Anda di halaman 1dari 24

KUMPULAN SOAL DAN JAWABAN

OPERATI ON STRATEGI C AND PROCESS


MANAGEMENT




Oleh:
Dicky Adityawarman
55113110121





Program Studi Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mercubuana
2013-2014




1. Operasional Secara Global
Soal:
Dalam situasi dan kondisi yang terus berkembang, maka banyak perusahaan membuat keputusan untuk
mengembangkan bisnis ke dunia internasional. Apa yang menjadi alasan yang mendasari perusahaan
menjadi global?. Analisa SWOT sangat penting dalam mengembangkan bisnis ke dunia internasional
karena sangat baik dalam mengorganisir informasi dan menyajikan solusi, mengidentifikasi hambatan
dan menekankan pada peluang. Menurut anda apakah definisi dari analisa SWOT dan berikan satu
contoh mengenai analisa SWOT!

Jawaban:
Alasan kuat yang mendasari perusahaan menjadi global, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Efisiensi Biaya
Banyak cara yang telah dilakukan oleh perusahaan yang beroperasi secara internasional untuk
dapat mengurangi berbagai biaya antara lain dengan:
a. Pemilihan lokasi yang menyediakan biaya tenaga kerja rendah.
b. Pemanfaatan adanya kesepakatan perdagangan yang berdampak pada
2. Perbaikan Manajemen Rantai Pasokan
Dengan menempatkan fasilitas di negara dimana sumber daya tertentu berada maka pengelolaan
manajemen rantai pasokan dapat lebih terjamin.
3. Pemberian produk yang lebih baik
Karena karakteristik produk yang diinginkan konsumen sangat bervariasi dan ditentukan oleh
masing-masing lokasi maka banyak perusahaan yang beroperasi secara internasional
menempatkan diri di negara dimana produknya dipasarkan misalnya disesuaikan dengan budaya
yang berlaku .
4. Menarik pasar Baru
Perusahaan yang wilayah pemasarannya di dalam negeri sudah terbatas maka dapat
memanfaatkan pasar luar negeri yang masih terbuka.
5. Belajar untuk beroperasi yang lebih baik
Banyak perusahaan melakukan kerjasama dengan perusahaan lain dari negara lain untuk alih
teknologi, mengadakan riset bersama ataupun kerjasama dalam desain serta kegiatan
operasional lainnya.
6. Bisa mendapatkan dan mempertahankan bakat global
Perusahaan yang memiliki karyawan yang baik, dapat memberikan kesempatan karir yang lebih
baik dengan cara beroperasi secara global sehingga dapat memper tahankan karyawan .
SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan
(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu
proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths,
weaknesses,opportunities,dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari
spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan
yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis
dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam
gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan
(weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang ada,
selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan
terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman
(threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

- S = Strength, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program
pada saat ini.
- W = Weakness,.adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau
program pada saat ini.
- O = Opportunity, adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang di luar
organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa depan.
- T = Threat, adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar
organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di masa depan.
Kerangka analisis SWOT
Berikut adalah kerangka analisis SWOT beserta contoh penempatannya ;
Kekuatan S Kelemahan W
- Dukungan politik
- Dana yang tersedia
- Pengalaman pasar
- Kepemimpinan yang kuat
- Proyek sangat kompleks
- Mungkin menjadi merugikan
- Mungkin memiliki dampak
lingkungan
- Sumber daya staf yang sudah
meregang
Peluang O Ancaman T
- Proyek dapat meningkatkan ekonomi lokal
- Akan meningkatkan keamanan
- Proyek akan meningkatkan citra publik
perusahaan
- Kendala lingkungan
- Penundaan waktu
- Perlawanan dapat berubah

Contoh analaisis SWOT usaha BAKSO
1. Strengths | Kekuatan
- Warga sekitar menyukai makanan berkuah
- Konsep yang ditawarkan menggunakan Wifi
- Kurangnya tempat nongkrong anak mudah
- Harga merakyat
- Konsep anak muda
- Menggunakan konsep lesehan
- Mudah di akses
- Memiliki website dan forum pribadi
- Mengutamakan Brand
- Bebas bahan pengawet
Hal yang dilakukan setelah analisis
- Mengutamakan bebas bahan pengawet
- Mengelola dengan baik website dan forum
- Menonjolkan konsep anak muda
- Mempertahankan harga merakyat
2. Weakness | Kelemahan
- Banyak Pesaing
- Kurangnya kemampuan membuat bakso yang disukai banyak orang
- Modal untuk memulai usaha masih kurang
- Modal besar
- Masih belum ada Brand
Hal yang dilakukan setelah analisis
- Menjadikan pesaing sebagai motivasi
- Meminimalisir biaya / modal
- Membuat brand yang unik
3. Opportunities | Kesempatan
- Dengan daya inovatif dan kreatif usaha ini memiliki kesempatan besar untuk menguasai pasar.
- Belum banyak tempat makan Sederhana yang memasang Wifi
- Jarangnya tempat nongkrong untuk anak muda yang biasanya mencari tempat yang memiliki
akses Wifi
- Malam minggu biasanya menjadi favorit anak muda untuk berkumpul bersama teman2.
- Memberikan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar
Hal yang dilakukan setelah analisis
- Merekrut tenaga kerja dari warga sekitar
- Memasang dan merawat Wifi
- Mempertahankan konsep yang inovatif
4. Threats | Ancaman
- Wifi terkadang memiliki gangguan
- Harga bahan baku yang meningkat, otomatis harga bakso juga semakin mahal
- Banyak pesaing yang mengikuti konsep yang telah kita buat.

Hal yang dilakukan setelah analisis
- Merawat Wifi dan menyiapkan tekhniksi yang siap dihubungi 24 jam
- Mengusahkan mempertahankan harga
- Mempertahankan pengunjung dengan inovasi baru.


2. Forecasting
Soal:
Untuk melakukan peramalan diperlukan metode tertentu dan metode mana yang digunakan tergantung
dari data dan informasi yang akan diramal serta tujuan yang hendak dicapai. Dalam prakteknya
terdapat berbagai metode peramalan.Sebutkan Jenis-Jenis metode dalam forecasting yang anda ketahui,
berikan 1 contoh pemodelan forecasting!

Jawaban:
Jenis-Jenis metode dalam forecasting







Metode Kuantitatif
1. Time Series atau Deret Waktu
Analisis time series merupakan hubungan antara variabel yang dicari (dependent) dengan
variabel yang mempengaruhi-nya (independent variable), yang dikaitkan dengan waktu
seperti mingguan, bulan, triwulan, catur wulan, semester atau tahun.
Dalam analisis time series yang menjadi variabel yang dicari adalah waktu.
Metode peramalan ini terdiri dari :
a.Metode Smoting, merupakan jenis peramalan jangka pendek seperti perencanaan
persediaan, perencanaan keuangan. Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk mengurangi
ketidakteraturan data masa lampau seperti musiman.
b.Metode Box Jenkins, merupakan deret waktu dengan menggunakan model matematis dan
digunakan untuk peramalan jangka pendek.
c.Metode proyeksi trend dengan regresi, merupakan metode yang dignakan baik untuk jangka
pendek maupun jangka panjang. Metode ini merupakan garis trend untuk persamaan
matematis.
2. Causal Methods atau sebab akibat
Merupakan metode peramalan yang didasarkan kepada hubungan antara variabel yang
diperkirakan dengan variabel alin yang mempengaruhinya tetapi buakn waktu. Dalam
prakteknya jenis metode peramalan ini terdiri dari :
a) Metode regresi dan kolerasi, merupakan metode yang digunakan baik untuk jangka
panjang maupun jangka pendek dan didasarkan kepada persamaan dengan teknik least
squares yang dianalisis secara statis.
b) Model Input Output, merupakan metode yang digunakan untuk peramalan jangka
panjang yang biasa digunakan untuk menyusun trend ekonomi jangka panjang.
c) Model ekonometri, merupakan peramalan yang digunakan untuk jangka panjang dan
jangka pendek.

Contoh Forecasting (Time Series)
Penjualan Produk X pada tahun 2010 adalah sebagai berikut:

Waktu Bulan Penjualan
1 Januari 1143
2 Februari 1037
3 Maret 857
4 April 757
5 Mei 948
6 Juni 660
7 Juli 683
8 Agustus 809
9 September 1078
10 Oktober 696
11 November 777
12 Desember 672
Jumlah 10117


Tentukan peramalan penjualan pada bulan ke-18 dan bulan ke-25!
Penyelesaian
Dari tabel di atas akan dibuat deskripsi data ke dalam bentuk poligon agar dapat memudahkan
menganalisis data. Berikut ini adalah poligon data dari data hasil penjualan produk X pada tahun 2010:


A. Tabulasi Data:


B. Menentukan Model Persamaan Matematika:
1) Trend Linier
Dari tabel tabulasi data di atas, maka diperoleh:


Setelah itu masukan nilai a dan b ke dalam persamaan Yt = a + bt , sehingga menjadi sebuah
persamaan trend linier Yt = 843,08+ 13.t.
2) Trend Kuadratik


Setelah itu nilai a, b dan c dimasukan ke dalam persamaan Yt = a + bt + ct
2
, sehingga menjadi sebuah
persamaan trend kuadratik Yt = 790,65 + 13.t + 1,1.t
2
.
3) Trend Eksponensial

Setelah itu nilai a dan b dari hasil perhitungan di atas dimasukan ke dalam persamaan Yt = a.b
t
,
sehingga menjadi sebuah persamaan trend eksponensial Yt = 828,58 + 0,99
t
.
C. Ketepatan Model Peramalan
1) Trend Linier
Yt = 843,08+ 13.t


2) Trend Kuadratik
Yt = 790,65 + 13.t + 1,1.t
2


3) Trend Eksponensial
Yt = 828,58 + 0,99
t


Pembahasan
Data pengamatan runtun waktu untuk perubahan hasil penjualan produk X di tahun 2010 setiap
bulannya, dapat diketahui bahwa perubahan nilai runtut waktu pengamatan dari bulan ke bulan
jumlahnya cukup bervariasi berupa peningkatan dan penurunan.
Jumlah penjualan tertinggi terjadi pada bulan Januari sebanyak 1143. Penurunan penjualan tertinggi
terjadi pada bulan Juni sebanyak 660. Keterangan tersebut memperlihatkan perubahan nilai runtun
waktu pengamatan yang fluktuatif.
Sebelum dilakukan perhitungan, akan dihitung Mean Square Error (MSE) terlebih dahulu. Hal ini
dilakukkan untuk mencari trend mana yang paling tepat dan memiliki kesalahan terkecil untuk
dijadikan acuan peramalan. Berikut ini adalah perhitungan MSE dari trend linier, trend kuadratik, dan
trend eksponensial:
1) MSE Trend Linier

2) MSE Trend Kuadratik

3) MSE Trend Eksponensial

Dari perhitungan MSE di atas, bahwa nilai MSE dari trend kuadratik merupakan yang terkecil. Jadi
dapat diketahui bahwa trend kuadratik pada peramalan ini memiliki kecendrungan kesalahan yang
paling rendah dibanding dengan trend linier dan trend eksponensial.

