang mereka kan- dung. Geophysical well logging ini dilakukan untuk mengetahui susunan lapisan bawah permukaan tanah, sehingga dapat diketahui adanya lapisan pembawa air tanah atau akuifer dengan menggunakan pendekatan Geolistrik.
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Geophysical Well Logging Geophysical well logging pertama kali dikembangkan untuk industri minyak bumi oleh Marcel dan Conrad Schlumberger pada tahun 1927. The Schlumberger bersaudara mengembangkan alat resistivity untuk mendeteksi perbedaan dalam porositas batupasir dari ladang minyak di Merkwiller - Pechelbronn , di timur Perancis. Sejak 1928, ketika Sclilumberger bersaudara pertama kali membuat alat ukur listrik diPerancis, geofisika well loging telah menjadi standard operasi pada eksplorasi minyak. Dalam industri mineral, Geofisika well logging sangat banyak digunakan baik untuk kegiatan ek- splorasi dan pengendalian monitoring kelas di tambang bekerja. Dalam ek- splorasi air tanah dan penilaian itu juga pusat penggambaran akuifer dan zona produksi. Dalam geofisika well logging, banyak sifat fisik yang berbeda dapat digunakan bersama-sama untuk mengkarakterisasi geologi sekitar lubang bor. Well Logging merupakan metode pengukuran parameterparameter fisika, dalam lubang bor, yang bervariasi terhadap kedalaman sumur. Hasil analisis data log sumur dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik reservoar (segi porositas, saturasi air, dan permeabiltas) yang digunakan antara lain untuk menentukan arah eksplorasi dan produksi selanjutnya. Korelasi dan evaluasi serta kemampuan produksi dan formasi reservoir biasanya merupakan objek yang penting. Well logging tidak digunakan secara ekstensive dalam pencarian mineral logam untuk beberapa alasan tertentu. Metode geofisika sudah dipergunakan dalam investigasi pemboran selama kurang lebih 45 t ahun, ya i t u t ekni k el ekt r oda ya ng di gunakan pada eks pl or as i di per mukaan. Bermacam alat dan teknik, didesain secara khusus sesuai dengan lingkungan pemboran yang bervariasi, dan digunakan dalam eksplorasi, mengindentifikasi formasi geologi dan formasi fluida dan korelasi antar lubang pemboran. St ukt ur geol ogi yang kompl eks 4 t er j adi di daer ah mi ner al , dibandingkan opada formasi sedimen yang relatif seragam yang berasosiasi dengan minyak, membuat peng-identifikasian dan peng-korelasian bertambah sulit. P a d a u mu mn y a , o b y e k u t a ma d a r i wel l l oggi ng dal am per mi nyakan adal ah unt uk mengidentifikasi potensi dan batuan reservoir dan menentukan porositas, permeabilitas dan tempat fluida itu sekarang. Porositas adalah porsi fraksional dan volume batuan yang ditempati oleh ruang pod-pod, seringkali dinyatakan dalam persen. Porositas dan batuan reservoir biasanya memi l i ki r ent ang 30% s ampai 10%, mes ki pun bat uan yang memi l i ki por os i t as l ebi h keci l terkadang dapat menjadi resrvoir hidrokarbon. Hasil dari porositas, luas, ketebalan, dan reservoir yaitu dapat memberikan jumlah kandungan fluida. Porositas dapat ditentukan dari resistivity, acoustic velocity, density dan log neutron. Pada kebanyakan r es er voi r , r uang por i yang t er i s i ol eh f l ui da hanya s et e ngah yang disebut sebagai kejunuhan dari hidrokarbon. Dimana air merupakan fluida, kejenuhan air ditambah dengan kejenuhan hidrokarbon sama dengan satu. Kejunuhan air didapatk a n d a r i p e n g u