BAB XX
HUKU
M
A. PENDAHULUAN
XX/3
Sesuai dengan arahan dan tujuan tersebut di
atas, dalam tahun keempat Repelita V telah
dilanjutkan dan ditingkatkan serangkaian
kebijaksanaan dan langkah-langkah pelaksanaan
pembangunan hukum yang meliputi: (1)
Pembaharuan hukum secara lebih terarah dan
terpadu, yang ditunjang oleh pengkajian, penelitian,
naskah akademis, peraturan perundang-undangan
serta pengembangan dokumentasi dan informasi
hukum; (2) Peningkatan kadar kesadaran hukum
masyarakat melalui kegiatan penyuluhan dan
penerangan hukum; (3) Pemberian bantuan hukum
dan konsultasi hukum bagi para pencari keadilan
dari golongan masyarakat yang kurang mampu; (4)
Peningkatan penegakan hukum dengan lebih
memantapkan kedudukan dan peranan badan-badan
penegak hukum sesuai dengan tugas dan
kewenangan masing-masing serta meningkatkan
hubungan kerja sama dan koordinasi antara sesama
aparat penegak hukum untuk pemantapan
persamaan dalam persepsi . tentang keadilan dan
kebenaran; (5) Pembinaan peradilan dengan
meningkatkan proses pelayanan peradilan,
melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan
para hakim (umum, tata usaha negara, agama dan
militer), pembentukan Pengadilan Tata Usaha
Negara baik tingkat pertama maupun handing
secara bertahap serta pembinaan terhadap para
penasehat hukum dan pengacara; (6) Pemantapan
pembinaan narapidana, anak didik dan klien
pemasyarakatan melalui pendekatan sosial edukatif
dengan tetap memperhatikan aspek keamanan dan
kesadaran masyarakat untuk menerimanya kembali
serta pemberian rehabilitasi sosial dan resosialisasi
sebagai usaha reintegrasi yang sehat dengan
masyarakat; (7) Peningkatan pelayanan hukum
kepada masyarakat, antara lain melalui
penyederhanaan prosedur, organisasi,
penyempurnaan peraturan perundang-undangan
serta perizinan di berbagai bidang hukum; (8)
Pendidikan dan pelatihan tenaga teknis hukum yang
diarahkan agar mereka lebih peka terhadap
perkembangan kesadaran hukum dan rasa keadilan
masyarakat.
XX/4
B. PELAKSANAAN KEGIATAN
a. Pembaharuan Hukum
1) Undang-Undang
XX/5
TABEL XX — 1
XX/6
Tambahan dan Perubahan Atas Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Tahun Anggaran 1991/92; (8) Undang-Undang Nomor 18
Tahun 1992 tentang Perhitungan Anggaran Negara Tahun Anggaran
1989/90; (9) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek;
(10) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1992 tentang Pembentukan
Pengadilan Tinggi Agama di Yogyakarta, di Bandar Lampung dan di
Jambi; (11) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang
Pelayaran; (12) Undang-Undang Nomor 22 tahun 1992 tentang
Penetapan Perpu Nomor 1 Tahun 1992 tentang Penangguhan Mulai
Berlakunya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan; (13) Undang-Undang Nomor 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan; (14) Undang-Undang Nomor 24 Tahun
1992 tentang Penataan Ruang; (15) Undang-Undang Nomor 25
Tahun 1992 tentang Perkoperasian; (16) Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1993 tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara Surabaya; (17) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1993
tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang; (18)
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1993 tentang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1993/94.
2) Peraturan Pemerintah
Dalam tahun 1992/93 telah dihasilkan 87 buah Peraturan
Pemerintah (PP), di antaranya: (1) Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun 1992 tentang Tenaga Pendidikan; (2) Peraturan Pemerintah
Nomor 39 Tahun 1992 tentang Peran Serta Masyarakat dalam
Pendidikan Nasional; (3) Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun
1992 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah dengan Titik Berat
pada Daerah Tingkat II; (4) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
1992 tentang Obligasi Perusahan Umum (PERUM) Listrik Negara;
(5) Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 1992 tentang Pajak
Penghasilan Perusahaan Reksa Dana; (6) Peraturan Pemerintah
Nomor 62 Tahun 1992 tentang Sektor-Sektor Usaha Perusahaan
Pasangan Usaha Dari Perusahaan Modal Venture Dalam Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang PPH sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1991; (7)
Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1992 tentang Pengertian
XX/7
Daerah Terpencil dan Jenis Imbalan dalam Bentuk Natura
dan/Kenikmatan dalam Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1983 tentang PPH sebagaimana diubah dengan Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1991; (8) Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun
1992 tentang Bank Umum; (9) Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 1992 tentang Bank Perkreditan Rakyat; (10) Peraturan
Pemerintah Nomor 72 Tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan Prinsip
Bagi Hasil; (11) Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992
tentang Penyertaan Usaha Perasuransian; (12) Peraturan Pemerintah
Nomor 76 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja; (13)
Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun
Lembaga Keuangan; (14) Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun
1993 tentang Obligasi Perusahaan Umum (PERUM) Pegadaian; (15)
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan
Telekomunikasi; (16) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1993
tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986
tentang Jangka Waktu Izin Perusahaan Modal Asing; (17) Peraturan
Pemerintah Nomor 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Alam;
(18) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1993 tentang Bentuk
dan Isi Surat Paten; (19) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun
1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga
Kerja; (20) Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1993 tentang
Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1985 tentang Hak
Keuangan/Administrasi Jaksa Agung, Panglima Angkatan
Bersenjata, Gubernur BI sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 56 Tahun 1992; (21) Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 1993 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah
Nomor 14 Tahun 1985 tentang Pemberian Tunjangan Penggerak
Kebangsaan/Kemerdekaan Sebagaimana dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 1992; (22) Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 1993 tentang Tata Cara Permintaan Pendaftaran
Merek; (23) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1993 tentang
Barang Atau Jasa bagi Pendaftaran Merek.
XX/8
3) Keputusan Presiden
XX/9
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Kesederhanaan Hidup; (14)
Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1992 tentang Perincian
Anggaran Belanja Pembangunan Tahun Anggaran 1992/93; (15)
Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1992 Tentang Pengesahan
Agreement between The Government of The Republic of Indonesia
and The Government of The Republic of Hungary for The
Promotion and Protection of Investigation; (16) Keputusan Presiden
Nomor 54 Tahun 1992 tentang Penetapan Pulau Sumbawa sebagai
Daerah Transmigrasi; (17) Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun
1992 tentang Penangguhan PPN dan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah serta tidak Dipungut PPH Pasal 21 atas Impor Barang Dalam
Rangka Kegiatan; (18) Keputusan Presiden Nomor 64 Tahun 1992
tentang Perpanjangan Batas Usia Pensiun Bagi Pegawai Negeri Sipil
yang Menduduki Jabatan Pustakawan; (19) Keputusan Presiden
Nomor 4 Tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional; (20)
Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 1993 tentang Pengesahan
Persetujuan Perdagangan antara Pemerintah RI dan Pemerintah
Republik Chili; (21) Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 1993
tentang Hari Pekerja Nasional; (22) Keputusan Presiden Nomor 10
Tahun 1993 tentang Pencabutan Keputusan Presiden tentang Susunan
Organisasi Universitas/Institut Negeri; (23) Keputusan Presiden
Nomor 15 Tahun 1993 tentang Pembentukan Pengadilan Negeri di
Maliana; (24) Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1993 tentang
Pembentukan Pengadilan Tata Usaha Negara di Kupang, Ambon dan
Jayapura; (25) Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1993 tentang
Pembentukan Kelompok Kerja untuk Membantu Presiden dalam
Melaksanakan Keputusan Konperensi Tingkat Tinggi Gerakan Non
Blok ke 10; (26) Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang
Penyakit yang timbul karena Hubungan Kerja.
4) Instruksi Presiden
XX/10
Tahun 1992 tentang Sensus Pertanian Tahun 1992; (3) Instruksi
Presiden Nomor 3 Tahun 1992 tentang Pengadaan Kapal-kapal
Perang untuk Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut; (4)
Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 1992 tentang Kebijaksanaan
Pembangunan dalam rangka menunjang Pengembangan Propinsi
Riau; (5) Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 1992 tentang Penetapan
Harga Dasar Gabah.
XX/11
Teknologi Bayi Tabung; (2) Perkembangan Bentuk dan Penggunaan
Surat Berharga dalam Praktek Perbankan; (3) Lembaga-lembaga
Hukum Adat di Timor Timur (lanjutan); (4) Faktor-faktor yang
mendukung timbulnya kejahatan oleh Pelaku Usia Muda dan
Dewasa; (5) Pengawasan dan Perlindungan Tenaga Kerja di Sektor
Formal di Bidang Garment; (6) Aspek Hukum Masalah Tindak
Pidana Transnasional; (7) Aspek Hukum Masalah Jaminan Kredit;
(8) Kedudukan Wanita di dalam Perkawinan menurut Hukum dan
dalam Kenyataan; (9) Aspek Hukum Kerja Sama Badan Usaha
Koperasi, BUMN dan Badan Usaha Swasta; (10) Manajemen dan
Organisasi Penyusunan Peraturan Perundang-undangan; (11)
Masalah Pengawasan dalam Pelaksanaan Kredit Luar Negeri; (12)
Aspek Hukum Penggunaan Tanah dalam rangka Pengembangan
Kawasan Industri; (13) Perlindungan Hukum bagi Dokter dan
Akseptor dalam Program KB; (14) Aspek Hukum Transnasional
Pembangunan dan Pengoperasian Reaktor Nuklir; (15) Peranan
Kejaksaan dalam Pengawasan Orang Asing; (16) Masalah Peninjauan
Kembali dan Grasi; (17) Upaya Pemantapan Peran Kejaksaan di
Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara.
XX/12
Sementara itu, pada tahun 1992/93 telah dapat dihasilkan pula
8 (delapan) Naskah Akademis Peraturan Perundang-undangan yang
meliputi topik-topik:
XX/13
Informasi Hukum dan diarahkan pada pembinaan dan pemantapan
Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum, baik antara unit
jaringan di tingkat pusat maupun dengan unit jaringan di tingkat
daerah. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain meliputi
Komputerisasi Peraturan Perundang-undangan dan Non Peraturan
Perundang-undangan, Yurisprudensi dan lain-lain bahan hukum yang
dapat dimanfaatkan bersama secara optimal baik oleh para pejabat,
hakim, lembaga profesi hukum maupun oleh masyarakat pada
umumnya.
XX/14
Di samping itu dilaksanakan pula kegiatan penerangan hukum serta
keteladanan dan kepeloporan aparat penegak hukum dalam mematuhi
ketentuan-ketentuan hukum. Kegiatan itu bertujuan untuk
meningkatkan kadar kesadaran hukum masyarakat sehingga setiap
anggota masyarakat mengetahui dan paham akan hak dan
kewajibannya sebagai warga negara, demi tegaknya hukum,
keadilan, perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia,
ketertiban, ketenteraman, kepastian hukum dan terbentuknya perilaku
setiap warga negara Indonesia yang taat pada hukum. Penyuluhan
hukum dilaksanakan dalam bentuk langsung dan tidak langsung,
penyuluhan Keluarga Sadar Hukum, kegiatan Jaksa Masuk Desa dan
Jaksa Masuk Laut. Dengan langkah-langkah tersebut kesadaran
Hukum Masyarakat dapat ditingkatkan dan diperluas jangkauan serta
kualitasnya, sehingga masyarakat dapat memberi dukungan optimal
bagi penegakan dan penerapan hukum.
XX/15
kegiatan Temu Sadar Hukum yang bertujuan agar masyarakat
berkesempatan menyuluh dirinya sendiri apabila menghadapi suatu
masalah hukum dan mengerti cara terbaik untuk menyelesaikan
persoalan yang timbul. Kegiatan Temu Sadar Hukum ini
dilaksanakan dengan cara sambung rasa, simulasi bidang hukum,
tebak tepat dan lomba keluarga sadar hukum. Materi yang
diprioritaskan untuk disuluhkan antara lain meliputi masalah-masalah
narkotika, hak cipta, acara pidana, pengelolaan lingkungan hidup,
pertanahan, pemerintahan desa serta perkawinan. Pada tahun
1992/93 telah terbina 2.651 kelompok keluarga sadar hukum yang
melibatkan 265.100 orang yang tersebar di 27 propinsi.
XX/16
maupun perkara perdata yang seluruhnya berjumlah 1.550 perkara.
Pemberian konsultasi hukum dilaksanakan melalui kerja sama dengan
berbagai Fakultas Hukum pada Universitas Negeri maupun
Universitas Swasta yang meliputi kasus pidana dan perdata. Dalam
kegiatan konsultasi ini diberikan penjelasan, petunjuk, nasehat dan
saran kepada anggota masyarakat yang menghadapi masalah hukum
agar ia mengetahui dan memahami persoalan hukum yang sedang
dihadapinya. Pemberian konsultasi hukum pada tahun 1992/93 telah
mencakup 7.550 kasus perkara pidana dan perdata.
a. Pembinaan Peradilan
XX/17
cukup menggembirakan karena mengalami penurunan sebesar 18,0%
atau sebanyak 297.713 perkara.
XX/18
buah gedung Pengadilan Tata Usaha Negara, yaitu di Ambon,
Jayapura dan Kupang (Tabel XX-2).
b. Penegakan Hukum
XX/19
khusus, sejumlah 738 perkara yang terdiri dari 345 perkara ekonomi,
389 perkara korupsi dan 4 perkara subversi.
Bekerja sama dengan aparat penegak hukum lainnya telah
pula ditangani secara terpadu penanggulangan berbagai masalah yang
timbul akibat perbuatan-perbuatan negatif yang menimbulkan
tendensi pertentangan antar suku, agama dan golongan sebagai akibat
dari adanya kesenjangan sosial ekonomi yang merenggangkan
solidaritas sosial. Demikian juga terhadap masalah yang
menimbulkan pengaruh negatif terhadap golongan pemuda dalam
bentuk peredaran narkotika dan obat-obatan berbahaya lainnya, serta
dalam upaya peningkatan observasi, deteksi, pencatatan dan telaahan
di bidang politik, keamanan, ekonomi dan sosial budaya, lalu lintas
orang asing, peredaran barang cetakan serta masalah aliran
kepercayaan dalam masyarakat yang dapat mengganggu keamanan.
Peningkatan penegakan hukum juga dilaksanakan dalam
rangka pelaksanaan Pemilu tahun 1992 dan dalam mengamankan
serta mensukseskan Sidang Umum MPR tahun 1993. Untuk
menunjang tugas-tugas penegakan hukum, pada tahun 1992/93 telah
dilaksanakan peningkatan prasarana fisik berupa pembangunan baru
4 (empat) gedung Kejaksaan Negeri/Cabang Kejaksaan Negeri di
Liwa (Lampung), Suai, Aileu dan Los Palos (Timtim), serta
rehabilitasi sebanyak 79 gedung Kejati/Kejari/Cabjari (Tabel XX-2).
XX/20
TABEL XX — 2
XX/21
1
TABEL XX — 3
XX/22
TABEL XX — 4
XX/23
TABEL XX - 5
KEDATANGAN DAN KEBERANGKATAN DARI DAN/ATAU KE LUAR NEGERI,
1988/89 - 1992/93
(orang)
XX/24
bidang keimigrasian sehubungan dengan arus keluar masuknya orang
Indonesia dan orang asing dari dan ke wilayah Indonesia, maka
pelacakan dan penindakan terhadap orang-orang asing yang tidak
mentaati ketentuan-ketentuan yang berlaku terus dilancarkan.
Pelacakan dan penindakan ini antara lain dilancarkan terhadap
orang-orang asing yang melakukan kegiatan atau usaha yang tidak
sah di wilayah Republik Indonesia. Pengawasan terhadap
pengeluaran paspor Republik Indonesia juga lebih diperketat untuk
mencegah terjadinya penyalahgunaan oleh mereka yang tidak
berhak.
c. Pembinaan Pemasyarakatan
XX/25
lihatkan kemajuan yang cukup menonjol, khususnya dalam hal
pemberian keterampilan seperti beternak, pekerjaan kerajinan tangan
dan lain-lain. Demikian pula pembinaan keagamaan, kesadaran
hukum, kesadaran berbangsa dan bernegara serta pembinaan
kepribadian lainnya. Pembinaan terhadap narapidana dan anak didik
dalam bidang pendidikan melalui pendidikan luar sekolah berupa
Kelompok Belajar Paket A tetap dilanjutkan. Terutama bagi anak
didik serta narapidana usia muda yang berada di dalam 6 (enam)
Lembaga P e m a s y a r a k a t a n , 14 (empat b e t a s ) L e m b a g a
Pemasyarakatan Anak Negara dan 1 (satu) Lembaga Pemasyarakatan
Pemuda, telah dilaksanakan kegiatan yang meliputi pembinaan
kehidupan beragama, pembinaan kepramukaan serta pembinaan
keterampilan.
XX/26
Lembaga Pemasyarakatan/Rumah Tahanan Negara/Cabang
Rumah Tahanan Negara hingga tahun 1992/93 seluruhnya berjumlah
375 buah yang tersebar di 27 propinsi. Lima di antaranya baru mulai
berfungsi pada tahun 1992/93 ini, yaitu Rumah Tahanan Jantho
(Aceh), Rumah Tahanan Muara Bulian (Jambi), Rumah Tahanan
Baucau (Timtim), Rumah Tahanan Balikpapan (Kalimantan Timur)
serta Lembaga Pemasyarakatan Soa Siu (Maluku). Jumlah seluruh
narapidana, anak didik dan tahanan di seluruh propinsi sampai
dengan akhir Maret 1993 tercatat sebanyak 44.286 orang. Jumlah
narapidana dan tahanan yang terbanyak berturut-turut terdapat di
Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Selatan dan DKI
Jakarta. Sedangkan Daerah paling sedikit jumlah narapidana dan
tahanannya ialah Propinsi Sulawesi Tenggara (Tabel XX-6).
XX/27
TABEL XX - 6
JUMLAH LEMBAGA PEMASYARAKATAN/TAHANAN,
1988/89 - 1992/93
+) Angka diperbaiki
XX/28
Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI) sebanyak
15.841 buah, pengesahan Badan Hukum sebanyak 40.172 buah,
pengesahan Perubahan Nama Keluarga sebanyak 2.034 buah dan
permohonan Grasi sebanyak 415 buah. Selanjutnya, di bidang Hak
Paten, Cipta dan Merek, pada tahun 1992/93 telah diberikan
penyelesaian Hak Cipta sebanyak 2.608 permohonan, Paten sebanyak
4.640 permohonan dan Merek sebanyak 23.826 permohonan.
XX/29
T A B E L XX — 7
PENDIDIKAN/LATIHAN TE NA GA PENEGAK H U K U M
D A N TENA GA TEKNIS L A IN N Y A ,
(orang )
XX/30
usahawan, pelajar atau mahasiswa maupun sebagai tenaga kerja yang
akan bekerja keluar negeri. Penyederhanaan prosedur keimigrasian
telah dilakukan dengan memberikan pembebasan dari keharusan
memiliki izin berangkat/bebas exit permit. Pembebasan ini mulai
berlaku tanggal 17 Agustus 1992 bagi setiap warga negara Indonesia
pemegang paspor biasa atau Surat Perjalanan Laksana Paspor, yang
akan melakukan perjalanan keluar negeri.
XX/31