Berikut ini adalah poligon dari permalan penjualan produk X.


Dari perhitungan menggunakan trend kuadratik di atas, maka dapat diramalkan penjualan produk X
pada bulan ke-18 adalah sebanyak 1074, dan untuk bulan ke-25 sebanyak 1816. Dapat dilihat pada
kurva di atas, pada bulan ke-12 sampai dengan bulan ke-25 terlihat bahwa jumlah penjualan produk X
dari bulan ke bulan mengalami peningkatan.
Contoh: Forecasting (Sebab Akibat - Regresi)
Analisa Korelasi
Analisa korelasi digunakan untuk menentukan hubungan sebab akibat antara beberapa variabel.
Persamaan Tren : Y = a + bX


|
|
.
|

\
|
=

n
X b Y
a

=
X n
Y X XY n
b

Untuk mengetahui hubungan saling ketergantungan antara dua variabel maka dilakukan dengan
menghitung nilai koofisien korelasi (r). Bila koofisien korelasi menunjukkan angka 1 atau mendekati
1, bearti pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel independen (Y) adalah besar, baik
posisitif maupun negatif. Tetapi bila koofisien korelasi menunjukkan nol maka pengaruh tersebut kecil
sekali. Kalau koofisien korelasi adalah nol maka tidak ada pengaruhnya sama sekali.

( ) ( )




=
Y Y n X X n
Y X XY n
r
Contoh :
Misalkan penjualan susu bayi tergantung dengan besarnya tingkat kelahiran di suatu wilayah, artinya
terdapat dua variabel yakni tingkat penjualan dan tingkat kelahiran. Apabila X adalah tingkat kelahiran
dan Y adalah tingkat penjualan susu bayi maka persamaan regresi dan nilai korelasinya adalah sebagai
berikut :
Tahun Penjualan
(Y)
X XY X Y
2004 130 3 0 0 16900
2005 145 4 145 1 21025
2006 150 5 300 4 22500
2007 165 6 495 9 27225
2008 170 7 680 16 28900
Y = 760 X=25 XY = 1620 X=30 Y= 116550

b =
(5)(3900) (25)(760)
(5)(135) (25)
2
=
19500 19000
675 625
=
500
50
= 10

a =
760(10)(25)
5
=
760250
5
=
510
5
= 2
Maka persamaan regresi :Y = 102 + 10 X
Maka nilai korelasi
) 760 ( ) 116500 ( 5 ) 25 ( ) 135 ( 5
) 760 ( 25 ) 3900 ( 5


= r
r = 0,985
Hal ini bearti pengaruh tingkat kelahiran sangat besar dan posisitif terhadap tingkat permintaan susu
bayi. Bila tingkat kelahiran meningkat maka permintaan terhadap susu bayi meningkat, sebaliknya bila
tingkat kelahiran menurun maka permintaan terhadap susu bayi juga menurun.

Kesimpulan:
Kedua model tersebut pada dasarnya mempunyai keuntungan dalam kondisi tertentu. Model deret
berkala seringkali dapat digunakan dengan mudah untuk meramal sedangkan model kausal dapat
digunakan dengan keberhasilan yang lebih besar dalam pengambilan keputusan.

3. Strategi Lokasi
Soal
Masalah lokasi sangat memengaruhi risiko dan keuntungan perusahaan secara
keseluruhan. Misalnya biaya pengangkutan bahan mentah yang masuk atau
produk jadi yang ke luar dari perusahaan, dapat mencapai seperempat dari harga
jual produk. Selain itu lokasi juga dapat memengaruhi biaya pajak, upah, biaya
bahan baku, dan sewa. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan
strategi lokasi! Metode apa saja yang dapat digunakan dalam menyelesaikan
masalah lokasi, berikan 1 contoh metode yang anda ketahui!

Jawaban
Keputusan Pemilihan Lokasi Negara - Adapun faktor yang dipertimbangkan :
1. Resiko politik yang dihadapi, peraturan yang ada, sikap pemerintah, serta
insentif pemerintah.
2. Permasalahan budaya dan ekonomi , termasuk budaya korupsi
3. Lokasi pasar karena produk yang telah dibuat harus dapat diserap oleh pasar
agar keberlangsungan perusahaan dapat terjamin.
4. Ketersediaan tenaga kerja, upah buruh, produktifitas, karena unsure tenaga
kerja adalah sangat penting bagi perusahaan.
5. Ketersediaan pasokan, komunikasi dan energi, hal ini disebabkan
ketergantungan perusahaan pada hal-hal tersebut karena tanpa bahan baku,
komunikasi maupun energi maka perusahaan tidak dapat beropoperasi.
6. Resiko nilai tukar mata uang, karena mata uang dari suatu Negara yang
sangat fluktuatif akan berdampak sangat signifikan bagi kegiatan bisnis.

Keputusan Pemilihan Lokasi Daerah (Region) Faktor yang dipertimbangkan
diantaranya:
1. Keinginan perusahaan
2. Segi-segi yang menarik dari wilayah tersebut (budaya, pajak, iklim)
3. Ketersediaan tanaga kerja, upah serta sikap terhadap serikat kerja
4. Biaya dan ketersediaan pelayanan umum.
5. Peraturan mengenai lingkungan hidup.
6. Insentif dari pemerintah.
7. Kedekatan dengan bahan baku dan konsumen.
8. Biaya tanah dan pendirian bangunan.

