Kelompok : 2 Nama Praktikan : Ainun Nidhar Nama Anggota Kelompok : 1. Bayu Ardianto 2. Dodo Susanto 3. Elika Velda A 4. Febri Ramdan 5. Jeffy Manatar 6. Mutiara Fadila R Kelas : 2E Tanggal Praktikum : 14 Mei 2013 Tanggal Penyerahan : 21 Mei 2013 Nilai
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA TEKNIK KONVERSI ENERGI MEI, 2013 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sebelumnya, pada semester I, kami telah di berikan mata kuliah instalasi listrik, baik instalasi penerangan dan instalasi motor secara teoritis. Sebagai mahasiswa/i program studi konversi energi, kami harus mempunyai kompetensi untuk memasang instalasi baik penerangan maupun motor listrik. Sebelumnya kami telah mempraktikan cara penginstalasian penerangan. Dan pada kesempatan ini kami mempraktikan instalasi motor listrik.
Sebelum mempraktikannya ke dalam aplikasi motor listrik, kami mesti memahami dan mengetahui cara kerja dari sebuah kontaktor. Karena kontaktor ialah adalah jenis saklar yang bekerja secara magnetik yaitu kontak bekerja apabila kumparan diberi energi. Kontaktor inilah yang akan mengetur nyala/mati sebuah motor, sesuai degan rangkaiannya. Dan penggunaan kontaktor ini akan di terapkan pada operasi penguncian dan bergantian yang akan di praktikumkan.
B. Tujuan praktikum 1. Dapat menerangkan fungsi kontaktor dalam pengaturan rangkaian daya. 2. Dapat menggambarkan diagram fungsi dan tabel dari rangkaian dengan mengunakan kontaktor 3. Dapat merangkai dan mengoperasikan motor dengan operasi penguncian dan berurutan.
3
BAB II DASAR TEORI
A. Operasi penguncian
Yang dimaksud dengan pemakaian kontaktor operasi penguncian (interlocking) adalah pengoperasian beban dengan menggunakan kontaktor dimana masing masing kontakto rmelayani beban yang masing masing secara terpisah. Namun pada pengoperasian kontaktor kali ini menggunakan push button ganda ( NO & NC ), sehingga jika tidak menekan push button, maka push button tersebut dalam posisi push button NC, namun bila kita tekan maka push button tersebut dalam posisi push button NO.
Kontaktor operasi penguncian ini juga merupakan pengembangan dari system operasi bergantian.Hal ini dimaksudkan untuk tujuan keandalan yang lebih tinggi dan factor keamanan yang lebih terjamin.
Pada rangkaian ini, kontaktor yang dapat bekerja hanya 1, sehingga bila K1 dalam keadaan bekerja, maka K2 akan mati, begitu pula jika K2 dalam keadaan bekerja maka K1 akan mati. Akan tetapi dalam operasi ini kita menempatkan kontak bantu NO yang langsung terhubung setelah push button SO, sehingga apabila kita mengoperasikan salah satu rangkaian maka rangkaian yang lain tidak dapat bekerja sebelum rangkaian tadi dimatikan.
Pemakaian kontaktor dengan operasi penguncian ini, memerlukan komponen pengaman pada setiap rangkaiannya untuk mengantisipasi terjadinya gangguan pada motor.Alat yang bisadigunakan untuk pengaman antara lain : 1. MCB (Miniature Circuit Breaker) dimana MCB berfungsi untuk memutus arus listrik secara otomatis jika terjadi konsleting. 2. TOLR (Thermal Over Load Relay) dimana TOLR berfungsi untuk proteksi motor listrik dari beban lebih. Seperti halnya sekring (fuse) pengaman beban lebih ada yang bekerjacepat dan ada yang lambat. Sebab waktu motor start arus dapat mencapai 6 kali nominal, sehingga apabila digunakan pengaman yang bekerja cepat, maka pengamannya akan putus setiap motor dijalankan.
4
Gangguan yang mungkin terjadi pada operasi rangkaian penguncian adalah adanya hubungan singkat arus listrik (konsleting) atau beban lebih( over load).
Pada rangkaian ini juga diperlukan lampu tanda (pilot lamp) dengan warna merah dan hijau, dimana lampu ini berfungsi sebagai indicator saat beba bekerja, seperti jika rangkaian dalam keadaan mati (off) maka lampu indicator dengan warna merah akan menyala, sebaliknya jika kita menekan switch button (on) maka lampu indikato rmerah akan mati dan lampu indicator hijau akan menyala. M1 M2 H1 H2 K1 K1 K1 K1 K2 K2 K2 K2 21 21 22 22 33 33 34 34 SO S1 S2 13 13 14 14 K2 K1 K1
Gambar 2.1 control circuit diagram operasi penguncian
B. Operasi bergantian
Yang dimaksud dengan pemakaian kontaktor operasi bergantian adalah pengoperasian beban dengan menggunakan kontaktor dimana masing masing kontaktor melayani bebannya masing masing secara terpisah. Namun pada pengoperasian kontaktor kali ini menggunakan push button ganda ( no & nc ), sehingga jika tidak menekan push button, maka push button tersebut dalam posisi push button nc, namun bila kita tekan maka push button tersebut dalam posisi push button no.
