A. DEFINISI 1. Sistemik Eritematosis Lupus (SLE) adalah suatu penyakit autoimun yang kronik dan menyerang berbagai sistem dalam tubuh. (Sylvia. 1995: 1!1) 2. Sistemik Lupus Eritematosis (SLE) adalah suatu penyakit peradangan kronik dimana terbentuk antibodi-antibodi terhadap beberapa antigen diri yang berlainan. ("#$%i&. ''': ()) 3. Sistemik Lupus Eritematosis (SLE) merupakan prototipe kelainan autoimun sistemik yang ditandai oleh sejumlah autoantibodi, khususnya antibodi antinukleus (!). (R#**i&+ , "#-$a&. ''.: 1/)) ". SLE adalah penyakit autoimun multisistem dengan mani#estasi dan si#at yang sangat berubah-ubah, atau merupakan suatu penyakit kekambuhan, dan sulit diperkirakan dengan a$al mani#estasi yang akut atau tersamar yang sebenarnya dapat menyerang setiap organ tubuh namun penyakit ini terutama menyerang kulit, ginjal, membran mukosa, sendi, dan jantung. (R#**i&+. ''(: 1//) %. SLE merupakan penyakit dimana tubuh melakukan reaksi yang berlebihan terhadap stimulus asing dan memproduksi banyak antibodi, atau protein-protein yang mela$an jaringan tubuh. (Da&i0l. ''(: () K0+i123la&: SLE (Sistemik Lupus Eritematosus) merupakan suatu penyakit autoimun, dimana tubuh melakukan reaksi yang berlebihan terhadap stimulus asing (antigen) dan memproduksi banyak antibodi. 4. ETIOLOGI SLE ditimbulkan oleh berbagai #aktor, hal ini dimulai ketika gen-gen tertentu yang menyebabkan lupus berinteraksi dengan stimulus lingkungan. &nteraksi tersebut menghasilkan respons kekebalan sehingga memproduksi autoantibodi (antibodi untuk tubuh sendiri) dan membentuk imun komplek (antigen yang menyatu dengan antibodi). utoantibodi dan imun komplek tertentu bisa menyebabkan kerusakan jaringan sel. 1. Fa5-#$ G0&0-i5 'eberapa jenis gen memperbesar risiko lupus dengan meningkatkan kemampuan tubuh untuk memproduksi lebih banyak antibodi. (en-gen tersebut adalah gen )L ()uman Leuko*yte ntigen) tingkat && (ada gen tingkat &, &&, dan &&&), yang memun*ulkan +at-+at luar disebut antigen. ,ntuk sel darah putih, yang merupakan pusat sistem kekebalan tubuh. -erusakan gen )L tingkat && mengakibatkan kekurangan komplemen (protein penting yang berperan dalam peradangan), yang pada umumnya ditemukan pada SLE. 2. Fa5-#$6Fa5-#$ Li&753&7a& .aktor-#aktor lingkungan seperti sinar ultra/iolet, penggunaan obat-obatan tertentu, dan beberapa +at kimia bisa meningkatkan risiko lupus. .aktor-#aktor tersebut bertindak seperti antigen yang bereaksi terhadap tubuh atau memasukkan antigen baru ke sistem kekebalan. 'erbagai /irus dan mikroba juga mengubah 0! ataupun 1! (struktur penting dalam kromosom) dan membuatnya melakukan respons jika mereka adalah antigen. Sinar matahari dapat merangsang peningkatan hormon estrogen (pada $anita) yang diperbanyak sehingga mempermudah terjadinya reaksi autoimun. Se*ara tidak langsung menimbulkan peradangan sehingga meningkatkan produksi autoantibodi kemudian menghambat #ungsi sel pembunuh alami. 3. K0lai&a& 2a8a Li19#+i- 4 Lim#osit terbagi menjadi sel ' dan sel 2. Sel ' merupakan respon 3*airan3 tubuh4 tugasnya adalah memproduksi immunoglobulin yang memusnahkan +at- +at luar dan melindungi tubuh. 5ada pasien lupus antibodi lim#osit ' terlalu banyak bekerja. itulah sebabnya, ia se*ara tidak normal memproduksi banyak sekali immunoglobulin dan autoantibodi. 5engaturan proses tersebut menjadi keliru ketika imun komplek tertumpuk dalam jaringan sel dan menimbulkan peradangan. utoantibodi yang mengarah ke bagian-bagian tertentu dari sel, seperti anti-0!, antikardiolipin, atau anti-16 (SS), mampu merusak jaringan sel se*ara langsung. 2oleransi sel ' hilang melalui permusuhan yang gagal di dalam lim#a, kelenjar getah bening, tulang sumsum melalui pemindahan pasi# yang mengakibatkan rusaknya mekanisme penga$asan tubuh. Semua itu hilang, dimusnahkan, ditekan atau diabaikan yang menyebabkan sel-sel yang reakti# se*ara otomatis menerobos dan pada akhirnya terbentuklah autoantibodi. 7a*am-ma*am antibodi8 a. A&-i&3:l0a$ A&-i*#8y (ANA) ! (antibodi untuk inti sel) menjadi autoantibodi yang paling umum pada SLE. 2es ! dianalisis menurut jumlah antibodi yang mun*ul dan tanda yang terlihat dalam sel dikenali oleh antibodi dalam sempel. *. D0#;y$i*#&3:l0i: A:i8 (DNA) 0! adalah molekul yang ada didalam pusat pengendalian sel kita dan ia bertanggung ja$ab terhadap produksi protein dalam tubuh kita. 7un*ulnya beberapa antibodi pada dua rantai 0! (double-stranded 0!) mungkin menandakan SLE yang serius, antibodi tersebut jika benar-benar positi#, bisa merusak jaringan sel se*ara langsung. :. Ri*#&3:l0a$ P$#-0i& (a&-i6RNP) nti-1!5 mengganggu, karena kemampuan 1! untuk mengikat di dalam sitoplasma (bagian di luar inti sel, jika sel diumpamakan sebuah telur maka sitoplasma adalah putih telurnya). 8. A&-i6S1 Sm antigen sangat spesi#ik, dalam lupus (terlihat 29-39 : pasien SLE) dan jarang ditemui pada penyakit lain. ntibody tersebut mengganggu karena kemampuannya mengubah 1! dari 0!. 0. A&-i*#8y A&-i2<#+2<#li2i8 'ereaksi terhadap phospholipid, yang merupakan komponen membran sel. ntibodi phospholipid mun*ul pada 1;3 pengidap SLE dan jarang ditemukan pada penyakit autoimun lain. ntibodi antiphospolipid bisa menyebabkan penggumpalan darah yang terjadi di bagian tubuh manapun, khususnya pada pembuluh arteri atau /ena. 0alam darah kita, antibodi pada pletelet maupun pada sel darah merah bisa dikaitkan dengan antibodi antiphospolipid. 5letelet merupakan unsur dalam darah yang penting untuk penggumpalan darah. 5eningkatan jumlah platelet manandakan adanya peradangan akut yang dialami oleh sebagian ke*il pasien lupus. <umlah platelet yang normal adalah antara 1%9.999 sampai "99.999 per milimeter kubik. 5ada pasien SLE jumlah platelet turun hingga kurang dari %9.999 per milimeter kubik. 9. A&-i6RO (SSA) 7un*ul pada sebagian pasien pengidap SLE = 29-39:. nti-16 bisa mengikatkan sensiti#itas terhadap sinar matahari bagi pemba$anya dan terlihat pada hampir semua pasien yang mengidap kelainan kulit. 7. A&-i6La (SS4) 'er#ungsi sebagai halte disepanjang jalan sementara 1! transkip memba$a dari nukleus ke sitoplasma (khusus untuk penyakit ginjal). <. A&-i*#8y A&-i$i*#+#1al P 0itemukan pada 29: pasien SLE, hanya ditemukan di sitoplasma. i. A&-i*#8y A&-i0$i-$#+i- 7engarah ke sel darah merah. Seorang dari 19: lupus menghasilkan autoimun hemolitik anemia, atau kerusakan sel darah merah akibat antibodi antieritrosit. =. A&-i*#8y A&-i&03-$#2<il 7enunjukkan adanya salah satu dari dua jenis pembengkakan pada 50 dan mi*ros*opi* polyangitis, juga positi# pada 29: pengidap SLE. 5. A&-i*#8y A&-ili19#+i- 7erupakan antibodi yang alami, jumlahnya yang banyak menunjukkan tingkat kehebatan penyakit. l. A&-i*#8y A&-i-$#1*#+i- 2erlihat pada =1%: pasien lupus dan mengakibatkan trombo*itopenia. 1. A&-i*#8y A&-i&03$#&al 'ergerak ke membran sel sara#;neuron terbentuk seperti rangkaian kabel listrik dan bertanggung ja$ab untuk mengirim dan menyebarkan respon sara# ke seluruh tubuh. ". K0lai&a& 2a8a Li19#+i- T 'eberapa jenis sel 2 memiliki #ungsi yang berma*am-ma*am, mereka menekan respon kekebalan (sel penekan), meningkatkan respon kekebalan (sel pembantu), memusnahkan sel (natural killer *ell), atau meningkatkan +at-+at kimia (misalnya sitokin) yang mengatur atau memerintahkan sel-sel kekebalan lain untuk bertindak. 5ada SLE kelamaan yang terlihat antara lain yaitu peningkatan #ungsi pembantu, penurunan #ungsi penekan, dan perubahan pada lim#osit yang meningkatkan pembentukan autoantibodi, dan peningkatan respons sel '. Sel >0? dan sel !- (natural killer) berhenti meningkatkan peradangan. 5ada lupus, beberapa reseptor dipermukaan sel 2 berubah struktur maupun #ungsinya, dan penglihatan in#ormasi normal tidak dipahami. !antinya, reseptor yang telah berubah dipermukaan sel 2 disalahartikan perintah dari sel 2. -emampuan tubuh untuk mengendalikan peradangan terhambat karena sel 2 penekan menghasilkan #ungsi pembantu sementara sel pembunuh alami meningkatkan sel ' disamping membunuh para penyerbu. 2entu saja, sistem toleransi tubuh (kemampuan membedakan unsur-unsur dalam dirinya dengan unsur-unsur luar) berubah. 