Anda di halaman 1dari 48

STEP 7 BINGUNG MEMILIH METODE KONTRASEPSI

A. Kontrasepsi
a. Definisi
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu untuk
mendapatkan objek objek tertentu, menghindari kehamilan yang tidak
diinginkan, mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur interval
kehamilan, menentukan jumlah anak dalam keluarga, mengontrol saat
kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri.
( Hanafi. 2003. hlm 879 ).

Kontrasepsi berasal dari kata Kontra berarti mencegah atau melawan,
sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang
matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud
dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma
tersebut.

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, alat yang
digunakan untuk menunda kehamilan dan menjarangkan jarak kelahiran. (
Hanifa. 2003. hlm 905 dan Manuaba. 2008. hlm. 218 ).
b. Manfaat dan tujuan
Tujuan
Tujuan menggunakan kontrasepsi adalah untuk menjarangkan kelahiran,
mengendalikan jumlah anak, dan untuk kesehatan reproduksi wanita.
Serta mencapai keluarga yang sejahtera.
Sumber : http://repository.usu.ac.id

Cara kerja kontrasepsi
Cara kerja dari alat kontrasepsi adalah untuk :
1) Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi.
2) Melumpuhkan sperma.
3) Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma.
(BKKBN, 2001).

laporan hasil pemantauan KB aktif tahun 2009 pemakaian kontrasepsi
suntik (62,36%),
pil (13,5%),
Intra Uterine Devices (IUD) (7,39%),
implant (7,29%),
tubektomi
(6,27%),
metode kalender (0,37%),
dan metode senggama terputus (0,14%),
MOW (6.27%), MOP sebesar (0.83%).

http://eprints.undip.ac.id/32865/1/Annisa_Rahma.pdf (FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI NON IUD PADA
AKSEPTOR KB WANITA USIA 20-39 TAHUN)

c. Macam macam



Macam2:
- pAntang berkala:
system kalender
- kondom mencegah msknya sperma msk k dlm vagina
- koitus interuptus senggama terputus
- spermatisida mematikan sperma(menutup mulut servik, merubah
cairan vagina mengubah agar tdk bgthu baik aktivitas sperma)
- IUD/ spiral (menyebabkan peradangan dlm rahim menarik sel drh
putih sel drh pth yg akan mematikan sperma)
- Kontrasepsi hormonal:
Suntikan menghalangi pengluaran FSH & LH tdk tjdi
pengluaran ovum.
Oral mengandung h. estrogen& progesterone utk mencegah
hamil.


- Sederhana (tanpa alat ex. Pantang berkala, koitus intuptus, suhu
basal, lender & dgn alat Mekanis ex. Kondom, diafragma & kimiawi
ex. Spermatisida, vagina krim, jeli, voam,dll)
- Modern hormonal ex. Peroral, injeksi, implant, IUD, kontrasepsi
mantap


Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta 2003
1. Metode Sederhana
1. Tanpa Alat
a. KB Alamiah = Natural Family Planning.
= Fertility Awareness Methods.
= Periodik Abstinens.
= Metode Rhythm.
= Pantang Berkala.

- Metode Kalender (Ogino-Knaus).
- Metode Suhu Badan Basal (Termal).
- Metode Lendir Serviks (Billings).
- Metode Simpto-Termal.
b. Coitus interruptus.
2. Dengan Alat
a. Mekanis (Barrier)
- Kondom pria.
- Barier Intra-vaginal:
Diafragma.
Kap Serviks (Cervical cap).
Spons (Sponge).
Kondom Wanita.
b. Kimiawi
- Spermisid
* Vaginal cream.
* Vaginal foam.
* Vaginaljelly.
* Vaginal suppositoria.
* Vaginal tablet (busa.)
* Vaginal soluble film.
a. MOB (metode ovulasi billings)
didasarkan pada keadaan lendir serviks
Bila wanita mengalami hari-hari kering, maka pola dasar
ketidaksuburan ialah hari kering itu. Mulai keluarnya lendir adalah
pertanda untuk berpantang
Bila wanita mengeluarkan lendir terus-menerus, maka
terdapatnyalendir yang tidak berubah-ubahselama berhari-hari
itu merupakan pola dasar ketidaksuburannya. Jika terjadi
perubahan seperti banyaknya lendir meningkat sedikit, berubah
warna, menjadi keruh / kurang, merasa lebih basah, hilangnya
kepekatan, menjadi berserabut dst, maka wanita itu seharusnya
pantang bersenggama
Hindari senggama pada waktu haid, karena tidak aman (pada
siklus pendek, ovulasi dapat terjadi pada hari-hari haid). Pada hari
kering setelah haid, aman untuk bersenggama selang satu malam.
b. Metode suhu basal (MSB)
Ukur suhu pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum
bangkit dari tidur) dan catat
Pakai catatan tadi untuk 10 hari pertama dari siklus haid, untuk
menentukan suhu tertinggi, abaikan suhu tinggi yang diakibatkan
demam / gangguan lain.
Tarik garis pada 0,05 0,1 diatas suhu tertinggi dari suhu 10 hari
tsb, dan ini dinamakan garis pelindung / garis suhu
Masa tak subur mulai pada sore hari ketiga berturut-turut suhu
berada diatas garis pelindung tsb (aturan perubahan suhu)
Pantang senggama mulai dari awal siklus haid sampai sore hari
ketiga berturut-turut setelah suhu berada diatas garis pelindung.
Masa pantang pada aturan perubahan suhu lebih panjang dari
pemakaian MOB
c. Metode kalender (Rhythm Method)
Dengan menghitung siklus haid secara teratur, dan metode ini hanya
dianjurkan bagi wanita yang mempunyai siklus haid teratur. Ovulasi
terjadi kira-kira 2 minggu menjelang berakhirnya daur haid, maka
pantang senggama pada hari-hari ovulasi tersebut agar tidak terjadi
kehamilan.
d. Metode simtomtermal
Sebelum memakai metode ini harus sudah mengerti mengenai
metode lendir serviks dan suhu basal, karena metode ini dipakai
dengan mengamati suhu tubuh dan lendir serviks.
Setelah darah haid berhenti, dapat bersenggama pada malam hari
pada hari kering dengan berselang sehari selama masa tak subur
(aturan selang hari kering)
Masa subur mulai ketika ada perasaan basah / munculnya lendir,
berpantang senggama sampai masa subur berakhir
Pantang bersenggama sampai hari puncak & aturan perubahan
suhu telah terjadi
Apabila aturan ini tidak mengidentifikasi hari yang sama sebagai
akhir masa subur, selalu ikuti aturan yang paling konservatif, yaitu
aturan yang mengidentifikasi masa subur yang paling panjang.

(POGI, IDI, IBI, PKBI, PKMI, BKKBN, DepKes, Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi, YBP-SP ; Jakarta, 2003) dan
(Billings, JJ, merencanakan keluarga secara alamiah, metode
ovulasi)

II. Metode Modern:
1. Kontrasepsi Hormonal:
a. Per-oral:
- Pil oral kombinasi (POK).
- Mini-pil.
- Morning-after pill.
b. Injeksi/Suntikan
(DMA, NET-EN, Microspheres, Microcapsules).
c. Sub-kutis: Implant
(Alat kontrasepsi bawah kulit = AKBK):
- Implant Non-biodegradable
(Norplant, Norplant-2, ST-1435, Implanon).
- Implant biodegradable
(Capronor, Pellets)
2. Intra Uterine Devices (IUD, AADR).
3. Kontrasepsi mantap:
a. Pada Wanita:
- Penyinaran:
Radiasi Sinar-X, Radium, Cobalt dan lain-
lain.
Sinar Laser.
- Operatif , Medis Operatif Wanita:
Ligasi tuba fallopii.
Elektro-koagulasi tuba fallopii.
Fimbriektomi.
Salpingektomi.
Ovarektomi bilateral. Histerektomi.
Fimbriotexy (Fimbrial Cap). Ovariotexy.
- Penyumbatan Tuba Fallopii Secara Mekanis:
Penjepitan Tuba Fallopii:
= Hemoclip.
= Tubal band/ Falope Ring/Yoon band.
= Spring-loaded clip.
= Filshie clip.
Solid Plugs (Intra Tubal Devices):
= Solid Silastic Intra-tubal Device.
= Polyethylene Plug
= Ceramic dan Proplast Plugs
= Dacron dan Teflon Plugs
- Penyumbatan Tuba Fallopii Secara Kimiawi:
o Phenol (Carbolic acid) compounds.
o Quinacrine.
o Methyl-2-cyanoacrylate (MCA).
o Ag-nitrat.
o Gelatin-Resorcinol-Formaldehyde (GRF).
o Ovabloc.
b. Pada Pria:
- Operatif medis operatif pria:
* Vasektomi/Vasektomi tanpa pisau (VTP).
- Penyumbatan vas deferens secara mekanis:
* Penjepitan vas deferens:
= Vaso-clips.
* Plugs.
* Intra Vas Devices:
= Intra Vasal Thread (IVT).
= Reversible Intravas Device (R-IVD).
= Shug.
* Vas Valves.
= Phaser (Bionyx Control).
= Reversible Intravasal Occlusive Devices
(RIOD).
- Penyumbatan vas deferens secara kimiawi:
* Quinacrine.
* Ethanol.
* Ag-nitrat.
Penelitian-penelitian metode Baru Kontrasepsi
Penelitian-penelitian untuk menemukan metode baru kontrasepsi yang lebih
effektif, aman dan sebagainya, masih terus berlanjut hingga saat ini, antara
lain:
1. Pada Wanita:
a. Cincin vagina(Vaginal ring) dengan hormon.
b. Vaksin kontrasepsi/vaksin antifertilitas.
c. IUD berdaya-kerja panjang dengan hormon progestin.
d. Kriosirurgi(Cryo-surgery) uterus (transcervical).
2. Pada Pria:
a. Gossypol.
b. LHRH Analogues.
c. Hormon-hormon steroid berdaya-kerja panjang.
d. Inhibin.
Catatan:
Metode kontrasepsi efektif terpilih ( MKET ) adalah metode kontrasepsi
yang bersifat jangka panjang dan mantap yaitu IUD, Implant dan
Kontrasepsi mantap (Kontap) pria/wanita.
( KB dan Kependudukan. dr. Hanafi hartanto. Pustaka Sinar harapan
. Jakarta 2004 )
Metode kontrasepsi hormonal
1. Macam-macamnya
Pil KB ekspluton
Dapat dipergunakan ibu yang sedang menyusui
sampai sekitar 12 tahun
Keburukannya mungkin terjadi perdarahan yang
tidak teratur atau tidak menstruasi
Pil KB sekuensial
Kenaikan hormonal estrogen dan progeteron dalam
setiap pil KB sesuai dengan hormonal dalam tubuh
wanita
Dapat beradaptasi baik pada wanita
Mempunyai efek samping yang ringan
Pola menstruasi berjalan baik
Pil KB kombinasi
Sejak pil pertama sudah terdapat kombinasi antara
derivat progesteron & estrogen
Pemberian estrogen komponen dimaksudkan agar
wanita mendapat menstruasi semu sedangkan
pelepasan telur tetap tidak terjadi
Efek samping dalam bentuk mual sampai muntah
Mungkin terjadi kenaikan BB
Pil KB ini dapat dipilihkan oleh dokter
a. Tiga bentuk suntikan KB
Depoprovera
Mengandung progesteron sebanyak 150 mgr dalam
bentuk partikel kecil
Suntikan setiap 12 minggu
Keuntungannya datang setipa 3 bulan
Kerugiannya sering terjadi kelambatan datang bulan
sekalipun telah menhentikan suntikan
Dapat terjadi perdarahan berkepanjangan di luar
menstruasi
Perdarahan yang tidak teratur
Badan teras panas
Liang senggama kering
Cyclofem
Mengandung progesteron sebanyak 50 mg dan
estrogen
Disuntikkan setiap bulan
Diharapkan dapat menstruasi setiap bulan karena
komponen estrogennya
Kerugian : sering terjadi kegagalan menstruasi yang
diharapkan
Setelah beberapa bulan efeknya hampir sama dengan
depoprovera
Norigest
Turunan dari testoteron
Disuntikkan setiap 8 minggu
i. Kerugiannya hampir sama denagn depoprovera
PIL KOMBINASI
Jenis
monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen/progestin dalam dosis yang sama, dengan 7
tablet tanpa hormon aktif.
Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen/progestin dengan dua dosis yang berbeda,
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen/progestin dengan tiga dosis yang berbeda,
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Cara kerja
Menekan ovulasi.
Mencegah implantasi
Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma.
Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan
sendirinyaakan terganggu pula.
Manfaat
Memiliki efektifitas tinggi (hampir menyerupai tubektomi), bila
digunakan setiap hari.
Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.
Tidak mengganggu hubungan seksual
Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang
(mencagah anemia) tidak terjadi nyeri haid.
Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin
menggunakannya untuk mencegah kehamilan.
Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.
Mudah dihentikan setiap saat
Kesuburan segera kemballi setelah penggunaan pil dihentikan.
Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat
Mencagah membantu :
1. kehamilan ektopik
2. kanker ovarium
3. kanker endometrium
4. kista ovarium
5. penyakit radang panggul
6. kelainan jinak pada payudara
7. dismenore
8. akne
Keterbatasan
mahal dan membosankan karena harus menggunakan setiap hari.
Mual, terutama 3 bulan pertama
Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama
Pusing
Nyeri payudara
Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat
badan justru memiliki dampak positif.
Berhenti haid (amenorea), jarang pada pil kombinasi.
Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI)
Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulakan depresi, dan
perubahan suasana ati sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seks
berkurang.
Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga risiko
stroke, gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat.
Pada perempuan usia > 35 tahun dan merokok perlu hati-hati.
Tidak mencegah IMS (infeksi menular seksual), HBV, HIV/AIDS
Yang dapat menggunakan pil kombinasi
Usia reproduksi
Telah memiliki anak atau pun yang belum memiliki anak
Gemuk atau kurus
Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi
Setelah melahirkan dan tidak meyusui
Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif sedangkan
semua cara kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi ibu
Pascakeguguran
Anemia karena haid berlebihan
Nyeri haid hebat
Siklus haid tidak teratur
Riwayat kehamilan ektopik
Kelainan payudara jinak
Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata, dan
saraf.
Penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis, atau tumor ovarium
jinak.
Menderita tuberkulosis (kecuali yang sedang menggunakan rifampisin)
Varises vena
Yang tidak dapat menggunakan pil kombinasi
Hamit atau dicurigai hamil
Menyusui eksklusif
Perdarahan pervagina yang belum diketahui penyebabnya.
Penyakit hati akut (hepatitis)
Perokok dengan usia > 35 tahun
Riwayat penyakit jantung, stroke atau tekanan darah > 180/110 mmHg
Riwayat gangguan pembekuan darah atau kencing manis > 20 tahun
Kanker payudara
Migran dan gejala neurogenik fokal (epilepsi/riwayat epilepsi)
Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.
Waktu mulai menggunakan pil kombinasi
Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan jika perempuan itu tidak haid.
Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
Boleh menggunakan pada hari ke 8 sampai hari ke 14 tetapi perlu
menggunakan metode kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke 8 sampai
hari ke 14 atau tidak melakukan hubungan seksual sampai anda telah
mengabiskan paket pil tersebut.
Setelah melahirkan :
1. setelah 6 bulan pemberian ASI eksklusif
2. setelah 3 bulan dan tidak menyusui
3. pascakeguguran (segera atau setelah 7 hari)
Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan ingin menggantikan
dengan pil kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid.
Perhatian khusus untuk penggunaan pil kombinasi
keadaan Saran
Tekanan darah tinggi Sistolik > 160 mmHg
atau diastolik >
90mmHg
Pil tidak boleh
digunakan
Kencing manis Tanpa komplikasi Pil dapat diberikan
Migran Tanpa gejala neuroligi
fokal yang
berhubungan dengan
nyeri kepala
Pil dapat diberikan
Menggunakan obat
fenitoin, barbiturat,
rifampisin
Pil dengan dosis
entinilestradiol 50 ug
Anemia bulan sabit Pil jangan digunakan

Efek samping
Amenorea (tidak ada perdarahan atau spotting)
Mual, pusing, atau muntah (akibat reaksi anafilaktik)
Perdarahan pervaginam/spotting



SUNTIKAN KOMBINASI
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg depo medroksiprogesteron asetat
dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali (cyclofem),
dan 50 mg noretindron enantat dan 5 mg estradiol valerat yang diberikan IM
Cara kerja
Menekan ovulasi
Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu.
Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu.
Efektivitas
Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan ) selama tahun
pertama penggunaan.
Keuntungan kontrasepsi
Risiko terhdap kesehatan kecil
Tidak berpengaruh pada jumlah hubungan suami isteri
Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
Jangka panjang
Efek samping sangat kecil
Klien tidak perlu menyimpan obat suntikan
Keuntungan nonkontrasepsi
Mengurangi jumlah perdarhan
Mengurangi nyeri saat haid
Mencegah anemia
Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium
Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium
Mencegah kehamilan ektopik, radang panggul
Dapat diberikan pada wanita usia perimenopause pada keadaan tertentu
Kerugian
Terjadi perubahan pada pola haid seperti tidak teratur, perdarahan bercak
spotting atau perdarahan sela sampai 10 hari
Mual, muntah, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan ini akan hilang
setelah suntikan kedua atau ketiga.
Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus kembali
dalam 30 hari untuk memperoleh suntika.
Efektifitas berkurang jika digunakan bersama dengan obat-obatan epilepsi
(fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkulosis (rifampisin)
Dampak terjadi efek samping serius seperti serangan jantung, stroke, bekuan
darah pada paru atau otak dan kemungkinan timbulnya tumor hati.
Penambah berat badan
Tidak menjamin perlindungan terhadap HIV/AIDS
Kemungkinan terlambat dalam pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian.
Yang boleh menggunakan suntikan kombinasi
Usia reproduksi
Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak
Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
Menyusui ASI pascapersalinan > 6 bulan
Pascapersalinan san tidak menyusui
Anemia
Nyeri haid hebat
Haid teratur
Riwayat kehamilan ektopik
Sering lupa meminum pil kontrasepsi
Yang tidak boleh menggunakan suntikan kombinasi
Hamil atau diduga hamil
Menyusui dibawah 6 minggu pascapersalinana
Perdarahan pervaginam yag belum jelas penyebabnya
Penyakit hati akut (virus hepatitis)
Usia > 35 tahun yang merokok
Riwayat penyakit jantung, stroke atau tekanan darah > 180/110
mmHg
Riwayat gangguan pembekuan darah atau kencing manis > 20
tahun
Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau
migran
Keganasan payudara
Waktu mulai menggunakan suntikan kombinasi
Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid
Pascakeguguran
Pasaca keguguran < 6 bulan dan tidak menyusui
Pasca persalinan 3 minggu dan tidak menyusui suntikan kombinasi
dapat digunakan.
Pasca persalinan 6 bulan, menyusui, belum haid, suntikan pertama
diberikan asal saja dapat dipastikan tidak hamil
Keadaan yang perlu perhatian
Keadaan Anjuran
Tekanan darah tinggi < 180/110 mmHg dapat diberikan
tetap perlu pengawasan
Kencing manis Perlu diawasi
Migran Bila tidak ada gejala neurologi yang
berhubungan dengan sakit kepala,
boleh diberikan
Menggunakan obat TBC/obat
epilepsi
Berikan pil kontrasepsi kombinasi
dengan 50 ug etinilestradiol atau
cari metode kontrasepsi lain
Mempunyai penyakit anemia bulan
sabit
Jangan memakai suntikan kombinasi

Efek samping
1. amenorea
2. mual, pusing, muntah
3. perdarahan/perdarahan bercak(spotting)
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta 2003


AKDR
1. Macam-macamnya
AKDR CU T-380A
Kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk huruf Tdiselubungi oleh
kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu)
AKDR lain yang beredar di Indonesia ialah NOVA T (schering)
Bentuk AKDR yang pernah dicoba di Indonesia diantaranya : spiral ciptaan
Margulis, Delcon sield, Lippes loop, M.IUCD dari metal, Cupernseven (
bentuknya seperti angka tujuh), Multi Load (MICU), Medusa sama dengan
Cuper T tetapi tangannya dua, Cuper T 380 A yang menjadi idola BKKBN
SUMBER :MEMAHAMI KESEHATAN REPRODUKSI WANITA

CARA KERJA
Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri.
AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun
AKDR membuat sperma sulit masuk dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi kemampuan sperma untuk fertilitas.
Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
KEUNTUNGAN
sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi.
AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.
Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu
diganti)
Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
Tidak ada efek samping hormonal.
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
Daat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak
terjadi infeksi)
Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)
Tidak ada interaksi dengan obat
Mencegah kehamilan ektopik
KERUGIAN
Efek samping yang umum terjadi :
Komplikasi lain :
Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
Tidak baik bagi pasangan perempuan dengan IMS
Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai
AKDR.
Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui.
Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu.
Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan
AKDR.
PERSYARATAN PEMAKAI
Yang Dapat Menggunakan
Usia produktif
Keadaan nulipara
Risiko rendah dari IMS
Menginginkan memakai kontrasepsi jangka panjang
Menyusui yang menginginkan memakai kontrasepsi
Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
Setelah abortus dan tidak ada infeksi
Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari sanggama
Yang Tidak Dapat Menggunakan
Sedang hamil
Perdarahan vagina yang tidak diketahui
Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
Menderita TBC pelvik
Kanker alat genital
Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang
dapat mempengaruhi kavum uteri.
EFEK SAMPING
Amenorea
Kejang
Perdarahan vagina yang hebat dan tidak teratur
Benang yang hilang
Adanya pengeluaran cairan dari vagina/ dicurigai adanya PRP.
WAKTU PENGGUNAAN
Setiap waktu dalam siklus haid, klien tidak hamil
Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
Segera setelah melahirkan, 48 jan pertama atau 4 minggu pascapersalinan.
Setelah 6 bulan apabila menggunakan MAL.
Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada
gejala infeksi.
Selama 1 sampai hari setelah sanggama yang tidak dilindungi
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta 2003

1. Cara penggunaan / cara kerja
Metode Lendir Serviks atau lebih dikenal metode Ovulasi Billings / MOB
atau metode 2 hari mukosa serviks dan metode simtomtermal adalah yang
paling efektif. Cara yg kurang efektif misalnya system kalender atau
pantang berkala dan metode suhu basal yg sudah tak diajarkan lagi oleh
pengajar KBA. Hal ini disebabkan karena kegagalan yg cukup tinggi (>20%)
dan waktu pantang yg lebih lama. Lagi pula sudah ada cara lain yg lebih
efektif dan masa pantang lebih singkat.


Efektivitas Kontrasepsi
Metode
Kehamilan pada penggunaan tahun pertama (%)
Penggunaan sempurna Penggunaan tipikal
Kontrasepsi oral 0,3 8
Implan 0,05 0,05
Koyo kontrasepsi dan
cincin vagina
0,3 8
Injeksi
medroxyprogesteron
0,3 3
Kondom 2 15
Diafragma dengan
spermisida
6 16
Penutup serviks dengan
spermisida
18 (pada wanita yang
telah memiliki anak)
40 (pada wanita yang
telah memiliki anak)
9 (pada wanita yang
belum memiliki anak)
18 (pada wanita yang
telah memiliki anak)
Spons kontrasepsi 26 (pada wanita yang
telah memiliki anak)
32 (pada wanita yang
telah memiliki anak)
9 (pada wanita yang
belum memilii anak)
16 (pada wanita yang
belum memilii anak)
Intrauterine device (IUD)/
Alat kontrasepsi dalam
rahim (AKDR)
0,10,8 0,10,8
KB alami metode ritmik 19 25
Senggama terputus 4 27
Sekitar 85% wanita dapat menjadi hamil pada hubungan seksual tanpa
kontrasepsi selama satu tahun

keterangan
0-1 : sangat efektif
2-9 : efektif
Lebih dari 9 : kurang efektif

d. Syarat
- Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya
- Harganya Murah supaya dapat dijangkau masyarakat
luas
- Cara penggunaannya Sederhana
- Efek samping yang merugikan tidak ada
- Tidak mengganggu hubungan persetubuhan
- Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan
- Tidak memerlukan bantuan medic atau control yang
ketat selama pemakaian.
- Dapat Diterima oleh pasangan suami istri
SINOPSIS OBSTETRI Jilid 2, Prof.Dr.Rustam Mochtar,MPH, EGC

e. Faktor 2
Factor usia pasangan (20-35 metode sederhana)
Factor kondisi medis umum (pd pasien pnya hipertensi tdk
disarankan menggunakan KB hormonal, riwayat haid)
Frekuensi senggama
Harga (ekonomi)
Adat istiadat (budaya)
Pendidikan
Jml ank yg diinginkan
1. Cara Memilih
Factor factor dalam memilih metode kontrasepsi
1. Factor pasangan
- Umur
- Gaya hidup
- Frekuensi sanggama
- Jumlah keluarga yang diinginkan
- Pengalaman dengan kontraseptivum yang lalu
- Sikap kewanitaan
- Sikap kepriaan
2. Factor kesehatan
- Status kesehatan
- Riwayat haid
- Riwayat keluarga
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan panggul.
3. Factor metode kontrasepsi penerimaandan pemakaian
berkesinambungan :
- Efektivitas
- Efek samping minor
- Kerugian
- Komplikasi komplikasi yang potensial
- Biaya.
KB dan kontrasepsi , Dr. Hanafi Hartanto

Perbandingan Metode Kontrasepsi
No. Metode Keuntungan Efek samping Pertimbangan
Lain
1 Metode Hormonal
a Kontrasepsi Oral Harus diminum
setiap hari.
Menstruasi
(perdarahan)
tidak teratur
selama
beberapa
bulan
Wanita yang
berusia di atas
35 tahun dan
perokok tidak
dianjurkan
menggunakan
pertama. kontrasepsi
oral.
Untuk kontrasepsi
oral kombinasi
(mengandung
estrogen dan
progestin),
seorang wanita
mengkonsumsi pil
aktif setiap hari
selama 3 pekan,
kemudian diikuti
dengan minum
tablet inaktif
selama 1 pekan.
Mual, perut
kembung,
retensi cairan,
peningkatan
tekanan darah,
nyeri
payudara,
migrain, sakit
kepala,
pertambahan
berat badan,
jerawat, dan
gelisah.
Beberapa
gangguan juga
dapat
mengurangi
penggunaannya.
Untuk kontrasepsi
oral yang hanya
mengandung
progestin saja
maka pil diminum
setiap hari.
Meningkatkan
resiko
terjadinya
penyumbatan
pembuluh
darah &
kemungkinan
kanker leher
rahim
Wanita yang
menggunakan
kontrasepsi
oral, lebih
jarang
mendapat kram
perut saat haid,
Jerawat,
perdarahan tak
Kunjungan ke
dokter dilakukan
secara periodik
untuk mengulangi
resep
Peningkatan
risiko bekuan
darah dan
kemungkinan
kanker serviks
teratur,
kemungkinan
terkena
osteoporosis,
serta resiko
mendapat
beberapa jenis
kanker tertentu.
b Implan Kontrasepsi implan
hanya perlu
dipasang 1 kali
untuk pemakaian
selama 3 tahun.
Implan dipasang
oleh seorang
dokter.
Menstruasi
tidak teratur
selama tahun
pertama
pemakaian.
Larangan sama
seperti
penggunaan
kontrasepsi
oral.
Sakit kepala
dan
penambahan
berat badan.
Diperlukan
torehan untuk
mengeluarkan
implan
c Koyo kontrasepsi/
koyo KB
Wanita
menggunakan
patch kontrasepsi
(berbentuk seperti
koyo) untuk
penggunaan
selama 3 minggu.
Efek samping
sama dengan
kontrasepsi
oral, namun
jarang
ditemukan
adanya
Larangan sama
seperti
penggunaan
kontrasepsi
oral.
1 minggu
berikutnya tidak
perlu
menggunakan
koyo KB.
perdarahan
tidak teratur.
Kunjungan ke
dokter dilakukan
secara periodik
untuk
memperbarui
resep.
d Cincin vagina Wanita
memasukkan
cincin setiap 3
minggu sekali.
Kemudian selama
1 minggu cincin
vagina dilepaskan.
Cincin yang baru
digunakan untuk
pemakaian 1 bulan
Efek samping
mirip dengan
kontrasepsi
oral, namun
jarang
ditemukan
perdarahan
tidak teratur.
Larangan sama
seperti pada
penggunaan
kontrasepsi
oral.
Pada minggu-
minggu awal
pemakaian,
perlu digunakan
metode
kontrasepsi lain
sebagai
cadangan.
Cincin vagina
dapat Keluar
dengan
sendirinya.
Apabila cincin
dimasukkan
kembali dalam
waktu kurang
dari 3 jam
(setelah keluar
dengan tidak
sengaja) maka
metode
kontrasepsi
cadangan tidak
perlu
digunakan.
e Injeksi
Medroxyprogesterone
Injeksi diberikan
oleh dokter setiap
3 bulan.
Terjadi
perdarahan
tidak teratur
(seiring waktu,
perdarahan
makin jarang
terjadi) atau
Metode ini
mengurangi
risiko terjadinya
kanker rahim
(endometrial),
penyakit radang
panggul, dan
tidak
menstruasi
sama sekali
saat
kontrasepsi
injeksi
digunakan.
anemia karena
kekurangan zat
besi.
Sedikit
kenaikan berat
badan, sakit
kepala, dan
kehilangan
kepadatan
tulang secara
sementara
2 Metode barrier (penghalang)
a Kondom Pria menggunakan
kondom segera
sebelum
melakukan
hubungan seksual
dan
membuangnya
setiap habis
Reaksi alergi
dan iritasi
Kondom lateks
memberi
perlindungan
terhadap
penyakit yang
ditularkan lewat
hubungan
seksual.
digunakan.
Kondom banyak
tersedia di toko
obat bebas.
Kondom harus
di gunakan
secara benar.
Agar efektif,
metode ini
memerlukan
kerjasama dari
pasangan.
b Diafragma dengan
krim atau gel
kontrasepsi
Diafragma dapat
digunakan oleh
wanita sebelum
melakukan
hubungan seksual.
Kemudian
didiamkan
(dibiarkan) selama
24 jam.
Reaksi alergi,
iritasi & infeksi
saluran kemih
Setelah
diafragma
dipasang, krim
atau gel
tambahan perlu
dimasukkan
sebelum
melakukan
hubungan
seksual.
Penentuan ukuran
diafragma yang
sesuai dilakukan
oleh dokter
(setidaknya
setahun sekali).
Diafragma yang
menggunakan krim
atau gel
kontrasepsi dapat
menyebabkan
penempatan
diafragma menjadi
berantakan.
c Spons kontrasepsi Spons kontrasepsi
dapat dimasukkan
sebelum
melakukan
hubungan seksual.
Spons dapat
dimasukkan
kemudian dan
dapat efektif
selama 24 jam.
Spons dibuang
setiap habis
digunakan.
Reaksi alergi
dan
kekeringan
pada vagina
atau iritasi
Spons dapat
sulit untuk
dikeluarkan.
Spons harus
dikeluarkan
dalam setelah
30 jam.
Spons kontrasepsi
tersedia di toko
obat bebas
3 Metode lain
a Intrauterine device
(IUD)/ Alat
kontrasepsi dalam
rahim (AKDR)
IUD/ AKDR hanya
perlu dipasang
setiap 5-10 tahun
sekali, tergantung
dari tipe alat yang
digunakan. Alat
tersebut harus
dipasang atau
dilepas oleh
dokter.
Perdarahan
dan rasa nyeri.
Kadangkala IUD
/ AKDR dapat
terlepas.
Perforasi
rahim (jarang
sekali).
b KB alami metode
ritmik
Wanita memeriksa
suhu tubuh, lendir
vagina dan gejala
lain atau
kombinasi dari
ketiganya hampir
setiap hari.
Tidak ada. Metode ini
memerlukan
ketekunan
wanita dan
hubungan
seksual tidak
dilakukan
selama
beberapa hari
dalam sebulan.
Metode ini
kurang efektif
bagi wanita
yang
mempunyai
siklus mentruasi
tidak teratur
c Sanggama terputus Pria menarik
keluar penisnya
dari vagina
sebelum terjadi
ejakulasi.
tidak ada Metode ini tidak
dapat
diandalkan
karena sperma
bisa saja keluar
sebelum terjadi
ejakulasi
Sangat diperlukan
pengendalian diri
dan pengaturan
waktu yang tepat.


