Anda di halaman 1dari 6

HSC 2013 BLOK A.

5 WEEK 5
[ WEEK 4] BI OCHEMI CAL BASI S
OF VI SI ON & THE ROLE OF
VI TAMI N A
Dr a . Pr a s et yas t ut i , Apt , M. Kes
MATERI : SI SKA | EDI TOR : PHI AN
Maaf ya, lecture ini seharusnya ada di HSC week 4, tetapi
dimasukkan ke dalam HSC week 5 karena materi cukup banyak
sehingga belum jadi saat deadline week 4. materi.
A. SIFAT KIMIAWI & FISIK VITAMIN A &
CAROTENOID
Kita akan membahas suatu keluarga senyawa kimia
yang disebut retinoid. Nah, dalam lecture ini ada
beberapa anggota keluarga retinoid yang namanya
mirip-mirip, yaitu: retinol, retinal/retinaldehid, asam
retinoat, dan retinil ester.
Apa bedanya keempat saudara yang nggak jelas itu?
Namanya mirip, strukturnya mirip, aktivitas biologis
juga mirip, apa coba yang beda? Perbedaan mereka
hanya terletak di gugus fungsi mereka. Hayo, masih
inget nggak pelajaran kimia organik SMA dulu? Nih,
ada pengingat kecil:
o Retinol ' bentuk alkohol
o Retinal/retinaldehid ' bentuk aldehid
o Asam retinoat ' bentuk asam alkanoat (asam
karboksilat)
o Retinil ester ' bentuk ester. Sebenarnya ini adalah
retinol yang direaksikan dengan suatu asam
karboksilat (biasanya asam lemak) sehingga
membentuk ester yang disebut retinil ester.
o Berikut ini contoh sederhana gugus fungsi retinol,
retinal, dan asam retinoat...

Gambar A.1. Foto keluarga retinoid.

Tambahan lagi nih, tentang reaksi-reaksi yang bisa
terjadi pada keluarga retinoid (biar gak terlalu bingung
ke belakangnya, hehehe)
o Retinol ' (dioksidasi) ' retinal ' (dioksidasi) ' asam
retinoat
(Sebaliknya juga berlaku lho, ada oksidasi, ada reduksi...)
o Asam retinoat ' (direduksi) ' retinal ' (direduksi) '
retinol
o Retinol + asam alkanoat sebarang (misal asam
lemak) ' retinil ester
Contoh: Retinol + asam palmitat ' retinil palmitat
Yang dimaksud dengan vitamin A adalah anggota-
anggota keluarga retinoid yang mempunyai peran-
peran fisiologis dalam tubuh.
o Secara definisi: senyawa-senyawa yang bisa
melakukan peran retinol dalam tubuh.
Nah, keluarga retinoid tadi juga punya saudara jauh,
keluarga carotenoid, yang memiliki struktur mirip
dengan retinoid. Keluarga carotenoid ini banyak
ditemukan dalam tumbuhan (biasanya carotenoid
berwarna oranye, banyak ditemukan di wortel, dll), ada
lebih dari 600 jenis carotenoid di alam, tetapi hanya
sekitar 50 jenis bisa menghasilkan aktivitas vitamin A,
mereka disebut provitamin A. Contoh: -carotene, -
carotene, dll
o Dari semua provitamin A, yang memiliki aktivitas
vitamin A tertinggi adalah -carotene (kalau
dilihat strukturnya, -carotene itu seperti 2
molekul retinoid yang ditempelkan ekornya,
coba diputus di tengah, jadi deh 2 molekul
retinoid)
Beberapa contoh tempat berbagai bentuk retinoid:
o Bentuk alami (bentuknya dalam makanan) :
A1 ' retinol
A2 ' 3-dehydro-retinol
o Bentuk aktif : retinol, retinal, asam retinoat
o Provitamin A : ?-carotene
o Bentuk penyimpanan : retinil ester (ada beberapa,
tetapi yang utama adalah retinil palmitat)
Retinoid memiliki 3 domain struktural yang berbeda:
o Cincin beta-ionone
o Rantai poli-tidak jenuh (rantai panjang dengan
beberapa ikatan rangkap)
o Gugus ujung/terminal yang bersifat polar (entah
alkohol, aldehid, dll.)
Beberapa sifat vitamin A dan saudara-saudara
retinoidnya:
o Stabil ketika:
Dalam bentuk kristallin
Dilarutkan dalam pelarut organik dalam
kondisi non-oksidatif
o Labil ketika:
Terekspos cahaya
Dalam larutan aqueous dengan keberadaan
oksigen
o Karena sifat-sifat labil vitamin A, penentuan kadar
vitamin A dalam serum darah harus dilakukan
dalam ruang yang gelap dan dengan bantuan gas
`
1
NERVOUS SYSTEM AND SENSE ORGANS
nitrogen (untuk meminimalisir kontak dengan
oksigen).
o Semakin besar gugus hidrofobiknya, semakin
rendah kelarutannya dalam air.
o Karena memiliki banyak ikatan rangkap, rentan
terhadap fotodegradasi, isomerisasi, dan oksidasi.
Sifat Optis Retinoid dan Carotenoid ' baik retinoid
maupun carotenoid bisa menyerap cahaya, hanya saja
pada panjang gelombang yang berbeda:
o Retinoid : 320-380 nm
o Carotenoid : 450 nm
o Retinol : 460-500 nm
Konversi Carotenoid menjadi Retinoid
o Konversi enzimatis carotenoid menjadi retinoid
terjadi di sel-sel hepar atau intestinal,
menghasilkan retinal dan atau asam retinoat.
o Contoh carotenoid yang termasuk provitamin A:
Beta-carotene
Alpha-carotene
Beta-cryptoxanthin
o Carotenoid lain (di luar provitamin A):
Lutein
Lycopene
Zeaxanthin
B. SIFAT FISIOLOGIS VITAMIN A
BEBERAPA PERAN VITAMIN A DAN METABOLITNYA
Penglihatan
Reproduksi
Fungsi imun
Diferensiasi seluler
Proliferasi
Signaling
FUNGSI VITAMIN A SECARA LEBIH SPESIFIK
11-cis-retinal transduksi visual (penjelasan lebih
lengkapnya nanti ya...
Asam retinoat
Transkripsi gen mengatur sintesis protein,
contoh protein yang diatur: growth factor, enzim,
faktor transkripsi, protein matrix ekstraseluler,
proto-onkogen, binding protein
Mengatur proliferasi dan diferensiasi sel secara
umum, misal:
o Menginhibisi diferensiasi fibroblast menjadi
adiposit.
o Meningkatkan diferensiasi dalam sel neural
Mengatur pembentukan pola/bentuk tertentu,
misal pembentukan jari selama embryogenesis
Menginhibisi proses karsinogenesis
Menginduksi sel yang sudah bertransformasi
(ganas) untuk kembali ke bentuk semula
Retro-retinol mengatur proliferasi dan diferensiasi
limfosit
Survival dan proliferasi limfosit tergantung pada
ketersediaan retinol. Peran retinol di sini tidak bisa
digantikan asam retinoat.
Contoh retro-retinol
o 14-hidroksi-retro-retinol (14-HRR)
Retinoid paling penting dalam menunjang
pertumbuhan limfosit.
Anhydroretinol
o Supresor pertumbuhan
o Inhibitor kompetitif 14-HRR
Retinol perkembangan kapasitas reproduktif (tidak
bisa digantikan asam retinoat)
Contoh-contoh lain:
3,4-dehydroretinol (vitamin A2)
o Berakumulasi dalam jaringan tubuh pasien
penderita psoriasis dan keratinisasi
Asam 3,4-dehydroretinoat
o Mempengaruhi perkembangan, diduga
melalui aktivasi reseptor nuclear retinoid.
Gimana caranya keluarga retinoid menghasilkan
berbagai efek ini? Tentunya melalui reseptor-reseptor
retinoid. Karena retinoid lebih cenderung lipofilik,
reseptornya ada di dalam sel, bahkan di nukleus,
sehingga disebut reseptor nuklear retinoid.
