Anda di halaman 1dari 94

KURIKULUM

PENINGKATAN KOMPETENSI TENAGA KESEHATAN DALAM


PENANGGULANGAN KESEHATAN INTELIGENSI PADA USIA LANJUT
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan kesehatan antara lain ditandai dengan meningkatnya
usia harapan hidup sekitar 273,65 juta jiwa penduduk Indonesia dari 6, tahun pada
tahun 2!!" ke 7!,5 pada tahun 2!!7. #al ini pada akhirnya mengakibatkan peningkatan
jumlah usia lanjut $usila%. &ertambahnya usia menyebabkan meningkatnya pre'alensi
penyakit degenerati(. )ani(estasi klinis gangguan akibat proses degenerati( ber'ariasi
se*ara umum sebagai gangguan organ $otak, jantung, pembuluh darah, penyakit sendi
atau yang sering disebut degenerative disease dan risk factornya% dan gangguan yang
berkaitan dengan masalah inteligensi akibat penurunan (ungsi otak.
+angguan pada berbagai ma*am (ungsi inteligensi berpengaruh terhadap seluruh
akti'itas indi'idu dalam kehidupan bermasyarakat sehari,hari baik di keluarga,
lingkungan, pekerjaan, dan lainnya. -ampaknya, dapat dipastikan akan menyebabkan
penurunan kualitas hidup pada usila. Public Health Problem memberikan gambaran
mengenai terganggunya akti'itas kehidupan sosial menyebabkan problem kesehatan
masyarakat dan tingginya biaya yang harus ditanggung oleh keluarga, masyarakat,
pemerintah untuk menanggulangi masalah tersebut dalam jangka waktu yang panjang
(economic health problem).
.enanggulangan )asalah inteligensia pada usila yang dilakukan melalui upaya
preventif lebih diarahkan pada paradigma sehat dengan peningkatan kualitas hidup.
.eningkatan kualitas hidup ini memerlukan suatu pendekatan pre'enti(, promoti(,
kurati(, dan rehabilitati(/restorati(.
Keberhasilan program di*apai dengan adanya (asilitas pendukung berupa sebuah
instrumen yang telah dibakukan. 0umber -aya )anusia $0-)% terlatih untuk
melaksanakan pemeriksaan dan tatalaksana gangguan inteligensi pada usila sebagai
upaya penanggulangan masalah kesehatan inteligensi pada usila, dan modul ini akan
berhasil bila pada pelaksanaan program di lapangan dapat berjalan sesuai dengan
target baik waktu, 0-) yang terampil, dan men*apai sasaran. -engan adanya
pelatihan ini, diharapkan dapat menjaring berbagai kasus kesehatan inteligensi pada
1ansia dari kelompok terke*il yang nantinya akan dirujuk ke beberapa pelayanan
kesehatan inteligensi $seperti2 rumah sakit yang ditunjuk% untuk mendapatkan inter'ensi
berkelanjutan.
&. Filoo!i
.eningkatan kompetensi tenaga penanggulangan kesehatan inteligensia pada usila
diselenggarakan dengan memperhatikan 2
3. .rinsip pembelajaran orang dewasa
$androgogi%, yaitu bahwa selama peningkatan kompetensi peserta memiliki hak
untuk2
a. -idengarkan dan dihargai pengalamannya dalam melakukan kegiatan
pelayanan kesehatan
b. -ipertimbangkan setiap ide dan pendapatnya selama masih berada dalam
konteks peningkatan kompetensi.
2. .rinsip learning by doing, peserta
dimungkinkan untuk mendapatkan kesempatan dalam2
a. )elakukan kegiatan atau berperan akti( se*ara perseorangan atau kelompok
dengan menggunakan metode seperti tanya jawab, presentasi, diskusi
kelompok, latihan/exercise, simulasi dan praktik.
b. )elakukan pengulangan terhadap kegiatan yang dilakukan atau perbaikan
terhadap kegiatan yang dirasa perlu.
3. .rinsip peningkatan kompetensi
berorientasi kepada peserta, dimana peserta berhak untuk2
a. )endapatkan paket bahan belajar berupa modul peningkatan kompetensi.
1
b. )endapatkan pelatih yang pro(esional, yang dapat mem(asilitasi dengan
berbagai metode dan menguasai materi.
*. &elajar sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki, baik se*ara 'isual, auditori
maupun kinestetik $gerak%.
d. &elajar dengan modal pengetahuan yang dimiliki masing,masing tentang
pelayanan kesehatan.
e. )elakukan re(leksi dan memberikan umpan balik se*ara terbuka.
(. )elakukan e'aluasi $terhadap (asilitator dan penyelenggara% dan di e'aluasi
tingkat pemahamannya dalam bidang pelayanan kesehatan.
". .rinsip peningkatan tenaga yang
berbasis kompetensi, peserta dimungkinkan untuk2
a. )engembangkan keterampilan langkah demi langkah dalam memperoleh
kompetensi yang ditetapkan dalam peningkatan kompetensi.
b. )emperoleh serti(ikat setelah dinyatakan berhasil mendapatkan kompetensi
yang ditetapkan dalam peningkatan kompetensi ini.
II. PERAN DAN FUNGSI"KOMPETENSI
A. Peran
0etelah mengikuti kegiatan peningkatan kompetensi, peserta berperan sebagai
(asilitator pada peningkatan kompetensi tenaga kesehatan dalam penanggulangan
kesehatan inteligensi pada usia lanjut.
B. F#ngi"Ko$%eteni
0etelah mengikuti pelatihan, peserta memiliki (ungsi/kompetensi sebagai berikut 2
3. )enggunakan instrumen penanggulangan kesehatan inteligensi pada usila
2. )enganalisa hasil pengisian instrumen penanggulangan kesehatan inteligensia
pada usila
3. )elakukan pen*atatan dan pelaporan
". )engkoordinasikan .enanggulangan )asalah kesehatan inteligensia pada usia
lanjut dengan lintas sektor dan lintas program
5. )elakukan teknik (asilitasi
III. TUJUAN PELATIHAN
A. T#&#an U$#$
0etelah mengikuti kegiatan peningkatan kompetensi, peserta mampu
mem(asilitasi dalam peningkatan kompetensi tenaga penanggulangan kesehatan
inteligensia pada usia lanjut.
&. T#&#an K'##
0etelah mengikuti kegiatan peningkatan kompetensi, peserta mampu 2
3. )enggunakan instrumen penanggulangan kesehatan inteligensia pada usila
2. )enganalisa hasil pengisian instrumen penanggulangan kesehatan inteligensia
pada usila
3. )elakukan pen*atatan dan pelaporan
". )engkoordinasikan .enanggulangan )asalah kesehatan inteligensia pada usia
lanjut dengan lintas sektor dan lintas program
5. )elakukan teknik (asilitasi
I(. PESERTA
.elatihan peningkatan kompetensi tenaga penanggulangan kesehatan inteligensia pada
usia lanjut dilakukan untuk pelatih/454. .eserta pelatihan merupakan satu tim. 0etiap
puskesmas mengirimkan minimal dua orang perwakilan daerahnya. -alam satu tim akan
terdiri dari seorang instruktur dan lima orang peserta.
A. J#$la' Peerta
6umlah peserta sebanyak 2! orang pada setiap kelasnya.
-eteksi kesehatan inteligensia pada usia lanjut adalah tenaga kesehatan berjumlah 2!
orang tiap propinsi, dengan daerah per*ontohan 3 $tiga% propinsi.
&. Kriteria Peerta
2
.eserta yang dipilih, harus memenuhi persyaratan peserta yang telah ditentukan,
yaitu2
3. .eserta/sasaran peningkatan kompetensi adalah tenaga kesehatan
pemegang program kesehatan usia lanjut di dinas kesehatan propinsi dan rumah
sakit pemerintah.
2. &ersedia menjadi (asilitator dalam peningkatan kompetensi deteksi
masalah kesehatan inteligensi pada usia lanjut di wilayah kerjanya.
3. &ersedia mengikuti peningkatan kompetensi tenaga penanggulangan
kesehatan inteligensi pada usia lanjut se*ara penuh $454%.
(. PELATIH
Kuali(ikasi pelatih yang diperlukan yaitu berpengalaman dan menguasai masalah
kesehatan inteligensia kesehatan, terutama pada lansia.
(I. STRUKTUR PROGRAM
7ntuk men*apai tujuan pelatihan, materi pelatihan disusun dalam struktur program
sebagai berikut 2
No Materi
)akt# *JPL+
J#$la'
T P PL
A )ateri -asar
3. Kebijakan
.enanggulangan )asalah Kesehatan
Inteligensia pada usia lanjut
2. )asalah
Kesehatan Inteligensia pada usia
lanjut
2
2
,
,
,
,
2
2
& )ateri Inti
3. .enggunaan Instrumen A&8-9 untuk
.enanggulangan )asalah Inteligensia
Kesehatan akibat +angguan
-egenerati(
2. Analisis hasil Instrumen A&8-9 untuk
.enanggulangan )asalah Inteligensia
Kesehatan akibat +angguan
-egenerati(
3. .en*atatan dan pelaporan
". 4atalaksana .enanggulangan
)asalah Inteligensia Kesehatan
Akibat +angguan -egenerati(
2
2
2
2
2
2
2
2
"
,
,
,

"
"
"
8 )ateri .enunjang
3. &18
2. :41 $:en*ana 4indak 1anjut%
3. 4eknik ;asilitasi
3
,
2
3
2
,
,
,
,
2
2
2
J#$la' ,- ,, . /0
Keterangan 1
3 jpl < "5 menit
4 2 4eori
. 2 .enugasan
.1 2 .raktek 1apangan
6.1 2 6am .elajaran
6ml 2 6umlah
3
(II. DIAGRAM ALIR PROSES PEMBELAJARAN
4
.embukaan
)embuat Komitmen &elajar
=awasan/.emahaman 2
Kebijakan .enanggulangan
)asalah Kesehatan
Inteligensia pada 7sia
1anjut
)asalah Kesehatan
Inteligensia pada 7sia
1anjut
)etode 2
8urah pendapat
4anya 6awab
Keterampilan 2
.enggunaan Instrumen deteksi dasar
masalah kesehatan inteligensi pada
usia lanjut
Analisis hasil pengisian instrument
deteksi dasar masalah kesehatan
inteligensi pada usia lanjut
.en*atatan dan .elaporan
Koordinasi .rogram penanggulangan
masalah kesehatan inteligensia pada
usia lanjut dengan lintas se*tor dan
lintas program
4eknik (asilitasi
)etode 2
8urah pendapat
.enugasan
-iskusi kelompok/)embahas Kasus
.raktek Kerja 1apangan
:en*ana tindak 1anjut
9'aluasi akhir
(III. GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN *GBPP+
Gari2Gari Bear Progra$ Pe$3ela&aran *GBPP+
No 2 )-.!3
Materi 2 Kebijakan .enanggulangan )asalah Inteligensia Kesehatan
)akt# 2 2 jpl $4 < 2, . < !, .1 < !%
T#&#an Pe$3ela&aran U$#$ *TPU+ 1
0etelah mengikuti materi ini peserta mampu mengetahui kebijakan .enanggulangan
)asalah Kesehatan Inteligensia Akibat +angguan -egenerati(.
T#&#an Pe$3ela&aran
K'## *TPK+
Pokok Ba'aan " S#3
Pokok Ba'aan
Meto4e
Me4ia 4an Alat
Bant#
Re!ereni
3. )enyebutkan >isi dan
)isi .enanggulangan
)asalah Kesehatan
Inteligensia pada usila
2. )enyebutkan 4ujuan,
0asaran, 0trategi,
Kebijakan dan 4ugas
3. >isi dan )isi
.enanggulangan
)asalah Kesehatan
Inteligensia pada usila
2. 4ujuan, 0asaran,
0trategi, Kebijakan,
4ugas
, 8eramah
, 4anya
6awab
, 1aptop
, 18-
, 4ayangan
.ower .oint
, =hiteboard
, .ointer
, ;lip 8hart
, A4K
, )odul )- !3
&uku .edoman
.enanggulangan
)asalah
Kesehatan
Inteligensia Akibat
+angguan
-egenerati(
Gari2Gari Bear Progra$ Pe$3ela&aran *GBPP+
No 2 )-.!2
Materi 2 .enanggulangan )asalah Inteligensia Kesehatan 7sila
)akt# 2 2 jpl $4 < 2, . < !, .1 < !%
T#&#an Pe$3ela&aran U$#$ *TPU+ 2
0etelah mengikuti materi ini peserta mampu mengetahui )asalah Kesehatan Inteligensia
akibat gangguan degenerati(.
T#&#an Pe$3ela&aran
K'## *TPK+
Pokok Ba'aan " S#3
Pokok Ba'aan
Meto4e
Me4ia 4an Alat
Bant#
Re!ereni
3. )enjelaskan )asalah
Kesehatan
Inteligensia pada 7sia
1anjut
2. )enjelaskan
.enanggulangan
)asalah Inteligensia
Kesehatan pada 7sia
1anjut
3. )asalah Kesehatan
Inteligensia pada 7sia
1anjut
2. .enanggulangan
)asalah Kesehatan
Inteligensia pada 7sia
1anjut
, 8eramah
, 4anya
6awab
, 1aptop
, 18-
, 4ayangan
.ower .oint
, =hiteboard
, .ointer
, ;lip 8hart
, A4K
, )odul )- !2
&uku .edoman
.enanggulangan
)asalah
Kesehatan
Inteligensia Akibat
+angguan
-egenerati(
5
Gari2Gari Bear Progra$ Pe$3ela&aran *GBPP+
No 2 )I.!3
Materi 2 .enggunaan Instrumen A&8-9 untuk .enanggulangan )asalah Inteligensia
Kesehatan akibat +angguan -egenerati(
)akt# 2 6 jpl $ 4 < 3, . < 3, .1 < !%
T#&#an Pe$3ela&aran U$#$ *TPU+ 2
0etelah mengikuti materi ini peserta mampu menggunakan instrumen A&8-9 untuk
-eteksi -ini .enanggulangan )asalah Inteligensia Kesehatan Akibat +angguan
-egenerati(
T#&#an Pe$3ela&aran
K'## *TPK+
Pokok Ba'aan " S#3
Pokok Ba'aan
Meto4e
Me4ia 4an Alat
Bant#
Re!ereni
3. )engisi Komponen,
Komponen Instrumen
A&8-9
3. Komponen,komponen
A&8-9 terdiri dari 2
, &arthel Indeks
, :omberg 4est
, ))09/)ini 8og
, ;aktor :esiko
, +-:0
, 8eramah
, 4anya
6awab
, 1atihan
, 0imulasi
, .raktek
lapangan
, 1aptop
, 18-
, 4ayangan
.ower .oint
, 4ayangan
>ideo
, =hiteboard
, .ointer
, ;lip 8hart
, A4K
, )odul )I !3
.
&uku .edoman
.enanggulangan
)asalah
Kesehatan
Inteligensia Akibat
+angguan
-egenerati(
Gari2Gari Bear Progra$ Pe$3ela&aran *GBPP+
No 2 )I.!2
Materi 2 Analisis #asil .engisian Instrumen
)akt# 2 " jpl $4 < 2, . < 2, .1 < !%
T#&#an Pe$3ela&aran U$#$ *TPU+ 1
0etelah mengikuti materi ini peserta mampu menganalisa hasil instrumen deteksi dasar
masalah kesehatan inteligensia pada usia lanjut
T#&#an Pe$3ela&aran
K'## *TPK+
Pokok Ba'aan " S#3
Pokok Ba'aan
Meto4e
Me4ia 4an Alat
Bant#
Re!ereni
3. )enganalisa #asil
.enilaian Komponen
Instrumen A&8-9
3. Analisa #asil
.engisian Instrumen
A&8-9
, 8eramah
, 4anya
6awab
, 1atihan
, 0imulasi
, 1aptop
, 18-
, 4ayangan
.ower .oint
, 4ayangan
>ideo
, =hiteboard
, .ointer
, ;lip 8hart
, A4K
, )odul )I !2
&uku .edoman
.enanggulangan
)asalah
Kesehatan
Inteligensia Akibat
+angguan
-egenerati(
6
Gari2Gari Bear Progra$ Pe$3ela&aran *GBPP+
No 2 )I.!3
Materi 2 .en*atatan dan :ekapitulasi #asil -eteksi )asalah Kesehatan Inteligensia Akibat
+angguan -egenerati(
)akt# 2 " jpl $4 < 2, . < 2, .1 < !%
T#&#an Pe$3ela&aran U$#$ *TPU+ 1
0etelah mengikuti materi ini peserta mampu mengetahui pen*atatan dan pelaporan
T#&#an Pe$3ela&aran
K'## *TPK+
Pokok Ba'aan " S#3
Pokok Ba'aan
Meto4e
Me4ia 4an Alat
Bant#
Re!ereni
3. )enjelaskan tentang
(ormulir yang akan
diisi untuk pen*atatan
dan pelaporan
2. )engisi (ormulir
.en*atatan dan
.elaporan
3. )elakukan .elaporan
3. .enjelasan mengenai
(ormulir pen*atatan
dan pelaporan
2. 8ara pengisian
(ormulir pen*atatan
dan pelaporan
a. ;ormulir rekapitulasi
deteksi )KI pada
usila
b. ;ormulir
:ekapitulasi
1aporan deteksi )KI
pada usila
*. ;ormulir rekapitulasi
laporkegiatan .)KI
pada usila
d. ;ormulir
rekapitulasi laporan
penyakit dan (aktor
risiko pada usila
3. )ekanisme pelaporan
, :ujukan Kasus
, Alur
penanggulangan
masalah
kesehatan
inteligensia pada
usia lanjut
, 8eramah
, 4anya
6awab
, 1atihan
, 0imulasi
, 1aptop
, 18-
, 4ayangan
.ower .oint
, =hiteboard
, .ointer
, ;lip 8hart
, A4K
, )odul )I !3
&uku .edoman
.enanggulangan
)asalah
Kesehatan
Inteligensia Akibat
+angguan
-egenerati(
7
Gari2Gari Bear Progra$ Pe$3ela&aran *GBPP+
No 2 )I.!"
Materi 2
)akt# 2 2 jpl $4 < 3, . < 3, .1 < !%
T#&#an Pe$3ela&aran U$#$ *TPU+ 1
0etelah mengikuti materi ini perserta mampu mengkoordinasikan .enanggulangan
)asalah inteligensia kesehatan dengan lintas sektor dan )isi
T#&#an Pe$3ela&aran
K'## *TPK+
Pokok Ba'aan " S#3
Pokok Ba'aan
Meto4e
Me4ia 4an Alat
Bant#
Re!ereni
3. )elakukan Koordinasi
.enanggulangan
)asalah Inteligensia
Kesehatan 7sia
1anjut dengan 1intas
0ektor
2. )elakukan Koordinasi
.rogram )asalah
Inteligensia
Kesehatan 7sia
1anjut dengan 1intas
.rogram
3. Koordinasi 1intas
0ektor 2
, -inas .endidikan
, -inas 0osial
, &adan
.emberdayaan
.erempuan
, .emda 0etempat
, 5rganisasi pro(esi
2. Koordinasi 1intas
.rogram
$.engorganisasian
-an .engaembangan
.rogram% dengan 2
, .uskesmas
, :07-
, -inas Kesehatan
, 8eramah
, 4anya
6awab
, 1atihan
, 0imulasi
, 1aptop
, 18-
, 4ayangan
.ower .oint
, =hiteboard
, .ointer
, ;lip 8hart
, A4K
, )odul )I !"
&uku .edoman
.enanggulangan
)asalah
Kesehatan
Inteligensia Akibat
+angguan
-egenerati(
8
Gari2Gari Bear Progra$ Pe$3ela&aran *GBPP+
No 2 )I.!5
Materi 2 4eknik )em(asilitasi
)akt# 2 jpl $4 < 2, . < 6, .1 < !%
T#&#an Pe$3ela&aran U$#$ *TPU+ 1
0etelah mengikuti materi ini, peserta mampu mem(asilitasi materi dalam pelatihan
penanggulangan kesehatan intelegensia pada usia lanjut.
T#&#an Pe$3ela&aran
K'## *TPK+
Pokok Ba'aan " S#3
Pokok Ba'aan
Meto4e
Me4ia 4an Alat
Bant#
Re!ereni
0etelah mengikuti
materi ini, peserta
mampu2
1. )enjelaskan prinsip
pembelajaran orang
dewasa
2. )enyusun 0A.
$skenario
pembelajaran%
3. )enggunakan
beberapa metode
pembelajaran
4. )enggunakan
media dan alat
bantu sesuai tujuan
pembelajaran
5. )en*iptakan iklim
pembelajaran yang
kondusi(.
6. )enjelaskan *ara
membuat e'aluasi
hasil belajar.
7. )empraktikkan
micro
teaching/micro
facilitating
1. .rinsip
pembelajaran
orang dewasa
2. .enyusunan 0A.
$skenario
pembelajaran%
3. :agam beberapa
metode
pembelajaran
4. )edia dan alat
bantu sesuai tujuan
pembelajaran
5. Iklim pembelajaran
yang kondusi(
6. 9'aluasi hasil
belajar.
, 8eramah
tanya
6awab
, .enugasan
, 0imulasi
, 4ayangan
powerpoint
, )odul
, .etunjuk simulasi
, 1embar
penugasan
, Komputer/laptop
, 18- projector
, hiteboard
, !lipchart
, 0pidol
-epkes :I,
.usdiklat 0-)
Kesehatan,
"odul Pelatihan
#PP$, 6akarta,
2!!6.
9
Gari2Gari Bear Progra$ Pe$3ela&aran *GBPP+
No 2 ).. !3
Materi 2 Building Learning Commitment/BLC
)akt# 2 2 jpl $4 < 3, . < 3, .1 < !%
T#&#an Pe$3ela&aran U$#$ *TPU+ 1
0etelah mengikuti materi ini, peserta mampu men*iptakan suasana belajar yang kondusi(
dengan membangun komitmen belajar yang akan diterapkan selama proses
pembelajaran.
T#&#an Pe$3ela&aran
K'## *TPK+
Pokok Ba'aan "
S#3 Pokok
Ba'aan
Meto4e
Me4ia 4an
Alat Bant#
Re!ereni
0etelah mengikuti materi
ini, peserta mampu2
1. )engenal
antar peserta, panitia
dan (asilitator
2. )erumuska
n harapan dan
kekhawatiran kelas
3. )erumuska
n komitmen atau
kesepakatan tentang
nilai dan norma kelas
yang harus disepakati
oleh seluruh peserta,
(asilitator dan panitia
4. )erumuska
n kontrol kolekti(
terhadap nilai dan
norma kelas yang telah
disepakati bersama
5. )enentuka
n organisasi kelas
1.
.erkenalan dan
pen*airan
suasana kelas
2.
#arapan dan
kekhawatiran
kelas
3.
Komitmen atau
kesepakatan
tentang nilai
dan norma
kelas yang
harus
disepakati oleh
seluruh peserta,
(asilitator dan
panitia
4.
Kontrol kolekti(
terhadap nilai
dan norma
kelas yang telah
disepakati
bersama
5.
5rganisasi kelas
, -iskusi
kelompok
, 0imulasi
, Alat bantu
sesuai
simulasi
, &uku
-inamika
Kelompok
, &uku #eam
%uilding&
10
Gari2Gari Bear Progra$ Pe$3ela&aran *GBPP+
No 2 ).. !2
Materi 2 :en*ana 4indak 1anjut $:41%
)akt# 2 2 jpl $4 < !, . < 2, .1 < !%
T#&#an Pe$3ela&aran U$#$ *TPU+ 1
0etelah mengikuti materi ini, peserta mampu menyusun :41 setelah mengikuti pelatihan.
T#&#an Pe$3ela&aran
K'## *TPK+
Pokok Ba'aan "
S#3 Pokok
Ba'aan
Meto4e
Me4ia 4an Alat
Bant#
Re!ereni
0etelah mengikuti materi
ini, peserta latih mampu2
3. )enyebutkan
pengertian :41
2. )enyebutkan man(aat
:41
3. )enyebutkan
sistematika
penyusunan :41
". )enyusun :41
3. .engerti
an :41
2. )an(aat
adanya :41
3. 0istema
tika
penyusunan
:41
". .enyus
unan :41
, .resentasi
, 1atihan2
menyusun
:41

, 4ayangan
powerpoint
, ;ormat :41
, 'aptop/
komputer
, 18-
, hiteboard/
flipchard
, 0pido
Gari2Gari Bear Progra$ Pe$3ela&aran *GBPP+
No 2 ).. !3
Materi 2 4eknik ;asilitasi
)akt# 2 2 jpl $4 < 2, . < !, .1 < !%
T#&#an Pe$3ela&aran U$#$ *TPU+ 1
0etelah mengikuti materi ini, peserta mampu mem(asilitasi materi dalam pelatihan
penanggulangan kesehatan intelegensia pada anak.
T#&#an Pe$3ela&aran
K'## *TPK+
Pokok Ba'aan "
S#3 Pokok
Ba'aan
Meto4e
Me4ia 4an Alat
Bant#
Re!ereni
0etelah mengikuti materi
ini, peserta latih mampu2
3. )
enjelaskan tentang
model pendekatan
.embelajaran 5rang
-ewasa $.5-%
2. )
enyusun 0atuan A*ara
.embelajaran $0A.%.
3. )
enggunakan beragam
metode pembelajaran
sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
.okok bahasan A.
)odel pendekatan
.embelajaran
5rang -ewasa
$.5-%
0ub pokok
bahasan2
3. .erubahan
paradigma
pendidikan.
2. .erbedaan
pedagogi dan
androgogi.
3. .rinsip,prinsip
.5-.
3. 8eramah
tanya
6awab
2. .enugasan
3. 0imulasi

- 4ayangan
powerpoint
- )odul
- .etunjuk
simulasi
- 1embar
penugasan
- Komputer/lapt
op
- 18- projector
- hiteboard
- !lipchart
- 0pidol
11
". )
enggunakan berbagai
media dan alat bantu
pembelajaran sesuai
dengan metode yang
digunakan dan tujuan
pembelajaran.
5. )
en*iptakan iklim
pembelajaran yang
kondusi(.
6. )
enjelaskan *ara
membuat e'aluasi hasil
belajar.
". .endekatan,
ruang lingkup,
dan tujuan
.5-.
5. 0trategi .5-.
.okok bahasan &.
.enyusunan 0A.
$0atuan A*ara
.embelajaran%.
0ub pokok
bahasan2
3. .engertian,
man(aat dan
tujuan 0A..
2. 1angkah,
langkah
penyusunan
0A..
.okok bahasan 8.
)etode
pembelajaran
sesuai tujuan
pembelajaran.
0ub pokok
bahasan2
3. Arti dan
man(aat metode
pembelajaran.
2. Keunggulan
dan kelemahan
masing,masing
metode
pembelajaran.
3. )etode
pembelajaran
yang e(ekti(.
.okok bahasan -.
)edia dan alat
bantu
pembelajaran.
0ub pokok
pembelajaran2
3. .engertian dan
peranan media
dan alat bantu
pembelajaran.
2. .emilihan
media dan alat
bantu
pembelajaran
yang e(ekti(.
3. 6enis,jenis
media dan alat
bantu
pembelajaran
beserta
karakteristiknya.
.okok bahasan 9.
12
Iklim pembelajaran
yang kondusi(.
3. .engelolaan
kelas se*ara
e(ekti(.
2. .erkembangan
kelompok.
3. Kondisi dan
situasi belajar
yang berpusat
pada peserta.
". 6urnal
pembelajaran.
.okok bahasan ;.
9'aluasi
pembelajaran.
0ub pokok
bahasan2
3. .engertian,
tujuan, prinsip
e'aluasi hasil
pembelajaran.
2. 6enis?jenis
e'aluasi hasil
pembelajaran.
3. &entuk dan
kaidah
instrumen
e'aluasi hasil
pembelajaran.
I5. E(ALUASI
9'aluasi yang dilakukan dalam peningkatan kompetensi ini meliputi 2
3. 9'aluasi terhadap peserta melalui 2
a. .enjajagan awal dengan pre test
b. .emahaman peserta terhadap materi yang telah diterima $post,test%
*. 9'aluasi keterampilan yaitu e'aluasi micro teaching.
2. 9'aluasi terhadap pelatih/(asilitator 2
9'aluasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan (asilitator meliputi 2
a. .enguasaan materi
b. .enggunaan metode, media dan alat bantu pembelajaran
*. #ubungan interpersonal dengan peserta
d. )oti'asi terhadap peserta
3. 9'aluasi terhadap penyelenggara 2
9'aluasi dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan penyelenggaraan meliputi2
a. 4ujuan pelatihan
b. :ele'ansi program pelatihan dengan tugas
*. )an(aat setiap materi
d. #ubungan peserta dengan panitia
e. .elayanan se*retariat terhadap peserta
(. .elayanan akomodasi dan lainnya
5. SERTIFIKASI PENINGKATAN KOMPETENSI
0erti(ikat peningkatan kompetensi akan diberikan kepada peserta dengan syarat2
)endapatkan nilai e'aluasi akhir peningkatan kompetensi minimal 7!.
Kehadiran peserta pada peningkatan kompetensi 3!! @
13
Kepada peserta yang memenuhi syarat tersebut akan diberikan serti(ikat dengan angka
kredit 3.
14
MODUL MD 0,
KEBIJAKAN PENANGGULANGAN MASALAH KESEHATAN INTELIGENSIA AKIBAT
GANGGUAN DEGENERATIF
I. Dekri%i Singkat
-alam meningkatkan kompetensi para peserta perlu dilandasi dengan pemahaman
tentang kebijakan .enanggulangan )asalah kesehatan inteligensia akibat +angguan
-egenerati(.
7ntuk meningkatkan kompetensi tersebut, perlu dijabarkan materi yang berkaitan
dengan 'isi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan tugas dari .enanggulangan
)asalah Kesehatan Inteligensia akibat +angguan -egenerati(.
.embahasan modul ini akan menggunakan metode *eramah, tanya jawab,
pelatihan dan simulasi.
II. T#&#an Pe$3ela&aran
A. T#&#an Pe$3ela&aran U$#$
0etelah mengikuti materi ini peserta mampu mengetahui kebijakan .enanggulangan
)asalah Kesehatan Inteligensia Akibat +angguan -egenerati(.
B. T#&#an Pe$3ela&aran K'##
0etelah mempelajari materi peserta mampu 2
3. )enjelaskan 'isi dan misi .enanggulangan )asalah Kesehatan Inteligensia
akibat +angguan -egenerati(
2. )enjelaskan tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, dan tugas .enanggulangan
)asalah Kesehatan Inteligensia Akibat +angguan -egenerati(
III. Pokok Ba'aan
3. >isi dan )isi .enanggulangan )asalah Kesehatan Inteligensia Akibat +angguan
-egenerati(
2. 4ujuan, 0asaran, 0trategi, Kebijakan, dan 4ugas .enanggulangan )asalah
Kesehatan Inteligensia Akibat +angguan -egenerati(
I(. Meto4e
3. 8eramah
2. 4anya 6awab
3. 1atihan
". 0imulasi
(. Alat Bant#
3. 1aptop
2. 18-
3. 4ayangan .ower .oint
". =hiteboard
5. .ointer
6. ;lip 8hart
7. A4K
. )odul )- !3
(I. Langka'2Langka' Pe$3ela&aran
Sei , 1 Pe$3a'aan (ii 4an Mii Penangg#langan Maala' Kee'atan
Inteligenia Aki3at Gangg#an Degenerati!
Langka'2langka' Pe$3ela&aran 1
3. ;asilitator menyapa peserta dengan ramah. Apabila belum berkenalan mulai dengan
perkenalan. 0ampaikan tujuan pembelajaran, sebaiknya dengan menggunakan
bahan tayang.
2. ;asilitator menggali pendapat/pemahaman peserta terkait dengan >isi dan )isi
.enanggulangan )asalah Kesehatan Inteligensia akibat +angguan -egenerati(.
4uliskan kata kun*i pendapat mereka pada kertas (lip*hart atau meta plan.
15
3. ;asilitator menyampaikan paparan >isi dan )isi .enanggulangan )asalah
Kesehatan Inteligensia akibat +angguan -egenerati(
". &erikan kesempatan kepada peserta untuk mengemukakan pendapatnya dan
melakukan tanya jawab
5. Kaitkan pemaparan dengan pendapat/pemahaman yang dikemukakan oleh peserta
agar mereka merasa dihargai.
6. -iakhir sesi (asilitator merangkum atau melakukan pembulatan sehingga ada
kesamaan persepsi tentang >isi dan )isi .enanggulangan )asalah Kesehatan
Inteligensia akibat +angguan -egenerati(
Sei 6 1 Pe$3a'aan tentang T#&#an7 Saaran7 Strategi7 Ke3i&akan 4an T#ga
Penangg#langan Maala' Kee'atan Inteligenia Aki3at Gangg#an
Degenerati!.
Langka'2langka' Pe$3ela&aran 1
3. ;asilitator menggali pendapat/pemahaman peserta terkait dengan tujuan, sasaran,
strategi, kebijakan, dan tugas .enanggulangan )asalah Kesehatan Inteligensia
Akibat +angguan -egenerati(. 4uliskan kata kun*i pendapat mereka pada kertas
(lip*hart atau meta plan.
2. ;asilitator menyampaikan paparan tentang tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, dan
tugas .enanggulangan )asalah Kesehatan Inteligensia Akibat +angguan
-egenerati(
3. &erikan kesempatan kepada peserta untuk mengemukakan pendapatnya dan
melakukan tanya jawab.
". Kaitkan pemaparan dengan pendapat/pemahaman yang dikemukakan oleh peserta
agar mereka merasa dihargai.
5. ;asilitator memandu diskusi kelompok
6. -iakhir sesi (asilitator merangkum atau melakukan pembulatan sehingga ada
kesamaan persepsi tentang tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, dan tugas
.enanggulangan )asalah Kesehatan Inteligensia Akibat +angguan -egenerati(
(II. Ba'an Pe$3ela&aran
(ii 4an Mii Penangg#langan Maala' Kee'atan Inteligenia Aki3at Gangg#an
Degenerati!
1. >isi .enanggulangan )asalah Kesehatan Inteligensia pada 7sia 1anjut
terwujudnya usila yang dapat hidup tetap berkualitas dalam kesehariannya.
2. )isi .enanggulangan )asalah Kesehatan Inteligensia pada 7sia 1anjut 2
7paya penanggulangan kesehatan inteligensi untuk mempertahankan dan
menanggulangi penurunan (ungsi ke*erdasan akibat proses penuaan $brain
ageing process) yang menyebabkan gangguan dalam melakukan akti(itas sehari,
hari.
7paya mengidenti(ikasi (aktor,(aktor yang menyertai proses penuaan yang dapat
menjadi (aktor resiko terjadinya masalah kesehatan inteligensi.
T#&#an7 Saaran7 Strategi7 Ke3i&akan 4an T#ga Penangg#langan Maala'
Kee'atan Inteligenia Aki3at Gangg#an Degenerati!
T#&#an
4er*iptanya kelompok masyarakat usia lanjut yang masih dapat melakukan akti(itasnya
sehari,hari dan dapat berman(aat untuk masyarakat dan lingkungan di sekitarnya..
16
POKOK BAHASAN ,
POKOK BAHASAN 6
Saaran
3. 0asaran 1angsung
-inas Kesehatan .ropinsi
-inas Kesehatan Kabupaten/Kota
.uskesmas/0arana .elayanan 0trata .ertama
2. 0asaran 4idak 1angsung
Kelompok masyarakat tertentu 2 #impunan .endidik, 10), 1intas Kementerian,
.emberdayaan )asyarakat
Strategi
3. (etworking $6ejaring Kerja% dengan stakeholder, dilaksanakan
melalui kemitraan dan jejaring kerja se*ara multi disiplin, lintas sektor dan lintas
program.
2. )dvocacy dilakukan untuk menggalang komitmen para pembuat
keputusan sehingga dapat memperoleh dukungan dan peningkatan peran
pemerintah propinsi dan kabupaten/kota serta puskesmas untuk menanggulangi
gangguan kesehatan inteligensi.
3. *apacity %uilding adalah peningkatan kemampuan dilakukan untuk
pengelola program, pemberi pelayanan dan masyarakat baik se*ara administrasi
maupun teknis.
". .emberdayaan )asyarakat
5. 0tandarisasi/0erti(ikasi 4enaga Kesehatan
Ke3i&akan
3. .ola .endekatan :iset Aeurosains, yaitu sur'ei riset dengan mengoptimalkan (ungsi,
(ungsi otak termasuk (ungsi inteligensia atau (ungsi luhur manusia.
2. .ola .engembangan .elayanan Aeurologi, yaitu pelayanan poliklinik/ kurati( rawat
jalanB pelayanan kurati( rawat inapB pre'enti(/promoti(/ restorati(/rehabilitati( yang
kemprehensi(.
3. .ola .engembangan 6ejaring Kemitraan 1intas .rogram antara Aeurologi dengan
:ehabilitasi )edik, &edah 0ara(, .sikologi, .sikiatri, .enyakit -alam, .enyakit Anak,
:adiologi, dan sebagainya.
". .ola .engembangan 6ejaring Kemitraan 1intas Kementerian antara Kementerian
Kesehatan, Kementerian 0osial, Kementerian -alam Aegeri dan sebagainya
T#ga
)elakukan upaya kesehatan inteligensia mempunyai tujuan2 $e$eli'ara7
$eningkatkan7 $enangg#langi. )engembangkan (ungsi otak sebagai pusat berbagai
ke*erdasan agar tetap optimal, berdaya guna pada setiap tahap kehidupan melalui
kegiatan pre'enti(, promoti(, kurati( dan rehabilitati(.
17
MODUL MD 06
PENANGGULANGAN MASALAH KESEHATAN INTELIGENSIA
PADA USILA
I. Dekri%i Singkat
-alam meningkatkan kompentensi para peserta perlu mengetahui pemahaman
tentang masalah kesehatan inteligensia akibat gangguan degenerati(.
7ntuk mendukung kemampuan tersebut di atas tentang masalah kesehatan
inteligensia akibat gangguan degenerati( materi tentang dinamika masalah kesehatan
inteligensi akibat gangguan degenerati( menjadi penting disampaikan pada peningkatan
kompetensi ini.
7ntuk membahas modul menggunakan metode *eramah, tanya jawab, pelatihan
dan simulasi.
II. T#&#an Pe$3ela&aran
A. T#&#an Pe$3ela&aran U$#$
0etelah mengikuti materi ini peserta mampu mengetahui )asalah Kesehatan
Inteligensia akibat gangguan degenerati(.
B. T#&#an Pe$3ela&aran K'##
0etelah mempelajari materi peserta mampu 2
3. )enjelaskan )asalah Kesehatan Inteligensia pada 7sia 1anjut
2. )enjelaskan .enanggulangan )asalah Inteligensia Kesehatan pada 7sia 1anjut.
III. Pokok Ba'aan
3. )asalah Kesehatan Inteligensi pada 7sia 1anjut
2. .enanggulangan )asalah Kesehatan Inteligensi pada 7sia 1anjut
I(. Meto4e
3. 8eramah
2. 4anya 6awab
(. Alat Bant#
3. 1aptop
2. 18-
3. 4ayangan .ower .oint
". =hiteboard
5. .ointer
6. ;lip 8hart
7. A4K
. )odul )- !2
(I. Langka'2langka' Pe$3ela&aran
Sei , 1 Maala' Kee'atan Inteligeni %a4a Uia Lan&#t
Langka'2langka' Pe$3ela&aran 1
3. ;asilitator menyapa peserta dengan ramah. -iawali dengan berkenalan. 0ampaikan
tujuan pembelajaran, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang.
2. ;asilitator menggali pendapat/pemahaman peserta terkait dengan )asalah
Kesehatan Inteligensi pada 7sia 1anjut. 4uliskan kata kun*i pendapat mereka pada
kertas (lip*hart atau meta plan.
3. ;asilitator menyampaikan paparan )asalah Kesehatan Inteligensi pada 7sia 1anjut.
". &erikan kesempatan kepada peserta untuk mengemukakan pendapatnya dan
melakukan tanya jawab
5. Kaitkan pemaparan dengan pendapat/pemahaman yang dikemukakan oleh peserta
agar mereka merasa dihargai.
6. -iakhir sesi (asilitator merangkum atau melakukan pembulatan sehingga ada
kesamaan persepsi tentang )asalah Kesehatan Inteligensi pada 7sia 1anjut.
18
Sei 6 1 Penangg#langan Maala' Kee'atan Inteligenia %a4a Uia Lan&#t
Langka'2langka' Pe$3ela&aran 1
3. ;asilitator menggali pendapat/pemahaman peserta terkait dengan .enanggulangan
)asalah Kesehatan Inteligensi pada 7sia 1anjut.
2. 4uliskan kata kun*i pendapat mereka pada kertas (lip*hart atau meta plan.
3. ;asilitator menyampaikan paparan tentang .enanggulangan )asalah Kesehatan
Inteligensi pada 7sia 1anjut
". &erikan kesempatan kepada peserta untuk mengemukakan pendapatnya dan
melakukan tanya jawab.
5. Kaitkan pemaparan dengan pendapat/pemahaman yang dikemukakan oleh peserta
agar mereka merasa dihargai.
6. ;asilitator memandu diskusi kelompok
7. -iakhir sesi (asilitator merangkum atau melakukan pembulatan sehingga ada kesamaan
persepsi tentang .enanggulangan )asalah Kesehatan Inteligensi pada 7sia 1anjut.
(II. Ba'an Pe$3ela&aran
PENANGGULANGAN MASALAH KESEHATAN INTELIGENSI
.enanggulangan kesehatan inteligensi adalah upaya untuk mempertahankan dan
menanggulangi penurunan (ungsi ke*erdasan akibat proses penuaan otak $brain ageing
process) yang menyebabkan gangguan dalam melakukan akti(itas sehari,hari, dan upaya
mengidenti(ikasi (aktor,(aktor yang menyertai proses penuaan yang merupakan (aktor resiko
terjadinya masalah kesehatan inteligensi
I. )asalah kesehatan inteligensi pada usia lanjut merupakan mani(estasi klinis kerusakan
struktur,struktur sel di otak yang menyebabkan penurunan (ungsi otak dalam proses
penerimaan, penyimpanan, pengolahan in(ormasi dari lingkungan sehingga terjadi
masalah dalam akti(itas kehidupan sehari,hari, berupa keluhan,keluhan hilangnya
kemampuan berkonsentrasi $atensi%, mengingat $memori%, kemampuan mengenal arah
$'isuospasial%, kemampuan berkomunikasi $language% dan kemampuan (ungsi,(ungsi
kortikal luhur $(ungsi eksekuti(%, dan hilangnya kemampuan mobilitas/gerak berupa
kelumpuhan, tremor dan gangguan keseimbangan, yang dapat menyebabkan terjadinya
*idera kepala yang paling sering terjadi pada usia lanjut, dan penurunan (ungsi
pengontrolan proses sistim pengeluaran tubuh $miksi de(ekasi%.
II. ;aktor resiko adalah penyakit,penyakit yang mempunyai kerentanan tinggi pada
kelompok usila, yang menyertai proses penuaan dan menimbulkan mani(estasi klinis
yang dapat juga memper*epat, memperparah kerusakan struktur,struktur di otak yang
dapat bermani(estasi sebagai gangguan (ungsional.
III. Kerusakan dapat terjadi pada sistim penerima rangsang yang disebut sebagai reseptor
yang akan meneruskan in(ormasi untuk dapat disimpan dalam otak. :eseptor,reseptor
tersebut antara lain2
1. a. :eseptor yang terdapat pada serabut sensorik khusus yang ber(ungsi untuk
melihat, mendengar, men*ium, dan menge*ap, yang terdapat pada 2
a% )ata
b% 4elinga
*% #idung
d% 1idah
b. :eseptor yang terdapat pada serabut sensorik rabaan $taktil%, berupa 2
a% :asa nyeri
b% :aba halus dan kasar
*% :asa gerak $propioseptik%
d% :asa getar
)ani(estasi klinis gangguan reseptor dapat berupa gangguan pada pan*a indera
dapat berupa buta, tidak mendengar, pen*iuman menurun sampai dengan hilang, air
ludah tidak terkontrol, yang harus dibedakan dari gangguan bentuk (isik organ,organ
tersebut. 0edangkan gangguan pada reseptor sensorik taktil dapat berupa
19
POKOK BAHASAN ,
bertambahnya atau berkurangnya rasa nyeri, raba halus dan kasar, dan tidak sensiti(
terhadap getaran tertentu, dan hilangnya kesadaran pengenalan gerak.
2. +angguan pada sistem sara( yang ber(ungsi menyalurkan rangsang dari reseptor ke
susunan sara( pusat atau sentral, dapat berupa 2
a. )otorik 2
+angguan pada sistem,sistem )otorik dapat bermani(estasi klinis sebagai
gangguan re(lek (isiologis yang meningkat, menghilang, menurun dan timbulnya
re(lek,re(lek yang tidak seharusnya ada $re(lek patologis%
b. +angguan Autonom
*. +angguan 0omatik
+angguan ;ungsi luhur 2 atensi, 'isuospatial, memori, bahasa, dan (ungsi
eksekuti(.
d. +angguan Kogniti(
.enanggulangan masalah kesehatan inteligensi akibat gangguan degenerati(
adalah upaya,upaya yang dilakukan untuk optimalisasi dan akselerasi pen*apaian
potensi dan (ungsi ke*erdasan otak dalam meningkatkan kualitas hidup manusia.
.enanggulangan masalah kesehatan inteligensi dilaksanakan dengan menggunakan
dua tahap, yaitu deteksi dan penanganan masalah kesehatan inteligensi.
Al#r Penangg#langan Maala' Kee'atan Inteligeni %a4a Uila1
7paya penanggulangan masalah kesehatan inteligensia dilaksanakan dengan menggunakan
dua kegiatan, yaitu deteksi dan penanganan masalah kesehatan inteligensia. &erikut ini akan
dipaparkan kegiatan penanggulangan, sebagai berikut2
A. Deteki Maala' Kee'atan Inteligeni
-eteksi masalah kesehatan inteligensi adalah suatu upaya untuk menemukan
usila yang mempunyai masalah kesehatan inteligensi di antara masyarakat umum
lainnya. -eteksi ini bertujuan untuk menjaring usila yang kelihatannya tidak mempunyai
masalah kesehatan inteligensi akan tetapi sebenarnya mempunyai masalah.
20
:ujuk Ke :0
7sila dengan )KI 0ehat
-eteksi lanjut dan
.emeriksaan oleh 4enaga
Kesehatan
7sila dengan )KI 0ehat
-eteksi -asar 5leh 4enaga Kesehatan
7sila
%rain +estoration
%rain ,xercice
%rain 'earning
%rain 'earning
-eteksi ini terdiri dari dua tahap, yaitu deteksi dini oleh kader dan deteksi serta
pemeriksaan oleh tenaga kesehatan. -eteksi dini dilakukan oleh kader kesehatan yang
berada di masyarakat dengan menggunakan kuesioner yang terdapat dalam .edoman
.enanggulangan )asalah Kesehatan Inteligensi Akibat +angguan -egenerati(. Apabila
dalam deteksi dini ditemukan usila yang mempunyai masalah kesehatan inteligensi,
maka usila tersebut akan dikirim ke .uskesmas. -i .uskesmas, usila akan diperiksa
lebih lanjut $deteksi% untuk memastikan hasil skrining dari masyarakat.
B. Penanganan Maala' Kee'atan Inteligeni
.enanganan masalah kesehatan inteligensi ini dilakukan berjenjang dari tingkat
masyarakat $posyandu usila%, puskesmas dan jaringannya, serta rumah sakit. -i tiap,tiap
jenjang akan mempunyai model penanggulangan yang sesuai dengan kemampuan
tenaga pelaksana dan ketersediaan sarana dan prasarana di tempat pelayanan.
7sila yang telah terdeteksi oleh tenaga kesehatan selanjutnya dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut terhadap masalah kesehatan inteligensi dan penyakit yang
menyertainya $(aktor resiko%. ;aktor resiko adalah (aktor,(aktor yang dapat
mengakibatkan terjadinya masalah kesehatan inteligensi pada usila. ;aktor resiko
tersebut adalah2
3. ;aktor resiko yang tidak dapat diubah, terdiri dari2
- 7sia
- 6enis kelamin
2. ;aktor resiko yang dapat diubah, terdiri dari2
- #ipertensi
- -iabetes melitus
- .enyakit jantung
- .enyakit metabolik2 dislepidemia, hiperurisemia
- 5besitas, dll
;aktor resiko yang terdapat pada usila harus ditangani $manajemen (aktor resiko%.
#al ini dimaksud supaya usila yang mempunyai (aktor resiko sedang tidak menjadi berat
atau mempertahankan pada posisi saat ini $ringan atau sedang%.
4abel 3. )anajemen ;aktor :esiko2
.ada tabel di atas, sasaran usia lanjut dengan satu (aktor resiko, dan kategori
umur berada di sebelah kiri maka masih dapat dikategorikan ringan. 0edangkan semakin
ke kanan dan semakin banyak nilai $C% yang menunjukkan gangguan, maka masuk
dalam kategori berat.
-i .uskesmas usila yang terdeteksi dengan masalah kesehatan inteligensi
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. .etugas kesehatan akan menganalisa hasil
pemeriksaan tersebut, dan menentukan penanganan yang tepat untuk masalah usila.
0etelah ditentukan masalah kesehatan inteligensinya, maka usila dapat dikelompokkan
menjadi 3 kelompok, yaitu2
a. Kelompok .embelajaran 5tak $%rain 'earning%
b. Kelompok 1atihan 5tak $%rain ,xercise%
*. Kelompok :ehabilitasi 5tak $%rain +ehabilitation).
21
F
a
k
t
o
r

R
e
s
i
k
o
U
s
i
a

<

6
0

t
a
h
u
n
U
s
i
a

6
0
-
6
5

t
a
h
u
n
U
s
i
a

>

6
5

t
a
h
u
n
H
T

!
"
o
r
!
e
t
H
T

!
"
o
r
!
e
t
H
T

!
"
o
r
!
e
t
R
i
n
#
a
n
$
e
%
a
n
#
&
e
r
a
t
'
e
t
e
r
a
n
#
a
n

(

)

*

+
T
e
r
%
a
,
a
t

#
a
n
#
#
u
a
n
*

+
T
i
%
a
k

t
e
r
%
a
,
a
t

#
a
n
#
#
u
a
n
-asar pengelompokkan usila ke dalam kelompok tersebut di atas adalah dengan
kategori sebagai berikut2
K9+IA4AA
A1A4 7K7:
AI1AI
A & 8 - 9
%rain 'earning , , , , , Aormal
%rain ,xercise , C C C C Abnormal
%rain +estoration C , , , , Abnormal
Keterangan 2 C < terdapat gangguan
, < tidak terdapat gangguan
.engelompokan usila setelah diidenti(ikasi dengan A, &, 8, -, 9 menentukan
kegiatan ataupun inter'ensi yang diberikan, yaitu untuk kategori normal $tanpa
gangguan% dapat dilakukan brain learning, sedangkan usila dengan satu gangguan
ataupun (aktor resiko serta memerlukan pertolongan dalam akti'itas sehari,hari, maka
akan diberikan brain exercise ataupun brain restoration.
7sila di .uskesmas diberikan penanganan sesuai dengan kompetensi dan
kemampuan sarana dan prasarana .uskesmas. Apabila masalah usila tersebut tidak
dapat ditangani di tingkat .uskesmas, maka usila tersebut dapat dirujuk ke rumah sakit.
0elain itu, puskesmas melakukan tindak lanjut $follow up% dari kasus,kasus yang sudah
ditangani di rumah sakit dan dikembalikan ke puskesmas atau ke keluarga.
.enanganan masalah kesehatan inteligensi pada usila di rumah sakit dilakukan
se*ara komprehensi( yang dilakukan oleh sebuah tim terdiri dari dokter ahli sara(
$neurolog%, psikiater, terapis $(isioterapis, okupasi terapis, dan terapis wi*ara%, psikolog,
ahli geriatrik, pekerja sosial, dll.
PENANGGULANGAN MASALAH KESEHATAN INTELIGENSI PADA USIA LANJUT
-eteksi masalah kesehatan inteligensia oleh tenaga kesehatan merupakan tindak
lanjut dari deteksi dasar yang dilakukan oleh kader. -eteksi dasar masalah kesehatan
inteligensia pada usila di masyarakat dilakukan terutama di posyandu usila. -eteksi oleh
kader menggunakan kuesioner yang terdiri dari komponen A, &, 8, -, dan 9 $seperti yang
ter*antum dalam pedoman penanggulangan masalah kesehatan inteligensia akibat
gangguan degenerati(%. )ctivity -aily 'iving $A% berisi pertanyaan mengenai kemampuan
usila melakukan akti'itas sehari,hari, %alance $&% berisi pertanyaan tentang
keseimbangan, *ognitive $8% berisi pertanyaan tentang memori dan ke*erdasan,
-isability, -isesase, and +isk !actor $-% berisi pertanyaan tentang ketidakmampuan,
penyakit yang dideteksi, dan (aktor risiko yang dimiliki oleh usila baik yang ditemukan
penyakit maupun tidak ditemukan penyakit yang menyertainya, dan ,motion $9% berisi
pertanyaan tentang emosi.
A. Deteki ole' Tenaga Kee'atan
4enaga kesehatan yang dapat melakukan deteksi masalah kesehatan di
pelayanan kesehatan adalah dokter, perawat, dan terapis. .ada saat ini tenaga
kesehatan yang dapat melakukan deteksi dan pemeriksaan masih sangat sedikit.
7ntuk meningkatkan kompetensi dalam melaksanakan deteksi maupun penanganan
diperlukan suatu pelatihan *ara mendeteksi masalah tersebut.
-eteksi masalah kesehatan inteligensia oleh tenaga kesehatan dilakukan
dengan menggunakan instrumen yang tersedia dalam lampiran buku petunjuk teknis
ini. 7ntuk mengetahui kemampuan melakukan akti'itas sehari,hari dilakukan dengan
&arthel IndeD, untuk mengetahui keseimbangan dilakukan dengan :omberg 4est,
untuk mengetahui kemampuan kogniti( dilakukan dengan ))09 $"ini "ental .tate
,xamination% atau dengan )ini*og dan 8-4 $*lock -rawing #est%, dan untuk
mengetahui keadaan emosi usila dilakukan dengan +-:0 $/eriatric -epression
+ating .cale%.
22
POKOK BAHASAN 6
MODUL MI 0,
PENGGUNAAN INSTRUMEN AB8DE UNTUK PENANGGULANGAN MASALAH
INTELIGENSIA KESEHATAN AKIBAT GANGGUAN DEGENERATIF
I. Dekri%i Singkat
-alam meningkatkan kompentensi para peserta perlu mengetahui penggunaan
instrumen A&8-9 untuk -eteksi -ini .enanggulangan )asalah Inteligensia Kesehatan.
7ntuk mendukung kemampuan tersebut di atas, maka perlu diberikan pengajaran
materi tentang penggunaan instrumen A&8-9 untuk -eteksi -ini .enanggulangan
)asalah Inteligensia Kesehatan. )ateri tersebut penting disampaikan sebagai materi
utama atau inti dari peningkatan kompetensi ini. )etode pengajaran pada modul ini
menggunakan metode *eramah, tanya jawab, pelatihan dan simulasi.
II. T#&#an Pe$3ela&aran
A. T#&#an Pe$3ela&aran U$#$
0etelah mengikuti materi ini peserta mampu mengetahui penggunaan instrumen
A&8-9 untuk -eteksi -ini .enanggulangan )asalah Inteligensia Kesehatan.
B. T#&#an Pe$3ela&aran K'##
0etelah mempelajari materi peserta mampu mengisi komponen,komponen Instrumen
A&8-9 yang terdiri dari 2instrumen &arthel Indeks, :omberg 4est, ))09/)ini 8og,
Kuesioner ;aktor :esiko dan Instrumen +-:0
III. Pokok Ba'aan
.enggunaan komponen,komponen A&8-9 yang terdiri dari &arthel Indeks, :omberg
4est, ))09/)ini 8og, kuesioner ;aktor :esiko dan +-:0
I(. Meto4e
3. 8eramah
2. 4anya 6awab
3. 1atihan
". 0imulasi
(. Alat Bant#
3. 1aptop
2. 18-
3. 4ayangan .ower .oint
". 4ayangan >ideo
5. =hiteboard
6. .ointer
7. ;lip 8hart
. A4K
E. )odul )I !3
(I. Langka'2langka' Pe$3ela&aran
Sei , 1 Mengii ko$%onen2ko$%onen AB8DE
Langka'2langka' Pe$3ela&aran 1
3. ;asilitator menyapa peserta dengan ramah. -iawali dengan berkenalan. 0ampaikan
tujuan pembelajaran, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang.
2. ;asilitator menggali pendapat/pemahaman peserta mengenai pengetahuan yang
mereka miliki berkaitan dengan pengisian komponen,komponen instrumen
penanggulangan masalah kesehatan inteligensia pada usia lanjut. 4uliskan kata
kun*i pendapat mereka pada kertas (lip*hart atau meta plan.
3. ;asilitator menyampaikan paparan komponen,komponen instrument
penanggulangan masalah kesehatan inteligensia pada usia lanjut berupa
pengenalan dan penjelasan mengenai pengisian instrumen A&8-9 yang terdiri dari
&arthel Indeks, :omberg 4est, ))09/)ini 8og, ;aktor :esiko, +-:0.
". &erikan kesempatan kepada peserta untuk mengemukakan pendapatnya dan
melakukan tanya jawab
23
5. Kaitkan pemaparan dengan pendapat/pemahaman yang dikemukakan oleh peserta
agar mereka merasa dihargai.
6. -iakhir sesi (asilitator merangkum atau melakukan pembulatan sehingga ada
kesamaan pemahaman antara peserta tentang pengisian komponen,komponen
instrumen A&8-9.
(II. Ba'an Pe$3ela&aran
MENGISI INSTRUMEN BARTHEL INDE5
8ara pemeriksaan usila dengan menggunakan instrumen &arthel IndeD adalah2
7sila diwawan*arai dengan instumen &arthel IndeD dan dilakukan penjumlahan skor
terhadap jawabannya, kemungkinan skor yang didapat antara !,2!. Apabila
didapatkan skor kurang 2! berarti usila mengalami penurunan kemampuan
berakti'itas sehari,hari.
24
POKOK BAHASAN ,
A. ACTIVITIES OF DAILY LIVING ( INDEKS ADL BARTHEL )
1. Mengontrol BAB ( Bung A!r Be"r )
0 : Inkontinen / tak teratur ( perlu enema )
1 : Kadang-kadang inkontinen ( 1x seminggu )
2 : Kontinen teratur
2. Mengontrol BAK ( Bung A!r Ke#!l )
0 : Inkontinen atau pakai kateter dan tak terkontrol
1 : Kadang-kadang inkontinen ( max 1 x 24 jam )
2 : Mandiri
. Me$%er"!&'n (!r! ( l) $u'* "!"!r r$%ut* "!'t g!g!)
0 : !utu" pertolongan orang lain
1 : Mandiri
4. +enggunn to!let.
( melepas# memakai $elana# men%eka# men%iram )
0 : &ergantung pertolongan orang lain
1 : 'erlu pertolongan pada !e!erapa akti(itas tetapi dapat
mengerjakan sendiri !e!erapa akti(itas lain.
2 : Mandiri
). M'n
0 : &idak mampu
1 : 'erlu seseorang menolong memotong makanan
2 : Mandiri
*. Ber)!n(& te$)t (r! t!(ur 'e (u(u'
0 : &idak mampu
1 : 'erlu !an%ak !antuan untuk !isa duduk ( 2 orang )
2 : +antuan minim# 1 orang
: Mandiri
,. Mo%!l!""! , %er-ln
0 : &idak mampu
1 : +isa !erjalan dengan kursi roda
2 : +erjalan dengan !antuan 1 orang / -alker
: Mandiri
.. Ber)'!n ( $e$'! %-u )
0 : &ergantung orang lain
1 : /e!agian di!antu ( mis. mengan$ing !aju )
2 : Mandiri
0. N!' turun tngg
0 : &idak Mampu
1 : +utu" pertolongan
2 : Mandiri ( naik turun )
10. Mn(!
0 : &ergantung orang lain
1 : Mandiri
25
MENGISI INSTRUMEN ROMBERG TEST
8ara pemeriksaan usila dengan menggunakan instrumen :omberg 4est adalah2
Uila 4i$inta $elak#kan te e%erti 9ang ter4a%at 4ala$ la$%iran %et#n&#k tekni
ini. Ro$3erg te %oiti! 3ila %aien 'ilang keei$3angan *3ergo9ang+ ke ara'
ke$#ngkinan &at#'. Na$#n 3ila %aien 'an9a 3ergo9ang e4ikit 4an ke$#4ian
$en9ei$3angkan 4iri ke$3ali7 Ro$3erg te 4iangga% negati!.
Instrumen :omberg 4est 2
.emeriksaan dilakukan se*ara bertahap dari pemeriksaan nomor satu, kemudian nomor
dua dan nomor ketiga. Apabila tes romberg pada nomor satu atau nomor dua positi(,
jangan diteruskan ke pemeriksaan nomor selanjutnya.
..Minta Uia Lan&#t #nt#k 3er4iri 4engan ke4#a kaki *&arak 4#a kaki rengang+
4an $ata ter3#ka7 lal# a$ati a%aka' Uia Lan&#t tere3#t 3ergo9ang7 3era9#n
ata# ka4ang2ka4ang &at#'. Ke$#4ian Mintala' $atan9a 4it#t#%7 a$ati.
/.Ulangi intr#ki 4i ata7 3er4iri 4engan ke4#a kaki ra%at 4an $ata ter3#ka7
a$ati apakah bergoyang atau jatuh. Ke$#4ian $intala' $atan9a 4it#t#%7 a$ati.
/. Mintala' Uia Lan&#t berdiri dengan kaki yang satu didepan kaki yang lainnya.
4umit kaki yang satu berada di depan jari kaki yang lainnya, Amati apakah
bergoyang atau jatuh, kemudian mintalah matanya ditutup, amati juga.
Sela$a %e$erikaan 4iarankan %e$erika 3er4iri 4i 4ekat Uia Lan&#t 4an
3eria% #nt#k $enangka% &ika Uia Lan&#t tere3#t &at#'.
MENGISI INSTRUMEN MMSE ATAU MINI8OG DAN 8DT
.enilaian kogniti( untuk 7sia 1anjut yang bisa memba*a dan menulis menggunakan
"ini0"ental .tate ,xamination, sedangkan untuk 7sia 1anjut yang buta huru( $tidak
sekolah atau 0- tidak tamat% dilakukan dengan "ini *og dan *lock -rawing #est.
8ara pemeriksaan usila dengan menggunakan instrumen ))09 atau )ini*og dan
8-4 adalah2
a. .emeriksaan kogniti( pada usila dengan buta huru( atau dengan pendidikan tidak
tamat 0- dilakukan dengan instrumen mini *og. -ikatakan (ungsi kogniti(nya
menurun apabila usila tidak dapat mengingat salah satu atau lebih kata yang
diberikan sebelumnya.
-. .emeriksaan kogniti( pada usila dengan pendidikan minimal 0- dilakukan dengan
))09. .enilaian dilakukan sesuai dengan skor yang didapatkan, dikatakan
(ungsi kogniti(nya menurun jika hasilnya kurang dari 2".
Mini-Mental State Examination
)intalah 7sia 1anjut untuk menjawab pertanyaan di bawah ini dan berikan nilai 3 poin untuk
setiap jawaban yang benar
ORIENTASI
Tanggal 3era%aka' 'ari ini:
0kor
&enar 0alah
=aktu 2
#ari2
4anggal 2
&ulan2
4ahun2
Di$anaka' kita ekarang:
.uskesmas/:02
1antai2
Kota2
.ropinsi2
26
POKOK BAHASAN , *LANJUTAN+
POKOK BAHASAN , *LANJUTAN+
Aegara2
REGISTER
)inta 7sia 1anjut untuk mengulangi kembali ketiga kata tersebut B 3
poin untuk setiap jawaban yang benar. 8ontoh 2 bola, melati, kursi.
7langi kembali jika diperlukan sampai 7sia 1anjut memahami ketiga
kata tersebut $ 6 kali per*obaan%. 6awaban Kata 2
0kor
&enar 0alah
FFFFFFFFFFFFFFFF
FFFFFFFFFFFFFFFF
FFFFFFFFFFFFFFFF
PERHATIAN DAN BERHITUNG
)inta 7sia 1anjut untuk mengurangi 7 dari 3!! kemudian dikurangi
7 dari hasil sebelumnya $sebanyak " kali%. 6awaban2
0kor
&enar 0alah
3!! ? 7 < E3
E3? 7 < 6
6 ? 7 < 7E
7E ? 7 < 72
72 ? 7 < 65
MENGINGAT KEMBALI
)inta 7sia 1anjut untuk mengingat kembali nama ketiga benda yang
telah di pelajari dalam tes registration $8ontoh 2 &ola, )elati, Kursi%.
6awaban Kata 2
0kor
&enar 0alah
3. FFFFFFFFFFFFFFF
2. FFFFFFFFFFFFFFFF
3. FFFFFFFFFFFFFFFF
BAHASA
4unjukkan benda kepada 7sia 1anjut, kemudian tanya 7sia 1anjut
nama benda tersebut. 6awaban2
Skor
&enar 0alah
.ensil
6am tangan
)inta 7sia 1anjut untuk menyebutkan G4idak mungkin, dan,
mustahilG
$3 poin% &erikan 7sia 1anjut selembar kertas dan katakan G Ambil
kertas ini dengan tangan kanan, lipat dua dan letakkan di atas lantaiG
&erikan 7sia 1anjut selembar kertas yang bertuliskan G4utup mata
andaG, minta 7sia 1anjut untuk memba*anya, dan melakukannya.
)inta 7sia 1anjut untuk menuliskan sebuah kalimat. $#arus ada
subjek, kata kerja, dan harus masuk akal%.
)inta 7sia 1anjut untuk meniru gambar
FFFFFFF 4otal Ailai $)aksimal 3! poin%
.enilaian 2 mengalami penurunan kogniti( jika skor H 2"
27
Mini Cog Dan Clock Drawing Test
8ara %e$erikaan1
3. )intalah pasien untuk mendengarkan dengan *ermat, mengingat, dan kemudian
mengulangi tiga kata yang tidak berhubungan yang akan disampaikan oleh pemeriksa.
2. Instruksikan pasien untuk menggambar jam pada selembar kertas kosong atau berikan
pasien dengan lingkaran yang telah disediakan pada selembar kertas
3. .asien menulis penunjukkan waktu yang ada pada jam tangan mereka.
". 4anyakan pasien untuk mengulangi tiga kata lagi, kemudian diingatkan lagi dan dimiminta
mengulangi
5. 6ika pasien tidak dapat menyebutkan pada kata,kata yang pertama kali diu*apkan, maka
tidak perlu ditanyakan kembali karena hal tersebut telah menunjukkan adanya gangguan
kognisi.
MENGISI INSTRUMEN KUESIONER PEN;AKIT DAN FAKTOR RESIKO
8ara pemeriksaan usila dengan menggunakan instrumen Kuesioner .enyakit dan
;aktor :esiko adalah2 ;aktor yang berkaitan dengan penyakit antara lainB merokok,
*holesterol, gula darah, dan lain sebagainya.
.enyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan
ketidaknyamanan, dis(ungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya.
8ontohnya 2
a. Iang bersangkutan pernah mengalami serangan jantung
b. )engalami jantung koroner.
*. .ernah kejang,kejang.
d. )emiliki riwayat penyakit ginjal
.enyakit dan (aktor risiko dapat dinilai setelah mengisi kuesioner yang disediakan
pada lampiran. -i bawah ini terdapat tabel yang akan membantu dalam
mengelompokkan usila ke dalam kategori (aktor risiko rendah, sedang, atau berat.
8ara penggunaan instrumen, kuesioner penyakit yang di derita dan instrument
kuesioner (aktor resiko adalah 2
a. )engisi kuesioner yang tersedia
pada lampiran
-. )enyempurnakan (aktor resiko pada
kelompok,kelompok
&ila ditemukan kelainan berikan tanda *he*k list $J%.
28
POKOK BAHASAN , *LANJUTAN+
FAKTOR RISIKO (AS8ULAR PADA USILA
.70K90)A0/K98A)A4AA 2 KK KA&7.A49A/K54A 2 KKKK.:5>IA0I 2 KKKKK
Aama 2 KKKKKK........KKKKKK..................... Ao. K4. 2 KKKKKK......
4anggal lahir 2 KKKKKKKKKKKKKK. 1/. Kunjungan 2 .ertama Kontrol
Alamat 2 KKKKKKKKKKKKKKK. 0uku/Agama2 KK...KKKKKKKK
.endidikan 2 KKKKKKKKKKKKKKK .ekerjaan 2 ......................KKKKK
.enghasilan rata,rata/bulan :p. KKKKKKK...KK ,,
ANAMNESIS
4anggal, K.. KKKKKK. 2!32
.emeriksa,
$ %
29
Ri<a9at Pen9akit ;a Ti4ak
Koleterol
Apakah merasa kegemukanL
&ody mass indeD < K
Apakah banyak makan makanan berlemak
G#la Dara'
.ernah periksa gula darah $3,6 bulan terakhir% < K. ml/hg
Apakah sering minum berlebihan
Apakah merasa haus terus
Apakah sering &uang Air Ke*il terus menerus
Apa sering makan banyak
Apakah keluarga memiliki riwayat diabetes
Dara' Tinggi .ernah periksa tekanan darah $3,6 bulan terakhir%
Jant#ng
Apakah sering merasa nyeri dadaL
Apakah sering merasa sesak na(as
Apakah pernah tiba,tiba pelo
Apakah pernah hilang penglihatan se*ara tiba,tibaL
Apakah pernah tiba,tiba merasa lemasL
Faktor Riiko
)erokok
$3% Ia setiap hari $2% Ia, kadang,kadang
$3% 4idak, sebelumnya
pernah
$2% 4idak pernah sama sekali
-alam 32 &ulan terakhir minum minuman beralkohol $3% Ia $2% 4idak
-alam 3 &ulan terakhir minum minuman beralkohol
$3% Ia, 5 hari atau
lebih/minggu
$2% 3," hari/minggu
$3% H 3 hari/bulan $"% 3hari/bulan
)akan,makanan asin $3% H 3D/hari $2% 3D/hari $3% 2D/hari $"% 3D/hari
)akan/minum yang manis,manis $3% H 3D/hari $2% 3D/hari $3% 2D/hari $"% 3D/hari
)akan sayur $3 D 3 porsi% $3% H 3D/hari $2% 3D/hari $3% 2D/hari $"% 3D/hari
)akan buah $3 D 3 porsi% $3% H 3D/hari $2% 3D/hari $3% 2D/hari $"% 3D/hari
)elakukan olah raga
$3% Ia K.menit/hari K./mingggu
$2% Ia, K..hari/bulan $3% 6arang/tidak pernah
)erasa tegang, *emas atau panik $3%H 3D/hari $2% 3D/hari $3% 2D/hari $"% 3D/hari
Pen&elaan 1
FAKTOR RESIKO PADA LANSIA
-engan bertambahnya usia, wajar saja bila kondisi dan (ungsi tubuh pun makin
menurun. &eberapa masalah yang kerap mun*ul pada usia lanjut , sering disebut sebagai a
series of 12s. )ulai dari immobility $imobilisasi%, instability $instabilitas dan jatuh%, incontinence
$inkontinensia%, intellectual impairment $gangguan intelektual%, infection $in(eksi%, impairment
o( 'ision and hearing $gangguan penglihatan dan pendengaran%, isolation $depresi%, 1nanition
$malnutrisi%, insomnia $ganguan tidur%, hingga immune deficiency $menurunnya kekebalan
tubuh%.
.enyakit utama yang menyerang lansia ialah hipertensi, gagal jantung dan in(ark serta
gangguan ritme jantung, diabetes mellitus, gangguan (ungsi ginjal dan hati. 6uga terdapat
berbagai keadaan yang khas dan sering mengganggu lansia seperti gangguan (ungsi
kogniti(, keseimbangan badan, penglihatan dan pendengaran.
0e*ara umum, menjadi tua ditandai oleh kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala,
gejala kemuduran (isik, antara lain 2
3. Kulit mulai mengendur dan wajah mulai keriput serta garis,garis yang menetap
2. :ambut kepala mulai memutih atau beruban
3. +igi mulai lepas $ompong%
". .englihatan dan pendengaran berkurang
5. )udah lelah dan mudah jatuh
6. +erakan menjadi lamban dan kurang lin*ah
-isamping itu, juga terjadi kemunduran kogniti( antara lain 2
3. 0uka lupa, ingatan tidak ber(ungsi dengan baik
2. Ingatan terhadap hal,hal di masa muda lebih baik daripada hal,hal yang baru saja terjadi
3. 0ering adanya disorientasi terhadap waktu, tempat dan orang
". 0ulit menerima ide,ide baru
MASALAH FISIK SEHARI2HARI ;ANG SERING DITEMUKAN PADA LANSIA
3. )udah jatuh
a. 6atuh merupakan suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang
melihat kejadian, yang mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk di
lantai atau tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau
luka $:uben, 3EE6%.
b. 6atuh dipengaruhi oleh berbagai (aktor, diantaranya (aktor intrinsik2 gangguan gaya
berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah, kekuatan sendi dan sinkope,diMMinessB
(aktor ekstrinsik2 lantai yang li*in dan tidak rata, tersandung oleh benda,benda,
penglihatan kurang karena *ahaya yang kurang terang dan sebagainya.
2. )udah lelah, disebabkan oleh 2
N ;aktor psikologis2 perasaan bosan, keletihan, depresi
N +angguan organis2 anemia, kurang 'itamin, osteomalasia, dll
N .engaruh obat2 sedasi, hipnotik
3. Keka*auan mental karena kera*unan, demam tinggi, alkohol, penyakit metabolisme,
dehidrasi, dsb
". Ayeri dada karena .6K, aneurisme aorta, perikarditis, emboli paru, dsb
5. 0esak na(as pada waktu melakukan akti(itas (isik karena kelemahan jantung, gangguan
sistem respiratorius, o'erweight, anemia
6. .alpitasi karena gangguan irama jantung, penyakit kronis, psikologis
7. .embengkakan kaki bagian bawah karena edema gra'itasi, gagal jantung, kurang 'itamin
&3, penyakit hati, penyakit ginjal, kelumpuhan, dsb
. Ayeri pinggang atau punggung karena osteomalasia, osteoporosis, osteoartritis, batu
ginjal, dsb.
E. Ayeri sendi pinggul karena artritis, osteoporosis, (raktur/dislokasi, sara( terjepit
3!.&erat badan menurun karena na(su makan menurun, gangguan saluran *erna, (aktor
sosio,ekonomi
33.0ukar menahan &AK karena obat,obatan, radang kandung kemih, saluran kemih,
kelainan syara(, (aktor psikologis
32.0ukar menahan &A& karena obat,obatan, diare, kelainan usus besar, kelainan rektum
33.+angguan ketajaman penglihatan karena presbiopi, re(leksi lensa berkurang, katarak,
glaukoma, in(eksi mata
3".+angguan pendengaran karena otosklerosis, ketulian menyebabkan keka*auan mental
35.+angguan tidur karena lingkungan kurang tenang, organik dan psikogenik $depresi,
irritabilitas%
36.Keluhan pusing,pusing karena migren, glaukoma, sinusitis, sakit gigi, dsb
30
37. Keluhan perasaan dingin dan kesemutan anggota badan karena ggn sirkulasi darah
lokal, gangguan syara( umum dan lokal
3. )udah gatal,gatal karena kulit kering, eksema kulit, -), gagal ginjal, hepatitis kronis,
alergi
KARAKTERISTIK PEN;AKIT LANSIA DI INDONESIA
3. .enyakit persendian dan tulang, misalnya rheumatik, osteoporosis, osteoartritis
2. .enyakit Kardio'askuler. )isalnya2 hipertensi, kholesterolemia, angina, *ardia* atta*k,
stroke, trigliserida tinggi, anemia, .6K
3. .enyakit .en*ernaan yaitu gastritis, ul*us pepti*um
". .enyakit 7rogenital. 0eperti In(eksi 0aluran Kemih $I0K%, +agal +injal Akut/Kronis,
&enigna .rostat #iperplasia
5. .enyakit )etabolik/endokrin. )isalnyaB -iabetes mellitus, obesitas
6. .enyakit .erna(asan. )isalnya asma, 4& paru
7. .enyakit Keganasan, misalnyaB *arsinoma/ kanker
. .enyakit lainnya. Antara lainB senilis/pikun/dimensia, alMeimer, parkinson, dsb
31
MENGISI INSTRUMEN GDRS
8ara pemeriksaan usila dengan menggunakan instrumen +-:0 adalah 2
+-:0 berisi 35 item pertanyaan mengenai hal,hal yang dirasakan usila dalam 3
minggu terakhir. -ari jawaban pertanyaan tersebut dapat dikategorikan bahwa usila
dengan emosi normal nilai !,", depresi ringan nilai 5,, depresi sedang E,33, depresi
berat 32,35.
GERITRIC DE!RESSI"# RTI#G SCLE
.ilihlah jawaban terbaik $beri tanda =% tentang apa yang Anda rasakan 3 minggu terakhir2
Ao .ertanyaan Ia 4idak 0kor
3. Apakah Anda merasa puas terhadap kehidupan Anda selama iniL
2. Apakah Anda sudah tidak melakukan kegiatan dan hobi AndaL
3. Apakah Anda merasa hidup Anda hampa/ kosongL
". Apakah Anda sering merasa bosanL
5. Apakah Anda bersemangat menjalani kehidupan saat ini dan ke
depanL
6. Apakah Anda terganggu dengan pikiran,pikiran yang tidak dapat
Anda singkirkanL
7. Apakah Anda merasa bahagia menjalani kehidupan AndaL
. Apakah Anda merasa sering tidak berdayaL
E. Apakah Anda lebih nyaman di rumah atau lebih suka jalan,jalan
keluar atau berbuat sesuatu yang baruL
3!. Apakah Anda sering lupaL
33. Apakah Anda merasa hidup ini indahL
32. Apakah saat ini Anda merasa tidak bergunaL
33. Apakah Anda masih mempunyai kekuatan untuk melakukan
kegiatan sehari,hariL
3". Apakah Anda merasa tidak mempunyai harapan masa depanL
35. Apakah Anda merasa banyak orang lebih baik dari AndaL
, %oint 4i3erikan #nt#k &a<a3an1
3. 4idak 6. Ia 33. 4idak
2. Ia 7. 4idak 32. Ia
3. Ia . Ia 33. 4idak
". Ia E. 4idak 3". Ia
5. 4idak 3!. Ia 35. Ia
TOTAL GDRS2 ............
0kor maksimum +-:0 < 35
.9AI1AIAA
Total Skor Tingkat De%rei
! , " normal, tergantung pada umur, pendidikan dan keluhan
5 , ringan
, 33 sedang
32 , 35 berat
32
POKOK BAHASAN , *LANJUTAN+
MODUL MI 06
ANALISIS HASIL PENGISIAN INSTRUMEN
I. Dekri%i Singkat
-alam meningkatkan kompetensi para peserta perlu mengetahui dan memahami
*ara menganalisa hasil penilaian dengan menggunakan instrumen A&8-9 untuk -eteksi
-ini .enanggulangan )asalah Inteligensia Kesehatan.
7ntuk mendukung kemampuan tersebut di atas, maka perlu diberikan pengajaran
materi tentang analisa hasil penilaian komponen instrumen A&8-9 untuk -eteksi -ini
.enanggulangan )asalah Inteligensia Kesehatan. )ateri tersebut penting disampaikan
sebagai materi utama atau inti dari peningkatan kompetensi ini. )etode pengajaran pada
modul ini menggunakan metode *eramah, tanya jawab, pelatihan dan simulasi.
II. T#&#an Pe$3ela&aran
A. T#&#an Pe$3ela&aran U$#$
0etelah mengikuti materi ini peserta mampu menganalisa hasil penilaian komponen
instrumen A&8-9 untuk -eteksi -ini .enanggulangan )asalah Inteligensia
Kesehatan.
B. T#&#an Pe$3ela&aran K'##
0etelah mempelajari materi peserta mampu menganalisa hasil penilaian Komponen
Instrumen A&8-9 $Instrumen &arthel Indeks, :omberg 4est, ))09/)ini 8og,
Kuesioner ;aktor :esiko dan +-:0%.
III. Pokok Ba'aan
Analisa hasil .enilaian Instrumen A&8-9 terdiri dari 2
, &arthel Indeks
, :omberg 4est
, ))09/)ini 8og
, ;aktor :esiko
, +-:0
I(. Meto4e
3. 8eramah
2. 4anya 6awab
3. 1atihan
". 0imulasi
(. Alat Bant#
3. 1aptop
2. 18-
3. 4ayangan .ower .oint
". 4ayangan >ideo
5. =hiteboard
6. .ointer
7. ;lip 8hart
. A4K
E. )odul )I !2
(I. Langka'2langka' Pe$3ela&aran
Sei , 1 Analia 'ail Penilaian Ko$%onen Intr#$en AB8DE
Langka'2langka' Pe$3ela&aran 1
3. ;asilitator menyapa peserta dengan ramah. -iawali dengan berkenalan. 0ampaikan
tujuan pembelajaran, sebaiknya dengan menganalisa hasil penilaian bahan tayang.
2. ;asilitator menggali pendapat/pemahaman peserta mengenai pengetahuan yang
mereka miliki berkaitan dengan analisa hasil penilaian komponen instrumen
penanggulangan masalah kesehatan inteligensia pada usia lanjut. 4uliskan kata
kun*i pendapat mereka pada kertas (lip*hart atau meta plan.
3. ;asilitator menyampaikan paparan Analisa hasil penilaian masing,masing
komponen instrumen penanggulangan masalah kesehatan inteligensia pada usia
33
lanjut berupa pengenalan dan penjelasan singkat mengenai instrumen A&8-9 yang
terdiri dari &arthel Indeks, :omberg 4est, ))09/)ini 8og, ;aktor :esiko, +-:0.
". &erikan kesempatan kepada peserta untuk mengemukakan pendapatnya dan
melakukan tanya jawab
5. Kaitkan pemaparan dengan pendapat/pemahaman yang dikemukakan oleh peserta
agar mereka merasa dihargai.
6. -iakhir sesi (asilitator merangkum atau melakukan pembulatan sehingga ada
kesamaan pemahaman antara peserta tentang materi analisa hasil penilaian
komponen instrument A&8-9.
(II. Ba'an Pe$3ela&aran
ANALISA HASIL PENILAIAN BARTHEL INDE5
Analisa hasil pemeriksaan usila dengan menggunakan instrumen &arthel IndeD
adalah2
7sila diwawan*arai dengan instumen &arthel IndeD dan dilakukan penjumlahan skor
terhadap jawabannya, kemungkinan skor yang didapat antara !,2!. Apabila
didapatkan skor kurang 2! berarti usila mengalami penurunan kemampuan
berakti'itas sehari,hari.
.enilaian Instrumen &arthel IndeD 2
3. 7sila di wawan*arai dengan menggunakan instrumen barthel indeD
2. Instrumen dijumlahkan setelah wawan*ara
3. -ikelompokkan dalam kelompok nilai 2
Ao. 6umlah 0kor Kategori
3. ! ? 2! Abnormal
2. O2! Aormal
34
POKOK BAHASAN ,
ANALISA HASIL ROMBERG TEST
Analisa hasil pemeriksaan usila dengan menggunakan instrumen :omberg 4est adalah2
Uila 4i$inta $elak#kan te e%erti 9ang ter4a%at 4ala$ la$%iran %et#n&#k tekni
ini *ata# ter4a%at 4ala$ >i4eo ta9angan+. Ro$3erg te %oiti! 3ila %aien 'ilang
keei$3angan *3ergo9ang+ ke ara' ke$#ngkinan &at#'. Na$#n 3ila %aien 'an9a
3ergo9ang e4ikit 4an ke$#4ian $en9ei$3angkan 4iri ke$3ali7 Ro$3erg te
4iangga% negati!.
Penilaian 1
Ro$3erg te %oiti! 3ila %aien 'ilang keei$3angan *3ergo9ang+ ke ara'
ke$#ngkinan &at#'. Na$#n 3ila %aien 'an9a 3ergo9ang e4ikit 4an ke$#4ian
$en9ei$3angkan 4iri ke$3ali7 Ro$3erg te 4iangga% negati!.
ANALISA HASIL MMSE ATAU MINI8OG DAN 8DT
.enilaian kogniti( untuk 7sia 1anjut yang bisa memba*a dan menulis menggunakan
"ini0"ental .tate ,xamination, sedangkan untuk 7sia 1anjut yang buta huru( $tidak
sekolah atau 0- tidak tamat% dilakukan dengan )ini 8og dan *lock -rawing #est.
Analisa hasil pemeriksaan usila dengan menggunakan instrumen ))09 atau )ini*og
dan 8-4 adalah2
a. .emeriksaan kogniti( pada usila dengan buta huru( atau dengan pendidikan tidak
tamat 0- dilakukan dengan instrumen mini *og. -ikatakan (ungsi kogniti(nya
menurun apabila usila tidak dapat mengingat salah satu atau lebih kata yang
diberikan sebelumnya.
-. .emeriksaan kogniti( pada usila dengan pendidikan minimal 0- dilakukan dengan
))09. .enilaian dilakukan sesuai dengan skor yang didapatkan, dikatakan
(ungsi kogniti(nya menurun jika hasilnya kurang dari 2".
INTERPRETASI HASIL
3. 0koring kata,kata yang ditanyakan adalah berdasarkan pengulangan pertama dari
kata,kata yang dilewatkannya.
2. .engulangan kedua yang dilakukan, skor kata,kata didasarkan pada nilai untuk
mengingat kata.
3. &ila lansia dapat menyebutkan kembali tiga kata yang harus diingat $recall% diberi
skor 3
". 4idak perlu dilakukan pemeriksaan menggambar jam bila (ungsi kogniti( 7sia
1anjut normal.
5. &ila skor 3,2 dilakukan pemeriksaan menggambar jam.
6. &ila pasien dapat menggambar jam, 7sia 1anjut dianggap normal.
7. &ila salah menggambar jam, 7sia 1anjut di*urigai menderita demensia.
. &ila skor !, 7sia 1anjut di*urigai menderita demensia.
35
POKOK BAHASAN , *LANJUTAN+
POKOK BAHASAN , *LANJUTAN+
ANALISA HASIL KUESIONER PEN;AKIT DAN FAKTOR RESIKO
Analisa hasil pemeriksaan usila dengan menggunakan instrumen Kuesioner .enyakit
dan ;aktor :esiko adalah2
.enyakit dan (aktor risiko dapat dinilai setelah mengisi kuesioner yang disediakan
pada lampiran. -i bawah ini terdapat tabel yang akan membantu dalam
mengelompokkan usila ke dalam kategori (aktor risiko rendah, sedang, atau berat.
ANALISA HASIL GDRS
Analisa hasil pemeriksaan usila dengan menggunakan instrumen +-:0 adalah 2
+-:0 berisi 35 item pertanyaan mengenai hal,hal yang dirasakan usila dalam 3
minggu terakhir. -ari jawaban pertanyaan tersebut dapat dikategorikan bahwa usila
dengan emosi normal nilai !,", depresi ringan nilai 5,, depresi sedang E,33, depresi
berat 32,35.
PENILAIAN 1 , %oint 4i3erikan #nt#k &a<a3an1
3. 4idak 6. Ia 33. 4idak
2. Ia 7. 4idak 32. Ia
3. Ia . Ia 33. 4idak
". Ia E. 4idak 3". Ia
5. 4idak 3!. Ia 35. Ia
454A1 +-:02 ............
0*ore maksimum +-:0 < 35
.9AI1AIAA
Total Skor Tingkat De%rei
! , " normal, tergantung pada umur, pendidikan dan keluhan
5 , ringan
, 33 sedang
32 , 35 berat
36
POKOK BAHASAN , *LANJUTAN+
POKOK BAHASAN ,*LANJUTAN+
MODUL MI 0/
PEN8ATATAN DAN REKAPITULASI HASIL DETEKSI
MASALAH KESEHATAN INTELIGENSIA AKIBAT GANGGUAN DEGENERATIF
I. Dekri%i Singkat
-alam meningkatkan kompetensi para peserta perlu dilandasi dengan pemahaman
tentang pentingnya pen*atatan dan pelaporan. .en*atatan dan pelaporan digunakan
sebagai a*uan untuk melakukan monitoring dan e'aluasi.
)odul ini akan membahas metode pen*atatan dan pelaporan, dan mekanisme
pelaporan. .embahasan modul menggunakan metode *eramah, tanya jawab, pelatihan
dan simulasi.
II. T#&#an Pe$3ela&aran
A. T#&#an Pe$3ela&aran U$#$
0etelah mengikuti materi ini peserta mampu mengetahui pen*atatan dan rekapitulasi
hasil deteksi masalah kesehatan inteligensia akibat gangguan degenerati'e.
B. T#&#an Pe$3ela&aran K'##
0etelah mempelajari materi peserta mampu 2
3. )enjelaskan tentang (ormulir yang akan diisi untuk pen*atatan dan pelaporan
2. )engisi (ormulir pen*atatan dan pelaporan
3. )elakukan .elaporan
III. Pokok Ba'aan
3. .enjelasan mengenai (ormulir pen*atatan dan pelaporan
2. 8ara pengisian (ormulir pen*atatan dan pelaporan.
a. :ekapitulasi -eteksi )KI pada usila
b. :ekapitulasi laporan -eteksi )KI pada usila.
*. :ekapitulasi 1aporan Kegiatan .)KI pada usila
d. :ekapitulasi 1aporan .enyakit dan ;aktor :isiko pada usila
3. )ekanisme pelaporan
a. :ujukan Kasus
b. Alur .enanggulangan )asalah Kesehatan Inteligensia pada 7sia 1anjut
I(. Meto4e
3. 8eramah
2. 4anya 6awab
3. 1atihan
". 0imulasi
(. Alat Bant#
3. 1aptop
2. 18-
3. 4ayangan .ower .oint
". =hiteboard
5. .ointer
6. ;lip 8hart
7. A4K
. )odul )I !3
37
(I. Langka'2langka' Pe$3ela&aran
Sei , 1 Pen&elaan $engenai !or$#lir %en?atatan 4an %ela%oran
Langka'2langka' Pe$3ela&aran 1
3. ;asilitator menyapa peserta dengan ramah. -ilanjutkan dengan perkenalan.
0ampaikan tujuan pembelajaran, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang.
2. ;asilitator menggali pendapat/pemahaman peserta terkait dengan metode
pen*atatan dan pelaporan. 4uliskan kata kun*i pendapat mereka pada kertas
(lip*hart atau meta plan.
3. ;asilitator menyampaikan paparan metode pen*atatan dan pelaporan
". &erikan kesempatan kepada peserta untuk mengemukakan pendapatnya dan
melakukan tanya jawab
5. Kaitkan pemaparan dengan pendapat/pemahaman yang dikemukakan oleh peserta
agar mereka merasa dihargai.
6. -iakhir sesi (asilitator merangkum atau melakukan pembulatan sehingga ada
kesamaan persepsi tentang penjelasan mengenai (ormulir pen*atatan dan
pelaporan
Sei 6 1 8ara %engiian !or$#lir %en?atatan 4an %ela%oran
Langka'2langka' Pe$3ela&aran 1
3. ;asilitator menggali pendapat/pemahaman peserta terkait dengan melakukan *ara
pengisian (ormulir pen*atatan dan pelaporan. 4uliskan kata kun*i pendapat mereka
pada kertas (lip*hart atau meta plan.
2. ;asilitator menyampaikan paparan tentang *ara pengisian (ormulir pen*atatan dan
pelaporan.
3. &erikan kesempatan kepada peserta untuk mengemukakan pendapatnya dan
melakukan tanya jawab.
". Kaitkan pemaparan dengan pendapat/pemahaman yang dikemukakan oleh peserta
agar mereka merasa dihargai.
5. ;asilitator memandu diskusi kelompok
6. -iakhir sesi (asilitator merangkum atau melakukan pembulatan sehingga ada
kesamaan persepsi tentang *ara pengisian (ormulir pen*atatan dan pelaporan
Sei / 1 Melak#kan Pela%oran
Langka'2langka' Pe$3ela&aran 1
3. ;asilitator menyapa peserta dengan ramah. -ilanjutkan dengan perkenalan.
0ampaikan tujuan pembelajaran, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang.
2. ;asilitator menggali pendapat/pemahaman peserta terkait dengan melakukan
pelaporan. 4uliskan kata kun*i pendapat mereka pada kertas (lip*hart atau meta
plan.
3. ;asilitator menyampaikan paparan mekanisme pelaporan
". &erikan kesempatan kepada peserta untuk mengemukakan pendapatnya dan
melakukan tanya jawab
5. Kaitkan pemaparan dengan pendapat/pemahaman yang dikemukakan oleh peserta
agar mereka merasa dihargai.
6. -iakhir sesi (asilitator merangkum atau melakukan pembulatan sehingga ada
kesamaan persepsi tentang mekanisme pelaporan
38
(II. Ba'an Pe$3ela&aran
FORMULIR PEN8ATATAN DI PUSKESMAS
Aama 2
.uskesmas 2
Kabupaten/Kota 2
.ropinsi 2
A5 AA)A
.9AI1AIAA
Kelompok
A & 8 - 9 ;
3.
2.
3.
".
5.
................., ................................2!...
.uskesmas ................................
$............................................%
8ara .engisian2
Kolom Ao diisi nomor urut
Kolom Aama diisi nama 7sia 1anjut yang dideteksi dan diperiksa
Kolom A diisi apabila 7sia 1anjut terdapat masalah dengan akti'itas sehari,hari
Kolom & diisi apabila 7sia 1anjut terdapat masalah dengan keseimbangan
Kolom 8 diisi apabila 7sia 1anjut terdapat masalah dengan kogniti(
Kolom - diisi apabila 7sia 1anjut terdapat penyakit
Kolom 9 diisi apabila 7sia 1anjut terdapat masalah dengan emosi
Kolom ; diisi apabila 7sia 1anjut terdapat (aktor risiko
Kolom Kelompok diisi brain learning/brain eDer*ise/brain restoration sesuai dengan hasil
pemeriksaan A & 8 - 9 ;
39
POKOK BAHASAN ,
FORM REKAPITULASI
LAPORAN DETEKSI MASALAH
KESEHATAN INTELIGENSIA PADA USIA LANJUT
.uskesmas 2
Kabupaten/Kota 2
.ropinsi 2
A5 .9AI1AIAA 67)1A#
3. A
2. &
3. 8
". -
5. 9
6. ;
67)1A#
................., ................................2!...
.uskesmas ................................
$............................................%
8ara .engisian2
Kolom Ao diisi nomor urut
Kolom -aerah diisi nama wilayah tempat pelaksanaan deteksi dan pemeriksaan pada
usila
Kolom jumlah diisi jumlah 7sia 1anjut dengan masalah A, &, 8, -, 9, ;, dan jumlah
keseluruhan 7sia 1anjut dengan masalah kesehatan inteligensia.
40
FORM D/./.
FORM REKAPITULASI
LAPORAN KEGIATAN PENANGGULANGAN
MASALAH KESEHATAN INTELIGENSIA PADA USIA LANJUT
.uskesmas 2
Kabupaten/Kota 2
.ropinsi 2
A5 K9+IA4AA 67)1A#
3. &rain 1earning
2. &rain 9Der*ise
3. &rain :estoration
67)1A#
................., ................................2!...
.uskesmas ................................
$............................................%
8ara .engisian2
Kolom Ao diisi nomor urut
Kolom -aerah diisi nama wilayah tempat pelaksanaan deteksi dan pemeriksaan pada
usila
Kolom jumlah diisi jumlah 7sia 1anjut yang melukan kegiatan brain learning/brain
eDer*ise/brain restoration di wilayah .uskesmas.
41
FORM D/.0.
FORM REKAPITULASI LAPORAN
PEN;AKIT DAN FAKTOR RISIKO PADA USIA LANJUT
.uskesmas 2
Kabupaten/Kota 2
.ropinsi 2
A5 ;AK45: :I0IK5 67)1A#
3. :ingan
2. 0edang
3. &erat
67)1A#
................., ................................2!...
.uskesmas ................................
$............................................%
8ara .engisian2
Kolom Ao diisi nomor urut
Kolom -aerah diisi nama wilayah tempat pelaksanaan deteksi dan pemeriksaan pada
usila
Kolom jumlah diisi jumlah 7sia 1anjut dengan (aktor risiko ringan/sedang/berat di wilayah
.uskesmas.
42
FORM D/.1.
Mo4#l MI 0.
Koor4inai 4engan Linta Sektor 4an Mii
I. Dekri%i Singkat
-alam meningkatkan kompetensi para peserta perlu dilandasi dengan pemahaman
tentang pentingnya koordinasi dengan lintas sektor dan )isi.
7ntuk mendukung kemampuan tersebut di atas tentang masalah kesehatan
inteligensia pada usia lanjut materi tentang koordinasi dengan lintas sektor dan )isi
menjadi penting disampaikan pada peningkatan kompetensi ini. )odul ini akan
membahas koordinasi dengan lintas sektor, dan Koordinasi dengan lintas program. 7ntuk
membahas modul menggunakan metode *eramah, tanya jawab , pelatihan dan simulasi.
II. T#&#an Pe$3ela&araan
A. T#&#an Pe$3ela&aran U$#$
0etelah mengikuti materi ini peserta mampu mengkoordinasikan .enanggulangan
)asalah inteligensia kesehatan pada usia lanjut dengan lintas sektor dan )isi
B. T#&#an Pe$3ela&aran K'##
0etelah mempelajari materi peserta mampu 2
3. )elakukan koordinasi .enanggulangankesehatan inteligensia pada usia lanjut
dengan lintas sektor
2. )elakukan koordinasi .enanggulangankesehatan inteligensia pada usia lanjut
dengan lintas program
III. Pokok Ba'aan
3. Koordinasi dengan lintas sektor
2. Koordinasi dengan lintas program $.engorganisasian dan .engembangan .rogram%
I(. Meto4e
3. 8eramah
2. 4anya 6awab
3. 1atihan
". 0imulasi
(. Alat Bant#
3. 1aptop
2. 18-
3. 4ayangan .ower .oint
". =hiteboard
5. .ointer
6. ;lip 8hart
7. A4K
. )odul )I !"
43
(I. Langka'2langka' Pe$3ela&aran
Sei , 1 Melak#kan koor4inai Penangg#langankee'atan inteligenia %a4a #ia
lan&#t 4engan linta ektor
Langka'2langka' Pe$3ela&aran 1
3. ;asilitator menyapa peserta dengan ramah. Apabila belum berkenalan mulai
dengan perkenalan. 0ampaikan tujuan pembelajaran, sebaiknya dengan
menggunakan bahan tayang.
2. ;asilitator menggali pendapat/ pemahaman peserta terkait dengan Koordinasi
dengan lintas sektor. 4uliskan kata kun*i pendapat mereka pada kertas (lip*hart
atau meta plan.
3. ;asilitator menyampaikan paparan Koordinasi dengan lintas sektor
". &erikan kesempatan kepada peserta untuk mengemukakan pendapatnya dan
melakukan tanya jawab.
5. Kaitkan pemaparan dengan pendapat /pemahaman yang dikemukakan oleh peserta
agar mereka merasa dihargai.
6. -iakhir sesi (asilitator merangkum atau melakukan pembulatan sehingga ada
kesamaan persepsi tentang Koordinasi dengan lintas sektor
Sei 6 1 )elakukan koordinasi .enanggulangankesehatan inteligensia pada usia lanjut
dengan lintas program

Langka'2langka' Pe$3ela&aran 1
3. ;asilitator menggali pendapat/pemahaman peserta terkait dengan Koordinasi
dengan lintas program. 4uliskan kata kun*i pendapat mereka pada kertas (lip*hart
atau meta plan.
2. ;asilitator menyampaikan paparan tentang Koordinasi dengan lintas program
3. &erikan kesempatan kepada peserta untuk mengemukakan pendapatnya dan
melakukan tanya jawab.
". Kaitkan pemaparan dengan pendapat /pemahaman yang dikemukakan oleh peserta
agar mereka merasa dihargai.
5. ;asilitator memandu diskusi kelompok
6. -iakhir sesi (asilitator merangkum atau melakukan pembulatan sehingga ada
kesamaan persepsi tentang Koordinasi dengan lintas program
(III. Ba'an Pe$3ela&aran
KOORDINASI DENGAN LINTAS SEKTOR
*KEBIJAKAN DAN STRATEGI+
A. KEBIJAKAN
Kebijakan .enanggulangan )asalah inteligensi kesehatan akibat gangguan
degenerati( dilaksanakan pada berbagai tingkat pelayanan dan disesuaikan dengan
kondisi sarana pelayanan kesehatan yang ada 2
3. .enanggulangan kesehatan inteligensi didasari pada peningkatan peran serta
dan pemberdayaan masyarakat
2. .elayanan untuk menanggulangi masalah kesehatan inteligensi dilaksanakan
se*ara berjenjang mulai dari masyarakat $posyandu atau kelompok usila%
sampai ke (asilitas kesehatan $puskesmas atau rumah sakit%
3. .enanggulangan kesehatan inteligensi akibat gangguan degenerati(
dilaksanakan oleh seluruh 7nit .elayanan Kesehatan, meliputi .uskesmas,
:umah 0akit .emerintah maupun 0wasta, dokter praktek swasta bekerja sama
dengan unit?unit terkait dan melibatkan peran serta masyarakat melalui
kemitraan dan jejaring multidisipilin, lintas sektor, dan lintas program se*ara
paripurna dan terpadu.
". .enanggulangan kesehatan inteligensi dilakukan berdasarkan potensi yang ada
di masyarakat untuk memaksimalkan (ungsi otak dengan *ara kogniti(
rehabilitasi berbasis masyarakat.
5. .enanggulangan kesehatan inteligensi dikelola se*ara pro(esional oleh tim
terpadu yang dapat terjangkau akses pelayanan kogniti( rehabilitati( khususnya
44
POKOK BAHASAN ,
di daerah perdesaan, sehingga dapat dinikmati oleh berbagai lapisan
masyarakat.
6. .enanggulangan kesehatan melalui peningkatan peran pemerintah pro'insi,
dan kabupaten/kota serta puskesmas dalam pengendalian gangguan kesehatan
inteligensi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup manusia agar dapat
produkti( dalam kehidupan sehari,hari.
7. .engembangan program dapat berbentuk kelompok kerja penanggulangan
kesehatan inteligensi berbasis masyarakat atau organisasi yang disesuaikan
dengan komitmen dan potensi yang ada di daerah.
. .enanggulangan kesehatan inteligensi dilaksanakan sesuai dengan kapasitas
sarana kesehatan yang ada di daerah.
B. STRATEGI
0trategi .enanggulangan )asalah inteligensi kesehatan akibat gangguan
degenerati( adalah sebagai berikut2
3. 0trategi .enanggulangan )asalah kesehatan inteligensi masyarakat melalui
peningkatan peran serta masyarakat
a. )eningkatkan kesadaran masyarakat akan pola hidup yang sehat dan
kelompok masyarakat peduli kesehatan inteligensi
b. )enberikan suatu penyuluhan berupa pendidikan dan pemberian in(ormasi
mengenai penanggulangan masalah inteligensi akibat gangguan degenerati(
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadarn masyarakat.
*. )emberdayakan masyarakat dalam ruang lingkup terke*il adalah keluarga
dengan kegiatan melakukan deteksi seawal mungkin khususnya terhadap
masalah kesehatan inteligensi akibat gangguan degenerati(, sehingga
mengetahui serangan penyakit,penyakit yang termasuk dalam degenerati(
seperti penyebab *edera otak $brain injury% yang timbul mendadak, progresi(,
berupa de(isit neurologis, yang berlangsung H 2" jam atau lebih atau yang
langsung menimbulkan kematian atau gangguan inteligensi seminimal
mungkin.
d. )eningkatkan kualitas hidup penderita yang mengalami *edera otak $brain
injury%, salah satunya adalah akibat penyakit degenerati( yang menimbulkan
gejala sekuele $pre'alensi penyakit terbesar di Indonesia adalah stroke,
sebagai penyebab ke*a*atan tertinggi di dunia%
e. )eningkatkan peran kader $.KK% di daerah dalam ikut serta mendeteksi
masalah kesehatan inteligensi.
(. )endirikan pos kesehatan untuk lansia yang berguna untuk konsultasi dan
deteksi dini permasalahan kesehatan inteligensi akibat gangguan degenerati(,
sehingga dapat mengenal permasalahan yang mun*ul sedini mungkin dan
dapat ditangani segera mungkin
2. .enanggulangan kesehatan inteligensi dilaksanakan melalui kemitraan dan
jejaring kerja se*ara multi disiplin, lintas sektor dan lintas program
a. )engembangkan kelompok kerja pemerintah antara lintas sektor dan lintas
program terkait dengan penanggulangan kesehatan inteligensi bersama,
sama, misalnya antara Kementerian Kesehatan, Kementerian 0osial,
Kementerian -alam Aegeri, &adan .emberdayaan .erempuan, dan
organisasi pro(esi kesehatan dan 10).
b. )engembangkan kerjasama dengan 10) yang peduli akan kesehatan
inteligensi.
*. )elakukan pertemuan koordinasi se*ara rutin untuk meren*anakan,
memonitor dan menge'aluasi se*ara bersama.
3. .elayanan untuk menanggulangi masalah kesehatan inteligensi dikelola se*ara
pro(esional, oleh tim terpadu yang terjangkau oleh masyarakat, dan akses
pelayanan khususnya untuk daerah pedesaan dan daerah yang kurang dapat
dijangkau selama ini.
a. 4ersusunnya instrumen untuk penanggulangan terhadap inteligensi terkait
masalah gangguan degenerati(.
b. )eningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga pro(esional di unit,unit terkait
pengendalian masalah kesehatan inteligensi yaitu 2 dokter spesialis sara(,
45
dokter umum, tenaga perawat khusus, terapis $(isio, okupasional, spee*h%,
dan psikolog.
*. Kerjasama dan peran serta organisasi pro(esi yang lebih baik.
d. )engembangkan kelompok kerja, misalnya unit upaya kesehatan berbasis
masyarakat $7K&)%
e. )enjamin alur rujukan berjenjang mulai dari indi'idu sampai ke rumah sakit
dan setelah selesai rujukan lalu dikembalikan ketengah masyarakat melalui
unit penanggulangan kesehatan inteligensi $:ehabilitasi Kogniti( )asyarakat%.
(. )elakukan pertemuan koordinasi se*ara rutin untuk membahas identi(ikasi
dan penanganan kesehatan inteligensi akibat gangguan degenerati( bagi
tenaga pro(essional di unit,unit yang terkait.
". .eningkatan peran pemerintah pro'insi, dan kabupaten/kota serta puskesmas
dalam pengendalian gangguan kesehatan inteligensi.
a. Ad'okasi ke pemerintah daerah dan ke lembaga legislati(, baik propinsi
maupun kabupaten/kota untuk dukungan politik dan (inansial
b. .embentukan kelompok kerja di tingkat pusat $lintas sektoral dan lintas
program%
*. .embentukan kelompok kerja di tingkat propinsi dan kabupaten/kota
d. )elakukan pertemuan rutin se*ara berkala yang dilaksanakan dari lintas
program maupun lintas sektoral.
46
KOORDINASI LINTAS PROGRAM
*PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN PROGRAM+
A. PENGORGANISASIAN
3. .embentukan Kelompok Kerja
4im .okja terdiri dari lintas program bidang kesehatan, akademisi, para pro(esi
kesehatan, ahli praktisi kesehatan, 10) yang terkait dengan kegiatan usia lanjut. 4im
.okja dibentuk untuk membuat perangkat kebijakan pelaksanaan kegiatan di daerah.
Koordinasi di tingkat pusat yang dilakukan oleh lintas sektor antara, Kementerian
.endidikan Aasional, Kementerian 0osial dan Kementerian -alam Aegeri,
Kementerian Aegara .emberdayaan .erempuan $)eneg ..%, &adan Kependudukan
dan Keluarga &eren*ana, organisasi pro(esi terkait misalnya Ikatan -okter Indonesia
$I-I%, .9:-500I, #I).0I, #I).A7-I, I;I, dll.
Kegiatan dilaksanakan oleh kelompok masyarakat usia lanjut yang dikoordinasikan
oleh pusat pemberdayaan masyarakat *ontohnya desa siaga, bekerjasama dengan
.KK, berkoordinasi dengan -inas Kesehatan dan -inas 0osial.
.engorganisasian kegiatan di lapangan antara lain 2
a. .embentukan Kelompok Kerja di tingkat .usat
!. .embentukan Kelompok Kerja di tingkat .ropinsi
$. .embentukan Kelompok Kerja di tingkat Kabupaten/kota
2. .enataan 0umber -aya )anusia 4erkait di berbagai jenjang pelayanan
a. )emberikan pelatihan pada tenaga kesehatan dan tenaga lainnya yang terkait
sesuai dengan jenis dan le'el pelatihannya.
)isalnya pelatihan kader dan petugas kesehatan dilakukan di masing,masing
wilayah dengan kerjasama .usat Inteligensia, dengan -inas Kesehatan dan
-inas 0osial wilayah setempat.
.elatihan untuk neurolog dan psikolog tingkat rumah sakit dalam pelaksanaan
berkerjasama dengan I-I, #I).0I dan ikatan pro(esi,pro(esi lain seperti
.9:-500I di rumah sakit pendidikan, pusat pendidikan psikologi, atau konsultan
psikologi setempat.
b. )enetapkan tenaga terlatih.
4enaga kader dan petugas kesehatan yang telah lulus pelatihan memperoleh
serti(ikat yang diberikan oleh lembaga/instansi yang berwenang $misalnya -inas
Kesehatan dan -inas 0osial wilayah setempat%, dan ditetapkan sebagai
kader/petugas kesehatan yang terlatih untuk melakukan pemeriksaan deteksi
awal masalah kesehatan inteligensi akibat gangguan degenerati(.
Aeurolog dan psikolog yang telah lulus pelatihan memperoleh serti(ikasi dari I-I,
#I).0I dan ikatan pro(esi,pro(esi lainnya seperti .9:-500I wilayah setempat,
ditetapkan sebagai pro(esi kesehatan yang terlatih untuk melakukan pemeriksaan
pada diagnostik lanjut dan penanganan lanjut masalah kesehatan inteligensi
gangguan degenerati(.
B. PENGEMBANGAN PROGRAM
.enanggulangankesehatan masalah inteligensi dikembangkan melalui kogniti(
rehabilitati( berbasis masyarakat. Adapun langkah,langkah pengembangan
penanggulangan masalah kesehatan inteligensi di masyarakat, dibagi ke dalam beberapa
langkah,langkah sebagai berikut2
3. .endekatan dan ad'okasi kepada pemerintah daerah dan kepala dinas/instansi
terkait/ di tingkat pro'insi dan kabupaten, diharapkan mendapatkan dukungan teknis
dan politik dari pemerintah daerah
2. )eningkatkan komunikasi, kolaborasi dan koordinasi dari dinas dan instansi terkait.
#al ini ditujukan untuk membuat kesepakatan mengenai konsep dan strategi
pelaksanaan.
3. 5rientasi ke desa,desa yang akan digunakan sebagai proyek per*ontohan
:ehabilitasi Kogniti(
47
POKOK BAHASAN 6
". .elaksanaan kegiatan, ada 2 kelompok penting yang harus di(okuskan pada hal ini
yaitu 2
a. 7ntuk kelompok pengelola program di(okuskan pada kegiatan
manajerial terutama di pemerintah dan swasta, seperti pengenalan kegiatan
program peren*anaan, persiapan kegiatan sampai pelaksanaan, kelangsungan
dan tindak lanjut dari kegiatan pengembangan program ini,
b. 7ntuk kelompok masyarakat berkonsentrasi pada teknis kegiatan
seperti pengenalan ke*a*atan, deteksi dini, layanan rehabilitasi sederhana, dan
sistem rujukan dari masyarakat ke pelayanan kesehatan dasar.
5. ;aktor,(aktor pendukung yang harus dipersiapkan2
a. ;asilitas pendukung kegiatan $seperti pengenalan latihan kogniti(
rehabilitasi agar hidup mandiri, program keterampilan untuk sosialisasi di
masyarakat,dll%.
b. .eningkatan penyuluhan dan pelatihan kader dan masyarakat
*. .eningkatan kemampuan untuk membuat program kegiatan.
d. .enyediaan tempat untuk kegiatan konsultasi se*ara terpadu dengan
unit stroke di :0 ataupun pengendalian stroke di puskesmas
e. :ehabilitasi Kogniti( di )asyarakat $7K&)% merupakan program
rehabilitasi bagi orang,orang dengan masalah kesehatan inteligensi yang
didasarkan pada potensi yang ada di daerah. Kegiatan ini meliputi pro(esi dan
akademisi kesehatan, serta pekerja,pekerja sosial. .engembangan program ini
bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan meningkatkan
pendidikan dan ekonomi $pendapatan%, kehidupan sosial,budaya, kesehatan, dll
8. MEKANISME PENANGGULANGAN
,. Pela9anan Kee'atan Daar
a. -eteksi )asalah Kesehatan Inteligensi di )asyarakat
7paya mendeteksi masalah kesehatan inteligensi akibat gangguan degenerati( di
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ada di pelayanan kesehatan dasar dibantu
oleh kader posyandu usila dan lembaga pemberdayaan masyarakat setempat
dengan menggunakan instrumen yang telah tersedia $lampiran 3%.
b. .enanganan di puskesmas
7sila yang sudah terdeteksi oleh kader ada kemungkinan menderita masalah
kesehatan inteligensi lalu tahap selanjutnya dikonsultasikan ke dokter puskesmas.
Apabila usila dalam keadaan akut maka akan dirujuk ke rumah sakit
kabupaten/kota dan daerah.
)asalah kesehatan inteligensi akibat gangguan degenerati( dapat di*egah
dengan mengontrol (aktor,(aktor risiko. 4enaga medis di puskesmas se*ara
instensi( memberikan penanganan untuk menanggulangi gangguan (ungsi
inteligensi yang lebih berat untuk mempertahankan kualitas hidup.
*. Kegiatan di .uskesmas
0e*ara umum puskesmas mengkoordinasikan kegiatan,kegiatan masyarakat
berikut ini2
3% Kelompok .embelajaran 5tak $%rain 'earning) adalah para usia lanjut yang
pada pemeriksaan A, &, 8, -, 9, dan ; tidak terdapat kelainan $normal%.
2% Kelompok 1atihan 5tak $%rain ,xercise) adalah kelompok usia lanjut yang
pada pemeriksaan dengan instrumen A didapatkan penilaian akti'itas sehari,
hari masih dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan, akan tetapi mempunyai
gangguan dalam salah satu penilaian lain, sehingga harus melaksanakan
pelatihan untuk menangani gangguannya.
3% Kelompok :ehabilitasi 5tak $%rain +ehabilitation) adalah kelompok usia lanjut
yang pada pemeriksaan dengan instrumen A didapatkan penilaian akti'itas
sehari,hari harus dengan bantuan dan/atau tidak dapat melaksanakan akti'itas
sehari,hari.
6. Pela9anan Kee'atan R#&#kan
-i rumah sakit dilakukan penanganan yang komprehensi( yaitu dimulai dari
identi(ikasi penyebab penyakit degenerati( dan penanganan kesehatan inteligensi
akibat gangguan degenerati( yang dilakukan oleh sebuah tim yang terdiri dari
neurologi, psikiatri, terapis $(isioterapis, okupasional terapis, dan terapis wi*ara%,
psikolog, ahli geriatrik, pekerja sosial, dll.
48
Bagan Al#r Pela%oran Hail Deteki Dan Penangg#langan Maala' Kee'atan Aki3at
Gangg#an Degenerati!
Cttn2
: laporan asli
: laporan tem!usan
Keterangan 1
.elaporan dilakukan sesuai dengan ruang lingkup kegiatan, dan dilakukan se*ara
berjenjang $lihat bagan 3%2
3. .elaporan hasil penilaian deteksi dini dan (aktor risiko yang dilakukan oleh kader di
posyandu/posyandu usila/pemberdayaan masyarakat ke puskesmas setempat.
2. .elaporan penyakit,penyakit degenerati( yang ditemukan dengan gangguan
inteligensi atau tanpa gangguan inteligensi dilakukan oleh petugas puskesmas.
3. .elaporan kegiatan yang dilakukan di kelompok masyarakat meliputi kegiatan
pemberdayaan usia lanjut dalam bentuk pelatihan brain learning dan brain exercise
dikoordinir oleh pemberdayaan masyarakat bersama dengan penanggungjawab
program usia lanjut di .uskesmas dan dilaporkan ke -inas Kesehatan dengan
tembusan ke -inas 0osial tingkat kabupaten/pro'insi.
". .elaporan masalah kesehatan inteligensi akibat penyakit degenerati( dilakukan setiap
bulan oleh .uskesmas se*ara berjenjang ke -inas Kesehatan Kabupaten/Kota,
-inas Kesehatan .ropinsi, dan Kementerian Kesehatan.
49
.usat
.e/-er%a0aan
!as0arakat
.uskes/as
.os0an%u1
.os0an%u Usi2a
inas
'esehatan
'a-u,aten
1 'ota
inas
'esehata
n .ro,insi
'e/enterian
'esehatan
3.4'5
insos
'a-1'ota
.anti
6re%a
R$ 'a-1kota
inas $osia2
.ro,insi
R$U.1R$U1
R$ $troke
Mo4#l MI 0-
Teknik Me$!ailitai
I. DESKRIPSI SINGKAT
.ada proses mem(asilitasi/melatih, diperlukan penguasaan dan kesiapan seorang
(asilitator/pelatih dalam berbagai aspek yang berperan besar untuk men*apai tujuan
pelatihan. 5leh karena itu, seorang (asilitator/pelatih harus dibekali dengan kemampuan
antara lain2 memahami tentang .embelajaran 5rang -ewasa $.5-%, menyusun 0A.
$skenario pembelajaran%, mendinamisasi dan memoti'asi peserta dalam pengelolaan
kelas, membangun komunikasi interakti( dengan dan antar peserta, meman(aatkan
keragaman metode pembelajaran, menggunakan media dan alat bantu pembelajaran, dan
membuat e'aluasi hasil belajar.
)ateri teknik melatih ini disusun untuk membekali (asilitator/pelatih dalam melatih
*alon pelatih dalam pelatihan .enanggulangan Kesehatan Intelegensia .ada Anak. .ada
akhir proses pembelajaran materi ini, akan diberikan kesempatan kepada setiap peserta
untuk mensimulasikan micro teaching dalam rangka menge'aluasi pen*apaian
kemampuan menjadi seorang (asilitator/pelatih.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. T#&#an Pe$3ela&aran U$#$1
0etelah mengikuti materi ini, peserta mampu mem(asilitasi materi dalam pelatihan
penanggulangan kesehatan intelegensia pada anak.
B. T#&#an Pe$3ela&aran K'##1
0etelah mengikuti materi ini, peserta mampu2
7. )enjelaskan tentang model pendekatan .embelajaran 5rang
-ewasa $.5-%
. )enyusun 0atuan A*ara .embelajaran $0A.%.
E. )enggunakan beragam metode pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
3!. )enggunakan berbagai media dan alat bantu pembelajaran sesuai
dengan metode yang digunakan dan tujuan pembelajaran.
33. )en*iptakan iklim pembelajaran yang kondusi(.
32. )enjelaskan *ara membuat e'aluasi hasil belajar.
III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN
-alam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan berikut2
.okok bahasan A. )odel pendekatan .embelajaran 5rang -ewasa $.5-%
0ub pokok bahasan2
6. .erubahan paradigma pendidikan.
7. .erbedaan pedagogi dan androgogi.
. .rinsip,prinsip .5-.
E. .endekatan, ruang lingkup, dan tujuan .5-.
3!. 0trategi .5-.
.okok bahasan &. .enyusunan 0A. $0atuan A*ara .embelajaran%.
0ub pokok bahasan2
3. .engertian, man(aat dan tujuan 0A..
". 1angkah,langkah penyusunan 0A..
.okok bahasan 8. )etode pembelajaran sesuai tujuan pembelajaran.
0ub pokok bahasan2
". Arti dan man(aat metode pembelajaran.
5. Keunggulan dan kelemahan masing,masing metode pembelajaran.
6. )etode pembelajaran yang e(ekti(.
.okok bahasan -. )edia dan alat bantu pembelajaran.
0ub pokok pembelajaran2
". .engertian dan peranan media dan alat bantu pembelajaran.
5. .emilihan media dan alat bantu pembelajaran yang e(ekti(.
6. 6enis,jenis media dan alat bantu pembelajaran beserta karakteristiknya.
50
.okok bahasan 9. Iklim pembelajaran yang kondusi(.
5. .engelolaan kelas se*ara e(ekti(.
6. .erkembangan kelompok.
7. Kondisi dan situasi belajar yang berpusat pada peserta.
. 6urnal pembelajaran.
.okok bahasan ;. 9'aluasi pembelajaran.
0ub pokok bahasan2
". .engertian, tujuan, prinsip e'aluasi hasil pembelajaran.
5. 6enis?jenis e'aluasi hasil pembelajaran.
6. &entuk dan kaidah instrumen e'aluasi hasil pembelajaran.
I(. METODE
". 8eramah tanya 6awab
5. .enugasan
6. 0imulasi
(. MEDIA DAN ALAT BANTU
3. 4ayangan powerpoint
2. )odul
3. .etunjuk simulasi
". 1embar penugasan
5. Komputer/laptop
6. 18- projector
3& hiteboard
4& !lipchart
E. 0pidol
(I. LANGKAH2LANGKAH PEMBELAJARAN
Sei , 1 Pe$3a'aan Pokok Ba'aan Mo4el %en4ekatan Pe$3ela&aran Orang
De<aa *POD+
Langka'2langka' %e$3ela&aran1
3. 0ebelum menyampaikan materi, (asilitator memperkenalkan diri terlebih dahulu dan
berupaya juga untuk mengenal peserta. -ilanjutkan dengan mempresentasikan
tujuan pembelajaran dan pokok bahasan yang akan di(asilitasi pada proses
pembelajaran ini. ;asilitator juga menyampaikan metode yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran.
2. ;asilitator menggali pendapat/pemahaman peserta tentang model pendekatan
.embelajaran 5rang -ewasa $.5-%. 4uliskan kata kun*i pendapat/pemahaman
peserta pada kertas (lip*hart.
3. ;asilitator mempresentasikan tentang model pendekatan .embelajaran 5rang
-ewasa $.5-%. -iselingi dengan memberikan kesempatan kepada peserta untuk
diskusi $tanya jawab% dan menghargai jawaban yang diberikan peserta.
". -iakhir sesi (asilitator menge'aluasi dengan memberikan kesempatan kepada
peserta untuk merangkum tentang pokok bahasan ini.
Sei 6 1 Pe$3a'aan Pokok Ba'aan Pen9##nan SAP *Sat#an A?ara
Pe$3ela&aran+.
Langka'2langka' %e$3ela&aran1
3. ;asilitator menggali pendapat/pemahaman peserta tentang 0atuan A*ara
.embelajaran $0A.%. 4uliskan kata kun*i pendapat/pemahaman peserta pada kertas
(lip*hart.
2. ;asilitator mempresentasikan tentang 0A.. -iselingi dengan memberikan
kesempatan kepada peserta untuk diskusi $tanya jawab% dan menghargai jawaban
yang diberikan peserta.
3. -ilanjutkan dengan memperlihatkan kepada peserta tentang sistematika 0A. dan
menyampaikan bahwa peserta akan diberikan penugasan untuk membuat 0A.
sebelum mensimulasikan teknik (asilitasi pada akhir materi.
51
". -iakhir sesi (asilitator menge'aluasi dengan memberikan kesempatan kepada
peserta untuk merangkum tentang pokok bahasan ini.
Sei / 1 Pe$3a'aan Pokok Ba'aan Meto4e %e$3ela&aran e#ai t#&#an
%e$3ela&aran.
Langka'2langka' %e$3ela&aran1
3. ;asilitator menggali pendapat/pemahaman peserta tentang ragam metode
pembelajaran. 4uliskan kata kun*i pendapat/pemahaman peserta pada kertas
(lip*hart.
2. ;asilitator mempresentasikan tentang ragam metode pembelajaran. -iselingi dengan
memberikan kesempatan kepada peserta untuk diskusi $tanya jawab% dan
menghargai jawaban yang diberikan peserta.
3. -ilanjutkan dengan berdiskusi dengan peserta tentang metode pembelajaran yang
paling banyak akan digunakan dalam mem(asilitasi materi dalam pelatihan
penanggungan kesehatan intelegensia pada anak.
". ;asilitator menyampaikan bahwa peserta akan diberikan penugasan untuk memilih
dan menggunakan metode pembelajaran yang akan digunakan pada sesi
mensimulasikan teknik (asilitasi pada akhir materi.
5. -iakhir sesi (asilitator menge'aluasi dengan memberikan kesempatan kepada
peserta untuk merangkum tentang pokok bahasan ini.
Sei . 1 Pe$3a'aan Pokok Ba'aan Me4ia 4an alat 3ant# %e$3ela&aran.
Langka'2langka' %e$3ela&aran1
3. ;asilitator menggali pendapat/pemahaman peserta tentang media dan alat bantu
pembelajaran. 4uliskan kata kun*i pendapat/pemahaman peserta pada kertas
(lip*hart.
2. ;asilitator mempresentasikan tentang media dan alat bantu pembelajaran. -iselingi
dengan memberikan kesempatan kepada peserta untuk diskusi $tanya jawab% dan
menghargai jawaban yang diberikan peserta.
3. -ilanjutkan dengan berdiskusi dengan peserta tentang media dan alat bantu
pembelajaran yang paling banyak akan digunakan dalam mem(asilitasi materi dalam
pelatihan penanggungan kesehatan intelegensia pada anak.
". ;asilitator menyampaikan bahwa peserta akan diberikan penugasan untuk memilih
dan menggunakan media dan alat bantu pembelajaran yang akan digunakan pada
sesi mensimulasikan teknik (asilitasi pada akhir materi.
5. -iakhir sesi (asilitator menge'aluasi dengan memberikan kesempatan kepada
peserta untuk merangkum tentang pokok bahasan ini.
Sei - 1 Pe$3a'aan Pokok Ba'aan Ikli$ %e$3ela&aran 9ang kon4#i!.
Langka'2langka' %e$3ela&aran1
3. ;asilitator menggali pendapat/pemahaman peserta tentang bagaimana men*iptakan
iklim pembelajaran. 4uliskan kata kun*i pendapat/pemahaman peserta pada kertas
(lip*hart.
2. ;asilitator mempresentasikan tentang men*iptakan iklim pembelajaran yang kondusi(.
-iselingi dengan memberikan kesempatan kepada peserta untuk diskusi $tanya
jawab% dan menghargai jawaban yang diberikan peserta.
3. -ilanjutkan dengan mengikutsertakan peserta dalam melakukan beberapa energiMer
yang dapat digunakan dalam men*iptakan iklim pembelajaran.
". ;asilitator menyampaikan bahwa peserta akan diberikan penugasan untuk memilih
dan menggunakan salah satu energiMer untuk men*iptakan iklim pembelajaran yang
akan digunakan pada sesi mensimulasikan teknik (asilitasi pada akhir materi.
5. -iakhir sesi (asilitator menge'aluasi dengan memberikan kesempatan kepada
peserta untuk merangkum tentang pokok bahasan ini.
Sei @ 1 Pe$3a'aan Pokok Ba'aan E>al#ai %e$3ela&aran.
Langka'2langka' %e$3ela&aran1
3. ;asilitator menggali pendapat/pemahaman peserta tentang e'aluasi pembelajaran.
4uliskan kata kun*i pendapat/pemahaman peserta pada kertas (lip*hart.
52
2. ;asilitator mempresentasikan tentang e'aluasi pembelajaran dan bagaimana teknik
membuatnya. -iselingi dengan memberikan kesempatan kepada peserta untuk
diskusi $tanya jawab% dan menghargai jawaban yang diberikan peserta.
3. -ilanjutkan dengan mengikutsertakan peserta dalam membuat beberapa *ontoh
e'aluasi pembelajaran.
". -iakhir sesi (asilitator menge'aluasi dengan memberikan kesempatan kepada
peserta untuk merangkum tentang pokok bahasan ini.
Sei A 1 Si$#lai $e$!ailitai
Langka'2langka' %e$3ela&aran1
3. ;asilitator membagi peserta dalam 2 kelompok yang akan dibagi dalam 2 kelas untuk
melakukan simulasi mem(asilitasi.
2. 0etiap peserta ditugaskan untuk melakukan simulasi (asiliatsi dalam waktu 2! menit
dengan menggunakan 0A. yang telah dibuat masing,masing.
3. .ada saat seorang peserta melakukan simulasi, (asilitator dan peserta lain menjadi
e'aluator dan pengamat dengan menggunakan lembar penilaian microfacilitating&
". 0etelah semua peserta selesai melakukan simulasi, (asilitator mem(asilitasi diskusi
tentang hasil e'aluasi dan pengamatan. 0etiap peserta diberikan kesempatan untuk
memberikan masukan kepada peserta yang lain.
5. -iakhir sesi (asilitator menge'aluasi dengan memberikan kesempatan kepada
peserta untuk mengemukakan pendapat tentang apa yang diperoleh, bagaimana
pengalaman dan perasaan masing,masing mengenai sesi simulasi tersebut.
Sei B 1 Pen#t#%an
Langka'2langka' %e$3ela&aran1
0etelah proses (asilitasi selesai, ajak seluruh peserta untuk melakukan re(leksi bersama
atas proses yang baru saja dijalankan.
Akhiri pembahasan materi dengan rangkuman dan kesimpulan dan berikan apresiasi
yang tulus kepada seluruh peserta atas partisipasi akti( yang telah dilakukan selama
pembahasan materi.
(II. URAIAN MATERI
Pokok 3a'aan A.
MODEL PENDEKATAN PEMBELAJARAN ORANG DE)ASA *POD+
,. Per#3a'an Para4ig$a Pen4i4ikan
&elajar pada hakekatnya merupakan kegiatan yang dilakukan se*ara sadar
untuk menghasilkan suatu perubahan, menyangkut pengetahuan, keterampilan dan
sikap maupun nilai,nilai. &elajar untuk mengetahui $learning to know% dan melakukan
$learning to do% diharapkan dapat men*iptakan manusia,manusia yang produkti( dan
kreati(, sementara belajar untuk menjadi diri sendiri $learning to be my self%
diharapkan dapat men*iptakan manusia,manusia yang per*aya diri, dan belajar untuk
hidup bersama $learning to life together% diharapkan dapat men*iptakan manusia,
manusia yang mempunyai daya saing, daya penyesuaian, dan daya kerjasama.
.aradigma pendidikan saat ini lebih menekankan pada bagaimana mendorong peran
akti(nya peserta didik dalam proses belajar, dan disini juga adanya kebebasan dari
peserta didik dalam mengemukakan pendapat/ide.
.erubahan paradigma ini pula yang melandasi kepada perubahan strategi
dalam proses pelatihan, di mana selama ini dalam proses pelatihan lebih banyak
proses pengajaran yaitu si pelatih memberikan pengetahuan/keterampilannya se*ara
searah kepada peserta, seperti yang dikatakan oleh ;reire sebagai metoda Pgaya
bankG dengan *iri sebagai berikut2
+uru mengajar, murid belajar
+uru tahu segalanya, murid tidak tahu apa,apa
+uru berpikir, murid dipikirkan
+uru bi*ara, murid mendengarkan
+uru mengatur, murid diatur
+uru memilih dan memaksakan pilihannya, murid menuruti
53
+uru bertindak, murid membayangkan bagaimana bertindak sesuai
dengan tindakan gurunya
+uru memilih apa yang akan diajarkan, murid menyesuaikan diri
+uru menga*aukan wewenang ilmu pengetahuan dengan wewenang
pro(esionalismenya, dan mempertentangkannya dengan kebebasan murid,murid.
+uru adalah subyek proses belajar, murid obyeknya.
0ekarang diharapkan ada proses akti( peserta dalam menggali pengetahuan dan
keterampilannya sendiri dari bahan ajar ataupun re(erensi lain yang disediakan,
sementara pelatih lebih berperan sebagai nara sumber atau (asilitator, inilah yang
dimaksud dengan pendekatan .5-.
6. Per3e4aan Pe4agogi 4an An4rogogi
)al*olm Knowles $3E7!% menguraikan perbedaan antara anak,anak dan orang
dewasa sebagai kerangka model pendekatan pendidikan. .erbedaan antara kedua
pendekatan ini bukan hanya sebatas obyek pesertanya, tapi juga dalam hal seni
bagaimana mendidik.
.endidikan bagi anak yang dikenal dengan .edagogi berasal dari bahasa
Iunani, paid $anak,anak% dan agogos $memimpin%, dengan demikian .edagogi berarti
memimpin anak,anak atau suatu ilmu dan seni mengajar anak,anak. -alam
pedagogi, murid atau peserta didik sepenuhnya menjadi obyek, dalam hal ini2 guru
menggurui, murid digurui, guru memilih apa yang akan dipelajari, murid tunduk pada
pilihan tersebut, guru menge'aluasi, murid die'aluasi dsb.
Androgogi atau pendidikan orang dewasa $.5-% berasal dari bahasa Iunani,
andra $orang dewasa% dan agogos $memimpin%, perde(inisi androgogi adalah suatu
ilmu dan seni untuk membantu orang dewasa belajar. .eserta didik diperlakukan
sebagai orang dewasa yang diasumsikan memiliki kemampuan akti( untuk
meren*anakan arah, memilih bahan dan materi yang berman(aat, memikirkan *ara
terbaik untuk belajar, menganalisis dan menyimpulkan serta mampu mengambil
man(aat pendidikan. ;ungsi guru adalah (asilitator dan bukan menggurui.
0e*ara lengkap mengenai bagaimana perbedaan antara .edagogi dan
Androgogi dapat kita kita pada table berikut1
No. Faktor Pe$3e4a Pe4agogi An4rogogi
3. 4ingkat kemandirian -ependen pada orang lain Independen
2. .eran pengalaman
hidup
4ak banyak berperan
dalam proses belajar
0angat penting sebagai
a*uan dan sumber belajar
3. Kesiapan belajar 4ergantung pada guru dan
kurikulum
4ergantung pada
kebutuhan riil
". 5rientasi belajar .ada materi belajar $masa
depan%
.ada skill yang harus
dikuasai $masa kini%
5. .eman(aatan hasil
belajar
Kelak mungkin berguna/
tidak
#arus segera dapat
diman(aatkan dalam
bekerja
6. )oti'asi belajar -itimbulkan (aktor luar 4imbul dari diri sendiri
7. Iklim belajar Kaku dan (ormal 0antai tetapi saling
menghormati
. .roses peren*anaan
program belajar
-ilakukan oleh guru -ilakukan unit diklBat
bersama user
E. .erumusan tujuan
belajar
0elalu dilakukan oleh guru -ilakukan (asilitator
bersama peserta
3!. Analisis kebutuhan
belajar
-ilakukan oleh guru -ilakukan oleh peserta
33. 0i(at materi pelajaran 4eoritis disusun se*ara
linier
4eoritis praktis disusun
se*ara (leksibel
32. 9'aluasi belajar -ilakukan oleh guru -ilakukan oleh (asilitator
dan peserta
/. Prini%2Prini% POD
-e(inisi orang dewasa dalam androgogi adalah menyangkut de(inisi dewasa
se*ara sosial dan psikologi. 0e*ara sosial seseorang menjadi dewasa jika orang
tersebut telah mulai melaksanakan peran,peran orang dewasa seperti2 peran kerja,
54
peran pasangan $suami,istri%, peran orang tua, peran sebagai warga Aegara dan lain,
lain. 0ementara se*ara psikologi, seseorang menjadi dewasa jika orang tersebut
telah memiliki konsep diri yang bertanggung jawab terhadap kehidupannya, yaitu
konsep2 mengatur untuk dirinya sendiri, seperti mengambil keputusan sendiri.
)enurut 1indeman, konsep .5- merupakan pembelajaran yang berpola non,
otoriter, lebih bersi(at in(ormal yang pada umumnya lebih bertujuan untuk
menemukan pengertian pengalaman dan atau pen*arian pemikiran guna
merumuskan perilaku yang standar. -engan demikian tehnik .5- adalah bagaimana
membuat pembelajaran menjadi selaras dengan kehidupan nyata.
&eberapa kun*i sukses untuk mengajar orang dewasa menurut 1indeman, yaitu2
a. Akti'itas .5- hendaknya rele'an dengan kebutuhan dan kepentingan peserta
belajar, sehingga dapat memberikan kepuasan.
b. 5rientasi orang dewasa dalam belajar adalah terpusat pada kehidupannya,
sehingga pengaturan pembelajaran hendaknya rele'an dengan situasi
kehidupannya.
*. .engalaman merupakan sumber belajar terpenting bagi proses pembelajaran
orang dewasa, dengan demikian metode pembelajarannya adalah Ganalisis
pengalamanG.
d. 5rang dewasa memiliki kebutuhan mendalam untuk menjadi indi'idu yang mampu
mengatur dirinya sendiri, dengan demikian peranan pengajar lebih sebagai
(asilitator.
e. Adanya perbedaan kepribadian diantara masing,masing indi'idu peserta belajar,
antara lain dikarenakan perbedaan usia, latar belakang pekerjaan, latar belakang
pendidikan, status sosial dan lain,lain, maka hendaknya .5- dapat menerima
keputusan,keputusan yang mengandung perbedaan tersebut.
Knowles mendapatkan beberapa asumsi model .5- yang berbeda dengan
pedagogi, yaitu dilihat dari beberapa hal sebagai berikut 2
a. Kebutuhan untuk mengetahui.
5rang dewasa perlu mengetahui mengapa mereka harus mempelajari sesuatu,
sehingga tugas utama (asilitator adalah membantu peserta belajar menjadi sadar
akan perlunya mengetahui bahwa pembelajaran yang akan dijalaninya berguna
untuk meningkatkan kinerjanya atau kualitas hidupnya. -engan konsep
mengetahui tersebut peserta belajar dapat menemukan kesenjangan antara
kemampuan yang dimilikinya saat ini dengan kemampuan yang seharusnya
dimiliki.
b. Konsep diri peserta belajar $pembelajar%.
0e*ara umum orang dewasa memiliki konsep diri bahwa dirinya mempunyai
tanggung jawab atas keputusan yang dibuat sendiri atas kehidupannya, dengan
*iri2
)ereka mengembangkan kebutuhan psikologi yang mendalam untuk
diperhatikan orang lain.
)ereka akan diperlakukan oleh orang lain sebagai indi'idu yang mampu
bersikap mengatur diri sendiri.
)ereka akan menolak dan menentang situasi di mana mereka ada orang lain
yang memaksakan kehendaknya.
Konsep diri orang dewasa tersebut kadang,kadang tidak selamanya konsisten
seperti tersebut di atas, dengan demikian menjadi tugas (asilitatorlah untuk
mengembalikan dan mengembangkan kembali konsep diri pebelajar sebagai
orang dewasa yang sesungguhnya.
*. .eranan pengalaman peserta belajar.
5rang dewasa memasuki kegiatan pembelajaran membawa pengalaman,
pengalaman yang berbeda setiap indi'idunya, hal ini memberikan implikasi bahwa
mereka adalah heterogen. 7ntuk itu penekanan dalam proses .5- adalah strategi
pembelajaran indi'idu yang lebih mengutamakan tehnik menggali pengalaman
para peserta, antara lain dengan *ara diskusi kasus dan simulasi.
d. Kesiapan belajar.
.enentuan waktu belajar $kapan dan berapa lama% hendaknya diseuaikan dengan
tahap perkembangan orang dewasa, dan yang lebih penting adalah perlu ada
rangsangan terjadinya kesiapan belajar melalui pengenalan,pengenalan terhadap
model .5-.
e. 5rientasi belajar.
55
5rientasi belajar untuk orang dewasa adalah terpusat pada masalah
kehidupan/tugas yang dihadapi. 5rang dewasa akan menjadi termoti'asi
menggunakan energinya untuk mempelajari sesuatu asalkan mereka merasa
bahwa yang dipelajarinya dapat menolong dirinya dalam melaksanakan tugas dan
dalam menghadapi masalah yang mereka temui/hadapi. -engan demikian mereka
akan mempelajari pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai,nilai baru, pada
konteks situasi kehisupan yang sebenarnya.
(. )oti'asi.
)oti'asi orang dewasa untuk belajar, disamping tanggap terhadap beberapa
dorongan eksternal, namun dorongan yang lebih kuat adalah dari internalnya
$keinginan untuk meningkatkan kepuasan kerja, kebanggaan diri, mutu hidup dll%.
0emua orang dewasa normal akan termoti'asi untuk tetap tumbuh dan
berkembang.
.. Pen4ekatan7 R#ang Lingk#% 4an T#&#an POD.
a. .endekatan .5-.
.endekatan .5- lebih berpola non,otoriter atau lebih berpola persuasi(, bersi(at
in(ormal, yang memberikan rasa aman, (leksibel dan tidak mengan*am dalam
proses pembelajarannya. .5- lebih menekankan untuk menemukan pengertian
dan pen*arian pemikiran guna merumuskan perilaku yang standar, sehingga
tehnik pembelajarannya adalah bagaimana membuat pembelajaran selaras
dengan permasalahan kehidupan nyata.
b. :uang lingkup .5-
:uang lingkup .5- men*akup pen*arian terbaru tentang makna kehidupan,
karena itu .5- dimulai dari memberikan perhatian pada masalah,masalah yang
terjadi/ditemukan dalam kehidupannya.
*. 4ujuan .5-
4ujuan .5- adalah untuk membantu peserta belajar sebagai orang dewasa yang
menjalankan peran sosialnya di masyarakat se*ara bertanggung jawab yang
selalu mengembangkan diri melalui belajar sepanjang hayat, sehingga diperoleh
rasa per*aya diri, mempunyai kemampuan mandiri guna berperan akti( dalam
proses pembangunan.
-engan demikian tujuan .5- adalah2
)embangkitkan semangat per*aya diri dan optimisme.
)emberikan kemampuan dan keterampilan untuk berbuat sesuatu.
)emberikan kemampuan untuk dapat menerima atau menolak sesuatu atas
dasar standar peraturan atau nilai,nilai atau etika masyarakat yang dianutnya.
-. Strategi POD.
)enurut Atwi 0uparman se*ara garis besar strategi pembelajaran mengandung
komponen,komponen2
a. 7rutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan kegiatan pengajar dalam
menyampaikan materi pembelajaran.
0e*ara garis besar urutan kegiatan .5- setiap materi pembelajaran men*akup
tiga komponen, yaitu2
.endahuluan, berisi in(ormasi,in(ormasi yang bertujuan untuk menyiapkan
mental atau memoti'asi peserta, sebelum membahas substansi.
.enyajian in(ormasi, yaitu pemberian in(ormasi atau pengalaman baru yang
merupakan inti dari pembelajaran, se*ara garis besar terdiri dari 3 langkah,
yaitu2 7raian $pemberian konsep baru, masalah dll%B 8ontoh $in(ormasi
pengalaman pengajar atau peserta atau lainnya%B dan 1atihan/unjuk kerja untuk
menimbulkan partisipasi peserta.
.enutup, yaitu pengakhiran dalam pembelajaran dengan *ara memberikan
umpan balik dan pengambilan kesimpulan atau tindak lanjut.
b. )etode pembelajaran, yaitu *ara pengajar mengorganisasikan materi
pembelajaran.
0e*ara garis besar metode,metode pembelajaran yang digunakan pada .5-
adalah sebagai berikut2 *eramah tanya jawab, demonstrasi/praktikum, diskusi
kasus, simulasi, permainan, seminar, dll.
*. )edia pembelajaran, yaitu peralatan dan bahan pembelajaran yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran.
-alam memilih media sebaiknya media pembelajaran yang mempunyai (ungsi
sebagai berikut2
56
-apat memperbesar benda yang sangat ke*il dan atau tidak nampak oleh mata
$misalnya kuman dll%.
-apat menyajikan benda atau peristiwa yang terletak jauh di luar jangkauan ke
hadapan peserta.
)enyajikan peristiwa yang kompleks, rumit berlangsung *epat ,menjadi lebih
sederhana dan sistematis.
)enyajikan peristiwa atau benda yang berbahaya melalui (ilm atau (oto
sehingga dapat dipelajari oleh peserta.
)eningkatkan daya tarik materi pelajaran dan perhatian peserta belajar.
)eningkatkan sistematika pengajaran $menggunakan transparan, gra(ik, kaset
'ideo, in(o*us dll%.
d. =aktu pembelajaran, yaitu waktu yang digunakan pengajar dan peserta belajar
dalam menyelesaikan proses pembelajaran.
=aktu pembelajaran orang dewasa yang tidak lama merupakan salah satu *iri
.5-. -engan demikian alokasi waktu untuk masing,masing mata pelajaran
didasarkan pada tujuan pembelajaran tiap,tiap materi. )an(aatnya adalah bagi
para pengajar akan memudahkan untuk menyusun urutan kegiatan ataupun dalam
memilih media pembelajaran.
Pokok 3a'aan B.
PEN;USUNAN SAP *SATUAN A8ARA PEMBELAJARAN+
,. Pengertian7 Man!aat 4an T#&#an SAP
a. .engertian 0A.
0A. atau 0atuan A*ara .embelajaran, ada pula yang menyebutnya dengan
0atpel atau 0atuan .elajaran atau Kurikulum )ikro. 0A. merupakan
pedoman/panduan yang memberi arah kepada (asilitator dalam menyajikan materi
pembelajaran kepada para peserta, dalam kurun waktu tertentu dengan metoda
dan alat bantu yg sesuai guna men*apai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan.
Ada berbagai pengertian tentang 0A. tersebut, antara lain2
0A. merupakan suatu uraian rin*i tentang langkah,langkah proses trans(er
suatu mata ajaran atau materi latihan untuk bidang kemampuan tertentu, yang
akan dipaparkan atau dilatihkan kepada peserta, dalam kegiatan pembelajaran.
0A. merupakan ren*ana pelaksanaan proses pembelajaran mata diklat yang
dibuat oleh pelatih. -engan tersedianya 0A., pelatih akan memperoleh arah
dalam memaparkan materi diklatnya.
0A. adalah proses meran*ang kegiatan pembelajaran dengan langkah,langkah
yang tertata, tepat dan logis guna men*apai tujuan pembelajaran.
b. )an(aat 0A.
)an(aat penyusunan 0A. dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh
setiap (asilitator antara lain2
)enjadi instrumen pengendalian dan pembinaan terhadap (asilitator dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
;asilitator dan peserta dapat mengetahui proses pembelajaran yang akan
berlangsung dan metoda,metoda untuk men*apai tujuan materi tersebut.
*. 4ujuan 0A.
0ebagai pedoman dan arah bagi (asilitator dalam melaksanakan proses kegiatan
pembelajaran.
6. Langka'2Langka' Pen9##nan SAP
a. 0istematika 0A.
Komponen,komponen suatu 0A. adalah sebagai berikut2
a. )ata ajar $materi% 2 diisi .okok &ahasan/0ub .okok &ahasan
b. 4ujuan materi 2 diambil dari 4.7 dan 4.K
*. 0asaran latihnya 2 sebutkan kriteria/siapa peserta
d. =aktu 2 dalam menit atau 6.1
e. 4empat 2 Kelas/lab/ tempat lain $mis2 bangsal :0%
(. )etoda 2 8ara pembelajaran yang akan digunakan
g. Alat bantu 2 alat/ instrument yang akan digunakan
h. 0lide/transparan 2 &ahan yang dipaparkan/ditayangkan
57
i. 1embar tugas 2 .etunjuk penugasan
j. Kegiatan pembelajaran .embukaan, inti, penutup
k.
:ujukan
&uku yang digunakan sebagai re(erensi /
kepustakaan
l. 9'aluasi nilai e'aluasi
b. 4eknik penyusunan 0A.
&erikut akan diuraikan tentang *ara penulisan setiap komponen dalam 0A.,
terutama pada komponen,komponen2
a. 4ujuan pembelajaran2 umum maupun khusus
b. )etode pembelajaran.
*. Alat bantu pembelajaran.
d. Kegiatan pembelajaran.
e. Instrumen e'aluasi (ormati( $setelah materi selesai%.
Komponen,komponen yang lain seperti .okok &ahasan/0ub .okok &ahasan,
waktu dan tempat bukan tidak penting akan tetapi *ara penulisannya lebih
ber'ariasi tergantung tujuan dan kebutuhan peserta.

