Anda di halaman 1dari 5

CAIRAN SEREBRO SPINAL

Posted by Ockym al ayuby on Tuesday, 25 January 2011



Cairan Serebro Spinal (CSS) ditemukan di ventrikel otak dan sisterna dan ruang subarachnoid
yang mengelilingi otak dan medula spinalis. Seluruh ruangan berhubungan satu sama lain, dan
tekanan cairan diatur pada suatu tingkat yang konstan.

Fungsi Bantalan Cairan Serebrospinal

Fungsi utamanya adalah untuk melindungi sistem saraf pusat (SSP) terhadap trauma. Otak
dan cairan serebrospinal memiliki gaya berat spesifik yang kurang lebih sama (hanya berbeda
sekitar 4%), sehingga otak terapung dalam cairan ini. Oleh karena itu, benturan pada kepala
akan menggerakkan seluruh otak dan tengkorak secara serentak, menyebabkan tidak satu
bagian pun dari otak yang berubah bentuk akibat adanya benturan tadi.

Pembentukan, Aliran dan Absorpsi Cairan Serebrospinal

Sebagian besar CSS (dua pertiga atau lebih) diproduksi di pleksus choroideus ventrikel
serebri (utamanya ventrikel lateralis). Sejumlah kecil dibentuk oleh sel ependim yang
membatasi ventrikel dan membran arakhnoid dan sejumlah kecil terbentuk dari cairan
yang bocor ke ruangan perivaskuler disekitar pembuluh darah otak (kebocoran sawar
darah otak).

Pada orang dewasa, produksi total CSS yang normal adalah sekitar 21 mL/jam (500 mL/ hari),
volume CSS total hanya sekitar 150 mL. CSS mengalir dari ventrikel lateralis melalui foramen
intraventrikular (foramen Monroe) ke venrikel ketiga, lalu melewati cerebral aquaductus
(aquaductus sylvii) ke venrikel keempat, dan melalui apertura medialis (foramen Magendi) dan
apertura lateral (foramen Luschka) menuju ke sisterna cerebelomedular (sisterna magna). Dari
sisterna cerebelomedular, CSS memasuki ruang subarakhnoid, bersirkulasi disekitar otak dan
medula spinalis sebelum diabsorpsi pada granulasi arachnoid yang tdrdapat pada hemisfer
serebral.

Sekresi Pleksus Koroideus

Pleksus koroideus adalah pertumbuhan pembuluh darah seperti kembang kol yang dilapisi oleh
selapis tipis sel. Pleksus ini menjorok ke dalam kornu temporal dari setiap ventrikel lateral,
bagian posteror ventrikel ketiga dan atap ventrikel keempat.

Sekresi cairan oleh pleksus koroideus terutama bergantung pada transpor aktif dari ion natrium
melewati sel epitel yang membatasi bagian luar pleksus. Ion- ion natrium pada waktu kembali
akan menarik sejumlah besar ion-ion klorida, karena ion natrium yang bermuatan positif akan
menarik ion klorida yang bermuatan negatif. Keduanya bersama sama meningkatkan kuantitas
osmotis substansi aktif dalam cairan serebrospinal, yang kemudian segera menyebabkan
osmosis air melalui membran, jadi menyertai sekresi cairan tersebut. Transpor yang kurang
begitu penting memindahkan sejumlah kecil glukosa ke dalam cairan serebrospinal dan ion
kalium dan bikarbonat keluar dari cairan serebrospinal ke dalam kapiler. Oleh karena itu, sifat
khas dari cairan serebrospinal adalah sebagai berikut: tekanan osmotik kira-kira sama dengan
plasma; konsentrasi ion natrium kira-kira sama dengan plasma; klorida kurang lebih 15% lebih
besar dari plasma; kalium

kira-kira 40% lebih kecil; dan glukosa kira-kira 30% lebih sedikit. Inhibitor carbonic anhidrase
(acetazolamide), kortikosteroid, spironolactone, furosemide, isoflurane dan agen vasokonstriksi
untuk mengurangi produksi CSS.

Absorpsi Cairan Serebrospinal Melalui Vili Arakhnoidalis

Absorpsi CSS melibatkan translokasi cairan dari granulasi arachnoid ke dalam sinus venosus
otak. Vili arakhnoidalis, secara mikroskopis adalah penonjolan seperti jari dari membran
arakhnoid ke dalam dinding sinus venosus. Kumpulan besar vili-vili ini biasanya ditemukan
bersama-sama, dan membentuk suatu struktur makroskopis yang disebut granulasi arakhnoid
yang terlihat menonjol ke dalam sinus. Dengan menggunakan mikroskop elektron, terlihat
bahwa vili ditutupi oleh sel endotel yang memiliki lubang-lubang vesikular besar yang langsung
menembus badan sel. Telah dikemukakan bahwa lubang ini cukup besar untuk menyebabkan
aliran yang relatif bebas dari cairan serebrospinal, molekul protein, dan bahkan partikel partikel
sebesar eritrosit dan leukosit ke dalam darah vena. Sebagian kecil diabsorpsi di nerve root
sleeves dan limfatik meningen. Walaupun mekanismenya belum jelas diketahui, absorpsi CSS
ini tampaknya berbanding lurus terhadap

tekanan intra kranial (TIK) dan berbanding terbalik dengan tekanan vena serebral (Cerebral
Venous Pressure = CVP). Karena otak dan medula spinalis sedikit disuplai oleh sistem limfatik,
absorpsi melalui CSS merupakan mekanisme utama untuk mengembalikan protein perivaskuler
dan interstitiil ke dalam aliran darah.

Ruang Perivaskuler dan Cairan Serebrospinal

Pembuluh darah yang mensuplai otak pertama-tama berjalan melalui sepanjang permukaan
otak dan kemudian menembus ke dalam, membewa selapis pia mater, yaitu membran yang
menutupi otak. Pia mater hanya melekat longgar pada pembuluh darah, sehingga terdapat
sebuah ruangan, yaitu ruang perivaskuler, yang ada di antara pia mater dan setiap pembuluh
darah. Oleh karena itu, ruang perivaskuler mengikuti arteri dan vena ke dalam otak sampai
arteriol dan venula,

tapi tidak sampa ke kapiler.

Fungsi Limfatik Ruang Perivaskuler

Sama halnya dengan di tempat lain dalam tubuh, sejumlah kecil protein keluar dari parenkim
kapiler ke dalam ruang interstitiil otak, karena tidak ada pembuluh limfe dalam jaringan otak,
protein ini meninggalkan jaringan terutama dengan mengalir bersama cairan yang melalui ruang
perivaskuler ke dalam ruang subarakhnoid. Untuk mencapai ruang subarakhnoid, protein akan
mengalir bersama cairan serebrospinal untuk diabsorpsi melalui vili arakhnoidalis ke dlam vena-
vena

serebral. Ruang perivaskuler, sebenarnya, merupakan sistem limfatik yang khusus untuk otak.

Selain menyalurkan cairan dan protein, ruang perivaskuler juga menyalurkan partikel asing dari
otak ke dalam ruang subarakhnoid. Misalnya, ketika terjadi infeksi di otak, sel darah putih dan
jaringan mati infeksius lainnya dibawa keluar melalui ruang perivaskuler.

Tekanan Cairan Serebrospinal

Tekanan normal dari sistem cairan serebrospinal ketika seseorang berbaring pada posisi
horizontal, rata-rata 130 mm air (10 mmHg), meskipun dapat juga serendah 65 mm air atau
setinggai 195 mm air pada orang normal.