k u r a n r e s i s t i v i t a s me n g g u n a k a n r u mu s a n Ar c h i e . Ha s i l d a r i p e n g u k u r a n r e s i s t i v i t a s memperlihatkan perbedaan formasi yang akan menentukan produksi hidrokarbon. Selain porositas, sifat penting lain yaitu permeabilitas. Satuan dari permeabilitas adalah darcy. Permeabilitas ditentukan dengan menggunakan aturan empinis log. Identifikasi formasi dan korelasi antar sumur bor sering dilakukan, sebagai determinasi porositas dan penentuan permeabiitas. Formasi tertentu akan menunjukkan kurva log dan pola distinctive yang membuat korelasi yang mungkin tidak hanya litologi utama tapi banyak titik pada forrnasi it u sendiri. Sesar dan ketidakselar asan dapat ditentukan lokasinya secara pasti dengan memperhatikan bagian yang hilang atau diduplikasikan pada satu sumur
5
dibandingkan dengan sumur lain di dekatnya. Detail-detail stratigrafi yang sering kali dikerjakan dengan cara mengobservasi pola dan variasi sistematik dalam bentuk log. Well logging yang paling banyak dilakukan dapat diklasifikasikan dan peralatan logging dapat dipilih berdasarkan tipe geologi yang dominan klastik atau karbonat. Dalam setiap grup- grup besar ini, log yang sederhana terbentuk, untuk kesempatan tertentu ditambahkan demi tujuan khusus. Susunan sederhana biasanya terdiri dan electrical response curves dan log porositas.
2.2 Metode Geophysical Well Logging 2.2.1 Metode Mekanis a. Logging caliper Sebuah alat caliper digunakan untuk mengukur diameter lubang bor dan bagaimana perubahan dengan kedalaman lubang bor tersebut . Alat caliper biasanya bekerja dengan menggunakan satu atau lebih pegas lengan, yang menempel dinding lubang bor sebagai alat dinaikkan dari dasar lubang bor . Gerak masuk dan keluar dari dinding lubang bor dicatat elektrik dan dikirim ke permukaan peralatan rekaman. Alat caliper sederhana hanya menggunakan lengan tunggal untuk merekam diameter. Alat yang lebih canggih mungkin memiliki empat atau lebih lengan masing-masing secara in- dependen jarak ukur untuk dinding lubang bor. Alat-alat mul- ti - lengan umumnya memberikan resolusi yang lebih baik dari bentuk lubang bor dari pada alat caliper yang hanya memiliki satu lengan (tunggal).
b. Sonic Logging Alat Sonic bekerja dengan mengirimkan suara (gelombang P) melalui batu-batu dari dinding lubang bor. Sebuah alat dasar sonic umumnya terdiri dari dua modul. Satu berisi transmitter 6 dan yang lainnya mengandung dua atau lebih penerima. Dua ba- gian yang dipisahkan oleh sebuah konektor karet untuk mengu- rangi jumlah transmisi langsung dari energi akustik sepanjang alat dari pemancar ke penerima.
Gambar diatas merupakan Skema diagram dari alat sonic dengan pemancar dan dua transceiver. Dalam prakteknya, sonic logging benar-benar mengukur "waktu penerbangan" sepanjang jalur sinyal tercepat. Karena saat ini penerbangan tergantung pa- da kerapatan medium, dapat digunakan untuk menghitung kepadatan rata-rata batu di mana sinyal berlalu. Alat logging Sonic pada awalnya dikembangkan untuk industri minyak bumi sebagai perangkat porositas ukur, dan alat sonic memiliki penggunaan yang serupa di regolith. Sebuah penggunaan yang sangat penting dari alat sonic adalah untuk mengoreksi dari ke- cepatan interval yang digunakan dalam pengolahan gelombang seismik dan interpretasi. Hal ini menyebabkan model kecepatan yang lebih baik untuk pengolahan seismik dan analisis.