T#&#an %e$3ela&aran
4ujuan .embelajaran 7mum
)enggambarkan kompetensi atau kemampuan/ke*akapan umum/ keterampilan
tertentu yang diharapkan dapat dikuasai oleh peserta setelah menyelesaikan
kegiatan pembelajaran satu mata diklat/materi.
:umusan 4.7 yang baik harus memenuhi kriteria antara lain sbb2
)erupakan kompetensi umum dari suatu kemampuan tertentu $ 4.7
merupakan gabungan dari beberapa kompetensi khusus%
4erdiri dari kata kemampuan internal yang diikuti kata benda $obyek <
keterangan dari perilaku yang akan di*apai%, sehingga rumusan 4.7 menjadi
rasional.
4ujuan .embelajaran Khusus
)erupakan penjabaran lebih lanjut dari 4.7 yang harus di*apai atau
dikuasai oleh peserta setelah menyelesaikan suatu kegiatan pembelajaran.
:umusan 4.K memerlukan kriteria, bahwa kompetensi yang harus di*apai
harus berorientasi pada peserta dan dapat diukur. )engingat yang menjadi
subyek akti( proses diklat adalah peserta.
:umusan 4.K harus mengandung komponen A, &, 8 dan -, yang berarti2
A#4ien?e $peserta% harus dapat mengerjakan atau berpenampilan seperti
yang dinyatakan dalam 4.K, Be'a>io#r $perilaku% peserta setelah selesai
kegiatan pembelajaran, 8on4ition $persyaratan% yang harus dipenuhi pada
saat paserta menampilkan perilaku setelah selesai kegiatan pembelajaranQ,
Degree $tingkat keberhasilan% peserta setelah selesai kegiatan
pembelajaran.
8onto' TPK1
.eserta $)udience% mampu melaksanakan asuhan keperawatan eklamsia
$%ehaviour% pada pasien eklamsia $*ondition% sesuai dengan standar
pelayanan $-egree%
Meto4e %e$3ela&aran
)etode pembelajaran yang digunakan dalam suatu pelatihan sangat tergantung
dari tujuan kompetensi yang ingin di*apai. =alaupun hampir sama tujuannya,
tetapi dengan audience yang berbeda mungkin metode yang dipilih tidak persis
sama.
-alam setiap kegiatan pelatihan mungkin akan ber'ariasi metodenya, selain materi
dan peserta juga sangat tergantung pada waktu, alat yang tersedia, lokasi
pembelajaran, (asilitator, dsb,nya.
Alat 3ant# %e$3ela&aran
)emilih alat bantu pembelajaran sangat tergantung pada tujuan diklat yang akan
di*apai. .ada dasarnya ada 2 ma*am alat bantu pembelajaran yaitu bersi(at umum
dan khusus.
58
Alat bantu pembelajaran umum2 seperti papan tulis/whiteboard beserta
kelengkapannya. Alat bantu pembelajaran seperti ini tidak perlu ditulis dalam
0A..
Alat bantu pembelajaran khusus2 seperti alat peraga tertentu, atau disebut
teaching/training aids, merupakan alat yang mendukung peningkatan
pemahaman, kemampuan dan memperlan*ar kegiatan pembelajaran.
0ebaiknya ditulis se*ara spesi(ik misalnya2 model jantung, phantom, instrumen
kesehatan seperti alat pengukur tensi, alat K&, dll.
.emilihan alat bantu pembelajaran, didasarkan atau sesuai tujuan dan metode
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Alat bantu pembelajaran yang akan di
gunakan dalam proses pembelajaran #A:70 ditulis se*ara jelas dan rin*i, agar
tidak menimbulkan kesulitan pada saat kegiatan tengah berlangsung.
Kegiatan Pe$3ela&aran
.enyusunan kegiatan pembelajaran harus ber(okus kepada peserta yang
diposisikan sebagai subyek, diikuti dengan bentuk kegiatan yang harus
dilakukannya (behaviour)&
0etiap langkah kegiatan pembelajaran harus ditulis se*ara berurutan $seRuen*ing%
mulai dari awal s/d akhir, juga disesuaikan dengan .okok &ahasan dan 0ub .okok
&ahasan yang tertera dalam +&...
Pokok 3a'aan 8.
METODE PEMBELAJARAN SESUAI TUJUAN PEMBELAJARAN.
,. Arti 4an Man!aat Meto4e Pe$3ela&aran
a. Arti $eto4e %e$3ela&aran
0ebelum memba*a lebih lanjut, silahkan renungkan kata,kata bijak berikut
ini2
Apa yang tersirat dalam benak saudara memba*a kata bijak diatasL 0etujukah
Anda bila kata,kata bijak di atas memberikan pemahaman kepada kita bagaimana
metode yang baik dalam proses pembelajaranL 1alu apa sebenarnya yang
dimaksud dengan metode L
)etode adalah *ara/teknik untuk men*apai suatu tujuan tertentu. 0edangkan
menurut -rs. 0ul*han Iasyin dalam bukunya Kamus 7mum &ahasa Indonesia
yang dimaksud dengan metode adalah2 P*ara yang tersusun dan teratur untuk
mencapai tujuan khususnya dalam hal ilmu pengetahuanP 0edangkan yang
dimaksud dengan belajar antara lain dikutipkan sebagai berikut2
a. &elajar adalah suatu perubahan,perubahan perbuatan sebagai akibat dari
mengalami $=alker, 91%.
b. &elajar adalah mengubah perbuatan yaitu ketrampilan dan pengetahuan
dimana hasil belajar ini dapat benar atau salah $0orenson, #%.
*. &elajar adalah kemampuan untuk menggantikan perilaku,perilaku yang buruk
menjadi baik melalui proses belajar $1eagans, 6.%.
d. &elajar adalah sebuah proses perbaikan,perbaikan pengetahuan dan
ketrampilan dengan *ara mengalami sendiri $&urtona dan #. =illiam%.
e. &elajar adalah proses akti( yang menghasilkan perubahan perilaku baik
pengetahuan, ketrampilan dan perasaan $8yril 5. #oule%.
-ari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan belajar akan e(ekti(
apabila melalui suatu proses. 0ebab pada dasarnya inti dari proses belajar adalah
perubahan pada diri individu dalam aspek,aspek pengetahuan, sikap dan perilaku
serta ketrampilan dan kebiasaan sebagai produk dan interaksinya dengan
lingkungan sebagai sumber belajar. -engan perkataan lain proses belajar akan
terjadi karena ada interaksi antara indi'idu dengan lingkungan belajar baik
disengaja maupun tidak.
59
Penga&ar 3iaa $e$3erita'#C
Penga&ar 9ang 3aik $en&elakanC
Penga&ar 9ang le3i' 3aik $en4e$ontraikanC
Penga&ar ter3aik $e$3erikan in%irai.
* )illia$ A. )ar4 )
#al ini sesuai dengan pendapat Kolb $3E6% yang mengatakan bahwa belajar
adalah proses membangun pengatahuan melalui transformasi pengalaman& 5leh
karena itu agar proses pembelajaran dapat berjalan dngan baik dan e(ekti( apabila
dalam proses pembelajaran melibatkan peran akti( peserta diklat dalam proses
pembelajaran. 0edangkan pelatih hanya berperan sebagai (asilitator, Aarasumber
atau )anajer kelas yang bertindak se*ara demokratis.
&erkaitan dengan hal tersebut maka peranan pelatih dalam pemilihan dan
penggunaan metode pembelajaran sangat diperlukan agar terjadi proses
pembelajaran yang kondusi( dan melibatkan peran serta peserta diklat se*ara
e(ekti(.
1ebih lanjut dikatakan bahwa yang dimaksud dengan metode pembelajaran
adalah cara atau alat untuk menciptakan hubungan antara peserta dan pengajar
dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran ("odul #5#,
')( +1&). &erkaitan dengan hal tersebut maka dalam bab selanjutnya akan
dibahas tentang jenis/ragam metode pembelajaran se*ara terin*i dan sistematis.
3. Man!aat $eto4e %e$3ela&aran
&erikut ini disajikan beberapa man(aat penggunaan metode pembelajaran se*ara
tepat sebagai berikut2
3% )embantu pelatih dalam proses pembelajaran untuk tujuan men*apai
pembelajaran.
&erbi*ara tentang tujuan pembelajaran, maka dapat dilihat apakah tujuan
pembelajaran berasal dari ranah pengetahuan, ketrampilan maupun ranah
sikap dan perilaku untuk men*apai tujuan pembelajaran tersebut maka kegiatan
pembelajaran akan e(ekti( apabila disampaikan se*ara sistematis, mudah
dipahami oleh peserta diklat serta sesuai dengan kebutuhan peserta diklat.
0ebagai *ontoh apabila tujuan pembelajaran berkaitan dengan perubahan sikap
dan perilaku akan lebih e(ekti( apabila pelatih menggunakan ragam metode
main peran.
&elajar adalah suatu usaha terus,menerus yang kadang,kadang menemui
kesulitan,kesulitan dalam pelaksanaan proses pembelajarannya. 7ntuk itu
diperlukan suatu teknik/metode pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan dan harapan peserta diklat. -engan metode yang tepat
memungkinkan pelatih melaksanakan proses pembelajaran se*ara e(ekti( dan
e(isien.
2% )enghilangkan dinding pemisah antara pelatih dan peserta diklat.
-a'e )eier dalam bukunya #he )ccelerated 'earning mengatakan bahwa
)ccelerated 'earning memungkinkan siswa $ba*a peserta -iklat% untuk belajar
dengan ke*epatan yang mengesankan, upaya normal dan dilandasi dengan
kegembiraan. -alam buku tersebut juga diuraikan tentang salah satu prinsip
dasar accelerated learning adalah adanya 6kerjasama diantara pembelajar
(pelatih dan peserta diklat) sangat meningkatkan hasil belajar6&
5leh Karena itu belajar yang berpusat pada akti'itas dan melibatkan seluruh
peserta diklat lebih berhasil daripada belajar berpusat pada presentasi. 7ntuk
itu diperlukan ragam metode pembelajaran yang e(ekti( agar proses
pembelajaran berjalan se*ara e(ekti( dan e(isien.
3% )enggali dan meman(aatkan potensi peserta diklat.
.eserta diklat orang dewasa memiliki latar belakang pendidikan, pengalaman,
ketrampilan dan sikap perilaku yang beraneka. )ereka adalah warga belajar
sekaligus sumber belajar. 5rang dewasa akan belajar dengan e(ekti( apabila
merasa dihargai dan diman(aatkan potensinya se*ara maksimal. Ini berarti
bahwa dengan menggunakan ragam metode belajar yang e(ekti( akan
memungkinkan peserta diklat memaksimalkan potensi,potensi yang dimilikinya.
)isalnya dengan ragam metode *urah pendapat peserta dapat menggunakan
ide dan pengalamannya tanpa merasa ditertawakan oleh peserta diklat yang
lain. -engan diskusi kelompok peserta diklat akan menggunakan pengalaman,
pengalaman dirinya se*ara e(ekti(. .engalaman tersebut juga merupakan
sumber belajar.
"% 4erjadi kemitraan antara pelatih dan peserta.
AMas utama pendekatan 7uantum #eching adalah2
60
6%awalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia
mereka8 9 (%obbi -e Porter, "ark +eardon, -han .arah .inger (ourie,
7uantum #eaching, $aifa, :;;<)&
AMas ini menekankan pentingnya menjalin kemitraan diantara pelatih dengan
peserta diklat. 0alah satu media dalam rangka menjalin kemitraan tersebut
adalah dengan menggunakan metode tertentu yang e(ekti( dan e(isien. 0ebagai
*ontoh dalam ragam metode simulasi ada sebagian peserta diklat yang diberi
peran sebagai simulator, sebagai pengamat dan sebagai narasumber. .eran,
peran tersebut akan lebih menjalin kemitraan antara pelatih dengan peserta
diklat karena tidak ada jurang pemisah antara peserta diklat dengan pelatih.
5% )empermudah dalam menyerap in(ormasi.
.roses belajar sebagai akti'itas berpikir berjalan lan*ar apabila diperoleh
pemahaman dari materi yang dipelajari, sebaliknya akti'itas otak untuk berpikir
akan pusing atau letih manakala tidak memperoleh sesuatu yang dipelajari.
7ntuk itu diperlukan suatu usaha agar peserta dapat dengan mudah menyerap
in(ormasi yang telah disajikan oleh pelatih maupun oleh sesama peserta diklat
sebagai sumber belajar. #al ini akan ter*apai dengan pemilihan metode
pembelajaran yang sesuai dengan in(ormasi yang akan disampaikan. Apakah
in(ormasi tersebut masih baru, berupa peraturan, in(ormasi yang sederhana
atau yang ruwet.
6% )enimbulkan perasaan P;7AG bagi peserta diklat yang akan berdampak
terhadap moti'asi mengikuti diklat meningkat.
0etiap hari otak manusia dibanjiri dengan berma*am in(ormasi yang
mengharuskan otak untuk meresponnya. 5tak akan merespon dengan baik
apabila struktur bagian bawah terpelihara dengan baik $+ordon -ryden dan -:
6eannete >os, #he 'earning +evolution, Kai(a, 2!!3%. 7ntuk itu maka perlu
di*iptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
#al ini akan mempermudah peserta dalam menyerap in(ormasi karena lapisan
otak bagian bawah dapat ber(ungsi dengan baik #al ini akan ter*apai apabila
didukung oleh penggunaan ragam metode.
6. Ke#ngg#lan 4an Kele$a'an Be3era%a Meto4e Pe$3ela&aran
8on(usius,3"!! tahun yang silam mengungkapkan teori sebagai berikut2
0elanjutnya )el 0ilberman dalam bukunya PA*ti'e 1earning, 3!!3, 0trategies 4o
4ea*h Any 0ubje*t, 3EE6G mengembangkan konsep ini sebagai berikut2
)enga*u pada dua konsep diatas maka dalam proses pembelajaran diperlukan
metode pembelajaran yang dapat mengantarkan peserta -iklat belajar se*ara akti(.
)engapa demikianL #al ini disebabkan otak manusia mirip komputer yang perlu
di065(80kan, perlu software untuk interpretasi data dan perlu di06save80kan dan tes
in(ormasi. 5leh karena itu perlu 6'earning .tyle dan .osial .ide of 'earning8. Konsep
belajar akti( menga*u pada hal,hal sebagai berikut2
a. &elajar akti( bukan hanya senang,senang
b. ;okus bukan pada akti'itas semata
61
78,a 0an# sa0a dengar9 sa0a lupa
8,a 0an# sa0a lihat sa0a ingat
8,a 0an# sa0a kerjakan sa0a paham:
78,a 0an# sa0a dengar9 sa0a lupa.
8,a 0an# sa0a lihat sa0a ingat se%ikit.
8,a 0an# sa0a dengar9 lihat %an diskusikan sa0a mulai
mengerti.
8,a 0an# sa0a dengar9 lihat9 diskusikan %an saya
kerjakan9 sa0a dapatkan ,en#etahuan %an ketra/,i2an.
8,a 0an# sa0a ajarkan sa0a kuasai:.
*. )eskipun perlu waktu banyak, materi tetap ter*o'er
d. 7saha menghidupkan materi yang kering dan tak menarik
e. .engelompokkan, jangan buang waktu dan tidak produkti(
(. .engelompokkan, jangan abaikan belajar indi'idual
g. #indari misin(ormasi belajar sesama teman
h. Kenalkan belajar akti( se*ara bertahap
i. .erlu persiapan dan kreati'itas, hasilnya 5K.
&erkaitan dengan hal tersebut diatas, maka berikut ini disajikan beberapa jenis
metode pembelajaran yang dapat menghantarkan peserta diklat belajar se*ara akti(
sebagai berikut2
a. )etode kuliah $le*ture%
b. )etode demonstrasi
*. Kelompok studi ke*il $buMM group%
d. )etode diskusi
e. )etode brainstorming $urun pendapat%
(. )etode studi asus
g. )etode role play $bemain peran%
h. )etode simulasi
a. Meto4e K#lia' $Lecture%
)etode kuliah sering juga disebut dengan metode *eramah, hal ini disebabkan
pelatih yang akti( melakukan *eramah sedangkan peserta diklat hanya sebagai
pendengar saja. )etode ini memang kurang menga*u pada konsep belajar akti(,
namun demikian dalam modul ini perlu dibahas karena dalam setiap penggunaan
metode yang lain perlu dikombinasikan dengan metode *eramah, meskipun hanya
*eramah singkat.
)etode kuliah atau lebih akrab disebut dengan metode *eramah adalah metode
pelatihan yang memberikan in(ormasi pada sejumlah pendengar pada suatu
kesempatan. )etode ini lebih menitikberatkan pada kemampuan indi'idual untuk
mengolah in(ormasi yang diberikan.
Kegunaan2
7ntuk menyajikan pengetahuan, pengalaman dan pandangan.
7ntuk pendengar terbatas atau sebaliknya.
0upaya pendengar berpartisipasi, kuliah perlu diikuti dengan tanya,jawab.
Keuntungan2
)en*akup banyak pendengar.
&ila disiapkan dapat mendorong diskusi dalam kelompok.
4idak banyak memerlukan peralatan.
)embi*arakan yang baik dapat membangkitkan perhatian orang banyak.
.enyaji bisa tepat waktu.
Kelemahan2
4idak mendorong seseorang untuk mengingat semua materi.
.enilaian terbatas pada kemampuan pendengar.
.artisipasi pendengar terbatas.
4idak ada keseimbangan berpikir antar pembi*ara dan pendengar $ba*a
peserta diklat%, misalnya perbedaan waktu mengakibatkan pendengar melamun.
-alam menggunakan metode kuliah diupayakan2
.endekatan yang positi( $man(aatkan in(ormasi yang diberikan%.
)emusatkan perhatian pada topik yang dibi*arakan.
)en*atat hal,hal yang penting
)embiasakan diri mendengarkan se*ara e(ekti(.
6angan memberi tanggapan pada kata,kata pembi*ara yang emosional.
6angan menge'aluasi sebelum mengerti pada hal,hal yang disajikan.
4ahapan pelaksanaan dan peranan pelatih2
1angkah,langkah yang dilaksanakan dalam penggunaan metode ini adalah
sebagai berikut2
4ahap persiapan2
62
.elatih mempersiapkan 0A.%, tayangan powerpoint sesuai dengan materi yang
diberikan atau dengan menggunakan alat bantu yang lain seperti2 flipchart,
tabel, gambar, peta dan lain sebagainya.
4ahapan pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut2
- 8ek semua media yang diperlukan.
- 6elaskan modul materi yang akan dibahas dan kaitannya dengan tugas
pokok dan (ungsi bagi peserta serta man(aatnya bagi peserta.
- 6elaskan tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus.
- 6elaskan pokok bahasan dan sub pokok bahasan.
- Adakah pre test untuk mengetahui kemampuan awal peserta $kegiatan ini
dapat dilaksanakan dengan tanya jawab%.
- )ulailah dengan *eramah per pokok bahasan dan sub pokok bahasan.
- Adakah tanya jawab untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta.
- Akhiri sesi ini dengan mengkaitkan dengan materi berikutnya dan apakah
rele'ansinya dengan pokok sajian yang baru saja dibahas.
)enga*u pada tahapan,tahapan pelaksanaan *eramah diatas maka peranan
pelatih sebagai peran*ang dan pelaksana proses pembelajaran serta
memoti(asi peserta agar mau berpartisipasi akti( dalam proses pembelajaran.
-idalam pelaksanaannya tentu saja sangat memperhatikan prinsip,prinsip
presentasi lisan yang e(ekti(.
3. Meto4e De$ontrai
)etode demonstrasi adalah *ara mengajar dimana seorang pelatih atau tim pelatih
menunjukan, memperlihatkan suatu proses $:oestiah A.K,-ra. 0trategi belajar
mengajar%. )isalnya dalam proses pembelajaran Pragam metode pembelajaranP,
pelatih memperagakan teknik mengajar yang e(ekti(. -alam hal ini seluruh peserta
dapat melihat, mendengar dan mengamati, mungkin nanti juga mempraktikkan.
)etode demontrasi menekankan pada penjelasan dan hasil kerja yang ditunjukan
oleh pelatih sebagai *ontoh konkrit sehingga masalah mudah dipahami atau
dihayati.
Kegunaan2
.elatihan peningkatan keterampilan, dipakai sebagai sarana yang e(ekti( pada
olah karya mengenai hak aMasi manusia. )etode ini untuk mata ajaran yang
si(atnya akademis banyak menunjang.
.enggunaan metode ini bertujuan agar peserta mampu memahami tentang
ketrampilan tertentu dalam hal mengatur atau menyusun sesuatu.
Keuntungan2
1ebih menimbulkan minat.
)enjelaskan prinsip,prinsip dan prosedur yang masih kabur dan belum
dipahami.
8ara yang terbaik untuk mengajarkan keterampilan tertentu.
Kelemahan2
)embutuhkan waktu persiapan.
.eralatan mungkin mahal.
0ering dilakukan oleh kelompok ke*il atau terbatas.
4ahapan pelaksanaan2
Adapun tahapan pelaksanaannya adalah sebagai berikut2
4ahapan peren*anaan2
- )enentukan sasaran (objective)&
- )embuat 0A..
- )emilih bentuk demonstrasi.
- )emilih dan mengumpulkan peralatan yang tepat.
- )en*oba peralatan yang akan dipakai.
- Apakah tersedia waktu yang *ukup untuk menerapkan pendekatan iniL
.elaksanaan2
- 7sahakan semua peserta dapat melihat.
- 0etiap tahap perlu dijelaskan.
63
- )emberi kesempatan bertanya, diskusi dan praktik.
- Adakan e'aluasi apakah demonstrasi yang dilakukan berhasil atau tidak, bila
memungkinkan demonstrasi dapat diulang kembali.
.eranan pelatih2
.eren*anaan proses pembelajaran yang dituangkan dalam 0A.. -alam hal ini
harus dapat meren*anakan apakah waktu yang dialokasikan sesuai dengan
kebutuhanL .enggunaan metode ini sudah tepat dengan kondisi pesertaL
)eren*anakan sarana dan prasarana yang diperlukan serta sistem e'aluasi
yang akan dilaksanakan. -alam proses pembelajaran, pelatih sebagai
pemandu, pembimbing dan memoti'asi peserta agar mau berperan serta dalam
proses pembelajaran. -isamping itu apabila tidak ada narasumber, pelatih
berperan sebagai narasumber.
?. Meto4e Kelo$%ok St#4i Ke?il $Bu&& Grou'%
Kelompok %u== /roup atau lebih sering disebut kelompok lebah bergumam adalah
peme*ahan kelompok yang lebih besar. Kelompok ini biasanya terdiri dari dua
atau tiga orang. Anggota kelompok bisa merupakan pe*ahan dari kelompok yang
lebih besar atau terdiri dari beberapa orang teman sebangku. -alam beberapa
'ariasi peserta boleh memilih anggota kelompoknya sendiri.
Keunggulan2
)endorong peserta yang malu,malu.
)en*iptakan suasana yang menyenangkan.
)emungkinkan pembagian tugas kepemimpinan.
)enghemat waktu.
)emupuk kepemimpinan.
)emungkinkan pengumpulan pendapat.
-apat dipakai bersama metode lainnya.
)emberi 'ariasi.
Kekurangan2
)ungkin terjadi pada kelompok yang terdiri dari orang,orang yang tidak tahu
apa,apa.
)ungkin berputar,putar.
)ungkin ada pemimpin yang lemah.
1aporan mungkin tidak tersusun dengan baik.
.erlu belajar sebelumnya bila ingin men*apai hasil yang baik.
)ungkin terjadi kilk,klik untuk sementara.
Kelompok dan studi ke*il (%u== /roup) dapat digunakan2
6ika kelompok terlalu besar sehingga tidak memungkinkan setiap orang
berpartisipasi.
Ketika mengolah beberapa segi sebuah kelompok.
6ika ada anggota kelompok yang lamban dalam mengambil bagian.
6ika waktu terbatas.
7ntuk men*iptakan suasana yang menyenangkan dalam kelompok.
4ahapan pelaksanaan2
.elatih menjelaskan permasalahan atau topik yang harus dibahas. 1atar
belakang serta *ara pembahasannya. Kepada peserta diberi kesempatan untuk
bertanya kalau ada yang belum jelas, sebelum kegiatan berikutnya dimulai.
0etiap peserta diminta untuk memilih pasangannya $duet% dengan siapa ingin
membahas masalah tersebut, atau bisa juga tiga orang $trio%. )ereka bebas
memilih pasangannya, seringkali untuk praktisnya, pasangannya adalah teman
di sebelah menyebelah.
-engan suara yang biasa kalau mereka berbi*ara, tanpa harus berbisik,bisik.
0e*ara serentak semua kelompok duet atau trip, berdiskusi membahas
masalah. Ada baiknya satu dua orang dari peserta diminta menjadi pengamat
dan mendengarkan suara yang ditimbulkan oleh kelompok diskusi se*ara
64
keseluruhan. .ada saat ini ada baiknya bila pelatih merekam dengan tape
re*order dan memperdengarkan kembali suara mereka pada saat pembahasan.
.embahasan hasil kelompok ke*il. #asil pembahasan dalam kelompok duet,
trio dikemukakan se*ara lisan atau tulisan pada flipchart/papan tulis dan
kemudian dibahas satu persatu.
.ada akhirnya kegiatan peserta yang ditugasi melakukan pengamatan diberi
kesempatan untuk menyampaikan pengamatannya terutama mengenai proses
kegiatan bu== group& .elatih memberikan komentarnya sambil
memperdengarkan kembali hasil rekamannya.
4. Meto4e Dik#i
-iskusi berasal dari bahasa latin discutio atau discussum yakni Pkurang lebih sama
dengan bertukar pikiranG atau membahas sesuatu masalah dengan
mengemukakan dasar alasannya untuk men*ari jalan keluar sebaik,baiknya. 5leh
karena itu dapat dikatakan bahwa diskusi merupakan ajang bertukar pikiran
diantara sejumlah orang, membahas masalah tertentu yang dilaksanakan dengan
teratur, dan bertujuan untuk meme*ahkan masalah se*ara bersama $A.
)angunhardjana, .embinaan Arti dan )etodenya%. )etode ini dipakai dalam
latihan yang melibatkan partisipasi akti(, tukar pengalaman dan pendapat peserta
pelatihan. 7ntuk kegiatan ini anggota kelompok yang ideal adalah 7 s/d E orang.
)etode ini digunakan untuk2
)enggali pengalaman, ide,ide selama dalam pelatihan.
Anggota kelompok saling tukar pikiran.
&elajar dengan *aranya sendiri berpartisipasi dalam grup.
.engembangan diri melalui kerjasama yang terkoordinasi.
Keuntungan2
Anggota kelompok berpartisipasi akti(.
)engembangkan tanggung jawab perorangan atau indi'idu.
)engukur konsep, ide, dapat diakui kebenarannya dan dapat diterapkan.
)engembangkan per*aya diri dalam menyajikan pendapat, ide dan konsep.
Ide berkembang, terbuka dan terarah.
)emperoleh banyak in(ormasi.
Aplikasi hasil diskusi mantap karena ide yang dikemukakan adalah yang alami.
Kelemahan2
)emakan waktu terlalu banyak.
-apat menimbulkan (rustasi karena anggota kelompok ingin segera melihat
hasil nyata.
.erlu persiapan matang sebelum diskusi.
.erlu waktu untuk anggota kelompok pemalu, dan anggota kelompok yang
otokrati( untuk belajar bersikap demokratis.
&erikut ini disajikan peran yang dimainkan oleh anggota kelompok diskusi, baik
sebagai pemimpin maupun sebagai anggota diskusi sebagai berikut2
Pe$i$%in 4ik#i
.ersiapan memimpin diskusi2
- )enentukan sasaran diskusi $obyekti(%.
- )enjelaskan topik dengan singkat dan jelas.
- )empertimbangkan kebutuhan kelompok.
- )empersiapkan garis besar daripada diskusi.
- 0iapkan segala sesuatunya.
8ara memimpin diskusi2
- )ulai diskusi $tepat waktu%.
- )emberikan pengarahan.
- )emimpin diskusi.
- )embuat ringkasan.
65
.ersyaratan yang harus dimiliki oleh pemimpin diskusi antara lain2
- )emahami topik.
- )engatur waktu se*ara (leksibel.
- )engembangkan pertanyaan penting sehingga mendorong anggota
kelompok untuk bertukar pikiran.
- )enjelaskan sasaran diskusi.
- )enyiapkan ringkasan, pokok pikiran dalam garis besar yang dibagikan
sebelum atau saat diskusi.
- )enunjukkan narasumber.
Anggota kelo$%ok
)emberikan sumbangan pikiran se*ara e(ekti(.
&ersi(at konstrukti( dalam diskusi.
#adir pada waktunya dan meman(aatkan waktu.
)emperhatikan ide,ide, sumbangan pikiran anggota kelompok lainnya.
)eminta penjelasan, men*egah kesalahpahaman.
1angkah,langkah sebagai pedoman pelaksanaan diskusi antara lain2
.engaturan (asilitas (isik2
- 4empat duduk nyaman leluasa.
- .enerangan memadai, udara *ukup.
- 0uhu sejuk.
- .engaturan soundsystem baik.
&rei(ing kepada pembi*ara2
- 1atar belakang/komposisi pendengar.
- 4ingkat pengetahuan pendengar.
- .eralatan yang bisa digunakan.
- .engaturan tanya jawab atau diskusi.
- .ena(siran daya serap pendengar.
&rie(ing kepada pendengar2
- Kata pengantar/ topik yang dibi*arakan.
- Kemungkinan tanya jawab atau diskusi.
- Kemungkinan membagi materi.
