PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2014 ANTENATAL CARE (ANC)
1. Definisi ANC Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan. (pada beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care). Antenatal Care adalah merupakan cara penting untuk memonitoring dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal. Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal. 2. Tujuan Antenatal Care Tujuan dari antenatal care yaitu sebagai berikut : 1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi 2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi 3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan 4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin 5. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. 3. Fungsi Antenatal Care Beberapa fungsi antenatal care sebagai berikut: 1. Promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifitas pendidikan. 2. Melakukan screening, identifikasi dengan wanita dengan kehamilan resiko tinggi dan merujuk bila perlu. 3. Memantau kesehatan selama hamil dengan usaha mendeteksi dan menangani masalah yang terjadi.
4. Pelayanan Kunjungan Antenatal Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal (Depkes, 2007): 1. Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu). 2. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 28). 3. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 36 dan sesudah minggu ke 36). Kecuali jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus lebih sering dan intensif. Dalam pelaksanaan operasionalnya, dikenal Standar Minimal Pelayanan Antenatal 14T, yang terdiri atas (Depkes, 2007): 1. Ukur Berat badan dan Tinggi Badan (T1) Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar antara 9-13,9 kg dan kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai TM II. Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan rongga panggul. 2. Ukur Tekanan Darah (T2) Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg, bila melebihi 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya Preeklampsi. Preeklampsia adalah hipertensi (140/90 mmHg) dan proteinuria ( > 300/24 jam urin) yang terjadi setelah kehamilan 20 minggu pada perempuan yang sebelumnya normotensi. Preeklamsi dibagi menjadi 2 golongan yaitu preekslamsi ringan dan berat. Gejala klinis preeklampsia ringan meliputi: a. Kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih ; diastol 15 mmHg atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu atau lebih atau sistol 140 mmHg sampai kurang 160 mmHg ; diastol 90 mmHg sampai kurang 110 mmHg. b. Proteinuria : secara kuantitatif lebih 0.3 gr/liter dalam 24 jam atau secara kualitatif positif 2 (+2). c. Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tangan. d. Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2 kali berturut-turut. Gejala klinis preeklampsia berat meliputi: a. Tekanan darah sistolik 160 mmHg atau lebih dan atau diastolik 110 mmHg atau lebih, di ukur 2 kali dengan jarak waktu sekurang-kurangnya 6 jam dan pasien dalam keadaan istirahat rebah. b. Proteinuri 5 gr atau lebih dalam 24 jam. c. Oliguri yaitu produksi urine 400 cc atau kurang dalam 24 jam. d. Gangguan serebral atau gangguan penglihatan. e. Edema paru atau sianosis. 3. Ukur Tinggi Fundus Uteri ( T3 ) Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal harus sama dengan UK dalam minggu yang dicantumkan dalam HPHT. Pengukuran TFU merupakan bagian dari pemeriksaan palpasi. Cara melakukan palpasi menurut Leopold terdiri dari 4 bagian, yaitu (Depkes, 2007): a. Leopold I Untuk menentukan tinggi fundus (tuanya kehamilan) dan bagian apa yang terdapat dalam fundus. Sifat kepala keras, bundar dan melenting. Sifat bokong lunak, kurang bundar dan kurang melenting.Pada letak melintang fundus uteri teraba kosong
Gambar 1. Cara Pemeriksaan Leopold I Hubungan tinggi fundus uteri dan tuanya kehamilan (Depkes, 2007): Perkiraan usia kehamilan setelah minggu 24, cara yang paling efektif adalah dengan menggunakan pita ukuran. Ukur tinggi fundus uteri dengan pita ukuran dari simfisis pubi ke fundus uteri. Rumus:
Tinggi fundus uteri dlm cm = tua kehamilan dalam bulan 3,5 cm
Tabel. 1 Ukuran Fundus Uteri sesuai Usia Kehamilan Usia Kehamilan sesuai minggu Jarak dari simfisis 22 28 Minggu 24-25 cm 28 Minggu 26,7 cm 30 Minggu 29,5 30 cm 32 Minggu 31 cm 34 Minggu 32 cm 36 Minggu 33 cm 40 Minggu 37,7 cm
b. Leopold II Untuk menentukan letak punggung janin dan letak bagian-bagian kecil janin.Caranya,letakan kedua tangan pada sisi uterus, dan tentukan bagian terkecil janin.
Gambar 2. Cara Pemeriksaan Leopold II c. Leopold III Untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah rahim dan apakah bagian bawah janin ini sudah terpegang oleh pintu atas panggul atau belum. Caranya, tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu tangan secara lembut dan masuk ke dalam abdomen ibu di atas simpisis pubis. Kemudian peganglah bagian presentasi janin dan bagian apakah yang menjadi presentasi tersebut.
Gambar 3. Cara Pemeriksaan Leopold III
d. Leopold IV Untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa jauhnya bagian bawah ini masuk ke dalam rongga panggul. Caranya, letakan kedua tangan di sisi bawah uterus, lalu tekan ke dalam dan gerakan jari- jari ke arah rongga panggul , dimanakah tonjolan sefalik dan apakah bagian presentasi telah masuk. Pemeriksaan ini tidak dilakukan bila kepala masih tinggi. Pemeriksaan leopold lengkap dapat dilakukan bila janin cukup besar,kira-kira bulan VI ke atas.
Gambar 4. Cara Pemeriksaan Leopold IV
4. Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan ( T4 ) Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fepada ibu hamil dan nifas karena pada masa kehamilan dan nifaskebutuhan meningkat.Di mulai dengan memberikan satu sehari sesegera mungkin setelahrasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 Mg (zat besi60 Mg) dan Asam Folat 500 Mg, minimal masing-masing 90 tablet.Tablet besi sebaiknya tidak di minum bersama teh atau kopi, karenamengganggu penyerapan. 5. Pemberian Imunisasi TT ( T5 ) Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali dengan dosis 0,5 cc di injeksikan intramuskuler/subkutan dalam. Manfaat imunisasi TT ibu hamil adalah melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum.Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat dan melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka.Jarak pemberian (interval) imunisasi TT1 dengan TT2 adalah minimal 4 minggu.Efek samping imunisasi TTBiasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada tempat suntikan. TT adalah antigen yang sangat aman dan juga aman untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT. Efek samping tersebut berlangsung 1-2 hari, ini akan sembuh sendiri dan tidak perlukan tindakan/pengobatan (Depkes RI, 2000; Saifuddin dkk, 2001) Tabel 2. Jadwal Pemberian TT
Imunisasi TT pada ibu hamil harus terlebih dulu di tentukan status kekebalan / imunisasinya. Bumil yang belum pernah mendapatkan imunisasi maka statusnya T0, jika telah mendapatkan 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu atau pada masa balitanya telah memperoleh imunisasi DPT sampai 3 kali maka statusnya adalah T2, bila telah mendapat dosis TT yang ketiga (interval minimal 6 bulan dari dosis ke-2) maka statusnnya T3, status T4 didapat bila telah mendapatkan 4 dosis (interval min 1 tahun dari dosis ke-3) dan status T5 didapatkan bila 5 dosis telah didapat (interval min 1 tahun dari dosis ke 4).Selama hamil bila ibu hamil statusnya T0 maka hendaknya mendapatkan minimal 2 dosis (TT1 dan TT2 dengan interval 4 minggu dan bila memungkinkan untuk mendapatkan TT3 sesudah 6 bulan berikutnya).Ibu hamil dengan status T1 diharapkan mendapatkan suntukan TT2 dan bila memungkinkan juga diberikan TT3 dengan interval 6 bulan (bukan 4 minggu/1 bulan).Bagi bumil dengan status T2 maka bisa diberikan satu kali suntikan bila interval suntikan sebelumnya lebih dari 6 bulan.bila statusnya T3 maka suntikan selama hamil cukup sekali dengan jarak minimal 1 tahun dari suntikan sebelumnya. Ibu hamil dengan status T4 pun dapat diberikan sekali suntikan (TT5) bila suntikan terakhir telah lebih dari setahun dan bagi ibu hamil dengan status T5 tidak perlu disuntik TT lagi karena telah mendapatkan kekebalan seumur hidup (25 tahun).Walaupun tidak hamil maka bila wanita usia subur belum mencapai status T5 diharapkan mendapatkan dosis TT hinggga tercapai status T5 dengan interval yang ditentukan. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi yang akan dilahirkan dan keuntungan bagi wanita untuk mendapatkan kekebalan aktif terhadap tetanus. 