7
2.2.2 Metode Listrik Properti fisik dari batuan dan mineral adalah konduktivi- tas dan potensial. Potensial dan resistivitas adalah yang pertama digunakan dalam well logging, yang secara umum terekam secara sixnultan seperti kurva adjacent, kom- binasinya disebut survey elektrik. a. Resistivitas Jika bahan yang mengandung partikel bermuatan terikat dikenakan perbedaan tegangan maka arus listrik akan mengalir. Impedansi aliran ini disebut hambatan listrik dan itu adalah fungsi dari geometri aliran arus dan resistivitas intrinsik dari ma- teri. Beberapa bahan seperti kuarsa dan muskovit memiliki resis- tivitas yang tinggi, sementara yang lain memiliki nilai yang lebih moderat (misalnya: pasir) dan untuk beberapa resistivitas rendah (misalnya: tanah liat, garam air tanah). Resistivitas dan konduktivitas adalah material yang terbalik jumlah proporsional. Pengukuran ini disebut sebagai resistivitas ketika pengukuran dilakukan dengan kontak atau terfokus, penyelidikan resistivitas dengan menyebabkan arus mengalir di bebatuan. Resistivitas hanya bekerja jika probe downhole berada di bawah permukaan air.
b. Konduktivitas Listrik Konduktivitas istilah umumnya diterapkan untuk penguku- ran yang dibuat dengan probe induksi, memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik. Pengukuran ini dapat dilakukan baik di lubang-lubang berisi cairan atau kering. Pengukuran konduktivi- tas penting untuk kalibrasi data yang EM udara. 8 Sifat fisik yang mempengaruhi konduktivitas adalah: porositas dan rekah Mineralogi Perubahan Pori cairan pada pori-pori Salinitas Konektivitas pori Pengetahuan tentang konduktivitas cairan dan diameter lubang bor memungkinkan penerapan koreksi untuk efek lubang bor.
c. Potensial Spontan (SP) SP adalah salah satu metode logging tertua diterapkan dan dikembangkan oleh perusahaan Schlumberger. SP mengukur perbedaan kecil dalam potensial (misalnya: tegangan) antara el- ektroda bergerak downhole dan koneksi permukaan bumi. Po- tensi ini dapat timbul dari berbagai proses elektrokimia dan el- ektrokinetik. Metode SP telah digunakan dalam industri minyak untuk banyak tujuan, tetapi itu adalah nilai yang terbatas dalam lingkungan air tawar. Faktor-faktor yang menyebabkan efek SP dalam lubang bor yang sangat kompleks tidak dipahami dengan baik akibatnya interpretasi alat SP di regolith bisa menjadi lati- han yang menantang.
d. Induksi Polarisasi IP adalah teknik yang umum digunakan dalam prospeksi permukaan mineral tetapi juga dapat digunakan dalam aplikasi downhole. IP menggunakan loop pemancar untuk mengisi tanah dengan arus tinggi. Dalam aplikasi lubang bor, loop primer menginduksi arus di bebatuan di luar dinding lubang bor. Aliran arus ini dapat mengakibatkan biaya build-up pada partikel kon- duktif seperti bijih sulfida dan bahan karbon seperti batubara. IP
9
logging secara luas digunakan dalam eksplorasi mineral, dan memiliki nilai tertentu dalam eksplorasi untuk disebarluaskan sulfida target deposito tembaga porfiri tersebut.
Gambar diatas memperlihatkan bahwa IP logging dapat digunakan untuk mendeteksi butir konduktif disebarluaskan (dimodifikasi setelah Hallenburg, 1984). IP juga telah digunakan dalam deteksi zona alterasi dan tren redoks dan telah berhasil digunakan untuk menentukan peringkat batubara in-situ.
