Anda di halaman 1dari 32

1

Politeknik Negeri Sriwijaya


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Generator adalah peralatan utama untuk menghasilkan Listrik. Dalam
Pengoperasiannya tidak selalu berjalan normal, melainkan kadang-kadang
terjadi gangguan yang mengakibatkan keandalannya berkurang dan apabila
tidak segera diatasi dapat mengganggu kerja system bahkan kerusakan pada
peralatan tersebut. Oleh karenanya dibutuhkan yang disebut dengan
proteksi. Dari sini akan dibahas bagaimana cara proteksi generator
terhadadap gangguan arus hubung singkat.

Hasil observasi pada saat studi penelitian di sana, diketahui bahwa
terdapat 4 unit generator turbin gas dan 4 unit generator diesel sebagai
cadangan dan setiap generator sudah dilengkapi dengan relay-relay khusus
proteksi sebagai bagian dari sistem proteksinya. dan pada pembahasan
laporan ini relay yang digunakan adalah relay arus lebih.
Relay arus lebih adalah suatu relay yang bekerjanya berdasarkan
adanya kenaikan arus yang melewatinya. Prinsip kerja dan kontruksi cukup
sederhana, murah dan mudah dalam penyetelannya. Fungsi Rele ini adalah
untuk mendeteksi arus lebih yang mengalir dalam kumparan stator
generator. Arus yang berlebihan pada kumparan stator dapat terjadi karena
pembebanan berlebihan terhadap generator termasuk hubung singkat.
Berkaitan dengan itu penulis mengambil sampel satu unit generator
sebagai sumber pengerjaan penelitian ini yang berjudul Analisa Sistem
Pengaman Pada Generator Dengan Menggunakan Proteksi Rele Arus Lebih
Terhadap Arus Hubung Singkat Area Pusri 2 Pt. Pupuk Sriwidjaja.



2

Politeknik Negeri Sriwijaya
Dalam suatu peralatan di sistem pembangkitan yang telah terpasang
relay arus lebih, diperlukan setting terhadap relay tersebut dengan
mengetahui gangguan tidak simetris yang diselesaikan dengan cara simetris
untuk menentukan arus hubung singkat tiga fasa, dua fasa dan satu fasa ke
tanah.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penentuan dan perhitungan nilai arus gangguan hubung
singkat satu fasa ketanah, hubung singkat 2 fasa dan hubung singkat 3
fasa pada generator.
2. Bagaimana perhitungan untuk menentukan setting rele sebagai
penentuan pengaman Generator terhadap gangguan hubung singkat satu
fasa ketanah, dua fasa dan 3 fasa.

1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan akhir ini, sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui nilai besaran arus gangguan satu fasa ketanah,
hubung singkat 2 fasa, dan hubung singkat 3 fasa pada generator.
2. Untuk mengetahui jenis dan setting rele yang digunakan untuk
pengaman Generator terhadap gangguan hubung singkat.
3. Untuk mengetahui seberapa baik dan buruk nya kinerja proteksi
pada generator di PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang.
1.3.2 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan laporan akhir ini, sebagai berikut:
1. Agar generator tetap aman apabila terjadi gangguan hubung
singkat satu fasa ketanah, dua fasa dan 3 fasa sehingga
gangguan tersebut tidak menyebabkan kerusakan pada generator.



3

Politeknik Negeri Sriwijaya
2. Agar tidak terjadi kesalahan dalam pemasangan pengaman
hubung singkat pada generator.

1.4 Pembatasan Masalah
Pada penulisan laporan ini, penulis lebih menitik beratkan
permasalahan pada perhitungan nilai Arus hubung singkat satu fasa ke
tanah, hubung singkat dua fasa dan hubung singkat tiga fasa yang dapat
terjadi pada generator serta setting rele yang digunakan untuk
mengamankan generator dari gangguan hubung singkat tersebut.

1.5 Metode Penulisan
Metode yang digunakan penulis dalam pembuatan laporan akhir ini,
sebagai berikut :
1. Metode Studi Lapangan
a. Observasi
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengadakanpencatatan data-data yang diperlukan didalam
penyusunan laporan akhir ini.
b. Interview
Yaitu pengumpulan data melalui proses tanya jawab baik dengan
pimpinan perusahaan maupun karyawan PT. Pupuk Sriwidjaja
Palembang.
2. Metode Kepustakaan
Yaitu pengumpulan data-data atau informasi dengan cara membaca
buku-buku, bahan-bahan kuliah, dan lain sebagainya yang ada
hubungannya dengan laporan ini.
3. Metode Konsultasi
Yaitu menanyakan kepada dosen-dosen pembimbing apakah
penyusunan dan pembahasan dari laporan sudah baik dan benar.





4

Politeknik Negeri Sriwijaya
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan laporan akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat, pembatasan masalah, metode penulisan dan
sistematika dari penulisan laporan akhir ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi tentang teori-teori umum yang menunjang
dari permasalahan yang dibahas.
BAB III KEADAAN UMUM
Pada bab ini berisi tentang data-data yang sebenarnya yang
didapat penulis dari lapangan atau kondisi sebenarnya
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang pembahasan dan analisa dari data-
data yang didapat pada bab sebelumnya.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini merupakan akhir dari pembahasan laporan yang
berisi kesimpulan - kesimpulan yang dapat diambil dari
pembahasan yang ada serta saran-saran yang diberikan oleh
penulis setelah melakukan penulisan.










5

Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis Gangguan Hubung Singkat Pada Generator
Analaisis Gangguan Hubung Singkat dilakukan dengan berdasarkan
kesimetrisan gangguan yang terjadi. Analisis gangguan Hubung Singkat dapat
dilakukan pada keadaan simetris. Pada gangguan asimetris perlu dilakukan
metode komponen simetris untuk melakukan analisis hubung singkat
.[3]

2.3.1 Komponen Simetris
Komponen simetris digunakan untuk menganalisis terutama sistem yang
tidak seimbang, misalnya saat terjadi hubung singkat tiga phasa, dua phasa dan
satu phasa ke tanah. Dimana sebuah sistem tak seimbang diubah menjadi tiga
rangkaian persamaan yaitu rangkaian urutan positif, urutan negatif, dan urutan
nol. Menurut teorema Fortescue, tiga fasor tak seimbang dari sistem tiga phasa
dapat diuraikan menjadi tiga sistem fasor yang seimbang. Himpunan seimbang
komponen itu adalah (Stevenson, 1982: 260):
[3]

1. Komponen urutan positif, yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya,
terpisah satu dengan yang lainnya dalam phasa sebesar 120
o
, dan
mempunyai urutan phasa yang sama seperti fasor aslinya.

2. Komponen urutan negatif, yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya,
terpisah satu dengan yang lainnya dalam phasa sebesar 120
o
, dan
mempunyai urutan phasa yang berlawanan dengan fasor aslinya

3. Komponen urutan nol, yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya dan
dengan pergeseran phasa nol antara fasor yang satu dengan yang lain.



6

Politeknik Negeri Sriwijaya

Tujuan lain adalah untuk memperlihatkan bahwa setiap phasa dari sistem
tiga phasa tak seimbang dapat di pecah menjadi tiga set komponen.
[3]


Gambar 2.2. Vektor Diagram untuk Komponen Simetris
Komponen simetris berpengaruh terhadap besarnya impedansi saluran.
Impedansi saluran suatu sistem tenaga listrik tergantung dari jenis konduktornya
yaitu dari bahan apa konduktor itu dibuat yang juga tentunya pula dari besar
kecilnya penampang konduktor dan panjang saluran yang digunakan jenis
konduktor ini. Komponen Simetris menyebabkan tegangan jatuh sesuai dengan
urutan arusnya dan tidak mempengaruhi urutan arus lainnya, berarti tiap urutan
yang seimbang akan terdiri dari suatu jaringan. Ketidakseimbangan arus atau
tegangan ini akan menimbulkan pula impedansi urutan positif, urutan negatif,
dan urutan nol. Impedansi urutan dapat didefinisikan sebagai suatu impedansi
yang dirasakan arus urutan bila tegangan urutannya dipasang pada peralatan atau
pada sistem tersebut. Seperti juga tegangan dan arus didalam metode komponen
simetris dikenal tiga macam impedansi urutan yaitu sebagai berikut.
[3]

1. Impedansi urutan positif (Z1), adalah impedansi tiga phasa simetris yang
terukur bila dialiri oleh arus urutan positif.

2. Impedansi urutan negatif (Z2), adalah impedansi tiga phasa simetris yang
terukur bila dialiri oleh arus urutan negatif.



7

Politeknik Negeri Sriwijaya
3. Impedansi urutan nol (Z0), adalah impedansi tiga phasa simetris yang
terukur bila dialiri arus urutan nol.


Gamba 2.3. Tiga macam Vektor Diagram Impedansi urutan
Dari Vektor diagram simetris tersebut didapatkan persamaan :
[3]


I
A
= I
1A
+ I
2A
+ I
0
.
I
B
= a
2
I
1A
+ a I
2A
+ I
0
.
I
C
= a I
1A
+ a
2
I
2A
+ I
0.

Dari persamaan tersebut, diperoleh persamaan berikut.
I
1A
= 1/3(I
A
+ aI
B
+ a
2
I
C
)
I
2A
= 1/3(I
A
+ a
2
I
B
+ aI
C
)
I
0A
= 1/3(I
A
+ I
B
+ I
C
)

Keterangan : I
A
= Arus pada line A ( Ampere )
I
B
= Arus pada line B ( Ampere )
I
C
= Arus pada line C ( Ampere )
I
1A
= Arus urutan positif pada line A ( Ampere )
I
2A
= Arus urutan negative pada line A ( Ampere )
I
0A
= Arus urutan nol pada line A ( Ampere )
a = 1 120
o
= - 0,5 + j 0,866
. . . . . . . . . . . . . ( 2.3 )
. . . . . . . . . . . . . ( 2.4 )



8

Politeknik Negeri Sriwijaya
a
2
= 1 240
o
= - 0,5 - j 0,866
a
3
= 1360
o
= 1

Persamaan di atas, terdapat operator a yang merupakan unit vektor yang
membentuk sudut 120
o
derajat berlawanan jarum jam.
[3]


Gambar 2.4. Diagram Vektor sudut operator a
2.3.1.1 Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah

Gambar 2.5 Hubung Singkat satu fasa ke tanah
Dari gambar diatas dapat diperoleh persamaan berikut.
[6]




9

Politeknik Negeri Sriwijaya


Keterangan : V
f
= Tegangan gangguan ( Volt )
I
af
= Arus gangguan di line a ( Ampere )
I
f -tanah
= Arus hubung Singkat ke tanah ( Ampere )
Z
f
= Impedansi gangguan ( ohm )
Z
o
= Impedansi urutan nol ( ohm )
Z
1
= Impedansi urutan positif ( ohm )
Z
2
= Impedansi urutan negatif ( ohm )

2.3.1.2 Hubung Singkat 3 fasa

Gambar 2.6 Hubung Singkat 3 fasa
. . . . . ( 2.5 )
. . . . . . . . . . . . . ( 2.7 )
. . . . . . . . ( 2.6 )



10

Politeknik Negeri Sriwijaya
Pada hubung singkat 3 fasa, gangguan termasuk gangguan simetris
sehingga tidak perlu menggunakan komponen simetris. Persamaan hubung
singkat diperoleh sebagai berikut.
[6]


Keterangan : V
f
= Tegangan Gangguan ( Volt )
V
L-N
= Tegangan per phase ( Volt )
If = Arus gangguan ( Ampere )
I
f 3
= Arus hubung singkat 3 fasa ( Ampere )
Z
1
= Impedansi uutan positif ( ohm )
Z
f
= Impedansi gangguan ( ohm )

2.3.1.3 Hubung Singkat 2 fasa

Gambar 2.7 Hubung Singkat 2 fasa
. . . . . . . . . . . . . ( 2.8 )
. . . . . . . . . . . . . ( 2.9 )
. . . . . . . . . . . . . ( 2.10 )



11

Politeknik Negeri Sriwijaya
Dengan menggunakan komponen simetris, diperoleh persamaan berikut.
[6]



Keterangan : V
f
= Tegangan Gangguan ( Volt )
V
L-N
= Tegangan per phase ( Volt )
If = Arus gangguan ( Ampere )
I
f l-l
= Arus hubung singkat line ke line ( Ampere )
Z
1
= Impedansi uutan positif ( ohm )
Z
2
= Impeansi urutan negatif ( ohm )
Z
f
= Impedansi gangguan ( ohm )

Sehingga untuk hubung singkat 2 fasa ketanahnya diperoleh persamaan berikut.

Gambar 2.8 Hubung Singkat 2 fasa ke tanah
. . . . ( 2.11 )
. . . . . . . . . . . . . ( 2.12 )
. . . . . . . . . . . . . ( 2.13 )



12

Politeknik Negeri Sriwijaya



Keterangan : V
L-N
= Tegangan per phase ( Volt )
I
A
= Arus pada line A ( Ampere )
I
B
= Arus pada line B ( Ampere )
I
C
= Arus pada line C ( Ampere )
Z
1
= Impedansi uutan positif ( ohm )
Z
2
= Impedansi urutan negatif ( ohm )
Z
o
= Impeansi urutan nol ( ohm )
a = 1 120
o
= - 0,5 + j 0,866
a
2
= 1 240
o
= - 0,5 - j 0,866
a
3
= 1360
o
= 1

2.3.2. Identifikasi Dan Penentuan Parameter Impedansi Pada Generator
Singkron
Parameter generator sinkron dibutuhkan pada dasarnya untuk
menggambarkan rangkaian ekivalen beserta karakteristiknya. Parameter yang
dibutuhkan pada penulisan ini yaitu impedansi jangkar urutan negatif Zj2 dan
impedansi jangkar urutan nol Zj0. Sehingga untuk memperoleh parameter-
parameter tersebut maka diperlukan identifikasi ataupun pengujian-pengujian
sebagai berikut
[4]

. . . . . . . . ( 2.14 )
. . . . . . . . . ( 2.15 )
. . . . . . . . . . . . . ( 2.16 )



13

Politeknik Negeri Sriwijaya

1. Pengukuran Impedansi Jangkar Urutan Negatif


Saat generator dialiri arus urutan negatif, perilaku putaran medan stator
akan mempunyai arah yang berlawanan dengan putaran rotor tetapi jumlah
putaran tetap sama dengan jumlah putaran rotor (kecepatan sinkron) sehingga
terdapat slip sebesar 200 % atau s = 2. Atau dikatakan bahwa arus urutan negatif
yang mengalir pada kumparan jangkar akan menghasilkan medan putar dengan
kecepatan sinkron relative terhadap kumparan jangkar dengan arah putar
berlawananan dengan medan putar yang dihasilkan dari arus urutan positif. Dan
medan putar ini berputar pada dua kali kecepatan sinkronnya relatif terhadap
kumparan medan sehingga akan menyebabkan arus dengan frekuensi dua kali
lipat dari frekuensi semula terinduksi pada kumparan kumparan medan (eksitasi).
Dimana arus induksi ini akan cenderung mengalir pada kumparan rotor terus
melalui damper winding dimana reaktansi paling rendah. Jika dibiarkan terus
meningkat maka akan menyebabkan pemanasan berlebihan pada rangka rotor..
Dimana untuk mendapatkan arus urutan negatif yaitu dengan cara menukar dua
fasa kumparan jangkar generator uji dengan dua fasa kumparan jangkar generator
injeksi sementara itu arus medan tidak diberikan pada generator uji. Impedansi
jangkar urutan negatif per fasa Zj2 dapat dihitung dengan Persamaan 2.1 berikut :

[4]


dimana : Vt = Tegangan terminal line to line (Volt)


. . . . . . . . . . . . . ( 2.1 )



14

Politeknik Negeri Sriwijaya
Ia = Arus jangkar (A)

Zj2 = Impedansi jangkar urutan negatif (ohm)

2. Pengukuran Impedansi Jangkar Urutan Nol


Saat generator dialiri arus urutan nol, medan putar akan sama dengan nol
dan dapat dikatakan tidak ada fluksi yang terinduksi ke kumparan rotor sehingga
dianggap tidak ada arus yang terinduksi pada kumparan rotor. Dengan identifikasi
diatas maka pengukuran impedansi jangkar urutan nol Zj0 dilakukan seperti
persamaan dibawah. Dimana untuk menghasilkan medan putar sama dengan nol
maka kumparan jangkar generator uji dihubungkan secara seri dan disuplai dari
salah satu fasa sumber tegangan tiga fasa injeksi sementara itu rotor generator
yang uji tidak diputar dan eksitasi tidak diberikan. Impedansi jangkar urutan nol
Zj0 dapat dihitung dengan Persamaan 2.2 berikut :
[4]



dimana : Vt = Tegangan line to netral (Volt)


Ia = Arus jangkar (A)


Zj0 = Impedansi jangkar urutan nol (ohm)


2.4 Sistem Pengaman Listrik Generator
Generator tiga fasa dilengkapi dengan beberapa relay. Pemasangan
relay-relay dimaksudkan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan serta
kerusakankerusakan yang disebabkan oleh gangguan-gangguan yang terjadi
dalam generator. Relay pengaman adalah suatu perangkat kerja proteksi yang
. . . . . . . . . . . . . ( 2.2 )



15

Politeknik Negeri Sriwijaya
mempunyai fungsi dan peranan :
[2]

a. Memberi sinyal alarm atau melepas pemutusan tenaga (circuit breaker)
dengan tujuan mengisolasi gangguan atau kondisi yang tidak normal
seperti adanya : beban lebih, tegangan rendah, kenaikan suhu, beban tidak
seimbang, daya kembali, frekwensi rendah, hubungan singkat dan kondisi
tidak normal lainnya.
b. Melepas atau mentrip peralatan yang berfungsi tidak normal untuk
mencegah timbulnya kerusakan
c. Melepas atau mentrip peralatan yang terganggu secara cepat dengan tujuan
mengurangi kerusakan yang lebih berat
d. Melokalisir kemungkinan dampak akibat gangguan dengan memisahkan
peralatan yang terganggu dari system.
e. Melepas peraltan atau bahagian yang terganggu secara cepat dengan
maksudmenjaga stabilitas sistem.
Prinsip kerja dari relay pengaman pada mesin generator:
[2]

a. Rele arus lebih ( OCR )

Penger tian OCR (Over Curent Relay)
OCR (Over Curent Relay) atau Relay arus lebih adalah relay yang bekerja
terhadap arus lebih, ia akan bekerja bila arus yang mengalir melebihi nilai
settingnya (I set).berfungsi Untuk mengamankan peralatan terhadap gangguan
hubung singkat antar fase, hubung singkat satu fase ketanah dan dapat digunakan
sebagai pengaman beban lebih, Sebagai pengaman utama pada jaringan distribusi
dan sub-transmisi sistem radial, Sebagai pengaman cadangan generator,
transformator daya dan saluran transmisi. Pada dasarnya relay arus lebih adalah
suatu alat yang mendeteksi besaran arus yang melalui suatu jaringan dengan



16

Politeknik Negeri Sriwijaya
bantuan trafo arus. Harga atau besaran yang boleh melewatinya disebut dengan
setting.
Rele arus lebih digunakan untuk melindungi kerusakan akibat terjadinya
hubungan singkat antar hantaran yang menuju jaring-jaring atau antar fasa. Dalam
keadaan normal rele arus lebih tidak bekerja. Tetapi bila terjadi hubung singkat
antar hantaran yang menuju jaring-jaring atau antar fasa maka arus yang mengalir
pada fasa yang mengalami hubung singkat tersebut melebihi batas nominalnya.
Dengan demikian rele arus lebih bekerja.
[2]

Rele ini bekerja dengan membaca input berupa besaran arus kemudian
membandingankan dengan nilai setting, apabila nilai arus yang terbaca oleh rele
melebihi nilai setting, maka rele akan mengirim perintah trip (lepas) kepada
Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB) setelah tunda waktu yang
diterapkan pada setting.
[7]



Gambar 2.9 Rangkaian hubungan OCR ke PMT
Prinsip Kerja Relay

Relay adalah komponen listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi
medan elektromagnetis. Jika sebuah penghantar dialiri oleh arus listrik, maka di



17

Politeknik Negeri Sriwijaya
sekitar penghantar tersebut timbul medan magnet. Medan magnet yang dihasilkan
oleh arus listrik tersebut selanjutnya diinduksikan ke logam ferromagnetis.

Logam ferromagnetis adalah logam yang mudah terinduksi medan
elektromagnetis. Ketika ada induksi magnet dari lilitan yang membelit logam,
logam tersebut menjadi "magnet buatan" yang sifatnya sementara. Cara ini kerap
digunakan untuk membuat magnet non permanen. Sifat kemagnetan pada logam
ferromagnetis akan tetap ada selama pada kumparan yang melilitinya teraliri arus
listrik. Sebaliknya, sifat kemagnetannya akan hilang jika suplai arus listrik ke
lilitan diputuskan.


Gambar 2.11 Prinsip Kerja rele arus lebih

Berikut ini penjelasan dari gambar di atas:
Amarture, merupakan tuas logam yang bisa naik turun. Tuas akan turun
jika tertarik oleh magnet ferromagnetik (elektromagnetik) dan akan
kembali naik jika sifat kemagnetan ferromagnetik sudah hilang.



18

Politeknik Negeri Sriwijaya
Spring, pegas (atau per) berfungsi sebagai penarik tuas. Ketika sifat
kemagnetan ferromagnetik hilang, maka spring berfungsi untuk menarik
tuas ke atas.
Shading Coil, ini untuk pengaman arus AC dari listrik PLN yang
tersambung dari C (Contact).
NC Contact, NC singkatan dari Normally Close. Kontak yang secara
default terhubung dengan kontak sumber (kontak inti, C) ketika posisi
OFF.
NO Contact, NO singkatan dari Normally Open. Kontak yang akan
terhubung dengan kontak sumber (kontak inti, C) kotika posisi ON.
Electromagnet, kabel lilitan yang membelit logam ferromagnetik.
Berfungsi sebagai magnet buatan yang sifatya sementara. Menjadi logam
magnet ketika lilitan dialiri arus listrik, dan menjadi logam biasa ketika
arus listrik diputus.
[9]

Jenis relay arus lebih :

1. Relay waktu seketika (Instantaneous relay)
2. Relay arus lebih waktu tertentu (Definite time relay)
3. Relay arus lebih waktu terbalik (Inverse Relay)

1. Relay Waktu Seketika (Instantaneous relay)
Relay yang bekerja seketika (tanpa waktu tunda) ketika arus yang mengalir
melebihi nilai settingnya, relay akan bekerja dalam waktu beberapa mili detik (10
20 ms). Dapat kita lihat pada gambar dibawah ini.







19

Politeknik Negeri Sriwijaya
Gambar 2.12 Karakteristik Relay Waktu Seketika (Instantaneous Relay).

[8]

Relay ini jarang berdiri sendiri tetapi umumnya dikombinasikan dengan
relay arus lebih dengan karakteristik yang lain.

2. Relay arus lebih waktu tertentu (definite time relay)
Relay ini akan memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan
hubung singkat dan besarnya arus gangguan melampaui settingnya (Is), dan
jangka waktu kerja relay mulai pick up sampai kerja relay diperpanjang dengan
waktu tertentu tidak tergantung besarnya arus yang mengerjakan relay, lihat
gambar dibawah ini.





Gambar 2.13 Karakteristik Relay Arus Lebih Waktu Tertentu (Definite Time
Relay).
[8]


3. Relay arus lebih waktu terbalik
Relay ini akan bekerja dengan waktu tunda yang tergantung dari besarnya
arus secara terbalik (inverse time), makin besar arus makin kecil waktu tundanya.
Karakteristik ini bermacam-macam dan setiap pabrik dapat membuat karakteristik
yang berbeda-beda, karakteristik waktunya dibedakan dalam tiga kelompok :
[8]

a. Standar invers
b. Very inverse
c. Extreemely inverse



20

Politeknik Negeri Sriwijaya


Gambar 2.14. Karakteistik Relay Arus Lebih Waktu Terbalik (Inverse Relay).
[8]

Pengaman Pada Relay Arus Lebih
a. Pada relay arus lebih memiliki 2 jenis pengamanan yang berbeda antara lain:
Pengamanan hubung singkat fasa. Relay mendeteksi arus fasa. Oleh karena
itu, disebut pula Relay fasa. Karena pada relay tersebut dialiri oleh arus fasa,
maka settingnya (Is) harus lebih besar dari arus beban maksimum. Ditetapkan
Is = 1,2 x In (In = arus nominal peralatan terlemah).

b. Pengamanan hubung tanah. Arus gangguan satu fasa tanah ada kemungkinan
lebih kecil dari arus beban, ini disebabkan karena salah satu atau dari kedua hal
berikut:

Gangguan tanah ini melalui tahanan gangguan yang masih cukup tinggi.
Pentanahan netral sistemnya melalui impedansi/tahanan yang tinggi, atau
bahkan tidak ditanahkan Dalam hal demikian, relay pengaman hubung singkat
(relay fasa) tidak dapat mendeteksi gangguan tanah tersebut. Supaya relay
sensitive terhadap gangguan tersebut dan tidak salah kerja oleh arus beban,
maka relay dipasang tidak pada kawat fasa melainkan kawat netral pada
sekunder trafo arusnya. Dengan demikian relay ini dialiri oleh arus netralnya,
berdasarkan komponen simetrisnya arus netral adalah jumlah dari arus ketiga
fasanya. Arus urutan nol dirangkaian primernya baru dapat mengalir jika
terdapat jalan kembali melalui tanah (melalui kawat netral).
[8]




21

Politeknik Negeri Sriwijaya


Gambar 2.15 Sambungan Relay GFR dan 2 OCR.
[8]


b. Rele tegangan lebih
Rele tegangan lebih akan bekerja bila tegangan yang dihasilkan
generator melebihi batas nominalnya. Misalnya disebabkan ketidakberesan
penguat magnit atau pengaturan penguat magnit terlalu besar sehingga
mengakibatkan tegangan yang dihasilkan generator melebihi batas
nominalnya. Tegangan lebih dapat dimungkinkan oleh mesin putaran lebih
(over speed) atau kerusakan pada pengatur tegangan otomatis (AVR).
c. Rele diferensial
Rele differensial bekerja atas dasar perbandingan tegangan atau
perbandingan arus, yaitu besarnya arus sebelum lilitan stator dengan arus
yang mengalir pada hantaran yang menuju jaring-jaring. Dalam keadaan
normal antara keduanya mempunyai arus sama besar. Bila terjadi hubung
singkat antara lilitan stator dengan rangka mengakibatkan arus antara
keduanya tidak sama maka rele differensial akan bekerja. Bekerjanya rele -
rele tersebut digunakan untuk membuka sakelar, misalnya sakelar utama,
sakelar penguat magnit.




22

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 2.16 Prinsip Kerja Pengaman generator dengan GFR
d. Rele daya balik
Rele daya balik berfungsi untuk mendeteksi aliran daya aktif
yang masuk ke arah generator. Perubahan ini disebabkan oleh
pengaruh rendahnya input dari penggerak mula generator. Bila input
tidak dapat mengatasi rugirugi yang ada, maka kekurangan daya dapat
diperoleh dengan cara menyerap daya aktif dari sistem. Selama
penguatan masih tetap, maka aliran daya rekatif generator sama halnya
sebelum generator bekerja sebagai motor. Dengan demikian pada
generator bekerja sebagai motor, daya aktif akan masuk ke generator,
sementara itu aliran daya reaktif mungkin masuk atau mungkin juga
keluar.
e. Relay hubung tanah ( GFR )
Gangguan hubung singkat ke tanah tidak dapat dideteksi oleh relay
difrensial dan OCR bila titik netral generator tidak ditanahkan. Oleh
karenanya ada relay hubung tanah untuk melindungi generator terhadap
gangguan hubung tanah.
Pada gambar berikutnya diperlihatkan pengaman generator
terhadap gangguan hubung tanah yang titik netralnya tidak ditanahkan
sehingga perlu dipasang transformator tegangan dan yang titik netralnya
ditanahkan dengan melewati tahanan



23

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 2.17 Prinsip Kerja Pengaman generator dengan GFR
Keterangan :
Gambar relay hubung tanah (GF) yang titik netral dari generator
tidak ditanahkan dengan pemasangan transformator tegangan
Gambar relay hubung tanah (GF) yang titik netral dari generator
ditanahkan melalui tahanan (R).
Untuk pengaman generator yang ttitk netralnya tidak ditanahkan perlu
dipasang transformator tegangan yang berfungsi mendeteksi kenaikan tegangan
titik netral terhadap tanah dan selanjutnya akan menyebabkan relay hubung tanah
(GF) bekerja. Tegangan titik netral terhadap tanah akan naik bila ada gangguan
hubung tanah dan selanjutnya akan menyebabkan relay (GF) bekerja.

2.5 PenyetelanOver Current Relay (OCR)
Aturan dasar yang benar untuk koordinasi rele secara umum yaitu:
a. Bila memungkinkan gunakan rele dengan karakteristik yang sama dengan
satu dan lainnya.
b. Memastikan bahwa rele yang terjauh dari sumber memiliki pengaturan
sama dengan atau kurang dari waktu rele sebelumnya. Artinya bahwa arus
utama yang diperluan untuk mengoperasikan rele didepan selalu sama
dengan atau kurang dari arus utama yang diperlukan untuk



24

Politeknik Negeri Sriwijaya
mengoperasikannya
Penyetelan rele dimaksudkan untuk memberikan batas minimum dari
besaran ukur agar rele bekerja. Gambar 3 menunjukkan karakteristik rele OCR
standar IEC 60255. Berdasarkan karakteristik kerja arus waktu, rele arus lebih
dibagi atas beberapa jenis, yaitu :
1. Definit yaitu rele arus lebih dengan penundaan waktu tertentu.
2. Invers yaitu rele arus lebih dengan penundaaan waktu terbalik.
3. Very Invers yaitu rele arus lebih dengan penundaan waktu sangat terbalik.
4. Extremely Invers yaitu rele arus lebih dengan penundaan waktu amat sangat
terbalik.
5. Invers Definite Minimum IDMT yaitu rele arus lebih dengan penundaan
waktu tertentudan terbalik.
6. Instantaneous yaitu rele arus lebih dengan penundaan waktu sesaat.







Gambar 2.18 Karakteristik Rele OCR standar IEC 60255
2.5.1 Perhitungan Koordinasi Over Current Relay ( OCR )



25

Politeknik Negeri Sriwijaya
Hasil perhitungan arus gangguan hubung singkat, pada tahap selanjutnya
dipergunakan untuk menentukan nilai setelan arus lebih, terutama nilai setelan
Tms (Time Multiple Setting) dari Over Current Relay ( OCR ) dari jenis inverse.
Di samping itu setelah nilai setelan relai didapatkan, nilainilai arus
gangguan hubung singkat pada setiap lokasi gangguan yang diasumsikan dipakai
untuk memeriksa kerja Over Current Relay ( OCR ), apakah masih dapat dinilai
selektif atau nilai setelan harus diubah ke nilai lain yang memberikan kerja relai
yang lebih selektif atau didapatkan kerja selektifias yang optimum (relai bekerja
tidak terlalu lama tetapi menghasilkan selektifitas yang baik)
Metodologi penelitian merupakan proses ataupun langkah -langkah yang
bertujuan supaya penentuan setting rele dapat dilakukan secara sistematis. Metode
penelitian dapat dibuat dengan diagram alir. Dan dibawah ini adalah diagram alir
pemecahan masalah setting rele arus lebih pada generator.
[5]














Gambar 2.19 flowchart setting relay arus lebih pada Generator



26

Politeknik Negeri Sriwijaya
Gambar diatas merupakan diagram alir penentuan setting rele arus lebih
pada generator dengan urutan :
[5]

1. Menghitung arus hubung singkat tiga fasa, dua fasa dan satu fasa ke tanah
dengan rumus seperti yang tertulis pada subbab 2.3 dengan mencari nilai
arus terkecil diantara ketiga arus hubung singkat untuk digunakan sebagai
perhitungan arus pick up pada penyetelan rele arus lebih.

2. Mencari nilai arus pick up rele dengan rumus :


Namun sebelumnya menentukan nilai arus nominal dengan cara :


Kemudian menentukan arus yang mengalir pada rele arus lebih sebesar :



Rasio CT ditentukan dari arus nominal peralatan atau dari kabel pada
umumnya.



Dengan arus setting (standar OCR 110% ) :




Setelah didapat semua, baru menentukan arus pick up .

3. Menentukan setting waktu sesuai dengan karakteristik rele arus lebih
normally inverse yaitu terlihat pada Tabel 2.1 standarisasi PLN 2005.
[1]

Tabel 2.1 Konstanta Karakteristik rele arus lebih
. . . . . . . . . . . . . ( 2.21 )
. . . . . . . . . . . ( 2.20 )
. . . . . . . . ( 2.19 )
. . . . . . . . . ( 2.18 )
. . . . . . . . . . . . . ( 2.17 )



27

Politeknik Negeri Sriwijaya
No Deskripsi K C
1 Definit time - 0 - 100 -
2 Standart inverse 0,14 0 0,02
3 Very inverse 13,5 0 1
4 Extremely inverse 80 0 2
5 Long time inverse 120 0 1
Maka setting waktunya :
[1]


Keterangan : t = waktu setelan Over Current Relay ( OCR ) penyulang
+waktu koordinasi
Tms =Setelan Waktu/Time Multiple Setting
I
set OCR
= Arus Setting OCR
K =Konstanta standar invers ( 0,14 )
2.6 Penentuan Relay Diferensial
Metodologi penelitian merupakan proses ataupun langkah -langkah yang
bertujuan supaya penentuan setting rele dapat dilakukan secara sistematis. Metode
penelitian dapat dibuat dengan diagram alir. Dan dibawah ini adalah diagram alir
pemecahan masalah setting rele diferensial pada generator
[5]



. . . . . . ( 2.21 )



28

Politeknik Negeri Sriwijaya












Gambar 2.20 flowchart setting relay diferensial pada Generator
Pada Gambar 2.11 adalah diagram alir penentuan setting rele diferensial
pada generator meliputi :
[1]

1. Menghitung arus hubung singkat tiga fasa, dua fasa dan satu fasa ke tanah
dengan rumus seperti yang tertulis pada pendahuluan dengan mencari nilai
arus terbesar diantara ketiga arus hubung singkat untuk digunakan dalam
perhitungan penentuan setting rele diferensial.

2. Pemilihan ratio CT dan tap auxillary dengan cara mengetahui arus nominal
pada sisi primer dan sekunder untuk pemilihan ratio CT sesuai dengan yang
ada di pasaran. Setelah dilakukan pemilihan ratio CT dan tap auxillary, maka
vektor group transformator akan menjadi seperti Gambar 6 dibawah ini :
[14]





29

Politeknik Negeri Sriwijaya










Gambar 2.21 Rangkaian Pengganti Vektor Group Transformator Dy1
3. Auxillary CT adalah CT bantu yang berguna untuk menyesuaikan besar arus
yang masukke relay diferensial akibat proses pergeseran fasa oleh
transformator dan beda tegangan primer dan sekunder transformator.

4. Untuk pemilihan tap auxillary CT sama dengan CT dan penempatan CT
auxillary diletakan pada sisi 500 kV yang CT dihubung delta untuk
menghilangkan arus urutan nol dan menyamakan fasa (lihat pada Gambar
2.12).


5. Menentukan error mismatch dengan membandingkan ratio CT ideal dengan
yang ada di pasaran, dengan pertimbangan toleransi tidak melebihi 5% dari
besar ratio CT yang dipilih.
Meskipun dari perhitungan telah didapat ratio CT pada sisi 16,5 kV
(CT1) = 10000 : 5 dan pada sisi 500 kV (CT2) = 500 : 5. Akan tetapi karena
adanya perbedaan nilai CT yang ada di pasaran maka akan terjadi kesalahan



30

Politeknik Negeri Sriwijaya
dalam membaca perbedaan arus dan tegangan di sisi primer dan sekunder
transformator serta pergeseran fasa di trafo arus. Kesalahan ini disebut error
mosmatch. (Anderson Anvenue, 2001).
Pada relay diferensial untuk melihat mismatch error didapat
perbandingan CT dengan tegangan pada persamaan dibawah ini: (Anderson
Anvenue, 2003).


Untuk menghitung error mismatch sebelumnya terlebih dahulu
menghitung nilai CT yang ideal di salah satu sisi transformator, misal untuk
sisi 500 kV (CT2) dengan persamaan berikut:


6. Menghitung arus diferensial/arus operate menggunakan rumus:
|

| |

|
Dengan mencari arus setting menggunakan slope 1 sebesar 25%, maka
apabila I
set
< I
operate
maka relay diferensial aktif (mengaktifkan CB)
[1]

2.7 Penyetelan Ground Fault Relay (GFR)
Gangguan satu fasa ke tanah sangat tergantung dari jenis pentanahan dan
sistemnya. Gangguan satu fasa ke tanah umumnya bukan merupakan hubung
singkat melalui tahanan gangguan, sehingga arus gangguannya menjadi semakin
kecil dan tidak bisa terdeteksi oleh Over Current Relay ( OCR ). Dengan
demikian diperlukan relai pengaman gangguan tanah.
2.7.1 Penyetelan Ground Fault Relay ( GFR )
Sebagian besar gangguan hubung singkat yang terjadi adalah gangguan
hubung singkat fasa ke tanah maka relai yang perlu digunakan adalah
. . . . . . . . . . . ( 2.29 )
. . . . . . . . . . . ( 2.27 )
. . . . . . . . . . . ( 2.28 )



31

Politeknik Negeri Sriwijaya
GroundFault Relay ( GFR ). Untuk gangguan penggerak Ground Fault Relay (
GFR )dipakai arus urutan nol serta tegangan urutan nol.Untuk sistem yang
beroperasi dalam keadaan normal arus urutan nol tidak mengalir.
Pada prinsipnya kerja Ground Fault Relay ( GFR ) dan Over Current Relay
( OCR ) sama namun karena besar arus gangguan tanah lebih kecil
dibandingkan besar arus gangguan fasa maka digunakan Ground Fault Relay (
GFR ). Prinsip kerja Ground Fault Relay ( GFR ) yaitu pada kondisi normal
dengan beban seimbang arus arus fasa Ir, Is, dan It ( Ib) sama besar sehingga
kawat netral tidak timbul arus dan relai gangguan tanah tidak dialiri arus.
Namun bila terjadi ketidakseimbangan arus atau terjadi gangguan hubung
singkat fasa ke tanah maka akan timbul arus urutan nol pada kawat netral. Arus
urutan nol ini akan mengakibatkan Ground Fault Relay ( GFR ) bekerja.
Untuk menentukan penyetelan ( setting ) Ground Fault Relay ( GFR )
terlebih dahulu diketahui besar arus hubung singkat yang mungkin terjadi, dan
harus diketahui terlebih dahulu impedansi sumber, reaktansi trafo tenaga, dan
impedansi penyulang. Dan setelah ketiga komponen yang telah disebutkan , baru
dapat ditentukan total impedansi jaringan. Total impedansi jaringan inilah yang
akan langsung digunakan dalam perhitungan arus hubung singkat. Dalam
perhitungan arus hubung singkat satu fasa ke tanah sangat dipengaruhi oleh sistem
pentanahan yang digunakan.
Dibawah ini akan diuraikan bagaimana men-setting GFR pada sistem daya.
[5]

a. Arus setting primer


b. arus setting GFR



c. Menghitung waktu setting relay GFR
. . . . . . . . . . . . . . . . . ( 2.26 )
. . . . . ( 2.27 )



32

Politeknik Negeri Sriwijaya
Sesuai dengan karakteristik rele arus lebih normally inverse yaitu terlihat
pada Tabel 2.1 standarisasi PLN 2005
Maka setting waktunya :


Keterangan : t = waktu setelan Over Current Relay ( OCR ) penyulang +
waktu koordinasi
Tms = Setelan Waktu/Time Multiple Setting
I
set GFR
= Arus Setting GFR
k = Konstanta standar invers ( 0,14 )


. . . . . ( 2.28)

Anda mungkin juga menyukai