6. Pemeriksaan Hb ( T6 ) Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada kunjungan pertama dan minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr% bumil dinyatakan Anemia, maka harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih. 7. Pemeriksaan VDRL ( Veneral Disease Research Lab. ) ( T7 ) Pemeriksaan VDRL (Veneral Diseases Research Laboratory) merupakan screening untuk sifilis, penyakit kelamin yang ditularkan melalui hubungan seksual. Janin yang terinfeksi dapat mengalami gejalanya saat lahir atau beberapa bulan setelah lahir. Gejalanya berupa pembesaran hati dan limpa, kuning, anemia, lesi kulit, pembesaran kelenjar getah bening dan gangguan sistem saraf. Pengobatan terhadap sifilis sebelum kehamilan bisa mencegah bayi terkena kongenital. Pemeriksaan dilakukan pada saat Bumil datang pertama kali diambil spesimen darah vena kurang lebih 2 cc. Apabila hasil test positif maka dilakukan pengobatan dan rujukan. 8. Pemeriksaan Protein urine ( T8 ) Untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein atau tidak untuk mendeteksi gejala Preeklampsi.
9. Pemeriksaan Urine Reduksi ( T9 ) Untuk Bumil dengan riwayat DM, bila hasil positif maka perlu diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya DMG. 10. Perawatan Payudara ( T10 ) Perawatan payudara untuk Bumil dengan puting susu yang sudah menonjol dan tanpa riwayat abortus, perawatannya dapat dimulai pada usia kehamilan 6 bulan ke atas. Bumil dengan puting susu yang sudah menonjol dengan riwayat abortus, perawatannya dapat dimulai pada usia kehamilan di atas 8 bulan. Pada puting susu yang mendatar atau masuk kedalam, perawatannya harus dilakukan lebih dini, yaitu usia kehamilan 3 bulan, kecuali bila ada riwayat abortus dilakukan setelah usia kehamilan setelah 6 bulan. 11. Senam Hamil ( T11 ) Senam hamil adalah suatu bentuk latihan yang kegunaannya untuk memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, ligament-ligament, otot dasar panggul yang berhubungan dengan proses persalinan. Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan oleh ibu hamil sebelum mengikuti senam hamil, syarat tersebut antara lain: telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter atau bidan. Latihan dilakukan setelah kehamilan mencapai 22 minggu, Latihan dilakukan secara teratur dan disiplin, dalam batas kemampuan fisik ibu, Sebaiknya latihan dilakukan di rumah sakit atau klinik bersalin dibawah pimpinan instruktur senam hamil. 12. Pemberian Obat Malaria ( T12 ) Diberikan kepada Bumil pendatang dari daerah malaria juga kepada bumil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil apusan darah yang positif. 13. Pemberian Kapsul Minyak Yodium ( T13 ) Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di daerah endemis yang dapat berefek buruk terhadap Tumbuh kembang Manusia.
14. Temu wicara / Konseling ( T14 ) Pada saat kunjungan antenatal, petugas kesehatan harus menjelaskan pada klien dan suami tentang kondisi ibu dan janinnya, dan jika penyulit terjadi beritahu ibu suami dan keluarga serta ajak ibu, suami dan keluarga untuk membahas rujukan dan rencana rujukan.Rujukan tepat waktu merupakan unggulan asuhan sayang ibu dalam mendukung keselamatan ibu.Persiapan- persiapan dan informasi yang dapat dimasukkan dalam rencana rujukan adalah : a. Siapa yang akan menemani ibu atau bayi baru lahir. b. Tempat rujukan mana yang lebih disukai ibu dan keluarga (jika ada lebih dari satu kemungkinan tempat rujukan, pilih tempat rujukan yang paling sesuai berdasarkan jenis asuhan yang diperlukan). c. Sarana transportasi yang akan digunakan dan siapa yang akan mendampingi mengendarainya. Transportasi harus tersedia segera, baik siang maupun malam. d. Siapa orang yang ditunjuk menjadi donor darah, jika tranfusi darah diperlukan. e. Uang yang disisihkan untuk asuhan medis, transportasi, obat-obatan dan bahan-bahan. f. Siapa yang akan tinggal dan menemani anak-anak yang lain pada saat ibu tidak di rumah.
Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14T sesuai kebijakan dapat dilakukan standar minimal pelayanan ANC yaitu 7 T (Prawiroharjo, 2002): 1. Timbang berat badan 2. Ukur tekanan darah 3. Ukur tinggi fundus uteri 4. Pemberian imunisasi TT lengkap 5. Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan. 6. Tes terhadap penyakit menular sexual, HIV/AIDS, dan malaria. 7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan 5. Pemeriksaan kehamilan Pemeriksaan kehamilan terbagi dalam (Depkes, 2007): 1. Anamnesa Anamnesa pada kunjungan pelayanan antenatal pertama dari ibu hamil meliputi: a. Identifikasi ibu (nama, nama suami, usia, pekerjaan, agam dan alamat ibu). Untuk mengenal ibu hamil dan menntukan status sosial ekonominya, serta menentukan ajuran dan pengobatan yang diperlukan. b. Keluhan utama, apakah ibu datang untuk memeriksakan kehamilan atau ada masalah lain. c. Riwayat haid, untuk mengetahui faal alat kandungan. d. Riwayat perkawinan. e. Riwayat kehamilan sekarang, meliputi: 1) HPHT 2) Gerak janin (kapan mulai dirasakan apakah ada perubahan). 3) Masalah atau tanda-tanda bahaya (termasuk penglihatan kabur). 4) Keluhan-keluhan lazim pada kehamilan. 5) Kekwatiran-khawatiran lain yang dirasakan Dari informasi riwayat kehamilan yang sekarang ini dapat dipakai untuk membantu dalam menentukan usia kehamilan dengan tepat. Setelah mengetahui usia kehamilan barulah dapat diberikan konseling tentang kehamilan yang diperlukan dan dapat juga membantu mendeteksi adanya komplikasi dengan lebih baik.
Penentuan usia kehamilan UK = TK HPHT Bulan x 4 1/3 = UK dalam minggu Menentukan Taksiran Persalinan Saat persalinan sudah dapat ditentukan pada kunjungan antenatal yang pertama, yaitu dengan rumus Naegle (Depkes, 2007):
1) Untuk skilus 28 hari : HPHT (+7), Bulan (-3), Tahun (+1) = Tanggal persalinan. 2) Untuk siklus 35 hari: HPHT (+14), Bulan (-3), Tahun (+1) = Tanggal persalinan. Rumus Naegle hanya dapat digunakan bila haid ibu teratur. Rumus itu tidak berlaku bila (Depkes, 2007): 1) Ibu mempunyai riwayat haid yang tidak teratur atau tidak haid. 2) Ibu hamil saat masih menyusui dan belum pernah haid lagi. 3) Ibu hamil setelah berhenti mengkonsumsi pil KB dan belum haid lagi. Bila salah satu dari situasi di atas terjadi, taksiran tanggal persalinan dilakukan secara klinis dengan melihat besarnya uterus, atau dengan menggunakan USG. f. Riwayat kebidanan yang lalu, meliputi: 1) Berapa kali hamil, anak yang lahir hidup, persalinan tepat waktu, persalinan prematur, keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan dengan tindakan (dengan forcep, vakum ekstraksi atau operasi caesar). 2) Perdarahan pada kehamilan, persalinan, kelahiran atau paska persalinan. 3) Persalinan yang lalu: spontan atau buatan, aterm atau premature, perdarahan, siapa yang menolong. 4) Riwayat hipertensi. 5) Melahirkan janin dengan BB < 2,5 kg atau > 4 kg. 6) Nifas dan laktasi. 7) Bayi yang dilahirkan: jenis kelamin, berat dan panjang badan, hidup atau mati, bila mati umur berapa dan penyebabnya. 8) Masalah-masalah lain yang dialami. Riwayat kebidanan yang lalu sangat mempengaruhi prognisa persalinnan dan pimpinan persalinan, membantu dalam penanganan pelayanan kehamilan (konseling khusus, test, tindak lanjut dna rencana persalinan).
g. Riwayat kesehatan (penyakit yang pernah diderita), meliputi: 1) Penyakit kardiovskular 2) TB Paru 3) Hepatitis B 4) Diabetes 5) Hipertensi 6) PMS atau HIV/AIDS 7) Malaria 8) Status imunisasi TT 9) Lain-lain h. Riwayat keluarga meliputi penyakit keturunan, anak kembar, penyakit menular dll. i. Riwayat sosial ekonomi, dan budaya meliputi: 1) Status perkawinan 2) Riwayat KB 3) Reaksi orang tua dan keluarga terhadap kehamilan ini. 4) Dukungan keluarga 5) Pengambil keputusan dalam keluarga. 6) Kebiasaaan makan dan gizi yang dikonsumsi (gizi seimbang), dengan perhatian pada vitamin A dan zat besi. 7) Kebiasaan hidup sehat meliputi kebiasaan merokok, minum obat/alkohol/obat tradisional, dan olahraga. 8) Beban kerja dan kegiatan sehari-hari. 9) Tempat melahirkan dan penolong yang diinginkan. 2. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik pada ibu hamil meliputi (Depkes, 2007): a. Pemeriksaan luar terdiri dari: 1) Pemeriksaan umum a) Bagaimana keadaan umum ibu, keadaan gizi, kelainan bentuk badan, kesadaran. b) Adanya anemia, cyanose, ikterus atau dyspnoe. c) Keadaan jantung dan paru, periksa suhu badan, TD, nadi dan RR. d) Oedema e) TB f) BB g) Refleks h) Pemeriksaan labolatorium sederhana bila ada, untuk kadar Hb, golongan darah dan urine rutin. 2) Pemeriksaan kebidanan a) Inspeksi Kepala dan leher, adakah: Rambut rontok Edema dan choalma di wajah Mata: konjungtiva & sklera Mulut: bibr pucat, lidah pucat, caries gigi. Leher: pembesaran vena jugularis, pembengkakan saluran limfe, kelenjar tyroid dan tonsil. Dada Bentuk payudara, pigmentasi puting susu, keadaan puting susu (simetris atau tidak), keluarnya kolostrum (dilakukan pemeriksaan setelah usia kehamilan > 28 minggu). Perut Membesar ke depan atau ke samping (asites), keadaan pusat, linea alba, ada gerakan anak atau tidk, kontraksi rahim, striae gravidarum dan bekas luka operasi. Vulva Keadaan perineum, varices, tanda chadwick, flour dan condyloma. Anggota gerak bawah Cari varices, oedema, luka, sikatrik pada lipat paha.
b) Palpasi Palpasi dilakukan untuk menentukan besarnya rahim yang menentukan tuanya kehamilan dan letak anak dalam Rahim. Cara melakukan palpasi menurut Leopold terdiri dari 4 bagian, yaitu (Depkes, 2007): Leopold I Leopold II Leopold III Leopold IV c) Perkusi Pemeriksaan perkusi refleks patella adalah pemeriksaan dengan pengetukan pada tendon patella menggunakan palu refleks. Pada kondisi normal, setelah dilakukan pengetukan akan terjadi reaksi refleks, jika reaksi negative kemungkinan ibu hamil mengalami kekurangan vitamin B1. Vitamin B1 penting untuk fungsi saraf. Kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan gangguan saraf pusat seperti beri-beri atau gangguan saraf tepi seperti kesemutan, kejang otot dan bengkak. d) Auskultasi Digunakan stetoskpo atau doppler, untuk mendengar bunyi jantung janin, bising tali pusat, gerakan janin, bising rahim, bunyi aorta dan bising usus. Dengarkan DJJ dengan menempelkan stestoskop monoaural pada dinding perut ibu sesuai posisi punggun janin.Taruh di lapisan perut ibu yan tipis yaitu sekitar 3 cm di bawah pusat.Dengarkan setiap 5 detik sebanyak 3 kali pemeriksaan, interval 5 detik diatara perhitungan.Kemudian jumlahkan dan kalikan 4 untuk mendapatkan frekuensi denyut jantung bayi permenit (Agustina, 2011).
b. Pemeriksaan dalam Pemeriksaan dalam dilakukan pada saat kunjungan pertama pemeriksaan antenatal pada hamil muda dan sekali lagi pada kehamilan trimester III untuk menentukan keadaan panggul.
6. Pemeriksaan Antenatal Ulangan Yang dimaksud dengan kunjungan ulang yaitu setiap kunjungan pemeriksaan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan pertama.Kunjungan ulang lebih diarakan untuk mendeteksi komplikasi, mempersiapkan persalinan, dan mendeteksi kegawatdaruratan, pemeriksaan fisik yang terarah serta penyuluhan bagi ibu hamil. Pemeriksaan anatenatal ulangan meliputi (Depkes, 2007): 1. Riwayat kehamilan sekarang: a. Gerak janin b. Setiap masalah atau tanda-tanda bahaya c. Keluhan-keluhan lazim dalam kehamilan d. Kekwatiran-kwatiran lain. 2. Pemeriksaan fisik a. BB b. TD c. Pengukuran tinggi funndus uteri (setelah kehamilan 12 minggu dengan palpasi, setelah kehamilan 22 minggu dengan pita ukuran. d. Palpasi abdomen untuk deteksi kehamilan ganda (setelah 28 minggu). e. Manuver Leopold untuk deteksi kedudukan abdomen (setelah kehamilan 36 minggu). f. Bunyi DJJ (setelah kehamilan 18 minggu) g. Menhitung taksiran BB janin. 3. Pemeriksaan labolatorium a. Khususnya terhadap protein dalam urin. b. Pemeriksaan lab. Lainnya, dilakukan bila ada indikasi lain.
3. Diagnosa Setelah dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik maka dapat ditegakkan diagnosa. Selain itu dapat pula diketahui (Depkes, 2007): a. Hamil atau tidak b. Primi atau multigravida c. Usia kehamilan d. Janin hidup atau mati e. Janin tunggal atau kembar f. Anak intra atau ekstrauterin g. Keadaan jalan lahir h. Keadaan umum penderita 4. Prognosa Prognosa atau ramala persalinan dibuat setelah ditegakkan diagnosa. Prognisa persalinan dapat diperkirakan apakah akan berjalan normal dan lahir spontan atau sulit dan berbahaya (Depkes, 2007). 5. Terapi Tujuan terapi pada ibu hamil adalah untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam kehamilan dna menjelang persalinan. Keluhan yang mengganggu perlu diperhatikan dan diberi pengobatan.Berikan konseling pada ibu hamil mengenai kehidupan waktu hamil, higiene dan gizi, pemeriksaan antenatal, tanda-tanda bahaya dll (Depkes, 2007).
7. Intervensi Dalam Pelayanan Antenatal Care Intervensi dalam pelayanan antenatal care adalah perlakuan yangdiberikan kepada ibu hamil setelah dibuat diagnosa kehamilan.Adapun intervensi dalam pelayanan antenatal care adalah (Fitrihanda, 2010): 1. Intervensi Dasar a. Pemberian Tetanus Toxoid b. Pemberian Vitamin Zat Besi
2. Intervensi Khusus Intervensi khusus adalah melakukan khusus yang diberikan kepada ibuhamil sesuai dengan faktor resiko dan kelainan yang ditemukan, meliputi: a. Faktor resiko, meliputi: 1) Umur Terlalu muda, yaitu dibawah 20 tahun Terlalu tua, yaitu diatas 35 tahun 2) Paritas Paritas 0 (primi gravidarum, belum pernah melahirkan) Paritas > 3 3) Interval Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekurangkurangnya 2 tahun. 4) Tinggi badan kurang dari 145 cm 5) Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm b. Komplikasi Kehamilan 1) Komplikasi obstetri langsung Perdarahan Pre eklamasi/eklamsia Kelainan letak lintang, sungsang primi gravida Anak besar, hidramnion, kelainan kembar Ketuban pecah dini dalam kehamilan. 2) Komplikasi obstetri tidak langsung Penyakit jantung Hepatitis TBC (Tuberkolosis) Anemia Malaria Diabetes militus 3) Komplikasi yang berhubungan dengan obstetri, komplikasi akibatkecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran). 8. Edukasi kesehatan bagi ibu hamil Tidak semua ibu hamil dan keluarganya mendapat pendidikan dan konseling kesehatan yang memadai tentang kesehatan reproduksi, terutama tentang kehamilan dan upaya untuk menjaga agar kehamilan tetap sehat dan berkualitas. Kunjungan antenatal memberi kesempatan bagi petugas kesehatan untuk memberikan informasi kesehatan esensial bagi ibu hamil dan keluarganya. Beberapa informasi penting tersebut adalah (Adriaansz, 2008): 1. Nutrisi yang adekuat a. Kalori : Jumlah kalori yang diperlukan bagi ibu hamil untuk setiap harinya adalah 2500 kalori. Pengetahuan tentang berbagai jenis makanan yang dapat memberikan kecukupan kalori tersebut sebaiknya dapat dijelaskan secara rinci dan bahasa yang dimengerti oleh para ibu hamil dan keluarganya. Jumlah kalori yang berlebih dapat menyebabkan obesitas dan hal ini merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya preeklampsia. Jumlah pertambahan berat badan sebaiknya tidak melebihi 10-12 kg selama hamil. Jenis makanan yang sehatdan variatif selama kehamilan diantaranya adalah (Adulgopar, 2009): Buah dan sayuran. Makanan mengandung karbohidrat seperti nasi, roti, kentang. Protein seperti daging, ikan, kacang. Makanan berserat yang dapat ditemukan di roti gandum, buah, sayur. Susu dan keju. Makanan yang tidak sehat atau berbahaya bagi janin yang dikandung diantaranya (Adulgopar, 2009): Hati dan produk hati. Mengandung vitamin A dosis tinggi yang bersifat teratogenik(menyebabkan cacat pada janin). Makanan mentah atau setengah matang karena risiko toksoplasma. Ikan yang mengandung metilmerkuri dalam kadar tinggi seperti hiu, marlin, yang dapatmengganggu sistem saraf janin. Kafein yang terkandung dalam kopi, teh, coklat, kola dibatasi 300 mg per hari. Efek yang dapatterjadi diantaranya adalah insomnia (sulit tidur), refluks, dan frekuensi berkemih yang meningkat. Vitamin A dalam dosis > 20.000 50.000 IU/hari dapat menyebabkan kelainan bawaan. b. Protein Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85 gram per hari. Sumber protein tersebut dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan (kacang- kacangan) atau hewani (ikan, ayam, keju, susu, telur). Defisiensi protein dapat menyebabkan kelahiran prematur, anemia dan edema. c. Kalsium Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari. Kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot dan rangka. Sumber kalsium yang mudah diperoleh adalah susu, keju, yogurt, dan kalsium karbonat. Defisiensi kalsium dapat menyebabkan riketsia pada bayi atau osteomalasia pada ibu. d. Zat besi Metabolisme yang tinggi pada ibu hamil memerlukan kecukupan oksigenasi jaringan yang diperoleh dari pengikatan dan pengantaran melalui hemoglobin di dalam sel-sel darah merah. Untuk menjaga konsentrasi hemoglobin yang normal, diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30 mg/hari. Zat besi yang diberikan dapat berupa ferfous gluconate, ferrous fumarate atau ferrous sulphate. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi. Selain suplemen, zat besi juga terkandungpada daging, telur, kacang, sayuran hijau, gandum, dan buah-buahan kering. Suplemen besisebaiknya dikonsumsi diantara waktu makan dengan perut yang kosong ataudiikuti jus jeruk untukmeningkatkan penyerapan. e. Asam folat Selain zat besi, sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi pematangan sel. Jumlah asam folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400 mikrogram per hari. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu hamil. Asam folat yang dikonsumsi sebelum hamil dan selama kehamilan melindungi darigangguan saraf pada janin (anensefali, spina bifida). Makanan yang bnyak mengandung asam folat sayuran hijau dan kuning (memasaknya tidak boleh terlalu lama), buah pisang, strawberry, jeruk, dan Jenis kacang seperti kacang hijau kacang polong, kacang tanah, kacang panjang dan kedelai direkomendasikan sebagai makanan yang kaya akan asam folat. 2. Perawatan payudara Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat segera berfungsi dengan baik pada saat diperlukan. Pengurutan payudara untuk mengeluarkan sekresi dan membuka duktus dan sinus lateferus sebaiknya dilakukan secara hati-hati dan benar karena pengurutan yang salah dapat menimbulkan kontraksi pada rahim sehingga terjadi kondisi seperti pada uji kesejahteraan janin menggunakan uterotonika. Basuhan lembut setiap hari pada areola dan puting susu akan dapat mengurangi retak dan lecet pada area tersebut. Untuk sekresi yang mengering pada puting susu, lakukan pembersihan dengan menggunakan campuran gliserin dan alkohol. Karena payudara menegang, sensitif dan menjadi lebih berat maka sebaiknya gunakan penopang payudara yang sesuai 3. Perawatan gigi Paling tidak dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi selama kehamilan, yaitu pada trimester pertama dan ketiga. Penjadwalan untuk trimester pertama terkait dengan hiperemesis dan ptyalisme (produksi liur yang berlebihan) sehingga kebersihan rongga mulut harus selalu terjaga. Sedangkan pada trimester ketiga, terkait dengan adanya kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin sehingga perlu diketahui apakah terdapat pengaruh yang merugikan pada gigi ibu hamil. Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil sangat rentan terhadap terjadinya carries dan ginggivitis. 4. Kebersihan tubuh dan pakaian Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan. Perubahan anatomi pada perut, area genitalia/lipat paha dan payudara menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan mudah terinvestasi oleh mikroorganisme. Sebaiknya gunakan pancuran atau gayung pada saat mandi, tidak dianjurkan berendam dalam bathtub dan melakukan vaginal douche. Gunakan pakaian yang longgar, bersih dan nyaman dan hindarkan sepatu bertongkat tinggi (high heels) dan alas kaki yang keras (tidak elastis) serta korset penahan perut. Lakukan gerak tubuh ringan, misalnya berjalan kaki, terutama pada pagi hari. Jangan melakukan pekerjaan rumah tangga yang berat dan hindarkan kerja fisik yang dapat menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Beristirahan cukup, minimal 8 jam pada malam hari dan 2 jam di siang hari. Ibu tidak dianjurkan untuk melakukan kebiasaan untuk merokok selama hamil karena dapat menimbulkan vasospasme yang berakibat pada anoksia bayi, berat badan lahir rendah (BBLR), prematuritas, kelainan kongenital dan solusio plasenta. 5. Olahraga selama kehamilan Latihan teratur selama kehamilan dapat mempersiapkan fisik maupun mental yang baik untukpersiapan persalinan maupun ketika bayi sudah lahir nanti. Merawat bayi baru lahir dapatmengakibatkan stress dan kelelahan. Latihan fisik secara teratur mencegah rasa tidak nyaman,meningkatkan tenaga, dan meningkatkan kesehatan. Latihan yang diperlukan adalah latihan yang nyaman dan tidak membuat tubuh mengeluarkan energiterlalu besar. Berenang dan bersepeda dapat dilakukan selama kehamilan. Jalan-jalan dan aerobic lowimpact dapat ditoleransi. Berjalan adalah olahraga yang baik untuk pemula. Berjalan memiliki efekseperti aerobik namun tanpa beban berat pada persendian. Pakailah jenis sepatu yang nyaman ketikaberolahraga. Latihan dapat mengurangi ketidaknyamanan selama kehamilan seperti konstipasi, pegalpada punggung, mudah lelah, bengkak pada kaki, dan varises vena. Hindari olahraga yang melakukan gerakan berbaring dengan punggung sebagai dasarnya, olehragayang dapat mengakibatkan jatuh atau trauma pada perut, dan olahraga dengan beban persendian yangberat. Hindari mengangkat beban berat diatas kepala dan melakukan gerakan yang mengakibatkanperegangan dari otot punggung. Pada triwulan 2 dan 3, hindari latihan yang melibatkan gerakanberbaring di punggung karena akan menurunkan aliran darah ke rahim.
9. Diagnosa Keperawatan Diagnosa yang mungkin muncul antara lain: a. Cemas b.d proses persalinan, kehamilan. b. Fatigue b.d anemia pada ibu hamil. c. Nyeri akut b.d agen injury biologi. d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis (mual dan muntah).
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI. Pedoman pelayanan antenatal care. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007. 2. Anynymous. Keperawatan Maternitas 1. Banjabaru: PSIK UNLAM, 2012.