Anda di halaman 1dari 36

11

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Olahraga
Olahraga merupakan kebutuhan hidup yang tidak bisa ditinggalkan, dan
harus dilaksanakan secara berulang-ulang agar dapat terpelihara kesehatannya
baik dalam pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani, dan sosial.
Masyarakat mulai memahami akan pentingnya menjaga kesehatan jasmani
melalui kegiatan olahraga sesuai dengan kemampuan, kesenangan dan
kemampuan. Aktivitas olahraga tidak ada unsur perbedaan ras, golongan, agama,
status ekonomi, jenis kelamin, usia, semuanya dapat berolahraga sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapainya.
Mens Sana in Corpore Sano begitu masyarakat kita mempopulerkan
adagium atau jargonnya jaman Romawi dalam bidang olahraga dan kesehatan
ketika seseorang menggeluti aktivitas olahraga. Kemudian dimaknai oleh
masyarakat kita, bahwa di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat,
begitulah kira-kira artinya dalam bahasa Indonesia. Beranjak dari pemikiran ini
penulis mencoba mencari batasan-batasan mengenai esensi atau apa sebetulnya
hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari para pakar
dan ilmuan yang ada. Kemudian definisi-definisi mengenai apa sebetulnya
olahraga ini dijadikan alat analisis secara teoritik dalam membahas permasalahan
penelitian ini. Definisi-definisi olahraga yang penulis kutif di antaranya dapat
dijelaskan pada paragraf berikut ini:
12


Giriwijoyo (2007:85) menjelaskan bahwa Olahraga adalah serangkaian gerak
raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup)
dan meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup).
Selanjutnya menurut Cholik Mutohir, T. et al. (2005:157) bahwa Olahraga
adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina serta
mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial. Cholik Mutohir (2004:47)
menjelaskan bahwa Olahraga yang dilakukan secara sistematis, teratur dan
terarah akan sangat membantu upaya kita menciptakan pola hidup sehat yang
sehat dan berkualitas.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Kosasih (dalam Nijar, J. 2009:15) sebagai
berikut:

Perkataan sport berasal dari bahasa latin disportare atau desportare.
Di dalam bahasa italia disporte yang mempunyai arti menyenangkan,
pemeliharaan atau menghibur untuk kegembiraan. Dapatlah dikatakan bahwa
sport itu adalah kesibukan manusia untuk menggembirakan diri sambil
memelihara jasmani.


Dari semua kutipan teori di atas dapat disimpulkan bahwa olahraga adalah
serangkaian aktivitas yang teratur, terencana, sistematis yang mendorong serta
mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial dengan tujuan menghasilkan
kesehatan dan kualitas hidup yang lebih baik, yang bersifat menyenangkan
gembira dan bermanfaat.
Pengertian olahraga Menurut International Council of Sport and Physical
Education (ICSPE) yang dikutip oleh Lutan (1991:17) yaitu:

13


1. Setiap kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan berisi
perjuangan dengan diri sendiri atau dengan orang lain, atau konfrontasi
dengan unsur-unsur alam disebut olaharaga.
2. Kalau kegiatan ini meliputi juga pertandingan, maka kegiatan itu harus
dilaksanakan dengan semangat/jiwa sportif. Tidak mungkin ada olahraga
dalam arti sebenarnya tanpa isi fair play.
3. Olahraga seperti dinyatakan di atas merupakan alat pendidikan yang
ampuh.

Dari penjelasan di atas bahwa kegiatan olahraga merupakan aktivitas
permainan yang dapat dilakukan oleh pelaku olahraga itu sendiri ataupun secara
berkelompok dengan menjunjung tinggi nilai sportivitas dan semangat juang yang
tinggi dalam melakukan kegiatan yang dilakukanya.
Selanjutnya dalam keputusan presiden No. 75 tahun 1967 yang dikutip
Sumardiyanto (2007:1.30) sebagai berikut :

1. Masyarakat tani, nelayan dan pekerja-pekerja lainnya dalam masyarakat
pedesaan.
2. Anak-anak pra-sekolah, sekolah dasar, pelajar SLTP/SLTA dan
Mahasiswa.
3. Golongan rakyat yang bertugas dalam bidang pertahanan/keamanan ABRI.
4. Golongan pegawai, pegawai pemerintah, semi pemerintah dan swasta.
5. Golongan wanita.
6. Golongan tuna dalam masyarakat, seperti para penderita cacat, para
narapidana dan lain sebagainya.

Lebih lanjut Cholik Mutohir, T. et al. (2005:161) setiap warga negara
mempunyai hak yang sama untuk:

1. Melakukan kegiatan olahraga.
2. Memperoleh pelayanan dalam kegiatan olahraga.
3. Memilih dan mengikuti jenis atau cabang olahraga yang sesuai dengan
bakat dan minatnya.
4. Memperoleh pengarahan, dukungan, bimbingan, pembinaan dan
pengembangan dalam keolahragaan.
5. Menjadi pelaku olahraga.
14


6. Mengembangkan industri olahraga.


Dari penjelasan di atas sudah jelas bahwa olahraga dapat dilakukan oleh
siapapun pelaku olahraga, tidak menekankan unsur ras maupun golongan dari
mana berasal. Karena olahraga merupakan sesuatu yang sangat berharga dalam
nilai kehidupan manusia agar selalu bugar di saat diam dan bergerak apabila
dilakukan secara teratur dan terarah ke tujuan yang benar.
Dari semua definisi olahraga yang dikemukan di atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa olahraga merupakan suatu aktivitas fisik yang dilakukan
secara teratur dan terencana dengan melibatkan unsur jasmani dan rohani baik
dilakukan secara sendiri maupun kelompok tanpa adanya perbedaan pelaku
olahraga baik dalam unsur ras, golongan, agama, sosial ekonomi, semuanya
menjadi satu kesatuan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh pelaku olahraga itu
sendiri.
Mengenai penjelasan olahraga di atas terdapat pula ciri-ciri olahraga
menurut Lutan (1991:13-15) menjelaskan ciri khas olahraga yaitu:

1. Olahraga berorientasi pada kegiatan jasmani dalam wujud keterampilan
motorik, daya tahan, kekuatan, dan kecepatan. Dalam olahraga unsur
jasmani yang sangat dominan.
2. Olahraga sebagai sebuah realitas, olahraga dilakukan dalam suasana yang
tak sebenarnya, tetapi keterlibatan seseorang dalam olahraga merupakan
sesuatu yang nyata.
3. Prinsip prestasi dalam olahraga, tanda-tanda prinsip prestasi dalam
olahraga ialah:
a. Peragaan kemampuan jasmani, hingga tingkat maksimal.
b. Kegiatan olahraga dilaksanakan secara maksimal.
c. Tidak bertujuan untuk menghancurkan lawan.
4. Aspek sosial dari olahraga, olahraga yang dilakukan akan terjadi sebuah
interaksi sosial dan akan membentuk kelompok sosial.

15


Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa olahraga merukan
kegiatan jasmani yang sangat dominan, merupakan sesuatu yang nyata, terdapat
prinsip prestasi dan membentuk kelompok sosial.

B. Manfaat Olahraga
Aktivitas fisik merupakan suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan
manusia sehari-hari. Maka orang perlu membiasakan suatu kegiatan olahraga
yang dapat menunjang untuk memudahkan semua kegiatan yang dijalankannya.
Aktivitas olahraga yang dilakukannya mempunyai manfaat dan tujuan yang ingin
diperolehnya dalam melakukan aktivitas olahraga. Menurut Faizati Karim (2002)
menjelaskan manfaat yang diambil dalam berolahrga diantaranya adalah:

1. Meningkatkan kerja dan fungsi jantung. Yaitu ditandai dengan denyut nadi
istirahat menurun, kapasitas bertambah, penumpukan asam laktat
berkurang.
2. Meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang.
3. Meningkatkan kelenturan (fleksibilitas) pada tubuh sehingga dapat
mengurani cidera.
4. Meningkatkan metabolisme tubuh untuk mencegah kegemukan dan
mempertahankan berat badan ideal.
5. Mengurani resiko terjadinya penyakit. Seperti tekanan darah tinggi sistolik
dan diastolik, penyakit jantung menambah HDL-kolesterol dan
mengurangi lemak tubuh.
6. Meningkatkan sistem hormonal melalui peningkatan sensitifitas hormon
terhadap jaringan tubuh.
7. Meningkatkan aktivitas sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit melalui
peningkatan pengaturan kekebalan tubuh.


Lebih lanjut yang dikemukakan oleh Edward (1973) yang dikutip oleh
Supandi (1991:44) manfaat olahrga sebagai berikut:

16


(1). Mengembangkan watak yang baik, (2). Membangkitkan (altruisme)
atau perhatian terhadap kesejahteraan orang lain,(3). Membangkitkan kendali
diri dan control sosial, (4). Mengembangkan ketabahan, (5). Mempersiapkan
olahragawan memasuki kehidupan, (6). Memberikan kesempatan untuk
memperoleh keuntungan pribadi, (7). Menghasilkan kesegaran jasmani, (8).
Membangkitkan kewaspadaan mental, (9). Membantu prestasi pendidikan,
(10). Mengembangkan keagamaan.Mengembangkan patriotisme.


Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pelaku olahraga yang
aktif melakukan aktivitas olahraga akan memperoleh kondisi tubuh secara bugar
baik fungsional organ-organ tubuh yang dapat berfungsi dengan normal tanpa
adanya penyakit yang akan masuk ke dalam tubuh pelaku olahraga. Olahraga juga
dapat dijadikan sebagai lembaga sosial untuk membina pelaku olahraga menjadi
jiwa yang memiliki karakter yang dapat berguna bagi pelakunya itu sendiri dan
Negara.

C. Tujuan Olahraga
Masyarakat dalam hal ini pelaku olahraga dalam melakukan aktivitas
olahraga memiliki maksud dan tujuan yang mereka lakukan. Dalam hal ini tujuan
olahaga dapat dikemukan oleh Ichsan (1991:80) Olahraga pada dasarnya berisi
kegiatan yang berorientasi pada gerak, pelaksanaanya tergantung pada
kemampuan dan tujuan yang ingin dicapai pelakunya.
Pendapat lain tentang tujuan olahraga Sumardiyanto (2007:5.6) yaitu:

1. Olahraga pendidikan yaitu untuk tujuan mendidik.
2. Olahraga rekreasi yaitu untuk tujuan yang bersifat rekreaktif.
3. Olahraga kesehatan yaitu untuk tujuan pembinaan kesehatan.
4. Olahraga rehabilitasi yaitu untuk tujuan rehabilitasi.
5. Olahraga prestasi yaitu untuk tujuan prestasi setinggi-tingginya.


17


Selanjutnya Lutan (1991:12) mengemukakan tentang tujuan olahraga:


Berdasarkan penekanan tujuannya orang mengenal olahraga prestasi
(olahraga kompetitif) yang menekankan pencapaian prestasi, kemenangan
atau keunggulan dalam perlombaan atau pertandingan. Olahraga pendidikan
menekankan pencapaian tujuan pendidikan. Olahraga professional
menekankan pencapaian tujuan yang bersifat material. Selanjutnya orang juga
mengenal olahraga kesehatan untuk mencapai derajat sehat yang lebih baik.


Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai maka tujuan olahraga dapat
dikemukakan oleh Giriwijoyo (1991:57) sebagai berikut ini:

1. Olahraga Prestasi yaitu tekanannya pada pencapaian prestasi
2. Olahraga Rekreasi yaitu tekanannya pada rekreasi
3. Olahraga Kesehatan yaitu tekanannya pada pencapaian kesehatan
4. Olahraga Pendidikan yaitu tekanannya pada pencapaian tujuan pendidikan.


Dalam teori-teori di atas dijelaskan bahwa orang yang melakukan olahraga
tidak akan terlepas dari unsur gerak karena dengan bergerak pelaku olahraga akan
mendapatkan manfaat dari olahraga tersebut dan secara jelas pelaku olahraga yang
melakukan aktivitas olahraga dengan berbagai maksud dan tujuan yang pelaku
olahraga capai dan dari masing-masing tujuan tersebut dapat bermanfaat bagi
tingkat kehidupan.
Maka dari beberapa uraian di atas mengenai tujuan olahraga penulis dapat
menyimpulkan tujuan olahraga sebagai berikut tujuan olahraga prestasi, olahraga
rekreasi, olahraga pendidikan, dan olahraga kesehatan. Keempat tujuan olahraga
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:


18


1. Olahraga Prestasi
Olahraga pada dasarnya kegiatan yang berisi pada gerak, dengan
melakukan olahraga secara teratur pola hidup sehat akan normal dalam
menjalankan kehidupan sehari. Pelaku olahraga melakukan aktivitas olahraga
dengan berbagai tujuan yang dicapainya salah satunya yaitu olahraga prestasi.
Prestasi yang diraih dalam suatu kejuaraan olahraga dari cabang yang minatinya
merupakan sesuatu yang sangat membanggakan bagi dirinya maupun bangsa
dengan dilandaskan semangat berlatih secara serius.
Mengenai penjelasan olahraga prestasi menurut Giriwijoyo (1991:57)
yaitu Olahraga yang tekananya pada prestasi. Dan lebih lanjut menurut Cholik
Mutohir, T. et al. (2005:158) menjelaskan bahwa Olahraga yang membina dan
mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan
melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan
dan teknologi keolahragaan.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa olahraga prestasi
merupakan olahrga yang mengarahkan olahragawan ke arah prestasi. Salah satu
cabang yang diminati dilakukan secara dini dan terlatih dengan teratur untuk
mendukung pencapaian prestasi yang maksimal melalui kompetisi.
Pencapain prestasi setinggi-tingginya dalam kompetisi olahraga dapat
menjadi sesuatu yang sangat membanggakan bangsa Indonesia apabila kompetisi
tersebut ke dalam kejuaraan tingkat internasional. Dalam proses memajukan
prestasi olahraga yang ada di Indonesia dan meraih medali yang dapat
dibanggakan harus adanya suatu yang dapat mendukung pencapaian prestasi
19


tersebut. Adapun dalam pengembangannya menurut Cholik Mutohir, T. et al.
pasal 20 ayat 4 dan 5 (2005:167) yaitu;

Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat berkewajiban
menyelenggarakan, mengawasi, dan mengendalikan olahraga prestasi. Dan
dapat mengembangkan: (a) perkumpulan olahraga, (b) pusat penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan, (c) sentra
pembinaan olahraga prestasi, (d) pendidikan dan pelatihan tenaga
keolahragaan, (e) prasarana dan sarana olahraga prestasi, (f) sistem
pemanduan dan pengembangan bakat olahraga, (g) system informasi
keolahragaan, (g) melakukan uji coba kemampuan prestasi olahragawan pada
tingkat daerah, nasional, dan internasional sesuai dengan kebutuhan.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan
olahraga prestasi perlu adanya pembinaan dan pelatihan yang diberikan pelatih
terhadap pelaku olahraga prestasi. Pelatihan yang diberikan diadakan kompetisi
untuk mengasah kemampuan pelaku olahraga dan didukung pengawasan dari
pemerintah daerah maupun pusat.
2. Olahraga Rekreasi
Rekreasi merupakan bagian dari kehidupan manusia dengan maksud
mendapatkan kesenangan dan kepuasan tersendiri, semua kegiatannya dilakukan
tidak bersifat sungguh-sungguh. Masyarakat yang ingin melakukan olahraga
rekreasi bisa dilakukan oleh diri sendiri maupun kelompok dengan berbagai usia
status sosial, jabatan semua bebas melakukan rekreasi tanpa adanya paaksaan dari
siapapun. Oleh karena itu pengertian olahraga rekreasi dijelaskan menurut
Haryono (1978:10) mengemukakan bahwa Olahraga rekreasi adalah kegiatan
fisik yang dilakukan pada waktu senggang berdasarkan keinginan atau kehendak
yang timbul karena memberikan kepuasan dan kesenangan.
20


Lebih lanjut kusmaedi (2002:4) menjelaskan bahwa Olahraga rekreasi
adalah olahraga dengan tujuan rekreasi. Kemudian oleh Marjono (2002:3)
menjelaskan bahwa Rekreasi adalah kegiatan yang dikerjakan oleh seorang atau
secara bersama-sama dengan orang lain dalam waktu senggang secara sadar dan
sukarela untuk mendapatkan kesenangan dan kepuasan serta kesegaran pribadi
dengan secara langsung dan segera.
Lebih lanjut menurut Cholik Mutohir, T. et al. ((2005:157,166)
menjelaskan bahwa:

Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengan
kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan
kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran
dan kesenangan. Adapun tujuan dari olahraga rekreasi yaitu: (a) memperoleh
kesehatan, kebugaran jasmani, dan kegembiraan, (b) membangun hubungan
sosial, (c) melestarikan dan meningkatkan kekayaan budaya daerah dan
nasional.

Dari penjelasan beberapa teori olahraga rekreasi di atas dapat disimpulkan
bahwa olahraga rekreasi merupakan olahraga yang dilakukan oleh masyarakat
atau pelaku olahraga secara bersama-sama. Olahraga rekreasi lebih
mengutamakan unsur-unsur kesehatan, kepuasan dan kesenangan yang dilakukan
pada waktu dimana masyarakat dalam keadaan santai atau tidak begitu banyak
jadwal kegiatan dengan dilakukannya tanpa ada paksaan terhadap pelaku
olahraga.
Dikatakan Lutan (1991:10-11) cirri-ciri olahrga rekreasi berdasarkan
tujuannya yaitu:

21


Olahraga rekreasi adalah program atau kegiatan yang mengisi waktu
senggang manusia. Acuan utamanya ialah aktivitas yang dilakukan pada
waktu senggang itu harus sehat dalam pengertian moral dan berpengaruh
positif terhadap jasmani dan rohani termasuk menghormati hak orang lain.
Tujuannya tetap tanpa pamrih dan dilakukan sebagai pengisi waktu senggang
dan kesempatan untuk melepaskan daya kreasi, luapan dorongan dari aspek
rohani dan jasmani. Dari segi tujuannya yaitu: (a) sebagai pelepas lelah, (b)
sebagai penyaluran dalam pengisian waktu luang, (c) sebagai imbangan kerja,
(d) sebagai pemenuhan dorongan untuk bergabung dalam kelompok.


Lebih lanjut Cholik Mutohir, T. et al. pasal 26 ayat 1 (2005:171)
menjelaskan bahwa Pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi
dilaksanakan dan diarahkan untuk memasalkan olahraga sebagai upaya
pengembangan kesadaran masyarakat dalam meningkatkan kesehatan, kebugaran,
kegembiraan, dan hubungan sosial.
Utamanya dalam melakukan olahraga rekreasi dilakukan secara bersama-
sama dalam waktu senggang sehingga dapat berpengaruh positif terhadap jasmani
dan rohani, dan dari penjelasan beberapa teori di atas disimpulkan olahraga
rekreasi sendiri untuk memperoleh kesenangan dengan sehat jasmani dan rohani
dan akan terjalin hubungan sosial yang baik sesame pelaku olahraga.
3. Olahraga Pendidikan
Lembaga pendidikan merupakan suatu tempat di mana siswa memperoleh
pengajaran dan pembinaan agar menjadi siswa yang mempunyai keilmuwan
secara jasmani, rohani dan sosial. Pembinaan dan pembelajaran yang baik akan
menghasilkan sesuatu yang berguna dan membanggakan salah satunya yaitu
kebugaran jasmani. Memasukan olahraga pendidikan dalam kurikulum
pembelajaran di sekolah memang sangat baik sekali terutama dalam menjaga
kebugaran jasmani siswa agar selalu tetap sehat.
22


Olahraga pendidikan pada dasarnya olahraga dengan tujuan pendidikan,
menurut Cholik Mutohir, T. et al. (2005:157) menjelaskan bahwa Olahraga
pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai
bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh
pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani.
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia (1970) bahwa
fungsi dari olahraga pendidikan Mendidik anak didik menjadi anak sehat, kuat
fisik mental, rohani, dan jasmani, berjiwa pancasila dan pelaksana.
Lebih lanjut menurut Lutan (1991:7) menjelaskan bahwa:


Melalui program pendidikan jasmani yang teratur, terencana, terarah, dan
terbimbing, diharapkan dapat dicapai seperangkat tujuan yang meliputi
pembentukan dan pembinaan bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani. Tujuan itu terdiri atas pertumbuhan dan perkembangan aspek
jasmani, intelektual, emosional, sosial, dan moral-spiritual.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa olahraga pendidikan
merupakan olahraga dengan tujuan mendidik dan membina untuk diarahkan
menjadi seorang yang selalu sehat dalam aktivitas sehari-hari dan dapat tumbuh
kembangnya nilai-nilai jasmani, rohani dan sosial.
4. Olahraga Kesehatan
Pemeliharaan dan peningkatan derajat sehat merupakan bagian dari upaya
pencegahan yang terdiri dari upaya pencegahan kepada faktor lingkungan dan
upaya pencegahan langsung kepada faktor manusianya. Olahraga merupakan
bagian dari upaya pencegahan langsung terhadap faktor manusia dan merupakan
upaya pemeliharaan dan pencegahan yang terpenting, termurah dan paling
23


fungsional. Olahraga kesehatan dapat dilakukan diri sendiri ataupun kelompok
tetapi alangkah baiknya dalam melakukan olahraga kesehatan dengan
berkelompok agar tidak terlalu membosankan bagi pelaku olahraga. Giriwijoyo
(2007:26) menjelaskan bahwa:

Olahraga kesehatan adalah olahraga untuk memelihara dan/ atau untuk
meningkatkan derajat kesehatan dinamis, sehingga orang bukan saja sehat
dikala diam (sehat statis) tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan
gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas dalam peri kehidupanya sehari-
hari (dinamis) yang bersifat rutin, maupun untuk keperluan rekreasi dan/atau
mengatasi keadaan gawat darurat.


