= 0,036 mol
n
air
=
= 0,2775 mol
n
asetat
=
= 0,1622 mol
n
total
= 0,036 + 0,2775 + 0,1622
= 0,4767 mol
X
kloroform
=
x 100%
= 7,5 %
X
air
=
x 100%
= 58,21 %
X
asetat
=
x 100%
= 34,025 %
Labu erlenmeyer 2 :
n
kloroform
=
= 0,048 mol
n
air
=
= 0,2775 mol
n
asetat
=
= 0,1186 mol
n
total
= 0,048 + 0,2775 + 0,1186
= 0,4441 mol
X
kloroform
=
x 100%
= 10,8 %
X
air
=
x 100%
= 62,486 %
X
asetat
=
x 100%
= 26,70 %
Labu erlenmeyer 3 :
n
kloroform
=
= 0,073 mol
n
air
=
= 0,2775 mol
n
asetat
=
= 0,1168 mol
n
total
= 0,073 + 0,2775 + 0,1168
= 0,4673 mol
X
kloroform
=
=
x 100%
= 15,62 %
X
air
=
x 100%
= 59,38 %
X
asetat
=
x 100%
= 24,99 %
X
kloroform rata-rata
=
= 11,3 %
X
air
rata-rata
=
= 60,025 %
X
asetat rata-rata
=
= 28,57 %
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh
banyaknya volume asam asetat glasial
(CH
3
COOH) yang dibutuhkan untuk menitrasi
campuran air- kloroform (CHCl
3
) berturut-turut
adalah 9,3 mL; 6,8 mL; dan 6,7 mL.
11,3
60,025
28,57
Diagram fase yang digambarkan sebagai
segitiga sama sisi menjamin dipenuhinya sifat
ini secara otomatis sebab jumlah jarak ke
sebuah titik didalam segitiga sama sisi yang
diukur sejajar dengan sisi-sisinya sama dengan
panjang sisi segitiga itu yang dapat diambil
sebagai satuan panjang (FKIP Unilam, 2008). Ciri
utama diagram, adalah segitiga tiga-fasa ( +
+ Cair ) yang muncul dari horizontal eutektik
biner atas dan kemudian menuruni tiga tiang
penghantar (guide rail) hingga terjadi
degenerasi dan terbentuk horizontal eutektik
biner bawah ()
Berdasarkan grafik diketahui bahwa asam
asetat lebih suka bercampur dengan air
dibandingkan kloroform. Hal ini terlihat pada
grafik yang lebih condong ke arah atas atau ke
air. Hal ini terjadi karena bertambahnya
kelarutan asam asetat glasial (CH
3
COOH) dalam
air lebih cepat dibandingkan kelarutan asam
asetat glasial (CH
3
COOH) dalam kloroform
(CHCl
3
) .
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan
maka dapat diambil kesimpulan bahwa
CH3COOH glacial dapat melarutkan larutan 2
fasa yang terbentuk dari CHCl3 dan H2O.
Kelarutan CH3COOH dalam air lebih besar dari
pada dalam CHCl3, hal ini dapat dibuktikan
dengan diagram Terner.
DAFTAR PUSTAKA
Atastina, dkk. 2003. Buku Petunjuk Praktikum
Kimia Fisika. Depok : TGP-FT UI
Endang Widjajanti LFX. 2008. Kesetimbangan
Fasa. staff.uny.ac.id/.../kesetimbangan-fasa.pdf
diakses pada 12 April 2014
FKIP Unlam . 2008. Diagram Terner.
http://alchemist08.files.wordpress.com/2012/0
5/percobaan-iii-diagram-terner.doc diakses
pada 12 April 2014
R. E. Smallman, dkk. 2000. Met. Fsk Modern &
Rekayasa Material. Jakarta : Erlangga
Young, Hugh D. 2002. Fisika Universitas Jl.1.
Jakarta : Erlangga