Anda di halaman 1dari 12

By : Ns.

Heriyanti W
Produksi ANTIBODI
1. Sel B dan Imunoglobulin
Sel B (Lymfosit B) di program untuk
memproduksi 1 antibodi yg
spesifik.
Mekanisme kerja
Antigen terdeteksi oleh sel B
menstimulasi produksi sel plasma
untuk memproduksi antibodi
antigen akan dihancurkan/hilang
Produksi ANTIBODI
1. Sel B dan Imunoglobulin
Sel B (Lymfosit B) di program untuk
memproduksi 1 antibodi yg
spesifik.
Mekanisme kerja
Antigen terdeteksi oleh sel B
menstimulasi produksi sel plasma
untuk memproduksi antibodi
antigen akan dihancurkan/hilang
imunoglobulin
Imunoglobulin merupakan antibodi yg dibentuk
oleh limfosit dan sel plasma. Letak imunoglobulin
yaitu kelenjar limfe, tonsil, apendiks, beredar
dalam darah serta limfe.
Pada manusia terdapat 5 kelas imunoglobulin,
yaitu IgM, IgG, IgA, IgD dan IgE
Fungsi IgM, IgE dan IgA : Mencakup netralisasi
toksin, virus, aglutinasi, lisis bakteri dan bahan
selular asing
Imunoglobulin merupakan antibodi yg dibentuk
oleh limfosit dan sel plasma. Letak imunoglobulin
yaitu kelenjar limfe, tonsil, apendiks, beredar
dalam darah serta limfe.
Pada manusia terdapat 5 kelas imunoglobulin,
yaitu IgM, IgG, IgA, IgD dan IgE
Fungsi IgM, IgE dan IgA : Mencakup netralisasi
toksin, virus, aglutinasi, lisis bakteri dan bahan
selular asing
HIPERSENSITIVITAS
Merupakan respon sistem imun yg tidak tepat dan
dapat membahayakan terhadap substansi yg
biasanya tidak membahayakan.
Reaksi alergi merupakan manifestasi cedera jaringan
karena interaksi antigen dan antibodi
HIPERSENSITIVITAS ANAFILAKTIK
TIPE 1
REAKSI ini diperantarai oleh IgE
Mekanisme kerja
Terdapat kontak dengan antigen yg spesifik terjadi
produksi antibodi IgE oleh sel plasma dikelenjar limfe
tempat sel T helper membantu menggalakkan reaksi
ini antibody IgE akan terikat dengan reseptor
membran pada sel mast yg dijumpai dalam jaringan
ikat dan basofil terjadi kontak ulang antigen
akan terikat dengan IgE Mengakifkan reaksi selular
yg memicu proses degranulasi serta pelepasan
mediator kimia (histamin, leukotrien & eosinophil
chemotatic factor of anaphylaxis ) mengakibatkan
vasodilatasi, peningkatan permiabilitas, kontraksi otot
polos serta eosinofil
REAKSI ini diperantarai oleh IgE
Mekanisme kerja
Terdapat kontak dengan antigen yg spesifik terjadi
produksi antibodi IgE oleh sel plasma dikelenjar limfe
tempat sel T helper membantu menggalakkan reaksi
ini antibody IgE akan terikat dengan reseptor
membran pada sel mast yg dijumpai dalam jaringan
ikat dan basofil terjadi kontak ulang antigen
akan terikat dengan IgE Mengakifkan reaksi selular
yg memicu proses degranulasi serta pelepasan
mediator kimia (histamin, leukotrien & eosinophil
chemotatic factor of anaphylaxis ) mengakibatkan
vasodilatasi, peningkatan permiabilitas, kontraksi otot
polos serta eosinofil
Tanda dan Gejala
Sistemik : hipotensi, spasme bronkus,
Spasme GI atau uterus
Lokal : urtikaria
Contoh klinis hipersensitivitas tipe 1
asma, rinitis alergika, reaksi terhadap
makanan dan serangga penyengat
Sistemik : hipotensi, spasme bronkus,
Spasme GI atau uterus
Lokal : urtikaria
Contoh klinis hipersensitivitas tipe 1
asma, rinitis alergika, reaksi terhadap
makanan dan serangga penyengat
Hipersensitivitas sitotoksik tipe II
Hipersensitivitas sitotoksik TERJADI KARENA
SISTEM KEKEBALAN gagal mengenali konstituen
tubuh normal sebagai benda asing sehingga
menimbulkan kerusakan sel serta jaringan.
Mekanisme kerja
Antigen terikat sel (ex. Sel darah merah) IgG
ATAU Ig M Timbul reaksi pengikatan antibodi
IgM atau IgG dengan antigen yg terikat sel
pengaktifan rantai komplemen C 3 dengan fagositosit
dan destruksi sel tempat antigen terikat lisis sel
darah merah
Hipersensitivitas sitotoksik TERJADI KARENA
SISTEM KEKEBALAN gagal mengenali konstituen
tubuh normal sebagai benda asing sehingga
menimbulkan kerusakan sel serta jaringan.
Mekanisme kerja
Antigen terikat sel (ex. Sel darah merah) IgG
ATAU Ig M Timbul reaksi pengikatan antibodi
IgM atau IgG dengan antigen yg terikat sel
pengaktifan rantai komplemen C 3 dengan fagositosit
dan destruksi sel tempat antigen terikat lisis sel
darah merah
Tanda dan gejala
Mencakup dispnea, haemoptisis dan panas
Contoh : anemia haemolitik autoimun, trombositopenia,
rejeksi cangkokan pada transplantasi ginjal, reaksi
tranfusi
HIPERSENSITIFITAS KOMPLEKS IMUN TIPE III
MEKANISME KERJA
Antigen terikat dengan antibody dan dibersihkan dari
dalam sirkulasi darah melalui kerja fagositik
pembentukan kompleks imun kompleks bertumpuk
di jaringan atau endotelium vaskuler peningkatan
jumlah kompleks imun yg beredar dan terdapat amina
vasoaktif peningkatan permiabelitas vaskuler dan
cedera jaringan kerusakan terjadi pada sendi dan
ginjal
HIPERSENSITIFITAS KOMPLEKS IMUN TIPE III
berkaitan dengan SLE, artritis reumatoid
MEKANISME KERJA
Antigen terikat dengan antibody dan dibersihkan dari
dalam sirkulasi darah melalui kerja fagositik
pembentukan kompleks imun kompleks bertumpuk
di jaringan atau endotelium vaskuler peningkatan
jumlah kompleks imun yg beredar dan terdapat amina
vasoaktif peningkatan permiabelitas vaskuler dan
cedera jaringan kerusakan terjadi pada sendi dan
ginjal
HIPERSENSITIFITAS KOMPLEKS IMUN TIPE III
berkaitan dengan SLE, artritis reumatoid
Hipersensitivitas tipe lambat (tipe IV)
kontak awal : sensitisasi sel T adanya
KONTAK ULANG menyebabkan sel T yg
tersensitisasi akan bereaksi dgn antigen
Melepaskan limfokin yg akan menarik,
mengaktifkan dan mempertahankan sel
magrofag magrofag melepaskan lizosim
timbul kerusakan jaringan seperti edema.
kontak awal : sensitisasi sel T adanya
KONTAK ULANG menyebabkan sel T yg
tersensitisasi akan bereaksi dgn antigen
Melepaskan limfokin yg akan menarik,
mengaktifkan dan mempertahankan sel
magrofag magrofag melepaskan lizosim
timbul kerusakan jaringan seperti edema.
Pengkajian dan diagnosis
mencakup pemeriksaan darah, test
kulit . Eosinofil 5%-15% menunjukan
reaksi alergi, kadar serum total IgE
SEMOGA BERMANFAAT SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai