J urusan Kimia FMI PA Universitas Udayana, Bukit J imbaran 2014
Abstrak Telah dilakukan percobaan penentuan panas pelarutan dengan metode kalorimetri. Dilakukan tiga percobaan berbeda yaitu penentuan tetapan kalorimeter, penentuan kalor reaksi Zn dengan CuSO 4 , dan penentuan kalor penetraan HCl dan NaOH. Dalam percobaan pertama diperoleh hasil dimana tetapan kalorimeter sebesar 16,80 J/K. Selanjutnya pada percobaan kedua diperoleh hasil entalpi reaksi (Hr) sebesar 136,4976 kJ/mol. Pada percobaan ketiga diperoleh kalor penetralan sebesar 31,4916 kJ/mol. Keywords : Kalor, kalorimeter, tetapan kalorimeter, entalpi reaksi, kalor penetralan. PENDAHULUAN Kajian tentang kalor yang dihasilkan atau dibutuhkan oleh reaksi kimia disebut termokimia. Termokimia merupakan cabang dari termodinamika karena tabung reaksi dan isinya membentuk sistem. Jadi kita dapat mengukur (secara langsung dengan cara mengukur kerja atau kenaikan temperatur) energi yang dihasilkan oleh reaksi sebagai kalor dan dikenal sebagai Joule. Berganti dengan kondisinya, apakah dengan perubahan energi dalam atau perubahan entalpi. Sebaliknya jika tahu C atau H suatu reaksi kita dapat meramalkan jumlah energi yang dihasilkannya sebagai kalor. Sebagian besar reaksi kimia yang terjadi,disertai dengan penyerapan atau perubahan energi. Energi merupakan kemampuan untuk melakukan kerja. Ketika sistem bekerja / melepaskan kalor, kemampuan untuk melakukan kerja berkurang dengan kata lain energinya berkurang. Termokimia berkaitan dengan fungsi energi dalam (U), entalpi (H), entropi (S) serta energi bebas Gibbs (G). Dasar termokimia adalah Hukum Termodinamika yaitu: 1. Hukum Pertama Termodinamika Hukum pertama termodinamika merupakan uraian baru dari hukum kekekalan energi. Dalam hukum ini dinyatakan bahwa bila suatu sistem mengalami serangkaian perubahan yang akhirnya membawa sistem kembali ke keadaan awalnya maka beda perubahan energinya adalah nol. 2. Hukum Kedua Termodinamika Dalam hukum kedua termodinamika ini terlihat adanya hubungan antara entropi dan spontanitas suatu reaksi. Hukum ini menyatakan bahwa Entropi alam semesta bertambah dalam suatu perubahan spontan dan tetap dalam suatu proses kesetimbangan 3. Hukum Ketiga Termodinamika Hukum ini menyatakan bahwa Entropi suatu kristal sempurna adalah nol pada temperatur absolut. Jadi, entropi berhubungan dengan ketidakteraturan molekul dalam sistem. Entalpi (H) merupakan kalor reaksi pada sistem isobar (tekanan tetap), yang menyatakan banyaknya energi yang tersimpan dalam suatu zat atau sistem.
BAHAN DAN METODE Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah akuades, serbuk Zn, NaOH 2M, dan HCl 2M. Alat Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah kalorimeter, pengaduk, dan bahan isolasi, termometer, gelas ukur, gelas beker, pemanas, stopwatch. Cara Kerja Penentuan Tetapan Kalorimeter: 1. 20 cm 3 air dimasukkan ke dalam kalorimeter dengan buret, lalu temperaturnya dicatat. 2. 20 cm 3 air dipanaskan dalam gelas kimia sampai 10 0 diatas temperatur kamar kemudian temperaturnya dicatat. 3. Air panas tersebut dicampurkan kedalam kalorimeter, diaduk atau dikocok kemudian temperaturnya diamati selama 10 menit dengan selang 1 menit setelah pencampuran. 4. Kurva pengamatan temperatur vs selang waktu dibuat untuk menentukan harga penurunan air panas dan penaikan temperatur air dingin. Penentuan Kalor Penetralan HCl dan NaOH: 1. 20 cm 3 HCl 2 M dimasukkan kedalam kalorimeter. 2. Temperatur larutan HCl diukur dengan termometer 3. Sebanyak 20 cm 3 NaOH 2 M diukur dan temperaturnya dicatat (diatur sedemikian rupa sehingga temperaturnya sama dengan temperatur HCl). 4. Basa ini dicampurkan kedalam kalorimeter dan temperatur campuran dicatat selama 5 menit dengan selang waktu menit. 5. Grafik dibuat untuk memperoleh perubahan temperatur akibat reaksi ini. 6. Kalor penetralan dihitung, jika kerapatan kelarutan 1,03 g cm -3 dan kalor jenisnya sebesar 3,96 J/g K.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pada percobaan penentuan panas pelarutan ini bertujuan untuk menentukan tetapan kalorimeter dan menentukan kalor penetralan HCl dengan NaOH. Dalam percobaan ini digunakan kalorimeter untuk mengukur perubahan temperatur selama reaksi berlangsung. Dalam menentukan tetapan kalorimeter dilakukan dengan melakukakan pencampuran air panas dengan air dingin ke dalam kalorimeter. Sebelum pencampuran, dilakukan pengukuran suhu pada air dingin kemudian air dengan volume sama dipanaskan hingga 10 o C dari suhu air yang dingin. Pada percobaan ini diukur suhu air dingin yaitu pada suhu kamar yaitu 32 o C sehingga air panas dipanaskan hingga suhu sekitar 42 o C. Namun pada percobaan ini, didapatkan air panas dengan suhu 43 o C. Kemudian dilakukan pencampuran kedua air kedalam kalorimeter. Setelah proses pencampuran air dingin dan air panas dilakukan maka temperatur campuran diukur selama 10 menit dengan selang waktu 1 menit. Pada awal pencampuran suhu yang tertera di thermometer yaitu 43 o C kemudian menurun menjadi 37 o C kemudian pada menit kedua hingga ke- empat suhu naik menjadi 38 o C, namun setelah menit ke-lima hingga menit ke- sepuluh suhu pada larutan konstan pada suhu 37 o C. Pada proses ini terjadi kenaikan suhu pada air dingin sebanyak 5 derajat, sedangkan pada air panas terjadi penurunan suhu sebanyak 6 derajat. Dalam percobaan ini menunjukkan bahwa terjadi suatu peristiwa pelepasan dan penyerapan kalor yaitu air panas melepaskan kalor dan air dingin menyerap kalor yang dilepaskan oleh air panas. Untuk lebih jelas dilihat pada kurva pencampuran air panas-dingin dibawah ini :
Dalam proses pelepasan dan penyerapan kalor yang terjadi didalam kalorimeter dapat dihitung. Berdasarkan perhitungan diperoleh besarnya kalor yang diserap oleh air dingin yait 420 J sedangkan kalor yang dilepaskan oleh air panas yaitu 504 J. Dari kedua nilai yang diperoleh dapat dilihat bahwa kalor yang diterima oleh kalorimeter sebesar 84 J. Nilai tetapan kalorimeter (k) dihitung dengan cara membagi besarnya kalorimeter yang diserap oleh kalorimeter (84 J) dengan perubahan temperaturnya (5 K) sehingga diperoleh nilai k sebesar 16,80 J/K. Selanjutnya dalam penentuan kalor reaksi antara Zinc dengan Tembaga (II) sulfat. Dimana temperatur CuSO 4 terlebih dahulu ditentukan selama 2 menit dengan selang waktu 0,5 menit (30 detik). Suhu CuSO 4 sebesar 32 o C. Kemudian CuSO 4 dimasukkan kedalam kalorimeter selanjutnya ditambah dengan serbuk seng sebanyak 3 gram kemudian diamati perubahan temperatur yang terjadi selama 10 menit dengan selang waktu 1 menit. Dari data hasil pengamatan menunjukkan bahwa, terjadi kenaikan suhu sehingga suhu menjadi 40 o C, kemudian naik 1 derajat menjadi 41 o C dan konstan hingga menit ke- sepuluh. Pada percobaan ini kalor yang diserap oleh kalorimeter yaitu sebesar 4737,60 J, sedangkan kalor yang diserap oleh larutan sebesar 722,304 J, dan kalor yang dihasilkan dari proses reaksi sebesar 5459,904 J. Selanjutnya ditentukan entalpi reaksi antara Zn dengan CuSO 4. Berdasarkan perhitungan, diperoleh nilai Hr (entalpi reaksi) sebesar 136,4976 kJ/mol. Percobaan terakhir yaitu menentukan kalor penetralan HCl dengan NaOH. Pada percobaan ini yaitu dengan mencampurkan larutan HCl dengan NaOH. Sebelum dicampur kedua larutan diukur temperaturnya, kemudian kedua larutan dibuat memiliki suhu yang sama. Dalam percobaan kali ini, HCl dan NaOH sudah pada suhu yang sama yaitu 31 o C. Selanjutnya dilakukan pencampuran pada kedua larutan kedalam kalorimeter. Persamaan reaksi penetralan ini sebagai berikut : HCl (aq) +NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
Setelah pencampuran, dilakukan pengukuran temperatur selama 5 menit dengan selang waktu selama 30 detik ( 1 / 2 menit). Dari hasil pengamatan pada thermometer, terjadi penurunan temperatur setelah menit ke-enam dan temperatur konstan pada suhu 38 o C. Nilai perubahan suhu ini dapat digunakan untuk menghitung nilai kalor netralisasi untuk HCl dan NaOH. Dari hasil perhitungan, diperoleh kalor yang diserap oleh larutan sebesar 1142,064 J, sedangkan kalor yang diserap oleh kalorimeter sebesar 117,60 J, dan kalor yang dihasilkan dari reaksi sebesar 1259,664 J. Dari perhitungan dalam penentuan kalor penetralan untuk HCl dan NaOH adalah 31,4916 kJ/mol. Perubahan temperatur yang terjadi saat reaksi netralisasi berlangsung adalah sebagai berikut :
SIMPULAN Adapun beberapa hal yang dapat disimpulkan dalam percobaan ini adalah kenaikan temperatur pada air dingin sebesar 5 0 C sedangkan penurunan temperatur pada air panas sebesar 6 0 C. Kalor yang diserap oleh air dingin sebesar 420 J sedangkan kalor yang dilepaskan oleh air panas sebesar 504 J. Nilai tetapan kalorimeter sebesar 16,80 J/ K. Besarnya entalpi reaksi yang dihasilkan dalam penentuan kalor reaksi seng dengan CuSO 4 adalah 136,4976 kJ/mol. Besarnya kalor netralisasi asam kuat (HCl) dengan basa kuat (NaOH) pada percobaan ini adalah 31, 4916 kJ/ mol. Perbedaan hasil percobaan dengan literature disebabkan karena adanya pengenceran pada saat pengerjaan dengan alat yang terkontaminasi oleh zat lain. DAFTAR PUSTAKA Bird, Tony, 1993, Kimia Fisika untuk Universitas, Gramedia, Jakarta. Dogra, S dan S.K Dogra, 1990, Kimia Fisik dan Soal-Soal, Universitas Indonesia Press, Jakarta. Sastrohamidjojo, H, 2001, Kimia Dasar, Edisi ke-2, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Sukardjo, 1989, Kimia Fisika, Bina Aksara, Yogyakarta. Tim Laboratorium Kimia Fisika, 2012, Penuntun Praktikum Kimia Fisika III, Jurusan Kimia F.MIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran.
Dokumen Serupa dengan Laporan PENENTUAN PANAS PELARUTAN.docx