0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
457 tayangan10 halaman
Laporan praktikum biokimia pangan protein II mengenai uji salting out untuk mengetahui senyawa yang mengandung protein dan mengendapkan protein dengan garam netral. Berdasarkan hasil percobaan, seres, oreo, dan countri cois menunjukkan hasil positif terbentuknya ikatan peptida, sedangkan kecap dan teh tarik negatif tidak terbentuk ikatan peptida.
Laporan praktikum biokimia pangan protein II mengenai uji salting out untuk mengetahui senyawa yang mengandung protein dan mengendapkan protein dengan garam netral. Berdasarkan hasil percobaan, seres, oreo, dan countri cois menunjukkan hasil positif terbentuknya ikatan peptida, sedangkan kecap dan teh tarik negatif tidak terbentuk ikatan peptida.
Laporan praktikum biokimia pangan protein II mengenai uji salting out untuk mengetahui senyawa yang mengandung protein dan mengendapkan protein dengan garam netral. Berdasarkan hasil percobaan, seres, oreo, dan countri cois menunjukkan hasil positif terbentuknya ikatan peptida, sedangkan kecap dan teh tarik negatif tidak terbentuk ikatan peptida.
PROTEIN II Salting Out Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum Biokimia Pangan Oleh : Nama : Nazir Siddiq NRP : 113020080 Kelompok : D Meja : 1 (Satu) Asisten : Ogy Tanjung Wigelar Tanggal Percobaan : 5 Mei 2013
LABORATORIUM BIOKIMIA PANGAN JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2013 LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN PROTEIN II Salting Out Nazir Siddiq : 113020080 Dini Rahmawati : 113020089 INTISARI Tujuan percobaan Uji Salting Out adalah untuk mengetahui suatu senyawa yang mengandung protein yang diketahui dengan adanya endapan garam amonium sulfat dan untuk mengendapkan protein dengan garam netral.Prinsip percobaan Uji Salting Out adalah berdasarkan pada garam amonium sulfat yang bersifat dapat menarik mantel air sehingga menyebabkan kestabilan protein terganggu dan mengendap. Berdasarkan hasil percobaan pada uji Salting Out didapatkan bahwa pada seres, oreo, dan countri cois hasilnya (+) terjadi salting out & terbentuk ikatan peptida, sedangkan pada sampel kecap & teh tarik hasilnya (-) tidak terjadi salting out & ikatan peptida. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan. 1.1. Latar Belakang Kata protein berasal dari protos atau proteus yang berarti pertama atau utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh (Poedjiadi, hal: 81 2005). 1.2. Tujuan Percobaan Tujuan percobaan Uji Salting Out adalah untuk mengetahui suatu senyawa yang mengandung protein yang diketahui dengan adanya endapan garam amonium sulfat dan untuk mengendapkan protein dengan garam netral.
1.3. Prinsip Percobaan Prinsip percobaan Uji Salting Out adalah berdasarkan pada garam amonium sulfat yang bersifat dapat menarik mantel air sehingga menyebabkan kestabilan protein terganggu dan mengendap. 1.4. Reaksi Percobaan
CH2 CH CH NH2 NH2 COONH4 COOH + + H SO 2 4 R R (NH ) SO 4 2 4
Gambar 1. Reaksi Salting Out II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan mengenai : (1) Presipitasi protein (Salting In dan Salting Out). 2.1. Presipitasi protein (Salting In dan Salting Out) Salting Out Salting Out adalah Peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih besar dibanding zat utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia. Contohnya : kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila kedalam air tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh. Salting In Salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan zat utama dalam solvent menjadi lebih besar. Contohnya : Riboflavin tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan yang mengandung Nicotinamida.
