Pendahuluan
Perumahan merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Rumah atau tempat tinggal,
dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia bertempat
tinggal di gua-gua, kemudian berkembang dengan mendirikan rumah di hutan-hutan dan di
bawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun rumah bertingkat
dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern.
Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan
setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas lelah setelah bekerja
seharian, namun didalamnya terkandung arti yang penting sebagai tempat untuk membangun
kehidupan keluarga sehat dan sejahtera.
Keadaan perumahan adalah salah satu faktor yang menentukan keadaan higiene dan
sanitasi lingkungan. Seperti yang dikemukakan oleh WHO bahwa perumahan yang tidak
cukup dan terlalu sempit mengakibatkan pula tingginya kejadian penyakit dalam masyarakat.
Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar namun
rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan layak dihuni. Rumah sehat
adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan
penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Perumahan yang memenuhi syarat kesehatan merupakan salah satu usaha untuk
memperbaiki kesehatan. Di Indonesia terutama di pedesaan, soal perumahan masih belum
memenuhi syarat syarat perumahan sehat. Tetapi di kota kota besar hal ini sudah ada
kemajuan yang cukup menggembirakan, walaupun di berbagai tempat masih terdapat pula
perumahan yang sama sekali tidak memenuhi syarat yang lazimnya disebut slum (gubug-
gubug).
Hal ini disebabkan karena jumlah penduduk berkembang lebih pesat daripada jumlah
rumah sehingga kebanyakan orang atau keluarga, sehingga terpaksa harus tinggal
bersama-sama dalam satu rumah dengan lain-lain keluarga (3 atau 4 keluarga dalam
satu rumah).
Terjadinya rumah-rumah liar ini menimbulkan aspek yang sangat merugikan, baik
dari segi keindahan kota, maupun dari segi timbulnya penyakit menular, sebab pada
umumnya rumah-rumah liar ini dibuat sembarangan saja, tidak mempunyai kakus,
dapur khusus, kamar mandi, serta pembuangan air kotor dan pembuangan sampahnya
tidak teratur. Hal inilah yang menyebabkan daerah perumahan liar menjadi sumber
penyakit. Jelaslah bahwa perumahan ada hubungannya dengan kesehatan.
3. Faktor lingkungan dimana masyarakat itu berada, baik lingkunagn fisik, biologis
ataupun sosial.
Suatu daerah dengan lingkungan fisik berupa pegunungan, tentu saja perumahannya
berbeda dengan perumahan di daerah pantai, demikian pula perumahan di daerah
beriklim panas, berbeda dengan perumahan di daerah beriklim dingin. Selanjutnya
masyarakat yang tinggal di daerah lingkungan biologis yang banyak hewan buasnya
tentu saja memiliki bentuk rumah yang lebih terlindung, disbanding dengan
perumahan yang terletak di lingkungan biologis yang tidak ada hewan buasnya.
Demikian pula lingkungan sosial, seperti adat istiadat, kepercayaan dan lain
sebagainya banyak memberikan pengaruh pada bentuk rumah yang didirikan.
Untuk ini telah sama bahwa masyarakat yang telah maju teknologinya, mampu
membangun perumahan yang lebih komplek dibandingkan dengan masyakat yang
masih sederhana.
5. Kebudayaan, di Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan beraneka ragam
kebudayaan, sehingga corak model rumah dari tiap daerah berbeda sesuai dengan
adat-istiadatnya.
menciptakan rumah sehat maka diperlukan perhatian terhadap beberapa aspek yang sangat
pencemaran
Bagian-bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lembab serta tidak
terpengaruh pencemaran seperti bau, rembesan air kotor maupun udara kotor
Pembuangan tinja
Pembuangan sampah
Fasilitas dapur
Gudang tempat penyimpanan, gudang ini biasa merupakan bagian dari rumah
Kandang ternak, ini daerah pedesaan sebaiknya kandang ternak terpisah dari
1. Bahan bangunan
Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat
Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme patogen.
Dinding
• Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk pengaturan
sirkulasi udara
• Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan
Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang
keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi dan ruang bermain anak
3. Pencahayaan
Pencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak langsung dapat menerangi
4. Kualitas Udara
• Pertukaran udara
5. Ventilasi
Luas penghawaan atau ventilasi a1amiah yang permanen minimal 10% dari luas
lantai.
7. Air
Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air
Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau
Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan
Luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua
orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun.
a. Suhu ruangan
Suhu ruangan harus dijaga agar jangan banyak berubah. Sebaiknya tetap
Pergerakan udara
Kelembaban udara
Pada rumah rumah modern, suhu ruangan ini dapat diatur dengan AC.
Harus cukup mendapatkan penerangan baik siang maupun malam hari. Yang
Pertukaran hawa yang cukup menyebabkan hawa ruangan tetap segar (cukup
mengandung oksigen)
Untuk itu rumah harus mempunyai cukup jendela. Luas jendela keseluruhan
kira kira 15% dari luas lantai. Susunan ruangan harus sedemikian rupa
Dinding ruangan harus kedap suara, baik terhadap suara yang berasal dari
Sebaiknya perumahan jauh dari sumber sumber suara yang gaduh misalnya:
pabrik, pasar, sekolah, lapangan terbang, stasiun bus, stasiun kereta api dan
sebagainya.
a. Keadaan rumah dan sekitarnya, cara pengaturannya harus memenuhi rasa keindahan
(estetis) sehingga rumah tersebut menjadi pusat kesenangan rumah tangga yang sehat.
b. Adanya jaminan kebebasan yang cukup, bagi setiap anggota keluarga yang tinggal di
rumah tersebut.
c. Untuk tiap anggota keluarga, terutama yang mendekati dewasa harus mempunyai
d. Harus ada ruangan untuk menjalankan kehidupan keluarga dimana semua anggota
tamu.
a. Konstruksi rumah dan bahan-bahan bangunan harus kuat sehingga tidak mudah
ambruk.
b. Harus ada tempat pembuangan kotoran, sampah dan air limbah yang baik.
c. Harus dapat mencegah perkembangbiakan vector penyakit seperti nyamuk, lalat, tikus
dan sebagainya.
d. Harus cukup luas. Luas kamar tidur ± 5 m2 per kapita per luas lantai.
a) Kebersihan udara
Fasilitas dalam rumah untuk tiap orang akan berkurang karena harus dibagi dalam
jumlah yang banyak. Misalnya air. Walaupun kualitasnya baik, tapi karena pemakaian
Karena rumah yang terlalu sempit, maka tidak semua anggota keluarga mempunyai
kamar sendiri, sehingga privasinya akan terganggu. Hal ini akan menyebabkan tiap
anggota keluarga, terutama anak-anak muda tidak suka tinggal di rumah, yang akan
Kesimpulan
Rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat beristrahat dan berlindung, tetapi juga
sebagai sarana untuk memperbaiki kesehatan. Untuk itu rumah harus memenuhi syarat syarat
kesehatan.
Rumah yang memenuhi syarat kesehatan disebut rumah sehat. Rumah sehat tidak
harus mahal dan mewah. Tetapi, rumah sehat harus memenuhi syarat syarat kesehatan. Oleh
karena itu, rumah yang sederhana jika memenuhi syarat syarat kesehatan juga dapat
2. Entjang, Indan. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung : PT.Citra Aditya Bakti.
3. Mukono, HJ. 2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya : Airlangga Press