Disusun Oleh:
KELOMPOK IV
Pembimbing:
OKTOBER, 2009
KATA PENGANTAR
Assalaamualaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada sehingga kami mampu menyelesaikan tugas referat kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat yang berjudul FLU BABI DITINJAU DARI ASPEK MEDIS DAN PUBLIC
HEALTH dengan tepat waktu.
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas kepaniteraan bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat di Universitas YARSI. Dalam pembuatan referat ini kami mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Dr. dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes sebagai Kepala Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat.
2. dr.H. Sumedi Sudarsono, MPH sebagai Koordinator Kepaniteraan
3. Kholis Ernawati, Ssi, M.Kes, Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes, Rifda Wulansari,
SP.M.Kes, dr. Dian Mardhiyah, dr. Fathul Jannah., MSi, Dr.drg. Helwiyah, MPH, dr.
Sugma Agung, MARS sebagai staf bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI.
4. Orang tua kami tercinta, yang telah memberikan dukungan materil dan spiritual.
5. dr. Joseph Joko Hendratno, suami tercinta dari Ida Farida, S.Ked, yang telah
memberikan dukungan dan semangat kepada kami.
Kami menyadari bahwa dalam tugas ini masih banyak kekurangan, sehingga
kritikan yang membangun sangat dibutuhkan untuk perbaikan kedepannya dan untuk
lebih memahami ilmu kedokteran.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Tabel 2.1. Jumlah Kasus Kesakitan dan Kematian Flu Babi Tahun
PENDAHULUAN
pada babi, yang disebabkan virus influenza jenis A. Virus flu ini menyebabkan
kesakitan yang berat pada babi tetapi angka kematiannya rendah. Virus ini (type
A H1N1 virus) pertama kali di isolasi dari babi pada tahun 1930. Penyakit ini
(kejadian penyakit dalam periode tertentu pada suatu daerah yang seringkali
terjadi kasus penyakit dengan jumlah yang selalu relatif sama dan biasa terjadi)
Namun demikian kasus Flu Babi yang terjadi pada manusia saat ini sudah
Babi yang saat ini baru muncul diinformasikan pertama terjadi di Meksiko sejak
bulan Maret 2009. Tidak kurang dari 1400 orang terjangkit Flu Babi dan 103
orang diantaranya meninggal. Selain itu dilaporkan ada 20 kasus Flu Babi di
Amerika Serikat, empat kasus di Kanada dan 10 kasus di Selandia Baru. (3,4)
Menurut Situs Center for Control and Prevention (CDC) AS, normalnya
virus Flu Babi hanya berjangkit pada babi dengan kematian rendah. Namun saat
ini secara sporadis terjadi infeksi pada manusia. Menurut dokumentasi yang
dimiliki CDC, pada bulan September 1988 ditemukan kasus yang cukup
mengagetkan di Wisconsin AS, yaitu seorang wanita hamil meninggal akibat Flu
patogenesis, dan gejala klinis influenza, khususnya swine flu atau Flu Babi.
diagnosis guna melakukan penanganan atau penatalaksanaan yang cepat dan tepat.
