Anda di halaman 1dari 8

PEMBUATAN ANTENA WAJANBOLIC

Molin Adiyanto1, Budi Aswoyo2, Idris Winarno2


Mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi1, Dosen Pembimbing2
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus PENS-ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60111
(+62)31-5947280, 5946114, Fax.(+62)31-5946114
E-mail : molin@student.eepis-its.edu

Makalah Proyek Akhir

Abstrak

Tugas Akhir ini menitik beratkan pada pembuatan antena wajanbolic untuk Line of Sight (LoS) yang
bekerja pada frekuensi 2,4 GHz untuk jaringan wireless LAN. Selain itu, antena wajanbolic juga merupakan
solusi murah untuk jaringan wireless LAN. Antena wajanbolic dibuat sebanyak 2 macam dengan diameter yang
berbeda yaitu 40 cm dan 60 cm. Kemudian dilakukan analisa terhadap pola radiasi, gain, polarisasi, dan
directivity. Mengingat selama ini masyarakat hanya mengenal keunggulan antena wajanbolic tanpa mengetahui
bukti riil yang ditinjau dari segi keilmuan. Sesuai dengan nama antena wajanbolic, antena ini menggunakan
reflektor dari wajan, dengan waveguide dari pipa paralon yang dilapisi dengan lakban lumunium, dan penerima
sinyal menggunakan wireless USB adapter.
Dari hasil pengukuran dan analisa diperoleh hasil bahwa antena wajanbolic adalah antena directional
yang mempunyai keterarahan sinyal. Mempunyai nilai HPBW (Half Power Beam Width) sebesar 21o untuk
wajanbolic kecil polarisasi vertikal, 14 o untuk polarisasi horisontal, 13o untuk wajanbolic besar polarisasi
vertikal, 3o untuk polarisasi horisontal. Mempunyai nilai gain sebesar 16,15 dBi untuk antena wajanbolic kecil
dan 24,15 dBi untuk antena wajanbolic besar. Mempunyai polarisasi yang sejajar dengan antena pemancar.
Serta mempunyai nilai directivity sebesar 21,4 dB untuk antena wajanbolic kecil dan 30,2 dB untuk antena
wajanbolic besar.

Kata kunci – Antena wajanbolic, wireless LAN 2,4 GHz, Line of Sight (LoS)

Abstract

This Final Project focused in making of wajanbolic antenna for Line of Sight (LoS) which is work at
frequency 2.4 GHz for wireless LAN network. Wajanbolic antenna is also a cheap solution for wireless LAN
network. Wajanbolic antenna is made in 2 different of diameters, these are 40 cm and 60 cm. Next step is
analyze its radiation pattern, gain, polarization, and directivity. Considering this time public has just known
about wajanbolic antenna’s advantages without knowing real evidence based on science side. Appropriate with
name wajanbolic antenna, these antenna using reflektor from frying pan, with waveguide from PVC pipe which
is layered by tape alumunium, and signal receiver using wireless USB adapter.
From the counting and analyzing provideable result that wajanbolic antenna is directional antenna
which has signal directedness. Having HPBW (Half Power Beam Width) value in the amount of 21o for little
wajanbolic antenna vertical polarization, 14o for horizontal polarization, 13o for big wajanbolic antenna
vertical polarization, 3o for horizontal polarization. Having gain value in the amount of 16,15 dBi for little
wajanbolic antenna and 24,15 dBi for big wajanbolic antenna. Having parallel polarization with transmitter
antenna. And also having value of directivity in the amount of 21,4 dB for little wajanbolic antenna and 30,2 dB
for big wajanbolic antenna.

