Anda di halaman 1dari 8

Senin, 18 Juni 2012

Sifat-sifat Hidrokarbon Cair


SIFAT SIFAT HIDROKARBON CAIR

3.1 Komposisi Hidrokarbon Cair
Ada 2 (dua) macam hidrokarbon cair yakni :
Liquified Gases, adalah senyawa hidrokarbon cair yang berasal dari gas
yang dicairkan baik dengan cara ditekan, didinginkan maupun dengan
ditekan dan didinginkan.
Contoh : - Liquified Natural Gas (LNG)
- Liquified Petroleum Gas (LPG)
- Condensate
Komposisi kimia dari NGL dan condensate dapat diketahui dengan mudah, yakni dengan
analisa chromatography dan dapat diketahui komposisi kimia secara kwalitatip dan
kwantitatip.
Komposisi condensate adalah C
5
+
yakni, senyawa pentan dan yang lebih berat, sehingga pada
kondisi atmosfir sudah berupa cairan.

Contoh komposisi condensate product dari LNG Plant sbb.:

Komponen % Volume
C
1
0,031
i-C
4
0,921
n-C
4
0,004
i-C
5
12,141
n-C
5
68,316
n-C
6
100,000

Cairan Hidrokarbon Komplek.
Yakni senyawa hidrokarbon cair yang terdiri dari berbagai jenis senyawa hidrokarbon dan
komposisi kimianya sangat kompleks sehingga sulit analisis.

Contoh : Crude oil atau minyak bumi
Crude oil terdiri ribuan jenis senyawa hidrokarbon PONA mulai dari CH
4
s/d C
85
H
60
yang
digolongkan yakni :
1. Hidrokarbon Parafin
2. Hidrokarbon Olefin
3. Hidrokarbon Napthen
4. Hidrokarbon Aromat
Didalam gas bumi hanya terdapat hidrokarbon parafin, yakni senyawa hidrokarbon yang
ikatan antar atom Carbon jenuh dan tidak membentuk siklus atau ikatan cincin.
Contoh :
1. Hidrokarbon Parafin
n = 2 C
2
H
6

n = 3 C
3
H
8

n = 5 C
5
H
12

n = 8 C
8
H
18


2. Hidrokarbon Olefin
Adalah hidrokarbon parafin yang kehilangan beberapa atom hidrogen terjadi ikatan rangkap
diantara atom karbon.
Contoh :
H H H H

H - C - C H H C = C H

H H
Ethane Ethylene

H H H

H C - C - C - H CH
2
= CH CH
3


H H H
Propane Propylene

3. Hidrokarbon Naphthen
Adalah hidrokarbon parafin yang membentuk siklus
Contoh :
H H

CH
3
CH
2
CH
2
CH
3
H C C H

H C C H

H H
Butana Siklo Butana

4. Hidrokarbon Aromat
Adalah hidrokarbon olefin yang membentuk siklus, dengan berbagai variasinya.

3.2. Density, Specific Gravity and API Gravity
Sifat ini menghubungkan antara volume dan berat zat density (kerapatan) adalah berat zat
untuk tiap satuan volume, satuannya gr/cm
3
, kg/l, lg/ft
3
.
Air pada 60
o
F (15
o
C) mempunyai density 62,37 lb/Cu Ft yang kira-kira sama dengan 1
gr/cm
3
.
Specific Gravity (SG) adalah perbandingan density antara zat dengan air. Untuk industri
minyak, ada dua SG yaitu SG 60/60 yaitu rasio antara density minyak pada 60
o
F dengan
density air pada 60
o
F, yang kedua adalah SG 15/4 yaitu rasio antara density minyak pada
15
o
C dengan density air pada suhu 4
o
C.
Selain SG juga digunakan
o
API Gravity (American Petroleum Institute) dengan hubungan
sebagai berikut :

Di laboratorium pemeriksaan SG (ASTM D 1298) dan API Gravity dilakukan dengan
hydrometer (ASTM D 287), picnometer atau westphalt balance.
Hampir semua hasil minyak dijual dengan dasar volume, sedang untuk biaya transportasi
banyak didasarkan pada berat. SG sendiri tidak memberikan pengaruh yang berarti pada hasil
minyak tetapi karena pemeriksaannya mudah dan cepat banyak digunakan untuk interpretasi
kontaminasi antar fraksi.
Karena pengaruh suhu merubah besarnya SG, maka ASTM-IP membuat daftar koreksi yang
disebut Measurement Table, untuk merubah SG pada suhu pengamatan (SG observed)
menjadi SG pada suhu standard (SG 60/60
o
F atau SG 15/4
o
C).
3.3. Tekanan Uap
Molekul-molekul zat cair di permukaan cenderung untuk melepaskan diri menjadi molekul
molekul uap. Hal ini terjadi karena molekul molekul tadi mempunyai tenaga kinetis rata
rata lebih besar dari molekul molekul di dalam cairan.
Kalau zat cair berada didalam bejana tertutup, pada suatu saat penguapan cairan akan diikuti
dengan pengembunan uap. Maka di katakan pada saat itu terjadi kesetimbangan, artinya
kecepatan penguapan sama dengan kecepatan pengembunan.
Tekanan uap pada saat terjadi kesetimbangan ini disebut tekanan uap jenuh (saturated),
selanjutnya disebut dengan tekanan uap saja.
Apabila dalam bejana tadi hanya ada 1 macam zat cair disebut tekanan uap murni.

Tekanan uap zat cair dipengaruhi oleh suhu. Makin tinggi suhunya makin tinggi pula tekanan
uapnya. Tekanan uap murni dari berbagai senyawa hidrokarbon dapat dilihat pada grafik di
halaman berikut.
Suatu bejana yang berisi zat cair yang terdiri dari campuran beberapa senyawa hidrokarbon,
tekanan uapnya merupakan campuran tekanan uap dari senyawa senyawa tadi.

Tekanan uap didalam tangki yang ditunjukkan oleh manometer adalah tekanan uap campuran
dari propan dan butan.
Menurut hukum ROULT tekanan uap campuran tersebut adalah merupakan jumlah tekanan
uap partiil dari masing masing komponen di dalam tangki, dalam hal ini adalah tekanan uap
partiil propan dan butan.
P = Pc
3
+ Pc
2

Pc
3
= Xc
3
. P
o
c
3

Pc
4
= Xc
4
. P
o
c
2

Pc
3
= Tekanan uap partiil propan, yakni tekanan yang ditimbulkan oleh propan kalau berada
sendirian pada bejana tersebut, demikian juga untuk Pc
4
.
P
o
c
3
= Tekanan uap murni propan pada suhu T (dilihat dari grafik), demikian pula untuk P
o
c
4

Xc
3
= mole fraksi propana
Xc
4
= mole fraksi butana

Contoh soal:
Sebuah separator berisi campuran propana dan iso butana cair suhunya 150
o
F. Apabila
jumlah mole propana = 0.825 dan iso-butana = 0,175. hitunglah tekanan absolut dari tersebut
?
Pada suhu = 150
o
F, (dari grafik tekanan uap versus suhu) didapat sbb.
P
o
c
3
= 350 psia
P
o
c
4
= 148 psia
P total = Pc
3
+ P
1
-c
4
= Xc
3
. P
o
c
3
+ Xc
4
. P
o
c
4

= 0.825 (350) + 0.175 (148)
= 314,65 psia

Hubungan Reid Vapor Pressure (RVP) dengan True Vapor Pressure (TVP)

Aplikasi Tekanan Uap di dalam industri.
Semua zat cair yang berada dalam bejana terbuka akan mendidih apabila tekanan uapnya
sama dengan tekanan atmosferis.
Hal ini berarti :
Semua produk yang disimpan dalam tangki atmosferis tekanan uapnya harus lebih rendah dan
tekanan atmosferis, pada suhu tertinggi atmosferis.
Produk yang disimpan dalam tangki bertekanan selalu berada dalam kondisi titik didihnya.
Apabila tangki tersebut menerima panas dari luar (misalnya), maka produk tadi akan
mendidih molekul molekul uap semakin banyak tekanan naik.
Pendidihan cairan dalam tangki bertekanan tersebut tidak akan berlangsung terus menerus,
tetapi akan segera berhenti pada saat tekanan absolutenya = tekanan uap cairan pada suhu
waktu itu.
Di dalam laboratorium, tekanan uap diuji dengan alat Reid Vapor Pressure (ASTM D 323).


