Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TOPIK
: Amalgam
KELOMPOK
: C - 10
Penyusun
1.
:
02121113307
4
02121113307
Fira Rahmadiyanti
5
02121113307
6
02121113307
2.
3.
4.
Nanda Ajeng Saraswati
h. Sonde
i. Amalgamator
j. Burnisher
k. Glass lab
3. CARA KERJA
3.1 Triturasi Secara Manual
a. Bubuk amalgam ditimbang menggunakan timbangan kemudian
dimasukkan dalam mortar.
b. Cairan merkuri ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam mortar
yang telah berisi bubuk amalgam. Dimana keduanya harus
memiliki perbandingan 1:1.
c. Bubuk amalgam dan cairan diaduk dengan cara menekan pestle
pada dinding mortar (pen-type grip) dengan gerakan memutar
sampai homogen selama 60 detik. Pada saat mulai pengadukan
waktu dicatat.
d. Adonan yang telah diaduk dimasukkan ke dalam kain kasa,
kelebihan merkuri dikeluarkan dengan cara memeras dalam kain
kasa, Kain kasa dijepit kuat dengan pinset kemudian kain kasa
diputar dan digerakkan ke atas, maka sisa merkuri akan keluar dari
kasa.
e. Adonan yang terdapat dalam kain kasa diambil dengan amalgam
pistol dimasukkan kedalam cetakan model. Penempatan adonan
amalgam dalam cetakan model sedikit demi sedikit sambil
dilakukan kondensasi menggunakan kondenser sampai adonan
padat. Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai cetakan model
terisi penuh, kemudian dihaluskan menggunakan burnisher.
f. Amalgam ditunggu sampai mengeras. Waktu yang diperlukan
sampai amalgam mengeras dicatat.
4. HASIL PRAKTIKUM
Tabel 1. Data Waktu Hasil Praktikum Menggunakan Metode
Manual.
No. Waktu yang Dibutuhkan untuk Amalgam Mengeras
1.
14 menit
2.
16 menit
Praktikum
menggunakan
metode
manual
ini
menggunakan
komposisi bubuk amalgam 0,45 gram dan cairan merkuri 0,45 gram
dengan pengadukan selama 60 detik.
Tabel 2. Data Waktu Hasil Praktikum Menggunakan Metode
Mekanik.
No.
Jenis Pengadukan
1.
2.
High
Low
waktu
pengerasan
10
menit,
sedangkan
dengan
6. PEMBAHASAN
Amalgam terdiri dari campuran dua logam atau lebih, salah satunya
adalah merkuri. Pada dasarnya, dental amalgam terdiri dari merkuri
yang dikombinasikan dengan paduan bubuk silvertin. Merkuri cair
pada suhu kamar dapat membentuk massa yang workable bila
dicampur dengan alloy sehingga cocok digunakan dalam kedokteran
gigi. (Mc Cabe, 2008)
Alloy amalgam dicampur dengan merkuri oleh dokter gigi atau
asisten. Di kedokteran gigi, prosedur pencampuran secara teknis
dikenal sebagai triturasi. Produk triturasi adalah massa mirip dengan
salah satu yang terdapat di lelehan alloy antara suhu cair dan padat.
Peralatan khusus digunakan untuk memasukan massa ke dalam
rongga, dikenal sebagai proses kondensasi (Annusavice, 2003)
Dalam istilah sederhana, reaksi untuk alloy amalgam konvensional
dapat diberikan
persamaan seimbang berikut:
Ag3Sn + Hg Ag2Hg3 + SnxHg + Ag3Sn
atau
+ Hg 1 + 2 +
Untuk high-copper alloy reaksinya adalah:
Ag3Sn + Cu + Hg Ag2Hg3 + Cu6Sn5 + Ag3Sn
atau
+ Cu + Hg 1 + Cu6Sn5 +
Semua alloy dental amalgam, termasuk jenis yang low dan highcopper, memiliki Ag3Sn sebagai komponen utama mereka, yang
bereaksi dengan merkuri untuk membentuk Ag2Hg3, fase utama
matriks set amalgam. (Craig, 2012)
Perbedaan utama antara low dan high-copper alloy amalgam ini tidak
hanya pada persentase tembaga tetapi juga efek yang memiliki
memiliki
fungsi
ganda
mencampur
bahan-bahan
dan
dan
kecepatan
yang
lebih
teratur.
Lain
halnya
amalgamator
menjamin
ketepatan
rasio
antara
cepat
dari
pada setting
time amalgam
menggunakan
metode manual.
lengan
amalgamator
mengocok
kapsul
dengan
dikondensasi
dengan
tekanan
yang
cukup
untuk
7. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan didapatkan
bahwa amalgam yang di triturasi secara mekanik lebih cepat
mengeras dari pada amalgam yang di triturasi secara manual. Hal
tersebut dapat terjadi dikarenakan homogenitas adonan yang
berbeda. Amalgam yang ditriturasi secara mekanik terlihat lebih
homogen sehingga memudahkan alloy bereaksi lebih cepat dan
mengeras. Hal tersebut juga dapat terlihat pada permukaan amalgam
yang ditriturasi secara mekanik lebih halus dari pada amalgam yang
ditriturasi secara manual.
8. DAFTAR PUSTAKA