DI INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUP DR. SARDJITO Tugas Mandiri Stase Keperawatan Medikal Bedah Tahap Profesi Program Studi Ilmu Keperawatan Disusun oleh : Arie Oc!"i!ni #$%&'()*'%KU%&&+)# PROGRA, STUDI IL,U KEPERAWATAN -AKULTAS KEDOKTERAN UNI.ERSITAS GADJAH ,ADA /OG/AKARTA 0#&* 1 KANKER KOLON A. DE-INISI Karsinoma atau kanker kolon ialah keganasan tumbuh lambat yang paling sering ditemukan daerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah, dan kolon sigmoid. Prognosa optimistik tanda dan ge!ala awal biasanya tidak ada. "Susan Martin Tu#ker, 1$$%&. Kanker kolon adalah tumbuhya sel'sel ganas di permukaan dalam usus besar "kolon& atau rektum. (okasi tersering timbulnya kanker kolon adalah di bagian sekum, asendens, dan kolon sigmoid, salah satu penatalaksanaannya adalah dengan membuat kolostomi untuk mengeluarkan produksi fe#es. Kanker #olon adalah penyebab kedua kematian di )merika Serikat setelah kanker paru'paru ")*S 1$$%&. Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak diketahui sampai tingkat yang lebih parah. Pembedahan adalah satu'satunya #ara untuk mengubah kanker kolon. B. ETIOLOGI Penyebab !elas kanker usus besar belum diketahui se#ara pasti, namun makanan merupakan faktor yang penting dalam ke!adian kanker tersebut. +aitu berkorelasi dengan faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang rendah, serta adanya interaksi antara bakteri di dalam usus besar dengan asam empedu dan makanan, selain itu dapat !uga dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol, khususnya bir. ,aktor resiko telah teridentifikasi. ,aktor resiko untuk kanker kolon- ' .sia lebih dari /0 tahun ' 1iwayat polip rektal atau polip kolon ' )danya polip adematosa atau adenoma 2illus ' 1iwayat keluarga dengan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga 3 ' 1iwayat penyakit usus inflamasi kronis ' 4iet tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat. 1. PATO-ISIOLOGI Kanker kolon dan rektum terutama ber!enis histopatologis "$56& adenokarsinoma "mun#ul dari lapisan epitel dalam usus7endotel&. Mun#ulnya tumor biasanya dimulai sebagai polip !inak, yang kemudian dapat men!adi ganas dan menyusup, serta merusak !aringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitarnya. Tumor dapat berupa masa polipoid, besar, tumbuh ke dalam lumen, dan dengan #epat meluas ke sekitar usus sebagai striktura annular "mirip #in#in&. (esi annular lebih sering ter!adi pada rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid yang datar lebih sering ter!adi pada sekum dan kolon asendens. Tumor dapat menyebar melalui - ' Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih "2esika urinaria&. ' Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelen!ar limfe perikolon dan mesokolon. ' Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah balik ke sistem portal. Stadium pada pasien kanker kolon menurut Syamsu 8idyat "11$9& diantaranya- ' Stadium I bila keberadaan sel'sel kanker masih sebatas pada lapisan dinding usus besar "lapisan mukosa&. ' Stadium II ter!adi saat sel'sel kanker sudah masuk ke !aringan otot di bawah lapisan mukosa. ' Pada stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelen!ar limfe yang banyak terdapat di sekitar usus. ' Stadium I: ter!adi saat sel'sel kanker sudah menyerang seluruh kelen!ar limfe atau bahkan ke organ'organ lain. ; D. TANDA DAN GEJALA <e!ala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. <e!ala paling menon!ol adalah perubahan kebiasaan defekasi. Pasase darah dalam feses ge!ala paling umum kedua. <e!ala dapat !uga anemia yang tidak diketahui penyebabnya, anoreksi, atau penurunan berat badan dan keletihan. <e!ala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangkal abdomen dan melena "feses hitam, seperti ter&. <e!ala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan dengan obstruksi "nyeri abdomen dan kram, penipisan feses, konstipasi dan distensi& serta adanya darah merah segar dalam feses. <e!ala yang dihubungkan dengan lesi rektal adalah e2akuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah. Keluhan utama bagi penderita kanker kolon- ' Perdarahan peranum disertai peningkatan frekuensi defekasi atau diare selama minimal = minggu "semua umur& ' Perdarahan peranum tanpa ge!ala anal "di atas =0 tahun& ' Massa teraba pada fossa ilia#a dektra "semua umur& ' Massa intra luminal di dalam rektum ' Tanda 'tanda obstruksi mekanik usus " Ileus >bstruksi & ' Setiap penderita dengan anemia defisiensi ,e "8b ? 11 gr 6 pada pria dan 8b ? 10 gr 6 pada wanita pas#a menopause&. E. KO,PLIKASI Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu- o Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap. / o Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran langsung. o Pertumbuhan dan ulserasi dapat !uga menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang menyebabkan hemorragi. o Perforasi usus dapat ter!adi dan mengakibatkan pembentukan abses. o Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok. o Pembentukan abses Pembentukan fistula pada urinari bladder atau 2agina. Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan pendarahan. Tumor tumbuh ke dalam usus besar dan se#ara berangsur'angsur membantu usus besar dan pada akhirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada disekitanya "uterus, urinary bladder dan ureter& dan penyebab ge!ala'ge!ala tersebut tertutupi oleh kanker. -. PE,ERIKSAAN KHUSUS DAN PENUNJANG o @ndoskopi- Pemeriksaan endoskopi perlu diker!akan, baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi. <ambaran yang khas karsinoma atau ulkus akan dapat dilihat dengan !elas pada endoskopi, dan untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan biopsi. o 1adiologi- Pemeriksaan radiologi yang dapat diker!akan antara lain adalah foto dada dan foto kolon "barium enema&. o Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memper!elas keadaan tumor dan mengidentifikasikan letaknya. Tes ini mungkin menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut, dimana ter!adi pengurangan ukuran tumor pada lumen. (uka yang ke#il kemungkinan tidak teridentifikasi 5 dengan tes ini. @nema barium se#ara umum dilakukan setelah sigmoidos#opy dan #olonos#opy. o Computer Tomografi "*T& membantu memper!elas adanya massa dan luas dari penyakit. *hest A'ray dan li2er s#an mungkin dapat menemukan tempat yang !auh yang sudah metastasis. o Pemeriksaan foto dada berguna selain untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker pada paru !uga bisa digunakan untuk persiapan tindakan pembedahan. Pada foto kolon dapat dapat terlihat suatu filling defect pada suatu tempat atau suatu striktura. o .ltrasonografi ".S<&. Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi ada tidaknya metastasis kanker kelen!ar getah bening di abdomen dan di hati. o 8istopatologi- selain melakukan endoskopi sebaiknya dilakukan biopsi di beberapa tempat untuk pemeriksaan histopatologis guna menegakkan diagnosis. <ambaran histopatologi karsinoma kolorektal ialah adenokarsinoma, dan perlu ditentukan differensiasi sel. o (aboratorium. Tidak ada petanda yang khas untuk karsinoma kolorektal, walaupun demikian setiap pasien yang mengalami perdarahan perlu diperiksa 8b. Tumor marker "petanda tumor& yang biasa dipakai adalah *@). Kadar *@) lebih dari 5 mgB ml biasanya ditemukan karsinoma kolorektal yang sudah lan!ut. Berdasarkan penelitian, *@) tidak bisa digunakan untuk mendeteksi se#ara dini karsinoma kolorektal, sebab ditemukan titer lebih dari 5 mgBml hanya pada sepertiga kasus stadium III. Pasien dengan buang air besar lendir berdarah, perlu diperiksa tin!anya se#ara bakteriologis terhadap shigella dan !uga amoeba. o S#an "misalnya, M11. *C- gallium& dan ultrasound- 4ilakukan untuk tu!uan diagnostik, identifikasi metastatik, dan e2aluasi respons pada pengobatan. = o Biopsi "aspirasi, eksisi, !arum&- 4ilakukan untuk diagnostik banding dan menggambarkan pengobatan dan dapat dilakukan melalui sum'sum tulang, kulit, organ dan sebagainya. o Dumlah darah lengkap dengan diferensial dan trombosit- 4apat menun!ukkan anemia, perubahan pada sel darah merah dan sel darah putih- trombosit meningkat atau berkurang. o Sinar A dada- Menyelidiki penyakit paru metastatik atau primer. G. PENATALAKSANAAN 1& Penatalaksanaan medis Pasien dengan ge!ala obstruksi usus diobati dengan #airan I: dan pengisapan nasogastrik. )pabila ter!adi perdarahan yang #ukup bermakna terapi komponen darah dapat diberikan. Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam bentuk pendukung atau terapi a!u2an. Terapi a!u2an biasanya diberikan selain pengobatan bedah. Pilihan men#akup kemoterapi, terapi radiasi dan atau imunoterapi. Kemoterapi yang diberikan ialah 5'flurourasil "5',.&. Belakangan ini sering dikombinasi dengan leuko2orin yang dapat meningkatkan efektifitas terapi. Bahkan ada yang memberikan ; ma#am kombinasi yaitu- 5',., le2amisol, dan leu2o#orin. 4ari hasil penelitian, setelah dilakukan pembedahan sebaiknya dilakukan radiasi dan kemoterapi 3& Penatalaksanaan bedah Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan rektal, pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang terbatas pada satu sisi dapat diangkat dengan kolonoskop. Kolostomi laparoskopik dengan polipektomi merupakan suatu prosedur yang baru dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa kasus. (aparoskop digunakan sebagai pedoman dalam membuat keputusan dikolon, massa tumor kemudian di eksisi. 9 1eseksi usus diindikasikan untuk kebanyakan lesi kelas ) dan semua kelas B serta lesi *. Pembedahan kadang dian!urkan untuk mengatasi kanker kolon kelas 4. Tu!uan pembedahan dalam situasi ini adalah paliatif. )pabila tumor sudah menyebar dan men#akup struktur 2ital sekitar, operasi tidak dapat dilakukan. Tipe pembedahan tergantung dari lokasi dan ukuran tumor. Prosedur pembedahan pilihan adalah sebagai berikut. o 1eseksi segmental dengan anastomosis "pengangkatan tumor dan porsi usus pada sisi pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik& o 1eseksi abominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen "pengangkatan tumor dan porsi sigmoid dan semua rektum serta sfingter anal& o Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis serta reanastomosis lan!ut dari kolostomi o Kolostomi permanen atau iliostomy "untuk menyembuhkan lesi obstruksi yang tidak dapat direseksi& ;& 4ifersi 2ekal untuk kanker kolon dan rektum Berkenaan dengan tehnik perbaikan melalui pembedahan, kolostomi dilakukan pada kurang dari sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi adalah pembuatan lubang "stoma& pada kolon se#ara bedah. Stoma ini dapat berfungsi sebagai difersi sementara atau permanen. Ini memungkinkan drainase atau e2akuasi isi kolon keluar tubuh. Konsistensi drainase dihubungkan dengan penempatan kolostomi yang ditentukan oleh lokasi tumor dan luasnya in2asi pada !aringan sekitar. /& Penatalaksanaan Keperawatan o 4ukungan adaptasi dan kemandirian. % o Meningkatkan kenyamanan. o Mempertahankan fungsi fisiologis optimal. o Men#egah komplikasi. o Memberikan informasi tentang prosesB kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan. 5& Penatalaksanaan 4iet o *ukup mengkonsumsi serat, seperti sayur'sayuran dan buah'buahan. Serat dapat melan#arkan pen#emaan dan buang air besar sehingga berfungsi menghilangkan kotoran dan Eat yang tidak berguna di usus, karena kotoran yang terlalu lama mengendap di usus akan men!adi ra#un yang memi#u sel kanker. o Ka#ang'ka#angan "lima porsi setiap hari& o Menghindari makanan yang mengandung lemak !enuh dan kolesterol tinggi terutama yang terdapat pada daging hewan. o Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut dapat memi#u sel karsinogen B sel kanker. o Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan. o Melaksanakan akti2itas fisik atau olahraga se#ara teratur. SIG,OIDEKTO,I 1eseksi tumor pada kolon sigmoid dapat dilaksanakan dengan melakukan ligasi dan pemotongan #abang sigmoid dan #abang hemoroidalis superior dari arteri mesenterika inferior. .mumnya tumor kolon sigmoid dilakukan reseksi diatas refleksi peritoneum dilan!utkan anastomosis antara kolon des#enden dan $ rektosigmoid setinggi promontorium. .ntuk menghindari tension anastomosis dilakukan pembebasan pada fleksura lienalis. 1eseksi anterior 1eseksi anterior diindikasikan untuk reseksi tumor pada rektosigmoid. 1eseksi anterior dilakukan dengan memotong sigmoid dan proksimal rektum dengan melakukan ligasi dan memotong a. mesenterika inferior. Pada reseksi anterior dilakukan penyambungan antara kolon desenden dengan re#tum di atas peritoneal refle#tion. (ow reseksi anterior. Indikasi pembedahan untuk reseksi tumor pada proksimal rektum. Seperti tindakan reseksi anterior, pada low reseksi anterior penyambungan antara kolon desenden dengan rektum dilakukan dibawah peritoneal refle#tion. Te2ni2 o3er!si o Setelah penderita diberi narkose dengan endotrakeal, posisi telentang. o 4ilakukan desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik, kemudian dipersempit dengan linen steril. o 4ibuat insisi mediana mulai 3 !ari atas umbilikus sampai symfisis pubis. Insisi diperdalam sampai tampak peritoneum dan peritoneum dibuka se#ara ta!am. o (esi pada kolon sigmoid dan rektum diinspeksi dan dipalpasi untuk menilai dapat tidaknya dilakukan pengangkatan tumor. Dika lesi diprediksi ganas, palpasi kelen!ar limfe mesosigmoid dan hepar untuk melihat metastase "dilakukan staging tumor&. o 4engan menggunakan kasa besar, usus halus disisihkan agar ekspose dari kolon des#enden dan kolon sigmoid tampak !elas. o Peritoneum dibebaskan dari sigmoid pada kedua sisi dan terus dibebaskan kebawah. Identifikasi dan isolasi ureter kanan ' kiri dan pembuluh darah o2arium dan spermatika. 10 o (ipatan peritonum anterior rektum dibebaskan dan dipisahkan sampai dasar buli'3 atau ser2iks o 1ektum dibebaskan dari sisi anterior dan posterior dengan melakukan diseksi mesorektal. 4iusahakan rektum dan mesorektum dalam keadaan utuh. ).hemoroidalis medius diikat dan dipotong untuk menambah mobilitas rektum. o ). mesenterika inferior diikat dan dipotong pada u!ungnya. o 1ektum pada distal tumor dan sigmoid pada proksimal tumor dipotong sesuai kaidah onkologi. o Pastikan segmen proksimal #ukup longgar dan tidak tegang pada saat anastomose. Bila terdapat ketegangan sisi lateral kolon desenden sampai fleksura lienalis dibebaskan untuk menambah mobilitas kolon desenden. o 4ilakukan penyambungan kolon desenden dengan rektum se#ara end to end. o Perdarahan dirawat dan dilakukan peritonealisasi. Pada low reseksi anterior dian!urkan memasang re#tal tube retroperitoneal untuk beberapa hari. o (uka operasi ditutup lapis demi lapis. o Spesimen tumor kolon diperiksakan se#ara patologi anatomi. Ko43li2!si O3er!si o Kebo#oran dari anastomosis, peritonitis, sepsis o Perdarahan o *edera ureter o *edera pleksus saraf otonom pada pel2is. Pro5nosis Prognosis tergantung pada !enis penyakit yang mendasarinya. Pada karsinoma sigmoid atau rektum prognosis tergantung pada stadium, !enis patologi dari tumor, komplikasi yang ditimbulkan dan penyakit lain yang mendasari "underlying disease&. ,or!li!s 11 )ngka kematian pada operasi kanker kolon sigmoid berkisar ;,$ 6 sBd %,1 6 Per!6!!n P!sc! Be7!h o Pertahankan masa gastrik tube 1'; hari o 4iet peroral diberikan segera setelah saluran pen#ernaan berfungsi, dimulai dengan diet #air dan bertahap diberikan makanan lunak dan padat o Mobilisasi sedini mungkin o Kontrol rasa sakit seminimal mungkin -ollo68u3 .ntuk kasus karsinoma kolon sigmoid F rektum bagian atas- o Pemeriksaan fisik termasuk #olok dubur setiap ; bulan dalam 3 tahun pertama, setiap = bulan dalam ; tahun berikutnya. o Pemeriksaan kadar *@) setiap ; bulan untuk 3 tahun pertama dan setiap = bulan untuk ; tahun berikutnya. o Kolonoskopi 1 tahun pas#a operasi, diulang 1 tahun berikutnya bila ditemukan abnomalitas atau ; tahun berikutnya bila ditemukan normal. o Pemeriksaan lainnya seperti *T s#an, pemeriksaan fungsi li2er dan Bone s#an dilakukan bila ada indikasi. o Pemeriksaan 1o. thoraks setiap tahun. DIAGNOSA KEPERAWATAN /ANG ,UNGKIN ,UN1UL Preo3er!i9: Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pilihan pengobatan berhubungan dengan kurang paparan sumber informasi *emas b.d perubahan status kesehatan dan prosedur pengobatan. P!sc!o3er!i9: Gyeri akut berhubungan dengan agen in!uri "insisi pembedahan& 1esiko infeksi berhubungan dengan tindakan in2asif, insisi post pembedahan 13 A. PEREN1ANAAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN 1! 1olon NO DP D: KEP%,ASALAH KOLABORASI REN1ANA KEPERAWATAN RASIONAL TUJUAN INTER.ENSI 1. *emas b.d perubahan status kesehatan dan prosedur pengobatan. NO1 l!;els: a. Klien dapat mengontrol ke#emasannya. b. Klien dapat mengatasi #emas. Ouco4es: 1. 4apat mengidentifikasi dan mem2erbalisasikan tanda' tanda #emas. 3. 4apat mengindentifikasi, 2erbalisasi dan mendemonstrasikan teknik untuk mengontrol ke#emasan. ;. Klien menun!ukkan ekspresi wa!ah dan bahasa tubuh pada tingkat penurunan distress. /. TT: tetap stabil. 1. Ka!i tingkat #emas dan reaksi tubuh terhadap #emas. 3. <unakan teknik sentuhan dan mendengar terapeutik. ;. )n!urkan klien untuk menggunakan kata'kata positip "merubah main'set& misal Hke#emasan tidak akan membunuhkuI, Haku dapat melakukannyaI,dll. /. Ka!i metode masa lalu klien dalam mengontrol ke#emasan. Ke#emasan merupakan respon psikologi dan physi#al yang normal pada setiap indi2idu terhadap setiap ke!adian baik internal maupun eksternal. 4apat menurunkan ke#emasan. Terapi kognitif yang berfokus terhadap merubah perilaku dan perasaan dapat merubah main set seseorang. Merubah pernyataan negati2e men!adi positip dapat menurunkan ke#emasan. Metode masa lalu klien dapat digunakan lagi dalam menurunkan ke#emasan 1; 3. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prosedur pengobatan b.d tidak mengenal sumber'sumber informasi. NO1 l!;els: a. Proses penyakit b. Perilaku hidup sehat Ouco4es: 1. Klien dapat men!elaskan tentang penyakitnya dan mengerti tentang prosedur pengobatan. 3. Klien dapat berperilaku hidup sehat. 1. Ka!i kesiapanFkemampuan klien untuk bela!ar dan tingkat pengetahuan klien. 3. Ka!i pengetahuanFketrampilan klien sebelumnya tentang penyakitFpengaruhnya terhadap keinginan bela!ar ;. Berikan materi yang paling penting pada klien /. Identifikasi sumber dukungan utamaFperhatikan kemampuan klien untuk bela!ar F mendukung perubahan perilaku yang diperlukan 5. Ka!i keinginan keluarga untuk mendukung perubahan perilaku klien Proses bela!ar tergantung pada situasi tertentu, interaksi so#ial, nilai budaya dan lingkungan Informasi baru diserap melalui asumsi dan fakta sebelumnya dan bisa mempengaruhi proses transformasi Informasi akan lebih mengena apabila di!elaskan dari konsep yang sederhana ke yang komplek 4ukungan keluarga diperlukan untuk mendukung perubahan perilaku 1/ ;. Gyeri akut b.d in!ury fisik "in#ise post pembedahan, terapi yang diberikan& NO1 l!;els: a. *ontrol nyeri, pain le2el, #omfort pain b. Gyeri - disrupti2e effe#ts Ouco4es: 1. Klien mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang. 3. Klien dapat mendeskripsikan bagaimana mengontrol nyeri ;. Klien mengatakan kebutuhan istirahat dapat terpenuhi /. Klien dapat menerapkan metode non farmakologik untuk mengontrol nyeri =. @2aluasi hasil pembela!arn klien lewat demonstrasi F menyebutkan kembali materi yang dia!arkan. 1. Identifikasi nyeri yang dirasakan klien "P, J, 1, S, T& 3. Pantau tanda'tanda 2ital. ;. Berikan tindakan kenyamanan. /. )!arkan teknik non farmakologik "relaksasi, fantasi, dll& untuk menurunkan nyeri. 5. Ka!i pengalaman klien masa lalu dalam mengatasi nyeri. =. Berikan analgetik sesuai indikasi Menyediakan data dasar untuk memantau perubahan dan menge2aluasi inter2ensi. Memberikan dukungan menurunkan ketegangan otot, meningkatkan relaksasi, menfokuskan ulang perhatian, meningkatkan rasa #ontrol diri dan kemampuan koping. Inter2ensi farmakologik adalah titik managemen inter2ensi. 15 /. 1esiko infeksi b.d prosedur in2asi2e "infuse& dan luka in#isi post pembedahan. NO1 l!;els - a. Status imun. b. Knowledge - kontrol infeksi #. *ontrol resiko Ouco4es: 1. Klien bebas dari tanda' tanda infeksi 3. Klien mampu men!elaskan tandaFge!ala infeksi ;. mendemonstrasikan perilaku seperti #u#i tangan, oral #are dan perineal #are. 1. >bser2asiFmelaporkan tandaFge!ala infeksi, spt kemerahan, hangat, dan peningkatan suhu badan 3. Ka!i suhu klien, netropeni setiap / !am, laporkan !ika temperature lebih dari ;%K * ;. Menggunakan thermometer untuk mengka!i suhu /. *atat dan laporkan nilai laboratorium 5. Ka!i warna kulit, kelembaban kulit, tekstur dan turgor lakukan dokumentasi yang tepat >nset infeksi dengan system imun diakti2asi F tanda infeksi mun#ul Klien dengan netropeni tidak memproduksi #ukup respon inflamasi karena itu panas biasanya merupakan satu'satunya tanda Fsering Gilai suhu memiliki konsekuensi yang penting terhadap pengobatan yang tepat Gilai lab berkorelasi dgn riwayat klien F pemeriksaan fisik utk memberikan pandangan menyeluruh 4apat men#egah kerusakan kulit, kulit yang utuh merupakan pertahanan pertama 1= pada setiap perubahan =. 4ukung untuk konsumsi diet seimbang, penekanan pada protein untuk pembentukan system imun terhadap mikroorganisme ,ungsi imun dipengaruhi oleh intake protein 19 D!9!r Pus!2! Brunner F Suddarth, 3003, Buku )!ar Keperawatan Medikal Bedah, edisi % 2olume 3, @<*, Dakarta Gorth )meri#an Gursing 4iagnosis )sso#iation. 3001. Nursing Diagnosis : Definition and Classification 2001-2002. G)G4) International. Philadelphia. Dohnson, M. Maas, M and Moorhead, S. 1$$$. Nursing Outcomes Classifications (NOC). Se#ond @dition. I>L) >ut#omes Pro!e#t. Mosby'+ear Book, In#. St.(ouis, Missouri. M#*loskey, D.* and Bule#hek, <.M. 1$$=. Nursing Interention Classifications (NIC). Se#ond @dition. I>L) Inter2entions Pro!e#t. Mosby'+ear Book, In#. St.(ouis, Missouri. Pri#e, Syl2ia ) and Lillson, (orraine M, 1$$=, Patofisiologi- Konsep Klinis Proses'Proses penyakit, @disi empat, @<*, Dakarta 1%