5ada lupus, regulasi sitokin juga berubah. ". MANIFESTASI KLINIS (ejala yang sering mun*ul pada pentakit Sistemik Lupus Eritematosus adalah8 a. Sakit pada sendi (arthralgia) b. 0emam diatas 3?@> *. 'engkak pada sendi (arthritis) d. 5enderita sering merasa lemah, kelelahan (#atiAue) berkepanjangan e. 1uam pada kulit #. nemia (kurang darah) nemia hemolitik pada pasien SLE terjadi karena antibodi langsung berla$anan dengan sel-sel darah merah, hal ini disebut autoimun hemolitik anemia. Sel darah merah dihasilkan oleh sumsum tulang, dan dikeluarkan ke peredaran darah. -etika sesorang mengali peradangan kronis rangsangan untuk memproduksi sel darah merah menurun. g. (angguan ginjal h. Sakit di dada jika menghirup napas dalam (pleurisi) i. 1uam berbentuk kupu-kupu melintang pada pipi dan hidung j. Sensiti# terhadap *ahaya sinar matahari (#otosensiti/itas) k. 1ambut rontok l. (angguan abnormal pambekuan darah (*lotting) m. <ari menjadi putih atau biru saat dingin (#enomena rayhaudBs) n. Saria$an (ul*ers) pada rongga mulut dan tenggorokan o. Selera makan hilang -riteria meri*an >ollege o# 1heumatologi (>1) untuk penggolongan Sistemik Lupus Eritematosus. (Da&i0l. ''(: 9) Seseorang dikatakan mengidap SLE jika empat dari sebelas kriteria di ba$ah ini mun*ul se$aktu-$aktu8 K$i-0$ia K3li- 1. 'utter#ly rash (ruam kupu-kupu, ruam pada pipi dan hidung) 2. 0is*oid rash (ruam tebal, menyerupai *akram yang menggores, biasanya pada area-area yang terkena ssinar matahari) 3. Sensiti# terhadap sinar matahari (ruam setelah terkena sinar ultra/iolet dan ') ". Luka mulut (luka kambuhan pada mulut dan hidung) K$i-0$ia Si+-01i5 %. 1adang sendi (radang di dua tulang persendian dengan rasa sakit, bengkak, berubah-ubah) C. Serositis (radang pada garis paru disebut juga pleura atau pada jantung disebut juga perikardium) D. -elainan ginjal (protein pada *ontoh urin atau endapan tidak normal dalam urin terlihat dengan bantuan mikroskop) ?. -elianan sara# (serangan tiba-tiba atau hilang ingatan yang tidak bisa dijelaskan) K$i-0$ia La*#$a-#$i31 E. -elainan darah (kurang darah, kekurangan sel darah putih, kekurangan trombosit) 19. -elainan sitem kekebalan tubuh (tes darah mengindikasikan antiphospolipid antibodi, lupus anti-koagulan, anti-0!, tes positi# si#ilis yang keliru, maupun positi# anti-Sm) 11. 2es darah ! positi# D. PATOFISIOLOGI SLE terjadi karena beberapa #aktor yaitu #aktor lingkungan, #aktor genetik kelainan sel 2, kelainan sel ' #aktor lingkungan (misalnya4 sinar matahari, penggunaan obat-obat tertentu), #aktor-#aktor tersebut bertindak seperti antigen yang bereaksi terhadap tubuh untuk memproduksi antibodi. .aktor lain yang menyebabkan SLE yaitu #aktor genetik. (en yang dapat meningkatkan kemampuan tubuh untuk memproduksi lebih banyak autoantibodi yaitu gen )L ()uman Leuko*yte ntigen ). Selanjutnya gen )L tersebut mun*ul dipermukaan sel yang dapat memun*ulkan +at-+at luar yang disebut antigen. ,ntuk sel darah putih yang merupakan pusat sistem kekebalan tubuh sehingga terjadi produksi antibodi. Sel 2 dibagi menjadi 2 yaitu 2h1 dan 2h2. Sel 2h1 ber#ungsi mendukung *ell- mediated immunity, sedangkan 2h2 menekan sel tersebut dan membantu sel ' untuk memproduksi antibodi. 5ada pasien SLE ditemukan adanya &L-19 yaitu sitokin yang diproduksi oleh sel 2h2 yang ber#ungsi menekan sel 2h1 sehingga mengganggu *ell- mediated immunity. Sel 2 pada SLE juga mengalami gangguan berupa berkurangnya produksi &L-2 dan hilangnya respon terhadap rangsangan pembentukan &L-2 yang dapat membantu meningkatkan sel 2. 5ada pasien SLE terjadi gangguan respon imun yang menyebabkan akti/asi sel ', peningkatan jumlah sel yang menghasilkan antibodi, hipergamaglobulinemia, produksi autoantibodi, dan pembentukan kompleks imun. kti/asi sel ' disebabkan karena adanya stimulasi antigen spesi#ik baik yang berasal dari luar seperti bahan- bahan kimia, 0! bakteri, antigen /irus, #os#olipid dinding sel atau yang berasal dari dalam yaitu protein 0! dan 1!. ntigen ini diba$a oleh antigen presenting *ells (5>s) atau berikatan dengan antibodi pada permukaan sel '. -emudian diproses oleh sel ' dan 5>s menjadi peptida dan diba$a ke sel 2 melalui molekul )L yang ada di permukaan. 0ari kelainan sel 2 dan kelainan sel ' menyebabkan sel 2 berakti/itas se*ara berlebihan sehingga memproduksi sitokin. 0ari ke empat #aktor tersebut akan menghasilkan autoantibodi. >iri khas autoantibodi adalah bah$a mereka tidak spesi#ik pada satu jaringan tertentu dan merupakan komponen integral dari semua jenis sel sehingga menyebabkan in#lamasi dan kerusakan organ se*ara luas. 7elalui 3 mekanisme, pertama kompleks imun (misalnya anti-0!) terjebak dalam membran jaringan dan mengakti#kan komplemen yang menyebabkan kerusakan jaringan. -edua, autoantibodi tersebut mengikat jaringan atau antigen yang terjebak di dalam jaringan, komplemen akan terakti/asi dan terjadi kerusakan jaringan. 7ekanisme yang terakhir adalah autoantibodi menempel pada membran dan menyebabkan akti/asi komplemen yang berperan dalam kematian sel atau autoantibodi masuk ke dalam sel dan berkaitan dengan inti sel dan menyebabkan menurunnya #ungsi sel tetapi belum diketahui mekanismenya terhadap kerusakan jaringan kerusakan jaringan. -omplemen merupakan #aktor berupa protein yang terdapat dalam serum. -omplemen yang berperan dalam SLE adalah >0" dan >0?, >0" merupakan sel-sel yang membantu respon kekebalan sedangkan >0? merupakan sel-sel yang menekan respon kekebalan. (angguan sistem imun pada SLE dapat berupa gangguan kompleks imun. danya gangguan tersebut menyebabkan meningkatnya paparan antigen terhadap sistem imun dan terjadinya deposisi kompleks imun pada berbagai ma*am organ sehingga terjadi #iksasi komplemen pada organ tersebut. 5eristi$a ini menyebabkan akti/asi komplemen yang menghasilkan mediator-mediator in#lamasi yang menimbulkan reaksi radang. 1eaksi radang inilah yang menyebabkan timbulnya keluhan atau gejala pada organ atau tempat yang bersangkutan seperti kulit, sendi, sistem pernapasan, dan sistem perkemihan. &n#lamasi pada kulit terjadi karena sensiti/itas sinar matahari, menyebabkan kantung rambut tersumbat sehingga epidermis menebal, dermis menipis, pigmentasi menurun, hormon steroid menurun, menyebabkan kelainan pada pembuluh darah. ,ntuk reaksi radang in#lamasi tulang sendi terjadi kerusakan tulang sendi dan tulang ra$an mengakibatkan bengkak pada sendi dan nyeri sendi. 5ada SLE diproduksi antibodi antiphospolipid yang menimbulkan terjadinya penggumpalan darah pada sistem pernapasan kemudian mengalami penyumbatan suplai darah menyebabkan kadar 6 2 dalam darah menurun sehingga terjadi hipoksemia yang mengakibatkan terjadinya hipertropi pleura kemudian menyebabkan 5leuritis (komplikasi) yang ditandai dengan sakit di kepala jika menghirup napas dalam (pleurisi). &n#lamasi pada sistem perkemihan, meningkatkan anti-la (S'') yang ber#ungsi sebagai halte disepanjang jalan sementara 1! transkip memba$a dari nukleus ke sitoplasma (khusus untuk penyakit ginjal) sehingga menyebabkan produksi protein meningkat kemudian terjadi poli#erasi ne#ritis lalu mengakibatkan menurunya serum albumin, sehingga ekskresi protein meningkat menyebabkan gangguan ginjal sehingga terjadi !e#ritis. E. PATHWA> F. KOMPLIKASI 1. (agal ginjal adalah penyebab tersering kematian pada pengidap SLE. 2. 5erikarditis (peradangan kantung peri*ardium yang mengelilingi jantung). 3. 5erdangan membran pleura yang mengelilingi paru dapat membatasi pernapasan, sering terjadi bronkitis. ". 0apat terjadi /oskalitis di semua pembuluh otak dan peri#er. %. -omplikasi susunan sara# pusat termasuk stroke dan kejang. 5erubahan kepribadian, termasuk psikosis dan depresi, dapat terjadi. 5erubahan kepribadian mungkin berkaitan dengan terapi obat atau penyakitnya. G. PEMERIKSAAN PENUN?ANG 1. P010$i5+aa& La*#$a-#$i31 a. I13	l#$0+0&+i K3li- 1) Direct Imunofloresensi Demonstrasi IgG, IgM, C3. 5emeriksaan untuk menguji kadar total serum komplemen, yaitu kelompok protein yang terjadi pada reaksi kekebalan. 5emeriksaan dilakukan untuk menilai kadar spesi#ik >3 dan >". 2) LBT (Lupus Ban Test) *. S0$#l#7i 1) !"! #ositif 5emeriksaan antinuklear antibodi (!), untuk menentukan ada tidaknya autoantibodi terhadap inti sel di dalam darah. >atatan8 a) )asil pemeriksaan ! positi# pada hampir semua pasien dengan sistemik lupus, dan ini merupakan pemeriksaan diagnosis terbaik yang ada saat ini. b) )asil pemeriksaan ! negati# merupakan bukti kuat bah$a lupus tidak ada dalam tubuh seseorang. 7eskipun, sangat jarang terjadi keadaan SLE mun*ul tanpa ditemukan !. 2) !ntiou$le %tran D"! !nti$oies 5emeriksaan anti-ds-0!, untuk menentukan apakah pasien memiliki antibodi terhadap materi genetik di dalam sel. 3) !nti&%m !nti$oies an r&'"# !nti$oies %pesifi( 5emeriksaan anti-Sm antibodi, untuk menentukan ada tidaknya antibodi terhadap Sm (protein yang dtemukan dalam inti sel). )) !nti(ariolipin !utoanti$oi *) !nti$oi !ntip+osp+olipi :. H01a-#l#7i 1. nemia, limpapemia, trombosipenia. 2. 5emeriksaan untuk mendeteksi keberadaan imun komplek dalam darah. 8. U$i&ali+a 1. 5roteinuria 5ada lupus F 3 gr;hari (proteinuria berat). H. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN 1. P0&a-ala5+a&aa& M08i+ da dua tujuan pokok pengobatan yaitu mengurangi peradangan pada jaringan tubuh yang tertera dan menekan ketidaknormalan sistem kekebalan tubuh. da beberapa kategori obat yang digunakan dalam pengobatan lupus8 a. ,orti(osteroi -ortikosteroid (steroid) merupakan hormon yang ber#ungsi men*egah peradangan (anti in#lamatori) dan merupakan pengatur kekebalan tubuh, bentuknya krim, salep, pil atau disuntikkan. )omon ini dapat mengendalikan berbagai #ungsi metabolisme di dalam tubuh. -ortikosteroid untuk mengurangi peradangan dan menekan akti/itas berlebihan dari sistem kekebalan. 5enggunaan obat ini tergantung pada kebutuhan pasien, misalnya pasien dengan gejala demam, radang sendi (atritis), atau radang selaput dada;paru yang tidak bereaksi terhadap obat-obat non steroid. ,mumnya, di beri obat kortikosteroid oral dengan dosis rendah, seperti prednisone atau motil prednisolone (prednisolone). 5ada pasien tingkat serius diberikan seperti radang ginjal dengan protein yang sangat banyak pada air seni, amoniak, jumlah trombosit rendah (trombositopenia) dan kejang-kejang. 5emberian obat dalam dosis tinggi bisa melalui oral, suntikan atau in#us intra/ena (bolus terapi). 'egitu gejala beraksi terhadap pengobatan ini, dosis berangsur dikurangi. >ontoh obat8 1. P$08&i+#& &ndikasi 8 menekan reaksi radang dan reaksi alergi. E#ek samping 8 gejala saluran *erna, mual, *egukan, perut kembung, pankreatitis akut. 0osis 8 (oral) dosis a$al 19-29 mg;hari, kasus berat sampai C9 mg;hari, sebaiknya dimakan pagi hari setelah sarapan 4 dosis pemeliharaan, 2,%-1% mg;hari 4 injeksi &7, prednisolon asetat 2%-199 mg sekali atau 2 kali seminggu. . Hi8$#5#$-i+#& 43-i$a- &ndikasi 8 kelainan radang kulit yang hebat seperti eksim tidak menunjukkan respon pada kortikosteroid yang kurang kuat. E#ek samping 8 luka kulit akibat bakteri, jamur atau /iral yang tak diobati8 *ara penggunaan8 dioleskan tipis 1-2 G;hari dengan kadar 1:. $. "on %teroial !ntiinflamator- Drugs ("%!ID%) 7erupakan obat-obatan anti radang dan imunosupresi# yang kuat dan manjur seperti steroid (kortison dan prednisone). 6bat-obat anti radang dan penghilang anti sakit (analgesik) dapat digunakan khususnya bagi kelompok obat-obatan anti radang non steroid (!S&0S). 2ujuan khususnya adalah meringankan gejala-gejala, seperti demam ringan, rasa lelah, atritis, dan radang selaput dada atau paru. >ontoh obat8 1. Na-$i31 Di5l#90&a5 &ndikasi 8 nyeri dan radang pada penyakit rematik (termasuk ju/enil artritis) dan gangguan otot skelet lainnya, gout akut, nyeri pas*a bedah. E#ek samping 8 por#iria, supositoria bisa mengakibatkan iritasi rektum. 0osis 8 (oral) D%-1%9 mg;hari dalam 2-3 dosis sebaiknya setelah makan 4 injeksi &7 dalam, D% mg;hari. c. !ntimalaria 6bat antimalaria e#ekti# mengobati atritis (radang sendi, ruam kulit, dan saria$an di mulut). Serta juga e#ekti# untuk mengobati gejala kulit dan sendi ini dikarenakan #ungsinya yang meredakan sakit di otot, sendi, paru, radang pada selaput jantung dan gejala lain seperti rasa lelah dan demam tinggi. >ontoh obat8 1. Hi8$#5+i5l#$#9i& 0osis 8 3-D mg;kg;hari sebagai garam sul#at (maksimal "99 mg;hari). . Imunosupresan 6bat ini membantu meredakan akti/itas penyakit pada organ utama, seperti ginjal. -edua, mengurangi atau menghilangkan kebutuhan pasien lupus akan steroid. >ontoh obat8 1. Si5l#9#+9a1i8 &ndikasi 8 digunakan dalam terapi leukimia lim#ositik kronik, lim#oma, dan tumor solid. E#ek samping 8 sistitis hemorogika. 