Produk yang diperiksa tekanan uapnya dengan RVP adalah fraksi naphtha, atau gasoline.

Untuk mengetahui fraksi ringan yang terdapat di dalam produk, selain di uji sifatnya dengan
Hydrometer SG, atau density maka di uji juga distilasi ASTM D86.

3.4. Titik Didih (Boiling Point)
Adalah suhu dimana cairan mendidih. Pada saat mendidih, molekul-molekul uap dan tekanan
uap dari zat cair adalah sama dengan tekanan di atas permukaan cairannya.
Jika tekanan di permukaan cairan diturunkan, maka titik didih cairannya jua akan menjadi
lebih rendah. Demikian pula jika tekanan diatas permukaan cairannya dinaikkan, maka titik
didih cairannya akan naik pula.
Setiap cairan hidrokarbon, mempunyai titik didih yang berbeda. Sehingga atas dasar
perbedaan titik didih ini, maka campuran beberapa macam senyawa hidrokarbon dapat
dipisahkan dengan cara distilasi.Untuk pemisahan campuran gas-gas, digunakan distilasi
bertekanan (Pressurized Distillation).

3.5. Kandungan Air (Water Content).
Adalah jumlah air yang terkandung di dalam gas alam (Gas-Water System). Jika di dalam gas
alam yang mengandung air diolah di dalam proses, maka akan mengakibatkan terbentuknya
hydrate dan menyebabkan korosi pada sistem perpipaan serta peralatan yang digunakan.
Sehingga untuk mencegah hal ini, maka gas harus dikeringkan (dibebaskan dari air) dengan
proses dehydrasi atau pengeringan.
Ada beberapa cara untuk menurunkan kandungan air di dalam gas misalnya proses
pendinginan, absorpsi dan adsorpsi
Jumlah air yang terkandung di dalam gas akan meningkat dengan naiknya suhu gas. Tetapi
jika tekanan gas bertambah besar, maka kandungan air di dalm gas akan menurun, seperti
terlihat pada grafik dibawah ini.

Contoh Komposisi Gas Bumi :
FEED GAS PT. ODIRA ENERGY PERSADA
1 APRIL 2006
No Komposisi Simbol % Mol
1 Nitrogen N
2
0,001
2 Carbon Dioxide CO
2
2,408
3 Methane CH
4
60,6964
4 Ethane C
2
H
6
12,9636
5 Propane C
3
H
8
13,9033
6 l-Butane I(C
4
H
10
) 2,9282
7 n-Butane n(C
4
H
10
) 3,7815
8 i-Pentane I(C
5
H
12
) 1,6456
9 n-Pentane N(C
5
H
10
) 0,8510
10 Hexane+ (C
6
H
14
) 1,4095
11 Water (H
2
O) Saturated
12 Gross/Net Heating Value 1,559 Btu/scf
13 Relative density 0,9465
14 Compresibilitaty 0,9935
15 Temperature 49
o
C
16 Pressure 45 psig

Kondensat dalam kondisi atmosferik berupa cairan, yang mempunyai sifat mudah menguap,
mudah terbakar dan tidak mudah tercampur dengan air.
Reaksi:

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Seputar LPG
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Link ke posting ini
Buat sebuah Link
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Arsip Blog
2013 (1)
2012 (4)
o Juni (4)
Sifat-sifat Hidrokarbon Cair
Sifat-sifat Gas
ELPIJI
Jungle Lembang Outbound, 26 Juni 2012
Total Tayangan Laman
374
DetikSport MancingMania7 LowonganMigas
Template Travel. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai