Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PIK 1B

SINTESIS ASAM SULFAT DENGAN


PROSES DOUBLE CONTACT DOUBLE ABSORPTION (DC/DA)
DI PABRIK PUPUK PT PETRO KIMIA GRESIK



Penyusun:
Bagas Dika Anggoro (12/329861/TK/39094)


JURUSAN TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA

Proses pembuatan asam sulfat diketahui ada beberapa macam: Salah satu metodenya adalah
metode kontak. Seiring perkembangan waktu, metode ini mengalami penyempurnaan, dan
dinamakan sebagai proses Double Contact Double Absorption.
Proses yang digunakan untuk mensintesis Asam Sulfat H2SO4 di PT Petrokimia Gresik
adalah proses Double Contact Double Absorption. Secara garis besar, proses ini dimulai dengan
membakar bahan baku yang berupa Sulfur sesuai dengan reaksi sebagai berikut:
S(l) + O2(g) SO2 (g) + Q
Proses dilanjutkan dengan mereaksikan SO2 dengan O2 menjadi SO3. Katalis yang
digunakan pada proses ini adalah Vanadium Pentaoksida (V2O5). Reaksi ini ditunjukkan pada
persamaan reaksi (2) sebagai berikut:
2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g) + Q
Setelah itu, SO3 yang terbentuk direaksikan dengan air sehingga membentuk H2SO4. Reaksi
ini berlangsung secara eksotermis. Hasil asam sulfat yang terbentuk ditampung pada tangki
penyimpanan untuk digunakan dalam industry Pupuk yang terletak di Jawa Timur ini.
Proses di atas adalah proses secara garis besar. Proses-proses secara lebih men-detail akan
dijelaskan pada ulasan di bawah ini:

Gambar 1. Process Flow Diagram Proses Pembuatan Asam Sulfat di PT Petrokimia Gresik
(sumber gambar: Laporan Kerja Praktek Mahasiswa Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada
atas nama: Zaki Sani Rahman)
(1)
(2)
URAIAN PROSES
1) Sulfur Handling
Pada proses ini, belerang (S) dileburkan dengan pemanas steam bertekanan 7 kg/cm
2

dan temperature 170C melalui coil. Pada bagian dasar melter ini, dilengkapi dengan
pengaduk untuk meratakan panas dan mengurangi kotoran pada dasar. Penambahan
bubuk kapur dilakukan untuk mencegah terjadinya asam bebas pada proses ini.
Sulfur yang telah mencair ditambahkan diatomaceous (bahan precoating) dan
dialirkan ke filter. Bahan precoating berfungsi untuk membantu proses penyaringan.
Sulfur cair dari filter lalu ditampung pada storage tank. Suhu sulfur cair dipertahankan
tetap pada 130C 140C dengan cara melengkapi storage tank dengan coil pemanas
bertekanan 4 kg/cm
2
.
2) SO2 Generation
Alat utama pada proses ini adalah furnace. Furnace ini berfungsi untuk membakar
sulfur cair yang di spray dari storage tank dengan udara kering dan menghasilkan SO2.
Udara kering yang diperoleh berasal dari drying tower. Persamaan reaksi yang terjadi di
proses ini adalah persamaan berikut:
S(l) + O2 (g) SO2 + Q
Dari hasil pembakaran diatas, dihasilkan gas SO2 dengan perbandingan 10 % v/v pada
temperature 1042C. Panas yang dihasilkan disini dimanfaatkan oleh PT Petrokimia
Gresik untuk memanaskan WHB (Water Heat Boiler) dan steam superheater. Suhu akhir
gas SO2 setelah melewati tahap pemanfaatan panas adalah 430C.
3) SO2 Conversion
Proses SO2 Conversion melibatkan alat utama bernama converter yang terdiri dari 4
bed. Proses ini akan mengubah SO2 menjadi SO3. Katalis digunakan pada proses ini untuk
mempercepat proses reaksi. Katalis yang dipakai adalaha Vanadium Pentaoksida (V2O5).
Reaksi yang terjadi pada proses ini adalah sebagai berikut:
2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g) + Q
Pada bed 1 sampai bed 3, konversi yang terjadi sebesar 94% suhu reaksi adalah
450C. Produk hasil reaksi serta excess gas di atas didinginkan oleh BFW di economizer
hingga tercapai suhu akhir sebesar 220C. Gas yang keluar dari economizer dimasukkan
ke dalam menara Absorber-1.
(1)
(2)
Sisa-sisa gas gabungan dari HE masuk ke bed 4 pada suhu 420C. KOnversi akhir
yang terjadi sebesar 99,73%. Gas keluaran dari bed 4 didinginkan pada economizer
dengan BFW sehingga tercapai suhu akhir 190C. Gas yang telah didinginkan
dimasukkan ke dalam Absorber-2.
4) Air Drying dan SO2 Absorption
Gas SO3 dari bed 3 dan 4 diserap di Absorber-1 dan Absorber-2 dengan H2O
sehingga terbentuk H2SO4. Reaksi ini bersifat eksotermis. Reaksinya adalah sebagai
berikut:
SO3(g) + H2O(l) H2SO4 (aq) + Q
Sifat H2SO4 yang higroskopis, dimanfaatkan untuk mengeringkan uap air dari udara
atmosfir. Udara atmosfir dihisap dengan menggunakan exhauster dan dialirkan melewati
drying tower. Uap air yang telah kering digunakan sebagai udara pembakar pada sulfer
furnace.
Asam sulfat dari drying tower dan absorber tower ditmpung dalam tangki
penampung. Apabila konsentrasi asam sulfat terlalu tinggi, air ditambahkan ke dalam
tangki penampung sehingga diperoleh asam sulfat dengan kadaarr 98,5%.
5) Penyimpanan dan Loading
Produk asam sulfat yang dihasilkan disimpan dalam acid storage tank berkapasitas
10.000 ton per tangki. Selanjutnya, asam sulfat ditransfer ke masing-masing unit yang
memerlukan serta untuk product loading.
Pada penyimpanannya, asam sulfat memilika suhu 45C, konsentrasi minimal
98,5% berat/berat; kadar H2O maksimal 2% berat/berat; kadar Fe 100 ppm dan kadar SO
adalah 150 ppm
(3)

Anda mungkin juga menyukai