Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dalam Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 2001 Tentang Kepelabuhanan, Pelabuhan adalah
tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas tertentu sebagai tempat
kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar,
berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra
dan antar moda transportasi.
Fasilitas-Fasilitas Pelabuhan
Fasilitas bangunan pelabuhan adalah suluruh bangunan / konstruksi yang berada dalam daerah
kerja suatu pelabuhan baik itu di darat maupun di laut yang merupakan saran pendukung guna
memperlancar jalannya kegiatan yang ada dalam pelabuhan.
Fasilitas pelabuhan secara umum meliputi fasilitas pokok pelabuhan dan fasilitas penunjang.
a. Fasilitas pokok pelabuhan meliputi :
1. Perairan tempat labuh
1. Kolam labuh
2. Alih muat antar kapal
3. Dermaga
4. Terminal penumpang
5. Pergudangan
6. Lapangan penumpukan
7. Terminal peti emas, curah cair, curah kering dan RO-RO
8. Perkantoran untuk kegiatan pemerintahan dan pelayanan jasa
9. Fasilitas bunker
10. Instalasi air, listrik dan telekomonikasi
11. Jaringan jalan dan rel kereta api
12. Fasilitas pemadam kebakaran
13. Tempat tunggu kendaraan bermotor
b. Fasilitas penunjang pelabuhan meliputi :
14. Kawasan perkantoran untuk mengguna jasa pelabuhan;
15. Sarana umum;
16. Tempat penampungan limbah;
17. Fasilitas pariwisata, pos, dan telekomunikasi;
18. Fasilitas perhotelan dan restoran ;
19. Areal pengembangan pelabuhan;
20. Kawasan perdagangan;
21. Kawasan industri.
Fasilitas pelabuhan dapat juga dikategorikan berdasar fasilitas pelabuhan yang terdapat di laut dan
di darat.
1. Fasilitas pelabuhan di laut:
a. Alur pelayaran
Yaitu daerah yang dilalui kapal sebelum masuk ke dalam wilayah pelabuhan. Alur ayaran ini
dibagi menjadi 2(dua) bagian yaitu (pertama) artificial channel adalah alur yang sengaja
dibuat sebagai jalan masuk kapal ke dermaga dengan mengadakan pengerukan dan (kedua)
natural channel yaitu alur pelayaran yang telah terbentuk sedemikian rupa oleh alam.
b. Kolam Pelabuhan
Daerah disekitar dermaga yang digunakan kapal untuk melakukan aktivitasnya. Kolam
Pelabuhan Minimal harus memiliki ukuran Panjang (L)= B + 1,4 B + 1,5 B + 30m, dan Lebar
(W) = 1,5 B (dimana B = Lebar kapal) dan turning basin = 4 L tanpa tug boat dan 1,7 L sampai
dengan 2 L dengan tug boat
c. Breakwater/talud
Salah satu bangunan pelabuhan yang berfungsi untuk melindungi daerah pelabuhan dari
gelombang dan sedimentasi, yaitu dengan memperkecil tinggi gelombang sehingga kapal
dapat berlabuh dan bertambat dengan tenang serta dapat melakukan bongkar muat dengan
lancer. Talud ini dapat di bagi menjadi 3 jenis yaitu (a) penahan gelombang batu alam
(rubble mounds breakwater). (b) penahan gelombang batu buatan (artificial breakwater) (c)
penahan gelombang dinding tegak.
d. Dermaga
Sarana Tambatan Bagi Kapal Bersandar Untuk Bongkar/Muat Barang Atau
Embarkasi/Debarkasi Penumpang .
2. Fasilitas Pelabuhan di darat:
a. Jalan
adalah suatu lintasan yang dapat dilalui oleh kendaraan maupun pejalan kaki. lintasan ini
menghubungkan antara satu tempat dengan tempat yang lain. Fungsi jalan adalah untuk
melancarkan kegiatan bongkar muat di pelabuhan
b. Lapangan penumpukan barang
Lapangan penumpukan adalah lapangan di dekat dermaga yang digunakan untuk
menyimpan barang-barang yang tahan terhadap cuaca untuk dimuat atau setelah dibongkar
dari kapal.
c. Gudang
Gudang adalah bangunan yang digunakan untuk menyimpan barang-barang yang berasal
dari kapal atau yang akan dimuat ke kapal. Gudang dibedakan berdasarkan jenis (lini-I,
untuk penumpukan sementara dan lini-II sebagai tempat untuk melaksanakan
konsolidasi/distribusi barang)
d. Terminal penumpang
Terminal adalah lokasi khusus yang diperuntukan sebagai tempat kegiatan pelayanan
bongkar/muat barang atau petikemas dan atau kegiatan naik/turun penumpang di dalam
pelabuhan. Jenis terminal meliputi terminal petikemas, terminal penumpang dan terminal
konvensional.
Klasifikasi Pelabuhan
Pelabuhan dapat diklasifikasikan dilihat dari berbagai bidang,tergantung dari kegiatan yang
dilakukan serta menyangkut fungsinya sesuai dengan kepentingan yang dituju. Berikut ini beberapa
klasifikasi pelabuhan antara lain:
1. Ditinjau dari Segi Penyeleggaraannya
a. Pelabuhan Umum
Pelabuhan umum diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum .
Penyelenggaraan pelabuhan umum dilakukan oleh pemerintah dan pelaksanaannya dapat
dilimpahkan kepada badan usaha milik negara yang didirikan untuk maksud tersebut. Di
indonesia dibentuk empat badan usaha milik negara yang diberi wewenang untuk mengelola
pelabuhan umum diusahakan. Keempat badan usaha tersebut dalah : PT (Persero) Pelabuhan
Indonesia I berkedudukan di Medan, Pelabuhan Indonesia II berkedudukan di Jakarta,
Pelabuhan Indonesia III berkedudukan di Surabaya dan Pelabuhan Indonesia IV berkedudukan di
Ujung Pandang.
b. Pelabuhan khusus
Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan
tertentu. Pelabuhan ini tidak boleh digunakan untuk krprntingan umum, kecuali dalam keadaan
tertentu dengan ijin pemerintah. Pelabuhan khusus dibangun oleh suatu perusahaan baik
pemerintah maupun swasta yang berfungsi untuk prasarana pengiriman hasil produksi
perusahaan tersebut. Sebagai contoh adalah pelabuhan LNG Arun di Aceh yang digunakan
untuk mengirimkan hasil produksi gas alam cair ke daerah atau negara lain. Pelabuhan pabrik
alumunium Asahan di Kuala Tanjung Sumatra Utara digunakan untuk melayni import bahan
baku bauksit dan exort alumunium ke daerah / Negara lain.
2. Ditinjau Dari Segi Pengusahaannya
a. Pelabuhan yang diusahakan
Pelabuhan ini sengaja diusahakan untuk memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh
kapal yang memasuki pelabuhan untuk melakukn kegiatan bongkar-muat barang, menaik-
turunkan penumpang serta kegiatan lainnya. Pemakaian pelabuhan ini dikenakan biaya-biaya ,
seperti biaya jasa labuh, jasa tambat, jasa pemanduan, jasa penundaan, jasa pelayanan air
bersih, jasa dermaga, jasa penumpukan, bongkar-muat, dan sebagainya.
b. Pelabuhan yang tidak diusahakan
Pelabuhan ini hanya merupakan tempat singgah kapal/perahu , tanpa fasilitas bongkar muat ,
bea-cukai, dan sebagainya. Pelabuhan ini umumnya pelabunan kecil yang disubsidi oleh
pemerintah , dan dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jendral Perhubungan Laut.
3. Ditinjau dari fungsinya dalam Perdagangan Nasional dan Internasional
a. Pelabuhan laut
Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang bebas dimasuki oleh kapal-kapal berbendera asing.
Pelabuhan ini biasanya merupakan pelabuhan besar dan ramai dikunjungi oleh kapal-kapal
samudra.
b. Pelabuhan pantai
Pelabuhan pantai adalah pelabuhan yang disediakan untuk perdagangan dalam negeri dan oleh
karena itu tidak bebas disinggahi oleh kapal berbendera asing. Kapal asing dapat masuk ke
pelabuhan ini dengan memint ijin terlebih dahulu.
4. Ditinjau dari Segi Penggunaannya.
a. Pelabuhan ikan
Pada umumnya pelabuhan ikan tidak memerlukan kedalaman air yang besar, karena kapal-
kapal motor yang digunakan untuk menangkap ikan tidak besar. Di Indonesia pengusahaan ikan
relatif masih sederhana yang dilakukan oleh nelayan-nelayan dengan menggunakan perahu
kecil. Jenis kapal ikan ini bervariasi, dari yang sederhana berupa jukung sampai kapal motor. Di
Indonesia contoh pelabuhan ikan seperti Pelabuhan Ikan Cilacap. Pelabuhan ikan Cilacap berada
di Pantai Teluk Penyu dan menghadap ke Samudera Indonesia dengan gelombang cukup besar.
Pelabuhan tersebut merupakan pelabuhan dalam yang dibuat dengan mengeruk daerah
daratan untuk digunakan sebagai perairan pelabuhan. Dengan membuat kolam pelabuhan di
daerah darat, akan dapat mengurangi panjang pemecah gelombang . Tetapi, dengan demikian
dibutuhkan pengerukan yang lebih besar.
Pemecah gelombang dibuat dari tumpukan batu dengan lapis pelindung dari tetrapod. Biaya
pembuatan pemecah gelombang di laut dengan gelombang sangat besar akan mahal. Pemecah
gelombang ini hanya berfungsi untuk melindungi mulut pelabuhan (bukan perairan pelabuhan)
sehingga bisa lebih pendek dan murah. Fasilitas-fasilitas yang ada pada pelabuhan ini adalah
kantor pelabuhan, kantor syahbandar, pemecah gelombang, dermaga (pier/jetty), tempat
pelelangan ikan, penyedian air tawar, persediaan bahan bakar minya, pabrik Es, tempat
pelayanan/reparasi kapal (spilway), rambu suar, tempat penjemuran ikan dan perawatan jala.
b. Pelabuhan minyak
Untuk keamanan, pelabuhan minyak harus diletakkan agak jauh dari keperluan umum.
Pelabuhan minyak biasanya tidak memerlukan dermaga atau pangkalan yang harus dapat
menahan muatan vertikal yang besar, melainkan cukup membuatjembatan perancah atau
tambatan yang dibuat menjorok ke laut untuk mendapatkan kedalaman air yang cukup besar.
Bongkar muat dilakukan dengan pipa-pipa dan pompa-pompa Pipa-pipa penyalur diletakkan di
bawah jembatan agar lalulintas diatas jembatan tidak terganggu. tetapi pada tempat-tempat di
dekat kapal yang merapat, pipa-pipa dinaikkan ke atas jembatan guna memudahkan
penyambungan pipapipa.
Biasanya, di jembatan tersebut juga ditempatkan pipa uap untuk memebersihkan tangki kapal
dan pipa air untuk suplai air tawar. Karena jembatan tidak panjang, maka pada ujung kapal
harus diadakan penambatan dengan bolder atau pelampung pengikat agar kapal tdak bergerak.
Perkembangan ukuran kapal tangker yang cukup pesat mempunyai konsekuensi draft kapal
melampaui kedalaman air pelabuhan sehingga kapal tidak bisa berlabuh. Untuk itu kapal
tangker membuang sauh di laut dalam dan mengeluarkan minyak dengan mengguakan pipa
bawah laut, atau memindahkan minyak ke kapal yang lebih kecil dan mengangkutnya ke
pelabuhan.
c. Pelabuhan barang
Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas untuk bongkar muat
barang. Pelabuhan dapat berada di pantai atau estuari dari sungai besar. Daerah perairan
pelabuhan harus cuku tenang sehingga memudahkan bongkar muat barang. Pelabuhan barang
ini bisa dibuat oleh pemerintah sebagai pelabuhan niaga atau perusahaan swasta untuk
keperluan transport hasil produksinya seperti baja, alumunum, pupuk, batu bara, minyak dan
sebagainya. Sebagai contoh, Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara adalah pelabuhan
milik pabrik alumunium Asahan. Pabrik pupuk Asean dan Iskandar Muda juga mempunyai
pelabuhan sendiri.
Pada dasarnya pelabuhan barang harus mempunyai perlengkapan-perlengkapan berikut ini.
Dermaga harus panjang dan harus dapat menampung seluruh panjang kapal atau setidak-
tidaknya 80% dari panjang kapal. Hal ini disebabkan karena muatan dibongkar muat melalui
bagian muka, belakang dan ditengah kapal.
Mempunyai halaman dermaga yang cukup lebar untuk keperluan bongkar muat barang.
Barang yang akan dimuat disiapkan di atas dermaga dan kemudian diangkat dengan kran
masuk kapal. Demikian pulapembongkarannya dilakukan dengan kran dan barang
diletakkan di atas dermaga yang kemudian diangkut ke gudang.
Mempunyai gudang transito/penyimpanan di belakang halaman dermaga.
Tersedia jalan dan halaman untuk pengambilan /pemasukan barang dari dan ke gudang
serta mempunyai fasilitas reparasi.
d. Pelabuhan penumpang
Pelabuhan penumpang tidak banyak berbeda dengan pelabuhan barang. Pada pelabuhan
barang di belakang dermaga terdapat gudang-gudang , sedang untuk pelabuhan penumpang
dibangun stasiun penumpang yang melayani segala kegiatan yang berhubungan dengan
kebutuhan orang yang bepergian, seperti kantor imigrasi, duane, keamanan, direksi pelabuhan,
maskapai pelayaran, dan sebagainya. Barang-barang yang perlu dibongkar muat tidak begitu
banyak, sehingga gudang barang tidak perlu besar. Untuk kelancaran masuk keluarnya
penumpang dan barang, sebaiknya jalan masuk/keluar dipisahkan. Penumpang melalui lantai
atas dengan menggunakan jembatan langsung ke kapal, sedang barang-barang melalui
dermaga.
e. Pelabuhan campuran
Pada umumnya percampuran pemakaian ini terbatas untuk penumpang dan barang, sedangkan
untuk keperluan minyak dan ikan biasanya tetap terpisah. Tetapi bagi pelabuhan kecil atau
masih dalam taraf perkembangan, keperluan untuk bongkar muat minyak juga menggunakan
dermaga atau jembatan yang sama guna keperluan barang dan penumpang. Pada dermaga dan
jembatan juga diletakkan pipa-pipa untuk mengalirkan minyak.
f. Pelabuhan Militer
Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk memungkinkan gerakan cepat
kapal-kapal perang dan agar letak bangunan cukup terpisah. Konstruksi tambatan maupun
dermaga hampir sama dengan pelabuhan barang, hanya saja situasi dan perlengkapannya agak
lain. Pada pelabuhan barang letak/kegunaan bangunan harus seefisien mungkin, sedang pada
pelabuhan militer bangunan-bangunan pelabuhan harus dipisah-pisah yang letaknya agak
berjauhan.
5. Ditinjau Menurut Letak Geografis Dan Kontruksinya
Menurut letak geografisnya dan kontruksinya, pelabuhan dapat dibedakan menjadi pelabuhan
alam, semi alam dan pelabuhan buatan.
a. Pelabuhan alam
Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindungi dari badai dan gelombang secara
alam, misalnya oleh suatu pulau,jazirah atau terletak di teluk, estuari dan muara sungai. Di
daerah ini pengaruh gelombang sangat kecil. Pelabuhan cilacap yang terletak di selat antara
daratan Cilacap dan Pulau Nusakambangan merupakan contoh pelabuhan alam yang daerah
perairannya terlindung dari pengaruh gelombang yaitu oleh pulau Nusa Kambangan. Contoh
dari pelabuhan alam lainnya adalah pelabuhan Palembang, Belawan, Pontianak, New York, San
Fransisco, London, dsb yang terletak di muara sungai (estuari).
Estuari adalah bagian dari sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pada waktu
pasang air laut masuk ke hulu sungai. Saat pasang tersebut air sungai dari hulu terhalang dan
tidak bisa langsung dibuang ke laut. Dengan demikian di estuari terjadi penampungan air dalam
jumlah sangat besar. Pada waktu surut, air tersebut akan keluar ke laut . Karena volum air yang
dikeluarkan sangat besar, maka kecepatan aliran cukup besar yang dapat mengerosi endapan di
dasar sungai. Lama periode air pasang dan surut tergantung pada tipe pasang surut. Untuk
pasang surut tipe diurne periode air pasang dan surut masing-masing adalah sekitar 12 jam .
Sedang tipe semi diurne periode adalah 6 jam. Karena adanya pasang surut tersebut maka
kedalaman air di estuari cukup besar, baikpada waktu air pasang maupun surut, sehingga
memungkinkan kapal-kapal untuk masuk ke daerah perairan tersebut. Di estuari ini tidak
dipengaruhi oleh gelombang, tetapi pengaruh arus dan sedimentasi cukup besar.
b. Pelabuhan buatan
Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi dari pengaruh gelombang
dengan membuat bangunan pemecah gelombang (breakwater). Pemecah gelombang ini
membuat daerah perairan tertutup dari laut dan hanya dihubungkan oleh suatu celah atau
mulut pelabuhan untuk keluar masuknya kapal. Di dalam daerah tersebut dilengkapi dengan
alat penambat. Bagunan ini dibuat mulai dari pantai dan menjorok ke laut sehingga gelombang
yang menjalar ke pantai terhalang oleh banguan tersebut. Contoh dari pelabuhan ini adalah
pelabuhan Tanjung priok , Tanjung Mas dsb.
c. Pelabuhan semi alam
Pelabuhan ini merupakan campuran dari kedua tipe di atas. Misalnya suatu pelabuhan yang
terlindungi oleh lidah pantai dan perlindungan buatan hanya pada alur masuk. Pelbuhan
bengkulu adalah contoh dari pelabuhan ini. Pelabuhan bengkulu memanfaatkan teluk yang
terlindung oleh lidah pasir untuk kolam pelabuhan. Pengerukan dilakukan pada lidah pasir
untuk membentuk saluran sebagai jalan masuk/keluar kapal. Contoh lainnya adalah muara
sungai yang kedua sisinya dilindungi oleh jetty. Jetty tersebut berfungsi untuk menahan
masuknya transpor pasir sepanjang pantai ke muara sungai , yang dapat menyebabkan
terjadinya pendangkalan.
Pemilihan Lokasi Pelabuhan
1. Tinjauan topografi dan geologi
Keadaan topografi daratan dan bawah laut harus memungkinkan untuk membangun suatu
pelabuhan dan kemungkinan untuk pengembangan di masa akan datang. Daerah daratan
harus cukup luas untuk membangun suatu fasilitas pelabuhan seperti: dermaga, jalan,
gudang dan daerah industri.
Kondisi geologi menentukan sulit tidaknya melakukan pengerukan daerah perairan dan
kemungkinan untuk menggunakan hasil pengerukan tersebut untuk menimbun daerah lain.
2. Tinjauan pelayaran
Pelabuhan yang akan dibangun harus mudah dilalui kapal-kapal yang akan menggunakannya.
Kapal yang berlayar dipengaruhi oleh faktor-faktor alam seperti: angin, gelombang, arus. Faktor
tersebut semakin besar apabila pelabuhan terletak di pantai yang terbuka ke laut dan
sebaliknya pengaruhnya berkurang pada pelabuhan yang terletak pada daerah yang terlindung
secara alam.
3. Tinjauan gelombang dan arus
Gelombang menimbulkan gaya yang bekerja pada kapal dan bangunan pelabuhan. Untuk
menghindari gangguan gelombang tersebut dibuat bangunan pelindung yang disebut pemecah
gelombang.
4. Tinjauan kedalaman air
Kedalaman laut sangat berpengaruh dalam perencanaan pelabuhan. Di laut yang mengalami
pasang surut variasi muka air kadang-kadang cukup besar. Tinggi pasang surut yang kurang dari
5 meter masih dapat dibuat pelabuhan terbuka. Bila pasang surut lebih dari 5 meter, maka
harus dibuat suatu pelabuhan tertutup yang dilengkapi dengan pintu air untuk memasukkan
dan mengeluarkan kapal.
Persyaratan Teknis Pelabuhan
Pelabuhan harus mampu melindungi kapal dari iklim buruk selama berada di pelabuhan;
Pelabuhan tidak berada di suatu lokasi yang mempunyai daerah belakang (hinterland) yang
subur dengan populasi penduduk yang padat;
Harus ada hubungan yang mudah antara transportasi air dan darat, seperti: jalan raya dan
kereta api, sehingga barang-barang dapat diangkut dari dan ke pelabuhan dengan mudah dan
cepat;
Pelabuhan harus menjamin kemudahan perpindahan penumpang dan barang;
Pengerukan mula (capital dredging) dan pemeliharaan pengerukan (maintenance dredging)
yang minim;
Kapal-kapal yang mencapai pelabuhan harus bisa membuang sauh selama menunggu untuk
merapat ke dermaga guna bongkar muat barang atau mengisi bahan bakar;
Kapal harus dapat dengan mudah keluarmasuk pelabuhan dan bebas dari gangguan
gelombang dan cuaca;
Tersedia ruang gerak kapal di dalam kolam dan dalam pelabuhan;
Keadaan air harus cukup agar kapal terapung meskipun air dalam keadaan surut, sehingga
untuk itu perlu:
- Diusahakan perbedaan pasang-surut yang relatif kecil, serta pengendapan (sedimentasi)
harus dapat dihilangkan/dikecilkan;
- Kedalaman air yang cukup;
Pelabuhan harus mempunyai fasilitas bongkar muat barang dan gudang-gudang penyimpan
barang, serta penyediaan peralatan bongkar muat yang memadai.
Pembuatan tambatan/dermaga diusahakan sedemikian rupa agar:
- Biaya awal dan biaya pemeliharaan minim, tetapi kuat memikul muatan, peralatan dan
tumbukan kapal pada saat menambat;
- Letak dan bentuk tambatan yang mampu menampung bermacam jenis kapal dengan sarat
(draft) dan atau panjang kapal yang berlainan;
- Mempunyai ukuran (dimensi) yang cukup untuk melaksanakan bongkar muat;
- Dapat dilakukan penanganan bongkar muat barang khusus (curah);
Cukup mempunyai tempat-tempat penyimpanan tertutup (gudang transit) atau lapangan
terbuka (open storage) untuk menampung muatan;
Fasilitas prasarana lain yang mendukung, yaitu air bersih, listrik, telepon dan minyak yang cukup
untuk melayani kapal dan muatan;
Muatan diusahakan bebas dari gangguan, misalnya: terhadap pencurian dan bahaya kebakaran;
Tersedia fasilitas pemeliharaan minimal baik bagi kapal dan peralatan;
Tersedia fasilitas perkantoran untuk para karyawan di pelabuhan;
Masih memungkinkan untuk perluasan/pengembangan pelabuhan;
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pelabuhan
1. Faktor-faktor umum
a. Kebutuhan hidup
b. Kegiatan ekonomi
c. Penjelajahan dunia baru
2. Pertambahan jumlah penduduk
Penyebaran jumlah penduduk agar merata perlu adanya akomodasi yang memadai dengan
fasilitas-fasilitas pelabuhan yang perlu ditingkatkan.
3. Pertumbuhan industry
Sumber daya yang besar mendorong meningkatnya kegiatan industry, dengan adanya sumber
daya khususnya sumder daya manusia menyebabkan perkembangan industry sangat pesat,
serba modern dan canggih. Dengan keadaan tersebut, kelompok industry menghasilkan
sejumlah kebutuhan yang diperlukan dalam kehidupan. Guna mendukung pertumbuhan
ekonomi perlu penyebaran barang-barang hasil industry, salah satunya melalui akomodari laut
yang dimana diduking oleh pelayaran. Semakin lama keadaan ini terus meningkat, begiru pula
dengan perkembanga akomodasi laut yang notabena didukung oleh pelabuhan dengan fasilitas-
fasilitas penunjang yang terus meningkat seiring meningkatnya kegiatan industry.
4. Pertumbuhan industry minyak
bahan bakar minyak merupakan salah satu kebutuhan yang terbesar dan berpengarus sangat
luar biasa terhadap perkembangan suatu Negara. Indonesia merupakan salah satu pengekspor
minyak dunia, tentu saja hal tersebut harus didukung oleh akomodasi yang pantas. Pelabuhan
minyak adalah akodasi yang paling umum digunakan, yang dimana peningkatan kegiatan ekspor
minyak menyebabkan peningkatan fasilitas-fasilitas pendukung pelabuhan guna memperlancar
kegiatan tersebut
5. Perkembangan pelabuhan-pelabuhan khusus
Pelabuhan khusus adalah pelabuhan yang diperuntukkan menangani bongkar muat barang
dengan fasilitas-fasilitas yang khusus juga. Kegitan bongkar muat dilakukan agar seefisien
mungkin, untuk itu peralatan-peralatan penunjang yang diperlukan khusus dan memrlukan area
yang tidak sempit. Untuk memperlancar kegiatan tersebut maka pelabuhan itu perlu adanya
peningkatan fasilitas-fasilitasnya.
6. Modernisasi pelabuhan
Pelabuhan tidak sepenuhnya akan tetap dengan keadaan baik dan dalam kondisi sedemikian
saja, rehabilitasi dan modernisasi dilakukan seiring dengan perkembangan teknologi dan
kemajuannya. Guna mendukung setiap kegiatan yang ada di pelabuhan tersebut, modernisasi
sangat penting dilakuakan. Dalam perkembangannya, pembangunan pelabuhan dapat
dibedakan menjadi dua kategori yaitu fasilitas general cargo dan fasilitas barang-barang khusus
yang dimana keduanya disertai dengan pembangunan konstruksi yang baru serta modernisasi
dan rehabilitasi.
Penerapan teknologi modern dalam mempercepat pekerjaan bongkar muat barang seperti
cargo unitization dalam angkutan laut dan penerapan economics. Unitization muatan meliputi
berbagai cara agar sejumlah muatan berukuran kecil digabung menjadi satu kesatuan dan
dapat dikerjakan (bongkar muat) sebagai satu kesatuan pallets atau container dengan kapal
guna ganda. Muatan yang dijadika satu menjadi kesatuan (pressrun cargo) tidak memerlukan
kapal khusus dan dapat diangkut dalam kapal break bulk. Unitization dapat meredusir diaya
bongkar muat, tetapi perlu ditekankan bahwa penghematan yang dilakukan oleh sistem ini
sangat peka terhadap sifat dan volume muatan pada suatu trayek. Untuk hal tersebut, kembali
pada fasilitasfasilitas yang dibuat untukmendukung kegiatan tersebut membuat pelabuhan
semakin berkembang dengan peningkatan di setiap kekurangannya.
7. Perkembangan dunia armada
Seperti yang telah diketahui pada perkembangan kapal-kapal niaga yang dibuat semakin besar
dan memiliki kecepatan yang tinggi. Menimbangi keadaan tersebut kondisi pelabuhan juga
dituntut bias menampung kapal-kapaltersebut. Disisi lain biaya investasi kapal-kapl bertambah
besar, sehingga efisiensi operation perlu ditingkatkan agar keuntungan penerapan economics
of scale dapat dimanfaatkan.
8. Kemajuan dalam perancangan konstruksi pelabuhan
Kemajuan konstruksi pelabuhan sangat mendorong dalam perkembangan pembangunan
pelabuhan di dunia maupun di Indonesia. Dalam dekade terkhir banyak dijumpai berbagai
konstruksi yang menakjubkan dari pelabuhan itu sendiri. Beberapa kemajuan yang paling
penting dalam perancangan konstruksi dapat terlihat dengan dukungan seperti : Mekanika
Tanah, angin, arus (pasangsurut) dan gelombang, pemecah gelombang, beton, sistem fender,
perlindungan terhadap korosi, berbagai metode baru dalam penanganan penumpang, serta
kemajuan dalam bidang industri konstruksi.
RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN TANJUNG PERAK
Tanjung Perak merupakan pelabuhan tersibuk kedua di Indonesia setelah Tanjung Priok di Jakarta.
Pelabuhan ini juga menjadi pelabuhan utama di wilayah Indonesia Timur. Pelabuhan Tanjung Perak
memberikan suatu kontribusi yang cukup besar bagi perkembangan ekonomi dan memiliki peranan
yang penting tidak hanya bagi peningkatan lalu lintas perdagangan di Jawa Timur tetapi juga di
seluruh Kawasan Timur Indonesia.
Mengingat pentingnya pelabuhan Tanjung Perak di kawasan Jawa Timur, usaha-usaha
pengembangan terus dilakukan oleh Pelabuhan Tanjung Perak yang diarahkan pada perluasan
dermaga khususnya dermaga kontainer, perluasan dan penyempurnaan berbagai fasilitas yang ada,
pengembangan daerah industri di kawasan pelabuhan, pembangunan terminal penumpang dan
fasililas-fasilitas lainnya yang berkaitan dengan perkembangan pelabuhan-pelabuhan modern.
Salah satu pengembangan pelabuhan yang akan dilakukan oleh PT Pelindo III, adalah dengan
memeperluas lapangan penumpukan barang pada pelabuhan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi
waiting time kontainer maupun kapal atau kargo masuk pelabuhan yang selama ini dikeluhkan
masyarakat. Dengan mengurangi durasi waiting time, arus barang masuk dan pelabuhan Tanjung
Perak dapat lebih dipercepat.
Rencana pengembangan pelabuhan Tanjung Perak yang lain adalah dengan menerapkan sistem
satu terminal berfungsi tunggal, yang artinya terjadi spesialisasi dimana satu terminal hanya
digunakan untuk satu jenis barang. Saat ini, satu terminal di kawasan itu bisa digunakan beragam
fungsi, mulai bongkar muatan besi, curah hingga bongkar muat kontainer.
Misalnya adalah Terminal Jamrud, akan diarahkan untuk terminal curah kering internasional. Saat
ini terminal itu digunakan untuk curah campuran, besi, kargo hingga curah cair. Adapun terminal
Berlian akan digunakan untuk peti kemas meski sekarang masih digunakan pula untuk curah kering.
Terminal Mirah akan digunakan curah kering domestik. Spesialisasi terminal ini akan dapat
meningkatkan kinerja keuangan perusahaan hingga 25% sampai 30%. Selain itu, dengan adanya
spesialisasi, masuk dan keluarnya barang dapat lebih tertata sehingga otomatis akan dapat
meningkatkan kinerja dari pelauhan Tanjung Perak.
Pengembangan pelabuhan juga dapat dilakukan dengan menambahkan moda transportasi yang
sesuai sehingga dapat meningkatkan efektifitas pelabuhan. Pada pelabuhan Tanjung Perak, telah
terdapat rencana penyediaan alat pengangkut kontainer otomatis (ACT) untuk mendukung upaya
peningkatan perekonomian di Surabaya dan kota-kota lain di Jatim. Dijelaskan, ACT merupakan
moda transportasi horizontal peti kemas untuk membantu pendistribusian peti kemas dari
pelabuhan ke depo dan dari depo ke pelabuhan atau sebaliknya. Dengan terbangunnya ACT
tersebut sekaligus untuk menunjang kelancaran pengiriman barang pada kawasan Indonesia timur.
Namun meski dengan semua rencana tersebut, pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak sebagai
pelabuhan utama berkelas internasional berpotensi besar terhambat dengan semakin dangkal dan
sempitnya alur pelayaran barat Surabaya akibat adanya sampah atau hambatan seperti kabel
bawah laut, pipa, dan bangkai kapal. Karena itu,upaya pendalaman dan pelebaran alur menjadi
sangat mendesak. Setelah kawasan pelabuhan bersih dari segala hambatan, pelabuhan baru bisa
dikembangkan menjadi pelabuhan berskala lebih besar.