Pengaturan Tekanan Cairan Serebsrospinal oleh Vili Arakhnoidalis

Normalnya, tekanan cairan serebrospinal hampir seluruhnya diatur oleh absorpsi cairan melalui
vili arakhnoidalis. Alasannya adalah bahwa kecepatan normal pembentukan cairan
serebrospinal bersifat konstan, sehingga dalam pengaturan tekanan jarang terjadi faktor
perubahan dalam pembentukan cairan. Sebaliknya, vili berfungsi seperti katup yang
memungkinkan cairan dan isinya mengalir ke dalam darah dalam sinus venosus dan tidak
memungkinkan aliran sebaliknya. Secara normal, kerja katup vili tersebut memungkinkan cairan
serebrospinal mulai mengalir ke dalam darah ketika tekanan sekitar 1,5 mmHg lebih besar dari
tekanan darah dalam sinus venosus. Kemudian, jika tekanan cairan serebrospinal masih
meningkat terus, katup akan terbuka lebar, sehingga dalam keadaan normal, tekanan tersebut
tidak pernah meningkat lebih dari beberapa mmHg dibanding dengan tekanan dalam sinus.
Sebaliknya, dalam keadaan sakit vili tersebut kadang-kadang menjadi tersumbat oleh partikel-
partikel besar, oleh fibrosis, atau bahkan oleh molekul protein plasma yang berlebihan yang
bocor ke dalam cairan serebrospinal pada penyakit otak. Penghambatan seperti ini dapat

menyebabkan tekanan cairan serebrospinal menjadi sangat tinggi.

Pengukuran Tekanan Cairan Serebrospinal

Prosedur yang biasa digunakan untuk mengukur tekanan cairan serebrospinal adalah sebagai
berikut : Pertama, orang tersebut berbaring horizontal pada sisi tubuhnya, sehingga tekanan
cairan spinal sama dengan tekanan dalam ruang tengkorak. Sebuah jarum spinal kemudian
dimasukkan ke dalam kanalis spinalis lumbalis di bawah ujung terendah medula spinalisdan

dihubungkan dengan sebiuah pipa kaca. Cairan spinal tersebut dibiarkan naik pada pipa kaca
sampai setinggi-tingginya. Jika nilainya naik sampai setinggi 136 mm di atas tingkat jarum
tersebut, tekanannya dikatakan 136 mm air atau, dibagi dengan 13,6 yang merupakan berat
jenis air raksa,

kira-kira 10 mmHg.

Fungsi Cairan serebrospinal

Cairan serebrospinal mengelilingi ruang subaraknoid di sekitar otak dan medulla spinalis.
Cairan ini juga mengisi ventrikel dalam otak.

Komposisi

Cairan serebrospinal menyerupai plasma darah dan cairan intersisial (air, elektrolit, oksigan,
karbondioksida, glukose, beberapa lekosit ( terutama limfosit ) dan sedikit protein.

Produksi

Cairan serebrospinal dihasilkan oleh pleksus koroid yaitu jaring-jaring kapiler berbentuk bunga
kol yang menonjol dari pia mater ke dalam dua ventrikel otak

Sirkulasi

Cairan bergerak dari ventrikel lateral melalui foramen interventrikuler ( foramen munro ) menuju
ventrikel ketiga otak,kemudian mengalir melalui akuaduktus serebral ( Sylvius ) menuju ventrikel
keempat cairan mengalir melalui tiga lubang langit-langit ventrikel keempat kemudan
bersirkulasi melalui ruang subaraknoid. Setelah mencapai ruang subaraknoid,maka cairan
serebrospinal akan bersirkulasi sekitar otak dan medulla spinalis,lalu keluar menuju sistem
vaskular. Sebagian besar cairan serebrospinal direabsorpsi ke dalam darah melalui struktur
khusus yang dinamakan villi araknoidalis kedalam sinus vena pada dura mater dan kembali ke
aliran darah tempat asal produksi cairan tersebut

Fungsi

Cairan serebrospinal berfungsi sebagai bantalan untuk jaringan lunak otak dan medulla
spinalis,juga sebagai media pertukaran nutrien dan zat buangan antara darah dan otak serta
medulla spinalis. Secara klinis cairan serebrospinal dapat diambil untuk pemeriksaan melalui
prosudur pungsi lumbal , yaitu jarum berongga diinsersi ke dalam ruang subaraknoid di antara
lengkung saraf vertebra lumbal ke tiga dan ke empat.

Anda mungkin juga menyukai