- Kemungkinan tes bagi pendengar.
e. Meto4e Brainstorming *Ur#n Pen4a%at+
)etode ini biasanya sering disebut dengan sumbang saran yang digunakan dalam
pemecahan masalah dimana anggota mengusulkan dengan *epat semua
kemungkinan peme*ahan yang terpikirkan, tidak ada kritik,kritik, oleh karena itu
e'aluasi atas pendapat,pendapat tadi dilakukan kemudian. )etode ini
mengundang semua peserta berperan akti( untuk berpatisipasi se*ara optimal.
Kapan metode ini digunakanL
)etode ini digunakan untuk2
7ntuk membangkitkan pikiran kreati(.
7ntuk merangsang partisipati(.
.ada waktu men*ari kemungkinan peme*ahan masalah.
&erhubungan dengan metode lainnya.
7ntuk membangkitkan pendapat baru.
7ntuk men*iptakan suasana yang menyenangkan kelompok.
Keuntungan2
4imbul pendapat baru merangsang semua anggota untuk mengambil bagian.
)enghasilkan reaksi rantai dan pendapat.
4idak menyita waktu.
-apat dipakai dalam kelompok besar maupun ke*il.
66
4idak perlu pimpinan yang terlalu hebat.
#anya sedikit pengalaman yang diperlukan.
Kelemahan2
)udah terlepas dari *ontrol.
-ilanjutkan dengan e'aluasi jika diharapkan e(ekti(.
)ungkin sulit membuat anggota tahu bahwa segala pendapat dapat diterima.
Anggota *enderung untuk mengadakan e'aluasi segera setelah satu pendapat
diajukan.
1angkah,langkah pelaksanaan metode ini2
.emberian in(ormasi dan moti'asi.
Identi(ikasi.
Klasi(ikasi.
>eri(ikasi.
Konklusi/kesepakatan.
!. Meto4e St#4i Ka#
)etode ini dipakai bukan untuk menjawab masalah se*ara *epat dan tepat,
akan tetapi lebih bertujuan untuk menggambarkan penerapan konsep dan teknik
analisis dalam proses peme*ahan masalah dan proses pengambilan keputusan.
.eme*ahan masalah dalam studi kasus lebih menekankan kepada alasan logika
yang dipergunakan dalam peme*ahan masalah tersebut.
0ementara ahli lain mengatakan bahwa studi kasus digunakan dalam
latihan yang bertujuan pengembangan pengetahuan dan sikap, sebagai landasan
diskusi, analisis dan pengembangan persoalan. -i samping itu studi kasus dalam
proses pembelajaran adalah untuk menyajikan penjelasan berbagai prinsip dan
aplikasi prinsip tersebut ke dalam situasi tertentu, sehingga pada gilirannya
peserta diklat akan mampu meme*ahkan masalah dalam situasi yang sama
se*ara lebih baik.
Keuntungan2
)emberikan wawasan yang luas mengenai prinsip,prinsip tertentu dan
bagaimana pelaksanaannya.
Kemungkinan pertukaran pendapat dan mengadakan e'aluasi bersama.
)embuka kemungkinan untuk mengadakan perubahan kesiapan mental.
)emungkinkan beberapa alternati( peme*ahan masalah.
Kelemahan2
0ulit mengukur hal,hal yang si(atnya sikap dan perilaku.
Keterbatasan waktu merupakan hambatan untuk berdiskusi se*ara tuntas.
-apat menimbulkan (rustasi apabila tidak ada peme*ahan masalah.
1angkah,langkah pelaksanaan2
Apabila pelatih telah menentukan studi kasus sebagai metode dalam proses
pembelajaran, maka beberapa langkah yang disarankan antara lain2
.elatih membagi kelompok dengan menga*u pada salah satu teknik pembagian
kelompok, misalnya dengan berhitung 3, 2, 3 bagi peserta yang memiliki nilai
hitungan sama menjadi satu kelompok, *ara lain adalah se*ara a*ak dan lain
sebagainya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
.elatih menyajikan suatu problem $kasus yang spesi(ik%, biasanya se*ara
tertulis. Adapun kriteria penilaian studi kasus yang baik menurut .ro(. -r. ).
9ntang, )A adalah sebagai berikut2
- 0tudi kasus harus realistik, tidak hipotetik $angan,angan%.
- #endaknya menggambarkan kon(lik.
- Kepribadian orang yang terlibat dalam studi kasus hendaknya dideskripsikan
se*ara jelas.
- -ata dan (akta yang disajikan hendaknya tidak terlalu terin*i.
- .ertanyaan yang diajukan hendaknya yang baik dan rele'an.
67
- .enulisan, analisis dan peme*ahan kasus, hendaknya didasarkan pada
suatu teori, konsep atau prinsip yang jelas dan terbentuk.
- Aama,nama orang yang terlibat disamarkan atau dirahasiakan.
.elatih memberikan tugas kepada peserta sebagai berikut2
- )enyarankan peme*ahan terbaik berdasarkan (akta yang diberikan.
- )engajukan usul peme*ahan disertai alasannya dan didiskusikan dengan
peserta lain tentang mengapa dan bagaimana sampai kepada keputusan
tersebut.
- &erbagai pengalaman diantara peserta untuk sampai kepada kesepakatan
tentang peme*ahan terbaik.
0etelah diskusi kasus selesai maka pelatih mengarahkan pertanyaan,
pertanyaan sebagai berikut2
- Apa yang sedang terjadi.
- Apa betul ada masalah.
- Apa yang menjadi masalah.
- Apa penyebab massalah.
- )embahas sebab,sebab masalah.
- &ahan utama menjadi pembi*araan.
- )engapa bahan,bahan penting.
- 4ujuan yang ingin di*apai.
- Apa yang harus dikerjakanL
- 6alur tindakan apa.
- :ealisasi peme*ahan.
- Akibat yang mungkin terjadi dari peme*ahan tersebut.
g. Meto4e Role !la( *Be$ain Peran+
0e*ara etimologi yang dimaksud bermain peran adalah memainkan sesuatu
peran tertentu sehingga pemain harus mampu berbuat $berbi*ara dan bertindak%
seperti peran yang sedang dimainkannya.
0ebagai *ontoh2
Apabila peran yang dimainkan adalah pemimpin yang otoriter maka ia harus
mampu berperilaku sebagai seorang pemimpin yang memiliki *iri,*iri seorang
otoriter, misalnya suka menekan, pemarah, mengintimidasi, hanya
memprioritaskan pekerjaan, tidak memperhatikan hubungan kemanusiaan dan lain
sebagainya.
5leh karena itu sering dikatakan bahwa bermain peran sangat mirip dengan
simulasi, hal ini disebabkan dalam simulasi juga ada kegiatan bermain peran. #al
ini sesuai dengan pendapat :obert +ilstrap yang mengatakan bahwa main peran
adalah simulasi atau tiruan dari perilaku orang yang diperankan $#idayat, S.A. dan
)uhidin 4.0. 3E!%.
-i dalam dunia pendidikan dan pelatihan, bermain peran (+ole Play) digunakan
sebagai salah satu metode pembelajaran di hampir semua jenjang pendidikan dan
pelatihan. +ole Play merupakan metode pelatihan untuk menetapkan seseorang
pada situasi tertentu, seolah,olah menggambarkan situasi sebenarnya melalui
penokohan meleburkan dirinya, mengekpresikan sikap,sikap, tindakan,tindakan
yang mereka per*aya pada situasi itu. -engan metode ini peserta yang ditunjuk
akan dengan sukarela memainkan peran tersebut, pemain akan memperoleh
prestasi pemandangan baru, dan mengalami prasangka,prasangka.
Keuntungan2
)endorong keterlibatan yang mendalam.
)embangkitkan pengertian, prasangka dan persepsi.
)emusatkan perhatian pada aspek tertentu yang dikehendaki.
Kelemahan2
Keengganan melakukan peran atau tidak menghayati.
Kurang realistis.
68
-ianggap dialog biasa.
Kurang memperhatikan peran sendiri dan lebih *ondong memperhatikan peran
orang lain.
#al,hal yang perlu diperhatikan dalam bermain peran adalah sebagai berikut2
Identi(ikasi masalah yang diperankan harus jelas.
.eserta harus memahami perannya dan memahami skenario yang telah
diberikan.
#arus disadari adanya kebebasan mengemukakan perasaan se*ara wajar.
-ijelaskan kelebihan metode role play dibandingkan metode lain guna
menelaah masalah yang dihadapi.
&erbi*ara tentang metode ini maka dapat diklasi(ikasikan menjadi dua yaitu2
4elah tersusun (.tructured +ole Playing)&
0e*ara spontan (.pontaneous +ole Playing)&
69
-i samping itu dibedakan antara single role play dan multi role play&
)etode ini memungkinkan untuk2
&elajar dengan berbuat.
&elajar dengan peniruan.
&elajar melalui pengamatan dan umpan balik.
&elajar melalui penganalisaan.
4eknik menerapkan metode bermain peran.
&erikut ini disajikan beberapa langkah,langkah dalam pelaksanaan penerapan
metoda bermain peran adalah sebagai berikut2
.ersiapan2
-alam tahap ini hal,hal yang harus dipersiapkan oleh pelatih adalah memilih
situasi/topik, mempersiapkan peralatan yang diperlukan sesuai dengan situasi
yang akan diperankan, menyiapkan lembar obser'asi, menentukan pemeran,
pemeran serta memberikan arahan skenario bagi para pemeran.
.elaksanaan2
- -alam tahap pelaksanaan main peran, pelatih ber(ungsi sebagai pengamat
dan memberikan *atatan,*atatan sebagai bahan proses pembelajaran.
- 0etelah kegiatan main peran selesai maka pelatih memproses kegiatan
dengan menggunakan pendekatan PAK50AG. Antara lain dengan
mengajukan pertanyaan,pertanyan2 Apa yang sudah dialamiL, &agaimana
perasaannyaL, Apa yang sedang terjadiL, &agaimana perasaan pemainL,
)engapa demikianL, Apa yang telah diamati oleh para pengamatL )an(aat
apa yang diperoleh dari kegiatan bermain peran tersebut.
.enutup2
-alam kegiatan ini dapat diisi dengan e'aluasi yang berkaitan dengan proses
bermain peran yang menga*u pada hasil obser'asi pengamat. -isamping itu
juga mere(leksikan pengalaman/penghayatan terhadap peran yang sedang
dimainkan.
:e'iew/balikan/re(leksi2
-alam kegiatan ini diisi dengan penjelasan *ontoh,*ontoh yang berkaitan dengan
diaplikasikan dalam kehidupan nyata yang berkaitan dengan pekerjaan sehari,hari.
-i samping itu pelatih menggali man(aat dan main peran tersebut dikaitkan
kehidupan sehari,hari. -i dalam kegiatan ini juga perlu dikaitkan dengan teori,teori
yang telah dipersiapkan oleh pelatih.
'. Meto4e Si$#lai
Kata P0imulasiG berasal dari bahasa inggris 6.imulation8 yang berarti P.ekerjaan
4iruan atau )eniruG. 0ebagai *ontoh2 simulasi tentang mengemudikan taksi,
simulasi tentang penggunaan I7-, dan lain sebagainya. -alam kegiatan proses
pembelajaran kata P0imulasiG merupakan suatu metode pembelajaran.
Kegiatan simulasi diartikan sebagai kegiatan pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada peserta untuk menirukan suatu kegiatan atau pekerjaan yang
dituntut dalam kehidupan sehari,hari atau yang berkaitan dengan tugas,tugas yang
menjadi tanggung jawabnya.
)isalnya, simulasi penanggulangan bahaya banjir, simulasi sebagai dokter,
simulasi sebagai seorang pemimpin, dan lain sebagainya. )etode simulasi
merupakan modi(ikasi dari metode main peran. -alam metode ini peserta diminta
untuk memainkan peran tertentu dan diminta untuk memerankannya. Aamun untuk
itu mereka diberi petunjuk se*ara garis besar saja. 0edangkan dalam peragaan
para peserta diberi kebebasan luas untuk mengembangkan kreati'itas dan
imajinasi mereka, agar latihan lebih realistis.
)etode ini menampilkan simbol,simbol atau peralatan,peralatan yang
menggantikan proses, kejadian, atau benda yang sebenarnya. )etode ini juga
digunakan apabila kondisi aslinya tidak dapat dihadirkan. )etode ini sangat *o*ok
70
untuk hal,hal yang si(atnya ketrampilan. &edanya dengan main peran adalah
terletak pada pemakaian metode ini.
5leh karenanya metode ini *o*ok untuk semua tahapan pembelajaran, pelatihan
magang klasikal, memberikan kejadian,kejadian yang analogis, memungkinkan
praktek dengan risiko ke*il. 4opik,topik yang disajikan dalam metode ini
diantaranya adalah topik yang berkaitan dengan ketrampilan intelektual,
psikomotorik dan sosial yang rele'an dengan kehidupan nyata sehari,hari.
Kegunaan2
0ituasi yang sebenarnya tidak dapat dihadirkan karena sesuatu alasan tertentu
seperti alasan administrasi serta alasan lain.
4ujuan pembelajaran lebih menitikberatkan pada aspek ketrampilan.
)emberikan pengalaman kepada peserta agar mengalami dalam proses
pembelajaran sehingga akan lebih menge(ekti(kan dalam pross pembelajaran.
Apabila ingin membangkitkan moti'asi peserta.
Keuntungan2
)enurut -ra. :oesiyah A.K dalam bukunya 0trategi )engajar $dengan editing
redaksi% adalah sebagai berikut2
)enyenangkan peserta.
)enggalakkan pelatih untuk mengembangkan kreati'itas peserta.
9ksperimen dilakukan tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya.
)engurangi hal,hal yang 'erbalistik atau abstrak.
4idak memerlukan pengarahan yang pelik dan mendalam.
)enimbulkan interaksi antar peserta yang memungkinkan timbulnya keutuhan
dan gotong royong serta kekeluargaan.
)enimbulkan respon positi( dari peserta yang lamban atau kurang *akap.
)enumbuhkan *ara berpikir kritis, memungkinkan pelatih bekerja dengan
tingkat adapti'itas yang berbeda,beda.
)emperbanyak kesiapan serta penugasan ketrampilan dalam proses kogniti(
atau pengenalan peserta.
.eserta memperoleh pengetahuan yang bersi(at pribadi, indi'idual sehingga
dapat kokoh atau mendalam tertinggal dalam jiwa peserta.
-apat membangkitkan kegairahan belajar peserta, teknik ini mampu
memberikan kesempatan kepada peserta untuk berkembang maju sesuai
dengan kemampuan masing,masing.
)ampu mengarahkan *ara peserta belajar, sehingga lebih memiliki moti'asi
sendiri.
)embantu peserta untuk memperkuat dan menambah keper*ayaan pada diri
sendiri dengan proses penemuan sendiri.
Kelemahan2
.eserta harus siap mental. -alam arti peserta harus berani dan berkeinginan
untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.
.elatih dan peserta yang sudah biasa dengan peren*anaan dan pengajaran
tradisional mungkin akan ke*ewa apabila diganti dengan teknik penemuan.
4eknik ini lebih mementingkan proses pengertian dan kurang memperhatikan
perkembangan atau pembentukan sikap dan ketrampilan peserta.
4idak memberikan kesempatan untuk berpikir kreati(.
0etiap kelompok menunjuk seorang pen*atat yang akan membuat laporan
tentang kemajuan dan hasil kerja kelompok.
.elatih berkeliling selama kerja kelompok berlangsung, bila perlu memberi
saran dan pertanyaan.
.elatih membantu menyimpulkan kemajuan dan menerima hasil.
71
4ahapan pelaksanaan2
Adapun langkah penyajiannya tergambar dalam diagram berikut ini2
0e*ara terin*i skema tersebut diatas diuraikan sebagai berikut2
4ahap persiapan
-alam tahapan ini hal,hal yang harus dipersiapkan oleh pelatih adalah sebagai
berikut2
- 0A. yang merupakan ren*ana rin*i pembelajaran, men*akup tujuan
materi/topik, kegiatan, media/alat bantu dan penilaian.
- )enetapkan kemampuan/situasi yang akan disajikan dalam bentuk simulasi.
)isalnya dari 3 tujuan yang ingin di*apai, satu tujuan akan di*apai melalui
simulasi.
- )enyusun skenario kegiatan simulasi sehingga jelas langkah,langkah yang
akan ditempuh.
- )enyiapkan alat,alat/(asilitas yang dibutuhkan dalam simulasi. )isalnya
ruang kelas dengan perlengkapannya jika yang disimulasikan adalah
ketrampilan mengajar, benda,benda tiruan sebuah bank, jika yang
disimulasikan penataan ruangan sebuah bank atau tiruan alat,alat penolong
ke*elakaan jika yang disimulasikan kemampuan penolong orang,orang yang
mendapat ke*elakaan.
- )embentuk kelompok,kelompok ke*il jika simulasi akan dilakukan dalam
kelompok ke*il.
- )enyiapkan lembar kerja dan lembar obser'asi, terutama jika simulasi akan
dilakukan dalam kelompok,kelompok ke*il. 1embar kerja berisi panduan rin*i
bagi kelompok,kelomok dalam melaksanakan simulasi, sedangkan lembar
kerja berisi aspek,aspek yang akan diamati selama simulasi berlangsung.
1embar obser'asi dapat digunakan oleh pengajar atau oleh peserta yang
ditunjuk sebagai pengamat.
4ahap pelaksanaan
-alam tahapan ini pembelajaran dimulai dengan2
- )enjelaskan skenario simulasi diikuti oleh pembagian kelompok, lembar
kerja dan peran dalam kelompok. 0etelah semua peserta paham akan
s*enario sajian dan peranannya masing,masing simulasi segera dimulai.
- Kegiatan inti dimulai dengan menyajikan situasi dalam kehidupan nyata.
)isalnya ketika terdengar terjadi pembobolan disuatu bank, wartawan
berkerumun menemui pimpinan bank, dengan mengajukan pertanyaan.
.impinan bank harus menghadapi para wartawan. -alam menyajikan situasi
ini dapat diadakan tanya jawab sehingga setiap siswa siap memahami
perannya dengan tepat.
- .eserta diminta menyiapkan diri untuk memainkan peran yang menjadi
tanggung jawabnya.
- .eserta bersimulasi dalam kelompok sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan.
72
.e2atih /en0a;ikan situasi1/e/o%e2kan ;ika
,er2u
.eserta /en0ia,kan %iri
.eserta -ersi/u2asi
.e2atih /en#a/ati
.e2atih /e/-a#ikan ,eran /en0a/,aikan
aturan
Tan0a ;a<a-
- Kegiatan penutupan dapat diisi dengan demonstrasi salah satu kelompok
dan kemudian kelompok lain diminta memberi komentar terhadap
demonstrasi tersebut .
4ahap re'iew/balikan/tinjauan
-alam tahapan ini hal,hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut2
- 0etelah simulasi selesai perlu diadakan re'iew umum yang dipandu oleh
instruktur. :e'iew dapat dimulai dengan meminta peserta menyatakan
kesannya tentang penguasaan yang baru saja dilatihkan, kemudian
dilanjutkan dengan diskusi yang dapat dimulai dengan laporan para
pengamat.
- .ada akhir diskusi, pengajar memberikan balikan dan tindak lanjut sesuai
dengan kesimpulan hasil simulasi.
/. Meto4e Pe$3ela&aran 9ang E!ekti!
a. Faktor2!aktor 9ang $e$%engar#'i %e$ili'an $eto4e %e$3ela&aran
-a'e )eier dalam bukunya P#he )ccelerated 'earning8 menjelaskan beberapa
prinsip pokok accelerated learning adalah sebagai berikut2
3% Keterlibatan total pembelajar dalam meningkatkan pembelajaran.
2% &elajar bukanlah mengumpulkan in(ormasi se*ara pasi(, melainkan
men*iptakan pengetahuan se*ara akti(.
3% Kerjasama diantara pembelajar sangat membantu meningkatkan hasil belajar.
"% &elajar berpusat akti'itas sering berhasil daripada belajar berpusat presentasi.
5% &elajar berpusat akti'itas dapat diran*ang dalam waktu yang jauh lebih singkat
daripada waktu yang diperlukan untuk meran*ang pengajaran dengan
presentasi. $-a'e )eier, 2!!3%.
)ccelerated 'earning atau pemer*epatan belajar adalah (iloso(i pembelajaran atau
kehidupan yang mengupayakan mekanisasi dan memanusiakan kembali proses
belajar, serta menjadikannya pengalaman seluruh tubuh, seluruh pikiran dan
seluruh pribadi.
5leh Karena itu accelerated learning berusaha membentuk kembali sebagian
besar keyakinan dan praktek, yang membatasi yang diwarisi dari masa lalu $-a'e
)eier, 2!!3, hal. 3%.
)enga*u pada pendapat diatas maka agar terjadi per*epatan dalam belajar maka
pemilihan metode pembelajaran merupakan (aktor yang dominan dalam rangka
mensukseskan hasil pembelajaran yang e(ekti(. 1alu faktor0faktor apakah yang
harus diperhatikan dalam pemilihan metode pembelajaran>
3. FaktorD!aktor 9ang 'ar# 4i%er'atikan 4ala$ $e$ili' $eto4e
&eberapa (aktor yang harus diperhatikan dalam memilih metode pembelajaran
adalah sebagai berikut2
3% .engajar/pelatih
.engetahuan, pengalaman manajerial pelatih serta kepribadian pelatih
merupakan (aktor,(aktor yang penting dan karenanya perlu pertama,tama
dikemukakan. 0e*ara tegas perlu diutarakan bahwa, pelatih harus memiliki
pengetahuan dan keterampilan dalam bidang yang akan diajarkan serta
pengetahuan dan keterampilan dalam penggunaan metode yang akan
dipergunakan dalam proses pembelajaran.
-i samping itu pelatih harus memiliki kepribadian yang dapat diterima oleh
peserta latihan sehingga jalur,jalur komunikasi yang e(ekti( dapat di*iptakan
dengan *epat dan mudah. Kalau kondisi itu terpenuhi, maka suatu metode yang
dipilih dengan tepat dan digunakan dengan baik akan mempermudah dan
mendorong peserta.
.elatih harus mempunyai tanggung jawab pribadi untuk memilih metode terbaik
untuk tugas pengajarannya. 5leh karena itu ia harus mampu untuk se*ara
rasional menilai kemampuannya dan berusaha menggunakan metode,metode
yang akhirnya dapat meningkatkan dan bukannya mengurangi hasil yang
diharapkan.
73
2% .eserta pelatihan
-alam pengertian ini metode pengajaran harus terkait dengan2
4ingkat intelektual dan latar belakang pendidikan peserta.
7mur dan pengalaman kerja.
1ingkungan sosial dan budayanya.
3% 4ujuan pembelajaran
4ujuan pembelajaran dalam program,program pendidikan dan latihan
ditentukan oleh adanya perubahan dalam pengetahuan, sikap dan ketrampilan,
yang selanjutnya menyebabkan perbaikan dalam pelaksanaan tugas,tugas
managerial. &erbagai situasi latihan harus mempertimbangkan berbagai jenis
dan tingkatan pengetahuan, sikap dan ketrampilan.
"% &idang pelatihan
&erbagai bidang pelajaran $keuangan, kepegawaian, penelitian kegiatan
managemen umum, dan sebagainya% memiliki *iri,*iri tersendiri. )isalnya
teknik,teknik penelitian operasional didasarkan pada penggunaan matematika
dan statistik se*ara ekstensi(. &idang ini biasanya mengajarkan melalui suatu
kombinasi *eramah $menggunakan alat bantu audio 'isual% serta latihan dimana
teknik ini dipraktikan. 1atihan ini dapat ditunjang oleh tugas,tugas ba*aan.
5% =aktu dan peralatan
.enentuan mengenai metode pengajaran mana yang akan dipergunakan juga
tidak lepas dipengaruhi oleh (aktor waktu, keuangan dan (aktor,(aktor lainnya.
=aktu yang dipergunakan untuk persiapan $yang juga mempengaruhi biaya
peralatan pengajaran% berbeda,beda untuk berbagai metode latihan.
0ebagai pedoman, studi kasus dan bisnis game yang rumit membutuhkan
persiapan yang lama dan mahal, yang menyangkut pengujiannya dengan
para pelatih atau kelompok pekerjaan $eksperimental% serta mengadakan
perubahan,perubahan yang diperlukan.
6angka waktu latihan menentukan jenis metode yang akan digunakan. 1ebih
lama waktu latihan diselenggarakan, lebih banyak kemungkinan bahwa
pelatih akan menggunakan bisnis game, kasus yang rumit dan proyek,
proyek praktis. #al ini tidak berarti bahwa metode partisipati( dihilangkan dari
latihan,latihan jangka pendek. -alam latihan sema*am ini metode,metode
yang akan digunakan adalah yang tidak banyak memakan waktu tetapi yang
mampu menyampaikan meteri latihan se*ara *epat.
.enentuan waktu dari suatu hari merupakan suatu yang penting yang
mungkin kurang disadari oleh para peren*ana latihan. )isalnya pada sore
hari $3".!!,36.!!% sebaiknya diselenggarakan pertemuan,pertemuan yang
menyenangkan dan menarik yang memerlukan keterlibatan akti( para
peserta.
;asilitas pengajaran mungkin merupakan (aktor pembatas di berbagai
lembaga, atau latihan,latihan yang diselenggarakan diluar lembaga yang
digunakan untuk diskusi kelompok atau ruangan yang digunakan untuk atau
ruang sindikat atau tersedianya alat &antu audio 'isual, harus
dipertimbangkan sebelumnya sehingga dapat diadakan perubahan,
perubahan pada metode yang akan digunakan.
?. Prini%2%rini% %e$3ela&aran
;aktor lain yang juga perlu diperhatikan dalam pemilihan metode pembelajaran
adalah prinsip,prinsip pembelajaran. &eberapa prinsip tersebut antara lain sebagai
berikut2
3% 4ingkat moti'asi
)oti'asi peserta akan meningkat apabila materi yang disajikan menarik, lebih
menekankan pada penerapan dan menunjukkan nilai guna yang berman(aat
dalam kehidupannya. #al ini dapat di*apai antara lain dengan menggunakan
metode pembelajaran yang tepat menarik perhatian peserta. +una
membangkitkan moti'asi peserta perlu pula memperhatikan prinsip,prinsip
7uantum 'earning $&obbi -e .orter, )ark :eardon dan 0arah 0inger,Aourie,
Tuantum 4ea*hing, 2!!!% sebagai berikut2
0egalanya berbi*ara dan bertujuan
.engalaman sebelum memberi nama
Akui setiap usaha
74
6ika layak dipelajari maka layak pula untuk dirayakan
2% Keterlibatan akti( peserta
.rinsip keterlibatan akti( mungkin merupakan landasan utama metode
pengajaran partisipati(. &iasanya, lebih dalam keterlibatan, lebih tinggi moti'asi,
lebih besar daya retensi peserta dan lebih siap pula mereka untuk
menerapkannya. Aamun demikian metode yang dipilih belum tentu menjamin
keterlibatan akti( peserta diklat.
#al lain yang dapat mempengaruhi antara lain2 pada pengaturan persiapan
studi kasus, gaya kepemimpinan dan faktor0faktor lainnya.
3% .endekatan perorangan
.embelajaran akan e(ekti( apabila memperhatikan karakteristik peserta, oleh
karena itu pendekatan perorangan perlu juga diperhatikan. 0etiap peserta
memiliki gaya belajar sendiri,sendiri. +aya belajar adalah kombinasi bagaimana
*ara menyerap in(ormasi, mengatur in(ormasi dan mengolah in(ormasi $&obbi
-e .orter, )ark :eardon dan 0arah 0inger,Aourie, Tuantum 4ea*hing, 2!!!%.
"% .engaturan urutan dan struktur
.engaturan urutan pembelajaran perlu diperhatikan dalam pemilihan metode
pembelajaran. )isalnya sebelum dilakukan studi kasus perlu terlebih dahulu
dilakukan *eramah singkat.
5% 7mpan balik
7mpan balik sangat diperlukan dan harus dapat diperoleh dalam proses belajar,
oleh karena itu dalam memberikan umpan balik harus menga*u pada syarat,
syarat memberikan umpan balik yang e(isien. 7mpan balik tersebut meliputi2
7mpan balik mengenai kemampuan dan tingkah laku seseorang
$sebagaimana yang diamati oleh peserta yang lain, oleh pelatihan dan oleh
peserta sendiri%.
7mpan balik mengenai apa yang sebenarnya sudah dipelajari, dan
mengenai kemampuan peserta untuk menerapkanya se*ara e(ekti(.
6% .engalihan $trans(er%
.rinsip ini menuntut bahwa pendidikan dan latihan membantu seseorang untuk
mengalihkan $mentrans(er% apa yang telah dipelajarinya kedalam situasi yang
sebenarnya. &eberapa metode pengajaran, seperti *eramah, studi
kesusastraan atau diskusi tidak banyak memperhatikan permasalahan
pengalihan ini. -i pihak lain dalam banyak metode partisipati( unsur pengalihan
ini kuat sekali. Karena alasan ini metode,metode simulasi dan proyek,proyek
penerapan yang praktis dianggap oleh banyak pelatih sebagai metode yang
paling e(ekti(.
Pokok 3a'aan D.
MEDIA DAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN
,. Pengertian 4an Peranan Me4ia 4an Alat Bant# Pe$3ela&aran
&anyak pengertian yang diberikan untuk media dan alat bantu ini, bahkan terkadang
pengertian dari keduanyapun di*ampur adukkan, padahal se*ara prinsip keduanya
mempunyai perbedaan.
Alat bantu pembelajaran (instructional aids) berperan sebagai %erlengka%an 9ang
4ig#nakan ole' %elati' 4ala$ $e$%er&ela $ateri 9ang 4ia$%aikan7 oleh
karena itu disebut juga alat bantu mengajar (teaching aids)& 0edangkan media
pembelajaran (instructional media) berperan sebagai arana"<a'ana 9ang
3er$#atan %ean"i4e"$ateri 9ang $e$#ngkinkan ter&a4in9a interaki antara
kar9a %enge$3ang %ean"i4e"$ateri 4engan %e$3ela&ar. 5leh karena itu untuk
memahami perbedaan keduanya, maka ada baiknya bila terlebih dahulu diuraikan
pengertian keduanya.
75
a. Pengertian 4an %eranan $e4ia %e$3ela&aran
Kata media berasal dari bahasa 1atin dan merupakan bentuk jamak dari kata
6medium8 yang se*ara har(iah berarti PperantaraG atau PpenghantarG, sehingga kata
media juga sering diartikan sebagai PwahanaG. Atas dasar pengertian ini maka
media pembelajaran dapat diartikan sebagai wahana/perantara/penghantar proses
pembelajaran. .ada proses pembelajaran yang bernuansa 6learning8 terjadi
interaksi pembelajaran antara pelatih/(asilitator dan peserta, sehingga media
pembelajaran mempunyai peranan yang berbeda disaat yang bersamaan. )edia
yang diran*ang/dipilih oleh pelatih/(asilitator berguna untuk mengemas dan
menyalurkan pesan/ide agar dapat dengan mudah diterima oleh peserta se*ara
e(ekti( dan e(isien. 0edangkan pada saat yang bersamaan bagi peserta, media
berperan sebagai wahana untuk memahami/ mengeksplorasi pengetahuan, sikap
atau keterampilan agar dapat menangkap isi/ide/pesan yang sedang dibahas.
-engan kata lain begitu peserta menyaksikan/mendapati media yang disajikan,
maka dalam diri peserta akan terjadi internalisasi proses pembelajaran.
&erbagai ma*am media pembelajaran dapat digunakan, pemilihan dan
penggunaannya sangat tergantung pada karakteristik isi pesan/ide dan domain
yang akan disentuh seperti yang ter*antum pada tujuan pembelajaran. )edia
dengan isi pesan/ide yang didisain untuk menggambarkan tahapan peme*ahan
masalah agar dapat menyentuh domain kogniti( berbeda dengan media yang berisi
pesan/ide untuk menggambarkan tahapan/urutan keterampilan/gerakan tertentu
yang menyentuh domain psikomotor.
5leh karena itu peranan media sangat besar dalam men*apai tujuan
pembelajaran, karena media yang baik dan sesuai dengan kaidah, kaidah
pemilihan dan penggunaanya dapat memberikan e(ek pembelajaran yang optimal
dalam rangka men*apai tujuan pembelajaran.
3. Pengertian 4an %eranan alat 3ant# %e$3ela&aran
Alat bantu pembelajaran adalah seperangkat benda/peralatan yang digunakan
sebagai PpembantuG seorang pelatih/(asilitator dengan tujuan agar dapat
mempermudah dan memper*epat proses penyampaian pesan/materi
pembelajarannya kepada peserta.
.ada alat bantu pembelajaran, pesan yang disampaikan tidak sepenuhnya termuat
di dalamnya, dia hanya berperan sebagai alat bantu yang menyalurkan media
yang berisi pesan, oleh karena itu alat bantu tidak mampu menimbulkan e(ek
interakti( tanpa ditunjang oleh pelatih/(asilitator. -engan demikian untuk dapat
ber(ungsi dengan baik dan menghasilkan e(ek pembelajaran yang optimal alat
bantu pembelajaran sangat tergantung pada ke*akapan pelatih/(asilitator dalam
mengoperasikannya.
;ungsi pokok alat bantu pembelajaran adalah2
0ebagai alat untuk merangsang indera yang dikehendaki oleh pelatih sesuai
dengan tingkatan domain yang ingin di*apai dalam tujuan pembelajaran.
)engurangi e(ek distorsi persepsi, pemahaman, dan komunikasi yang sedang
ditangkap oleh peserta.
)enghasilkan daya lekat yang relati( lebih lama pada memori peserta.
)eningkatkan minat/gairah peserta dalam mengikuti proses pembelajaran
terutama sesi dengan durasi waktu yang lama.
Ketepatan pemilihan dan penggunaan alat bantu pembelajaran ini akan
menghasilkan proses pembelajaran yang e(ekti( dan e(isien karena disamping
dapat merangsang indera penglihatan juga indera yang lainpun ikut dirangsangnya
pula dan akan bere(ek kumulati(.
6. Pe$ili'an Me4ia 4an Alat Bant# Pe$3ela&aran 9ang E!ekti!
.enggunaan media dan alat bantu pembelajaran memerlukan kriteria tertentu, karena
jika kurang tepat justru akan menimbulkan e(ek yang tidak diinginkan. 7ntuk itu
sebelum memilih atau menggunakan media dan alat bantu tertentu perlu dipikirkan
persyaratan pemilihannya sebagai berikut2
a. Kriteria pemilihan media pembelajaran2
76
0esuaikan media pembelajaran dengan 4.7/ 4.K yang hendak di*apai.
Karakteristik kemampuan peserta.
0umber daya penunjang yang tersedia.
b. Kriteria pemilihan alat bantu pembelajaran2
0esuaikan alat bantu pembelajaran dengan 4.7/4.K yang hendak di*apai.
0esuaikan alat bantu pembelajaran dengan metode yang digunakan.
)enghasilkan e(ek pembelajaran yang lebih baik.
0esuaikan dengan kemampuan pelatih.
0e*ara umum kriteria dalam pemilihan media dan alat bantu pembelajaran harus
memenuhi prinsip e(ekti( dan e(isien karena jika PberlebihanG atau PkekuranganG akan
dapat meninmbulkan e(ek yang tidak diinginkan.
/. Jeni 2 Jeni Me4ia 4an Alat Bant# Pe$3ela&aran 3eerta Karateritikn9a
&erbagai ma*am kategori pengelompokan jenis media dan alat bantu pembelajaran,
namun se*ara umum dapat di gambarkan sebagai berikut2
a. Jeni2&eni $e4ia %e$3ela&aran 4an karaktritikn9a
)enurut bentuk penyampaian pesan melalui tulisan, gambar, suara $audio%, 'isual
berbagai jenis media dapat dibedakan sebagai berikut2
3% )edia *etak
)edia yang ditulis dan diproduksi sebagai bahan ba*aan. 8ontoh2 buku teks,
majalah, buklet, modul, handout, dsb.
2% )edia gra(is
)edia yang mengkombinasikan ide, in(ormasi, dan pesan ataupun data dalam
pernyataan narati( dan gambar. 8ontoh2 sketsa, gra(ik, bagan, diagram, kartun,
(oto dsb.
3% )edia berbantuan komputer
)edia yang dibuat dengan mempergunakan komputer atau dioperasikan
dengan komputer.
"% )edia audio
)edia audio berkaitan dengan alat pendengaran seperti misalnya2 program
siaran radio, rekaman kaset dan sebagainya.
5% )edia 'isual
)edia yang menampilkan pesan rekaman dalam gambar baik yang bergerak
maupun tidak, baik yang bersuara ataupun tidak.
6% )edia audio'isual
)edia yang dapat menampilkan gambar dan suara pada waktu bersamaan,
seperti2 4ayangan (ilm, tayangan t', tayangan 'ideo dan lain sebagainya.
3. Jeni 2 &eni alat 3ant# %e$3ela&aran 3eerta karateritikn9a
0e*ara umum alat bantu pembelajaran yang sering digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar dapat dibedakan menjadi 3 $tiga% kategori sebagai berikut2
3% Alat bantu pembelajaran non projected
Alat bantu ini dalam penggunaannya tidak memerlukan alat lain, tidak perlu
diproyeksikan ke layar proyeksi.
4ermasuk dalam jenis ini antara lain2
a% &uku pelajaran, text book, hand out, work sheet& Karakteristik dan
penggunaannya2
.enggunaan alat bantu ini dimaksudkan agar peserta dapat mendalami
topik bahasan se*ara se*ara mandiri $menurut persepsinya sendiri%
sebelum pembahasan oleh pelatih dimulai di kelas. 7ntuk itu bahan ini
sebaiknya dibagikan dahulu sebelum kegiatan pembelajaran dimulai
$tugas ba*a%.
.roses pembelajaran akan lebih e(ekti( dan e(isien jika menggunakan
metode diskusi terpimpin yang dipandu oleh pelatih.
.elatih dengan tegas mempertajam pada hal,hal yang paling banyak
mendapat perdebatan diantara peserta dengan merujuk pada teori dan
pengalaman yang pernah ada selama ini.
b% hiteboard/papan tulis, karakteristik dan *ara penggunaannya2
77
.oint,point bahan ajar dipersiapkan dahulu pada potongan, potongan
kertas ke*il sebagai panduan pelatih agar alur penyampaiannya
beraturan.
0ewaktu menulis di papan dengan posisi membelakangi peserta sedapat
mungkin pelatih jangan sambil berbi*ara karena dapat menghasilkan
distorsi pendengaran peserta.
)engatur tulisan di papan sedemikian rupa sehingga dapat memperjelas
alur materi pembelajaran dan tulisan yang sudah tak terpakai hendaknya
segera dihapus karena dapat menggangu pemahaman peserta.
&esar tulisan disesuaikan dengan jarak peserta yang terjauh tempat
duduknya.
*% !lipchart, karakteristik dan *ara penggunaannya2
&ahan ajar ditulis di flipchart dahulu dan disusun sesuai dengan urutan
penyajian serta diberikan nomor halaman pada setiap lembarnya.
6ika perlu lembaran yang sudah disajikan dapat dilepaskan dari
standarnya dan ditempelkan di dinding untuk memperjelas urutan
penyajian.
#indarkan kesan padat tulisan dan besar tulisan disesuaikan dengan
jarak peserta yang terjauh tempat duduknya.
d% )odel, karakteristik dan *ara penggunaannya2
&erupa benda asli atau benda tiruan yang digunakan sebagai alat bantu
pembelajaran.
6ika benda, tiruan warna dan bentuknya harus sesuai dengan benda
aslinya dengan ukuran sama atau diperke*il/diperbesar dengan skala
yang proporsional.
.enempatan model hendaknya dapat dilihat oleh seluruh peserta dengan
jelas, jika ukuran benda tersebut relati( ke*il hendaknya lebih dari satu,
sehingga peserta tidak mengalami kesulitan dalam menangkap pesan
yang disampaikan.
.eragaan harus dilakukan dengan langkah yang runtut dan dengan durasi
waktu yang *ukup.
&eri kesempatan kepada seluruh peserta untuk mengamati, merasakan,
meraba dan men*oba mengoperasikannya.
2% Alat bantu pembelajaran projected
Alat bantu ini dalam penggunaannya memerlukan listrik sebagai power suply,
karena perlu diproyeksikan ke layar proyeksi.
4ermasuk dalam jenis ini antara lain2
a% 5ver head projector, karakteristik dan *ara penggunaannya2
&ahan ajar $pointers% ditulis di atas transparan yang tidak terlalu penuh
dengan besar tulisan disesuaikan dengan jarak peserta yang terjauh
tempat duduknya.
6ika terdapat kalimat/kata,kata yang dianggap perlu mendapat perhatian
warna atau model huru( $jenis (ontasi% dapat dibedakan dengan yang
lainnya.
Alat bantu ini juga dapat digunakan untuk menyajikan urutan
proses/tahapan kejadian dengan *ara menumpuk beberapa transparan di
atasnya se*ara berurutan.
.osisi berdiri pelatih diusahakan sedemikian rupa sehingga tidak
menghalangi layar proyektor.
.enjelasan terhadap bahan ajar yang tertulis dapat dilakukan dengan dua
*ara2 jika posisi pelatih berdiri disamping 5#., maka dapat langsung
menunjuk tulisan di transparan dengan menggunakan alat tunjuk $jangan
dengan jari% sedangkan jika pelatih berdiri jauh dari 5#. dapat
menggunakan 6spot light8 $jangan menunjuk di layar proyektor%.
b% ,pidioscope, karakteristik dan *ara penggunaannya2
Alat bantu ini dapat digunakan memproyeksikan bahan ajar yang tertulis
di atas kertas dalam bentuk dan warna aslinya.
&iasanya digunakan untuk menyajikan dokumen/bahan ajar yang tidak
mungkin atau tidak sempat dipindahkan pada transparan.
78
Alat bantu ini menggunakan lampu proyeksi dengan daya watt yang tinggi
sehingga jika terlalu lama dinyalakan akan dapat merusak kertas bahan
ajar yang diproyeksikan $terbakar%.
*% .lide projector, karakteristik dan *ara penggunaannya2
&ahan ajar di(oto dan di*etak pada (ilm positi( $slide% dengan bantuan
proyektor yang ditampilkan melalui layar proyektor.
Alat ini biasanya digunakan untuk menampilkan bahan ajar yang bersi(at
Pdokumentati(G
7ntuk menghasilkan gambar tayangan yang baik/jelas alat ini
membutuhkan ruangan yang relati( gelap.
3% Alat bantu pembelajaran audio 'isual
a% >ideo tape/>8-, karakteristik dan *ara penggunaannya2
Alat ini biasanya digunakan untuk menampilkan bahan ajar sebuah
proses kejadian yang bersi(at 6life8&
&ahan ajar direkam pada kaset/8- dengan menggunakan skenario
tertentu sehingga alur proses terlihat jelas dan runtut.
6ika direkam pada kaset 'ideo jenis >#0 dan dengan menggunakan
(asilitas 6shutle jog8 penyajian gambar bagian yang dianggap penting
dapat diulang?ulang, diper*epat atau diperlambat (slow motion) se*ara
detail dan 6time motion8 untuk mengamati perubahan wujud suatu benda.
1ayar monitor yang digunakan dapat dihubungkan dengan desktop
proyektor atau tele'isi. 6ika menggunakan tele'isi hendaknya dengan
ukuran ka*a yang lebar $minimal 2E in*i% dengan jumlah yang *ukup $satu
tele'isi untuk 6 ,3! orang peserta%.
Alat ini juga dapat menghasilkan suara $audio% sehingga dapat
merangsang indera penglihatan sekaligus indera pendengaran.
b% -esktop projector, karakteristik dan *ara penggunaannya2
;ungsi utama dari alat ini adalah memperbesar tampilan layar monitor
dari 'ideo tape, >8-, epidios*ope atau komputer.
6ika alat ini dihubungkan dengan komputer yang mempunyai (asilitas
software Pmulti mediaG akan menggantikan beberapa alat bantu
pemebelajaran tersebut di atas seperti2 5#., slide proje*tor, epidios*ope
dan 'ideo tape/ >8-.
Pokok 3a'aan E.
IKLIM PEMBELAJARAN ;ANG KONDUSIF
,. Pengelolaan Kela Se?ara E!ekti!
a. Pengertian %engelolaan kela
.engelolaan kelas merupakan suatu seni proses mengorganisasikan segala
sumber daya kelas yang diarahkan agar dapat ter*ipta suatu kondisi yang
menunjang terjadinya proses pembelajaran yang e(ekti( dan e(isien dalam
men*apai tujuan pembelajaran. $0udarwan -anim, 2!!2%
Konsep pengelolaan kelas modern mengisyaratkan bahwa semua sumber daya
yang terdapat di kelas selalu dalam keadaan yang dapat menimbulkan perhatian,
moti'asi, dan suasana yang menyenangkan para pembelajar. #al ini seiring
dengan konsep 7uantum 'earning $&obbi -e.orter U )ike #erna*ki, 3EE2% yang
menyatakan bahwa semua sumber daya di kelas dapat Pberbi*araG sehingga
menimbulkan rasa, memoti'asi karena dapat menstimulir pembelajar.
7ntuk itu seluruh sumber daya kelas yang terlibat dalam proses pembelajaran
diupayakan agar senantiasa menimbulkan perasaan nyaman dan menyenangkan
pembelajar. Keberadaan peserta yang hadir dan diterima seutuhnya dalam proses
pembelajaran akan melibatkan seluruh unsur indi'idu yang terdiri dari
intelektualitas, kondisi (isik, maupun mentalnya yang sangat mudah terpengaruh
oleh hal,hal yang berada disekitarnya.
3. Man!aat %engelolaan kela
79
Keterampilan mengelola kelas merupakan suatu seni yang harus dikuasai
pelatih/(asilitator karena hal ini merupakan bagian dari tugasnya dalam
men*ipatakan iklim pembelajaran yang kondusi(. 7ntuk itu, diperlukan kreati(itas
dalam men*iptakan proses pembelajaran yang nyaman, aman juga
menyenangkan.
Kegagalan mengelola kelas dengan baik biasanya akan memun*ulkan indikator
yang segera tampak yakni ritme proses pembelajaran melemah karena
keterlibatan peserta berada pada titik terendah. )asalah ini dapat terjadi karena
berbagai sebab, antara lain oleh manusia $peserta, pelatih/ (asilitator atau panitia%,
sarana $misalnya media pembelajaran dan (asilitas (isik lainnya% dan organisasi
$misalnya2 perubahan jadwal, pergantian (asilitator, dsb.%.
7raian berikut ini dikhususkan pada masalah pengelolaan kelas yang ditimbulkan
oleh manusia khususnya para peserta, karena dalam proses pelatihan yang
bernuansa 6learner centered8 (aktor peserta menjadi unsur utama dalam
men*apai keberhasilan suatu pelatihan.
)asalah pengelolaan kelas yang disebabkan oleh peserta dapat dikelompokkan
menjadi dua ma*am, yaitu masalah indi'idual dan masalah kelompok.
:. -reikurs dan .. 8assel mengemukakan kegagalan mengelola kelas akan
memun*ulkan masalah kelas se*ara indi'idual yang dapat dikelompokkan sebagai
berikut2
)eman*ing perhatian, misalnya dengan melu*u, ber*anda atau membuat
keributan disaat proses pembelajaran sedang berlangsung.
Kon(rontasi atau men*ari kuasa, dengan mani(estasinya melawan, membantah,
menentang dan bertindak emosional pada hal,hal yang sepele.
)enyakiti/mengejek orang lain yang lebih rendah, lemah, atau kurang
pengetahuan/pengalamannya ketika ia berbuat kekeliruan.
)emboikot, beraksi seperti menyerah atau tak berdaya, pasip, apatis, a*uh tak
a*uh, atau bahkan menolak sama sekali untuk melakukan apapun.
0edangkan masalah kelompok dalam pengelolaan kelas menurut 1.>. 6ohnson
dan ).A. &any mengklasi(ikasikannya sebagai berikut2
Kelas kurang kompak, timbul klik,klik dalam kelas yang bernuansa negati(.
Kelas sukar diatur, melakukan berbagai *ara yang menunjukkan
pemberontakan.
Kelas bereaksi negati( ketika salah seorang anggotanya/ kelompok lain berlaku
disiplin dan serius dalam mengikuti proses pembelajaran.
Kelas mendukung anggota kelas yang melanggar norma kelompok.
Kelas mudah sekali dialihkan perhatiannya.
0emangat kerja rendah, lamban dan bermalas,malasan.
Kelas sulit menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang dilakukan
oleh pengendali pelatihan, misalnya perubahan jadwal, pergantian (asilitator,
dsb.
7ntuk men*egah terjadinya masalah,masalah di atas, maka perlu dilakukan
pengelolaan kelas seperti berikut ini2
3% )en*iptakan iklim kelas yang baik yakni tindakan positi( untuk pre'enti(.
.elatih/(asilitator dalam menyampaikan in(ormasi, in(ormasi dengan baik dan
tegas, serta melibatkan peserta dalam setiap kegiatan pembelajaran di kelas
sedini mungkin. 7ntuk itu dibutuhkan ketrampilan (asilitator seperti di bawah ini2
)emberikan tanggapan yang memadai.
)embagi perhatian terhadap seluruh peserta se*ara adil.
)enarik perhatian kelompok/kelas agar terpusat pada pokok bahasan.
)emberi petunjuk yang jelas dan tegas.
)enghindari kesalahan seke*il apapun dalam mengatur kelan*aran dan
ke*epatan proses pembelajaran.
)enanggapi se*ara serius terhadap keluhan peserta dan gangguan lain
yang berpengaruh pada proses belajar/kegiatan kelas dengan melakukan
tindakan korekti(.
80
)engembalikan kondisi belajar yang baik dengan tindakan remedial, kurati(,
bahkan represi( bila terjadi gangguan yang berlangsung lama atau
diketemukan hal,hal yang se*ara normati( dianggap menyimpang.
2% )ema*u moti'asi peserta
)oti' timbul karena adanya kebutuhan yang terdiri dari kebutuhan dasar,
kebutuhan akan rasa aman, dan kebutuhan sosial. Ada beberapa *ara
memberikan moti'asi kepada seseorang antara lain melalui pemberian imbalan,
paksaan/perintah, perhitungan untung,rugi, atau penghargaan.
-alam proses pembelajaran, moti'asi peserta dapat ditumbuhkan melalui
pemenuhan kebutuhan untuk dihormati dan dihargai, kebutuhan untuk diakui
kelompok, sehingga merasa nyaman ketika ikut berpartisipasi. -emikian juga
jika kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka akan meningkatkan
moti'asi keterlibatan peserta dalam setiap proses pembelajaran. :asa aman
dapat diperoleh dengan *ara memberikan perlindungan dari an*aman (isik,
sosial maupun an*aman terhadap harga diri. 1akukan moti'asi dengan *ara
yang wajar dan alamiah, tanpa menggunakan sumber daya yang berlebihan $no
eDtra dri'e% ke*uali jika keadaan mamaksa.
3% )emberi umpan balik positi( kepada peserta
.elatih/(asilitator harus mempunyai kumpulan kata,kata positi( pilihan. .eserta
yang mendapat umpan balik positi( akan menebarkan semangat positip kepada
sesama peserta lain. -emikian juga sebaliknya jika ada peserta yang
tersinggung karena umpan balik negati( biasanya akan menyebar dan menjadi
masalah kelas yang sulit dinetralisir.
.emberian umpan balik positi( hendaknya dilakukan se*ara wajar dan
proporsional karena umpan balik positi( yang berlebihan $diobral% justru menjadi
negati( karena peserta akan menganggap hal yang lumrah bahkan terkadang
menjadi kontra produkti(. .emberian umpan balik positi( dapat juga dikemas
dalam bentuk lainnya agar tidak membosankan kelas, diantaranya memberikan
pujian yang tulus se*ara kreati( atau men*eritakan pengalaman pribadi yang
Ptraumatis/dramatisG yang berkaitan dengan hal yang diumpan,balikan tersebut.
7ntuk melakukan kegiatan tersebut, (asilitator harus memiliki beberapa
keterampilan dasar berikut2
Ko$#nikai 9ang 3aik
+unakan *ara berkomunikasi yang jelas dan sederhana. 6angan terlalu banyak
menggunakan istilah asing, sekedar untuk menunjukkan bahwa menguasai
materi. 0elain itu, (asilitator harus mampu mendorong peserta latih untuk
mengungkapkan pendapat, pikiran dan perasaannya se*ara leluasa dengan
menunjukkan sikap yang baik dalam berinteraksi yaitu bertanya, mengangguk,
memuji dan mendengarkan dengan seksama.
Selal# 3erika% %oiti!
.roses belajar yang e(ekti( dapat terjadi bila suasana belajar menyenangkan.
0ikap positi(, menghargai kegagalan dan keberhasilan dengan sama
pentingnya. 0elalu optimis serta per*aya diri akan men*iptakan suasana
belajar yang baik. 5leh karena itu sikap murah senyum, sense o( humor yang
tinggi, selalu mendukung $suporti(%, sangat dituntut dari seorang (asilitator.
Seniti! 4an !leki3el *l#<e+
;asilitator yang e(ekti( adalah yang mau menjadi pendengar yang baik dan
tanggap terhadap keadaan peserta latihnya $tertarik, bosan, *apai, mengantuk
dan lain,lain%. )enghadapi situasi proses belajar yang berubah,ubah, menuntut
seorang (asilitator untuk bersikap luwes terhadap tuntutan,tuntutannya sendiri
terhadap proses belajar yang terjadi.
Sa3ar
.roses belajar dalam kelompok remaja $terutama jika memiliki latar belakang
yang heterogen% memerlukan kesabaran untuk membantu peserta latih
men*apai tujuan pembelajaran. ;asilitator yang baik yang baik akan dengan
sabar mendengarkan setiap ungkapan peserta, tidak memotong pembi*araan
atau menilai benar, salah.
Tran!or$ati!
81
;asilitator yang baik tidak menggurui apalagi mendominasi proses belajar.
;asilitator diharapkan mampu memoti'asi peserta latih mengembangkan
potensi yang dimiliki untuk menghasilkan perubahan ke arah yang lebih baik.
Ti4ak 3er'enti 3ela&ar
0ebelum pelatihan, seorang (asilitator harus memba*a kembali untuk
menguasai seluruh materi yang akan disampaikan. &ila perlu memba*a
re(erensi lain yang terkait dengan materi. Agar proses belajar menjadi
menyenangkan, seorang (asilitator perlu menguasai teknik atau metode
pembelajaran yang baru $permainan, simulasi dan bermain peran dan lain,lain%.
82
.endekatan yang perlu diperhatikan (asilitator pada saat berinteraksi dengan
peserta2
Bela&ar $elal#i %engala$an 9ang n9ata, dengan berbagai *ara seperti
*urah pendapat, bermain peran dan diskusi kelompok.
Meli3atkan el#r#' %eerta e?ara akti! dalam seluruh proses pembelajaran
sejak awal sampai akhir.
Ter3#ka7 peserta latih di(asilitasi untuk mengungkapkan berbagai pengetahuan
dan pengalaman yang sudah dimiliki.
Berika% netral7 tidak bersikap menghakimi atau menyalahkan peserta. 0etiap
pendapat, pikiran dan perasaan yang diungkapkan harus dihargai dan
dihormati.
Re!lekti!7 yaitu setiap peserta latih diberi kesempatan untuk menggali
pengetahuan dan pengalaman pribadinya sehingga dapat merasa bahwa apa
yang disampaikan merupakan bagian dari dirinya.
?. Pengelolaan kela 4ari a%ek %e$3ela&ar7 arana 4an lingk#ngan
.engelolaan kelas dapat dilihat dari berbagai aspek yang dilakukan oleh berbagai
pihak yang terlibat dalam suatu pelatihan. .ada modul ini pokok bahasannya
di(okuskan pada pengelolaan kelas yang dilakukan oleh seorang pelatih/(asilitator
dengan tujuan men*iptakan iklim pembelajaran yang kondusi( dengan *ara
pemberdayaan sumber daya kelas yang dilihat dari aspek pembelajar, sarana
pembelajaran dan lingkungan pembelajaran.
3% .engelolaan kelas dilihat dari aspek peserta
Aspek terpenting yang perlu dikelola oleh pelatih/(asilitator dalam sebuah
pelatihan adalah peserta, karena mereka terdiri dari indi'idu,indi'idu dewasa
yang telah memiliki kematangan kepribadian dan sekumpulan kompetensi yang
sudah biasa dikerjakan di tempat tugasnya.
Aamun ketika mereka menjadi peserta dari sebuah pelatihan sedikit,banyak
mereka memerlukan adaptasi yang terkadang gagal dilakukannya, sehingga
mun*ul berbagai mani(estasi perilaku yang kurang menguntungkan baik bagi
diri sendiri maupun kelas se*ara keseluruhan. Keadaan seperti ini jika tidak
dikelola dengan baik akan menggangu proses pembelajaran se*ara
keseluruhan.
.eserta merupakan bahan asupan (raw in put) yang akan PdiolahG agar
menguasai kompetensi seperti yang diharapkan dalam tujuan pelatihan.
-isamping sebagai bahan asupan yang akan diproses, pembelajar juga sebagai
manusia dewasa mempunyai karakteristik tertentu yang harus dipertimbangkan
oleh pihak yang akan PmengolahnyaG.
2% .engelolaan kelas dilihat dari aspek sarana pembelajaran
0arana pembelajaran merupakan komponen (software dan hardware) yang
dapat digunakan sebagai alat/instrumen utama untuk men*apai tujuan
pembelajaran. .engelolaan sarana pembelajaran yang dilakukan dengan baik
akan berdampak pada ter*iptanya iklim pembelajaran yang kondusi(, sebaliknya
jika gagal mengelola sarana pembelajaran dengan baik maka yang terjadi
adalah sema*am Pkeka*auanG kelas karena peserta ke*ewa, waktu hilang
per*uma, atensi peserta menurun dan tentunya pen*apaian tujuan
pembelajaran tidak optimal.
0arana pembelajaran yang PdimainkanG se*ara baik akan menimbulkan atensi
peserta dan menimbulkan a(eksi/perasaan senang. 5leh karena itu disamping
kualitas sarana pembelajaran yang memang harus tampil prima, juga
kepiawaian pelatih/(asilitator dalam menggunakan/ mengoperasikannya.
3% .engelolaan kelas dilihat dari aspek lingkungan pembelajaran
1ingkungan pembelajaran walaupun merupakan unsur penunjang tetapi
peranannya dalam mempengaruhi iklim pembelajaran *ukup dominan.
1ingkungan pembelajaran meliputi berbagai aspek seperti tata letak tempat
duduk, penataan *ahaya, penataan suara, dan pengaturan suhu udara yang
masing,masing dapat digambarkan sebagai berikut2
83
4ata letak tempat duduk.
.engaturan tempat duduk dalam kelas mempengaruhi e(ekti'itas proses
pembelajaran. .engaturan lay out tempat duduk sangat dipengruhi oleh
metode pembelajaran yang akan digunakan.
)etode pembelajaran yang mengharuskan adanya interaksi antar peserta,
lay out tempat duduk perlu diatur agar seluruh peserta dapat saling bertatap
muka. 0edangkan metode pembelajaran yang mengharuskan adanya
gerakan mobilitas peserta, lay out tempat duduk perlu diatur agar peserta
dapat bergerak bebas.
.enataan *ahaya.
.en*ahayaan yang kurang tepat akan dapat melelahkan mata peserta dan
menyulitkan peserta untuk berkonsentrasi mengikuti proses pembelajaran.
#al yang perlu diperhatikan dalam menata pen*ahayaan adalah intensitas
dan penyebaran *ahaya, untuk itu ruang belajar yang ideal adalah ruangan
yang dilengkapi dengan (asilitas yang dapat diatur intensitas penyebaran
*ahaya.
.enataan suara.
.enataan suara yang tepat adalah tidak terlalu keras, tidak bergaung tetapi
menyebar keseluruh ruangan se*ara merata. 7ntuk ini diperlukan sound
system dengan loud speaker dengan ukuran ke*il tetapi dalam jumlah
banyak menyebar menghadap ke segala arah. >olume dan nada/tone suara
diatur supaya tidak terlalu bass atau treble karena dapat menimbulkan
distorsi konsonan pada penangkapan indera pendengaran.
.engaturan suhu udara.
0uhu udara yang ideal dalam ruang belajar sekitar 2" ? 27 derajat *elsius.
6ika suhu udara di ruangan kelas kurang dari suhu ideal penggunaan A8
perlu dipertimbangkan agar ter*apai suhu ruangan yang ideal.
6. Perke$3angan Kelo$%ok
.engelompokan orang dapat terjadi karena disengaja ataupun karena tanpa sengaja.
.engelompokan yang disengaja biasanya menggunakan kriteria tertentu yang sudah
diran*ang sebelumnya, tetapi pengelompokan yang tidak disengaja biasanya
berkaitan dengan adanya kesamaan tujuan tertentu yang dirasakan oleh anggotanya.
-alam kegiatan pelatihan sering terjadi keduanya, kelompok (ormal biasanya
dilakukan pengelompokannya oleh pelatih/(asilitator dengan menggunakan
kriteria/'ariabel tertentu sesuai dengan kebutuhan pembelajaran, sedangkan
kelompok non (ormal biasanya terjadi karena adanya kesamaan tertentu misalnya
merasa satu suku, merasa pernah bersama,sama dalam satu pelatihan terdahulu,
merasa ada kesamaan hobi dan kesamaan lainnya
0emua jenis kelompok hampir dipastikan mengalami tahapan perkembangan yang
sama menuju kelompok yang dinamis, hal ini dikarenakan adanya si(at manusia yang
selalu ingin berkembang melalui berbagai kesempatan. -alam kaitan ini tugas pelatih/
(asilitator adalah mem(asilitasi terbentuknya kelompok menjadi tim e(ekti( yang
berguna untuk turut berperan men*iptakan iklim pembelajaran yang kondusi(.
a. Kelo$%ok *ti$+ e!ekti!
.engelompokan indi'idu $(ormal maupun non (ormal% akan menjadi e(ekti( jika di
dalam tim terjadi hal,hal sebagai berikut2
Adanya kesamaan maksud/ tujuan dan harapan.
Adanya kesadaran bahwa mereka adalah satu tim yang senasib, seperjuangan
dan mau saling bekerja sama.
Adanya kesadaran bahwa setiap anggota mempunyai derajat yang sama, saling
terbuka dan saling memper*ayainya.
Adanya kesamaan nilai/ norma hasil kesepakatan bersama.
&anyak metode yang dapat digunakan oleh pelatih/(asilitator untuk mem(asilitasi
agar kelompok menjadi tim yang e(ekti(, diantaranya melalui kegiatan 5ut %ound
atau %uilding 'earning *ommitment diawal pembelajaran.
Kelompok e(ekti( yang telah terbentuk biasanya tidak statis, se*ara periodik
mun*ul gejolak,gejolak yang berasal dari adanya beberapa anggota yang tidak
puas dengan keadaan/situasi yang ada.
84
#al seperti ini wajar adanya karena kelompok yang dinamis selalu menuntut
adanya perubahan, perubahan menuju yang lebih baik. #al inilah yang dinamakan
sebagai perkembangan kelompok yang oleh para ahli diindeti(ikasi dalam satu
siklus perkembangan terdapat empat tahapan.
3. Ta'a%an %erke$3angan kelo$%ok
Kelompok yang dinamis selalu terjadi siklus perkembangan dengan empat tahapan
sebagai berikut2
Ta'a% )orming
4ahap ini setiap anggota kelompok berhubungan se*ara (ormal, masing,
masing masih saling obser'asi, dan melempar ide/ pendapat ke (orum
kelompok. Ide/ pendapat terus bermun*ulan. .ada tahap ini peranan pelatih/
(asilitator memeberikan rangsangan agar pada tahapan ini seluruh anggota
kelompok berperan serta dan memun*ulkan ide/ pendapat yang ber'ariasi.
Ta'a% Storming
.ada tahap ini mulai terjadi debat yang makin lama suasananya makin
PmemanasG karena ide/pendapat yang dilemparkan mendapat tanggapan yang
saling mempertahankan ide/pendapatnya masing,masing. .eranan
pelatih/(asilitator pada saat tahapan ini memberikan rangsangan pada indi'idu
yang kurang terlibat agar ikut akti( terlibat menanggapi atau
mempertahankannya. .ada tahap ini pula pelatih/(asilitator hendaknya se*ara
samar $tidak terbuka% mempertahankan keutuhan kelompok.
0esaat berikutnya biasanya mulai terjadi PkoagulasiG dari beberapa
ide/pendapat yang menyatu sehingga terbentuk beberapa sub kelompok
dengan ide/pendapat yang bernuansa sama dan semakin lama ide/pendapat
sudah mulai mengeru*ut. .eranan pelatih/(asilitator pada saat tahapan ini
se*ara samar mempertajam Pkeru*utG ide/pendapat agar dapat diterima oleh
semua anggota tanpa melakukan 'oting.
Ta'a% #orming
4ahap selanjutnya suasana tegang sudah mulai reda karena kelompok sudah
setuju dengan klari(ikasi yang dibuat dan adanya kesamaan persepsi. )asing,
masing anggota kelompok kelompok mulai menyadari dan mun*ul rasa mau
menerima ide/pendapat orang lain demi kepentingan kelompok. 4ahapan inilah
sebenarnya telah terbentuk PnormaG baru yang disepakati kelompok. .eranan
pelatih/(asilitator pada tahapan ini membulatkan ide/pendapat yang telah
disepakati kelompok menjadi ide/pendapat kelompok.
Ta'a% !er*orming
.ada tahapan ini kelompok menjadi kompak, diliputi suasana kerja sama yang
harmonis sesuai dengan norma baru yang telah disepakati bersama untuk
menyelesaikan tugas sebaik,baiknya. .eranan pelatih/(asilitator pada tahapan
ini mema*u kelompok agar masing,masing indi'idu berperan serta dalam setiap
proses kerja kelompok dengan tetap pada jalur norma yang telah disepakati
bersama.
c+ Building Learning commitment
%uilding learning commitment merupakan sema*am Pkontrak belajarG yang
dilakukan diawal pembelajaran. Kegiatan ini berguna untuk men*ari kesepakatan
norma diantara seluruh pihak yang terlibat. Kesepakatan norma pembelajaran
diperlukan untuk menunjang ter*apainya iklim pembelajaran yang kondusi( karena
masing,masing pihak akan terikat oleh kesepakatan norma bersama.
4ahapan kegiatan building learning *ommitment dapat digambarkan sebagai
berikut2
3% .emaparan identi(ikasi diri
&anyak metode yang dapat digunakan dalam kegiatan ini, salah satu
diantaranya dilakukan dengan berdiri melingkar termasuk pelatih/(asilitator
untuk memperkenalkan diri beserta identitas lainnya seperti nama, asal instansi,
jabatan, rumah tinggal, status keluarga dan lainnya sesuai kesepakatan kelas.
0etelah selesai, pelatih/(asilitator se*ara random dapat meminta beberapa
anggota kelas untuk menyebutkan nama,nama anggota kelas yang baru saja
diperkenalkan, hal ini berguna untuk memper*epat pengha(alan identitas paling
tidak ha(al nama.
85
2% In'entarisasi harapan peserta selama mengikuti pembelajaran baik dari segi
substansi materi, proses pembelajaran, setelah selesai pelatihan dan hal,hal
lain yang dianggap perlu.
3% &erdiskusi untuk menyepakati nilai,nilai apa saja yang perlu diterapkan selama
pelatihan berlangsung agar menghasilkan dinamika pembelajaran yang optimal.
"% )enyepakati kontrol kolekti( sebagai tindakan sanksi $kolekti(% yang dijatuhkan
kepada pihak,pihak yang tidak mematuhi kesepakatan nilai/ norma kelas.
/. Kon4ii 4an Sit#ai Bela&ar 9ang Ber%#at %a4a %eerta
0alah satu komponen penting dalam upaya pen*iptaan iklim pembelajaran yang
kondusi( adalah ran*angan pembelajaran yang menempatkan pembelajar sebagai
pusat perhatiannya (learner centered)& -isain pembelajaran seperti ini menempatkan
pembelajar pada posisi utama yang harus dilayani atau di(asilitasi dan diarahkan
untuk memenuhi harapan/ keinginan dan kebutuhan belajarnya, bukan untuk
mengajarkan apa yang diketahui pelatih/(asilitator ataupun keahlian apa yang
diberikan penyaji untuk meme*ahkan suatu masalah.
7ntuk dapat memenuhi disain pembelajaran seperti diatas seorang pelatih/(asilitator
harus mampu men*iptakan kondisi,kondisi tertentu dan situasi belajar yang berpusat
pada peserta.
a. Kon4ii 3ela&ar 3er%#at %a4a %eerta
)enurut teori conditioning, belajar adalah suatu proses perubahan yang terjadi
karena adanya conditions $syarat,syarat% yang kemudian menimbulkan respon
atau reaksi tertentu dari pembelajar $Agalim .urwanto, 2!!2%.
4eori ini mengatakan tingkah laku manusia merupakan hasil dari conditioning
tertentu yang direspon oleh indi'idu sebagai mani(estasi pembelajaran. :espon
yang diberikan terhadap suatu stimulus baru dipengaruhi oleh pengalaman dan
pengetahuan lama yang telah dimilikinya.
-engan demikian ragam dan kualitas respon yang mun*ul sebenarnya sangat
tergantung pada sekumpulan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki
sebelumnya karena pengetahuan dan pengalaman yang lama ber(ungsi sebagai
a*uan dalam merespon setiap stimulus yang datang.
&erdasarkan pada teori di atas, maka untuk men*iptakan terjadinya proses belajar
yang e(ekti( di kelas harus didukung oleh sejumlah kondisi tertentu yang
memungkingkan pembelajar selalu dapat merespon se*ara positi( terhadap setiap
stimulus yang diterimanya.
0eluruh sumber daya pembelajaran harus dikondisikan agar dapat ber(ungsi
sebagai perangsang timbulnya moti'asi pembelajar untuk senantiasa dapat
meresponnya dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan
menuju kompetensi seperti yang diharapkan pada tujuan pembelajaran.
0alah satu bentuk conditioning yang perlu dilakukan oleh seorang pelatih/
(asilitator adalah penyiapan bahan pembelajaran (learning material) yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta.
&ahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan krakteristik peserta akan dapat
memoti'asi untuk memberikan respon dalam bentuk keterlibatan akti( pada proses
pembelajaran. )enurut teori PasosiasiG perilaku peserta akan berubah
mengikutinya jika bahan pembelajaran berhubungan erat dengan tugas dan
kondisi mereka. 5leh karena itu bahan pembelajaran dan *ontoh yang ditampilkan
diupayakan sebanyak mungkin identik atau menyerupai tugas kesehariannya. 6ika
kondisi seperti tersebut di atas dapat diwujudkan, nis*aya iklim pembelajaran yang
kondusi( dengan mudah dapat ter*apai.
3. Sit#ai 3erla&ar 9ang 3er%#at %a4a %eerta
7ntuk men*iptakan iklim pembelajaran yang kondusi( seorang pelatih/(asilitator
harus mampu mengendalikan diri agar tidak terjebak pada situasi belajar searah,
dalam arti peserta menjadi obyek pelatih/(asilitator yang sedang berorasi. Keadaan
ini dapat dihindari jika dalam persiapan strategi dan pemilihan metode
pembelajarannya dipilih ragam metode yang memungkinkan peserta terakselerasi
berproses (accelerated learning) sedangkan peran pelatih/(asilitator mengambil
posisi pasi(.
86
&elajar terakselerasi dapat memberikan kebebasan belajar yang dapat membantu
menuju pen*arian makna untuk menemukan sendiri (self discovery) apa,apa yang
sesuai dengan kebutuhannya. 8olin :ose dan )al*om 6. Ai*holl $3EE7%
merumuskan enam tahapan pembelajaran terakselerasi dalam kata P)A049:G
sebagai berikut2
Motivation, memberikan dorongan sikap belajar yang positi( dengan membuat
suasana pembelajaran yang menyenangkan tanpa tekanan meskipun terdapat
gaya belajarnya berbeda,beda.
c?uiring, memperoleh in(ormasi yang terkait (akta yang rele'an dengan
kepentingan pembelajar serta jika diperlukan dapat memanipulasinya dengan
*ara mengkombinasikannya dengan (akta lainnya.
Searching, selalu men*ari kebermaknaan agar dapat memahami setiap topik
bahasan dan menjadikannya berarti dalam hidupnya (personal meaning)&
Trigger, menyulut memori sehingga materi, pengetahuan dan pengalaman yang
tersimpan dalam 6long term memory8 dapat digali kembali dan berasosiasi
dengan yang baru diterima.
Exhibiting, memaparkan apa yang telah diketahui kepada (orum kelas untuk
berbagi pengalaman dengan sesama sejawat.
Reflecting, mere(lkesikan kembali tentang apa,apa yang telah didapat pada
proses pembelajaran terdahulu dan bagaiamana mempelajarinya
-engan menggunakan P)A049:G pelatih/(asilitator dapat mengarahkan
pembelajar agar dapat menggabungkan seluruh potensi yang dimilikinya untuk
men*apai hasil yang optimal dalam suasana yang bebas tanpa merasa disuruh,
apa lagi dipaksa.
.. J#rnal Pe$3ela&aran
.embuatan jurnal pembelajaran merupakan salah satu unsur penunjang dalam
pen*ipataan iklim pembelajaran yang kondusi(, karena melalui jurnal pembelajaran
peserta se*ara indi'idual dapat mengekspresikan/ mere(leksikan perasaan dan
tanggapannya terhadap materi, proses dan pengalaman belajar yang telah didapat
hari demi hari.
-emikian juga bagi pelatih/(asilitator jurnal pembelajaran berguna sebagai *ermin
umpan balik tentang respon pembelajar baik se*ara indi'idual maupun rata,rata kelas
terhadap materi, proses dan pengalaman belajar yang telah dialami pembelajar dari
hari ke hari.
a. Pengertian
6urnal pembelajaran merupakan sebuah re(leksi berupa ungkapan yang tulus dari
setiap pembelajar terhadap materi, proses pembelajaran, dan pengalaman belajar
yang mun*ul setelah sehari berproses. Isi jurnal dapat berupa hal,hal sebagai
berikut2
Apa saja materi yang telah dipelajari sepanjang hari.
&agaimana proses pembelajaran yang itu telah terjadi.
&agaimana perasaan yang mun*ul setelah mendapat pengalaman
pembelajaran pada kurun waktu sehari.
Apa man(aat yang telah dirasakan oleh peserta terhadap pembahasan materi,
proses pembelajaran dan pengalaman belajar yang telah dialami.
3. 8ara $e$3#at &#rnal %e$3ela&aran
.ada setiap hari menjelang sesi akhir pelatih/(asilitator memberikan tugas malam
kepada setiap peserta untuk melakukan re(leksi diri dengan *ara merenung dan
menuliskannya pada selembar kertas tentang segala sesuatu yang telah
dialaminya sekaitan dengan pembelajaran sepanjang hari ini. 6urnal ini akan
disampaikan dan dibahas pada keesokan harinya sebelum pembelajaran dimulai,
tetapi tidak untuk diperdebatkan karena si(atnya sangat indi'idual.
.erlu ditekankan bahwa jurnal bukan PresumeG dari sebuah materi yang telah
dipelajari, tetapi jurnal merupakan ungkapan diri/ re(leksi setiap indi'idu se*ara
tulus terhadap pengalaman/ dampak pembelajaran materi $substansi% maupun
proses yang terjadi.
87
?. Man!aat &#rnal %e$3ela&aran
6urnal berman(aat bagi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran,
paling tidak bagi peserta dan bagi pelatih/ (asilitator.
3% )an(aat bagi peserta2
.eserta tanpa sadar telah melakukan re'iew tentang substansi materi yang
ia tangkap pada proses pembelajaran di setiap hari.
&erani mengungkapkan apa yang dilihat, dirasakan dan didapatkan se*ara
tulus demi kemajuan bersama.
Ikut bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran sesi,sesi berikutnya.
-apat mengukur seberapa jauh dirinya telah mendapatkan man(aat dan
keterlibatan diri pada setiap pembahasan materi pembelajaran.
-engan membandingkan jurnal yang dibuatnya setiap hari dapat diketahui
tingkat perkembangan pembelajaran yang dialaminya.
2% )an(aat bagi pelatih/(asilitator2
)engukur seberapa jauh materi bahasan telah dapat diserap dengan benar
oleh pembelajar se*ara rata,rata kelas.
)engetahui e(ekti'itas metode, media, alat bantu, dan sumber daya
pembelajaran lainnya yang telah dipergunakan.
)engetahui tingkat atensi pembelajar terhadap setiap materi yang dipelajari.
)engetahui kualitas interaksi sesama pembelajaran dan pembelajar dengan
pelatih/(asilitator.
Pokok 3a'aan F.
E(ALUASI PEMBELAJARAN
,. Pengertian7 T#&#an7 Prini% E>al#ai Hail Pe$3ela&aran
a. Pengertian e>al#ai 'ail %e$3ela&aran
0uatu proses pengambilan keputusan untuk memeberikan nilai (scoring) dengan
menggunakan in(ormasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar dengan
maneggunakan instrumen tes ataupun non tes.
3. T#&#an e>al#ai 'ail %e$3ela&aran
)engetahui tingkat keberhasilan pen*apaian 4.7 dan 4.K.
7mpan balik perbaikan proses pembelajaran.
.edoman penentuan passing grade dan posisi peringkat.
-asar untuk menyusun laporan kemajuan pembelajaran.
?. Prini% e>al#ai 'ail %e$3ela&aran
#arus jelas kemampuan mana yang dinilai.
.enilaian merupakan bagian integral dari seluruh rangkaian proses
pembelajaran dalam sebuah diklat.
)engukur seluruh domain kogniti(, a(ekti(, dan psikomotor, sesuai dengan hasil
analisis 4.K.
Alat yang digunakan harus sesuai2 mengukur apa yang harus diukur.
.enilaian harus diikuti dengan tindak lanjut.
6. Jeni7 T#&#an7 4an Proe E>al#ai Hail Pe$3ela&aran
a. Pre dan post test
4ujuan test2
)engetahui hasil pembelajaran se*ara rata ? rata kelas dan hasilnya dapat
dianggap sebagai hasil penyelenggaraan pelatihan.
.roses2
- )enghitung prosentase rata,rata kenaikan nilai yang didapat melalui tes
sebelum dan sesudah pembelajaran, bila perlu lakukan uji t?test, dengan
anggapan selisih kenaikan nilai yang didapat adalah sebagai hasil
pembelajaran pada diklat yang diselenggarakan.
- .erakitan soal disusun se*ara komprehensi( yang mewakili materi yang telah
dipelajari $dangkal tapi luas%.
b. !ormative test
88
4ujuan test2
)engetahui tingkat perkembanganan dan daya serap yang dapat dilihat melalui
butir,butir soal yang dapat dijawab dengan benar.
.roses2
- -ilakukan di tengah,tengah pada pelatihan yang O 3 minggu.
- .erakitan soal memenuhi seluruh 4.K pada materi inti yang dengan tingkat
kesulitan ber'ariasi $3!@ mudah, 5!@ sedang, 2!@ sulit%.
- )emeriksa nilai rata,rata, tertinggi, terendah, modus dan lakukan 6difficulty
index8 untuk mengetahui tingkat kesulitan soal.
- 6ika hasil tes negati(, perlu meninjau ulang beberapa aspek yang dianggap
dapat mempengaruhi proses pembelajaran, antara lain2 metode, alat bantu,
(asilitator, lingkungan pembelajaran dll.
- 1akukan 6remedial8 khususnya pada materi/4.K terlemah.
*. .umative #est
4ujuan test, untuk pelatihan yang mendapatkan 044.1
)enentukan kelulusan bagi setiap indi'idu peserta pelatihan yang ber,044.1
$0urat 4anda 4amat .endidikan dan .elatihan%.
.roses2
- -ilakukan pada akhir sebuah pelatihan.
- .erakitan soal memenuhi seluruh 4.K/7 pada materi dasar $35@%, inti
$7!@% dan penunjang $35@% yang disusun dengan tingkat kesulitan
ber'ariasi $2!@ mudah, 5!@ sedang, dan 3!@ sulit/ analisis%.
- .enentuan &atas Kelulusan menggunakan P)P/*+# (*riterion +eferenced
#est)2 menetapkan nilai batas kelulusan.
- &utir,butir soal harus mempunyai daya saring/daya pembeda2 jika lulus
melewati saringan ujian ini berarti yang bersangkutan memang memenuhi
kwali(ikasi seperti yang diharapkan oleh tujuan pelatihan dan berhak
mendapat 044.1.
d. 4est akhir
4ujuan test, untuk pelatihan yang mendapatkan 0erti(ikat
)enentukan posisi peringkat setiap indi'idu pada agregat sebaran nilai hasil
ujian $biasanya untuk pelatihan yang berserti(ikat%.
.roses2
- -ilakukan pada akhir sebuah pelatihan.
- .erakitan soal memenuhi seluruh 4.K/7 pada materi dasar $35@%, inti
$7!@% dan penunjang $35@% yang disusun dengan tingkat kesulitan
ber'ariasi $2!@ mudah, 5!@ sedang, dan 3!@ sulit/ analisis%.
- .enentuan &atas .osisi .eringkat menggunakan .AA/A:4 ((orm
+eferenced #est) dengan *ara men*ari nilai )ean, )edian, )odus, dan
0tandar -e'iasi.
- &utir,butir soal harus dapat menggambarkan2 perbedaan antara pembelajar
yang telah menguasai materi dan yang belum menguasai materi yang
tergambar dalam sebuah skala gradasi.
89
/. Bent#k7 Kai4a'7 Intr#$en7 4an Peng#k#ran E>al#ai Hail
Pe$3ela&aran
a. Proe4#r %en9##nan intr#$en %enilaian %e$3ela&aran
0yarat penilaian2
(ali4ita )enilai apa yang seharusnya dinilai.
Relia3ilita Kapanpun, dimanapun dan oleh siapapun penilaian itu
digunakan akan mendapatkan hasil yang relati( sama.
3. Peng#k#ran e>al#ai 'ail %e$3ela&aran
3% .engukuran -omain $ognitif
)etode dan alat ukur -omain $ognitif
)engukur Papa yang diketahuiG, bukan apa yang dirasakan/ ikerjakan
6enjang domain kogniti( terdiri dari2 3. .engetahuan, 2. .emahaman, 3.
.enerapan, ". Analisa, 5.0intesis, 6. .enilaian
)etode pengukuran2 tes lisan dan tertulis.
Alat ukur2 soal, kuesioner, cheklist, angket dan lembar panduan.
90
FORMULASI
BUTIR SOAL
MENYUSUN
KISI KISI
ANALISIS
TUJUAN [ TPK ]
MENETAPKAN
TUJUAN TEST
ANILISIS
KURIKULUM
TPU
PB/ SPB
TPK
BUTIR SOAL
YA
TENTUKAN
INDIKATOR
ANALISIS TPK PADA
DOMAIN KOGNITIF
TIDAK
TENTUKAN
JENJANG
TAKSONOMI DLM
DOMAIN KOGNITIF
TERGAMBAR TINGKAH LAKU YG
LANGSUNG DPT DIUKUR ?
&entuk instrumen pengukuran -omain $ognitif
4eknik penulisan soal pengukuran domain kognitif
.erakitan soal harus menga*u pada kisi,kisi soal yang telah disusun
sebelumnya.
0oal harus 'alid, mengukur 4.K yang telah dibelajarkan.
0oal ditulis dengan bahasa yang lugas, tegas dan sederhana $tidak
menimbulkan pengertian ganda/salah ta(sir%.
0oal jenis uraian/esai harus dilengkapi dengan 6key word8&
6ika mungkin hindari pernyataan soal yang antagonis, jika terpaksa tulis
dalam huru( besar.
&erikan petunjuk *ara mengerjakan.
#indari kesalahan ketik, kalau memang ada *epat adakan ralat.
2% .engukuran -omain )fektif
91
Non O39ekti!
O39ekti!
Biaa
Dengan
Alaa
n
Dengan
Pe$3
et#la
n
Dengan
Alaa
n E
Pe$3
et#la
n
;a 2 Ti4ak
Ja<a3an at# %aling
3enar
Ja<a3an le3i' 4ari
at# 3enar
Ja<a3an %enge?#alian
Ja<a3an 3er'#3#ngan
4engan e3a3 2
aki3at
Men&o4o'kan Se$%#rna
Bet#l 2 Sala'
Pili'an
Alternat.
Pili'an Ja$ak
Men&o4o'kan
Men&o4o'kan Tak
Se$%#rna
PB/ SPB
TPK
BUTIR SOAL
TENTUKAN TINGKAH
LAKU
MENUNJUKKAN
DOMAIN AFFEKTIF
TER-UKUR
TENTUKAN
INDIKATOR
Analisis TP K
pada Domain
Affektif
TIDAK
TERUKUR
TPU
Te
Uraian
Pili'an
TENTUKAN
JENJANG
TAKSONOMI DLM
DOMAIN AFFEKTIF
Kisi ? kisi penyusunan butir soal domain a((ekti(
Na$a Diklat 1
Mata Diklat 1
Be3an Pelati'an 1
J#$la' Soal 1
)akt# %en9elaaian 1
)etode dan alat ukur domain a((ekti(
)engukur Papa yang dirasakan P, bukan apa yang diketahui.
6enjang -omain A(ekti( $4aksonomi &loom% adalah mulai dari :e*ei'ing,
:esponding, >aluing, 5rganiMation s/d 8hara*ter.
)etoda pengukuran2 obser'asi langsung/partisipati(, wawan*ara, angket.
Alat ukur2 8hek 1ist, 1embar isian, 1embar panduan, 0tudi kasus.
8ontoh bentuk instrumen pengukuran domain a((ekti(
No. Pern9ataan SS S TS STS TT
3.
2.
.ekerjaan anda sangat
berhubungan erat dengan
pembentukan Kualitas 0-)
Indonesia
0ebenarnya Anda lebih
betah bekerja di dalam
gedung .uskesmas untuk
pekerjaan Anda tidak
memerlukan prinsip kehati,
hatian se*ara ketat
.ekerjaan Anda tidak
mempunyai resiko gagal
-st.
SS 1 Sangat Set#&# TS 1 Ti4ak et#&#
S 1 Set#&# TT 1 Ti4ak ta'#
STS 1 Sangat Ti4ak Set#&#
92
TPU PB"SPB TPK TL A!!ekti! In4ikator B#tir Kegiatan
3% .engukuran -omain Psikomotor
6enjang domain psikomotor2
3. +erakan,+erakan :e(leks
2. +erakan ;undamental -asar
3. Kemampuan .erseptual/ )engamati
". Kemampuan ;isik/ 6asmani
5. +erakan , +erakan 4erampil
6. Komunikasi Aon -iskursi(/ Atau 4ingkat )eniru 0ampai -engan 4ingkat
Aaturalisasi
Kisi ? kisi penyusunan butir soal domain psikomotor
Na$a Diklat 1
Mata Diklat 1
Be3an Pelati'an 1
J#$la' Soal 1
)akt# %en9elaaian 1
TPU PB"SPB TPK TL %ei!ik"
in4ikator
Kriteria B#tir Kegiatan
93
TPU
BUTIR SOAL
TERGAMBAR
TINGKAH LAKU
YANG SPESIFIK
TENTUKAN
JENJANG
TAKSONOMI DLM
DOMAIN
PSIKOMOTOR
TER-
UKUR
TENTUKAN
INDIKATOR
Analisis TP K pada
Domain P sikomotor
TIDAK
TERUKUR
KRITE
RIA
PB/ SPB
TPK
8ontoh bentuk instrumen pengukuran domain psikomotor
(III. REFERENSI
-epartemen Kesehatan, .usdiklat 0-) Kesehatan, 2!3!, "odul Pelatihan #enaga
Pelatih Program $esehatan (#PP$), 6akarta.
94
Ao. 7rutan Kegiatan Kriteria
#asil
3. Men9ia%kan Alat
V Alat 1 S%#it I$$#niai B8G7 >akin B8G
4ala$ ?ol4 ?'ain7 ka%a alko'ol
& 0
2. Men?#?i Tangan
V TL 1 Beker&a 4engan %rini% 3eri' E 'ati 2
'ati
V Alat 1 Air 3eri' $engalir7 a3#n7 la% 3eri'
V )akt# $ak 1 , $enit TL 1 Men?#?i tangan
a$%ai %angkal %erge langan7 $e$a$akai
a3#n 4an 4i la% 4engan la% 3eri' 4an
kering
& 0
3. -st

Anda mungkin juga menyukai