Sedangkan peran dokter sebagai public health diharapkan dapat melakukan usaha
2.1. DEFINISI
Flu babi atau swine flu adalah adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
H1N1 dan menyerang pada binatang babi. Flu babi merupakan penyakit zoonosis,
yaitu dapat menular dari hewan ke manusia. Gejala yang umum dapat menyerang
manusia yaitu demam lebih dari 380C, disertai dengan batuk, pilek, nyeri otot,
nyeri tenggorokan dan memiliki riwayat pernah kontak dengan binatang tersebut
dalam tujuh hari terakhir. Virus H1N1 dapat menyebabkan terjadinya pnuemonia
sehingga dapat terjadi respiratory distress yang merupakan suatu keadaan gagal
nafas yang ditunjukan oleh keadaan klinis seperti sesak nafas, sianosis, penurunan
kesadaran, syok, dan pada pemeriksaan analisa gas darah menujukan tekanan
partiel O2 (PaO2) <50mmHg dan tekanan partiel Co2 (PaCo2) < 50 mmHg. (1,2,3,4)
Seperti pada semua virus influenza, virus flu babi pun berubah secara
konstan. Babi bisa terinfeksi virus avian influenza (virus flu burung) dan virus flu
manusia. Jika berbagai virus ini menyerang babi, maka virus ini akan mampu
avian, manusia dan swine. Sampai saat ini sudah berhasil diisolasi sebanyak
empat sub-type A, yaitu: H1N1, H1N2, H3N2, and H3N1. H1N1 yang merupakan
virus jenis baru yang baru saja ditemukan pada babi. (1,2,3,4,5)
2.2. EPIDEMIOLOGI
Flu babi adalah virus pertama kali yang berhubungan dengan influenza
pada manusia yang menyebabkan flu pandemik pada sekitar tahun 1918, dimana
saat itu ditemukan babi sakit atau menderita flu dan kemudian saat yang
tahun 1930, dan hampir selama 60 tahun virus flu babi di kenal dengan strain
H1N1. Kemudian pada tahun 1997 dan 2002, strain baru dengan tiga subtipe dan
lima genotipe baru yag menyebabkan influenza pada babi di Amerika Utara. Saat
ini Flu Babi merebak di beberapa negara, lalu masuk ke Indonesia. (3,4)
pihak akan menjadi pandemik ke seluruh dunia. Saat ini saja, sudah sejumlah
negara diduga sudah tercemar flu babi, antara lain Amerika Serikat, Kanada,
Perancis, Israel, Australia dan New Zealand. Hingga bulan April 2009, di Mexico
dilaporkan sudah 150 orang tewas, 400 orang dirawat di rumah sakit serta 1.600
lainnya diduga terjangkit virus Flu Babi. Penyebaran Flu Babi berasal dari hewan
ternak babi yang terinfeksi virus H1N1, sehingga sejumlah negara sudah
Dahulu CDC menerima laporan hanya satu s/d dua kasus flu babi setiap
satu s/d dua tahun. Tetapi sejak Desember 2005 s/d Februari 2009, 12 kasus telah
dilaporkan. Bahkan dalam bulan April 2009 dilaporkan telah terjadi kejadian luar
Namun secara sporadis dilaporkan adanya infeksi virus ini pada manusia seperti
yang terjadi di United State dan Mexico. Seringnya orang yang terkena adalah
Penyebab Flu Babi adalah virus Influenza Type A subtype H1N1 dari
1. Type A: menular pada unggas (ayam, itik dan burung ) dan Babi
“pengaruh“. Virus Influenza Type A ini pertama kali diisolasi pada tahun 1980.
Saat ini ada subtype Flu Babi yang teridentifikasi ada empat, yaitu : H1N1, H1N2,
H3N1 dan H2N2. Selain pada manusia, penyakit juga berjangkit pada unggas,
kasus flu yang dapat dan pernah menimbulkan pandemik. Sebut saja flu babi dan
flu burung, kedua penyakit ini ditimbulkan oleh virus influenza tipe A tersebut
dan selain itu karena jalur virus yang berbeda menyebabkan influenza pada babi,
kuda, unggas dan manusia. Virus influenza mamalia menyebabkan infeksi lokal,
biasanya terbatas pada saluran pernafasan, sedangkan infeksi oleh virus influenza
menyebabkan penyakit pada manusia tetapi tidak pada spesies ternak yang
penting. Virus influenza babi diisolasi pada tahun 1931 dan virus influenza
manusia tahun 1933. Sedangkan virus influenza pada unggas baru berhasil
diidentifikasi pada tahun 1955 meskipun sampar unggas telah dikenal di Eropa
sejak abad ke-19. Virus influenza kuda pertama kali diisolasi pada tahun 1956. (2,5)
Virion yang memiliki ciri khas dari virus influenza A adalah membulat dan
berdiameter sekitar 100 nm, dan bentuk yang lebih besar dan lebih tidak
helikoidal dan spiral berdiameter 9 s/d 10 nm. Virus berbentuk bundar atau
dan tiga berkaitan dengan polymerase RNA. Yang terbanyak adalah protein
matriks (M1) yang tersusun dari banyak monomer kecil. Protein kecil lain M2
terdapat pada sejumlah kecil cetakan dan menonjol sebagai pori-pori melewati
membrane, merupakan tempat bekerjanya obat amantidin. Virus ini mempunyai
dua jenis peplomer, molekul hemaglutinin (H) bentuk batang yang merupakan
trimer dan molekul neuraminidase (N) bentuk jamur yang merupakan tetramer.
khusus. Ketiga spesies virus influenza A, B dan C tidak mempunyai antigen yang
subtipe dari H (H1-H14) dan sembilan subtipe dari N (N1- N9) pada unggas,
berbagai spesies mamalia. Karena konstelasi gen yang baru dapat terjadi melalui
mungkin terjadi, tetapi hanya terbatas pada subtipe yang sejauh ini ditemukan
pada spesies mamalia, walaupun semua subtipe terdapat pada unggas. Virus
influenza peka terhadap pengaruh fisis (suhu tinggi 56°C selama 30 menit,
membeku dan meleleh, sinar ultraviolet), pH asam (pH 3), dan pelarut
lemak/detergen. Karena itu virus sangat stabil pada kondisi lingkungan biasa.
(1,2,5,6)
2.4. CARA PENULARAN
Penularan flu babi dapat terjadi dalam beberapa cara, yaitu (1,3,4 ):
2. Orang yang terinfeksi flu babi dapat menyebarkan germ flu (Basil Kuman)
sehari sebelum gejala flu mereka muncul hingga tujuh hari setelah mereka
sakit.
menyentuh objek yang dipegang oleh orang yang terinfeksi Swine Flu,
tanpa kita sadari kita menyentuh mata kita sendiri karena gatal atau kucek
5. Pada daerah subtropis (daerah yang mempunyai empat musim). Tetapi kita
2.5. PATOGENESIS
membawa virus tersebut masuk ke dalam saluran napas. Pada dosis infeksius, 10
virus/droplet, maka 50% orang-orang yang terserang dosis ini akan menderita
influenza. Virus akan melekat pada epitel sel di hidung dan bronkus. Setelah virus
berhasil menerobos masuk kedalam sel, dalam beberapa jam sudah mengalami
lain. Virus influenza dapat mengakibatkan demam tetapi tidak sehebat efek
Masa inkubasi dari penyakit ini yakni satu hingga empat hari (rata-rata dua
hari). Pada orang dewasa, sudah mulai terinfeksi sejak satu hari sebelum
timbulnya gejala influenza hingga lima hari setelah mulainya penyakit ini.
Anakanak dapat menyebarkan virus ini sampai lebih dari sepuluh hari dan anak-
anak yang lebih kecil dapat menyebarkan virus influenza kira-kira enam hari
bulan. (6)
Patogenesis dari infeksi virus influenza babi dan kuda mirip dengan
manusia. Infeksi terjadi melalui saluran pernafasan, melalui butir air yang keluar
pada waktu batuk dan bersin. Virion melekat pada silia sel epitel hidung, trakea
dan bronkus, atau dapat dimasukkan secara langsung ke dalam alveoli. Dalam
waktu dua jam antigen virus dapat ditemukan dalam sel tersebut. Virus menyebar
ke seluruh saluran pernafasan dalam waktu satu s/d tiga hari. Viremia sementara
dapat ditemukan pada influenza kuda tetapi dampaknya jarang terjadi. Nekrosis
sel epitel timbul bersamaan dengan tanda klinis terparah, demam dan pneumonia.
Infeksi virus influenza menurunkan daya tahan terhadap infeksi bakteri sekunder
(Sumber : Ma W, Vincent AL, Gramer MR, Brockwell CB, Lager KM, Janke BH, Gauger PC,
kesadaran.
kondisi Emergency)
2. Rasa Capek
4. Batuk
Beberapa penderita disertai dengan gejala tambahan, yaitu :
1. Pilek
2. Sakit Tenggorokan
3. Mual
4. Muntah
(Sumber : Ma W, Vincent AL, Gramer MR, Brockwell CB, Lager KM, Janke BH, Gauger PC,
Patnayak DP, Webby RJ, Richt JA. December 2007)
Gambar 2.6 Gejala infeksi H1N1 pada Manusia
(Sumber : Ma W, Vincent AL, Gramer MR, Brockwell CB, Lager KM, Janke BH, Gauger PC,
Patnayak DP, Webby RJ, Richt JA. December 2007)
Kasus Observasi
Panas 380C
berlangsung.
Demam 380C dan satu atau lebih gejala batuk, nyeri tengorokan dan
sesak nafas dan salah satu gejala berikut hasil tes laboratorium positif
Kasus Probable
Kasus Confirmed
1) Pemeriksaan Laboratorium
Spesimen darah (EDTA, beku atau serum) dapat diambil ditriage instalasi
usap tenggorok.
2) Radiologi
peasawat radiologi, satu pada ruang instalasi radiologi, dan satu lagi
3) Pemeriksaan Mikrobiologi
bertunas berembrio umur 10 hari, melalui inokulasi lewat amnion atau alantois
dan diinkubasi pada 35 s/d 37°C selama tiga s/d empat hari. Replikasi virus
digunakan untuk riset meliputi fibroblast embrio ayam dan sel lestari ginjal
terbaik untuk pengisolasian virus dari babi dan kuda adalah lender hidung
yang diambil pada saat infeksi dini, atau bahan paru-paru yang didapatkan
2.8. PENATALAKSANAAN
pemeriksaan dan tidakan medis segera dan apabila tidak segera dilakukan
terhadap penderita flu babi dan di mana semua petugas setelah melakukan
terhadap gejala gejala flu babi dan faktor resikonya sekaligus melakukan
lebih lanjut.
Seleksi yang kedua adalah yang dilakukan oleh dokter triage yang
Pengobatan
profilaksis influneza
2.9. PROGNOSIS
Virus H1N1 ini menyebabkan kesakitan yang berat pada babi tetapi angka
kematiannya rendah. Bila dibandingkan dengan, infeksitas virus H1N1 ini lebih
ganas daripada Avian Flu, keganasannya 3 s/d 5 kali akan tetapi dalam populasi
jauh lebih kecil dari Avian Flu. Bila 100 orang terinfeksi Avian flu maka
kemungkinannnya 80 orang akan meninggal dunia. Bila 100 orang terinfeksi flu
Penyakit ini menyerang Paru paru dan menyebabkan kematian karena bisa
lebih pada virus H1N1, karena virus yang menyebabkan penyakit flu babi ini
ditemukan bisa menular dari manusia ke manusia dengan kematian cukup tinggi.
Selain itu penyakit ini berpotensi menimbulkan pandemi. Penanganan yang harus
dilakukan haruslah tiga arah, yaitu penangan pada sumber penularan (reservoir),
penanganan pada manusia (host) dan pencegahan transmisi agent dari reservoir ke
host. Penanganan pada sumber penularan dipusatkan pada peternakan babi, yang
Jika ada babi yang terinfeksi oleh virus Flu Babi, maka segera
dimusnahkan.
dikeluarkan setahun sekali oleh CDC dan WHO, antara lain (3) :
A. Cara Pencegahan
ke selaput lendir.
yang sehat apabila antigen yang ada didalam vaksin sama atau dekat dengan strain
virus yang orang bersirkulasi. Pada orang dengan usia lanjut, pemberian imunisasi
yang dirawat di rumah sakit yang berusia 65 tahun keatas yang menderita
pneumonia dan influenza di Amerika Serikat selama kurun waktu lebih tahun
1989 – 1992 telah turun sekitar 30%-50% dengan pemberian imunisasi. Imunisasi
pneumonia akibat peneumococci (q.v.) Satu dosis tunggal sudah cukup bagi
mereka yang sebelumnya pernah terpajan dengan virus influenza A dan B; 2 dosis
vaksin dengan interval 1 bulan diperlukan bagi mereka yang sebelumnya belum
influenza (lihat Identifikasi yang diuraikan di atas) dan terhadap mereka yang
dapat menularkan penyakit kepada mereka yang rentan (tenaga kesehatan atau
kontak serumah yang brisiko tinggi). Imunisasi bagi anak-anak yang mendapatkan
influenza. Vaksin yang diberikan intra nasal, yaitu vaksin influenza trivalent cold
pengobatan aspirin jangka panjang 288 adapted live attenuated masih dalam uji
klinis tahap akhir untuk melihat efikasi pada anak-anak dan dewasa dan
diharapkan sudah beredar pada awal millennium ini. Pemberian Imunisasi harus
juga dipertimbangkan untuk diberikan kepada mereka yang bergerak pada bidang
masyarakat (yaitu pada bulan November sampai dengan bulan Maret di Amerika
Serikat). Bagi mereka yang tinggal dan bepergian ke luar Amerika Serikat, waktu
pemberian imunisasi harus didasarkan pada pola musiman dari virus influenza
dinegara tersebut (biasanya dari bulan April sampai dengan bulan September di
wilayah Bumi bagian Selatan dan didaerah topis). Rekomendasi biannual untuk
menentukan jenis komponen yang harus ada dalam vaksin yang akan dibuat
didasarkan pada strain virus yang sedang beredar saat ini yang dapat diketahui
Kontraindikasi: Mereka yang hipersensitif dan alergi terhadap protein telur atau
imunisasi. Selama dilakukan program vaksinasi untuk babi pada tahun 1976,
belakangan ini yang dibuat dari strain virus yang berbeda belum jelas mempunyai
terjadinya efek samping pada SSP pada 5%-10% dari mereka yang divaksinasi;
mereka yang mendapat komplikasi lebih parah adalah kelompok usia lanjut atau
mereka dengan fungsi ginjal yang tidak baik. Untuk alasan ini, seseorang dengan
penurunan fungsi ginjal harus diberikan dosis vaksin yang dikurangi sesuai
dipertimbangkan benar bagi mereka yang belum pernah diimunisasi atau bagi
asrama atau penghuni rumah-rumah jompo, atau obat ini diberikan apabila vaksin
yang tepat tidak tersedia atau sebagai suplemen terhadap vaksinasi yang sedang
hal itu tidak akan mempengaruhi respons terhadap vaksin influenza. Inhibitor
pada awalnya digunakan di Australia dan Swedia, dan pada pertengahan tahun
penyebab infeksi pada KLB bila mungkin harus ditegakkan dengan pemeriksaan
diganosa, kecuali diagnosa dapat ditegakkan dalam waktu singkat, maka isolasi
(khususnya terhadap bayi dan anak-anak usia muda) yang diduga menderita
setelah timbulnya gejala akibat influenza A dan diberikan selama tiga s/d lima
hari untuk mengurangi gejala dan titer virus di dalam sekret saluran pernafasan.
Dosis pemberian adalah 5 mg/kg/hari yang dibagi dalam 2 dosis bagi mereka yang
berusia antara 1-9 tahun dan 100 mg dua kali sehari bagi mereka yang berumur 9
tahun ke atas (jika berat badan kurang dari 45 kg, gunakan 5 mg/kg/hari dalam
dua dosis selama 2 s/d 5 hari. Dosis harus dikurangi bagi mereka yang berusia 65
tahun keatas atau mereka dengan penurunan fungsi ginjal dan hati. Neuramididase
inhibitor baru yang saat ini sedang berkembang dapat dipertimbangkan dipakai
untuk pengobatan influenza A dan B, preparat ini beredar di Amerika Serikat pada
mungkin muncul virus yang resisten terhadap obat tersebut dan selama
berlangsungnya pengobatan dapat ditularkan kepada orang lain; oleh karena itu
khususnya pada populasi yang tertutup dengan banyak individu yang mempunyai
risiko tinggi. Penderita harus diamati terus untuk melihat terjadinya komplikasi
bakteri untuk dapat segera diberikan antibiotik. Karena ada kaitannya dengan
munculnya sindroma Reye, maka salisilat tidak dibolehkan diberikan pada anak-
anak. (3)
1) Akibat yang berat dan mengganggu yang disebabkan epidemi influenza disuatu
imunisasi bagi penderita dengan risiko tinggi dan kepada orang-orang yang
pengendalian yang efektif; oleh karena umumnya dilakukan cukup terlambat dan
biasanya penutupan sekolah dilakukan karena tingginya absensi murid dan staff.
influenza. Untuk mencegah hal ini, petugas kesehatan harus diberikan imunisasi
setiap tahun atau diberikan obat antiviral selama terjadinya wabah influenza A.
4) Penyediaan obat antiviral dalam jumlah yang cukup untuk mengobati penderita
yang berisiko tinggi dan untuk melindungi mereka yang masuk kategori
tenaga/staf penting pada saat terjadinya pandemi dengan strain baru dimana belum
tersedia vaksin yang tepat pada waktu gelombang pertama kasus. (3)
D. Implikasi bencana
Apabila orang berada pada lingkungan hunian yang berdesakan maka begitu virus
E. Tindakan Internasional
untuk dilakukan :
kumpulkan prototype strain kepada salah satu dari empat Pusat Referensi dan
Riset Influenza WHO (Atlanta, London, Tokyo dan Melbourne). Sampel dari
sekret tenggorokan, aspirat nasofaring dan spesimen darah dapat dikirimkan ke
4) Pastikan bahwa tersedia fasilitas pemerintah dan atau fasilitas swasta yang
memadai untuk penyediaan vaksin dan obat antiviral dalam jumlah yang cukup,
kepada penduduk berisiko tinggi dan bagi orang-orang yang memerlukan. (3)
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala UPT di lingkungan Ditjen P2PL dan RS
2) Mewaspadai semua kasus dengan gejala mirip influenza (ILI) dan segera
melaporkan kasus dengan kecurigaan ke arah swine flu kepada Posko KLB
yang dimungkinkan.
Standar penanganan virus Flu Babi sama dengan penanganan virus Flu
Burung. Agar terhindar dari Flu Babi yang harus diperhatikan pada manusia maka
2) Mencuci tangan dengan Sabun & Air atau Alkohol Based Hand Cleaner.
7) Jangan menyentuh langsung selaput lendir seperti mata, hidung dan mulut.
BAB IV
KESIMPULAN
ditandai dengan timbulnya demam, sakit kepala, mialgia, lesi, coryza, sakit
tenggorokan dan batuk. Batuk biasanya keras dan panjang namun gejala-gejala
lainnya bisanya hilang dengan sendirinya. Penyakit ini sembuh dalam waktu 2-7
dapat dibedakan dengan penyakit yang 285 disebabkan oleh virus pernafasan
lainnya. Gambaran klinis dapat berkisar mulai dari Common cold, Croup,
bronchiolitis, pneumonia akibat virus dan penyakit pernafasan akut lain yang
tidak jelas. Gejala pada saluran pencernaan (mual, muntah, diare) jarang terjadi,
tetapi bisa saja gejala tersebut terjadi menyertai fase pernafasan pada anak yang
terserang influenza, dan dilaporkan lebih dari 25% anak-anak pada KLB
serius khususnya terjadi, pneumonia akibat virus dan bakteri. Selama terjadinya
wabah yang meluas, dapat terjadi penyakit yang berat dengan angka kematian
yang tinggi, terutama pada orang dengan usia lanjut dan orang-rang yang lemah
akibat berbagai penyakit seperti penyakit jantung, paru, ginjal atau penyakit
dan influenza jika dibandingkan dengan angka kematian yang normal terjadi pada
tahun-tahun tersebut berbeda dari wabah ke wabah dan tergantung pada prevalensi
tipe virus.
DAFTAR PUSTAKA
2. Bouvier NM, Palese P, 2008 . The biology of influenza viruses. Diakses dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed
4. CDC article, 2009. Influenza, Swine Flu and You. Department of Helath and
Human Services, Center For Disease Control and Prevention. Diakses dari
http://www.cdc.gov/flu/swine/
8. Pusat Informasi Penyakit Infeksi, Berita, 2009. Swine Flu. Rumah Sakit
Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, Jakarta. Diakses dari
http://www.infeksi.com