BAGIAN / DOMAIN RESEPTOR
Region terminal N reseptor (Domain A/B)
o Berkaitan dengan fungsi aktivasi (tidak
tergantung ligan)
Domain pengikat DNA (Domain C)
o Mengandung zinc finger motifs
o Bertanggung jawab untuk pengikatan
reseptor pada DNA
Region hinge/engsel (Domain D)
o Memberikan fleksibilitas pada protein
Domain E (Domain pengikat ligan)
o Mengandung tempat pengikat ligan
o Mengandung region-region yang
bertanggung jawab untuk interaksi protein-
protein oleh reseptor retinoid.
o Berkaitan dengan aktivasi fungsional
reseptor (bergantung pada ligan)
Region terminal C reseptor (Domain F)
o Menyusun domain AF-2
o Bertanggung jawab atas pengikatan reseptor
dengan ko-regulator transkripional (proses
ini dependen/bergantung pada ligan).
DUA JENIS RESEPTOR NUKLEAR RETINOID
Retinoic Acid Receptor (RAR) mengikat dan
teraktivasi oleh:
o all-trans-retinoic acid
o 4-oxo-derivate of retinoic acid
Retinoid X Receptor (RXR) mengikat dan
teraktivasi oleh:
o 9-cis retinoic acid (sebenarnya 9-cis retinoic
acid ini juga bisa berikatan dengan RAR)
Kedua jenis reseptor tadi akan membentuk kompleks
dengan retinoid, kemudian kompleks reseptor-
retinoid akan berikatan dengan DNA.
Yak, sekarang menu utama dari topik Sifat Fisiologis
Vitamin A: peran vitamin A dalam proses transduksi
visual...
2
HSC 2013 BLOK A.5 WEEK 5
Masih inget kan kedua jenis sel fotoreseptor, sel
konus dan sel bacil? Nah, keduanya sama-sama
mengandung suatu chromophore, berupa 11-cis
retinal (bentuk aldehid dari vitamin A), yang
berfungsi untuk menangkap cahaya untuk
memulai visual pathway. Dalam sel fotoreseptor,
chromophore akan terikat dengan suatu protein
opsin pada kondisi istirahat (tidak ada stimulus
cahaya).
Dalam sel basil, gabungan opsin dan chromophore
akan membentuk rhodopsin, sedangkan dalam sel
konus akan terbentuk iodopsin. Nah, apa yang
membedakan sel basil dan ketiga jenis sel konus?
Jenis protein opsin mereka berbeda sehingga sifat-
sifat mereka berbeda (baik berbeda antara basil
dan konus, maupun perbedaan panjang
gelombang cahaya yang dideteksi pada berbagai sel
konus).

Sekarang, kita lihat skema sederhana visual cycle di
atas ya...
Dalam kondisi istirahat (gelap, kan gak ada
stimulus cahaya), retinal berbentuk 11-cis retinal
dan terikat pada suatu residu lysine di opsin.
(Lysine di sini sebagai salah satu asam amino
pembentuk opsin.)
Saat ada stimulus cahaya, retinal berisomerisasi
(intinya berubah strukturnya) menjadi all-trans
retinal.
All-trans retinal ini akan melepaskan diri dari
opsin. Selama proses isomerisasi dan pelepasan,
suatu potensial membran akan terbentuk sehingga
bisa menimbulkan potensial aksi untuk mengirim
sinyal ke otak (penjelasan lebih lanjut ada di bawah
ya...)
Ketika kondisi kembali gelap, all-trans retinal
kembali diisomerisasi menjadi 11-cis retinal dan
kembali berikatan dengan opsin.
Oke, kalau dilihat di cerita tadi, kesannya seperti
retinal itu cuma bengkok-bengkok aja selama seluruh
proses siklus visual, padahal selama siklus visual, selain
berganti struktur, dia juga sempat berubah gugus
fungsinya. Yah, dalam kata-kata lain, dia nggak selalu
dalam bentuk retinal. Coba lihat gambar II di bawah


Gambar ini lebih menggambarkan perjalanannya si 11-
cis retinal tadi... Warna background gambar itu
nggambarin tempatnya reaksi itu terjadi, bisa dibaca
sendiri ya keterangannya...
Buat mbaca gambar ini, mulai aja di sebelah kiri
bawah. Ini bentuk 11- cis retinal yang udah
berikatan ma protein opsin di sel fotoreseptor.
(Coba lihat gambar besarnya di slide ya, ntar
keliatan ada tulisan opsin di ekor si 11-cis retinal
itu)
Saat ada cahaya (dilambangkan dengan hv di
gambar), 11-retinal yang terikat opsin tadi bakalan
berisomerisasi menjadi all-trans retinal dan lepas
dari opsin.
All-trans retinal ini tadi direduksi di dalam segmen
luar konus/basil menjadi all-trans retinol, yang
masuk ke matriks ekstraseluler (dalam kasus ini
matriks interfotoreseptor).
All-trans retinol ini akan berpindah tempat lagi
dari matriks interfotoreseptor ke dalam epitelium
pigmen retina (masih ingat histologi retina kan??).
Di dalam RPE, all-trans retinol akan diisomerisasi
menjadi 11-cis retinol, kemudian dioksidasi
menjadi 11-cis retinal.
11-cis retinal yang dihasilkan di RPE berpindah ke
matriks interfotoreseptor, kemudian masuk
kembali ke sel fotoreseptor.
Nah, tadi kita udah mbahas macem-macem tentang
kisah hidupnya si 11-cis retinal dalam siklus visual, tapi
kita belum mbahas gimana bisa tercipta suatu potensial
berjenjang di sel fotoreseptornya ya? Gambar berikut
bisa menjelaskan proses tersebut...

Inti dari gambar di atas adalah sebagai berikut:
Saat ada cahaya, terjadi isomerisasi 11-cis retinal
menjadi all-trans retinal sehingga retinal terlepas
`
3
NERVOUS SYSTEM AND SENSE ORGANS
dari rhodopsin (meninggalkan protein opsin
seorang diri).
Perubahan dari 11-cis retinal-rhodopsin all-
trans retinal + opsin punya beberapa tahapan
(kalau mau lihat semua tahapannya silakan lihat
slide ya), salah satunya adalah metarhodopsin.
Metarhodopsin ini bisa mengaktivasi suatu protein
G pada sel fotoreseptor yang disebut transducin.
Dalam kondisi biasa, transducin mengikat suatu
molekul GDP. Saat ada metarhodopsin, GDP pada
protein G akan diubah menjadi GTP sehingga
transducin teraktivasi.
Transducin yang teraktivasi akan mengaktivasi
enzim phosphodiesterase. Enzim
phosphodiesterase akan mengubah cGMP dalam
sel menjadi GMP.
Molekul cGMP dibutuhkan untuk menjaga kanal-
kanal Na+ sel fotoreseptor tetap terbuka.
Akibatnya, saat kadar cGMP dalam sel menurun
karena aktivitas phosphodiesterase, kanal-kanal
tersebut tertutup dan sel fotoreseptor
terhiperpolarisasi.


Proses transduksi visual ini diregulasi di beberapa
tingkat:
Fosforilasi intermediet rhodopsin
Hidrolisis retinal dari rhodopsin
Kemampuan protein arrestin untuk
memblokir interaksi rhodopsin teraktivasi
dengan transducin
C. ABSORPSI, TRANSPOR, PENYIMPANAN,
METABOLISME VITAMIN A & CAROTENOID
Retinoid bisa ditemukan dalam bahan makanan dalam
2 bentuk:
Retinil ester dari produk hewani
(Dalam lecture, pembahasan lebih terfokus pada
bentuk ini)
Carotenoid dari produk nabati
Pertama, retinil ester dalam chyme akan dihidrolisis di
dalam lumen intestinal menjadi retinol dan asam
lemak.
Jangan lupa bahwa proses ini memerlukan garam
empedu untuk mengaktivasi enzim hidrolisis dan
membantu pelarutan hasil digesti dengan
membentuk misel.
Ada dua jenis enzim yang menghidrolisis retinil
ester:
o Pankreatik hidrolase
Selektif untuk retinil ester rantai pendek
o Retinil ester hidrolase
Selektif untuk retinil ester rantai panjang
Setelah terabsorpsi ke dalam mukosa intestinal, retinol
akan diesterifikasi kembali menjadi retinil ester untuk
dibungkus dalam chylomicron dan diabsorpsi lebih
lanjut ke sistem limfatik.