Gambar 2. Presipitasi protein (Salting out dan salting in) Presipitasi protein adalah pengendapan yang terjadi karena penggumpalan yang parsial. presipitasi disebabkan oleh berkurangnya kelarutan protein (perubahan fisik) yang terjadi karean perubahan kimia. Seperti halnya denaturasi protein, presipitasi juga disebabkan oleh factor kimia dan fisika. Semua faktor yang terjadi pada denaturasi juga terjadi pada presipitasi protein. Semua faktor yang dapat menimbulkan denaturasi protein, juga dapat menyebabkan perubahan kelarutan protein. Dengan demikian presipitasi protein merupakan fenomena fisika yang disebabkan oleh perubahan struktur kimia. Presipitasi disebabkan oleh pengembangan molekul protein akibat unfolding atau membukanya heliks-heliks protein. Presipitasi juga terjadi akibat terganggunya kesetabilan koloid yang disebabkan oleh menurunnya muatan elektrostatik protein sehingga gaya gravitasi akan lebih dominan dibandingkan gaya tolak- menolak antar molekul. Kesimpulannya adalahg presipitasi protein merupakan fenomena berkurangnya kelarutan suatu protein yang disebabkan oleh perubahan struktur kimia. Metode Salting-in dilakukan dengan menambahkan garam yang tidak jenuh atau pada konsentrasi rendah sehingga protein menjadi bermuatan dan larut dalam larutan garam. Kelarutan protein akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan konsentrasi garam, apabila konsentrasi garam ditingkatkan terus, maka kelarutan protein akan turun, pada konsentrasi garam yang lebih tinggi,protein akan mengendap. Pengendapan pada metode salting-out terjadi karena proses persaingan antara garam dan protein untuk mengikat air. Grup ion pada permukaan protein menarik banyak molekul air dan berikatan dengan sangat kuat. Contohnya Amonium sulfat yang ditambahkan ke dalam larutan protein akan menyebabkan tertariknya molekul air oleh ion garam. Hal tersebut disebabkan ion garam memiliki densitas muatan yang lebih besar dibandingkan protein. Kekuatan ionic garam pada konsentrasi tinggi semakin kuat sehingga garam dapat lebih mengikat molekul air. Menurunnya jumlah air yang terikat pada protein menyebabkan gaya tarik menarik antara molekul protein lebih kuat bila dibandingkan dengan gaya tarik menarik anatara molekul protein dan air (mempertinggi interaksi hidrofobik), sehingga protein akan mengendap dari larutan atau berikatan dengan kolom hidrofobik. Selama proses salting-out, konsentrasi garam harus tetap dijaga agar tidak menurun dalam larutan sehingga tidak terjadi pengendapan yang bersamaan antara protein yang ingin dimumikan dan protein yang tidak diinginkan (tokekbiru, 2011). III BAHAN, ALAT, DAN METODE PERCOBAAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Bahan yang digunakan, (2) Alat yang digunakan, dan (3) Metode Percobaan. 3.1. Bahan yang digunakan Bahan yang digunakan untuk percobaan Salting Out adalah kecap, seres, oreo, countri cois, dan teh tarik. Pereaksi garam amonium sulfat dan pereaksi biuret.
3.2. Alat yang digunakan Alat-alat yang digunakan pada Salting Out adalah tabung reaksi, dan pipet tetes.
3.3. Metode percobaan
Gambar 3. Prosedur Salting Out IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan dan (2) Pembahasan. 4.1. Hasil Pengamatan Tabel 1. Hasil Pengamatan Salting Out Sampel Pereaksi Warna Hasil Kecap Garam amonium sulfat dan pereaksi biuret Biru kekuningan - Seres Ungu + Oreo Ungu + Countri cois Ungu + Teh tarik Biru kecoklatan - Keterangan : (+) Terjadi salting out & terbentuk ikatan peptida. (-) Tidak terjadi salting out & tidak terbentuk ikatan peptida. (Sumber : Nazir Siddiq, dan Dini Rahmawati, Kel D, Meja 1, 2013)
Gambar 3. Hasil Pengamatan Salting Out
4.2. Pembahasan Berdasarkan hasil percobaan pada uji Salting Out didapatkan bahwa pada seres, oreo, dan countri cois hasilnya (+) terjadi salting out & terbentuk ikatan peptida, sedangkan pada sampel kecap & teh tarik hasilnya (-) tidak terjadi salting out & ikatan peptida yang ditandai dengan adanya senyawa berwarna ungu kebiruan setelah dilakukan uji biuret. Uji salting out merupakan suatu percobaan yang dilakukan untuk mengetahui suatu senyawa yang mengandung protein yang diketahui dengan adanya endapan garam amonium sulfat dan untuk mengendapkan protein dengan garam netral. Bila dalam suatu protein ditambah garam, daya larut protein berkurang, akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. Casein, putih telur dan susu merupakan muko protein di mana mukoprotein ini terdiri dari karbohidrat dan protein. Kekentalan senyawa produksi kelenjar disebabkan oleh senyawa protein polisakarida yang disebut musin (mucin). Senyawa seperti itu terdapat juga dalam cairan bola mata, dalam putih telur dan jaringan pengikat. Senyawa- senyawa serupa musin tersebut secara berkelompok disebut senyawa mukoid. Baik musin maupun mukoid mengandung senyawa mukopolisakarida sebagai prostetik. Titik isoelektrik musin dan mukoid terletak antara pH 2-4. Pada pH 7 kelompok protein komplek ini berada sebagai garam alkali dan tak terkoagulasi oleh panas. Pengetahuan ini dipakai sebagai dasar pemisahan musin dan mukoid yaitu pada pH 7 tersebut protein lain dapat dikoagulasikan dengan pemanasan dan dipisahkan. Mukoprotein yang tertinggal kemudian dapat diendapkan dengan cara pengasaman atau salting out. Garam-garam logam berat dan asam-asam mineral kuat ternyata baik digunakan untuk mengendapkan protein (Sudarmadji hal: 134, 1989). Senyawa warna ungu yang terbentuk pada Uji Salting Out disebabkan karena endapan yang telah dilarutkan oleh aquadest bereaksi dengan larutan biuret (NaOH dan CuSO 4 ) sehingga larutan protein menjadi bersifat basa (bermuatan negatif) dan bereaksi dengan ion Cu 2+ membentuk kompleks. Pada Uji Salting Out dilakukan penambahan (NH 4 ) 2 SO 4
karena amonium sulfat merupakan garam netral yang tidak mempengaruhi konsentrasi dan jumlah muatan pada tiap ion dalam larutan protein. Pada Uji Salting Out ini dilakukan Uji Biuret. Hal ini dilakukan untuk membuktikan dan memperjelas bahwa ada senyawa protein dalam suatu bahan (ikatan peptida) yang akan membentuk senyawa ungu dengan ion positif dari larutan biuret. Pengendapan protein dengan cara penambahan garam didasarkan pada pengaruh yang berbeda-beda daripada penambahan garam tersebut pada kelarutan beberapa protein globular. Bila konsentrasi garam netral yang ditambahkan tersebut dinaikkan terus, maka kelarutan protein menjdi berkurang; sampai pada konsentrasi garam yang sangat tinggi, protein akan mengalami pengendapan. Efek ini disebut salting-out (Wirahadikusumah, 1989). Aplikasi dibidang pangan dari Salting Out adalah isolasi enzim. V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran. 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil percobaan pada uji Salting Out didapatkan bahwa pada seres, oreo, dan countri cois hasilnya (+) terjadi salting out & terbentuk ikatan peptida, sedangkan pada sampel kecap & teh tarik hasilnya (-) tidak terjadi salting out & ikatan peptida. 5.2. Saran Saran yang diberikan pada praktikan adalah harus lebih siap materi yang akan di uji dan teliti, serta bekerja sama dengan baik, dengan rekan satu meja agar percobaan dapat terlaksana dengan baik dan hasilnya pun akan lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA Poedjiadi, Anna. (2005). Dasar Dasar Biokimia. UI- Press,Jakarta. Sudarmadji, (1989), Analisa Bahan Makanan dan Hasil Pertanian, Liberty, Yogyakarta. tokekbiru, (2011), Presipitasi Protein, http://tokekbiru.blogspot.com/2011/05/presipitasi-protein- salting-in-dan.html, diakses: 7/05/2013. Wirahadikusumah, M., (1989), Biokimia: Protein, Enzim, dan Asam Nukleat, Bandung : Institut Teknologi Bandung.