Keputusan Lokasi untuk memilih tempat (site) Adapun faktor pertimbangannya:
1. Ukuran dan biaya lokasi
2. Sistem transportasi udara, kereta, jalan bebas maupunb jalur laut.
3. Pembatasan daerah.
4. Kedekatan dengan jasa / pasokan yang dibutiuhkan.
5. Permasalahan dampak lingkungan.

Di samping globalisasi, sejumlah factor lain juga memengaruhi keputusan lokasi. Faktor-fakter
tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Produktivitas Tenaga Kerja
Saat memutuskan sebuah lokasi,manajemen mungkin tergiur dengan tingkat upah yang rendah
pada suatu daerah. Dengan tingkat pendidikan yang rendah atau kebiasaan kerja yang buruk,
pekerja yang tidak terlatih mungkin bukan merupakan hal yang baik bagi perusahaan walaupun
upahnya rendah. Demikian pula pekerja yang tidak dapat atau tidak konsisten dalam bekerja
tidak memberikan kebaikan bagi organisasi walaupun upahnya rendah.
2. Resiko Nilai Tukar dan Mata Uang
Walaupun tingkat upah buruh dan produktifitas dapat membuat sebuah negara terlihat
ekonomis, tingkat nilai tukar yang tidak menguntungkan dapat menghilangkan penghematan
yang telah dilakukan. Perusahaan terkadang dapat mengambil keuntungan dari nilai tukar yang
menguntungkan dengan memindahkan lokasi atau mengekspor produk kenegara asing. Walau
demikian ,nilai mata uang asing di hampir semua negara terus berfluktuasi.
3. Biaya-biaya
Biaya lokasi dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu biaya nyata dan biaya tidak nyata. Biaya
nyata adalah biaya-biaya yang dapat di identifikasi langsung dan dihitung cepat. Biaya nyata
meliputi biaya layanan umum,tenaga kerja, bahan baku, pajak, penyusutan, serta biaya lain
yang dapat biaya lain yang dapat di identifikasi oleh departemen akuntansi dan pihak
manajemen. Sedangkan Biaya tidak nyata adalah biaya yang meliputi pendidikan, fasilitas
transportasi umum, sikap masyarakat terhadap industri dan perusahaan , serta kualitas dan sikap
calon pekerja. Biaya tidak nyata juga meliputi variabel kualitas hidup seperti iklim dan
kelompok olahraga yang dapat mempengaruhi proses rekrutmen pekerja.
4. Resiko Politik Nilai dan Budaya
Risiko politik berhubungan dengan kemungkinan berfluktuasinya sikap pemerintah nasional,
negara bagian, dan lokal terhadap kepemilikan swasta dan intelektual, penetapan zona, polusi,
serta stabilitas ketenagakerjaan. Posisi pemerintah saat keputusan lokasi dibuat mungkin tidak
berlangsung lama. Walaupun demikian pihak manajemen mungkin mendapati sikap ini dapat
dipengaruhi oleh pola kepemimpinan mereka sendiri. Sikap pekerja mungkin berbeda dari satu
negara dengan negara lain, daerah dengan daerah lain. Dilain pihak sikap ini dapat
mempengaruhi keputusan perusahaan apakah akan memberikan penawaran pada pekerja yang
ada sekarang jika perusahaan pindah kelokasi baru.
Satu dari tantangan terbesar keputusan operasi global adalah berkompromi dengan budaya
negara lain. Perbedaan budaya bekerja dan pemasok dalam hal ketetapan waktu membuat
perbedaan besar dalam jadwal produksi dan pengiriman.
5. Kedekatan pada Pasar
Bagi sejumlah perusahaan, berada pada lokasi yang dekat dengan pelanggan adalah sangat
penting. Organisasi jasa seperti toko obat, restoran, kantor pos, atau pencukur rambut mendapati
bahwa kedekatan pada pasar merupakan aktor lokasi utama. Perusahaan manufaktur mendapati
berdekatan dengan pelanggan ketika biaya pengiriman barang jadi mahal atau sulit (mungkin
disebabkan produk yang dikirim banyak, berat, atau mudah pecah) merupakan hal yang sangat
berguna. Selain itu dengan produksi yang just in time pemasok menginginkan lokasi yang dekat
dengan pelanggan.
6. Kedekatan Pada Pemasok
Perusahaan menempatkan diri dekat dengan barang mentah dan pemasok karena (1) barang
barang yang mudah busuk, (2) biaya transportasi, (3) jumlah produk yang sangat banyak. Para
penghasil roti, susu, sayur-sayuran dan makanan laut beku berhubungan dengan barang mentah
yang mudah busuk sehingga mereka kerap berlokasi dekat pemasok. Perusahaan yang
bergantung pada input yang berupa bahan mentah yang berat atau yang berjumlah sama (seperti
produsen baja yang menggunakan batu bara dan biji besi) harus membayar biaya transportasi
yang sangat mahal sehingga biaya transportasi menjadi faktor utama.
7. Kedekatan pada Pesaing
Mungkin terasa jika perusahaan-perusahaan juga senang berdekatan dengan para pesaingnya.
Kecenderungan yang disebut pengelompokan atau clustering yang sering terjadi apabila sumber
daya utama ditemukan di wilayah tersebut. Sumber daya ini meliputi sumber daya alam,
informasi, modal proyek, dan bakat.
Terdapat empat metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah lokasi:
I. Metode Pemeringkatan Faktor
Terdapat banyak faktor, kualitatif maupun kuantitatif, yang harus dipertimbangkan dalam memilih
suatu lokasi. Beberapa dari faktor-faktor ini lebih penting dari yang lain, sehingga manajer dapat
