DI RUANG KIA/KB PUSKESMAS NGESREP Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Praktik Keperawatan Dewasa II ( Stase Maternitas )
Disusun Oleh: MITSALINA MAULIDA HAFIZH G2B009050
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012
Nama klien : Ny.D Tanggal tindakan : 30 Mei 2010 Status kehamilan : G2P1A0
1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran Diagnosa keperawatan 1 : Ansietas berhubungan dengan krisis situasional. DS : - Ny.D mengatakan cemas karena belum merasakan kencang-kencang meskipun kehamilannya sudah masuk minggu ke- 41 - Ny.D mengeluh kakinya membengkak meskipun tidak sakit. - Ny.D mengatakan khawatir suaminya tidak dapat menemani saat persalinan
DO : - Wajah Ny.D tampak cemas - Ny.D tampak selalu mengelus-elus perutnya
Dasar pemikiran : Pada trimester III, biasanya terdapat fluktuasi emosi pada ibu hamil menjelang klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran bayi 2 . Sekitar bulan ke-8 mungkin terdapat periode tidak semangat dan depresi. Selain itu kondisi bayi yang mulai membesar membuat kenyamanan ibu berubah dan ibu mudah terserang lelah. Kehamilan yang semakin membesar terkadang juga meningkatkan tingkat stress yang dialami oleh ibu hamil. Ibu hamil akan lebih sering membayangkan risiko kehamilan dan proses persalinan. Rasa takut pun akan muncul, tidak hanya rasa takut akan kondisi atau risiko pada bayi tetapi juga takut akan keselamatan ibu hamil untuk melewati persalinan. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat ketakutan pada ibu hamil jelang persalinan adalah dengan melakukan tindakan pemeriksaan Leopold untuk memastikan janin dalam kondisi yang baik.
2. Tindakan keperawatan yang dilakukan Tindakan yang dilakukan adalah melakukan pemeriksaan Leopold pada Ny.D.
3. Prosedur Pelaksanaan 3
a. Persiapan alat : - Tempat tidur - Selimut/kain linen - bantal - pita ukur - Doppler atau laenec - Pelumas b. Bina hubungan saling percaya dengan klien c. Jelaskan Prosedur dan tujuan dari pemeriksaan Leopold pada klien d. Anjurkan Klien untuk mengosongkan kandung kemih sebelum pemeriksaan e. Cuci tangan f. Jaga privacy g. Posisikan ibu pada posisi supinasi dan lutut ditekuk. h. Posisikan perawat di sebelah kanan dan menghadap ke arah kepala klien. i. Buka Area abdominal mulai dari prosesus xipoideus sampai simfisis pubis, tutupi bagian yang tidak dilakukan tindakan j. Pemeriksaan Leopold 1 1) Hitung tinggi fundus uteri. Lakukan pengukuran dengan menggunakan pita ukur dimulai dari batas atas simfisis pubis hingga puncak fundus. Catat hasilnya. 2) Lengkungkan jari-jari kedua tangan, kelilingi bagian atas fundus dengan jari- jari. 3) Lakukan palpasi ringan pada fundus uteri. Bila posisi sungsang, maka di fundus akan terasa kepala bulat keras dan melenting pada goyangan. Bila posisi normal, pada fundus akan teraba bokong tidak keras dan tidak melenting. Pada posisi letak lintang, fundus uteri tidka diisi oleh bagian- bagian janin. k. Pemeriksaan Leopold 2 1) Letakkan kedua tangan menelusuri tepi uteri. 2) Lakukan palpasi ringan dari atas menuju ke bawah 3) Pada letak membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang teraba rata dengan tulang iga seperti papan cuci. Pada letak lintang maka akan teraba kepala janin. l. Pemeriksaan Leopold 3 1) Tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu tangan secara lembut dan masuk ke dalam abdomen klien di atas simpisis pubis 2) Pegang bagian presentasi bayi. Bila teraba keras dan bulat, maka kepala. Bila lunak dan tidak bulat maka bokong. Pada letak lintang simfisis pubis akan kosong. m. Pemeriksaan Leopold 4 1) Posisikan Klien untuk meluruskan kakinya 2) Posisikan perawat menghadap ke arah kaki klien 3) Letakkan kedua tangan di sisi bawah uterus, lalu tekan ke dalam dan gerakkan jari-jari ke arah rongga panggul, dimanakah tonjolan sefalik dan apakah bagian presentasi telah masuk. Bila bagian terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran terbesarnya, maka tangan yang melakukan divergen sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum masuk PAP maka tangan pemeriksa konvergen. 4) Pemeriksaan leopold 4 tidak dilakukan bila kepala masih tinggi.