Meningkatnya kemampuan dan kualitas hidup berarti juga meningkatkan
kesejahteraan hidup baik jasmani, rohani maupun sosial. Dari penjelasan di atas
dapat di simpulkan bahwa dengan melakukan olahraga kesehatan dapat
memperlancarkan dan berfungsinya organ-organ tubuh secara maksimal dalam
melakukan aktivitas sehari-hari baik secara diam maupun bergerak. Dan
terhindarnya dari berbagai penyakit non infeksi.
Lebih lanjut Ichsan (1989:30) menjelaskan bahwa,


Pada umumnya jenis kegiatan olahraga bagi kesehatan bersifat sederhana
mudah dilakukan dan tanpa biaya banyak (murah). Gerakan utama dalam
kegiatan olahraga tersebut ditunjukan pada latihan fungsi organ tubuh bagian
dalam dan bagian luar agar tubuh memiliki daya tahan, lincah, dan kuat.


Dari uraian di atas bahwa dalam melakukan aktivitas olahraga kesehatan
sangat mudah untuk dilakukan dengan tidak membutuhkan biaya yang sangat
mahal dan gerakannya terarah terhadap fungsi-fungsi organ tubuh sehingga akan
24


diperoleh gerakan fungsi organ tubuh yang memadai bagi kesehatan pelaku
olahraga.
Setiap orang perlu mempunyai derajat sehat dinamis, jasmani yang bugar
merupakan jasmani yang memiliki derajat sehat (dinamis) sehat dalam keadaan
gerak yang mampu mendukung segala aktivitas dalam kehidupan sehari-hari tanpa
terjadi kelelahan yang berlebihan. Giriwijoyo (1991:50) menjelaskan bahwa,
Kian tinggi derajat sehat dinamis seseorang kian besar kemampuan kerja fisiknya
dan kian kecil kemungkinan terjadi kelelahan.
Dari penjelasan di atas disimpulkan bahwa semakin tinggi kebugaran
jasmani seseorang maka akan mampu untuk mendukung segala aktivitas dalam
kehidupan sehari-hari tanpa terjadi kelelahan yang berlebihan meskipun kelelahan
itu datang dan cepat pulih dalam aktivitas dikemudian harinya.
Pelaku yang melakukan olahraga kesehatan telah terbukti meningkatkan
unsur-unsur kekebalan tubuh yang sangat baik, sehingga pelaku olahraga
kesehatan tidak mudah sakit bahkan terserang penyakit. Adapun penyakit non-
infeksi yang dapat dijangkau oleh olahraga kesehatan ialah misalnya:
a. Penyakit hypokinetik, ialah penyakit kelemahan fungsional fisik/jasmani oleh
karena inaktifitas/hypoaktivitas.
b. Penyakit-penyakit psikosomatik dan alergi:
1) Penyakit lambung/maag (grastitis)
2) Penyakit bengek (asthma bronchiale)
3) Penyakit eksim (dermatitis+neurodermatitis)
c. Penyakit-penyakit jantung dan pembuluh darah:
25


1) Penyakit jantung koroner
2) Infark jantung
3) Penyakit tekanan darah tinggi/rendah
4) Stroke
d. Penyakit-penyakit metabolisme:
1) Kegemukan (obesitas)
2) Kencing manis (diabetes mellitus)
3) Kelebihan lemak darah (hyperlipidaemia)
Jadi Gerak merupakan suatu tanda kehidupan yang sangat penting sekali
bagi manusia dalam kelangsungan hidup sehari-hari tanpa gerak manusia tidak
akan bisa melakukan semua aktivitasnya. Olahraga kesehatan dapat dilakukan
secara sendiri ataupn berkelompok sesuai dengan tujuan masing-masing pelaku
olahraga. Dengan melakukan kegiatan olahraga secara teratur dan rutinitas maka
akan berfungsinya alat-alat tubuh secara normal baik dalam keadaan diam (statis)
bergerak (dinamis) dan dapat mencegah penyakit non-infeksi.
a. Ciri-Ciri Olahraga Kesehatan
Olahraga merupakan sesuatu yang sangat banyak dilakukan oleh
masyarakat Indonesia dari berbagai macam cabang atau permainan yang
dilakukan. Cabang olahraga yang beraneka ragam mempunyai tujuan dan ciri-ciri
khusus dari setiaap cabangnya. Giriwijoyo (2007:33) menjelaskan bahwa ciri-ciri
olahraga kesehatan di bagi menjadi dua bagian yaitu ciri umum dan ciri khusus.
Ciri-ciri umum olahraga kesehatan ialah:
26


1) Masal, Olahraga kesehatan harus mampu menampung jumlah besar peserta
secara bersama-sama.
2) Mudah, Gerakannya mudah sehingga dalam pelaksanaannya dapat diikuti
oleh sebagian besar masyarakat yang melakukan olahraga.
3) Murah, olahraga yang dilakukan tidak diharuskan untuk membeli peralataan
yang mahal sebatas peralatan yang dapat melakukan olahraga.
4) Meriah, dapat memberikan sesuatu yang sangat menyenangkan bagi para
pelaku yang melakukan olahraga sehingga tidak akan menimbulkan sesuatu
yang sangat membosankan.
5) Manfaat dan aman, manfaatnya sudah jelas dapat dirasakan bagi pelaku
olahraga dan aktivitasnya aman dapat dilakukan oleh siapapun yang
berolahraga baik anak-anak, remaja, orang tua.
6) Intensitasnya sub-maksimal dan homogen, bukan gerakan-gerakan maksimal
atau gerakan eksplosif maksimal (faktor keamanan).
Ciri khusus yang bersifat teknis-fisiologis yaitu:
1) Homogen dan sub maksimal dalam intensitas atau beban olahraganya:
a) Olahraganya dilakukan dengan intensitas yang kurang lebih
rata/homogen
b) Tidak ada gerakan-gerakan dengan beban/intensitas yang maksimal,
c) Tidak ada pengerahan kemampuan maksimal.
2) Ada kesatuan takaran (dosis) bersifat padat gerak yaitu cukup 10-30 menit
tanpa henti.
3) Adekuat,
27


a) Untuk menunjang dan mendukung pelaksanaan olahraga kesehatan dan
dapat bermanfaat bagi kesehatan tubuhnya, maka olahraga yang
dilakukan yaitu 3-5x dalam seminggu (minimal 2x dalam seminggu).
b) Intensitas 60-80% denyut nadi maksimal sesuai umur. DNM sesuai umur
= 220- umur dalam tahun.
4) Bebas stress psikis, Pada saat melakukan olahraga tidak ada unsur emosional.
Lebih lanjut Sukaman dan J. Irawan Sugeng (1984:114) merincikan dosis
olahraga sebagai berikut:

(a) intensitas latihan diberikan 70-80% dari kemampuan maksimal. (b)
frekuensi latihan 3x dalam seminggu. (c) lamanya berolahraga berkisar antara
30-50 menit. Sedangkan menurut Imanudin (McArdle 1983) menyatakan
bahwa, (d)Takaran olahraga kesehatan adalah 70-85%. (e) lamanya latihan
20-30 menit.


Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa olahraga kesehatan
merupakan olahraga yang bersifat sedang tanpa adanya kekuatan otot yang lebih
atau berat dengan waktu yang tidak terlalu lama. Olahraga kesehatan juga
timbulnya tali silaturahmi, dan gerakan mudah untuk diikuti oleh setiap pelaku
olahraga baik anak-anak, remaja dan orang tua. Sehingga olahraga kesehatan ini
sangat berarti sekali dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi derajat sehat
jasmani, rohani, dan sosial.
Untuk takaran volume olahraga dalam hal ini pelaku olahraga di lapangan
Tegalega Bandung, menurut Imanudin (2008:77) menjelaskan volume sebagai
berikut:

28


Volume adalah, Jumlah atau kuantitas materi yang harus dilakukan dalam
satu unit latihan. Volume latihan bisa berupa: (1). lamanya waktu latihan
(menit, jam), (2). Beratnya beban yang harus di angkat (kg, kuwintal), (3).
Jauhnya jarak yang harus di tempuh atau diselesaikan (meter, km), (4).
Banyaknya pengulangan gerak yang harus dilakukan (10 kali, 50 kali, 100
kali).


Dari teori di atas penulis mengkategorikan volume pelaku olahraga
menjadi 3 kategori yaitu ringan, sedang, berat. Dikatakan ringan bahwa pelaku
yang berolahraga hanya melakukan pengulangan satu sampai dua kali
pengulangan, aktivitasnya sampai tidak keluar keringat apapun. Untuk kategori
sedang yaitu pelaku melakukan olahraga dengan tiga sampai lima kali
pengulangan hingga keluar keringat, dan waktu mencapai 2 jam. Sedangkan untuk
kategori berat pelaku berolahraga mencapai batas lebih dari 2 jam dan
aktivitasnya cukup berat
b. Sasaran Olahraga Kesehatan
Olahraga kesehatan memilki sasaran yang di tuju dalam melakukan
aktivitas olahraga. Giriwijoyo (2007:43) ada tiga tahapan sasaran olahraga yaitu;
1) Sasaran 1
Sasaran yang pertama yaitu memelihara dan meningkatkan kemampuan
gerak yang ada, dengan mengusahakan peningkatan luas pergerakan pada semua
persendian (kelentukan /fleksibilitas), tanpa adanya sentakan atau renggutan,
artinya memobilisasi seluruh persendian. Misalnya orang yang terikat pada kursi
roda sekalipun, harus tetap memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak
yang masih ada pada semua persendiannya, serta memelihara fleksibilitas dan
kemampuan koordinasi. Cara melatih koordinasi ini yaitu dengan memindahkan
29


suatu benda secara halus dngan meletakan atau memindahkan agar mendapat
suatu ketepatan.
2) Sasaran 2
Memelihara dan meningkatkan kemampuan geraknya lebih lanjut. Secara
dinamis Yaitu dilakukan dengan suatu gerakan yanag sangat cepat dan berulang-
ulang ditambah dengan suatu sentakan untuk lebih mengisi dari adanya sentakan
tersebut. Latihan dengan cara statis yaitu dengan melakukan kontraksi isometrik,
tetapi tanpa menghentikan pernapasan atau menekan oleh karena itu sebaiknya
dilakukan sebagian demi sebagian.
3) Sasaran 3
Memelihara kemampuan aerobik yang telah memadai atau meningkatkan
kapasitas aerobik untuk mencaai katagori sedang. Dari sasaran tiga ini supaya
selalu menjaga kondisi tubuhnya agar selalu bugar apalagi menjelang usia lansia
yang sangat rentan sekali terhadap penyakit yang akan menyelimuti para lansia
sehingga dibutuhkan pemeliharaan kondisi tubuh dengan baik. Adapun
pemeliharaannya yaitu salah satunya dengan cara jalan berkeliling
perumahan.sehingga akan dijauhkan dari berbagai penyakit dan selalu
berfungsinya organ-organ tubuh secara normal.
Dari ketiga sasaran di atas dapat di simpulkan bahwa, sasaran olahraga
kesehatan 1, 2 dan 3 sangat baik sekali dan berguna dalam suatu pelaksanaan
kegiatan olahraga dan sudah sesuai apa yang diurutkan mulai dari ringan sampai
tertinggi. Apabila sasaran olahraga kesehatan yang ke-3 ini dilakukan dengan baik
maka sasaran yang ke-2 dan ke-1 sudah mewakili atau dilakukan.
30


Apabila seseorang menghentikan aktivitas olahraga terutama olahraga
kesehatan maka sesuatu yang tidak diingkan akan muncul dalam diri seorang yang
tidak aktif lagi melakukan olahraga baik secara jasmani, rohani, dan sosial.
Karena olahraga kesehatan akan menghambat atau menghentikan proses penyakit
jantung dan pembuluh darah secara tidak normal. Maka untuk menghindari
berbagai penyakit yang akan timbul setelah tidak lagi melakukan olahraga
alangkah baiknya lakukan olahraga secara rutinitas sesuai dengan ketentuan yang
ada. Adapun olahraga yang cocok dalam sasaran di atas adalah olahraga senam
(senam aerobik). Disamping gerakan pada olahraga aerobik dapat menjangkau
seluruh persendian otot dan merupakan sasaran utama olahraga kesehatan.
Olahraga kesehatan merupakan olahraga yanag dilakukan dengan takaran
sedang dan sudah mulai banyak masyarakat dalam hal ini pelaku olahraga yang
melakukan olahraga kesehatan yang ada di lapangan baik dalam berkelompok
maupun sendiri. Disamping sudah menjelaskan dalam sasaran olahraga kesehatan
di atas semua sasaran dikaitkan menurut Giriwijoyo (2007:238) Sasaran olahraga
kesehatan berkaitan dengan:

1) Pemeliharaan dan peningkatan kemandirian dan mobilitas dalam peri
kehidupan bio-psiko-sosiologiknya sehari-hari.
2) Pencegahan dan penyembuhan penyakit non-infeksi
3) Pengendalian berat badan dan pengaturan diet
4) Meningkatkan semangat dan kualitas hidup.


Jadi, sasaran olahraga kesehatan dapat memberikan manfaaat yang sangat
baik sekali bagi pelaku olahraga baik dalam pencegahan dan penyembuhan
penyakit infeksi bahkan memberikan semangat hidup kea rah yang lebih baik.
31


c. Manfaat Olahraga kesehatan
Olahraga kesehatan akan menghasilkan perubahan fisiologis pada unsur
pelaksana gerak yaitu kerangka beserta persendiannya, otot-otot beserta
tendonnya, susunan syaraf (ES-I) dan unsur pendukung gerak (ES-II) seperti
darah beserta cairan tubuh, pernafasan, jantung dan peredaran darah. Secara
bersama-sama akan menyebabkan peningkatan kemampuan fungsinal alat-alat
tubuh. Menurut Ichsan (1989:35) menjelaskan bahwa Kegiatan olahraga yang
teratur meningkatkan fungsi organ tubuh, system pernapasan, system peredaran
darah, system syaraf bahkan hubungan sosial yang baik.
Lebih lanjut menurut Giriwijoyo (2007:58) Perubahan-perubahan
fisiologis yang terjadi setelah melakukan olahraga kesehatan yaitu:
1) Persendian
Persendian menurut Syaifudin (1997:28) menjelaskan bahwa Pertemuan
dua buah tulang atau beberapa tulang dari kerangka. Hubungan antar tulang ini
akan mengalami luka apabila melakukan olahraga berat tanpa terlatih. Oleh
karena berolahraga secara teratur supaya persendian dapat dijaga agar tidak
mengalami kekakuan, karena dengan berlatih dapat meningkatkan dan
memperbesar tingkat fleksibilitas dan jangkauan yang lebih luas.
2) Otot-otot dan tendo
Otot menurut Syaifudin (1997:35) menjelaskan bahwa Merupakan suatu
organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak sedangkan tendo
tempat melekatnya otot pada tulang. Jadi dapat disimpulkan tanpa tidak adanya
otot pada tubuh kita, maka tidak mungkin tubuh dapat bergerak. Kekuatan dan
32


daya tahan otot dan urat akan meningkat, apabila olahraga kesehatan telah sampai
pada tingkat aerobik (S-3) yang mengarahkan pada sasaran memelihara
kemampuan aerobik.
3) Susunan syaraf
Peningkatan fungsi syaraf akan terwujud dalam bentuk waktu reaksi yang
lebih cepat dan kemampuan mengkoordinasikan fungsi otot yang lebih baik.
Hasilnya ialah gerakan yang lebih akurat (tepat) dan lebih cepat.
4) Darah
Syaifudin (1997:58) darah adalah suaut jaringan tubuh yang terdapat di
dalam pembuluh darah yang warnanya merah. Pada kehidupan yang selalu
santai, maka peredaran darahnya selalu lambat. Benturan-benturan eritrosit
dengan dinding pembuluh darah atau antar sesamanya hanya ringan-ringan saja.
Hasilnya eritrosit dapat mencapai umur lebih tua 120 hari karena umur
eritrositnya lebih tua maka siklus pergantiannya pun lambat. Sedangkan dengan
melakukan olahraga menyebabkan peredaran darah menjadi lebih cepat sehingga
benturan antar eritrosit terhadap dinding pembuluh darah menjadi lebih keras.
Dengan melakukan olahraga secara teratur dan berlanjut, maka eritrosit-eritrosit
menjadi kecil kemungkinannya untuk dapat mencapai usia tua mencapai usia 120
hari. Sehingga membentuk eritrosit baru.
5) Jantung
Syaifudin (1997:54) menjelaskan Jantung merupakan sebuah organ yang
trdiri dari otot. Serabut-serabut otot jantung menjadi lebih besar dan kuat,
pembuluh-pembuluh darah arteriol dan kapiler di dalam otot jantung lebih banyak
33


yang aktif sehingga kemampuan jantung dalam memompakan darahnya semakin
meningkat. Semua darah yang dipompakan oleh jantung kanan ke paru-paru lalu
ke jantung kiri dapat disalurkan dengan baik oleh jantung kiri ke peredaran darah
sistemik sehingga tidak terjadi retensi (penimbunan) darah di paru.
6) Pembuluh darah
Dinding pembuluh darh menjadi lebih kuat terhadap perubahan tekanan
darah, dan kekenyalannya (elastitasnya) dapat terpelihara disertai menjadi lebih
longgarnya (vasodilatasi) bagian arteriol dari susunan pembuluh darah. Jumlah
kapiler yang aktif dalam otot-otot yang diolahragakan lebih banyak.
7) Olahdaya (metabolisme)
Olahraga kesehatan direkomendasikan sebagai salah satu cara untuk
menurunkan berat badan. Gabungan antara pengaturan diet dan olahraga akan
menghasilkan penurunan berat badan yang disertai meningkatnya kebugaran
jasmani. Menurut Franklin & Rubenfire yang telah dikutip oleh Giriwijoyo
(2007:62) bahwa olahraga tidak meningkatkan nafsu makan. Oleh karena itu
apabila ada pelaku olahraga yang melakukan olahraga kesehatan terjadi
peningkatan berat badan berarti pelaku tersebut tidak bisa menahan hawa nafsu.
Di samping terjadi perubahan-perubahan secara fisiologis terhadap pelaku
olahraga yang melakukan aktivitas olahraga kesehatan perubahan-perubahan
secara fungsional diantaranya sebagai berikut:
1) Perubahan pada aspek jasmani
a) Lebih mampu dan tahan dalam bergerak
b) Tidak cepat lelah
34


c) Cepat pulih dari kelelahan
d) Berkurangnya resiko untuk mendapatkan penyakit non-infeksi khususnya
penyakit jantung dan pembuluh darah
2) Perubahan pada aspek rohani
Meningkatnya kemampuan fungsional jasmani membawa dampak yang
sangat baik bagi aspek rohani yaitu tumbuh dan meningkatnya percaya diri.
Seperti bekas penderita serangan miokard infark serta penderita penyakit non
infeksi seperti asma bronchial, gastritis (sakit maag) dan dermatitis (ekstrim) yang
banyak mempunyai latar belakang rohani.
3) Perubahan pada aspek sosial
Olahraga kesehatan dengan pesertanya yang berjumlah massal
memugkinkan terjadinya hubungan sosial yang lebih baik. Orientasi yang lebih
baik terhadap lingkungan sosialnya dapat membantu menciptakan stabilitas
mental-emosional yang lebih baik.
Lebih lanjut menurut Faizati Karim (2002) mengungkapkan tentang
manfaat dari aspek psikologi;

1) Mengurangi stress.
2) Meningkatkan kepercayaan diri.
3) Membangun rasa sportifitas.
4) Memupuk rasa tanggung jawab.
5) Membangun rasa kesetiakawanan.








35


D. Sarana dan Prasarana Olahraga
1. Sarana Olahraga
Sarana olahraga menurut Soepartono (2000:6) terjemahan dari facilities,
yaitu sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan
olahraga atau pendidikan jasmani. Sarana olahraga dapat dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu:
a. Peralatan (apparatus) ialah sesuatu yang digunakan. Contoh peti lincat, palang
tunggal, palang sejajar, gelang-gelang, kuda-kuda dan lain-lain.
b. Perlengkapan (device), yaitu:
1) Sesuatu yang melengkapi kebutuhan prasarana, misalnya: net, bendera
untuk tanda, garis batas dan lain-lain.
2) Sesuatu yang dapat dimainkan atau dimanipulasi dengan tangan atau
kaki, misalnya; bola, raket, pemukul dan lain-lain.
2. Prasarana Olahraga
Prasarana menurut Soepartono (2000:5) menjelaskan secara umum bahwa
Segala sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suaut proses (usaha
atau pembangunan). Sedangkan dalam olahraga, didefinisikan sebagai sesuatu
yang mempermudah atau memperlancar tugas dan memiliki sifat yang relative
permanen. Salah satu sifat tersebut adalah susah dipindahkan gedung olahraga
merupakan prasarana berfungsi serba guna yang secara berganti-ganti dapat di
gunakan untuk pertandingan beberapa cabang olahraga. Adapaun gedung
olahraga dapat digunakan sebagai prasarana olahraga ialah, lapangan bola basket,
lapangan tenis, gedung olahraga (hall), stadion sepakbola, stadion atletik. Gedung
36


olahraga dapat digunakan sebagai prasarana pertandingan bola voli, prasaraan
pertandingan bulutangkis, prasarana pertandingan basket, prasarana petandingan
tenis meja, prasarana pertandingan sepak takraw. Sedangkan stadion atletik
didalamnya termasuk lapangan lompat jauh, lapangan lempar cakram, lintasan
lari, tolak peluru, lempar lembing, dan lain-lain. Bahkan sering kali stadion
atletik dipakai sebagai prasarana pertandingan sepakbola yang memenuhi syarat.

E. Perkembangan Rentang Kehidupan
Ada dua karakteristik rentang kehidupan masa kini yang berbeda generasi
terdahulu. Pertama titik berat pada orang-orang muda tidak ada lagi. Sebaliknya
dengan semakin bertambahnya orang-orang yang berusia lebih tua, maka proporsi
individu di berbagai tingkat usia lambat laun akan semakin sama. Pada suatu saat
akan diperkirakan bahwa proporsi itu akan segera seimbang. Menurut paul baltes,
(dalam santrock 1995), perspektif rentang hidup mencakup tujuh kandungan dasar
yaitu, perkembangan adalah seumur hidup, multidimensional, multidireksional,
plastis, melekat secara historis, multidisiplin, dan kontekstual. Perkembangan
adalah seumur hidup (lifelong) artinya tidak ada periode usia yang mendominasi
perkembangan. Perkembangan meliputi keuntungan dan kerugian, yang
berinteraksi dalam cara dinamis sepanjang siklus kehidupan. Tahapan dalam
rentang kehidupan menurut Havighurst (dalam Harluck 1980:14) sebagai berikut:

1. Periode pranatal: konsepsi kelahiran.
2. Bayi: kelahiran sampai akhir minggu kedua.
3. Masa bayi: akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua.
4. Awal masa kanak-kanak: dua sampai enam tahun.
5. Akhir masa kanak-kanak: enam sampai sepuluh atau dua belas tahun.
37


6. Masa puber atau pramasa remaja: sepuluh atau dua belas sampai tiga belas
atau empat belas tahun.
7. Masa remaja: tiga belas atau empat belas sampai delapan belas tahun.
8. Awal masa dewasa: delapan belas sampai empat puluh tahun.
9. Usia pertengahan: empat puluh sampai enam puluh tahun.
10. Masa tua atau usia lanjut: enam puluh tahun sampai meninggal.


Dari teori rentang kehidupan di atas penulis mengkategorikan tingkat usia
pelaku olahraga sesuai dengan batasan minimal dan maksimal yang telah di
uraikan di atas yaitu dari akhir masa kanak-kanak sampai masa tua atau usia
lanjut.
1. Awal dan akhir masa kanak-kanak
Masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh dengan
ketergantungan, yakni kira-kira usia dua tahun sampai saat anak matang secara
seksual, kira-kira tiga belas tahun untuk wanita dan empat belas tahun untuk pria.
Secara luas masa kanak-kanak harus di bagi lagi menjadi dua periode yang
berbeda yaitu awal dan akhir masa kanak-kanak. Periode awal berlangsung dari
umur dua sampai enam tahun dan periode akhir enam tahun sampai tiba saatnya
anak matang secara seksual. Sedangkan untuk permulaan akhir masa kanak-kanak
di tandai dengan masuknya anak ke kelas satu. Masuknya kelas satu merupakan
peristiwa penting bagi kehidupan setiap anak sehingga dapat mengakibatkan
perubahan dalam sikap, nilai dan perilaku.
Dari uraian di atas bahwa masa awal dan akhir kanak-kanak masih
ketergantungan kepada orang lain dan masih perlunya kasih sayang dari orang tua
agar memperoleh nilai-nilai perubahan dalam sikapnya.

38


2. Masa Puber Atau Pramasa Remaja
Kata pubertas berasal dari kata latin yang berarti usia kedewasaan ini
dilihat dari perubahan fisik daripada perubahan perilaku yang terjadi pada saat
individu secara seksual menjadi matang dan mampu dan mampu memberikan
keturunan. Menurut Harluck 1980:184) menjelaskan bahwa Masa puber adalah
suatu tahap dalam perkembangan di mana terjadi kematangan alat-alat seksual dan
tercapai kemampuan reproduksi.
Ciri-ciri masa puber ditandai sebagai berikut ini;
Masa puber adalah periode tumpang tindih, masa puber adalah periode
yang singkat, masa puber di bagi dalam tahap-tahap, masa puber merupakan masa
pertumbuhan dan perubahan yang pesat. Masa puber merupakan fase negative,
masa puber terjadi pada brbagai usia.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa masa puber merupakan
masa dimana terjadi kematangan yang di tandai dengan perubahan fisik secara
pesat baik laki-laki maupun perempuan.
3. Usia Remaja
Awal masa remaja biasanya disebut sebagai usia belasan kadang-kadang
bahkan disebut usia belasan yang tidak menyenangkan meskipun remaja yang
lebih tua masih tergolong anak belasan tahun. Namun istilah belasan tahun yang
secara popular dihubungkan dengan pola perilaku khas remaja muda jarang
dikenakan pada remaja yang lebih tua. Masa remaja dianggap mulai pada saat
anak secara sexsual menjadi matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang
secara hokum, namun penelitian tentang perubahan perilaku, sikap dan nilai-nilai
39


sepanjang masa remaja tidak hanya menunjukan bahwa setiap perubahan terjadi
lebih cepat pada awal masa remaja dari pada tahap akhir masa remaja, tetapi juga
menunjukan bahwa perilaku, sikap dan nilai-nilai pada awal masa remaja berbeda
dengan pada akhir masa remaja. Oleh karena itu masa remaja di bagi menjadi dua
bagian yaitu remaja awal dan remaja akhir.
Adapun ciri-ciri masa remaja menurut Harluck (1980:207) diantaranya
adalah;

a. Masa remaja sebagai periode yang penting
b. Masa remaja sebagai periode peralihan
c. Masa remaja sebagai periode perubahan
d. Masa remaja sebagai usia bermasalah
e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas
f. Masa remaja sebagai usia menimbulkan ketakutan
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.


Dari uraian di atas jelas bahwa masa remaja merupakan masa untuk
mengembangkan potensi atau karakteristik dimana gejolak dan emosi yang
tumbuh dapat membangun suatu identitas diri dan juga sebagai sasaran
pembangunan bangsa dalam meningkatkan sumber daya manusia.
4. Masa Dewasa Dini
Masa dewasa dini merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola
kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Orang dewasa muda diharapkan
memainkan peran baru seperti peran suami isteri, orang tua, dan pencari nafkah
dan mengembangkan sikap-sikap baru, keinginan-keinginan dan nilai-nilai baru
sesuai dengan tugas-tugas baru ini. Dalam hal ini Pembagian masa dewasa di bagi
menjadi masa dewasa dini dan masa dewasa madya. Masa dewasa dini, dimulai
40


pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan
fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduksi.
Sedangkan masa dewasa madya dimulai pada umur 40 tahun sampai dengan 60
tahun yakni saat baik menurunya kemampuan fisik dan psikologis yang jelas
Nampak pada setiap orang.
Ciri-ciri masa dewasa dini yaitu sebagai masa pengaturan, usia reproduktif, masa
bermasalah, masa ketegangan emosional, masa keterasingan sosial, masa
komitmen, masa ketergantungan, masa perubahan nilai, penyesuaian diri dengan
cara hidup baru, masa kreatif.
Dari definisi atas dapat disimpulkan bahwa usia dewasa dini dan dewasa
madya merupakan usia kematangan seseorangan dari segi tanggung jawab dan
bisa penyesuaian diri secara mandiri.
5. Masa Tua Atau Usia Lanjut
Usia tua Harluck (1980:380) menjelaskan bahwa periode penutup dalam
rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang beranjak jauh dari
periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh
dengan manfaat. Usia enam puluh biasanya dipandang sebagai garis pemisah
antara usia madya dan usia lanjut. Akan tetapi orang sering menyadari bahwa usia
kronologis merupakan kriteria yang kurang baik dalam menandai permulaan usia
lanjut karena terdapat perbedaan tertentu diantara individu-individu dalam usia
pada saat dimana usia lanjut mereka mulai. Penyesuaan diri terhadap perubahan
fisik bagi usia lanjut diantaranya; Perubahan penampilan, perubahan bagian dalam
41


tubuh, perubahan pada fungsi fisiologis, perubahan panca indera, perubahan
seksual.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa usia lanjut merupakan usia
penurunan fungsi baik fisik maupun psikologis sehingga dalam melakukan
aktivitas olahraganya yaitu secara ringan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
masing-masing lansia.