Sumber : http://www.ippfeseaor.org
B. Konseling
a. Definisi
Konseling adalah proses pertukaran informasi dan interaksi positif
antara klien-petugas untuk membantu klien mengenali
kebutuhannya, memilih solusi terbaik dan membuat keputusan yang
paling sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi.




b. Manfaat dan tujuan
Tujuan
Menurut Murad (1994), tujuan pemberian konseling adalah:
Memberikan informasi yang tepat, lengkap, serta obyektif mengenai
berbagai metode kontrasepsi sehingga klien mengetahui manfaatnya
bagi diri sendiri maupun keluarganya
Mengidentifikasi dan menampung perasaan-perasaan negatif, misalnya
keragu-raguan maupun ketakutan-ketakutan yang dialami klien
sehubungan dengan pelayanan KB atau metode-metode kontrasepsi,
sehingga konselor dapat membantu klien dalam hal penganggulangan.
Membantu klien untuk memilih metode kontrasepsi yang terbaik bagi
mereka. Terbaik disini berarti: metode yang aman bagi klien dan yang
ingin digunakan klien. Dengan perkataan lain metode yang secara
mantap dipilih oleh klien.
Membantu klien agar dapat menggunakan cara kontrasepsi yang
mereka pilih secara aman dan efektif
Memberi informasi tentang cara mendapatkan bantuan dan tempat
pelayanan KB


c. Teknik konseling

1. Apakah ada hubungan riwayat pemakaian amitriptilin dg riwayat
kontrasepsi ?
Obat amitriptilin
Sediaan:
Tablet 10 mg, 25 mg
Larutan injeksi 100 mg/100 ml

Cara Kerja Obat:
Amitriptilin merupakan antidepresi trisiklik. Amitriptilin bekerja dengan
menghambat pengambilan kembali neurotransmiter di otak. Amitriptilin
mempunyai 2 gugus metil, termasuk amin tersier sehingga lebih resposif terhadap
depresi akibat kekurangan serotonin. Senyawa ini juga mempunyaiaktivitas
sedatif dan antikolinergik yang cukup kuat.

Indikasi:
Pasien dengan gejala-gejala utama depresi terutama bila berkaitan dengan
kecemasan, tegang, atau kegelisahan. Depresi neurotik.

Kontraindikasi:
- Jangan diberikan pada penderita skizofrenia
- Penderita dengan riwayat aritmia, infark jantung, kelainan jantung bawaan
- Penderita yang peka terhadap antidepresan trisiklik

Peringatan dan Perhatian:
- Penyakit hati, gagal hati, dan kerusakan hati
- Kelainan kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah)
- Retensi urinaria
- Konstipasi
- Glaukoma sudut sempit, meningkatkan tekanan dalam mata
- Hipertiroidisme
- Kecenderungan bunuh diri
- Hamil, menyusui dan pasien dibawah 12tahun
- Epilepsi
http://publichealthnote.blogspot.com/2012/02/amitriptyline-amt-amitriptilin.html

Interaksi obat
Amitriptilin dapat dipengaruhi oleh obat yang menggunakan enzim 2D6 sitokrom
P450, termasuk antidepresan lain, fenotiazin, carbamazepine, dan antiaritmia
kelas 1C; ketika digunakan bersamaan dengan amitriptilin, penurunan dosis dari
salah satu atau kedua obat perlu dilakukan. Obat lainnya yang menghambat
aktivitas enzim tersebut, yakni cimetidine, quinidine, amiodarone, dan ritonavir,
dapat menyebabkan peningkatan efek dari amitriptilin.
Penggunaan yang bersamaan dengan antidepresan SSRI dapat menyebabkan
peningkatan toksisitas dan seharusnya dihindari (fluoxetine harus dihentikan 5
minggu sebelum memulai pengobatan dengan amitriptilin). Penggunaan yang
bersamaan dengan clonidine dapat menyebabkan krisis hipertensi dan
seharusnya dihindari juga.
Penggunaan bersamaan dengan levodopa dapat menyebabkan penundaan
maupun penurunan absorbsi levodopa maupun hipertensi.
Kadar di dalam darah dan efeknya juga dapat menurun dengan penggunaan
yang bersamaan dengan rifamycins (rifampin, rifapentine, dan rifabutin).
Penggunaan yang bersamaan dengan moxifloxacin dapat meningkatkan risiko
efek samping terhadap sistem kardiovaskuler.
Dapat juga terjadi peningkatan depresi sistem saraf pusat bila digunakan
bersamaan dengan depresan sistem saraf pusat seperti alkohol, antihistamin,
clonidine, opioids, dan sedatif/hipnotik. Barbiturat dapat mengubah efek serta
kadarnya dalam darah. Efek samping adrenergik dan antikolinergik dapat
meningkat bila digunakan bersamaan dengan agen antikolinergik lainnya.
Fenotiazin maupun kontrasepsi oral dapat meningkatkan kadar amitriptilin
dalam darah dan dapat menyebabkan toksisitas. Nikotin dapat meningkatkan
metabolisme dan mengubah efek obat.
http://www.scribd.com/doc/93490915/Amitriptilin

2. apa jenis kb yang sesuai untuk pasien di skenario dan alasannya?
3. Apa hubungan pasien B mempunyai riwayat oprasi fibroadenoma mamae
dan riwayat menyusui dg metode kontrasepsi yang akan dipilih ?

Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang paling sering terjadi
pada wanita. Tumor ini terdiri dari gabungan antara kelenjar glandula
dan fibrosa.
Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya menyerang para remaja
dan wanita dengan usia di bawah 30 tahun. Yang perlu ditekankan
adalah kecil kemungkinan dari fibroadenoma ini untuk menjadi kanker
yang ganas.
Menurut Sarwono (2005:485) penyakit fibroadenoma adalah penyakit
wanita mudadengan frekuensi yang paling tinggi pada wanita yang
berumur 20 25 tahun. Sedangkanmenurut Hacker (2001:487)
fibroadenoma terdiri atas jaringan ikat fibrosa dan kelenjar,fibroadenoma
ini adalah tumor benigna yang paling lazim ditemukan pada
payudarawanita

Fibroadenoma mammae timbul akibat pengaruh kelebihan hormon
estrogen.
Fibroadenoma mammae dibedakan menjadi 3 macam:
Common Fibroadenoma
Giant Fibroadenoma umumnya berdiameter lebih dari 5 cm.
Juvenile fibroadenoma pada remaja.

2. PENYEBAB
Fibroadenoma ini terjadi akibat adanya kelebihan hormon estrogen.
Biasanya ukurannya akan meningkat pada saat menstruasi atau pada
saat hamil karena produksi hormon estrogen meningkat.

3. GEJALA
Pertumbuhan fibroadenoma mammae umumnya tidak menimbulkan rasa
sakit, hanya ukuran dan tempat pertumbuhannya yang menyebabkan nyeri
pada mammae. Pada saat disentuh kenyal seperti karet

4. PATOLOGI
Makroskopi: tampak bulat, elastis dan nodular, permukaan berwarna putih
keabuan.
Mikroskopi: epitel proliferasi tampak seperti kelenjar yang dikelilingi oleh
stroma fibroblastic yang khas (intracanalicular f. dan pericanalicular f.).

5. PENEGAKAN DIAGNOSA
Pada awalnya penegakan diagnosa tehadap fibroadenoma mammae ini
adalah dilakukan pemeriksaan fisik, kemudian akan dilakukan mammogram
(x-ray pada mammae) atau ultrasound pada mammae apabila diperlukan.
Yang paling pasti dan tepat dalam diagnosa terhadap fibroadenoma
mammae ini adalah penggunaan sample biopsi. Pengambilan sampel biopsi
ini dapat dilakukan dengan mengiris bagian mammae atau dengan
memasukkan jarum yang kecil dan panjang untuk mengambil sampel sel
fibroadenoma tersebut.
Diagnosa terhadap FAM ini dapat dibuat dengan penggabungan penilaian
klinis, ultrasonografi dan pengambilan sampel dengan penggunaan jarum.
Penilaian klinis terhadap benjolan payudara ini harus mempertimbangkan:
Umur:
Karsinoma: umumnya menyerang pada usia menjelang menopause
Fibroadenoma: umumnya menyerang wanita usia di bawah 30 tahun

