Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nilai yield yang kami hasilkan pada praktikum
pengecoran ini cukuplah tinggi yaitu 85,24%. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa pengecoran dan desain gating
system klompok kami cukup efisien, sehingga tidak banyak
material yang terbuang sebagai gating system.
IV. Cacat-cacat Pengecoran
Berdasarkan pengamatan pada produk cor yang dihasilkan,
terdapat beberapa cacat yang terbentuk pada benda cor
kelompok kami, yaitu:
1. Inklusi pasir
Cacat inklusi pasir terjadi karena pasir terbawa dalam
coran. Cacat ini dapat terjadi terjadi pada permukaan
atau di dalam coran. Cacat ini terjadi karena keadaan
permukaan cetakan yang kurang baik akibat
pembersihan cetakan yang kurang baik, sehingga masih
ada butir-butir pasir bebas yang masih tertinggal dalam
cetakan. Ketika logam cair dituangkan dan mengalami
solidifikasi maka butir-butir pasir tersebut ikut
mengalami pengecoran, yang berakibat pada tidak
ratanya permukaan hasil coran ini.
2. Shrinkage
Pada benda cor kami terdapat shrinkage di dua tempat,
yaitu pada bagian tengah dan kepala piala. Shrinkage
tersebut terjadi karena bagian tersebut cukup tebal dan
tidak diberi riser, sehingga bagian tersebut mengalami
pembekuan terakhir. Riser diberikan agar penyusutan
pada terjadi pada riser tersebut. Dengan tidak adanya riser
pada bagian benda cor yang tebal, maka shrinkage akan
terjadi pada benda cor sendiri. Jadi cacat shrinkage yang
terjadi pada benda cor kami adalah akibat dari desain
gating system yang kurang tepat.
3. Sirip (Fin),
Cacat sirip disebabkan oleh ikatan antara cup dan drag
kurang kuat sehingga terjadi rongga antara pola dan
ketidakrataaan permukaan kup dan drag. Pada cacat ini
terjadi pelebaran benda cor pada sisi permukaan antara
cup dan drag.
4. Porositas gas
Cacat ini terjadi karena adanya gas yang terperangkap
dalam logam cair atau cetakan pada waktu penuangan
yang ditandai dengan adanya pori-pori (porous) pada
permukaan produk coran.
V. Kesimpulan
1. Perancangan desain dan dimensi benda serta gating
system perlu diperhitungkan dengan baik, karena sangat
berpengaruh terhadapa produk cor yang dihasilkan.
Desain yang tepat akan menghasilkan produk cor yang
baik dan bebas cacat Sistem saluran terdiri dari sprue,
sprue base, runner, ingate, dan riser.Pembuatan cetakan
pasir yang baik menghasilkan produk cor yang baik pula.
Pola diletakkan dalam cup dan drag kemudian ditimbun
dengan kedua pasir lalu dipadatkan dengan cara
ramming.
2. Cetakan pasir yang baik akan menghasilkan produk cor
yang baik. Cetakan pasir dibuat dengan meletakkan pola
dalam kup & drag kemudian ditimbun dengan facing
dan backing sand, lalu dipadatkan dengan cara di
ramming. Komposisi pasir dan aditif yang tepat akan
memperkuat sifat dari cetakan pasir.
3. Sebelum digunakan, dapur peleburan harus dibersihkan
dan di-coating agar peleburan aluminium dapat terhindar
dari pengotor.
4. Tahap-tahap peleburan logam ialah dengan memasukkan
aluminium batangan ke dalam kowi yang ada dalam
dapur induksi.
5. Penuangan logam cair harus dilakukan secara efisien,
baik temperatur, waktu dan kecepatan. Temperatur yang
digunakan adalah sekitar 750
0
C dengan waktu 15 detik.
6. Cacat yang terjadi pada logam hasil penuangan berupa
inklusi pasir, shrinkage, porositas gas dan sirip.
7. Logam hasil coran dengan paduan Si dan Mg memiliki
sifat mekanik dan ketahanan korosi yang baik.
VI. Referensi
1. Akhmad Herman Yuwono. 2010. Materi Kuliah
Metalurgi Fisik II. Departemen Metalurgi dan Material
FTUI : Depok.
2. Bambang Suharno. 2011. Materi Kuliah Pengecoran
Logam Cetakan Logam. Departemen Metalurgi dan
Material FTUI : Depok.
3. Bondan Tiara Sofyan. 2009. Materi Kuliah Metalurgi
Fisik I. Departemen Metalurgi dan Material FTUI :
Depok.
4. Callister,William D. An Introduction Materials Science
and Engineering,7th ed.2007.
5. Laboratorium Metalurgi Proses Departemen Metatlurgi
dan Material FTUI. 2011. Modul Praktikum Pasir Cetak.
Laboratorium Metalurgi Proses Departemen Metalurgi
dan Material FTUI : Depok.