Gambar 1. Pemeriksaan Leopold pada Ibu Hamil
n. Melakukan pemeriksaan Denyut Jantung Janin (DJJ) o. Bantu klien untuk mengenakan dan merapikan bajunya kmbali p. Sampaikan hasil pemeriksaan leopold pada klien q. Cuci tangan r. Dokumentasi
4. Analisa tindakan keperawatan Tindakan melakukan pemeriksaan Leopold yang dilakukan sudah sesuai dengan teori meskipun terdapat beberapa prosedur yang tidak dilakukan ataupun dimodifikasi. Prosedur yang tidak dilakukan antara lain penjelasan prosedur kepada pasien, hal ini dikarenakan untuk pasien yang sudah pernah periksa di KIA pasti sudah mengetahui prosedur pemeriksaan. Prosedur ini hanya dilakukan kepada pasien baru atau ketika pasien membutuhkan penjelasan mengnai prosedur tindakan yang akan diberikan. Klien juga tidak dianjurkan mengosongkan kandung kemih. Hanya diminta untuk menimbang berat badan dan pengukuran tekanan darah. Cuci tangan dilakukan sekali selama pemeriksaan hari itu dan dilakukan jika dirasa akan melakukan pemeriksaan infasive. Selain itu tidak dilakukan meskipun terdapat kontak langsung dengan pasien. Tindakan alternative yang dilaksanakan adalah dengan mengoleskan lotion anti bakteri pada kedua tangan.
5. Bahaya yang mungkin muncul
6. Hasil yang didapat dan maknanya S : - Ny.D mengatakan masih merasa cukup cemas dengan kondisi kehamilannya. O : - TFU = 34 cm - DJJ = 134 x /menit - Leopold I didapatkan bagian atas adalah bokong. - Leopold II didapati bagian kanan adalah punggung dan bgian kiri adalah bagian ekstremitas. - Leopold III bagian bawah adalah kepala. - Leopold IV didapatkan bahwa kepala janin sudah masuk PAP. - Ny.W masih tampak cemas. A : Masalah belum teratasi. P : Lakukan intervensi yang berfungsi untuk mengurangi tingkat kecemasan Ny. D seperti teknik relaksasi napas dalam dan aktivitas seperti active listening.
7. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan di atas a. Instruksikan pada Ny.D untuk mengontrol ansietas melalui teknik relaksasi dengan napas dalam. b. Berikan kesempatan kepada Ny.D untuk mengeksplore perasaannya. c. Berikan motivasi Ny.D dengan kata-kata positif.
8. Evaluasi diri Selalu memotivasi pasien untuk meredakan tingkat kecemasannya. Beri semangat dan kata- kata positif untuk pasien. Anjurkan pasien untuk lebih dekat dengan support sistem-nya, misalnya suami, anak, atau keluarga.
Semarang, Juni 2012 Pembimbing Klinik
( Dina Retno Herawaty ) NIP.19770329 200212 2 00
DAFTAR PUSTAKA
1. Heather Herdman. 2010. NANDA International, Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta: EGC. 2. Farrer, Hellen. 2001. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta : EGC. 3. Bobak & Lowdermilk, dkk. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.