menggunakan bobot untuk membuat proses pengambilan keputusan menjadi lebih objektif. Metode
pemeringkatan faktor sering digunakan karena mencakup variasi faktor yang sangat luas, mulai dari
pendidikan, rekreasi sampai keahlian tenaga kerja. Metode pemeringkatan-faktor mempunyai enam
tahap:
a) Mengembangkan daftar faktor-faktor terkait
b) Menetapkan bobot pada setiap faktor untuk mencerminkan seberapa jauh faktor itu penting bagi
pencapaian tujuan perusahaan.
c) Mengembangkan suatu skala untuk setiap faktor (misalnya, 1 sampai 10 atau 1 sampai 100
point).
d) Meminta manajer menentukan skor setiap lokasi untuk setiap faktor, dengan menggunakan
skala yang telah dikembangkan pada tahap 3.
e) Mengalikan skor itu dengan bobot dari setiap faktor, dan menentukan jumlah total untuk setiap
lokasi.
f) Membuat rekomendasi yang didasarkan pada skor laba maksimal, dengan juga
mempertimbangkan hasil dari pendekatan kuantitatif.
Jika sebuah keputusan bersifat sensitive terhadap perubahan-perubahan kecil, maka analisi lebih
lanjut mengenai pembobotan atau penilaiannya mungkin perlu dilakuka. sebagai alternative lain,
manajemen dapat menyimpulkan factor tidak nyata bukan merupakan criteria yang tepat sebagai
dasar pengambilan keputusan lokasi. oleh karena itu, manajer menempatkan bobot utama pada
aspek keputusan yang lebih kuantitatif.
II. Analisis Titik Impas Lokasi
Merupakan penggunaan analisis biaya-volume produksi untuk analisis titikuntuk membuat suatu
perbandingan ekonomis terhadap alternatif-alternatif lokasi. Dengan mengidentifikasi biaya
variabel dan biaya tetap serta membuat grafik kedua biaya ini untuk setiap lokasi, kita dapat
menentukan alternatif mana yang biayanya paling rendah. Analisis titik-impas lokasi dapat
dilakukan secara matematik atau secara grafik. Pendekatan grafiknya mempunyai keuntungan
dengan memberikan kisaran jumlah setiap lokasi dapat dipilih.
Tiga tahap dalam analisis titik-impas adalah:
a) Tentukan biaya tetap dan biaya variabel untuk setiap lokasi.
b) Plot biaya untuk setiap lokasi, dengan biaya pada garis vertikal dan volume produksi tahunan
pada garis horisontal di grafik itu.
c) Pilih lokasi yang biaya totalnya paling rendah, untuk setiap volume produksi yang diinginkan.
III. Metode Pusat Gravitasi
Merupakan teknik matematis dalam menemukan lokasi pusat distribusi yang akan meminimisasi
biaya distribusi. Dalam menemukan lokasi yang terbaik untuk menjadi pusat distribusi, metode ini
memperhitungkan lokasi pasar, volume barang yang dikirim ke pasar itu, dan biaya pengangkutan.
Karena volume kendaraan kontainer yang dipindahkan setiap bulannya mempengaruhi biaya, jarak
bukan menjadi satu-satunya kriteria utama. Metode pusat gravitasi mengasumsikan bahwa biaya
secara langsung bersifat proporsional dengan jarak dan banyaknya barang yang diangkut. Lokasi
yang ideal adalah lokasi yang membuat jarak tertimbang antara gudang dan outlet pengecernya
menjadi minimal, jarak ini diberi bobot sesuai dengan banyaknya kontainer yang diangkut.
Langkash pertama dalam metode pusat gravitasi adalah menempatkan lokasi pada suatu system
koordinat. Titik asal system koordinat dan skala yang digunakan bersifat beruba-ubah selama jarak
relative (antarlokasi) dinyatakan secara tepat. hal ini mudah dilakukan dengan menempatkan titik-
titik pada peta biasa. Pusat gravitasi dapat ditentukan menggunakan persamaan sebagai berikut:
dimana: d
ix
= koordinat x lokasi i,
d
iy
= koordinat y lokasi i,
Qi = kuantitas barang yang dipindahkan ke atau dari lokasi i
Perhatikan bahwa Persamaan 1 dan 2 mengandung istilah Q
i
yang merupakan kuantitas barang
pasokan yang dipindahkan ke atau dari lokasi i.
Karena jumlah kontainer yang dikirim setiap bulan memengaruhi biaya, jarak tidak dapat dijadikan
satu-satunya kriteria utama. Metode pusat gravitasi mengansumsikan biaya secara langsung
berimbang pada jarak dan jumlah yang dikirim. Lokasi yang ideal adalah lokasi yang
meminimalkan jarak berbobot antara gudang dan toko ecerannya, dimana pembobotan jarak
dilakukan sesuai dengan jumlah kontainer yang dikirim.
IV. Model Transportasi
Tujuan dari model transportasi adalah untuk menetapkan pola pengiriman terbaik dari beberapa
titik penawaran (pasokan/sumber) ke beberapa titik permintaan (tujuan) agar dapat meminimalkan
produksi total dan biaya transportasi. Setiap perusahaan dengan jaringan titik penawaran-
permintaan menghadapi masalah yang sama. Sebagai contoh, jaringan pasokan/penawaran
Volkswagen yang kompleks. VW Meksiko mengirimkan hasil rakitan ke Brasil, sementara VW
Meksiko sendiri menerima suku cadang dan hasil rakitan dari kantor pusatnya di Jerman.
Contoh: Metode Pemeringkatan Faktor
Metode Pemeringkatan Faktor
PT Salmet
Faktor/Lokasi Bobot Padang Bukit Tinggi Solok
Bahan Baku 25 5 8 4
Tenaga Kerja 25 2 6 6
Pasar 35 8 5 7
Lokasi 20 5 5 5

Faktor/Lokasi Bobot Padang Bukit Tinggi Solok
Bahan Baku 25 5x20=100 8x20=160 4x20=80
Tenaga Kerja 25 2x25=50 6x25=150 6x25=150
Pasar 35 8x35=280 5x35=175 7x35=245
Lokasi 20 5x20=100 5x20=100 5x20=100
Jumlah 100 530 585 575
4. Aggregate Plan
Soal
Aggregate Planning (AP) adalah suatu aktivitas operasional untuk menentukan jumlah dan waktu
produksi pada waktu dimasa yang akan datang.AP juga didefinisikan sebagai usaha untuk menyamakan
antara supply dan demand dari suatu produk atau jasa dengan jalan menentukan jumlah dan waktu
input, transformasi, dan output yang tepat. Dimana keputusan AP dibuat untuk produksi, staffing,
inventory, dan backorder level. Sebutkan fungsi dan tunjuan dari AP dan berikan satu contoh penerapan
Agregate Plan dalam suatu bidang usaha.

Jawaban
Fungsi Perencanaan Agregat
Pada dasarnya perencanaan produksi agregat merupakan suatu proses penetapan tingkat
output/kapasitas produksi secara keseluruhan guna memenuhi tingkat permintaan yang diperoleh dari
peramalan dan pesanan dengan tujuan meminimalkan total biaya produksi.
Beberapa fungsi perencanaan agregat yaitu :
1. Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap rencana strategi
perusahaan
2. Alat ukur performansi proses perencanaan produksi
3. Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi
4. Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat penyesuaian
5. Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target dan membuat penyesuaian
6. Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadwal induk produksi.
Tujuan Perencanaan Agregat
Pada dasarnya tujuan dari perencanaan agregat adalah berusaha untuk memperoleh suatu pemecahan
yang optimal dalam biaya atau keuntungan pada periode perencanaan. Namun bagaimanapun juga,
terdapat permasalahan strategis lain yang mungkin lebih penting daripada biaya rendah.
Permasalahan strategis yang dimaksud itu antara lain mengurangi permasalahan tingkat
ketenagakerjaan, menekan tingkat persediaan, atau memenuhi tingkat pelayanan yang lebih tinggi.
Bagi perusahaan manufaktur, jadwal agregat bertujuan menghubungkan sasaran strategis perusahaan
dengan rencana produksi, tetapi untuk perusahaan jasa, penjadwalan agregat bertujuan
menghubungkan sasaran dengan jadwal pekerja.
Ada empat hal yang diperlukan dalam perencanaan agregat antara lain:
1. Keseluruhan unit yang logis untuk mengukur penjualan dan output
2. Prediksi permintaan untuk suatu periode perencanaan jangka menengah yang layak pada waktu
agregat.
3. Metode untuk menentukan biaya
4. Model yang mengombinasikan prediksi dan biaya sehingga keputusan penjadwalan dapat dibuat
untuk periode perencanaan

5. Supply Chain Management
Soal
Manajemen rantai suplai ialah pendekatan antar-fungsi (cross functional) untuk mengatur pergerakan
material mentah kedalam sebuah organisasi dan pergerakan dari barang jadi keluar organisasi menuju
konsumen akhir. Sebagaimana korporasi lebih fokus dalam kompetensi inti dan lebih fleksibel, mereka
harus mengurangi kepemilikan mereka atas sumber material mentah dan kanal distribusi. Fungsi ini
meningkat menjadi kekurangan sumber ke perusahaan lain yang terlibat dalam memuaskan
permintaan konsumen, sementara mengurangi kontrol manajemen dari logistik harian. Pengendalian
lebih sedikit dan partner rantai suplai menuju ke pembuatan konsep rantai suplai. Tujuan dari
manajemen rantai suplai ialah meningkatkan kepercayaan dan kolaborasi di antara rekanan rantai
suplai, dan meningkatkan inventaris dalam kejelasannya dan meningkatkan percepatan inventori.
Sebutkan aktifitas dan fungsi dari manajemen rantai suplai dan buatlah satu contoh pemodelan scm!
Jawaban
Secara garis besar, fungsi manajemen ini bisa dibagi tiga, yaitu distribusi, jejaring dan perencaan
kapasitas, dan pengembangan rantai suplai. Beberapa model telah diajukan untuk memahami aktivitas
yang dibutuhkan untuk mengatur pergerakan material di organisasi dan batasan fungsional. SCOR
adalah model manajemen rantai suplai yang dipromosikan oleh Majelis Manajemen Rantai Suplai.
Model lain ialah SCM yang diajukan oleh Global Supply Chain Forum (GSCF). Aktivitas suplai rantai
bisa dikelompokan ke tingkat strategi, taktis, dan operasional.
Strategis
- Optimalisasi jaringan strategis, termasuk jumlah, lokasi, dan ukuran gudang,
pusat distribusi dan fasilitas
- Rekanan strategis dengan pemasok suplai, distributor, dan pelanggan, membuat
jalur komunikasi untuk informasi amat penting dan peningkatan operasional
seperti cross docking, pengapalan langsung dan logistik orang ketiga
- Rancangan produk yang terkoordinasi, jadi produk yang baru ada bisa
diintregasikan secara optimal ke rantai suplai,manajemen muatan
- Keputusan dimana membuat dan apa yang dibuat atau beli
- Menghubungkan strategi organisasional secara keseluruhan dengan strategi
pasokan/suplai
Taktis
- Kontrak pengadaan dan keputusan pengeluaran lainnya
- Pengambilan Keputusan produksi, termasuk pengontrakan, lokasi, dan kualitas
dari inventori
- Pengambilan keputusan inventaris, termasuk jumlah, lokasi, penjadwalan, dan
definisi proses perencanaan.
- Strategi transportasi, termasuk frekuensi, rute, dan pengontrakan
- Benchmarking atau pencarian jalan terbaik atas semua operasi melawan
kompetitor dan implementasi dari cara terbaik diseluruh perusahaan
- Gaji berdasarkan pencapaian
Operasional
- Produksi harian dan perencanaan distribusi, termasuk semua hal di rantai suplai
- Perencanaan produksi untuk setiap fasilitas manufaktru di rantai suplai (menit ke
menit)
- Perencanaan permintaan dan prediksi, mengkoordinasikan prediksi permintaan
dari semua konsumen dan membagi prediksi dengan semua pemasok
- Perencanaan pengadaan, termasuk inventaris yang ada sekarang dan prediksi
permintaan, dalam kolaborasi dengan semua pemasok
- Operasi inbound, termasuk transportasi dari pemasok dan inventaris yang
diterima
- Operasi produksi, termasuk konsumsi material dan aliran barang jadi (finished
goods)
- Operasi outbound, termasuk semua aktivitas pemenuhan dan transportasi ke
pelanggan
- Pemastian perintah, penghitungan ke semua hal yang berhubungan dengan rantai
suplai, termasuk semua pemasok, fasilitas manufaktur, pusat distribusi, dan
pelanggan lain
Strukturisasi dan Tiering
Jika dilihat lebih dekat pada apa yang terjadi dalam kenyataannya, istilah rantai suplai
mewakili sebuah serial sederhana dari hubungan antara komoditas dasar dan produk
akhir. Produk akhir membutuhkan material tambahan kedalam proses manufaktur.
Contoh: SCM
Perusahaan A

Pihak yang terlibat dalam supply chain biskuit kaleng tersebut adalah :
1. Penghasil gandum
2. Penghasil tebu
3. Penghasil garam
4. Penghasil aluminium
5. Pabrik tepung terigu
6. Pabrik gula
7. Distributor garam
8. Pabrik kaleng
9. Pabrik biskuit
10. Distributor biskuit
11. Supermarket
12. Perusahaan
transportasi dan
pergudangan.

Gambar di atas merupakan salah satu contoh SCM dari perusahaan biskuit.
Yang berperan sebagai supplier yaitu:
- Pemasok kaleng yang mendapatkan bahan-bahan untuk membuat kaleng dari industri baja dan
timah,
- Pabrik bahan pelengkap,
- Pemasok bahan baku yang mendapatkan bahan baku untuk membuat butter cookies dari
pemasok gula dan garam, pemasok tepung, pemasok mentega dan pemasok bahan-bahan
lainnya,
- Pemasok pembungkus yang mendapatkan bahan baku dari industri kertas dan plastic.
Lalu bahan-bahan dari supplier akan dikirim ke Pabrik kue kaleng yang berperan sebagai manufactur.
Setelah menjadi sebuah produk yang telah dibungkus maka produk kue kaleng sudah siap dipasarkan
melalui agen (distributor), dari distributor, kue kaleng akan di sebarkan lagi pada para retailer atau
pengecer, setelah itu barulah kue kaleng buatan Pabrik kue kaleng bisa dibeli oleh end customer atau
konsumen akhir.

Perusahaan B

Pihak yang terlibat dalam supply chain biskuit kaleng tersebut adalah :
1. Penghasil tepung
2. Penghasil telur
3. Penghasil susu
4. Pabrik tepung
5. Pabrik telur
6. Pabrk susu
7. Supplier
8. Pabrik biscuit
9. Gudang
10. Distributor
11. Agen
12. Supermarket
13. End Costumer
Gambar di atas merupakan salah satu contoh SCM dari perusahaan biskuit dimana perusahaan tersebut
memiliki satu supplier inti PT.teraksa yang memiliki tiga pabrik yaitu untuk menyuplai tepung,
menyuplai telur, dan menyuplai susu. Dari tiga supplier tersebut dilanjutan dengan produksi biskuit
yang kemudian akan di distribusikan ke level distributor yang beroprasi untuk menyuplai agen-agen di
dalam kota dan luar kota, diikuti agen, sampai ke supermarket.

Analisa komparasi:
Kedua perusahaan tersebut pada dasar nya mempunyai model SCM yang hampir sama, yang
membedakan nya pada perusahaan A setiap produk mentah mempunyai supplier sendiri, sehingga
pabrik memilik lebih dari satu supplier untuk memasok barang yang dibutuhkan, sedangkan pada
perusahaan B hanya memiliki satu supplier yang bertugas mengumpulkan semua bahan baku
pembuatan produk tersebut.

6. Inventory Just In Time
Soal
Just In Time (JIT) adalah suatu system produksi yang dirancang untuk mendapatkan kualitas,
menekan biaya, dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus seluruh jenis
pemborosan yang terdapat dalam proses produksi sehingga perusahaan mampu menyerahkan
produknya (baik barang maupun jasa) sesuai kehendak konsumen tepat waktu. Sebutkan persyaratan
yang harus dipenuhi dalam penerapan JIT!Apa yang menjadi kelemahan dari JIT? Sebutkan pula
kelebihan dari JIT!

Jawaban

Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi penerapan JIT:
1. Organisasi Pabrik
Pabrik dengan sistem JIT berusaha untuk mengatur layout berdasarkan produk. Semua proses yang
diperlukan untuk membuat produk tertentu diletakkan dalam satu lokasi.

2. Pelatihan/Tim/keterampilan
JIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan sistem
tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi perubahan yang dilakukan
dari sistem tradisional. Bagaimana cara kerja JIT. Apa yang diharapkan oleh JIT dan alat-alat statistik
seharusnya diberikan.
Membentuk Aliran/Penyederhanaan.
Idealnya suatu lini produksi yang baru dapat di setup sebagai batu ujian untuk membentuk aliran
produksi, menyeimbangkan aliran tersebut, dan memecahkan masalah awal.

Kanbal Pull Sistem.
Kanbal merupakan sistem manajemen suatu pengendalian perusahaan, karena itu kanbal memiliki
beberapa aturan yang perlu diperhatikan:

1. Jangan mengirim produk rusak ke proses berikutnya.
2. Proses berikutnya hanya mengambil apa yang dibutuhkan pada saat dibutuhkan,
3. Memproduksi hanya sejumlah proses berikutnya
4. Meratakan beban produksi
5. Menaati instruktur kanban pada saat fine tuning
6. Melakukan stabilisasi dan rasionalisasi proses.

3. Visibiltas / pengendalian visual
Salah satu kekuatan JIT adalah sistemnya yang merupakan sistem visual. Melacaknya apa yang
terjadi dalam sistem tradisional sulit dilakukan karena para karyawan mondar-mandir mengurus
kelebihan barang dalam proses dan banyak rute produksi yang saling bersilangan.

4. Eliminasi Kemacetan
Untuk menghapus kemacetan, baik dalam fase setup maupun dalam masa produksi, perlu dilakukan
beberapa pendekatan yang melibatkan tim fungsi silang. Tim ini terdiri dari berbagai departemen,
seperti perekayasaan, manufaktur, keuangan dan departemen lainnya yang relevan.
5. Ukuran Lot Kecil Dan Pengurangan Waktu Setup.
Ukuran lot yang ideal bukan ukuran yang terbesar, tetapi ukuran lot yang terkecil. Pendekatan ini
pendekatan ini sesuai bila mesin-mesin digunakan untuk menghasilkan berbagai bagian atau komponen
yang berbeda yang digunakan proses berikutnya dalam tahap produksi.

6. Total Productive Maintance
TPM merupakan suatu keharusan dalam sistem JIT. Mesin-mesin membersihkan dan diberi
pelumas secara rutin, biasanya dilakukan oleh operator yang menjalankan mesin tersebut.
7. Kemampuan Proses, Statistical Proses Control (SPC) dan Perbaikan Berkesinambungan.
Kemampuan proses, SPC, dan perbaikan berkesinambungan harus ada dalam pemanufakturan JIT,
karena beberapa hal: Pertama, segala sesuatu harus bekerja sesuai dengan harapan dan mendekati
sempurna. Kedua, dalam JIT tidak ada bahan cadangan untuk kemacetan perusahaan dan Ketiga, semua
kondisi mesin harus bekerja dengan prima.
Pemasok.

Kelemahan Just In Time (JIT)
Satu kelemahan sistem JIT adalah, tingkatan order ditentukan oleh data permintaan historis. Jika
permintaan naik melebihi dari rata-rata perencanaan historis maka inventori akan habis dan akan
mempengaruhi tingkat pelayanan konsumen.
Perlu kita ketahui bahwa pengimplementasian konsep Just In Time (JIT) dalam perusahaan juga
tidak mudah. Kegiatan produksi akan terhenti dan tenggang waktu pengiriman tidak terpenuhi
apabila salah satu komponen bahan penting hilang atau ditemukan cacat. Sedangkan pemasok harus
mampu menyerahkan bhan baku yang bebas dari cacat pada waktu dan jumlah yang tepat. Hal ini
berarti perusahaan perlu mengandalkan pemasok yang betul-betul dapat diandalkan dan juga
pemasok yang yang sanggup untuk memasok bahan baku dalam jumlah yang tepat sebelum proses
produksi dilaksanakan.
Oleh karena itu disamping konsep Just In Time (JIT) menghasilkan benefit yang tinggi karena
aktifitas evesiensi biaya namun diiringi juga dengan risiko yang tinggi pula. Pilihan ini tentu saja
harus membuat perusahaan berfikir lebih komprehensif sehingga perusahaan dapat mengantisipasi
segala kemungkin untuk meminimalisir risiko.
Kelebihan dari JIT antar lain
1. Waktu set-up pada gudang dapat dikurangi. Dengan pemotongan waktu dan biaya ini akan
membuat perusahaan lebih efficient, dan perusahaan dapat lebih fokus untuk perbaikan pada
bidang lainnya.
2. Aliaran barang dari gudang ke produksi akan meningkat. Beberapa pekerja akan fokus pada
daerah pekerjaannya untuk bekerja secara cepat.
3. Pekerja yang menguasai berbagai keahlian digunakan secara lebih efisien.
4. Penjadwalan produk dan jam kerja karyawan akan lebih konsisten.
5. Adanya peningkatan hubungan dengan suplyer.
6. Persediaan selalu dipertahankan untuk menjaga produkstivitas pekerja dan bisnis akan fokus
pada turn over.

Anda mungkin juga menyukai