2.2.3 Metode Radioaktif Emisi radioaktif utama kepentingan dalam geofisika logging well adalah sinar gamma dan neutron. Produk radioaktif lainnya seperti partikel alpha ( helium nucleii ) dan partikel beta (elektron) dapat menembus jarak kecil tersebut melalui batuan yang mereka tidak berguna untuk logging. a. Sinar Gamma Metode radioaktif paling sederhana dalam geofisika logging well adalah sinar gamma. Alat-alat penebangan mencatat ting- kat alami emisi sinar gamma dari batuan di sekitar lubang bor. Yang paling sederhana dari jenis alat mencatat hanya sinyal si- nar gamma keseluruhan. Sinyal ini dasarnya emisi sinar gam- ma pada tingkat energi yang berbeda dari isotop radioaktif dari 10 unsur-unsur kalium ( 40K ), Thorium ( 232Th ) dan Uranium ( 238U ) dan seri peluruhan masing-masing. Alat gamma alam lebih canggih secara terpisah mencatat jumlah sinar gamma dari tiga seri pembusukan. Dengan cara ini informasi rinci ten- tang kimia dari bebatuan di dinding lubang bor dapat di- peroleh. Dalam prakteknya, sensor dalam alat ini tidak secara langsung mengukur nuklida induk 238U dan 232Th, se- baliknya mereka merekam emisi sinar gamma dari produk 214Bi dan 208Tl. Jarak bahwa sinar gamma yang dipancarkan dapat melakukan perjalanan melalui batuan sangat tergantung pada kerapatan elektron medium karena melalui hamburan in- teraksi dengan elektron yang foton sinar gamma kehilangan energi mereka. Dalam prakteknya, sinar gamma dapat menem- bus sebanyak 1-2 meter melalui bebatuan, meskipun ini sangat bergantung pada tingkat energi awal dan kepadatan batuan. Ja- rak yang lebih besar dalam batuan yang memiliki kepadatan rendah seperti sedimen sangat berpori dan batubara.
b. Neutron Porositas Neutron porositas menggunakan sumber neutron aktif untuk memancarkan neutron ke dalam batuan di sekitar lubang bor. Karena neutron bebas hampir tidak dikenal di Bumi, fluks neu- tron selanjutnya dicatat pada detektor dalam perangkat dapat digunakan sebagai indikator kondisi batuan sekitarnya. Neu- tron memasuki batuan dari dinding lubang bor berada pada en- ergi tinggi dan umumnya memiliki daya tembus besar. Pen- gecualian adalah ketika konsentrasi signifikan hidrogen ada. Secara umum alat neutron adalah alat yang sangat berguna un- tuk mengukur "porositas" tapi harus diingat bahwa pengukuran tergantung model bor. Dalam geofisika mineral logging di lingkungan batuan keras (porositas rendah) log porositas neu-
11
tron sering digunakan di tempat log resistivitas (karena keduanya benar-benar mengukur porositas yang berisi air). Da- lam kasus di mana log porositas neutron menunjukkan porosi- tas tinggi daripada log resistivitas, penyebabnya karena adanya hidrokarbon dalam cairan, atau kurangnya permeabilitas efek- tif (misalnya pori-pori tidak baik saling berhubungan).
12 BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Well Logging merupakan metode pengukuran parameter-parameter fisika, dalam lubang bor, yang bervariasi terhadap kedalaman sumur. Hasil analisis data log sumur dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik reservoar (segi porositas, saturasi air, dan permeabiltas) yang digunakan antara lain untuk menentukan arah eksplorasi dan produksi selanjutnya. Geo- physical logging juga menyediakan banyak kesempatan yang berbeda untuk menyelidiki bahan yang membentuk dinding lubang bor. Masalah terbesar da- lam menggunakan geofisika well logging adalah bahwa harus memiliki lubang bor baik yang akan beroperasi. Ketika metode logging geofisika juga dapat digunakan, penting untuk mengenali bahwa setiap metode memiliki kekuatan tertentu dan kelemahan.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.scribd.com/doc/64647085/Little-About-Well-Logging 2. http://rovicky.files.wordpress.com/2006/08/mencariairdengangeolistrik.pd f 3. http://crcleme.org.au/Pubs/OPEN%20FILE%20REPORTS/OFR%20144/1 3Wells.pdf 4. http://www.jfa.physics.its.ac.id/Articles/JFA-090109_deniwu.pdf