Keywords – Wajanbolic antenna, wireless LAN 2.4 GHz, Line of Sight (LoS)

1. Pendahuluan Keadaan saat ini, di kota-kota besar sudah


Di zaman seperti sekarang ini yang tingkat banyak sekali tersedia jaringan hot spot yang gratis.
mobilitasnya sangat tinggi, internet tidak bisa Bagi mereka yang tempat tinggalnya dekat dengan
dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. free hot spot, maka hal itu adalah sesuatu yang
Kapanpun dan dimanapun, koneksi internet harus sangat menyenangkan. Tapi lain halnya bagi
tetap ada. Namun sayangnya, internet murah mereka yang letak rumahnya jauh dari fasilitas
sepertinya hanya menjadi impian setiap orang yang tersebut. Mereka akan kesulitan untuk
ada di Indonesia ini. mengaksesnya. Solusinya mereka harus membeli
antena grid, pigtail, AP client, outdoor box, POE
(Power Over Ethernet), pipa tower, beberapa puluh 2) Mempersiapkan Alat dan Bahan
meter kabel UTP, dan biaya instalasi. Jika dihitung Tahap selanjutnya adalah mempersiapkan alat-
tentu akan sangat mahal sekali. Maka sebagai alat dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk
solusi murahnya adalah dengan membuat antena membuat antena wajanbolic. Bahan-bahan
wajanbolic. Selain itu dengan antena wajanbolic yang termasuk piranti elektronik dibeli di toko
bisa didapat gain yang lebih besar. Dengan gain elektronik atau toko komputer. Bahan lainnya
yang lebih besar maka secara otomatis jangkauan dibeli di toko bangunan & toko peralatan
juga akan menjadi lebih jauh. rumah tangga. Sedangkan bahan yang sulit
Gunadi, adalah perintis antena wajanbolic untuk diperoleh tapi sekiranya bisa untuk
dan teknologi RT/RW-net yang menghubungkan dibuat sendiri maka bahan tersebut dapat
antara rumah dengan kantor melalui jaringan radio dibuat sendiri. Sebagian besar alat bisa
dengan membuat antena wajanbolic berfrekuensi diperoleh dengan mudah karena menggunakan
2,4 GHz. [1] alat-alat yang sederhana.
Penggunaan antena wajanbolic sebagai
solusi murah untuk membuat koneksi internet 3) Proses Pembuatan Antena Wajanbolic
didasari Keputusan Menteri No. 2 tahun 2005 Pada tahap ini, proses yang dikerjakan adalah
tentang frekuensi 2,4 GHz yang ditandatangani membuat antena wajanbolic. Diusahakan
oleh Hatta Rajasa. Keputusan Menteri ini pada pembuatan dilakukan dengan cara yang
dasarnya : [2] sesederhana mungkin dengan menggunakan
• Membebaskan izin frekuensi bagi penggunaan peralatan dan bahan yang sederhana namun
frekuensi 2,4 GHz tetap menghasilkan antena wajanbolic yang
• Membatasi daya pancar maksimum sebesar 100 baik dan rapi serta memiliki performansi yang
mW atau 20 dBm handal.
• Membatasi EIRP (Effective Isotropic Radiated
Power) pada pancaran antena sebesar 36 dBm 4) Melakukan Tes dan Komparasi
• Semua peralatan yang digunakan harus Tahapan berikutnya yaitu melakukan
mendapat sertifikasi dari POSTEL percobaan kuat sinyal (gain) yang didapat
Tujuan dari proyek ini adalah membuat antara wireless USB adapter tanpa antena
antenna wajanbolic yang bekerja pada frekuensi 2,4 wajanbolic dengan wireless USB adapter yang
GHz dengan menggunakan media wajan sebagai sudah terpasang pada antena wajanbolic. Juga
subantena. Juga dengan menggunakan alat-alat dan membandingkan antara gain yang didapat
bahan-bahan yang sederhana sehingga didapatkan antara antena grid konvensional dengan gain
harga yang lebih murah jika dibandingkan dengan yang didapat antena wajanbolic.
membeli antena grid. Selain itu, dengan Percobaan dan komparasi dibagi menjadi 2
menggunakan antena wajanbolic bisa didapat gain bagian, yaitu percobaan jarak pendek yang
antenna yang lebih besar bila dibandingkan dengan mempunyai tujuan utama untuk
wireless USB adapter standar sehingga jarak membandingan kekuatan penerimaan sinyal
jangkau antena juga bisa lebih jauh. antara wireless USB adapter tanpa wajanbolic
dengan yang terpasang pada wajanbolic, dan
2. Metodologi percobaan jarak jauh yang bertujuan utama
Perencanaan serta pembuatan antena untuk membandingkan kekuatan penerimaan
wajanbolic ini melalui tahap-tahap sebagai berikut : sinyal antara antena wajanbolic dengan antena
1. Studi literatur tentang permasalahan yang ada grid.
serta mengumpulkan data-data yang dianggap Percobaan jarak pendek dilakukan dengan cara
penting dan menunjang meletakkan sebuah access point di suatu
2. Mempersiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang tempat dan meletakkan antena wajanbolic di
dibutuhkan suatu tempat lain dengan jarak tertentu (<400
3. Memulai proses membuat antena wajanbolic meter). Dari jarak ini dilakukan pengukuran
4. Melakukan testing dan komparasi kuat sinyal antara wireless USB adapter yang
5. Melakukan analisa dan evaluasi. terpasang pada antena wajanbolic dengan yang
tidak terpasang pada antena wajanbolic.
1) Studi Literatur Sedangkan percobaan jarak jauh dilakukan
Dalam mempelajari bagaimana cara membuat dengan cara mencari sebuah free hot spot di
antena wajanbolic dilakukan pendalaman sutu tempat dan kita berusaha untuk
bahan-bahan literatur yang berhubungan melakukan pengukuran kuat sinyal pada jarak
dengan proyek akhir. Pendalaman literatur dan tertentu. Jarak bisa pada rentang 500 meter
pengambilan data dilakukan dengan cara sampai dengan 5 km tergantung dari gain
bowsing di intrenet, dari buku, atau meminjam antena. Pada jarak tersebut kita lakukan
buku dari perpustakaan sesuai dengan proyek pengukuran kuat penerimaan sinyal antara
terkait. antena wajanbolic dengan antena grid.
5) Analisa dan Evaluasi Penghitungan nilai titik fokus wajan
Tahapan terakhir dari proyek ini adalah dilakukan dengan menggunakan persamaan : [3]
melakukan analisa dan evaluasi hasil dari
pembuatan antena wajanbolic. Setelah itu Dw 2 (3-1)
dibuat kesimpulan sesuai dengan hasil fw=
analisanya. 16 dw