5
Pada rangkaian ini, kontaktor yang dapat bekerja hanya 1, sehingga bila K1 dalam keadaan bekerja, maka K2 akan mati, begitu pula jika K2 dalam keadaan bekerja maka K1 akan mati, sehingga bekerjanya kontaktor tersebut secara bergantian.
Pemakaian kontaktor dengan operasi bergantian ini, memerlukan komponen pengaman pada setiap rangkaiannya untuk mengantisipasi terjadinyagangguan pada motor. Alat yang bisa digunakan untuk pengaman antara lain : 1. Mcb (miniature circuit breaker) dimana mcb berfungsi untuk memutus arus listrik secara otomatis jika terjadi konsleting 2. Tolr (thermal over load relay) dimana tolr berfungsi untuk proteksi motor listrik dari beban lebih. Seperti halnya sekring (fuse) pengaman beban lebih ada yang bekerja cepat dan ada yang lambat. Sebab waktu motor start arus dapat mencapai 6 kali nominal, sehingga apabila digunakan pengaman yang bekerja cepat, maka pengamannya akan putus setiap motor dijalankan.
Gangguan yang mungkin terjadi pada operasi rangkaian bergantian adalah adanya hubungan singkat arus listrik (konsleting) atau beban lebih( over load). Pada rangkaian ini juga diperlukan lampu tanda (pilot lamp) dengan warna merah dan hijau, dimana lampu ini berfungsi sebagai indicator saat beban bekerja, seperti jika rangkaian dalam keadaan mati (off) maka lampu indicator dengan warn merah akan menyala, sebaliknya jika kita menekan switch button (on) maka lampu indicator merah akan mati dan lampu indicator hijau akan menyala.
Maka akan diperoleh akibat pada ketidak efisien sistem, kesulitan memonitor aktifitas kesalahan dalam operasional, dsb. Perkembangan informasi yang layak terus dipertimbangkan untuk perancangan monitoring dan automation sistem monitoring dan automation system merupakan sistem yang difokuskan pada kegiatan pengawasan seluruh aktivitas sistem, untuk tercapainya sasaran / tujuan dalam hal kapasitas, efektifitas kegiatan sistem, dan effisiensi , dengan menggunakan system dan perangkat yang mampu menggantikan aktifitas konvensional dengan system komputerisasi.
Pada saat S1 ditekan maka kontaktor yang ada pada rangkaian 1 akan menyala berarti motor 1 hidup dan motor 2 akan tetap mati. Lalu pada saat motor 1 menyala, ketika S 2 ditekan tidak akan terjadi perubahan apapun artinya kontaktor pada rangkaian 1 akan tetap menyala dan 12
kontaktor pada rangkaian 2 akan tetap mati atau dalam arti lain motor 1 akan tetap menyala dan motor 2 akan tetap mati. Itu karena pada rangkaian 1 kontaktor telah terkunci untuk membuka kuncinya maka harus menekan S 0 dan jika telah terbuka kuncinya maka jika menekan S 2 maka motor 2 kan menyala begitu pula sebaliknya. B. Operasi berurutan 1. Tabel kebenaran
Pada percobaan ini memiliki dua operasi rangkaian terpisah, akan tetapi kedua rangkaian ini saling mempengaruhi satu sama lain. Kedua rangkaian ini juga tidah dapat dioperasikan secara bersamaan, melainkan harus satu persatu. Jadi pada saat S1 ditekan maka kontaktor yang ada di rangkaian 1 menyala, artinya motor 1 hidup dan motor 2 akan tetap mati. Lalu pada saat motor1 menyala S 2 ditekan maka K 1 akan mati maka motor 1 mati, sedangkan K 2 akan menyala dan motor 2 pasti akan hidup dan begitu seterusnya.
14
BAB V KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini, praktikan dapat memahami, bahawa operasi penguncian dan operasi bergantian memiliki prinsip kerja yang hampir sama. Dimana K 2 tidak dapat menyala, jika K 1 tidak menyala terlebih dahulu. Hanya berbeda pada operasi penguncian, K 2 akan menyala saat S 1 telah dinyalakan, dan terjadi penguncian, setelah itu S 1 dimatikan, dan S 2 dinyalakan. Dan pada operasi terpisah, K 2 tidak bisa dinyalakan sebelum K 1 menyala, karena K 1 dan K 2 memiliki operasi rangkaian terpisah.