6. TREATMENT
Karena FAM adalah tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan tidak
perlu dengan pengangkatan mammae. Yang perlu diperhatikan adalah
bentuk dan ukurannya saja. Pengangkatan mammae harus memperhatikan
beberapa faktor yaitu faktor fisik dan psikologi pasien. Apabila ukuran dan
lokasi tumor tersebut menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada
pasien maka diperlukan pengangkatan.
Fungsi utama payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormon prolaktin
dan oksitosin pascapersalinan. Kulit daerah payudara sensitif
terhadap rangsang, termasuk sebagai sexually responsive organ.
Estrogen
adalah hormon yang memainkan peran kunci dalam
perkembangan organ dan sistem reproduksi wanita.
Estrogen adalah kelompok hormon steroid yang berasal dari
kolesterol. Ada tiga jenis estrogen yaitu estradiol, estrone, dan
estriol. Hormon steroid seperti estrogen dapat berdifusi bebas
melalui membran plasma.
Fungsi Estrogen bertanggung jawab untuk mempercepat
pertumbuhan tubuh wanita, dan kemudian berperan
mengembangkan rahim, ovarium, dan sistem reproduksi lain
sehingga tubuh siap untuk mendukung kehamilan. Estrogen
juga berperan membantu perkembangan dan pembesaran
payudara, meningkatkan timbunan lemak di lapisan subkutan,
membantu perkembangan panggul, pertumbuhan rambut
ketiak dan kemaluan, serta berbagai fungsi metabolik lainnya.


Siklus Menstruasi
Pada awal siklus, follicle stimulating hormone (FSH) dan
luteinizing hormon (LH) merangsang folikel dalam ovarium
untuk mulai memproduksi estrogen, yang ujungnya
menghambat pelepasan FSH dan LH dari kelenjar hipofisis.
Efek Samping Estrogen
Meskipun estrogen memberikan manfaat positif bagi wanita, bentuk-
bentuk tertentu dari kanker payudara menggunakan estrogen
sebagai hormon pertumbuhan.
Aksi pada Jaringan Payudara
Unit lobuler saluran terminal dari jaringan payudara wanita-wanita
muda sangat responsif dengan estrogen.
Pada jaringan payudara, estrogen menstimulasi pertumbuhan dan
diferensiasi saluran epitelium, menginduksi aktivitas mitotik saluran
sel-sel silindris, dan menstimulasi pertumbuhan jaringan
penyambung.
Estrogen juga menghasilkan efek seperti histamin pada mikrosirkulasi
payudara. Densitas reseptor estrogen pada jaringan payudara
sangat tinggi pada fase folikuler dari siklus menstruasi dan
menurun setelah ovulasi. Estrogen menstimulasi pertumbuhan sel-
sel kanker payudara. Pada wanita-wanita postmenopause dengan
kanker payudara, konsentrasi estradiol tumor tinggi, karena
aromatisasi in situ, meskipun adanya keonsentrasi estradiol serum
yang rendah

Sumber :
Gruber CJ, Tschugguei W, Schneebeger C, Huber JC. Production and action of
estrogens. N Engl J Med 2002; 346: 340-50
http://www.cancerhelps.co.id/Tumor/fibroadenoma-mammae-fam.html
http://askepsolok.blogspot.com/2008/08/fibro-adenoma-mammae.html

kontrasepsi yang dihindari yang memakai kontrasepsi hormonal
(pil kombinasi, suntik kombinasi dan implan)
Yang tidak dapat menggunakan pil kombinasi
Hamit atau dicurigai hamil
Menyusui eksklusif
Perdarahan pervagina yang belum diketahui penyebabnya.
Penyakit hati akut (hepatitis)
Perokok dengan usia > 35 tahun
Riwayat penyakit jantung, stroke atau tekanan darah > 180/110 mmHg
Riwayat gangguan pembekuan darah atau kencing manis > 20 tahun
Kanker payudara karena ada kandungan estrogen
Migran dan gejala neurogenik fokal (epilepsi/riwayat epilepsi)
Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.

Yang tidak boleh menggunakan suntikan kombinasi
Hamil atau diduga hamil
Menyusui dibawah 6 minggu pascapersalinana
Perdarahan pervaginam yag belum jelas penyebabnya
Penyakit hati akut (virus hepatitis)
Usia > 35 tahun yang merokok
Riwayat penyakit jantung, stroke atau tekanan darah > 180/110
mmHg
Riwayat gangguan pembekuan darah atau kencing manis > 20
tahun
Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau
migran
Keganasan payudara karena ada kandungan estrogen

Yang tidak boleh menggunakan implant

- Hamil
- Perdarahan pervaginam
- Benjolan kanker/ riwayat kanker payudara
- Mioma uterus
- Gangguan toleransi glukosa


Pakai kontrasepsi non hormonal ( AKDR ) karena tidak mengandung
hormonal
Sumber : Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi ed 2 Jakarta 2010
4. Kontasepsi apa yang sesuai untuk pasien A dg riwayat DM, hepatitis
kronis, perokok, hipertensi?
Riwayat DM
Tidak boleh memakai implant, pil
Tidak boleh memakai suntik progestin jika disertai komplikasi DM
Boleh memakai pil progestin
Boleh memakai IUD
Perhatian khusus untuk pil kombinasi DM tanpa komplikasi boleh

hepatitis kronis
sebaiknya tidak menggunakan suntikan
tidak boleh

pada perokok
boleh memakai minipil ( pil progestin )
tidak boleh memakai suntikan kombinasi usia > 35 th
tidak boleh memakai pil kombinasi usia > 35 th

pada hipertensi
boleh memakai minipil( pil progesterone) selama tekanan darah <
180/110mmHg
boleh memakai suntikan progestin jika tekanan darah < 180/110mmHg
tidak boleh memakai suntikan kombinasi jika tekanan darah > 180/ 110
mmHg
tidak boleh memakai pil kombinasi jika tekanan darah > 180/ 110 mmHg
perhatian khusus sistolik >160 atau diastolic > 90 mmHg PIL kombinsi
tidak boleh

Pada pil kombinasi dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi
cairan



Jadi pada pasien boleh memakai AKDR, pil progestin

Sumber : Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi ed 2 Jakarta 2010

Anda mungkin juga menyukai