0osis 8 induksi "9-%9 mg;kg 4 (oral) 1-% mg;kg;hari 4 injeksi &H, 19-1% mg;kg tiap D-19 hari. e. !.at+ioprinc (Imuran) &ndikasi 8 digunakan luas untuk pasien yang menjalani transplantasi dan untuk penyakit autoimun yang tidak dapat dikendalikan dengan kortikosteroid saja. E#ek samping 8 reaksi hipersensiti#itas (malaise, pusing, mual, demam, nyeri otot, nyeri sendi, aritmia, hipotensi), rambut rontok. 0osis 8 oral 3 mg;kg;hari. . P0&a-ala5+a&aa& K020$a%a-a& a. )indari paparan sinar matahari langsung 5ada kenyataannya 2;3 penderita SLE mempunyai masalah radiasi ,H dan ,H' dari sinar matahari. 6leh karena itu hidari terkena paparan sinar matahari se*ara langsung. 'isa menggunakan krim pelindung matahari (suns*reen). Lakukan berbagai kegiatan pagi hari lebih a$al atau melakukan kegiatan sore hari saat matahari akan tenggelam. b. )indari kelelahan terutama kerena olahraga yang berlebihan -elelahan merupakan masalah yang sangat sensiti# pada penderita. ,ntuk itu atasi dengan memberi keseimbangan antara $aktu istirahat dengan akti/itas yang anda lakukan. *. )indari pemakaian obat tertentu, konsultasikan terlebih dahulu bila menggunakan obat baru. d. )indari #rustasi, apalagi stres. ,sahakan melakukan rekreasi untuk men*egah kejenuhan dan tekanan psikis. ,sahakan agar stres jauh dari kehidupan pasien. ,ntuk itu, adanya sangat membutuhkan dukungan orang lain agar dapat mengelola stres dengan baik. )arus diingat bah$a banyak aspek kehidupan yang berkaitan, seperti hubungan suami-istri, keluarga (bapak, ibu, dan saudara), teman-teman, sahabat ataupun siapa saja yang dianggap dapat diper*aya dan mampu memberi semangat untuk sembuh serta membangun rasa per*aya diri. e. )indari sakit mata yang disebabkan oleh /irus, in#eksi mikrobakterium 2'> akti#, dan in#eksi radang paru-paru. #. )indari penggunaan /aksinasi dari kuman yang dilemahkan, misalnya /aksin 2'>. I. FOKUS PENGKA?IAN 1. P0&75a=ia& a. (ejala-gejala 5okok, seperti demam, lesu, atau penurunan berat badan adalah gejala yang dialami pertama kali. (ejala-gejala tersebut menunjukkan kondisi pasien se*ara keseluruhan dan apa yang ia rasakan. 0iikuti dengan pemeriksaan sistem organ yang dilakukan dari kepala sampai kaki. b. 5emeriksaan kepala dan leher, meliputi penyelidikan mengenai katarak, glaukoma, mata kering, mulut kering, sakit mata, penglihatan ganda, kehilangan penglihatan, iritasi atau radang mata, in#eksi mata, telinga berdengung, kehilangan pendengaran, sering mengalami in#eksi telinga, mimisan, bau yang tidak normal, sering mengalami in#eksi sinus, sakit pada hidung atau mulut, masalah gigi, atau leher kaku. *. 'agian kardiopulmonari (jantung dan paru-paru), meliputi asma, bronkitis, em#isema, tuberkulosis, pleuritis, sesak napas, radang paru-paru, tekanan darah tinggi, pada sakit dada, rematik, demam, degup jantung tidak normal (heart murmur), serang jantung, detak atau denyut nadi yang tidak beraturan, dan pemakaian obat-obat jantung atau hipertensi. d. 5emeriksaan sistem gastrointestinal (bagian perut dan usus besar) meliputi usaha menemukan adanya kesulitan menelan, mual atau muntah, diare, sembelit, dan *ara makan yang tidak biasa, hepatitis, batuk empedu, darah di tinja dan muntahan, di/ertikulitis, radang usus besar atau pankreas. e. 'agian genituloninari (sekitar kemaluan) harus diperiksa dengan *ara yang peka. Selain menanyakan pasien mengenai in#eksi kandung kemih, batu ginjal, atau darah serta protein dalam air urin, periksa juga ri$ayat beberapa penyakit kelamin (termasuk hasil tes positi# si#ilis yang keliru) dan pada $anita, ri$ayat melahirkan, dengan perhatian khusus pada keguguran, penyakit-penyakit payudara dan bedah plastik (kosmetik dan sebaliknya), serta masalah-masalah menstruasi. #. .aktor hematologik dan kekebalan tubuh yang harus disadari oleh pasien meliputi bagaimana dengan mudah ia terluka, anemia, kekurangan jumlah sel darah putih maupun trombosit, kelenjar yang membengkak, atau sering mengalami in#eksi. g. 1i$ayat penyakit neuropsikiatrik (sara# yang mempengaruhi perilaku) termasuk sakit kepala, serangan jantung, mati rasa atau ngilu, pingsan, keji$aan atau akibat obat-obatan anti-depresan, penyalahgunaan +at kimia, dan yang paling penting disebut dengan gangguan kogniti#, kesulitan berpikir atau berbi*ara dengan artikulasi yang jelas. h. 'eberapa *iri-*iri muskuloskeletal meliputi ri$ayat penyakit tulang sendi, kaku, atau pembengkakan, en*ok, sakit urat, atau lesu. i. 5emeriksaan sistem endokrin (pengeluaran internal) meliputi penyakit tiroid, diabetes, atau beberapa jenis kolesterol tinggi. j. 1i$ayat mengenai penyakit pembuluh darah akan mengungkap adanya radang urat darah, penggumpalan darah, stroke, atau raynaudBs (jari-jari berubah $arna dalam *ua*a dingin). k. -ulit merupakan organ yang menjadi target utama dalam lupus, dan keterangan-keterangan mengenai sensiti#itas terhadap sinar matahari, rambut rontok, luka-luka di sekitar mulut, 3butter#ly rash3, psoriasis, atau penyakit- penyakit kulit lain yang diperiksa se*ara *ermat. . Dia7&#+a K020$a%a-a& i. 1isiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan proses penyakit. ii. !yeri berhubungan dengan in#lamasi atau kerusakan jaringan. iii. (angguan *itra tubuh berhubungan dengan perubahan pada penampilan #isik. !. I&-0$v0&+i K020$a%a-a& a. Diagnosa/ 'isi(o tinggi ter+aap (erusa(an integritas (ulit $er+u$ungan engan proses pen-a(it. 1) 2ujuan8 Setelah dilakukan tindakan kepera$atan selama 3G2" jam klien mampu menunjukkan keutuhan struktural dan #ungsi #isiologis dari kulit dan membran mukosa. 2) -riteria hasil8 a) -lien mampu menunjukkan tingkah laku atau teknik untuk men*egah kerusakan kulit atau meningkatkan kesembuhan. b) -lien mampu menunjukkan kemajuan pada luka atau penyembuhan lesi. *) -lien mampu menunjukkan integritas jaringan seperti bebas dari adanya lesi jaringan dan kulit elastis. 3) &nter/ensi8 a) -aji kulit setiap hari. >atat $arna, turgor, sirkulasi, dan sensasi. (ambarkan lesi dan amati perubahan. 1asional8 menentukan garis dasar dimana perubahan pada status dapat dibandingkan dan melakukan inter/ensi yang tepat. b) 5ertahankan seprai bersih, kering, dan tidak berkerut. 1asional8 #riksi kulit disebabkan oleh kain yang berkerut dan basah yang menyebabkan iritasi dan potensial terhadap in#eksi. *) 'erikan matras atau tempat tidur busa atau #lotasi. 1asional8 menurunkan iskemia jaringan, mengurangi tekanan pada kulit, jaringan, dan lesi. d) 0apatkan kultur dari lesi kulit terbuka. 1asional8 mengidenti#ikasi bakteri patogen dan pilihan pera$atan yang sesuai. e) (unakan atau berikan obat-obatan topikal ()idrokortison 'utirat) atau sistemik sesuai indikasi. 1asional8 digunakan pada pera$atan lesi kulit. >atatan8 jika digunakan salep multidosis, pera$atan harus dilakukan untuk menghindari kontaminasi silang. ") 5endidikan -esehatan a) jarkan pera$atan luka, termasuk tanda dan gejala in#eksi untuk dapat mempertahankan kulit tetap kering saat mandi. b) jarkan anggota keluarga;pemberi asuhan tentang tanda kerusakan kulit. $. Diagnosa/ "-eri $er+u$ungan engan inflamasi atau (erusa(an 0aringan. 1) 2ujuan8 Setelah dilakukan tindakan kepera$atan selama 3G2" jam klien mampu meningkatkan kenyamanan se*ara #isik dan psikologis. 2) -riteria hasil8 a) -lien mampu mempertahankan tingkat nyeri atau kurang (skala 9- 19). b) -lien mampu menunjukkan tehnik relaksasi se*ara indi/idual yang e#ekti# untuk men*apai kenyamanan. *) -lien mampu mengenali #aktor penyebab dan menggunakan tindakan untuk men*egah nyeri. 3) &nter/ensi8 a) -aji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 1-19), #rekuensi, dan $aktu. 7enandai gejala non /erbal misalnya gelisah, takikardi, meringis. 1asional8 mengindikasikan kebutuhan untuk inter/ensi dan juga tanda-tanda perkembangan atau resolusi komplikasi. >atatan8 sakit yang kronis tidak menimbulkan perubahan autonomik. b) 0orong pengungkapan perasaan. 1asional8 dapat mengurangi ansietas dan rasa takut, sehingga mengurangi persepsi akan intensitas rasa sakit. *) 'erikan akti/itas hiburan, misalnya memba*a, berkunjung, dan menonton tele/isi. 1asional8 mem#okuskan kembali perhatian, mungkin dapat meningkatkan kemampuan untuk menanggulangi. d) Lakukan tindakan paliati#, misalnya pengubahan posisi, massase, rentang gerak pada sendi yang sakit. 1asional8 meningkatkan relaksasi atau menurunkan tegangan otot. e) 'erikan kompres hangat atau dingin, teknik relaksasi. 1asional8 kompres dapat mengurangi rasa nyeri. #) &nstruksikan pasien atau dorong untuk menggunakan /isualisasi atau bimbingan imajinasi, relaksasi progresi#, tehnik na#as dalam. 1asional8 meningkatkan relaksasi dan perasaan sehat. 0apat menurunkan kebutuhan narkotik analgesik (depresan SS5) dimana telah terjadi proses degenerati# neuromotorik. 7ungkin tidak berhasil jika mun*ul demensia, meskipun minor. g) 'erikan analgesik atau antipiretik narkotik. (unakan 05 (analgesik yang dikontrol pasien) untuk memberikan analgesik 2" jam dengan dosis sesuai indikasi. 1asional8 memberikan penurunan nyeri atau tidak nyaman, mengurangi demam. 6bat yang dikontrol pasien atau berdasarkan $aktu 2" jam mempertahankan kadar analgesik darah tetap stabil, men*egah kekurangan ataupun kelebihan obat-obatan. ") 5endidikan kesehatan a) &n#ormasikan pada klien tentang prosedur yang dapat meningkatkan nyeri dan saran koping. b) jarkan penggunaan tehnik non #armakologi misalnya distraksi, relaksasi. c) Diagnosa/ Gangguan citra tu$u+ $er+u$ungan engan peru$a+an paa penampilan fisi(. 1) 2ujuan8 Setelah dilakukan tindakan kepera$atan selama 3G2" jam klien mampu mempersepsikan yang positi# terhadap penampilan dan #ungsi tubuh sendiri. 2) -riteria )asil8 a) -lien mampu menunjukkan *itra tubuh ditandai dengan 8 (1) -ongruen antara realitas tubuh, ideal tubuh, dan $ujud tubuh. (2) -epuasan terhadap penampilan dan #ungsi tubuh. (3) -einginan untuk menyentuh bagian tubuh yang mengalami gangguan. b) -lien mampu menyusun tujuan atau ren*ana realistis untuk masa depan. 3) &nter/ensi8 a) 0orong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit, harapan masa depan. 1asional8 berikan kesempatan untuk mengidenti#ikasi rasa takut atau kesalahan konsep dan menghadapinya se*ara langsung. b) 0iskusikan arti dari kehilangan atau perubahan pada pasien atau orang terdekat. memastikan bagaimana pandangan pribadi pasien dalam mem#ungsikan gaya hidup sehari-hari. 1asional8 mengidenti#ikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap inter/ensi atau konseling lebih lanjut. *) 0iskusikan persepsi pasien mengenai bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan. 1asional8 isyarat /erbal atau non /erbal orang terdekat dapat mempunyai pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya sendiri. d) 5erhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu memperhatikan tubuh atau perubahan. 1asional8 dapat menunjukkan emosional ataupun metode koping maladapti#, membutuhkan inter/ensi lebih lanjut atau dukungan psikologis. e) Susun batasan pada perilaku maladapti#. 'antu pasien untuk mengidenti#ikasi perilaku positi# yang dapat membantu koping. 1asional8 membantu pasien untuk mempertahankan kontrol diri, yang dapat meningkatkan perasaan harga diri. #) 'antu dengan kebutuhan pera$atan yang diperlukan. 1asional8 mempertahankan penampilan yang dapat meningkatkan *itra diri. 1ujuk pada konseling psikiatri, misalnya pera$at spesialis psikiatri pera$at klinis, psikiatri atau psokolog, pekerja sosial. ") 5endidikan -esehatan a) jarkan orang tua tentang pentingnya respon mereka terhadap perubahan tubuh anak dan penyesuaian dikemudian hari sesuai dengan kebutuhan. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEMIK LUPUS ERITEMATOSIS Di+3+3& Ol0<: 1. A9i-a$ia @3l+31 (1.'..''1) . A$li&a Elvi$a S (1.'..''() !. F0$i Wi*#%# (1.'..') /. N#$ O5-a Ma3li&a (1.'..'5') 5. RiA5a By$#&i:a (1.'..')1) PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TELOGORE?O SEMARANG '1'