Anda di halaman 1dari 42

PEMERIKSAAN RANGSANG MENINGEAL

Bila ada peradangan selaput otak atau di rongga sub arachnoid terdapat benda asing
seperti darah, maka dapat merangsang selaput otak.
1. Kaku kuduk dengan cara :
a. Tangan pemeriksa ditempatkan di bawah kepala pasien yang sedang berbaring Kemudian kepala
ditekukkan (fleksi) dan diusahakan agar dagu mencapai dada.
b. Selama penekukan ini diperhatikan adanya tahanan.
c. Bila terdapat kaku kuduk kita dapatkan tahanan dan dagu tidak mencapai dada.
d. Kaku kuduk dapat bersifat ringan atau berat. Pada kaku kuduk yang berat, kepala tidak dapat
ditekuk, malah sering kepala terkedik ke belakang.
e. Pada keadaan yang ringan, kaku kuduk dinilai dari tahanan yang dialami waktu menekukkan
kepala.
. Tanda laseque
Pemeriksaan dilakukan sebagai berikut !
a. Pasien berbaring lurus,
b. lakukan ekstensi pada kedua tungkai.
c. Kemudian salah satu tungkai diangkat lurus, di fleksikan pada sendi panggul.
d. Tungkai yang satu lagi harus berada dalam keadaan ekstensi " lurus.
e. #ormal ! $ika kita dapat mencapai sudut %& dera'at sebelum timbul rasa sakit atau tahanan.
f. (ase) (*) + bila timbul rasa sakit atau tahanan sebelum kita mencapai %&
,. Tanda Kerniq
Pemeriksaan dilakukan sebagai berikut !
a. Pasien berbaring lurus di tempat tidur
b. Pasien difleksikan pahanya pada sendi panggul sampai membuat sudut -&o,
c. Setelah itu tungkai bawah diekstensikan pada persendian lutut.
d. Biasanya dapat dilakukan ekstensi sampai sudut .,/ o, antara tungkai bawah dan tungkai atas.
e. Tanda kerni) (*) + Bila terdapat tahanan dan rasa nyeri sebelum tercapai sudut .,/
0. Tanda Brudzinsk 1
Pemeriksaan dilakukan sebagai berikut !
a. Pasien berbaring di tempat tidur.
b. 2engan tangan yang ditempatkan di bawah kepala pasien yang sedang berbaring, kita tekukkan
kepala se'auh mungkin sampai dagu mencapai dada.
c. Tangan yang satunya lagi sebaiknya ditempatkan di dada pasien untuk mencegah diangkatnya
badan.
d. Brud3insky 1 (*) ditemukan fleksi pada kedua tungkai.
/. Tanda Brudzinsk II
Pemeriksaan dilakukan seagai berikut !
a. Pasien berbaring di tempat tidur.
b. Satu tungkai di fleksikan pada sendi panggul, sedang tungkai yang satu lagi berada dalam
keadaan lurus.
c. Brud3insky 1 (*) ditemukan tungkai yang satu ikut pula fleksi, tapi perhatikan apakah ada
kelumpuhan pada tungkai.
2iposkan oleh $a4an 5rya 2hanan'aya di ,.,-
Kirimkan 1ni lewat 6mail BlogThis7 Berbagi ke Twitter Berbagi ke 8acebook Bagikan ke Pinterest
Cara Mengkaji Rangsang Meningeal
0.00 / 5 5
1 / 5
2 / 5
3 / 5
4 / 5
5 / 5
0 votes, 0.00 avg. rating (0% score)
!ara "engka#i rangsang "eningeal
.) Kaku kuduk
9aranya ! pasien berbaring terlentang dan pemeriksa meletakkan tangan kiri di bawah kepala
pasien, tangan kanan diatas dada penderita, kemudian lakukan fleksi kepala (dagu dilekatkan ke
dada) sebaiknya bantal diambil kemudian sebelum dilakukan fleksi leher dilakukan terlebih
dahulu fleksi lateral untuk menyingkirkan kekakuan leher akibat proses local dileher.
:asil ! positif bila dagu tidak dapat di tempelkan pada leher, pada kaku kuduk oleh
karena meningitis maka fleksi ke lateral mudah dilakukan tapi pada fleksi kedepan akan ter'adi
tahanan karena nyeri yang timbul.


) Tanda brud3insky 1
9aranya ! pasien terlentang, kepala difleksikan hingga dada menyentuh sternum
:asil ! positif bila gerakan fleksi pasif kepala tersebut disusul dengan gerakan fleksi
reflektorissendi lutut dan panggul kedua tungkai (dalam usaha untuk mencegah nyeri yang
timbul karena peregangan redi; dorsalis)
,) Tanda brud3insky 11
9aranya ! pasien terlentang dan dilakukan fleksi pasif pada salah satu punggung (salah satu
tungkainya diangkat pada sikap lurus disendi lutut dan diletakkan di sendi panggul)
:asil ! positif 'ika ditungkai kontralateral timbul fleksi reflektorik disendi lutut dan
panggul (untuk mencegah nyeri yang timbul karena peregangan radik saraf spiral)

0) Tanda brud3insky 111"tanda pipi
9aranya ! penekanan pada pipi kedua sisi tepatnya di os 3ikomatikus, akan disusul gerakan
fleksi reflektoris kedua siku dan gerakan reflektoris keatas se'enak dari kedua lengan
/) Tanda brud3insky 1<"simpisis pubis
9aranya ! penekanan pada simpisis pubis akan disusul gerakan fleksi reflektoris pada kedua
tungkai di sendi lutut dan panggul.
=) Kernig>s Sign
Klien duduk tegak lurus dengan pangkal paha dan lutut leksi. Kernig !enco"a
!eluruskan/!engekstensikan lutut. #idak akan, ter$adi pada pasien !eningitis. %a tidak
akan !a!pu le"ih dari 135 kali tanpa !en&e"a"kan n&eri
'asien dengan posisi supin, pangkal paha dan lutut dala! keadaan leksi.
(engekstensikan lutut klien dilakukan. Ketidak!a!puan lutut untuk ekstensi le"ih dari
135 kali tanpa !en&e"a"kan n&eri !erupakan tanda positi dari tanda kernig.

Pe"eriksaan Klinis Neur$l$gi 1
Pe"eriksaan Klinis Neur$l$gi %erdiri a%as:
I. Ana"nesis
II. Kesadaran
III. Rangsang Sela&u% '%ak
I(. Sara) Kranial
(. Sis%e" M$%$rik
(I. Sis%e" Sens$rik
(II. Sis%e" Re)leks
(III. *ungsi K$r%ikal Lu+ur
Berikut ini akan dibahas secara ringkas mengenai tahap?tahap Pemeriksaan Klinis #eurologi
(Terbagi dalam @ Bab)
BAB I
Ana"nesis
1nformasi yang perlu diperoleh!
.. 2ata Statistik
- #ama
- $enis kelamin
- Amur
- 5lamat
- Status perkawinan
- Peker'aan
- 5gama
- Suku bangsa
. Keluhan Atama!
- Baktu"lamanya
- Perlangsungannya
- (okalisasi dan penyebarannya
- Sifat dan hebatnya
- :ubungan dengan waktu tertentu
- Keluhan yang menyertai
- :al yang memperburuk"memperingan
- Pernah minum obat sebelumnya
- Perkembangan
,. Ciwayat Penyakit Terdahulu!
Terutama yg mungkin ada hubungannya dengan keadaan sekarang.
0. Ciwayat Penyakit dalam Keluarga
/. Ciwayat Sosial (mis! pergaulan, peker'aan)
=. Kebiasaan"Di3i (e;. kebiasaan makan berlemak, rokok, alkohol, dll)

BAB II
Kesadaran
Tingka% kesadaran ,kuali%a%i)- %er.agi a%as:
- #ormal (compos mentis)
- 2elirium
Penurunan kesadaran disertai peningkatan yg abnormal dari akti4itas psikomotor dan siklus
tidur?bangun yang terganggu. Tampak pasien gaduh gelisah, kacau, disorientasi, berteriak?teriak,
meronta?ronta. Penyebabnya! gangguan metabolic toksik, penghentian minum alcohol"obat?
obatan, dsb.
- Somnolen
Keadaan mengantuk, kesadaran dapat pulih penuh bila dirangsang, mampu mem?beri 'awaban
4erbal, dan menangkis rangsang nyeri. Somnolen disebut 'uga sbg letargi, obtundasi.
- Sopor (Stupor)
Kantuk yang dalam. Penderita masih dapat dibangunkan dengan rangsang yang kuat, namun
kesadarannya segera menurun lagi. Easih dapat mengikuti perintah singkat, masih ada gerakan
spontan, dengan rangsang nyeri tidak dapat dibangunkan sempurna, gerak motorik untuk
menangkis rangsang nyeri masih baik.
- Koma?Cingan (Semi Koma)
Tidak ada respon terhadap rangsang 4erbal. Cefleks kornea dan pupil masih baik. Derakan
terutama timbul sebagai respon terhadap rangsang nyeri.
- Koma?2alam (Komplit)
Tidak ada gerakan spontan, tidak ada 'awaban sama sekali terhadap rangsang nyeri.
Tingka% Kesadaran ,Kuan%i%as- dinilai dgn G!S
Terdiri atas respon!
.. Eembuka Eata " 6ye (6)F nilai normal + 0
. Bicara " <erbal (<)F nilai normal + /
,. Derakan " Eotorik (E)F nilai normal + =
Glasgow Coma Scale (GCS)
RESPON NILAI
Respon Membuka Mata / Ee (E)
Spontan 4
Terhadap perintah 3
Dgn rngsng nyeri (tekan kuku/supra orbita) 2
Tdk ada reaksi (biar dirangsang nyeri) 1
Respon !"ca#a / $e#bal ($)
Baik dan tidak ada disorientasi 5
Kaau (on!used) dapat biara kal"mat na"un 4
disorientasi #aktu dan te"pat
Tidak tepat "enguapkan kata%kata dan tidak
beraturan
3
$engerang 2
Tidak ada %a#aban 1
Respon Ge#akan / Moto#"k (M)
$enurut perintah (e&'suruh angkat tangan) (
$engetahui )okasi nyeri 5
*eaksi "enghindar 4
*eaksi !)eksi (dekortikasi) 3
*eaksi ekstensi 2
Tidak ada reaksi sa"a seka)i (pastikan dengan
rangsangan yang adekuat)
1
Inte#p#etas"
1' +,S - .4$(/5 (15) 0 o"pos "entis
2' +,S 1 2 0 ko"a
3' +,S - .1$1/1 (3) 0 ko"a da)a"
4' +,S - .4$(/- 0 3!asia "otorik
5' +,S - .4$1/1 0 o"a 4igi)
BAB III
Rangsang Sela&u% '%ak
Cangsang meningeal positif (*) bila terdapat radang selaput otak (e;. meningitis), benda asing di
rongga subarachnoid (e;. darah, seperti pada perdarahan subarachnoid)
Terdiri atas
.. Kaku kuduk
. Tanda lasegue " tes lasegue
,. Kernig sign
0. Brud3inski (1, 11, 111, 1<)
Berikut akan dibahas secara ringkas mengenai teknik pemeriksaan rangsang selaput otak.
1. Kaku Kuduk
- 9aranya! Tangan pemeriksa ditempatkan di bawah kepala pasien yang sedang baring. Kepala
ditekuk (fleksi), usahakan agar dagu menyentuh dada.
- 1nterpretasi! kaku kuduk (*) bila terasa ada tahanan dan dagu tidak dapat mencapai dada.
- Kaku Kuduk (*) di'umpai pada meningitis, miositis otot kuduk, abses retrofaringeal, arthritis di
ser4ikal.
/. Tes Lasegue
- 9aranya! Pasien yang sedang baring diluruskan (ekstensi) kedua tungkainya. Kemudian satu
tungkai diangkat lurus. Tungkai satunya lagi dalam keadaan lurus (tidak bergerak)
Tes (asegue
- 1nterpretasi! Tanda lasegue (*) bila sakit " tahanan timbul pada sudut G %&H (dewasa) dan G =&H
(lansia)
- Tanda (asegue (*) di'umpai pada meningitis, isialgia, iritasi pleksus lumbosakral (e;.:#P
lumbosakralis)
0. Tanda Kernig1Kernig Sign
- 9aranya! Penderita baring, salah satu pahanya difleksikan sampai membuat sudut -&H. (alu
tungkai bawah diekstensikan pada persendian lutut. Biasanya ekstensi dilakukan sampai
membentuk sudut .,/H
Tes Kernig
- 1nterpretasi! Tanda Kernig Sign (KS) (*) bila terdapat tahanan dan rasa nyeri sebelum mencaai
sudut .,/H
- Kernig Sign (*) di'umpai pada penyakit I penyakit seperti yang terdapat pada tanda lasegue (*)
2. Brudzinski ,I3 II3 III3 I(-
Brudzinski I ,Brudzinski4s Neck Sign-
- 9aranya! Tangan ditempatkan di bawah kepala yang sedang baring. Kita tekuk kepala (fleksi)
sampai dagu mencapai dada. Tangan yang satu lagi sebaiknya ditempatkan di dada pasien untuk
mencegah diangkatnya badan.
Tes Brud3inski 1
- 1nterpretasi! Tanda brud3inski 1 (*) bila terdapat fleksi pada kedua tungkai
Brudzinski II ,Brudzinski4s !$n%ra5La%eral Leg Sign-
- 9aranya! Pada pasien yang sedang baring, satu tungkai di fleksikan pada persendian panggul,
sedang tungkai yang satunya lagi berada dalam keadaan ekstensi (lurus).
Tes Brud3inski 11
- 1nterpretasi! Tanda Brud3inski 11 (*) bila tungkai yang satunya ikut pula terfleksi.
Brudzinski III
- 9aranya! Tekan os 3igomaticum
- 1nterpretasi! Tanda Brud3inski 111 (*) bila ter'adi fleksi in4olunter ekstremitas superior (lengan
tangan fleksi)
Brudzinski I(
- 9aranya! Tekan simfisis ossis pubis (SJP)
- 1nterpretasi! Tanda Brud3inski 1< (*) bila ter'adi fleksi in4olunter ekstremitas inferior (kaki)
!a%a%an:
Antuk pembahasan Bab 1< sampai Bab <111, silahkan lan'utkan pada KPemeriksaan Klinis
#eurologi K , KPemeriksaan Klinis #eurologi ,K, KPemeriksaan Klinis #eurologi 0K, dan
KPemeriksaan Klinis #eurologi /K
Referensi
.. Bahan Kuliah Sistem #europsikiatry, 8akultas Kedokteran Ani4ersitas :asanuddin, Eakassar,
&&0.
. :arsono, Kapita Selekta Neurologi, Penerbit Dad'ah Eada Ani4ersity Press, Logyakarta, &&%.
,. (umbantobing S, Neurologi Klinik, Balai Penerbit 8KA1, $akarta, &&%.
0. Eahar Ear'ono, Neurologi Klinis Dasar, Penerbit 2ian Cakyat, $akarta, &&@.
/. Protap SE8 1lmu Penyakit Saraf, 8akultas Kedokteran Ani4ersitas :asanuddin, Eakassar,
&&&.
Pengka#ian Sis%e" Sara)
PENGKAJIAN
SISTEM SYARAF
PENGKAJIAN
M Riwayat Keperawatan
Riwayat kesehatan
Riwayat perkembangan
Riwayat Sosia
Riwayat Psikoogik
!" Pengka#ian $%ngsi serebra
&" Pengka#ian $%ngsi inteekt%a
'" Pengka#ian $%ngsi emosiona


(" Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan hea) to toe
Re*iw o$ sistem

+" Pemeriksaan Ne%roogi
Stat%s kesa)aran
F%ngsi Ner*%s ,rania
F%ngsi Motorik
F%ngsi Sensorik
F%ngsi Re$ek
Stat%s Menta
Riwayat Keperawatan
M Riwayat Kesehatan pasien saat ini -
Ke%han yang biasanya )irasakan -
Nyeri Kepaa
M%ntah
Ke#ang
Gangg%an bi.ara
Per%bahan Kepriba)ian
P/ 0/ R/ S/ T
!" Riwayat Kesehatan masa a%
Riwayat tra%ma
Riwayat in$eksi berat
Riwayat penyakit ain
Riwayat keainan 1ormona
Riwayat keainan Metaboik
&" Riwayat Perkembangan
Masa Neonat%s
Masa 2ayi
Masa Anak3anak
Masa Rema#a
Masa 4ansia
'" Riwayat Sosia
Penampian se.ara %m%m
Interaksi sosia
Penyaahg%naan obat
Peker#aan )an stres ker#a

(" Riwayat Psikoogis
Tipe Kepriba)ian
Perasaan keamanan )an kenyamanan
Koping Mekanism
PEMERIKSAAN NE5R646GIS

Tingkat Kesa)aran -
M ,ompos Mentis 7 Norma
M Somnoen 7 4ethargi 8 kant%k 9
M Sopor 7 St%por 8kant%k )aam9
M Semi koma 8koma ringan9
M Koma
Interpretasi hasi -
Niai tertinggi :( 8kesa)aran pen%h9
Niai teren)ah &
Niai k%rang )ari ; )iseb%t kesa)aran koma
PEMERIKSAAN
TINGKAT KESA<ARAN
GCS ( Glasgow Coma Scale )

Penilaian :
M Respon Membuka Mata ( Nilai : 1 4 )
M Respon Vebal ( Nilai : 1!" )
M Respon motoik ( Nilai 1 # )

$%aluasi : MVM & 4 " #
Kreteria Peniaian
M Respon memb%ka mata -

Spontan
Memb%ka mata )engan perintah 7 nyeri ringan
Nyeri se)ang )an k%at
Ti)ak memb%ka mata


'

&
!
:
4an#%tan ====="

!" Respon 2i.ara 7 >erba

6rientasi baik
Ka.a%/ kaimat #eas tapi membing%ngkan
Ti)ak tepat/ kata #eas tetapi rangkain kata membing%ngkan
Meng%.apkan s%k% kata
Ti)ak a)a #awaban




(

'

&
!
:
4an#%tan ====="

&" Respon Motorik

Gerakan ses%ai perintah
Menepis nyeri
Menarik 7 men#a%hi rangsang nyeri
<e.ortikasi
<eserbrasi
Ti)ak a)a reaksi




+
(
'
&
!
:
P$M$R'(S))N *+NGS' S$NS,R'(
S-aat pemeiksaan :

M Pen)erita Sa)ar pen%h
M Ti)ak )aam kea)aan eah
M Prose)%r )imengerti pen)erita
M <iniai perbe)aannya
M Pemeriksaan )i%ang
M 2erak% a?as simetris )an a?as ekstrem
M <iker#akan )engan sabar
M 1ati3hati )aam kesimp%an
1. Sensasi /aktil

M Siapkan aat k%as ha%s/ kapas/ %#%ng #ari 8 bia terpaksa 9
M Pen)erita )apat berbaring ata% )%)%k rieks/ mata )i pe#amkan
M 4ak%kan sent%han ringan 8 #angan sampai menekan 9/ minta pasien @yaA
bia merasakan )an @ ti)ak @ bia ti)ak merasakan
M 4ak%kan m%ai )ari %#%ng )ista ke proksima 8 a?as Ekstrem 9/ )an
ban)ingkan kanan )an kiri 8 a?as Simetris 9"
M ,ari tempat yang ti)ak berb%%/ beri sent%han beberapa tempat/ minta pasien
%nt%k memban)ingkan"
M 4ak%kan sent%han/ membent%k h%r%$/ minta pasien menebak"

(elainan :
Anestesia/ parestesia/ hiperestesia"
Trikoanestesia kehiangan sensasi gerak ramb%t
Gra*anestesia ti)ak mamp% mengena angka7h%r%$"

0. Sensasi N-ei supe1icial

M Gunakan 2aum sala3 satu uncing 4an tumpul
M Mata pasien 4ipe2amkan
M Coba 4ulu5 untuk menentukan tekanan maksimal
M 6ei angsangan 4engan 2aum uncing5 minta pasien measakan n-ei
atau ti4ak
M 7akukan a8as ekstim5 4an simetis.
M 7akukan angsangan 4engan u2ung tumpul 4an uncing5 minta pasien
untuk menebakn-a.

(elainan :
Anagesia/ 1ypagesia/ hiperagesia"
9. Pemeiksaan sensasi su3u

M Siapkan aat Panas 8 'B3'( )era#at 9/ )ingin 8 (3:B 9
M Posisi pasien berbaring )an meme#amkan mata"
M Tempekan aat/ )an minta pasien menebak panas ata% )ingin
M 4ak%kan a?as simetris )an ekstrim

(elainan :
M Termastesia/ termhipestesia/ termhiperestesia/ isotermognosia
4. Sensasi Geak 4an posisi
M Pasien meme#amkan mata
M 2agian t%b%h 8 #ari3#ari 9 )igerakkan pasi$ oeh pemeriksa
M Minta pasien men#easkan posisi )an kea)aan #ari

". Sensasi geta : Vibasi
M Mengg%nkan garp%taa )g $rekwensi :!C 1?
M <itempekan - persen)ian #ari/ meeo%s/ tibia/ sa.r%m/ stern%m"

'stila3 :
M Palanestesia ;ilang asa geta
P$M$R'(S))N *+NGS' M,/,R'(

Posisi /ubu3
post%r hemipegia/ )e.orti.ate/ )eserebrate"

Geakan in%olunte
tremor/ tiks"

/onus otot
Spastis/ kekak%an/ $asi)

(oo4inasi
M T%n#%k hi)%ng #ari -
perintahkan pasien menyent%k hi)%ng )an #ari bergantian )an ber%ang3%ang/ .atat
a)anya kegagaan"
TEST F5NGSI M6T6RIK

5nt%k meniai kek%atan otot
Periksa kek%atan otot pa)a ekstrimitas atas kanan )an kiri serta ekstrimitas bawah kanan
)an kiri

A)a ! tehnik pemeriksaan -
M Pemeriksa yang menggerakkan kem%)ian kien yang menahan
ata%
M Sebaiknya kien yang menggerakkan )an pemeriksa yang menahan"
Meniai kek%atan otot

B - 2ia ti)ak terihat kontraksi otot
: - A)a kontraksi tetapi ti)ak a)a gerakan
! - A)a gerakan sen)i tetapi ti)ak mamp% meawan gra*itasi b%mi
& - 2isa meawan gra*itasi/ tetapi ti)ak mamp% meawan tahanan pemeriksa
' - Mamp% meawan tahanan pemeriksa/ tetapi kek%atan men%r%n
( - Mamp% meawan tahanan pemeriksa )engan kek%atan pen%h"
P$M$R'(S))N R$*7$( *'S',7,G'S
( Muscle Stetc3 )

Penilaian :
B D negati*e
E: D emah 8 norma 9
E! D norma
E& D meninggi/ be%m patoogik
E' D hyperakti$/ sering )isertai kon%s
REF4EK

Pengka#ian re$ek )iak%akan terha)ap re$ek s%per$i.ia )an re$ek ten)on )aam
Pengka#ian re$ek s%per$i.ia )iak%kan pa)a )in)ing per%t )an kremaster 8pa)a pria9
Re$ek ten)on )aam )iak%kan )engan hammer
Re$ek
:" Re$ek Fisioogis
Re$ek 2isep
Re$ek Trisep
Re$ek 2rakhiora)iais
Re$ek patea
Re$ek a.hies
!" Re$ek Patoogis
1. Re1lek pa4a 7engan
M Re1lek 6isep
Pasien 4u4uk santai.
7engan lemas5 se4ikit 1leksi 4an ponasi.
Siku pen4eita 4iletakkan pa4a tangan pemeiksa
'bu 2ai pemeiksa 4iletakkan pa4a ten4o bisep5 kemu4ian pukul ibu
2ai 4engan pekusi 3ame.
)mati geakan lengan pasien

;asil :
M Kontraksi otot bisep/ $eksi )an se)ikit s%pinasi engan bawah
Re1lek /isep
M Pasien 4u4uk santai.
M 7engan lemas5 se4ikit 1leksi 4an ponasi.
M lengan pen4eita 4iletakkan pa4a tangan pemeiksa
M Pukul ten4o pa4a 1osa olekani

;asil :
Trisep akan kontraksi menyentak yang )irasakan oeh tangan pemeriksa
Re$ek bisep )an Trisep
Re1lek 6ac3ioa4ialis
M Posisi pen)erita )%)%k santai
M 4engan reaks/ pegang engan pasien )an etakkan tangan pasien )iatas tangan
pemeriksa )aam posisi $eksi )an pronasi"
M P%k% ten)o 2ra.hiora)iais

;asil :
M Gerakan menyentak pa)a tangan
0. Re1lek pa4a tungkai

M Re1lek patella ( kua4isep )
Posisi pasien 4u4uk5 4engan ke4ua kaki men2untai
/entukan 4aea3 ten4o kanan 4an kii
/angan kii memegang bagian 4istal ( pa3a pasien )5 -ang satu melakukan
pekusi pa4a ten4o patella

;asil :
M A)a kontraksi otot k%a)isrep/ gerakan menyentak akstensi kaki
Re1lek )c3illes
M Pasien )apat )%)%k men#%ntai/ ata% ber%t%t )engan kaki men#%%r )i %ar me#a
M Ten)o A.hies )iregangkan/ )engan menekan %#%ng tapak tangan
M 4ak%kan perk%si pa)a ten)o/ rasakan gerakan"

;asil :
M Gerakan menyentak kaki
P$M$R'(S))N R$*7$( P)/,7,G'S

Re1lek 6abinski

M Posisi pen4eita telentang
M Goes 4engan ben4a lancip tapi tumpul pa4a telapak kaki : 4ai bawa3
lateal5 keatas menu2u ibu 2ai kaki.
M )mati geakan 2ai!2ai kaki

;asil :
M Nomal : geakan 4oso1leksi ibu 2ai5 2ai -ang lain meegang
M )bnomal : te2a4i geakan mencekeam 2ai!2ai kaki
Re1leks ;o11man /omne
M <ai tangan 4iekstensikan5 kemu4ian 4ipetik
M Positi15 bila te2a4i 1leksi pa4a 2ai!2ai lain pa4a satu tangan.

Re1lek C3a44ock
M +2ung palu gigoeskan 4i bawa3 meleolus ekstenus ke atas.

M $%aluasi sama e1kes 6abinski

Re1leks ,ppen3eim
M <empol 4an telun2uk menguut 4i atas tibia 4ai atas ke bawa3.
M $%aluasi sepeti babinski

Re1lesk Go4on
M ,tot betis 4ipencet secaa keas
M $%aluasi sepeti babinski
P$M$R'(S))N R$*7$( M$N'NG$)7
( Meningeal Sign )
1. (aku (u4uk
M Pasien posisi bebaing
M *leksi kepala5 4engan mengangkat kepala agak cepat
M ;asil : = te4apat ta3anan kuat

0. /an4a kenig
M Posisi pasien bebaing
M )ngkat kaki5 4an luuskan kaki pa4a lututn-a
M ;asil :
Nomal : kaki 4apat luus5 atau ta3anan 4engan su4ut minimal 10>
4ea2at
)bnomal ( = ) : te2a4i ta3anan ? 1 0> 4an n-ei pa4a pa3a.
9. 6u8insk- 1
M Posisi pasien berbaring
M Feksi kepaa/ )engan mengangkat kepaa agak .epat
M Perhatikan gerakan t%ngkai kaki
M 1asi - E bia ter#a)i $eksi t%ngkai/ bersamaan )engan $eksi kepaa

4. 6u8insk- 0
M Posisi pasien berbaring
M 4ak%kan $eksi pa)a %t%t kaki
M Amati kaki sebeahnya
M 1asi - E bia kaki sebeahnya mengik%ti gerakan $eksi
P$M$R'(S))N
S@)R)* CR)N')7 ' s:4 A''
M N ' & saa1 ol1aktoius
M N '' & saa1 optikus
M N ''' & saa1 okulomotoius
M N 'V & saa1 tokleais
M N V & saa1 tigeminus
M N V' & saa1 ab4ucens
M N V'' & saa1 1asialis
M N V''' & saa1 au4itoius
M N 'A & saa1 glosopaingeus
M N A & saa1 %agus
M N A' & saa1 asesoius
M N A'' & saa1 3ipoglosus
Meniai $%ngsi pen.i%man )engan .ara
M Minta kien men%t%p mata
M T%t%p saah sat% %bang hi)%ng
M 2eriah ba%3ba%an yang )ikena 8kopi/ tembaka%/ teh/ )sb9
M Minta kien menyeb%tnya
M 5angi prose)%r pa)a %bang hi)%ng yang sat%nya

Meniai keta#aman )an apang pan)ang )engan .ara -
Keta#aman - Se.ara kasar memban)ingkan antara keta#aman pemeriksa )engan kien
ata% pemeriksa )engan Sneen .hart
4apang pan)ang - Posisi kien )engan pemeriksa berha)apan
&" Ner*%s III 86.%omotori%s9
Meniai gerakan boa mata/ gerakan keopak mata )an konstriksi p%pi
'" Ner*%s I> 8Trokearis9
Meniai gerakan boa mata ke bawah )an kenasa 7)aam

Ner*%s >I 8Trigemin%s9
Meniai $%ngFs motorik 8meng%nyah9/ )an sensorik 8sensasi wa#ah9"

F%ngFs Motorik / .ara - minta kien %nt%k menggigit giginya sek%at3k%atnya kem%)ian
kita raba M" Maseter )an M" Temporais/ perhatikan - tonos )an kontraksi otot terseb%t
8a)akah pen%r%nan ata% keemahan otot9/ kem%)ian s%r%h kien memb%ka m%%t/ perhatikan
- posisi rahang/ bia a)a parese berarti posisi rahang asimetris"

F%ngFs Sensorik / .ara periksa - Pasien )iminta meme#amkan mata/ berikan sensasi
)ingin 7 nyeri 7 hangat/ ban)ingkan antara kanan )an kiri wa#ah 8s%r%h kien menyeb%t
sensasi terseb%t9

Memeriksa re$ek kornea/ .ara memeriksa - Minta kien men%t%p mata yang ti)ak
)iperiksa" Mata yang )iperiksa meihat atero s%perior 8meirik9" Sent%hkan kapas yang
)ipiin )i kornea" 2an)ingkan mata kanan )an kiri" 2ia mata angs%ng menge#ap berarti
re$ek kornea baik"
+" Ner*%s >I 8Ab)%sen9
Meniai gerakan boa mata ke arah atera 8meirik9
Ner*%s III/ I>/ > )iperiksa se.ara bersam3sama
6bser*asi keainan - A)anya Ptosis/ Ekso$tham%s/ Eno$tham%s/ Strabism%s/ apakah
.en)er%ng mem#amkan mata G
Peniaian gerak keopak mata/ )engan ,ara -
Minta kien meme#amkan mata a% berikan tekanan enteng pa)a keopak mata )engan #ari"
Kem%)ian minta kien memb%ka mata" 2ia ti)ak a)a tahanan berarti a)a ke%mp%han N" III
Peniaian gerak boa mata/ ,ara -
Minta kien mengik%ti gerakan #ari pemeriksa ke berbagai arah" Tanyakan apakah kien merasa
meihat gan)a 8)ipopia9/ sia% 8Photophobia9" Perhatikan gerakan boa mata terbatas/ ata% kak%
)an nistagm%s"
Ner*%s >II 8Fasiais9
5nt%k meniai $%ngFs motorik )an sensorik pa)a bagian otot wa#ah"

,ara periksa $%ngFs motorik -
Minta kien angkat ais mata ata% menger%tkan mata ata% minta kien meme#amkan
mata ata% minta kien bersi% 7 men.%.%"
Perhatikan - Apakah kien mamp% meak%kan H a)akah bent%k asimetris/ bia ter)apat
ke%mp%han Kien ti)ak mamp% meak%kan )an bent%k ti)ak
simetris


,ara pemeriksa F%ngFs Sensorik 2ersamaan )g pemeriksaan F%ngsi Sensorik N" >

Ner*%s >III 8>estib%o.ho.earis9
5nt%k meniai $%ngFs pen)engaran )an keseimbangan"

,ara memeriksa $%ngsi pen)engaran
se.ara kasar bisa memban)ingkan keta#aman pen)engaran )engan orang norma -
S%r%h kien men)engarkan s%ara bisikan pa)a #arak tertent% )an ban)ingkan )engan
orang norma"
2an)ingkan keta#aman teinga kanan )an kiri" 2ia ter)apat perbe)aan ata% pen%r%nan
pen)engaran/ maka sean#%tnya ak%ykan pemeriksaan Rinne/ Ieber/ S.hwaba.h/
A%)iogram"
,ara meniai $%ngsi keseimbangan"

Posisikan kien pa)a posisi )%)%k/ kem%)ian rebahkan sampai &BJ kepaa )ibawah horison"
Kepaa )i toehkan kekiri )an kanan/ mata kien tetap memb%ka K Amati 7 tanyakan a)anya
nistgm%s/ berapa ama/ a)akah *ertigo G
Test Keseimbangan 8Stepping test9

,ara Pemeriksaan - Kien )iminta men%t%p mata/ s%r%h kien meangkah )itempat sebanyak
(B kai/ an#%rkan %nt%k tetap meangkah seperti orang ber#aan" 2ia ke)%)%kan akhir kien
bergeser )ari tempat asa L &B J ata% beran#ak L : meter berarti keseimbangan abnorma"
Ner*%s IM 8Goso$aringe%s9 )an Ner*%s M 8>ag%s9
5nt%k meniai $%ngsi menean/ pembent%kan s%ara )an artik%asi bahasa"

Pemeriksaan ke)%a ner*%s ini se.ara bersamaan

,ara pemeriksaan -
Kien )iminta meng%.apkan K aaaaaaaaaa====="
Apakah s%ara norma 7 berk%rang 8)ysponi9 ata% bahkan ti)ak a)a s%ara 8a$oni9
Kien )iminta meng%.apkan K Ari=""4ari==")iorong3orong yang %p%s" Apakah kien
mamp% meng%.apkan )engan baik ata% )istarFa 8ti)ak mamp% meng%.apkan )engan baik9
ata% bahkan senga%/ bia senga% berarti a)a ke%mp%han N" terseb%t"
::" Ner*%s MI 8Aksesori%s9
Meniai $%ngsi pergerakan kepaa/ Yait% meihat kon)isi sternokoi)omastoi)e%s/
Trapesi%s K A)akah a)anya atropi otot/ $asik%%s/ keemahan"

,ara memeriksa -
otot Sternokoi)omastoi)e%s
Kien )iminta menoehkan kepaa ke saah sat% posisi/ kem%)ian pemeriksa menarik kepaa
kien )engan arah berawanan/ bia a)a tahanan berarti kon)isi otot baik"

6tot Trapesi%s
Kien )%)%k )an )iminta mengangkat bah%/ kem%)ian pemeriksa me)orong bah% kearah
berawanan K bia ter)apat tahanan berarti kon)isi otot baik"
)ervus *%% (+&poglosus)
Meniai $%ngsi pergerakan i)ah wakt% menean )an bi.ara"
,ara memeriksa - kien )iminta men#%%rkan i)ah/ kem%)ian menggerakkan i)ah
kekiri )an kekanan/ perhatikan gerakan asimetris ata% keti)akmamp%an menggerakkan"
S%a%us Pe"eriksaan Neur$l$gi
8iled under! med papers,#euro N ningrum O %!/, pm
Penda+uluan
2alam rangka menegakkan diagnosis penyakit saraf diperlukan pemeriksaan anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan mental dan laboratorium (penun'ang). Pemeriksaan neurologis
meliputi! pemeriksaan kesadaran, rangsang selaput otak, saraf otak, sistem motorik, sistem
sensorik refleks dan pemeriksaan mental (fungsi luhur).
Selama beberapa dasawarsa ini ilmu serta teknologi kedokteran ma'u dan berkembang
dengan pesat. Banyak alat dan fasilitas yang tersedia, dan memberikan bantuan yang sangat
penting dalam mendiagnosis penyakit serta menilai perkembangan atau per'alanan penyakit. Saat
ini kita dengan mudah dapat mendiagnosis perdarahan di otak, atau keganasan di otak melalui
pemeriksaan pencitraan. Kita 'uga dengan mudah dapat menentukan polineuropati dan
perkembangannya melalui pemeriksaan kelistrikan.
2i samping kema'uan yang pesat ini, pemeriksaan fisik dan mental di sisi ran'ang (bedside)
masih tetap memainkan peranan yang penting. Kita bahkan dapat meningkatkan kemampuan
pemeriksaan di sisi ran'ang dengan bantuan alat teknologi yang canggih. Kita dapat
memperta'am kemampuan pemeriksaan fisik dan mental dengan bantuan alat?alat canggih yang
kita miliki.
Sampai saat ini kita masih tetap dan harus memupuk kemampuan kita untuk melihat,
mendengar, dan merasa, serta mengobser4asi keadaan pasien. 2engan pemeriksaan anamnesis,
fisik dan mental yang cermat, kita dapat menentukan diagnosis, dan pemeriksaan penun'ang
yang dibutuhkan.
Ana"nesis
2alam memeriksa penyakit saraf, data riwayat penyakit merupakan hal yang penting.
Seorang dokter tidak mungkin berkesempatan mengikuti penyakit se'ak dari mulanya. Biasanya
penderita datang ke dokter pada saat penyakit sedang berlangsung, bahkan kadang?kadang saat
penyakitnya sudah sembuh dan keluhan yang dideritanya merupakan ge'ala sisa. Selain itu, ada
'uga penyakit yang ge'alanya timbul pada waktu?waktu tertentuF 'adi, dalam bentuk serangan. 2i
luar serangan, penderitanya berada dalam keadaan sehat. $ika penderita datang ke dokter di luar
serangan, sulit bagi dokter untuk menegakkan diagnosis penyakitnya, kecuali dengan bantuan
laporan yang dikemukakan oleh penderita (anamnesis) dan orang yang menyaksikannya (allo?
anamnesis).
Tidak 'arang pula suatu penyakit mempunyai per'alanan tertentu. Jleh karena per'alanan
penyakit sering mempunyai pola tertentu, maka dalam menegakkan diagnosis kita perlu
menggali data per'alanan penyakit tersebut. Suatu kelainan fisik dapat disebabkan oleh
bermacam penyakit. 2engan mengetahui per'alanan penyakit, kita dapat mendekati
diagnosisnya, dan pemeriksaan laboratorium yang tidak perlu dapat dihindari. Tidaklah
berlebihan bila dikatakan bahwa! P5namnesis yang baik membawa kita menempuh setengah
'alan ke ara diagnosa yang tepatQ.
Antuk mendapatkan anamnesis yang baik dibutuhkan sikap pemeriksa yang sabar dan
penuh perhatian, serta waktu yang cukup. Pengambilan anamnesis sebaiknya dilakukan di tempat
tersendiri, supaya tidak didengar orang lain. Biasanya pengambilan anamnesis mengikuti pola
umum, yaitu!
.. Pasien dibiarkan secara bebas mengemukakan semua keluhan serta kelainan yang
dideritanya.
. Pemeriksa (dokter) membimbing pasien mengemukakan keluhannya atau kelainannya
dengan 'alan menga'ukan pertanyaan tertu'u.
Pengambilan anamnesa yang baik menggabungkan kedua cara tersebut diatas.
Biasanya wawancara dengan pasien dimulai dengan menanyakan nama, umur, peker'aan,
alamat. Kemudian ditanyakan keluhan utamanya, yaitu keluhan yang mendorong pasien datang
berobat ke dokter. Pada tiap keluhan atau kelainan perlu ditelusuri!
.. Se'ak kapan mulai
. Sifat serta beratnya
,. (okasi serta pen'alarannya
0. :ubungannya dengan waktu (pagi, siang, malam, sedang tidur, waktu haid, sehabis
makan dan lain sebagainya)
/. Keluhan lain yang ada hubungannya dengan keluhan tersebut
=. Pengobatan sebelumnya dan bagaimana hasilnya
%. 8aktor yang membuat keluhan lebih berat atau lebih ringan
@. Per'alanan keluhan, apakah menetap, bertambah berat, bertambah ringan, datang dalam
bentuk serangan, dan lain sebagainya
Pada tiap penderita penyakit saraf harus pula di'a'aki kemungkinan adanya keluhan atau kelainan
dibawah ini dengan menga'ukan pertanyaan?pertanyaan berikut!
.. #yeri kepala ! 5pakah anda menderita sakit kepalaR Bagaimana sifatnya, dalam bentuk
serangan atau terus menerusR 2imana lokasinyaR 5pakah progresif, makin lama makin
berat atau makin seringR 5pakah sampai mengganggu akti4itas sehari?hariR
. Euntah ! 5pakah disertai rasa mual atau tidakR 5pakah muntah ini tiba?tiba, mendadak,
seolah?olah isi perut dicampakkan keluar (proyektil)R
,. <ertigo ! Pernahkah anda merasakan seolah sekeliling anda bergerak, berputar atau anda
merasa diri anda yang bergerak atau berputarR 5pakah rasa tersebut ada hubungannya
dengan perubahan sikapR 5pakah disertai rasa mual atau muntahR 5pakah disertai tinitus
(telinga berdenging, berdesis)R
0. Dangguan pemglihatan (4isus) ! 5pakah keta'aman penglihatan anda menurun pada satu
atau kedua mataR 5pakah anda melihat dobel (diplopia)R
/. Pendengaran ! 5dakah perubahan pada pendengaran andaR 5dakah tinitus (bunyi
berdenging"berdesis pada telinga)R
=. Saraf otak lainnya ! 5dakah gangguan pada penciuman, pengecapan, sali4asi
(pengeluaran air ludah), lakrimasi (pengeluaran air mata), dan perasaan di wa'ahR
5dakah kelemahan pada otot wa'ahR 5pakah bicara 'adi cadel dan peloR 5pakah suara
anda berubah, 'adi serak, atau bindeng (disfonia), atau 'adi mengecil"hilang (afonia)R
5pakah bicara 'adi cadel dan pelo (disartria)R 5pakah sulit menelan (disfagia)R
%. 8ungsi luhur ! Bagaimana dengan memoriR 5pakah anda 'adi pelupaR 5pakah anda
men'adi sukar mengemukakan isi pikiran anda (disfasia, afasia motorik) atau memahami
pembicaraan orang lain (disfasia, afasia sensorik)R Bagaimana dengan kemampuan
membaca (aleksia)R 5pakah men'adi sulit membaca, dan memahami apa yang anda bacaR
Bagaimana dengan kemampuan menulis, apakah kemampuan menulis berubah, bentuk
tulisan berubahR
@. Kesadaran ! Pernahkah anda mendadak kehilangan kesadaran, tidak mengetahui apa yang
ter'adi di sekitar andaR Pernahkah anda mendada merasa lemah dan seperti mau pingsan
(sinkop)R
-. Eotorik ! 5dakah bagian tubuh anda yang men'adi lemah, atau lumpuh (tangan, lengan,
kaki, tungkai)R Bagaimana sifatnya, hilang?timbul, menetap atau berkurangR 5pakah
gerakan anda men'adi tidak cekatanR 5dakah gerakan pada bagian tubuh atau ekstremitas
badan yang abnormal dan tidak dapat anda kendalikan (khorea, tremor, tik)R
.&. Sensibilitas ! 5dakah perubahan atau gangguan perasaan pada bagian tubuh atau
ekstremitasR 5dakah rasa baal, semutan, seperti ditusuk, seperti dibakarR 2imana
tempatnyaR 5dakah rasa tersebut men'alarR
... Saraf otonom ! Bagaimana buang air kecil (miksi), buang air besar (defekasi), dan nafsu
seks (libido) andaR 5dakah retensio atau inkontinesia urin atau al4iR
Pe"eriksaan *isik
Pe"eriksaan 6"u"
o Sensorium (kesadaran)
Tingkat kesadaran dibagi men'adi beberapa yaitu!

o
#ormal ! kompos mentis
Somnolen ! ! Keadaan mengantuk. Kesadaran dapat pulih penuh bila
dirangsang. Somnolen disebut 'uga sebagai letargi. Tingkat kesadaran ini
ditandai oleh mudahnya pasien dibangungkan, mampu memberi 'awaban
4erbal dan menangkis rangsang nyeri.
Sopor (stupor) ! Kantuk yang dalam. Pasien masih dapat dibangunkan
dengan rangsang yang kuat, namun kesadarannya segera menurun lagi. 1a
masih dapat mengikuti suruhan yang singkat dan masih terlihat gerakan
spontan. 2engan rangsang nyeri pasien tidak dapat dibangunkan
sempurna. Ceaksi terhadap perintah tidak konsisten dan samar. Tidak
dapat diperoleh 'awaban 4erbal dari pasien. Derak motorik untuk
menangkis rangsang nyeri masih baik.
Koma I ringan (semi?koma) ! Pada keadaan ini tidak ada respons terhadap
rangsang 4erbal. Cefleks ( kornea, pupil dsb) masih baik. Derakan
terutama timbul sebagai respons terhadap rangsang nyeri. Pasien tidak
dapat dibangunkan.
Koma (dalam atau komplit) ! Tidak ada gerakan spontan. Tidak ada
'awaban sama sekali terhadap rangsang nyeri yang bagaimanapun
kuatnya.
o Skala Koma Dlasgow
Antuk mengikuti perkembangan tingkat kesadaran dapat digunakan skala koma Dlasgow yang
memperhatikan tanggapan (respon) penderita terhadap rangsang dan memberikan nilai pada
respon tersebut. Tanggapan"respon penderita yang perlu diperhatikan adalah!
Eembuka mata

o
Spontan 0
Terhadap bicara ,
2engan rangsang nyeri
Tidak ada reaksi .
Cespon 4erbal (bicara)

o
Baik dan tidak ada disorientasi /
Kacau (PconfusedQ) 0
Tidak tepat ,
Eengerang
Tidak ada 'awaban .
Cespon motorik (gerakan)

o
Eenurut perintah =
Eengetahui lokasi nyeri /
Ceaksi menghindar 0
Cefleks fleksi (dekortikasi) ,
Cefleks ekstensi (deserebrasi)
Tidak ada reaksi .


o Tekanan darah
o 8rekuensi nadi
o 8rekuensi nafas
o Suhu

Pe"eriksaan Neur$l$gis
o Kepala dan (eher
? Bentuk ! simetris atau asimetris
? 8ontanella ! tertutup atau tidak
? Transiluminasi

o Cangsang meningeal
? Kaku kuduk ! Antuk memeriksa kaku kuduk dapat dilakukan sbb! Tangan pemeriksa
ditempatkan dibawah kepala pasien yang sedang berbaring, kemudian kepala ditekukan (fleksi)
dan diusahakan agar dagu mencapai dada. Selama penekukan diperhatikan adanya tahanan. Bila
terdapat kaku kuduk kita dapatkan tahanan dan dagu tidak dapat mencapai dada. Kaku kuduk
dapat bersifat ringan atau berat
? Kernig sign ! Pada pemeriksaan ini , pasien yang sedang berbaring difleksikan pahanya
pada persendian panggul sampai membuat sudut -&H. Setelah itu tungkai bawah diekstensikan
pada persendian lutut sampai membentuk sudut lebih dari .,/H terhadap paha. Bila teradapat
tahanan dan rasa nyeri sebelum atau kurang dari sudut .,/H, maka dikatakan Kernig sign positif.
? Brud3inski 1 (Brud3inski>s neck sign)
Pasien berbaring dalam sikap terlentang, dengan tangan yang ditempatkan dibawah kepala pasien
yang sedang berbaring , tangan pemeriksa yang satu lagi sebaiknya ditempatkan didada pasien
untuk mencegah diangkatnya badan kemudian kepala pasien difleksikan sehingga dagu
menyentuh dada. Test ini adalah positif bila gerakan fleksi kepala disusul dengan gerakan fleksi
di sendi lutut dan panggul kedua tungkai secara reflektorik.
? Brud3inski 11 (Brud3inski>s contralateral leg sign)
Pasien berbaring terlentang. Tungkai yang akan dirangsang difleksikan pada sendi lutut,
kemudian tungkai atas diekstensikan pada sendi panggul. Bila timbul gerakan secara reflektorik
berupa fleksi tungkai kontralateral pada sendi lutut dan panggul ini menandakan test ini postif.
? (asegue sign ! Antuk pemeriksaan ini dilakukan pada pasien yang berbaring lalu kedua
tungkai diluruskan (diekstensikan), kemudian satu tungkai diangkat lurus, dibengkokkan (fleksi)
persendian panggulnya. Tungkai yang satu lagi harus selalu berada dalam keadaan ekstensi
(lurus). Pada keadaan normal dapat dicapai sudut %&H sebelum timbul rasa sakit dan tahanan. Bila
sudah timbul rasa sakit dan tahanan sebelum mencapai %&H maka disebut tanda (asegue positif.
#amun pada pasien yang sudah lan'ut usianya diambil patokan =&H.

o Saraf?saraf otak
#er4us 1 (olfaktorius)
? 5nosmia adalah hilangnya daya penghiduan.
? :iposmia adalah bila daya ini kurang ta'am.
? :iperosmia adalah daya penghiduan yang terlalu peka.
? Parosmia adalah gangguan penghiduan bilamana tercium bau yang tidak sesuai misalnya
minyak kayu putih tercium sebagai bau bawang goreng.
? Kakosmia adalah mempersepsi adanya bau busuk, padahal tidak ada.
? :alusinasi penciuman adalah bila tercium suatu modalitas olfaktorik tanpa adanya
perangsangan maka kesadaran akan suatu 'enis bau ini

o
#er4us 11 (optikus)
? Ta'am penglihatan ! membandingkan keta'aman penglihatan pemeriksa dengan 'alan
pasien disuruh melihat benda yang letaknya 'auh misal 'am didinding, membaca huruf di buku
atau koran.
? (apangan pandang ! Lang paling mudah adalah dengan munggunakan metode
Konfrontasi dari 2onder. 2alam hal ini pasien duduk atau berdiri kurang lebih 'arak . meter
dengan pemeriksa, $ika kita hendak memeriksa mata kanan maka mata kiri pasien harus ditutup,
misalnya dengan tangannya pemeriksa harus menutup mata kanannya. Kemudian pasien disuruh
melihat terus pada mata kiri pemeriksa dan pemeriksa harus selalu melihat ke mata kanan pasien.
Setelah pemeriksa menggerakkan 'ari tangannya dibidang pertengahan antara pemeriksa dan
pasien dan gerakan dilakukan dari arah luar ke dalam. $ika pasien mulai melihat gerakan 'ari I
'ari pemeriksa, ia harus memberitahu, dan hal ini dibandingkan dengan pemeriksa, apakah iapun
telah melihatnya. Bila sekiranya ada gangguan kampus penglihatan (4isual field) maka
pemeriksa akan lebih dahulu melihat gerakan tersebut. Derakan 'ari tangan ini dilakukan dari
semua 'urusan dan masing masing mata harus diperiksa.
? Eelihat warna
? Cefleks ancaman
? Cefleks pupil

o
#er4us 111 (okulomotorius)
? Pergerakan bola mata ke arah ! atas, atas dalam, atas luar, medial, bawah, bawah luar.
? 2iplopia (melihat kembar)
? Strabismus ('uling)
? #istagmus (gerakan bola mata diluar kemauan pasien)
? 6ksoftalmus (mata menon'ol keluar)
? Pupil ! lihat ukuran, bentuk dan kesamaan antara kiri dan kanan
? Cefleks pupil (refleks cahaya)
Direk/langsung ! cahaya ditu'ukan seluruhnya kearah pupil. #ormal, akibat adanya cahaya maka
pupil akan mengecil (miosis). Perhatikan 'uga apakah pupil segera miosis, dan apakah ada
pelebaran kembali yang tidak ter'adi dengan segera.
Indirek/tidak langsung! refleks cahaya konsensuil. 9ahaya ditu'ukan pada satu pupil, dan
perhatikan pupil sisi yang lain.
? Cima palpebra
? 2e4iasi kon'ugae

o
#er4us 1< (trochlearis)
? Pergerakan bola mata ke bawah dalam

o
#er4us < (trigeminus)
? Pemeriksaan motorik ! membuka dan menutup mulutF palpasi otot maseter dan temporalisF
kekuatan gigitan.
? 9ara !
..
..
..
.. pasien diminta merapatkan gigi sekuatnya, kemudian meraba E.
masseter dan E. temporalis. #ormalnya kiri dan kanan kekuatan,
besar dan tonus nya sama.
. Pasien diminta membuka mulut dan memperhatikan apakah ada
de4iasi rahang bawah, 'ika ada kelumpuhan maka dagu akan
terdorong kesisi lesi. Sebagai pegangan diambil gigi seri atas dan
bawah yang harus simetris.Bila terdapat parese disebelah kanan,
rahang bawah tidak dapat digerakkan kesamping kiri. 9ara lain
pasien diminta mempertahankan rahang bawahnya kesamping dan
kita beri tekanan untuk mengembalikan rahang bawah keposisi
tengah.
? Pemeriksaan sensorik ! dengan kapas dan 'arum dapat diperiksa rasa nyeri dan suhu,
kemudian lakukan pemeriksaan pada dahi, pipi dan rahang bawah.
? Cefleks kornea ! Kornea disentuh dengan kapas, bila normal pasien akan menutup
matanya atau menanyakan apakah pasien dapat merasakan.
? Cefleks masseter ! 2engan menempatkan satu 'ari pemeriksa melintang pada bagian
tengah dagu, lalu pasien dalam keadaan mulut setengah membuka dipukul dengan Qhammer
reflexQ normalnya didapatkan sedikit sa'a gerakan, malah kadang kadang tidak ada. Bila ada
gerakan hebat yaitu kontraksi E. masseter, E. temporalis, E. pterygoideus medialis yang
menyebabkan mulut menutup ini disebut refleks meninggi.
? Cefleks bersin ! menggunakan kapas.

o
#er4us <1 (abdusens)
? Pergerakan bola mata ke lateral

o
#er4us <11 (fasialis)
? Pemeriksaan fungsi motorik ! mengerutkan dahi (dibagian yang lumpuh lipatannya tidak
dalam), mimik, mengangkat alis, menutup mata (menutup mata dengan rapat dan coba buka
dengan tangan pemeriksa), moncongkan bibir atau menyengir, memperlihatkan gigi, bersiul
(suruh pasien bersiul, dalam keadaan pipi mengembung tekan kiri dan kanan apakah sama kuat.
Bila ada kelumpuhan maka angin akan keluar kebagian sisi yang lumpuh)
? Pemeriksaan fungsi sensorik !

o

", bagian depan lidah ! Pasien disuruh untuk men'ulurkan lidah,
kemudian pada sisi kanan dan kiri diletakkan gula, asam,garam
atau sesuatu yang pahit. Pasien cukup menuliskan apa yang terasa
diatas secarik kertas. Bahannya adalah! glukosa / S, #a9l ,/ S,
asam sitrat . S, kinine &,&%/ S.
Sekresi air mata ! 2engan menggunakan Schirmer test (lakmus
merah). Akuran ! &,/ cm ; .,/ cm. Barna berubah 'adi biruF
normal! .&I./ mm (lama / menit).


o
#er4us <111 (4estibulo?koklearis)
? Pemeriksaan fungsi n. koklearis untuk pendengaran

o

Pemeriksaan Beber ! Eaksudnya membandingkan transportasi
melalui tulang ditelinga kanan dan kiri pasien. Darputala
ditempatkan didahi pasien, pada keadaan normal kiri dan kanan
sama keras (pasien tidak dapat menentukan dimana yang lebih
keras). Pendengaran tulang mengeras bila pendengaran udara
terganggu, misal! otitis media kiri, pada test Beber terdengar kiri
lebih keras. Bila terdapat Pner4e deafnessQ disebelah kiri, pada test
Beber dikanan terdengar lebih keras.
Pemeriksaan Cinne ! Eaksudnya membandingkan pendengaran
melalui tulang dan udara dari pasien. Pada telinga yang sehat,
pendengaran melalui udara didengar lebih lama daripada melalui
tulang. Darputala ditempatkan pada planum mastoid sampai pasien
tidak dapat mendengarnya lagi. Kemudian garpu tala dipindahkan
kedepan meatus eksternus. $ika pada posisi yang kedua ini masih
terdengar dikatakan test positip. Pada orang normal test Cinne ini
positif. Pada Pconduction deafnessQ test Cinne negatif.
Pemeriksaan Schwabah ! Pada test ini pendengaran pasien
dibandingkan dengan pendengaran pemeriksa yang dianggap
normal. Darpu tala dibunyikan dan kemudian ditempatkan didekat
telinga pasien. Setelah pasien tidak mendengarkan bunyi lagi,
garpu tala ditempatkan didekat telinga pemeriksa. Bila masih
terdengar bunyi oleh pemeriksa, maka dikatakan bahwa
Schwabach lebih pendek (untuk konduksi udara). Kemudian garpu
tala dibunyikan lagi dan pangkalnya ditekankan pada tulang
mastoid pasien. 2irusuh ia mendengarkan bunyinya. Bila sudah
tidak mendengar lagi maka garpu tala diletakkan di tulang mastoid
pemeriksa. Bila pemeriksa masih mendengar bunyinya maka
dikatakan Schwabach (untuk konduksi tulang) lebih pendek.
? Pemeriksaan fungsi n. 4estibularis untuk keseimbangan

o

Pemeriksaan dengan tes kalori
Bila telinga kiri didinginkan (diberi air dingin) timbul nystagmus kekanan. Bila telinga kiri
dipanaskan (diberi air panas) timbul nistagmus kekiri. #ystagmus ini disebut sesuai dengan
fasenya yaitu ! fase cepat dan fase pelan, misalnya nystagmus kekiri berarti fase cepat kekiri.
Bila ada gangguan keseimbangan maka perubahan temperatur dingin dan panas memberikan
reaksi.

o

Pemeriksaan Tpast pointing test
Pasien diminta menyentuh u'ung 'ari pemeriksa dengan 'ari telun'uknya, kemudian dengan mata
tertutup pasien diminta untuk mengulangi. #ormalnya pasien harus dapat melakukannya.

o

Tes Comberg
Pada pemeriksaan ini pasien berdiri dengan kaki yang satu didepan kaki yang lainnya. Tumit
kaki yang satu berada didepan 'ari kaki yang lainnya, lengan dilipat pada dada dan mata
kemudian ditutup. Jrang yang normal mampu berdiri dalam sikap Comberg yang diperta'am
selama ,& detik atau lebih.

o

Stepping test
Pasien disuruh ber'alan ditempat, dengan mata tertutup, sebanyak /& langkah dengan kecepatan
seperti 'alan biasa. Selama test ini pasien diminta untuk berusaha agar tetap ditempat dan tidak
beran'ak dari tempatnya selama test berlangsung. 2ikatakan abnormal bila kedudukan akhir
pasien beran'ak lebih dari . meter dari tempatnya semula, atau badan terputar lebih dari ,&
dera'at.


o
#er4us 1U
? Pemeriksaan motorik ! disfagia, palatum molle, u4ula, disfonia, refleks muntah.
9ara . ! Pasien diminta untuk membuka mulut dan mengatakan huruf PaQ. $ika ada gangguan
maka otot stylopharyngeus tak dapat terangkat dan menyempit dan akibatnya rongga hidung dan
rongga mulut masih berhubungan sehingga bocor. $adi pada saat mengucapkan huruf PaQ dinding
pharyn; terangkat sedang yang lumpuh tertinggal, dan tampak u4ula tidak simetris tetapi tampak
miring tertarik kesisi yang sehat
9ara ! Pemeriksa menggoreskan atau meraba pada dinding pharyn; kanan dan kiri dan bila ada
gangguan sensibilitas maka tidak ter'adi refleks muntah.
? Pemeriksaan sensorik ! pengecapan .", belakang lidah

o
#er4us U
Pemeriksaan bersamaan dengan ner4us 1U.

o
#er4us U1
? Eemeriksa tonus m. sternocleidomastoideus ! 2engan menekan pundak pasien dan pasien
diminta untuk mengangkat pundaknya.
? Eemeriksa tonus m. trape3ius ! Pasien diminta untuk menoleh kekanan dan kekiri dan
ditahan oleh pemeriksa , kemudian dilihat dan diraba tonus dari m. sternocleidomastoideus.

o
#er4us U11
2engan adanya gangguan pergerakan lidah, maka perkataan?perkataan tidak dapat diucapkan
dengan baik, hal demikian disebut! dysarthria. 2alam keadaan diam lidah tidak simetris,
biasanya tergeser kedaerah lumpuh karena tonus disini menurun. Bila lidah di'ulurkan maka
lidah akan membelok kesisi yang sakit. Eelihat apakah ada atrofi atau fasikulasi pada otot lidah.
Kekuatan otot lidah dapat diperiksa dengan menekan lidah kesamping pada pipi dan
dibandingkan kekuatannya pada kedua sisi pipi.
Pe"eriksaan sis%e" "$%$rik
Pemeriksaan sistim motorik sebaiknya dilakukan dengan urutan urutan tertentu untuk men'amin
kelengkapan dan ketelitian pemeriksaan.

o Pengamatan
? Daya ber'alan dan tingkah laku.
? Simetri tubuh dan ektremitas.
? Kelumpuhan badan dan anggota gerak, dll.

o Derakan 4olunter
Lang diperiksa adalah gerakan pasien atas permintaan pemeriksa, misalnya!
? Eengangkat kedua tangan pada sendi bahu.
? 8leksi dan ekstensi artikulus kubiti.
? Eengepal dan membuka 'ari?'ari tangan.
? Eengangkat kedua tungkai pada sendi panggul.
? 8leksi dan ekstensi artikulus genu.
? Plantar fleksi dan dorso fleksi kaki.
? Derakan 'ari? 'ari kaki.

o Palpasi otot
? Pengukuran besar otot.
? #yeri tekan.
? Kontraktur.
? Konsistensi (kekenyalan).
? Konsistensi otot yang meningkat terdapat pada!

o
Spasmus otot akibat iritasi radi; saraf spinalis, misal! meningitis, :#P
Kelumpuhan 'enis AE# (spastisitas)
Dangguan AE# ekstrapiramidal (rigiditas)
Kontraktur otot
? Konsistensi otot yang menurun terdapat pada

o
Kelumpuhan 'enis (E# akibat dener4asi otot.
Kelumpuhan 'enis (E# akibat lesi di Pmotor end plateQ


o Perkusi otot
? #ormal ! otot yang diperkusi akan berkontraksi yang bersifat setempat dan berlangsung
hanya . atau detik sa'a.
? Eiodema ! penimbunan se'enak tempat yang telah diperkusi (biasanya terdapat pada
pasien mi;edema, pasien dengan gi3i buruk).
? Eiotonik ! tempat yang diperkusi men'adi cekung untuk beberapa detik oleh karena
kontraksi otot yang bersangkutan lebih lama dari pada biasa.

o Tonus otot
? Pasien diminta melemaskan ekstremitas yang hendak diperiksa kemudian ekstremitas
tersebut kita gerak?gerakkan fleksi dan ekstensi pada sendi siku dan lutut. Pada orang normal
terdapat tahanan yang wa'ar.
? 8laccid ! tidak ada tahanan sama sekali (di'umpai pada kelumpuhan (E#).
? :ipotoni ! tahanan berkurang.
? Spastik ! tahanan meningkat dan terdapat pada awal gerakan, ini di'umpai pada
kelumpuhan AE#.
? Cigid ! tahanan kuat terus menerus selama gerakan misalnya pada Parkinson.

o Kekuatan otot
? Pemeriksaan ini menilai kekuatan otot, untuk memeriksa kekuatan otot ada dua cara!

o
Pasien disuruh menggerakkan bagian ekstremitas atau badannya dan
pemeriksa menahan gerakan ini.
Pemeriksa menggerakkan bagian ekstremitas atau badan pasien dan ia
disuruh menahan.
? 9ara menilai kekuatan otot!

o
& ! Tidak didapatkan sedikitpun kontraksi otot, lumpuh total.
. ! Terdapat sedikit kontraksi otot, namun tidak didapatkan gerakan pada
persendiaan yang harus digerakkan oleh otot tersebut.
! 2idapatkan gerakan,tetapi gerakan ini tidak mampu melawan gaya
berat (gra4itasi).
, ! 2apat mengadakan gerakan melawan gaya berat.
0 ! 2isamping dapat melawan gaya berat ia dapat pula mengatasi sedikit
tahanan yang diberikan.
/ ! Tidak ada kelumpuhan (normal)

Sis%e" sensi.ili%as
o 6ksteroseptif ! terdiri atas rasa nyeri, rasa suhu dan rasa raba.
Casa nyeri bisa dibangkitkan dengan berbagai cara, misalnya dengan menusuk menggunakan
'arum, memukul dengan benda tumpul, merangsang dengan api atau hawa yang sangat dingin
dan 'uga dengan berbagai larutan kimia.
Casa suhu diperiksa dengan menggunakan tabung reaksi yang diisi dengan air es untuk rasa
dingin, dan untuk rasa panas dengan air panas. Penderita disuruh mengatakan dingin atau panas
bila dirangsang dengan tabung reaksi yang berisi air dingin atau air panas. Antuk memeriksa rasa
dingin dapat digunakan air yang bersuhu sekitar .&?& H9, dan untuk yang panas bersuhu 0&?/&
H9. Suhu yang kurang dari / H9 dan yang lebih tinggi dari /& H9 dapat menimbulkan rasa?nyeri.
Casa raba dapat dirangsang dengan menggunakan sepotong kapas, kertas atau kain dan u'ungnya
diusahakan sekecil mungkin. :indarkan adanya tekanan atau pembangkitan rasa nyeri. Periksa
seluruh tubuh dan bandingkan bagian?bagian yang simetris.

o Proprioseptif ! rasa raba dalam (rasa gerak, rasa posisi"sikap, rasa getar dan rasa
tekanan)
Casa gerak ! pegang u'ung 'ari 'empol kaki pasien dengan 'ari telun'uk dan 'empol 'ari tangan
pemeriksa dan gerakkan keatas kebawah maupun kesamping kanan dan kiri, kemudian pasien
diminta untuk men'awab posisi ibu 'ari 'empol nya berada diatas atau dibawah atau disamping
kanan"kiri.
Casa sikap ! Tempatkan salah satu lengan"tungkai pasien pada suatu posisi tertentu, kemudian
suruh pasien untuk menghalangi pada lengan dan tungkai. Perintahkan untuk menyentuh dengan
u'ung u'ung telun'uk kanan, u'ung 'ari kelingking kiri dsb.
Casa getar ! Darpu tala digetarkan dulu"diketuk pada me'a atau benda keras lalu letakkan diatas
u'ung ibu 'ari kaki pasien dan mintalah pasien men'awab untuk merasakan ada getaran atau tidak
dari garputala tersebut.

o 2iskriminatif ! daya untuk mengenal bentuk"ukuranF daya untuk mengenal
"mengetahui berat sesuatu benda dsb.
Casa gramestesia ! untuk mengenal angka, aksara, bentuk yang digoreskan diatas kulit pasien,
misalnya ditelapak tangan pasien.
Casa barognosia ! untuk mengenal berat suatu benda.
Casa topognosia ! untuk mengenal tempat pada tubuhnya yang disentuh pasien.
Re)leks
o Cefleks fisiologis
? Biseps
Stimulus ! ketokan pada 'ari pemeriksa yang ditempatkan pada tendon m. biseps brachii,
posisi lengan setengah ditekuk pada sendi siku.
Cespons ! fleksi lengan pada sendi siku.
5fferent ! n. musculucutaneus (9/?=)
6fferenst ! idem
? Triseps
Stimulus ! ketukan pada tendon otot triseps brachii, posisi lengan fleksi pada sendi siku dan
sedikit pronasi.
Cespons ! e;tensi lengan bawah disendi siku
5fferent ! n. radialis (9 =?%?@)
6fferenst ! idem
? KP
Stimulus ! ketukan pada tendon patella
Cespons ! ekstensi tungkai bawah karena kontraksi m. )uadriceps emoris.
6fferent ! n. femoralis (( ?,?0)
5fferent ! idem
? !P
Stimulus ! ketukan pada tendon achilles
Cespons ! plantar fleksi kaki karena kontraksi m. gastrocnemius
6fferent ! n. tibialis ( (. /?S, .? )
5fferent ! idem
? Periosto"radialis
Stimulus ! ketukan pada periosteum u'ung distal os radii, posisi lengan setengah fleksi dan
sedikit pronasi
Cespons ! fleksi lengan bawah di sendi siku dan supinasi karena kontraksi m. brachioradialis
5fferent ! n. radialis (9 /?=)
6fferenst ! idem
? Periosto"ulnaris
Stimulus ! ketukan pada periosteum proc. styloigeus ulnea, posisi lengan setengah fleksi V
antara pronasi I supinasi.
Cespons ! pronasi tangan akibat kontraksi m. pronator )uadratus
5fferent ! n. ulnaris (9@?T.)
6fferent ! idem

o Cefleks patologis
? Ba#inski
Stimulus ! penggoresan telapak kaki bagian lateral dari posterior ke anterior.
Cespons ! ekstensi ibu 'ari kaki dan pengembangan (fanning) 'ari I 'ari kaki.
? $haddock
Stimulus ! penggoresan kulit dorsum pedis bagian lateral, sekitar malleolus lateralis dari
posterior ke anterior.
Cespons ! seperti babinski
? %ppenheim
Stimulus ! pengurutan crista anterior tibiae dari proksimal ke distal
Cespons ! seperti babinski
? &ordon
Stimulus ! penekanan betis secara keras
Cespons ! seperti babinski
? Schaeffer
Stimulus ! memencet tendon achilles secara keras
Cespons ! seperti babinski
? &onda
Stimulus ! penekukan ( planta fleksi) maksimal 'ari kaki keempat
Cespons ! seperti babinski
? 'offman
Stimulus ! goresan pada kuku 'ari tengah pasien
Cespons ! ibu 'ari, telun'uk dan 'ari I 'ari lainnya berefleksi
? Tromner
Stimulus ! colekan pada u'ung 'ari tengah pasien
Cespons ! seperti :offman
K$$rdinasi
Termasuk dalam pemeriksaan koordinasi !
? (enggang
? Bicara ! berbicara spontan, pemahaman, mengulang, menamai.
? Eenulis ! mikrografia pada Parkinson>s disease
? Percobaan apraksia ! ketidakmampuan dalam melakukan tindakan yang terampil !
mengancing ba'u, menyisir rambut, dan mengikat tali sepatu
? Eimik
? Tes telun'uk ! pasien merentangkan kedua lengannya ke samping sambil menutup mata.
(alu mempertemukan 'ari?'arinya di tengah badan.
? Tes telun'uk?hidung ! pasien menun'uk telun'uk pemeriksa, lalu menun'uk hidungnya.
? 2isdiadokokinesis ! kemampuan melakukan gerakan yang bergantian secara cepat dan
teratur.
? Tes tumit?lutut ! pasien berbaring dan kedua tungkai diluruskan, lalu pasien menempatkan
tumit pada lutut kaki yang lain.
(ege%a%i)
Pemeriksaan 4egetatif !
? <asomotorik ! pembuluh darah W digores merah
? Sudomotorik ! berkeringat
? Pilo?erektor ! merinding W tangan pemeriksa setelah memegang es, lalu memegang pasien
? Eiksi
? 2efekasi
? Potensi libido
(er%e.ra
Bentuk, scoliosis, hiperlordosis, kifosis
Tanda5%anda &erangsangan radikuler
..
.. (ase)ue ! kaki difleksikan pada sendi panggul dengan sendi lutut tetap ekstensi
W tahanan dengan sudut X =&H
. 9ross (ase)ue ! lakukan tes (ase)ue, nyeri pada kaki yang berlawanan
,. Patrick
0. 9ontra?Patrick
Ge#ala5ge#ala !ere.ellar
..
.. 5taksia ! gangguan gerakan 'alan yang tidak teratur oleh karena impuls
proprioseptif tidak dapat diintegrasikan (gangguan koordinasi gerakan).
. 2isartria ! gangguan kata?kata.
,. Tremor ! intention tremor ! iregular, bertambah kasar bila tangan menu'u suatu
arah atau sasaran.
0. #istagmus ! tes kalori
/. 8enomena Cebound ! tidak mampu menghentikan gerakan tepat pada waktunya.
Penderita memfleksikan tangan dan disuruh menahan tahanan oleh pemeriksa,
lalu pemeriksa melepaskan tangannya dengan tiba?tiba W ditahan oleh otot?otot
triseps W normal.
=. <ertigo ! gangguan orientasi ruangan dimana perasaan dirinya bergerak berputar
terhadap ruangan di sekitarnya atau ruangan sekitarnya bergerak terhadap dirinya.

Ge#ala5ge#ala eks%ra&ira"idal
..
.. Tremor ! resting tremor"Parkinson tremor
. Cigiditas ! hipertonus otot?otot
,. Bradikinesia ! gerakan melambat

*ungsi Lu+ur
..
.. Kesadaran kualitatif
. 1ngatan baru
,. 1ngatan lama
0. Jrientasi ! diri, tempat, waktu, situasi
/. 1nteligensia ! normal, terganggu
=. 2aya pertimbangan ! baik, kurang
%. Ceaksi emosi ! normal, terganggu
@. 5fasia ! gangguan berbahasa (gangguan dalam memproduksi atau memahami
bahasa)
? 6kspresif ! motorik, area Brocca
? Ceseptif ! area Bernicke
-. 5gnosia ! ketidakmampuan mengenali benda?benda yang telah dikenali sebelumnya.
? 5gnosia 4isual ! tidak mampu mengenali ob'ek secara 4isual
? 5gnosia 'ari ! ketidakmampuan mengidentifikasi 'arinya atau 'ari orang lain Y pasien
menutup mata, pemeriksa memegang salah satu 'ari pasien, dan pasien membuka mata dan
menun'ukkan 'ari yang diraba tadi.
.&. 5kalkulia ! ketidakmampuan berhitung
... 2isorientasi kanan?kiri

Anda mungkin juga menyukai