F. Konsep Dasar Status Ekonomi
1. Pengertian Status Ekonomi
Status sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam
masyarakat, status sosial ekonomi merupakan gambaran tentang keadaan
seseorang atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial ekonomi, gambaran
itu seperti halnya tingkat pendidikan, pendapatan dan sebagainya. Status ekonomi
kemungkinan besar merupakan pembentuk gaya hidup keluarga. Pendapatan
keluarga memadai akan menunjang tumbuh kembang anak. Karena orang tua
dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik primer maupun skunder
(Soetjiningsih, 2004). Status ekonomi adalah kedudukan seseorang atau keluarga
di masyarakat berdasarkan pendapatan per bulan. Status ekonomi dapat dilihat
dari pendapatan yang disesuaikan dengan harga barang pokok (Kartono, 2006).
a. Tingkat Ekonomi
Geimar dan Lasorte (1964) dalam Friedman (2004) membagi keluarga
terdiri dari 4 tingkat ekonomi;
1) Adekuat
42


Adekuat menyatakan uang yang dibelanjakan atas dasar suatu permohonan
bahwa pembiayaan adalah tanggung jawab kedua orang tua. Keluarga
menganggarkan dan mengatur biaya secara ralisitis.
2) Marginal
Pada tingkat marginal sering terjadi ketidaksepakatan dan perselisihan
siapa yang seharusnya mengontrol pendapatan dan pengeluaran.
3) Miskin
Keluarga tidak bisa hidup dengan caranya sendiri, pengaturan keuangan
yang buruk akan menyebabkan didahulukannya kemewahan. Di atas kebutuhan
pokok, manajemen keuangan yang sangat buruk dapat atau tidak membahayakan
kesejahteraan anak, tetapi pengeluaran dan kebutuhan keuangan melebihi
penghasilan.
4) Sangat Miskin
Menejemen keuangan yang sangat jelek, termasuk pengeluaran saja dan
berhutang terlalu banyak, serta kurang tersedianya kebutuhan dasar.
Pembagian kelas sosial ekonomi berdasarkan status ekonomi terdiri atas 4 bagian
yaitu:
Menurut (UMR) status ekonomi seseorang dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu:
1) Penghasilan tipe kelas atas yaitu di atas standar UMR
2) Penghasilan tipe kelas bawah yaitu di bawah standar UMR
Friedman (2004) status ekonomi seseorang dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu:
43


1) Penghasilan tipe kelas atas yaitu lebih dari Rp 1.000.000,
2) Penghasilan tipe kelas menengah Rp 500.000 - Rp 1.000.000
3) Penghasilan tipe kelas bawah yaitu kurang dari Rp 500.000
Tingkat status ekonomi seseorang menurut Saraswati (2009) di bagi
menjadi 3 kelompok diantaranya sebagai berikut;
1) Tipe kelas atas (> Rp 2.000.000).
2) Tipe kelas menengah (Rp 1.000.000 - 2.000.000).
3) Tipe kelas bawah (< Rp 1.000.000)
Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi 3 kelas atau
golongan terdiri atas:
1) Golongan sangat kaya: Merupakan kelompok kecil dalam masyarakat,
terdiri dari pengusaha, tuan tanah, dan bangsawan
2) Golongan kaya: Merupakan golongan yang cukup banyak terdapat dalam
masyarakat, terdiri dari para pedagang dsb
3) Golongan miskin: Merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat,
kebanyakan dari rakyat biasa.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk membatasi status
sosial ekonomi berdasarkan Upah Minimum Regional (UMR) yaitu pemerintah
kota Bandung sebesar Rp. 1.123.800 dan penulis mengkategorikan menjadi 3
yaitu rendah, sedang, tinggi.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Ekonomi
Untuk mengukur status sosial ekonomi masyarakat Indonesia dalam hal ini
pelaku olahraga di lapangan Tegalega Bandung belum mempunyai batasan yang
44


pasti. Untuk lebih jelasnya penulis memaparkan masing-masing faktor yang
mempengaruhi status sosial ekonomi. Menurut friedman (2004) faktor yang
mempengaruhi status ekonomi seseorang yaitu:
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Makin tinggi
tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah dalam memperoleh pekerjaan,
sehingga semakin banyak pula penghasilan yang diperoleh. Sebaliknya
pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang
terhadap nilai-nilai yang baru dikenal. Menurut Malayu SP. Hasibuan (1991:76)
Pendidikan/mendidik adalah tuntutan kepada manusia yang belum dewasa untuk
menyiapkan agar dapat memenuhi sendiri tugas hidupnya atau secara singkat:
Pendidikan adalah tuntutan kepada pertumbuhan manusia mulai lahir sampai
tercapainya kedewasaan, dalam arti jasmaniah atau rohaniah.
Dalam kaitanya dengan penulisan penelitian ini yang di maksud dengan
pendidikan adalah suatu pendidikan atau sekolah yang telah dicapai oleh
informant pelaku olahraga. dan mengkategorikan menjadi 4 bagian yaitu tingkat
pendidikan SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi.
2) Pekerjaan
Pekerjaan adalah simbol status seseorang dimasyarakat. Pekerjaan
merupakan jembatan untuk memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari dan untuk mendapatkan tempat pelayanan kesehatan yang
diinginkan.
45


Dalam melakukan penelitian ini penulis mengkategorikan tingkat
pekerjaan mulai dari pelajar, mahasiswa, PNS, ibu rumah tangga, wiraswasta,
swasta, dan pensiunan. Adapun dikategorikan wiraswasta memiliki pekerjaan
sebagai berdagang, petani, usaha pabrik roti, bengkel las, kuliner. Untuk pekerjaan
swasta diantaranya adalah sebagai pegawai konsultan pupuk, kolektor, karyawan
swasta, buruh pabrik, sales obat.
3) Keadaan Ekonomi
Kondisi ekonomi keluarga yang rendah mendorong ibu hamil untuk tidak
teratur dalam melakukan antenatal care.
4) Latar Belakang Budaya
Cultur universal adalah unsur kebudayaan yang bersifat universal, ada di
dalam semua kebudayaan di dunia, seperti pengetahuan bahasa dan khasanah
dasar, cara pergaulan sosial, adat-istiadat, penilaian umum. Tanpa disadari,
kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap terhadap berbagai masalah.
Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan
pula yang memberi corak pengalaman individu-individu yang menjadi anggota
kelompok masyarakat asuhannya. Hanya kepercayaan individu yang telah mapan
dan kuat yang dapat memudarkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan
sikap individual
5) Pendapatan
Pendapatan adalah hasil yang diperoleh dari kerja atau usaha yang telah
dilakukan. Pendapatan akan mempengaruhi gaya hidup seseorang, orang atau
keluarga yang mempunyai status ekonomi atau pendapatan tinggi akan
46


mempraktikkan gaya hidup yang mewah. Misalnya, lebih komsumtif karena
mereka mampu untuk membeli semua yang dibutuhkan bila dibandingkan dengan
keluarga yang kelas ekonominya ke bawah.
Dalam kaitanya dengan tingkat pendapat pelaku olahraga yang melakukan
aktivitas olahraga di lapangan Tegalega Bandung adalah pendapatan yang
diperolehnya dalam per bulan sedangkan untuk anak-anak tidak dimasukan dalam
kelompok pendapatan dikarenakan masih ketergantungan sama orang tuanya.

Anda mungkin juga menyukai