Anda di halaman 1dari 4

1

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan mata kuliah yang wajib
diikuiti mahasiswa jurusan Fisika untuk program studi Fisika. Mata kuliah ini
termasuk mata kuliah perilaku berkarya yang berorientasi pada pencapaian
korelasi ilmu dengan aplikasinya di dunia kerja. Mata kuliah PKL ini juga
merupakan sarana untuk memperoleh pengalaman secara langsung di
lapangan. Artinya, mahasiswa diharapkan dapat menerapkan ilmu yang telah
diperoleh di Perguruan Tinggi melalui mata kuliah PKL. PKL ini dapat
menunjang keterampilan serta kepiawaian mahasiswa untuk mengetahui
metode-metode pengolahan dari instrument yang digunakan di lapangan serta
memahami prinsip kerja dari instrument tersebut.
PKL dilakukan pada instansi-instansi atau perusahaan yang berbadan
hukum resmi yang telah direkomendasikan oleh Ketua Jurusan Fisika dan
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Padang. Penempatan mahasiswa di lapangan harus disesuaikan dengan
Konsentrasi Bidang Kajian (KBK) mahasiswa tersebut. Hal ini bertujuan
untuk memperkuat konsep untuk masing-masing KBK yang telah didalami di
Perguruan Tinggi.
PKL untuk KBK elektronika dan instrumentasi dalam hal ini difokuskan
kepada kajian analisis instrument yang digunakan di Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ketaping - Bandar Udara Internasional
Minangkabau di jalan raya bandara Ketaping Padang Pariaman. Dahulunya
2

BMKG ini bertempat di Tabing namun saat ini sudah pindah di daerah
Ketaping. BMKG Ketaping berfungsi secara teknis untuk melakukan
pengamatan udara permukaan (sinoptik) dan udara atas (aerologi), sedangkan
untuk pendataan dan prediksi cuaca dilakukan pada bagian pengolahan
(forcester) yang ada di BIM dengan memanfaatkan operasi Radar yang
menghasilkan citra satelit.
Cuaca dan iklim menjadi faktor yang sangat penting untuk diamati karena
parameternya berlangsung dinamis secara terus menerus. Selain itu, cuaca
dan iklim merupakan faktor lingkungan yang pengaruhnya signifikan
terhadap kehidupan makhluk hidup. Oleh sebab itu, informasi berupa data
atau keterangan tentang cuaca dan iklim sangat diperlukan. Data yang benar
dan lengkap, melalui analisis meteorologi dan klimatologi akan membuka
kejelasan tentang gejala dan perilaku cuaca maupun keadaan iklim setempat
serta dapat membuat manusia melakukan usaha optimasi bidang kegiatannya.
Dengan penerapan ilmu dan teknologi yang tepat, cuaca dan iklim dapat
dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan.
Kajian meteorologi dan klimatologi dapat dimanfaatkan dalam hal
perencanaan, pelaksanaan, dan pendugaan hasil pada berbagai kegiatan.
Penerapan ilmu cuaca dan iklim tersebut di antaranya pada bidang
penerbangan (perhubungan), kelautan, pertanian, kehutanan, teknik sipil, dan
kesehatan. Realisasinya, informasi mengenai data cuaca dan iklim ini
bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap akibat negatif yang
ditimbulkan oleh keadaan cuaca dan iklim yang ekstrim, menyesuaikan
3

penyelenggaraan aktivitas dan usaha dengan cuaca dan iklim untuk daerah
setempat, dan menerapkan teknologi pemanfaatan sumber daya sesuai dengan
cuaca dan iklim tertentu.
Meteorologi terdiri dari beberapa parameter pengamatan yaitu
pengamatan udara permukaan (sinoptik) dan udara atas (aerologi), kemudian
dilanjutkan dengan pengamatan citra dari radar untuk pengolahan dan
prediksi cuaca (forecaster). Pengamatan udara permukaan atau sinoptik
merupakan pengamatan parameter cuaca yang dilakukan secara kontinu untuk
waktu pengamatan tiap jam. Unsur yang diamati antara lain suhu udara
permukaan, kelembaban udara permukaan, tekanan udara permukaan,
perawanan, dan keadaan cuaca. Ketinggian lapisan permukaan yang
diidentifikasi oleh alat sinoptik terukur maksimum adalah 10 meter,
sedangkan untuk pengamatan udara atas atau aerologi dilakukan setiap enam
jam sekali dengan memanfaatkan radiosonde dan pilot balon. Unsur yang
diamati adalah suhu udara atas, kelembaban udara atas, tekanan udara atas,
serta arah dan kecepatan angin. Ketinggian lapisan yang dicapai oleh
pengukuran maksimum instrument adalah 30 kilometer di atas permukaan
atau mencapai lapisan troposfer.
Radiosonde adalah salah satu instrument yang digunakan untuk
mengukur cuaca. Instrument ini dapat mendeteksi kelembaban udara, arah
angin dan kecepatan angin,serta temperatur udara. Radiosonde memiliki
sensor-sesor yang berperan dalam pengukuran variabel tersebut.oleh karena
itu dalam penulisan laporan praktek kerja lapangan ini penulis mengangkat
4

judul Analisis Radiosonde Sebagai Instrument Pengukur Temperatur,
Kelembaban, Arah Dan Kecepatan Angin Di Stasiun Meteorologi
Ketaping
A. Tujuan
Tujuan praktek lapangan dibagi menjadi dua,
1. Tujuan Umum
a. Memberikan bekal pengalaman dunia kerja kepada mahasiswa
b. Membina kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam memecahkan
persoalan-persoalan yang terjadi di lapangan
c. Menjalin hubungan timbal balik yang positif antara dunia pendidikan dengan
dunia industri yang saling membutuhkan.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan tentang jenis-jenis sensor yang digunakan pada robot packer
b. Menjelaskan analisis rangkaian sensor pada robot packer
c. Menjelaskan sistem kerja sensor pada robot packer
B. Perumusan Masalah
Pada laporan praktek kerja lapangan ini dapat dirumuskan masalah
bagaimana hasil pelaksanaan PKL dan Analisis Radiosonde Sebagai Instrument
Pengukur Temperatur, Kelembaban, Arah Dan Kecepatan Angin Di Stasiun
Meteorologi Ketaping
C. Batasan masalah
Dalam penulisan laporan kerja praktek ini, masalah yang akan dibahas
terbatas pada Analisis Radiosonde Sebagai Instrument Pengukur Temperatur,
Kelembaban, Arah Dan Kecepatan Angin Di Stasiun Meteorologi Ketaping

Anda mungkin juga menyukai