- Dosis : 0,8 unit/kgBB/hari = 48 unit/hari
Pagi sebelum sarapan: 2/3 dosis 32 unit/hari
Malam sebelum tidur : 1/3 dosis 16 unit/hari
- Frekuensi : 2 kali sehari
- Durasi : Seumur hidup
- Interaksi Obat : Alkohol, MAO I, , kortikosteroid, hormon tiroid, diuretik.
- Kontraindikasi : hipoglikemi, insulinoma.
- Biaya : Penfill 100 IU/mL x 3 mL = 300 IU 1 penfill untuk 6 hari
30 hari/1 bulan = 5 penfil
Biaya 1 bulan = 100 IU/mL x 3 mL x 5 = Rp 365.500,-
Harga penfill = Rp 723.000,00
2. Hipertensi
Golongan ARB : DIOVAN
Kandungan : valsartan
Indikasi : hipertensi
Dosis : 80 mg
Frekuensi : 1 kali sehari
Durasi : 1 bulan
Interaksi obat : hipersensitivitas, hamil, sirosis
Analisi biaya : 2x14 kaplet = Rp 227.735,00
Alasan : first line terapi untuk hipertensi dengan DM adalah ACEI dan ARB.
ACEI telah digunakan hingga dosis maksimal, namun TD masih
tinggi sehingga diganti dengan ARB
3. Hiperlipid
Golongan statin : Atorsan
Kandungan : Ca Atorvastatin
Indikasi : terapi hiperkolesterolimia
Dosis : 10 mg
Frekuensi : 1 kali sehari
Durasi : 1 bulan
Interaksi obat : -
Analisis biaya : 3 x 10 tablet = Rp 285.000,00
4. Metoklopramid : Damabet
Indikasi : diabetic gastroparesis, mual, muntah
Dosis : 10 mg
Frekuensi : pro renata, maksimal 3 kali sehari
Durasi : 1 bulan
Interaksi obat : -
Analisis biaya : 10 x 10 =Rp 35.000,00
1 bulan = Rp 10.500,00
Alasan : merupakan first line terapi pada terapi gastroparesis akibat
komplikasi DM
Total biaya = Rp 888.735,00
Jadwal minum obat
Nama obat Jam minum obat
Insulin
Jam 07.00 sebelum sarapan
Jam 20.00, sebelum tidur
atorsan Jam 20.00 sebelum tidur
Diovan Jam 07.00
metoklopramid 30 menit sebelum makan
V. MONITORING & FOLLOW UP
1. Monitoring tekanan darah, untuk penderita DM targetnya 130/80 mmHg
2. Monitoring kadar lipid darah dengan target
- Kolesterol total <200 mg/dL
- HDL >35 mg/dL
- LDL <100 mg/dL
- Trigliserida <150 mg/dL
3. Monitoring kadar gula darah acak hingga mencapi target <140 mg/dL
4. Monitoring HbA1c hingga <7%
5. Monitoring perubahan gaya hidup seperti diet rendah gula,garam <100 mmol/hari
6. Monitoring berat badan hingga mencapai BMI normal 18-24
7. Monitoring fungsi ginjal
Kadar kreatinin normal : 0,2-1 mg/dL
Kadar BUN normal : 8-25 mg/dL
8. Monitoring efek samping obat
9. Monitoring kepatuhan minum obat, dapat menggunakan kartu pengingat pengobatan.
VI. KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI KEPADA PASIEN
Agar terapi berhasil, sebaiknya pasien di edukasi sebagai berikut:
1. Pasien dinasihati supaya mengontrol berat badan dengan mengatur pola makan.
2. Pasien diberitahu untuk melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat
selama 30-45 menit sebanyak 3-4 kali seminggu.
3. Beritahu pasien untuk menghindari stress, dan istirahat yang cukup.
4. Pasien diminta untuk menghindari makanan yang yang banyak mengandung garam dan
banyak mengkonsumsi sayuran, buah, serta makanan rendah lemak.
5. Pasien diminta untuk menghindari makanan yang terlampau manis atau banyak
mengandung gula.
6. Pasien diberitahu tentang tanda-tanda jika terjadi hiperglikemi atau hipoglikemi
- Tanda-tanda hiperglikemi : dahaga yang ekstreme, sering urinasi, lapar, pandangan
kabur, pening.
- Tanda-tanda hipoglikemi : menggigil(shaking), berpeluh, ansietas, lapar, fatigue, lemah,
sakit kepala, pusing, lemas, gemetar, pandangan berkunang-kunang, pitam (pandangan
menjadi gelap), keluar keringat dingin, detak jantung meningkat,
7. Pasien sebaiknya membawa sekantung gula. Jika pasien mengalami hipoglikemi, pasien
diharapkan segera mengkonsumsi gula.
8. Pasien diberitahu untuk mengikuti aturan dosis serta diberitahu bagaimana cara
menggunakan insulin, sebagai berikut:
Penyuntikan dilakukan subkutan (di bawah kulit). Bersihkan kulit pada area yang akan
disuntik dengan kapas beralkohol. Cubit atau jepit kulit dengan jari-jari dengan jarak
sekitar 7-9 inchi, lalu masukkan jarum suntuk perlahan-lahan di bawah kulit dengan
sudut 45-90 derajat. Injeksikan insulin (misalnya tetap di paha atau di lengan) tetapi di
tempat yang berbeda, paling tidak 1 inchi jaraknya dari tempat suntikan sebelumnya.
Jangan menyuntik di tempat yang sama lebih dari satu kali sebulan atau satu kali dua
bulan sampai habis, tarik jarum suntik, lalu tekan kulit perlahan (jangan digosok).Jika
akan menyuntik lagi, suntik pada area yang sama.
9. Pasien diberitahu untuk tidak mengkonsumsi obat lain tanpa seizin dokter.
Yogyakarta, 21 November 2012
Ketua Kelompok
( Annisa Rahmah )
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI SISTEM ENDOKRIN DAN HORMON
PRAKTIKUM 3
DIABETES MELLITUS
Disusun oleh :
Golongan III/Kelompok 4
AYU PREHANINGRUM (FA/08374)
ANNISA RAHMAH (FA/08378)
ATIKA DALILI A (FA/08379)
LAILI RAHMAWATI (FA/08384)
Hari, tanggal praktikum : Kamis, 22 November 2012
Dosen jaga :
Asisten jaga :
LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK
BAGIAN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2012