3. Pembuatan Sementara menghitung panjang pipa paralon


Pada dasarnya diperlukan 3 penghitungan yang diberi lakban alumunium (L) dan titik
utuk membuat antena wajanbolic, yaitu : [3] penempatan wireless USB adapter (S) diperlukan
langkah yang lebih panjang. Maka penghitunga
 Menghitung titik fokus wajan dan menghitung
harus dilakukan secara bertahap. Yang harus
panjang bagian pipa paralon yang tidak diberi
dihitung pertama kali adalah panjang gelombang
lakban alumunium.
radio 2,4 GHz (λ) yang ada di udara dengan
 Menghitung panjang pipa paralon yang harus
menggunakan persamaan : [3]
diberi lakban alumunium
 Menentukan lokasi penempatan wireless USB
C (3-2)
adapter pada pipa paralon λ=
Freq
Dimana :
λ = panjang gelombang radio 2,4 GHz di
udara
C = kecepatan cahaya di udara (299.792.458
meter/detik) dibulatkan menjadi
300.000.000 meter/detik
Freq = frekuensi operasi yang digunakan (2,437
GHz)

Sehingga bila nilai-nilai tersebut


dimasukkan ke dalam persamaan menjadi : [3]
(3-3)
3000
λ=
2437

λ=12,31 (3-4)

Gambar 3.1 Bagan penghitungan antena Jadi nilai panjang gelombang radio 2,4 GHz
wajanbolic di udara adalah 12,31 cm.
Dari nilai panjang gelombang 2,4 GHz (λ)
Pada gambar diatas diperlihatkan sebuah di udara, dapat ditentukan diameter dari pipa
bagan antena wajanbolic. Beberapa parameter yang paralon (D) yang bisa digunakan. Adapun diameter
digunakan adalah : [3] [4] pipa paralon yang bisa digunakan harus memenuhi
Dw = diameter wajan syarat : [3]
dw = kedalaman wajan
D = diamater paralon (3-5)
0,60 λ< 0,75 λ
fw = fokus wajan
L = panjang pipa paralon yang diberi lakban (3-6)
alumunium 7,4 cm< D<9,3 cm
S = titik tempat penempatan wireless USB
adapter Dalah hal ini, pipa paralon 3” yang memiliki
diameter 8,9 cm memenuhi syarat agar bisa
Beberapa parameter desain yang harus digunakan sebagai wave guide.
dihitung nilainya adalah fw (fokus wajan), L Selanjutnya dilakukan penghitungan
(panjang pipa paralon yang diberi lakban panjang gelombang (λ) frekuensi 2,4 GHz yang
alumunium), dan S (titik tempat penempatan merambat dalam pipa paralon (guiding wavelength)
wireless USB adapter). dengan simbol λG.
Yang perlu diperhatikan adalah panjang Rumus untuk menghitung panjang guiding
pipa paralon adalah fw+L. Dimana nilai fw sangat wavelength adalah : [3]
dipengaruhi oleh diameter (Dw) dan kedalaman
wajan (dw).
(3-7) 2. Mesin bor
3. Penggaris
Dimana : 4. Pulpen atau sepidol untuk menandai yang
λG = panjang guiding wavelength akan dipotong
λ = panjang gelombang radio 2,4 GHz di 5. Cutter
udara, bernilai 12,31 cm 6. Solder
D = lebar diameter pipa paralon yang 7. Papan kayu untuk alas pengeboran
digunakan, dlam hal ini pipa paralon 3” 8. Kabel ekstender listrik
mempunyai lebar 8,9 cm 9. Besi lancip/ paku untuk penanda titik yang
akan di bor
12,31 10. Palu
¿
(3-8)
λG 12,31
√ 1− ( 1,706∗8,9 ) Bahan
Sedangkan bahan-bahan yang diperlukan adalah :
1. Wajan
λG = 21,174 (3-9) 2. Pipa PVC 3 inci
3. Tutup pipa PVC 3 inci sebanyak 2 buah
Setelah nilai guiding wavelength diketahui, 4. Lakban alumunium
kita dapat menghitung panjang minimal dari pipa 5. Plat ”L” dari bahan non logam untuk
paralon yang diberi lakban alumunium (L). Karena dudukan WiFi USB
yang dihitung adalah panjang minimal dari L maka 6. Tie wrap/ tali plastik kecil
jika seandainya panjang dari pipa paralon yang 7. Mur baut kecil 2 buah untuk membaut
ditutup lakban alumunium lebih panjang dari nilai dudukan Wifi USB ke pipa paralon
minimum yang ditentukan akan lebih baik selama 8. Mur baut agak besar untuk meng-klem salah
tidak merusak konstruksi dari antena itu sendiri. astu tutup pipa paralon ke wajan
Adapun nilai panjang L minimal adalah : [3] 9. Rubber tape
10. Wireless USB adapter
Lminimal = 0,75 x λG (3-10)
3.1. Pembuatan Antena Wajanbolic
Lminimal = 15,88 (3-11) Langkah-langkah cara pembuatan antena
wajanbolic adalah sebagai berikut :
Dalam tugas akhir ini digunakan pipa 1. Persiapkan semua alat dan bahan yang
paralon 3” dengan diameter 8,9 cm. Maka panjang dibutuhkan
minimum dari pipa paralon yang ditutupi lakban 2. Lakukan perhitungan nilai fokus wajan (fw),
alumunium (Lminimum atau ¾λG) adalah 15,88 cm. λG/4 dan ¾ λG dengan file excel yang telah
Karena merupakan nilai minimum, supaya aman tersedia [5]
biasanya nilai dibulatkan ke atas. Dalam banyak
tutorial nilai ini biasanya dibulatkan menjadi 20
cm. Perlu diperhatikan bahwa panjang total pipa
paralon yang digunakan adalah nilai L+fw.
Setelah itu barulah ditentukan titik tempat
penempatan wireless USB adapter pada pipa
paralon (S atau ¼λG ). Untuk menentukan posisi
lokasi lubang S dari ujung pipa paralon dapat
digunakan persamaan : [3]

S = 0.25λG (3-12)

Untuk pipa paralon 3” yang digunakan Gambar 3.5 Penghitungan titik fokus wajan
dalam dalam tugas akhir ini, nilai S adalah 5,29
cm.
Untuk mempermudahkan penghi-tungan,
dapat dipergunakan file excel yang telah tersedia.
Alat-alat dan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam
pembuatan antena wajanbolic adalah sebagai
berikut : [1]

Alat
Alat yang diperlukan :
1. Gergaji besi
Gambar 3.6 Penghitungan nilai λG/4 dan ¾ λG Setelah selesai proses pembuatan antena
3. Tandai bagian tengah wajan dengan paku wajanbolic, maka tahap selanjutnya adalah
kecil pada bagian yang akan di bor pengukuran parameter-parameter antena, pengujian
4. Buat sedikit cekungan pada bagian tengah pada jaringan wireless LAN 2,4 GHz yang
wajan yang akan di bor dengan paku kecil bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh
sebagai penuntun saat pengeboran agar bor ketepatan hasil perancangan dan pembuatan antena
tidak mudah meleset perlu dilakukan pengukuran pada beberapa
5. Bor bagian dasar wajan tepat di tengah parameter antena. Beberapa hal yang perlu
6. Tandai salah satu tutup pipa paralon 3” pada diperhatikan dalam pengukuran adalah
bagian tengah kemudian bor menghindari gangguan pantulan (benda-benda
7. Sambungkan antara wajan dan salah satu disekitar tempat pengukuran), jarak antara
tutup pipa yang sudah di bor tadi dengan pemancar dan penerima.
mur baut serta beri ring diantara baut depan
dan belakang. Sambungan jangan terlalu 4.1. Pengukuran Pola Radiasi [6]
kencang karena pada wajan tipe tertentu Pengukuran pola radiasi dilakukan untuk
yang tipis hal ini dapat menyebabkan bagian mengetahui bagaimanakah bentuk pola radiasi
belakang tengah wajan penyok ke depan. antena wajanbolik yang telah dibuat. Selain itu
Hal ini akan membuat bentuk wajan tidak yang paling penting adalah mengetahui seberapa
simetris lagi. jauhkan antena yang telah dibuat telah sesuai
8. Lapisi tutup pipa paralon 3” yang satunya dengan harapan. Tentunya diharapkan hasil dari
dengan lakban alumunium di bagian pengukuran ini sesuai dengan teori, yaitu
dalamnya didapatkan pola radiasi antena yang terarah.
9. Potong pipa paralon 3” sepanjang nilai fw + Untuk mendapatkan hasil yang baik dari
¾λG sebagai wave guide pengukuran pola radiasi ada beberapa hal yang
10. Lubangi pipa paralon pada nilai λG/4 sesuai harus diperhatikan adalah menghindari gangguan
lebar wireless USB adapter pantulan dari benda disekitar pengukuran, tinggi
11. Buat 2 lubang di pipa paralon di dekat nilai antena default sebagai pemancar di sisi access point
λG/4 untuk membaut plat L (non logam) ke dengan antena horn piramidal yang diukur sebagai
pipa paralon penerima di sisi laptop haruslah sejajar dan lurus.
12. Lapisi pipa paralon dengan lakban Pola radiasi suatu antena merupakan karakteristik
alumunium di bagian luar sepanjang ¾λ G yang menggambarkan sifat radiasi antena pada
dari salah satu ujungnya. Hal ini medan jauh sebagai fungsi dari arah.
dimaksudkan agar sinyal yang telah masuk Peralatan yang digunakan dalam
ke dalam pipa paralon tidak terpancar keluar pengukuran ini adalah :
kembali mengingat fungsi dari pipa paralon 1. Antena wajanbolic
adalah sebagai wave guide, yang pada 2. Wireless USB adapter
antena kaleng, wave guide, terbuat dari 3. USB extension
bahan logam. 4. Laptop
13. Bor plat L (non logam) sebanyak 2 lubang di 5. Access Point
salah satu sisi untuk membaut plat L non 6. Tripod
logam ke pipa paralon dan buat beberapa 7. Penggaris busur derajat (360o)
cekungan di tepi salah satu sisi lainnya
untuk letak tie wrap agak tidak mudah
bergeser
14. Lapisi wireless USB adapter dengan rubber
tape, ikat ke plat L (non logam) dengan tali
plastik (tie wrap)
15. Baut plat L (non logam) ke pipa paralon
3 meter
dengan mur dan baut kecil
16. Sambungkan pipa paralon ke wajan dan
kemudian tutup dengan salah satu tutup pipa
yang telah dilapisi dengan lakban
alumunium di bagian dalamnya
17. Bor plat logam untuk membaut plat logam
ke wajanbolic dan untuk tempat clamp
18. Sambungakan clamp dengan plat logam Gambar 4.1 Diagram pengukuran antena
19. Sambungkan wajan dengan plat logam

4. Pengujian
Wajanbolic Kecil Pola Radiasi Vertikal Wajanbolic Besar Pola Radiasi Horisontal

Beamwidth = 21o Beamwidth = 3o

Wajanbolic Kecil Pola Radiasi Horisontal 4.2. Pengukuran Gain [6]


Untuk pengukuran gain maksimum antena
wajanbolic ini dilakukan dengan cara
membandingkan dengan wireless USB adapter
yang digunakan. Perhitungan yang digunakan
adalah dengan membandingkan level sinyal
maksimum yang diterima wireless USB adapter
dengan level sinyal maksimum yang diperoleh
antena wajanbolic. Untuk mengetahui nilai level
sinyal maksimum yang diterima oleh wireless USB
adapter adalah dengan mengkoneksikan wireless
USB adapter ke access point tanpa bantuan
wajanbolic ataupun waveguide.
Apabila pada wireless USB adapter telah
diketahui nilai level sinyal yang diterima, yaitu
pada frekuensi 2,4 GHz sebesar -44 dBi, maka dari
pengukuran diatas gain antena wajanbolic dapat
Beamwidth = 14o dihitung dengan menggunakan persamaan :

Wajanbolic Besar Pola Radiasi Vertikal Gt(dB) = (Pt(dBm) – Ps(dBm)) + Gs(dB) (4-1)

Dimana
Gt = Gain antena wajanbolic
Pt = Nilai level sinyal maksimum yang
diperoleh antena wajanbolic
Ps = Nilai level sinyal maksimal yang
diterima wireless USB adapter
Gs = Gain wireless USB adapter

Tabel 4.1 HASIL PENGUKURAN GAIN


Diamete
r Pt Ps Gs Gt
Wajan
40 cm -30 dBi -44 dBi 2,15 dBi 14 dBi
60 cm -22 dBi -44 dBi 2,15 dBi 22 dBi
Beamwidth = 13o

4.3. Polarisasi [6]


Untuk pengukuran polarisasi, saat wireless
USB adapter yang ada di dalam waveguide antena
wajanbolic berada pada posisi vertikal dan antena
pada access point juga pada posisi vertikal,
ternyata antena wajanbolic lebih efektif menangkap
gelombang sehingga polarisasi ini dinamakan
polarisasi vertikal. Dan sebaliknya saat wireless
USB adapter pada antena wajanbolic tetap pada
posisi vertikal dan antena pada access point
dirubah pada posisi horisontal, maka sinyal yang
ditangkap antena wajanbolic menjadi lebih lemah.
Hal ini dikarenakan telah terjadinya polarisasi
silang sehingga level sinyal yang ditangkap oleh
antena wajanbolic menjadi banyak yang loss.
Hal ini dibuktikan pada antena wajanbolic
besar, pada saat wireless USB adapter dan antena
access point sama-sama pada posisi vertikal, antena Gambar 4.2 Pengukuran directivity
wajanbolic dapat menerima sinyal maksimum
sebesar -22 dBi. Sedangkan saat wireless USB 5. Kesimpulan
adapter tetap pada posisi vertikal dan antena pada Berdasarkan hasil pengukuran dan analisa, maka
access point dirubah ke posisi horisontal maka dapatdisimpulkan bahwa antena wajanbolic adalah
level sinyal yang didapat lebih kecil yaitu -23 dBi. antena directional yang mempunyai keterarahan
sinyal. Mempunyai nilai HPBW (Half Power Beam
Tabel 4.2 HASIL POLARISASI Width) sebesar 21o untuk wajanbolic kecil
Diamete Polarisasi polarisasi vertikal, 14o untuk polarisasi horisontal,
r Vertika Horisont 13o untuk wajanbolic besar polarisasi vertikal, 3 o
Wajan l al untuk polarisasi horisontal. Mempunyai nilai gain
40 cm -30 dB -30 dB sebesar 16,15 dBi untuk antena wajanbolic kecil
dan 24,15 dBi untuk antena wajanbolic besar.
60 cm -22 -23 dBi Mempunyai polarisasi yang sejajar dengan antena
dBi pemancar. Serta mempunyai nilai directivity
sebesar 21,4 dB untuk antena wajanbolic kecil dan
4.4. Pengukuran Directivity [6] 30,2 dB untuk antena wajanbolic besar. Pada Tugas
Directivity suatu antena dapat diperkirakan Akhir ini, antena wajanbolic yang telah dibuat telah
dengan menggunakan pola radiasi yang dihasilkan berhasil sesuai performansi yang diharapkan. Hal
pada pengukuran pola radiasi bidang E dan bidang ini dapat dilihat dari pola radiasi yang dihasilkan,
H. Sudut tersebut dapat dicari dengan gain, dan directivity yang dimiliki oleh antena
menggunakan gambar pola radiasi. Dengan wajanbolic yang telah dibuat.
menandai titik setengah daya pada pola radiasi
kemudian menarik sudut pada titik tersebut. Ini Referensi
dilakukan untuk bidang E dan H. Sehingga dari
sudut yang didapat kita dapat mengukur directivity. [1] Gunadi, “Merakit Sendiri Wajanbolic Step-
Sehingga nilai directivity dicari dengan by-Step”, CHIP Edisi Oktober, 2007
perhitungan : [2] Onno W. Purbo, “Internet Wireless dan Hot
Spot”, P.T. Elex Media Komputindo, 2006
4π (4-2) [3] Onno W. Purbo, “Panduan Praktis RT/RW-
D=
( θH . θ E ) net & Antena Wajanbolic”, P.T. Prima
Infosarana Media, 2007
Atau jika dalam satuan decibel (dB) : [4] Onno W. Purbo, E-Goen, “Membuat Sendiri
Antena Wajanbolic & Kenthongan”, P.T.
Prima Infosarana Media, 2007
D ( dB )=10 log D (4-3)
[5] http://yb1zdx.arc.itb.ac.id/orari-
diklat/pemula/multimedia/foto-
Tabel 4.2 Directivity pada antena wajanbolic station/2.4ghz/wajanbolic-egoen/
N Diameter [6] Diyah Andari, Roose, ”Rancang Bangun
Directivity
o Antena Wajanbolic Antena Yagi-Uda Berbasis Algoritma
1 40 cm 21,4 dB Genetika Dan Implementasinya Pada Wireless
2 60 cm 30,2 dB LAN 2,4 GHz Sub Judul (Implementasi Pada
Wireless LAN 2,4 GHz)”, PENS-ITS, 2007
[7] Budi Aswoyo, “Antena & Propagasi”, PENS-
ITS, 2005.
[8] Raga Putra, Ery,”Disain Dan Implementasi
Antena Kaleng Pada Frekuensi 2,65 GHz”,
PENS-ITS, 2005.
[9] Salsabil, Syailendra, ”Pembuatan Antena
Omni Directional 2,4 GHz Untuk Jaringan
Wireless-LAN, PENS-ITS, 2006..

Anda mungkin juga menyukai