Ada 2 enzim yang mengkatalisis esterifikasi ini:
o LRAT (Lecithin:Retinol Acyl-Transferase)
Enzim utama (untuk esterifikasi retinol)
dalam mukosa intestinal
o ARAT (Acyl CoA: Retinol Acyl-Transferase)
Hanya berperan signifikan jika ada intake
retinol yang cukup besar
Setelah masuk aliran limfatik, retinil ester akan masuk
ke aliran darah dan akhirnya disimpan di hepar
(tempat penyimpanan utama vitamin A dalam tubuh).
Ingat ya, bentuk penyimpanannya juga retinil
ester, terutama retinil palmitat.
Ketika tubuh memerlukan retinoid, retinil ester
kembali dihidrolisis menjadi retinol dan diedarkan
dalam darah. (Bentuk utama retinoid yang beredar
dalam darah adalah all-trans retinol).
Retinol ini bisa diubah menjadi retinal atau asam
retinoat, sesuai kebutuhan.
Perubahan [retinol retinal] dikatalisis retinol
dehidrogenase (retinol DH).
o Reaksi ini berlangsung selama retinol masih
terikat RBP (suatu protein pembawa retinol,
akan dijelaskan di topik IV)
o Reaksi ini membutuhkan adanya NADP+
Perubahan [retinal asam retinoat] dikatalisis
oleh sitokrom P450
Metabolisme Asam Retinoat
Asam retinoat bisa diubah menjadi berbagai
isomer metabolit (intinya strukturnya bisa diubah)
sesuai kebutuhan, misal menjadi: all-trans asam
retinoat, 13-cis asam retinoat, 9-cis asam retinoat.
Isomer-isomer asam retinoat ini bisa berikatan
dengan reseptor nuclear asam retinoat dan
berfungsi sebagai modulator ekspresi gen.
Metabolisme Retinoid di Dalam Retina
Retina mengambil all-trans retinol dari aliran
darah dan menyimpannya sebagai all-trans retinil
ester (all-trans RE). Sebagian simpanan retinoid di
retina juga berbentuk 11-cis retinil ester (11-cis
RE).
o Ester-ester tersebut akan menumpuk dalam
retina saat gelap kan pas gelap nggak
terjadi apa-apa, jadi nggak butuh retinoid
juga..
Saat dibutuhkan, baik all-trans retinil ester
maupun 11-cis retinil ester akan diubah menjadi
11-cis retinol.
o 11-cis RE dipecah dengan RE hidrolase
o all-trans RE dipecah dengan all-trans RE
isomerohidrolase
4
HSC 2013 BLOK A.5 WEEK 5
11-cis retinol akan diubah menjadi 11-cis retinal
oleh enzim 11-cis retinol dehidrogenase (retinol
DH).
Ada dua macam enzim retinol DH dalam mata:
o Dalam Retinal Pigment Epithelium
Spesifik untuk 11-cis retinoid
o Dalam sel fotoreseptor
Spesifik untuk all-trans retinal
(Untuk melihat contoh reaksi yang dikatalisis
kedua enzim ini, coba lihat Gambar II.)
D. RETINOID BINDING PROTEIN &
TRANSPORT RETINOID
Dalam topik ini, kita akan membahas protein-protein
pengikat retinoid, baik dalam darah maupun dalam sel.
TRANSPORT RETINOL DALAM DARAH
Dalam darah, retinol bersirkulasi dalam bentuk terikat
RBP (Retinol Binding Protein), sedangkan asam
retinoat terikat pada serum albumin.
Sintesis dan sekresis utama RBP di hepar
Sekresi RBP oleh hepar diregulasi ketersediaan retinol.
Contoh: jika ada defisiensi vitamin A, sekresi RBP
diinhibisi sehingga RBP menumpuk dalam
retikulum endoplasma sel hepar.
Kok bisa? Nah, kalo gak salah, RBP itu baru bisa
dilepaskan dari RE ketika sudah berikatan dengan
retinol. Barulah gabungan RBP + retinol ini bisa
pindah ke apparatus Golgi dan disekresikan ke
dalam darah dalam bentuk holoprotein.
Sebenarnya RBP bisa juga membawa retinol di tempat
selain darah, misal:
RPE (Retinal Pigment Epithelium) juga
mensintesis dan mensekresikan RBP untuk
membawa retinol di sekitar bagian-bagian retina
(masih ingat bagan tiga warna di atas (yang retinal-
retinol-dll tadi?)
Ternyata, ketika berjalan-jalan dalam plasma darah,
RBP itu nggak sendirian, dia juga terikat pada
transthyrethrin (TTR).
Transthyrethrin ini sebetulnya protein pembawa
hormon tiroid dalam darah.
RBP diikat oleh TTR agar tidak hilang, mungkin
terfiltrasi di ginjal. Dengan ukurannya yang lebih
besar, TTR bisa menyelamatkan RBP, sekaligus
retinol, dari ekskresi melalui ginjal.
Perbandingan molar TTR:RBP:retinol yang ada
dalam 1 unit kompleks protein pembawa retinol =
1 : 1 : 1
TRANSPORT RETINOL DALAM SEL
Sel-sel target retinoid memiliki protein khusus untuk
transport retinoid (cellular retinoid binding protein).
Beberapa fungsi umum cellular retinoid binding
protein:
Mengantar retinoid ke reseptor intraseluler
retinoid (reseptor RAR dan RXR di dalam nucleus)
Memungkinkan retinoid larut dalam sitosol (kan
dia seharusnya larut lemak, tetapi ketika diikat
dengan protein, dia bisa larut dalam air)
Melindungi retinoid agar tidak didegradasi dalam
sel
Melindungi sel dari lisis yang diinduksi retinoid
Ternyata konsentrasi yang terlalu tinggi dalam sel
bisa menyebabkan lisis membran sel
(untuk beberapa cellular retinoid binding protein
khusus) Meregulasi aktivitas enzim yang terlibat
dalam metabolisme retinoid
Konsep Dasar Cellular Retinoid-Binding Protein:
Jenis protein tergantung pada jenis retinoid yang
dibawa:
o CRBP (untuk retinol)
o CRABP (untuk retinoic acid alias asam
retinoat)
o CRALBP (untuk retinal)
o Extra spesial: IRBP (Interphotoreceptor
Retinoid Binding Protein)
Untuk CRBP & CRABP, ada dua jenis (CRBP &
CRBP II, CRABP & CRABP II). Beda kedua jenis
ini hanya terletak di lokasi sel pengandung
CRBP/CRABP.
Nah, ini nih list lengkapnya...
CRBP & CRBP II (Cellular Retinol Binding
Protein)
o Tempat ditemukannya:
CRBP hepar, ginjal, ovarium, testis, paru,
mata, lien, intestinum tenue
CRBP II epithelium mukosal intestinum
tenue
o Afinitas CRBP pada retinol lebih besar
daripada afinitas CRBP II
Intinya: kalo ada CRBP & CRBP II, retinol
akan lebih suka berikatan dengan CRBP
o Afinitas keduanya dengan retinal sama saja.
CRABP & CRABP II (Cellular Retinoic Acid
Binding Protein)
o Tempat ditemukannya:
CRABP retina, glandula adrenal, jaringan
reproduktif
CRABP II kulit, ovarium, uterus
o Fungsi:
Berpartisipasi dalam transpor, metabolisme,
dan sekuestrasi (penumpukan) asam retinoat
Mempengaruhi aktivitas enzim yang
memecah metabolisme asam retinoat
menjadi metabolit polar
CRALBP (Cellular Retinal Binding Protein)
o Spesifik mengikat 11-cis retinol dan 11-cis
retinal
o Fungsi:
Mencegah reaksi esterifikasi pada retinol,
mungkin biar retinolnya bisa diubah jadi
retinal..
Menstimulasi enzim 11-cis-retinol
dehidrogenase intinya menstimulasi
reaksi pembentukan 11-cis retinal
Kalo di sel epitelium pigmen retina, CRALBP
akan menentukan nasib 11-cis retinol, dia
bisa mengalami:
`
5
NERVOUS SYSTEM AND SENSE ORGANS
Dioksidasi menjadi 11-cis retinal
lalu dikirim ke sel fotoreseptor
untuk regenerasi rhodopsin
Atau dilibatkan dalam
diesterifikasi oleh LRAT menjadi
11-cis retinil ester.
Tambahan spesial: IRBP (Interphotoreceptor
Retinoid Binding Protein)
o Protein pembawa untuk segala macam
retinoid ketika di matriks interfotoreseptor.
E. PERAN VITAMIN A DALAM GIZI
Bentuk-bentuk vitamin dalam makanan kan macem-
macem, nah, nggak semuanya itu setara nilai gizinya...
1 g retinol 6 g all-trans carotenoid 12 g
campuran carotenoid (campuran antara isomer-
isomer trans/cis carotenoid)
Kenapa carotenoid tidak setara dengan retinol?
Hal ini disebabkan rendahnya efisiensi penyerapan
carotenoid dan pengubahan carotenoid menjadi
retinol.
KEBUTUHAN VITAMIN A (DALAM BENTUK RETINOL)
MENURUT FAO/WHO
Intake basal dari makanan yang direkomendasikan
(kebutuhan fisiologis):
o Infant (bayi) 180 g
o Dewasa wanita 270 g
o Dewasa pria 300 g
Suplemen yang harus diberikan agar mencukupi
kebutuhan tubuh selama 4 bulan dengan pola makan
defisien vitamin A (kan vitamin A itu vitamin larut
lemak, jadi bisa dikasih sekali buat beberapa bulan):
o Infant (bayi) 350 g
o Dewasa wanita 500 g
o Dewasa pria 600 g
Diet yang mengandung cukup vitamin A sangat
penting untuk menjaga kondisi fisiologis sistem imun
dan berkorelasi terbalik dengan perkembangan
beberapa jenis kanker

Contoh ekses (kelebihan) vitamin A:
o Toksisitas Akut
Bisa disebabkan konsumsi hepar beruang kutub
atau anjing/singa laut (mereka menyimpan
banyak vitamin A di hepar mereka)
o Toksisitas Kronis
Konsumsi total lebih >15.000 g dalam retinol
waktu kurang dari beberapa bulan.
Konsumsi harian >6.000 g retinol toksik bagi
bayi dan anak-anak bisa dipulihkan dengan
menghentikan konsumsi vitamin A berlebih.
o Overdosis rendah selama kehamilan
Efek teratogenik bisa menyebabkan
abnormalitas fetal
Kemungkinan disebabkan kadar asam retinoat
berlebih dalam tubuh yang disebabkan konsumsi
vitamin A berlebih
EFEK DARI DEFISIENSI VITAMIN A:
Keratinisasi kornea
Gejala awal: night-blindness (rabun senja),
hiperkeratosis kulit (keutuhan epidermis
terganggu)
Jika setelah terjadi gejala awal pasien tidak
ditreatment dengan peningkatan konsumsi
vitamin A, pasien akan mengalami xerophthalmia
(keringnya kornea) dan atau xerosis (keringnya
conjunctiva dan kornea).
Xerophthalmia biasanya disertai infeksi saluran
respirasi atas, diare, dan malnutrisi protein &
energi. (coba lihat efek-efek lain defisiensi vitamin
A di bawah...)
Xerophtalmia dapat berlanjut menghasilkan
Bitots spots (bintik-bintik opaque di kornea)
berlanjut menjadi keratomalacia (kerusakan
irreversibel pada kornea) berakhir pada
kebutaan
Anak-anak dengan buta senja atau Bitots spot
memiliki mortalitas 3-8 kali lebih besar daripada
anak-anak tanpa tanda-tanda defisiensi vitamin A.
Keratinisasi epithelium tracheal
Pasien menjadi rentan terhadap infeksi saluran
respirasi
Penipisan epithelium intestinal
Juga dikaitkan dengan:
Resistensi terhadap infeksi yang lebih rendah.
Mortalitas yang lebih tinggi pada anak-anak.
Pemberian suplemen vitamin A pada anak-anak
dapat menurunkan mortalitas secara signifikan.


finally, it ends. editor.
6

Anda mungkin juga menyukai