Jangan panik apabila menemukan seseorang di sekitar Anda mengalami kejang. Berikut ini adalah pertolongan pertama yang harus dilakukan bila seseorang di dekat Anda mengalami kejang. Jangan takut, jangan panik, utamakan keselamatan dan bertindak tenang. Pindahkan barang-barang berbahaya yang ada di dekat pasien. Jangan pindahkan pasien kecuali berada dalam bahaya. Longgarkan kerah kemeja atau ikat pinggang agar memudahkan pernafasan. Jangan masukkan apapun ke mulut pasien, atau benda keras di antara gigi karena benda tersebut dapat melukai pasien. Bila pasien muntah atau mengeluarkan banyak liur, miringkan kepala pasien ke salah satu sisi. bser!asi kondisi kejang. Perhatikan keadaan kesadaran, "arna "ajah, posisi mata, pergerakan keempat anggota gerak, dan suhu tubuh, "aktu saat kejang mulai dan berakhir, serta lamanya kejang. #etap di samping pasien sampai keadaan pasien pulih sepenuhnya. Bila setelah kejang berakhir tidak ada keluhan atau kelemahan, maka pasien dapat dikatakan telah pulih. $amun bila pasien mengalami sakit kepala, terlihat kosong atau mengantuk, biarkan pasien melanjutkan istirahatnya. Jangan mencoba memberi stimulasi pada pasien jika keadaan pasien belum sepenuhnya sadar. Biarkan pasien kembali pulih dengan tenang. bat supositoria %&bat yang pemakaiannya dengan cara memasukkan melalui lubang' celah pada tubuh, umumnya melalui rectum' anus( dapat diberikan untuk menghentikan kejang. )egera cari pertolongan medis' rumah sakit bila* Kejang berlangsung selama +-, menit Kejang yang diikuti kejang berikutnya tanpa ada fase sadar diantaranya Pasien terluka saat kejang #atalaksana status epileptikus Apabila kondisi status epileptikus terjadi sebelum di rumah sakit, tatalaksana a"al yang dapat diberikan adalah ben-odia-epine rektal %dimasukkan le"at anus( selama perjalanan ke rumah sakit. Apabila kejang masih berlangsung saat di rumah sakit, maka penanganannya adalah sebagai berikut* Stadium I (0-10 menit) Pada kondisi ini, perbaikan fungsi kardio-respirasi adalah yang paling utama. .arus dipastikan bah"a jalan napas tidak terganggu. /apat pula diberikan oksigen. Jika diperlukan resusitasi dapat dilakukan. Stadium II (1-60 menit) Pada stadium ini, perlu dilakukan pemeriksaan status neurologis dan tanda !ital. )elain itu, perlu juga dilakukan monitoring terhadap status metabolic, analisa gas darah dan status hematologi. Pemeriksaan 0K1 jika memungkinkan juga perlu dilakukan. )elanjutnya dilakukan pemasangan infus dengan $a2l &,34. Bila direncanakan akan digunakan + macam obat anti epilepsy, dapat dipakai + jalur infus. /arah sebanyak 5&-6&& cc perlu diambil untuk pemeriksaan laboratorium %A1/, glukosa, fungsi ginjal dan hati, kalsium, magnesium, pemeriksaan lengkap hematologi, "aktu pembekuan dan kadar A0/( Pemberian A0 emergensi berupa* /ia-epam &,+ mg'kg dengan kecepatan pemberian 5 mg' menit 78 e!aluasi kejang 5 menit bila masih kejang ulangi pemberian dia-epam. .ipoglikemi * berikan 5&cc glukosa 5&4 Alkoholisme * berikan thiamin +5&mg 78 Asidosis * bikarbonat )elama penanganan ini, etiologi penyebab kejang harus dipastikan. Stadium III (0-60/90 menit) Jika kejang masih saja berlangsung, dapat diberikan* 9enitoin 78 65-+& mg'kg dengan kecepatan :5&mg'menit %tekanan darah dan 0K1 perlu dimonitor selama pemberian fenitoin(. Jika masih kejang, dapat diberikan fenitoin tambahan 5- 6&mg'kgBB. Bila kejang berlanjut, berikan phenobarbital +&mg'kgBB dengan kecepatan pemberian 5&-;5mg'menit %monitor pernapasan saat pemberian phenobarbital(. Pemberian phenobarbital dapat diulang 5-6&mg'kgBB. Pada pemberian phenobarbital, fasilitas intubasi harus tersedia karena resikonya dalam menimbulkan depresi napas. )elanjutnya, dapat dipertimbangkan apakah diperlukan pemberian !asopressor %dopamine(. Stadium IV (30-90 menit) Bila selama ,&-<& menit kejang tidak dapat diatasi, penderita perlu mendapatkan pera"atan di 72=. Pasien diberi propofol %+mg'kgBB bolus 78( atau mida-olam %&,6 mg'kgBB dengan kecepatan pemberian mg'menit( atau tiopentone %6&&-+5&mg bolus 78 pemberian dalam +& menitdilanjutkan bolus 5&mg setiap +-, menit(, dilanjutkan hingga 6+-+> jam setelah bangkitan klinik atau bangkitan 001 terakhir, lalu lakukan tapering off. )elama pera"atan, perlu dilakukan monitoring bangkitan 001, tekanan intracranial serta memulai pemberian A0 dosis rumatan. Ua!a "e#enti$ dan edukati$ "%m%ti$ ada kejang Ua!a "e#enti$ =paya pre!entif berupa menjauhkan penderita dari factor pencetus kejang. =ntuk mencegah terjadinya epilepsi, beberapa faktor perlu diperhatikan antara lain * 6. Pencegahan cedera kepala %traumatic brain injury( +. Pengobatan yang dini dan efektif dari meningoensephalitis ,. Pera"atan obstetric yang lebih sempurna. >. Pengobatan yang efektif dari kejang demam. Ua!a edukati$ "%m%ti$ - Penyuluhan kesehatan mengenai kejang, mulai dari definisi, penyebab, gejala yang timbul, pencegahan, sampai dengan pertolongan pertama bila ada orang disekitarnya yang menderita kejang. - Penderita diberi edukasi tentang penyakitnya - ?emberi pengertian agar patuh dalam berobat. @eferensi* Pedoman #atalaksana 0pilepsi dari Kelompok )tudi 0pilepsi Perhimpunan /okter )pesialis )araf 7ndonesia %P0@/))7( tahun +&66. http*''""".medicinesia.com'kedokteran-klinis'neurosains-kedokteran-klinis'penanganan- kega"atdaruratan-kejang-status-epileptikus' http*''""".ekahospital.com'ApB+<;>ClangBid