Anda di halaman 1dari 3

Febriansyah Eka Maulana (0731002)

Administrasi Negara
FISIP
Prinsip-prinsip Manajemen

Untuk menjamin keberhasilan sebuah usaha maka manajemen haruslah dilaksanakan berdasarkan
dalil-dalil umum manajemen atau yang lebih dikenal sebagai prinsip-prinsip manajemen.
Dari sekian banyak prinsip manajemen yang dapat diajarkan dan dipelajari oleh seorang calon
manajer, diantaranya yang terpenting adalah:
1. Pembagian kerja
2. Kewajiban dan Tanggungjawab
3. Disiplin
4. Kesatuan Perintah
5. Mendahulukan Kepentingan Umum Organisasi daripada Kepentingan Individu
6. Pengajian
7. Sentralisasi
8. Skala Hirarki
9. Tata Tertib
10. Keadilan
11. Stabilitas dari Jabatan
12. Prakarsa Inisiatif
13. Solidaritas Sesama Rekan Kerja

1. Prinsip Pembagian kerja


Bila sebuah usaha berkembang, maka bertambah pulalah bidang-bidang pekerjaan yang harus
ditangani. Maka pembagian kerja diantara semua orang yang bekerja sama dalam suatu usaha tersebut
menjadi sangat penting. Di samping pembagian kerja antara atasan dan bawahan (orang yang
memimpin dan yang dipimpin). Dalam pembagian kerja perlu diperhatikan penempatan orang-orang
yang sesuai dengan keahlian, pengalaman, kondisi fisik dan mentalnya. Tujuan pembagian kerja adalah
agar dengan usaha yang sama dapat diperoleh hasil kerja yang terbaik. Pembagian kerja dapat
membantu pemusatan tujuan, di samping juga merupakan alat terbaik untuk memanfaatkan individu-
individu dan kelompok orang sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing.

2. Prinsip Wewenang dan Tanggung Jawab


Setiap orang yang telah diserahi tugas dalam sesuatu bidang pekerjaan tertentu dengan sendirinya
memiliki wewenang untuk membantu memperlancar tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Akan tetapi sebaliknya, semua wewenang tentu harus disertai tanggung jawab terhadap atasan atau
terhadap tujuan yang hendak dicapai. Antara wewenang dan tanggung jawab harus seimbang, sehingga
setiap orang dapat memberikan tanggung jawab sesuai dengan wewenang yang diberikan kepadanya.
Wewenang adalah hak memberikan perintah-perintah dan kekuasaan meminta kepatuhan dari yang
diperintah. Ada dua jenis wewenang, pertama wewenang atau kekuasaan pribadi yang bersumber
kepada kepandaian, pengalaman, nilai moral, kesanggupan memimpin dan lain sebagainya, kedua
wewenang resmi yang diterima dari instansi yang lebih tinggi. Wewenang resmi yang diperoleh dari
atasan tidak akan mendukung tugas-tugas seseorang, jika tidak diimbangi dengan wewenang pribadi.
Tanggung jawab adalah tugas dan fungsi-fungsi atau kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang
petugas. Untuk melaksanakan tugas atau tanggung jawab ini kepadanya harus diberikan wewenang,
agar kepatuhan dapat diberikan oleh bawahan dan sangsi dapat diberikan kepada bawahan yang tidak
memberikan kepatuhan.
3. Prinsip Disiplin
Sebuah usaha yang dilakukan dengan disiplin akan dapat meningkatkan kualitas kerja, dan
peningkatan kualitas kerja akan pula menaikkan mutu hasil kerja sebuah usaha
Hakekat dari kepatuhan adalah disiplin, yakni melakukan apa yang sudah disetujui bersama antara
pimpinan dan petugas atau para pekerja, baik persetujuan yang tertulis, lisan maupun yang berupa
peraturan-peraturan atau kebiasaan-kebiasaan.

4. Kesatuan Perintah
Untuk setiap tindakan setiap petugas harus menerima perintah dari hanya seorang atasan saja. Bila
tidak, berarti wewenang dikurangi, disiplin terancam, ketertiban terganggu, dan stabilitas akan
mengalami ujian.
Jika perintah datang dari hanya satu sumber, maka setiap orang juga akan tahu kepada siapa ia harus
bertanggung jawab sesuai dengan wewenang yang telah diberikan kepadanya.

5. KesatuanTujuan
Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, pengurus perlu diarahkan menuju
sasarannya. Kesatuan pengarahan bertalian erat dengan pembagian kerja. Kesatuan pengarahan
tergantung pula terhadap kesatuan perintah. Dalam pelaksanaan kerja bisa saja terjadi adanya dua
perintah sehingga menimbulkan arah yang berlawanan. Oleh karena itu, perlu alur yang jelas dari mana
pengurus mendapat wewenang untuk melaksanakan pekerjaan dan kepada siapa ia harus mengetahui
batas wewenang dan tanggung jawabnya agar tidak terjadi kesalahan. Pelaksanaan kesatuan tujuan
(unity of direction) tidak dapat terlepas dari pembagian kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin,
serta kesatuan perintah.

6. Mendahulukan Kepentingan Organisasi daripada Prinsip


Organisasi bukanlah segerombolan orang, jadi tiap-tiap anggotanya seharusnya mendahulukan
kepentingan organisasi, karena telah terikat oleh peraturan dan juga konsesus yang telah disepakati
bersama. Ego pribadi hendaklah dihindarkan terlebih dahulu demi kepentingan organisasi.

7. Pengajian, Sentralisasi
Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam suatu kegiatan.
Tanggung jawab terakhir terletak ada orang yang memegang wewenang tertinggi atau pimpinan
puncak. Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan untuk menggunakan wewenang, melainkan untuk
menghindari kesimpangsiurang wewenang dan tanggung jawab. Pemusatan wewenang ini juga tidak
menghilangkan asas pelimpahan wewenang (delegation of authority)

8. Skala Hirarki
Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian kerja ini mencakup
area yang cukup luas akan menimbulkan hirarki. Hirarki diukur dari wewenang terbesar yang berada
pada pimpinan puncak dan seterusnya berurutan ke bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap
pengurus akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat
perintah.

9.Prinsip Tertib
Sebuah usaha yang dilakukan dengan tertib dan disiplin akan dapat meningkatkan kualitas
kerja, dan peningkatan kualitas kerja akan pula menaikkan mutu hasil kerja sebuah usaha.
10. Prinsip Keadilan
Semangat kesatuan hanya dapat dibina jika prinsip keadilan diterapkan dengan baik sehingga
setiap orang dapat bekerja dengan sungguh-sungguh dan setia.
Keadilan dituntut misalnya dalam penempatan tenaga kerja yang harus benar-benar
dipertimbangkan berdasarkan pendidikan, pengalaman, dan keahlian seseorang. Kecuali itu keadilan
juga dituntut misalnya dalam pembagian pendapatan (upah), sesuai dengan berat ringannya pekerjaan
dan tanggung jawab seseorang.

11. Stabilitas dari Jabatan


Usaha untuk menyelaraskan atau menyesuaikan kegiatan dari berbagai bagian atau unit
organisasi, guna tercapainya keserasian atau keharmonisan tindakan dalam menuju sasaran atau tujuan.
Dalam setiap kegiatan kestabilan pengurus harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan
berjalan dengan lancar. Kestabilan pengurus terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik dan
adanya ketertiban dalam kegiatan. Manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya memiliki
keinginan, perasaan dan pikiran. Apabila keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran
yang kacau akan menimbulkan goncangan dalam bekerja.

12. Prakarsa Inisiatif


Dalam setiap kegiatan kestabilan pengurus harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan
berjalan dengan lancar. Kestabilan pengurus terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik dan
adanya ketertiban dalam kegiatan. Manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya memiliki
keinginan, perasaan dan pikiran. Apabila keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran
yang kacau akan menimbulkan goncangan dalam bekerja.

13. Solidaritas Sesama Rekan Kerja


Dalam Organisasi Norma harus tetap ada karena ini berkaitan serat dengan semua prinsip yang
telah disebutkan sebelumnya di atas. Solidaritas dapat berupa menjenguk teman apabila rekan kerja
dalam organisasi mengalami musibah, baik itu sakit dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai