Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
C = Konsentrasi antosianin (mg/L)
A = (A
520
-A
700
)pH1 - (A
520
-A
700
)pH 4.5
MW = Bobot molekul = 449,2 gram/mol
DF = Faktor pengenceran
E = 26900 L/mol cm
1000 = Konversi dari gram ke mgr
B = Panjang sel atau cuvet
7. Buatlah persamaan Beer untuk konsentrasi antosianin dengan
persamaan : A=kc
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Percobaan
spektrofotometri Organik
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
IV.1.1 Menentukan Panjang Gelombang Optimum Antosianin
Tabel 4.1.1 Panjang Gelombang optimum
(nm) %T Absorbansi
490 5 1.3
500 4.6 1.34
510 4.3 1.37
520 4.1 1.38
530 4 1.39
540 3.9 1.4
550 3.8 1.42
560 3.3 1.5
IV.1.2 Menentukan Absorbansi Larutan
Tabel 4.1.2 Data absorbansi antosianin pada beberapa konsentrasi
Air Demin
(ml)
Semangka(ml) %T Absorbansi Konsentrasi(mgr/L)
0 10 3.3 1.48 5.02
2 8 4.3 1.37 0.42
4 6 7.3 1.14 0.52
6 4 13.6 0.87 1.16
8 2 40.3 0.39 0.99
10 0 100 0 -
IV.1.3 Menentukan Nilai Faktor Pengenceran Pada Ph 1 dan Ph 4,5
Tabel 4.1.3 Data pengenceran volume sampel
Volume 1
Volume 2
pH=1
Volume 2
pH=4.5
dF pH1
dF pH
4.5
dF rata-
rata
spektrofotometri Organik
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
5 6.1 2.4 1.22 4.8 3.01
5 6.5 14.7 1.3 2.94 2.12
5 7.7 10.3 1.54 2.06 1.8
5 8 12.4 1.6 2.48 2.04
5 8.7 42 1.74 8.4 5.07
IV.1.4. Penentuan Konsentrasi Antosianin Pada Larutan Semangka
Tabel 4.1.4 Konsentrasi antosianin pada larutan semangka
%T 520nm A 520nm %T 700nm A 700nm
pH=1 pH=4.5 pH=1 pH=4.5 pH=1 pH=4.5 pH=1 pH=4.5
45.5 78.2 0.34 0.11 62.2 86.6 0.21 0.06
21.8 44.1 0.66 0.36 38.3 61.7 0.41 0.20
14.1 24.2 0.85 0.62 29.2 42.6 0.53 0.37
11.2 17.3 0.95 0.76 24.6 34.5 0.60 0.46
9.1 49.6 1.04 0.30 21.3 67.7 0.67 0.17
IV.2 Pembahasan
IV.2.1 Kurva kalibrasi absorbansi versus konsentrasi
Gambar 4.2.1 Hubungan konsentrasi vs absorbansi antosianin ekstrak semangka
Grafik diatas menunjukan bahwa semakin besar % sampel dalam larutan
semakin besar konsentrasinya,dan hasil yang diperoleh sudah menunjukkan
gejala yang benar.Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa apabila seberkas
monokromatis dengan intensitas I
0
melalui suatu material/zat maka banyak
y = 0.3351x
R = 0.8688
0
0.5
1
1.5
2
0.99 1.16 0.52 0.42 5.02
a
b
s
o
r
b
a
n
s
i
(
g
r
/
L
)
Konsentrasi (mg/liter)
Grafik Konsersentrasi vs Absorbansi
spektrofotometri Organik
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
sinar yang di absorbs pada suatu senyawa tergantung dari konsentrasi senyawa
tersebut dan media yang dilaluinya.Hubungan antara penerapan konsentrasi
(C)dan panjang media dinyatakan dengan :
A = a.b.c (gr/L) atau A=.b.c (mol/L)
Karena menggunakan larutan dan cuvet yang sama,maka variable a dan b
dapat konstan sehingga persamaan menjadi :
A= k.c ; A sumbu y,c sumbu x,maka y=k.x
Persamaan diatas merupakan persamaan linier yang seharusnya
menunjukkan bahwa kian pekat sampel,kian tinggi konsentrasinya.Hal ini
berlaku pada grafik kami karena molar () yang didapat dari persamaan A=
.b.c bukanlah suatu penetapan yang bergantung pada konsentrasi.Untuk
system ini harus menggunakan nilai absorbantivitas molar yang tergantung
pada sifat dasar,spesies pengorbansi dalam larutan dan juga pada panjang
gelombang radiasi.
IV.2.2. Kadar Antosianin Praktis Lebih Kecil dari Kadar Teori
Pada Percobaan yang kami lakukan kadar antosianin yang ditemukan adalah
sebesar 5.02 ppm sedangkan kadar antosianin yang kami temukan pada journal
adalah 70.10 ppm.Hal ini disebabkan oleh factor-faktor sebagai berikut:
a) Keberadaan enzim
Keberadaan enzim seperti glukosidase dan polifenol oksidase (PPO)
merupakan salah satu factor pendukung degradasi antosianin.Enzim
glukosidase secara langsung menyerang antosianin dengan cara
menghidrolisis ikatan antara gugus aglikon dengan gugus glikon.Hal ini
menyebabkan cincin aromatic antosianin terbuka menjadi senyawa
kalkon yang tidak berwarna.Berbeda dengan enzim glukosidase,enzim
PPO tidak secra langsung menyerang antosianin.Enzim ini mengoksidasi
senyawa fenolik menjadi o-benzoquinon.
Senyawa o-benzoquinon yang kemudian dapat mengalami kondensasi
dengan antosianin sehingga antosianin terdegradasi menjadi senyawa
tidak berwarna.
(Anonim,2013)
spektrofotometri Organik
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
b) Pengaruh Cahaya
Kondisi Lab.Dasar Teknik Kimia ! yang memiliki banyak jendela
besar membuat sampel yang kami gunakan banyak terpapar sinar
matahari.Padahal cahaya berpengaruh terhadap konsentrasi
antosianin,yaitu mampu mendegradasi pigmen antosianin dan
membentuk kalkon yang tidak berwarna.Energi yang dikeluarkan cahaya
memicu terjadinya reaksi fitokimia atau fitooksidasi yang dapat
membuka cincin antosianin.Seperti reaksi berikut:
Paparan yang lebih lama menyebabkan terjadinya degradasi lanjutan
dan terbentuk senyawa turunan lain seperti 2,4,6-trihidroksi benzaldehid
dan asam benzoate tersubstitusi.Hal tersebut meneyebabkan kadar
antosianin yang ditemukan lebih kecil dari kadar asli.
(Anonim,2013)
c) Pengaruh Gula terhadap Stabilitas Antosianin
Gula yang terdapat pada semangka dapat menginduksi peningkatan
intensitas warna antosianin terutama pada kondisi sedikit asam.Namun
ada beberapa pendapat bahwa keberadaan asam askorbat,glukosa,dan
fruktosa secara bersama sama dapat mempercepat degradasi
antosianin.Selain gula dan asam askorbat,asam amino dan fenol juga
spektrofotometri Organik
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
dapat diketahui dapat mempercepat degradasi antosianin.Hal ini
menyebabkan kadar antosianin yang ditemukan lebih kecil dari kadar
asli.
(Anonim,2013)
IV.2.3 Cara Ekstraki Antosianin
Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan zat dari bahan yang
diduga mengandung zat tersebut. Pada buah atau sayuran, pigmen antosianin
umumnya terletak pada sel-sel dekat permukaan. Ekstraksi antosianin dari
bahan nabati umumnya menggunakan larutan pengekstrak HCl dalam etanol.
Hcl dalam etanol akan mendenaturasi membrane sel tanaman kemudian
melarutkan pgimen antosianin keluar dari sel. Pigmen antosianin dapat larut
dalam etanol karena sama-sama polar. Misalnya pada ekstraksi antosianin dari
bunga pacar air, pelarut yang paling baik digunakan adalah etanol 95%. Ini
disebabkan tingkat kepolaran antosianin hamper sama dengan etanol 95%
sehingga dapat larut dengan baik pada 95%. Selain pelarut, factor yang
mempengaruhi yaitu waktu ekstraksi, pH, dan temperatur. Asam sitrat juga
digunakan pada saat ekstraksi dimana asam sitrat akan berfungsi sebagai
pengontrol keasaman.
(Simon,2013)
IV.2.4 Pengaruh pH 1 dan pH 4.5 pada Antosianin
Salah satu karakteristik utama antosianin adalah perubahan warna yang
merespon adanya perubahan pH lingkungan warna dan stabilitas antosianin
sangat bergantung dari pH.Antosianin paling stabil pada pH rendah dan
perlahan kehilangan warnanya seiring dengan peningkatan pH dan menjadi
tidak berwarna pada pH 4,0 sampai 5,0.Menurut Rein (2005) antosianin lebih
stabil pada larutan asam daripada larutan netral atau alkali.Gerak warn
antosianin akan kembali dengan adanya peningkatan derajat keasaman.
Untuk membuat pH larutan menjadi rendah/pH = 1,digunakan larutan
buffer asam berupa KCl yang diturunkan pHnya dengan HCl pekat menjadi
sama dengan 1.Pada larutan sampel (semangka)tidak hanya tekandung
antosianin saja,namun juga ada zat zat lain yang dalam prakyikum ini
mengganggu pengamatan (zat pengotor).Pada suasana asam,antosianin
menjadi lebih stabil sehingga warna merah menjadi lebih terlihat sedangkan
spektrofotometri Organik
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
zat pengotor akan menjadi tidak stabil dan pudar.Lalu untuk membuat larutan
pH 4.5 digunakan larutan Natrium Aseta yang telah diturunkan pHnya dengan
HCl pekat menjadi sama dengan 4.5.Pada pH 4.5,antosianin menjadi tidak
stabil sehingga warna merahmenjadi pudar.Dengan begitu,zat pengotor dapat
transmitannya.Maka dari itu dengan menghitung selisih antara abrorbansi pada
pH=1 daimana antosianin lebih stabil dengan pH=4.5 dimana zat pengotor
yang terukur,dapat diketahui absorbansi dari antosianin.
(Arya,2012)
IV.2.5 Penggunaan Panjang Gelombang 520 nm dan Panjang Gelombang
700 nm
Semangka mengandung antosianin yang merupakan zat warna
merah.Semangka memiliki kandungan antosianin yang dominan,hal inilah
yang menyebabkan semangka berwarna merah.Semangka mempunyai panjang
gelombang optimum 520 nm.Pada panjang gelombang 520nm,warna yang
terabsorbsi adalah hijau biru dan warna yang terlihat (komplementer) adalah
merah.Maka dari itu,pada panjang gelombang 520nm semangka memiliki nilai
absorbansi maksimum.
Namun pada panjang gelombang 700 nm,warna yang terabsorbsi adalah
warna merah dan warna yang terlihat ( komplementernya ) adalah hijau
biru.Maka dari itu ,pada panjang gelombang 700 nm,semangka memilki nilai
absorbansi minimum.Jika dihitung selisih absorbansi pada panjang gelombang
520 nm dengan panjang gelombang 700 nm,akan di dapat absorbansi untuk
mengukur antosianin.
(Dykirana,2012)
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
1. Nilai panjang gelombang optimum pada sampel dengan spektrofotometri
terdapat pada panjang gelombang 560 nm.
spektrofotometri Organik
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
2. Kadar semangka yang ditemukan pada journal adalah 79.10 ppm.Data yang
kami temukan lebih kecil yaitu 5.02 ppm.Hal ini dikarenakan kebeeradaan
enzim,pengaruh cahata,dan pengaruh gula terhadap antosianin.
3. Hubungan kurva konsentrasi antosianin dan absorbansi memiliki y = 0.335x
,dimana y adalah absorbansi dan x adalah konsentrasi antosianin.
V.2. Saran
1. Atur pH=1 dan pH=4.5 dengan tepat dengan menambah buffer Kcl dan
buffer NaAsetat supaya konsentrasi yang dihasilkan tepat.
2. Sebaiknya larutan yang digunakan harus jernih supaya sesuai dengan
hukum Lambert-Beer
3. Perlu adanya variasi sampel supaya konsentrasi yang dihasilkan akurat.
4. Kalibrasi alat supaya hasil yang ditunjukkan tepat.
5. Tambahkan variasi panjang gelombang supaya panjang gelombang
optimumnya lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013.Merah Ungu Antosianin. http://seafast.ipb.ac.id/tpc-project/wp-
content/uploads/2013/03/06-merah-ungu-antosianin.pdf.3 November
2013
Barners,kw,dkk. 2005. Determination of otal morometric antosianin pigmen content
of fruit juice, beverage, natural colorants, and louise by the ph
spektrofotometri Organik
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
differential Groggins, pH. 1950. unit porses in organic synthesis. 5
ed.PP.700-783 McGraw Hill Book Company. Inc. New York.
Dwidjanarko,Simon.2013.EkstraksiAntosianin.http://simonbwidjanarko.wordpress.
com/2008/06/ekstrak_antosianin_2.doc.5 November 2013
Dykirana.2012.Spektrofotometer.http://dykirana.blogspot.com/2012/08/spektrofotom
eter.html.5 November 2013
J.pharm.2006. Solubilization and quantification o lycopene in aqueous media I the
form of cyclodextrin Binari System. Diakses tanggal 4 Mei 2013.
Keer.R.W. 1950. Chemistry and industry of starch. 2&d. PP375-403. Academic
press. Inc. New York.
Method Collaboration study. Journal of AOAC international. Vol 85.rb.5.PP 1269-
1278
Penelope,perkins veanic. 2002. Composition of orange, yellow, and red fleshes
watermelon.
Ulilalbab,Arya.2012.Stabilitas Antosianin.http://aryaulilalbab.webunair.ac.id.5
November 2013
Vogel.1989. Texbook of quantitative Chemical analysis.longman scientific and
technical. PP 645-676 great Britain.
Woodman, A. 1941. Food analysis. 4 ed.PP 264-261. Mc Graw Hill Book
Company Inc. New York.
LEMBAR PERHITUNGAN
1. Menentukan Absorbansi dan Konsentrasi
1. A = (A
520
-A
700
)pH1 - (A
520
-A
700
)pH 4.5
= (0,34-0,21) (0.11-0.06)
= 0.08
C =
spektrofotometri Organik
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
=
= 0.99 mg/L
2. A = (A
520
-A
700
)pH1 - (A
520
-A
700
)pH 4.5
= (0.66-0.41) (0,36-0.20)
= 0.09
C =
= 1.16 mg/L
3. A = (A
520
-A
700
)pH1 - (A
520
-A
700
)pH 4.5
= (0,85-0.53) (0,62-0,37)
= 0.07
C =
= 0.52 mg/L
4. A = (A
520
-A
700
)pH1 - (A
520
-A
700
)pH 4.5
= (0,95-0.60) (0,76-0,46)
= 0.05
C =
spektrofotometri Organik
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
= 0.42 mg/L
5. A = (A
520
-A
700
)pH1 - (A
520
-A
700
)pH 4.5
= (1.04-0,67) (0,30-0.17)
= 0.24
C =
= 5.02 mg/L
= 1,591ppm
spektrofotometri Organik
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I B-1
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA I
Materi :
SPEKTROFOTOMETRI ORGANIK
Oleh :
Kelompok : IV / Kamis Siang
Anggota : Abdul Wasi NIM : 21030113120096
Febrina Faradhiba NIM : 21030113120190
Ridwan Risky A NIM : 21030113120088
LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA I
TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
spektrofotometri Organik
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I B-4
I. TUJUAN PERCOBAAN
a. Menentukan nilai panjang gelombang pada sampel dengan spektrofotometer
metode spetrofometri.
b. Menentukan kurva hubungan konsentrasi antosianin vs absorbansi pada panjang
gelombang optimumnya dengan spektrofotometer metode spetrofometri.
c. Menetukan konsentrasi antosianin pada sampel dengan spektrofotometer metode
spetrofometri.
II. PERCOBAAN
2.1 Bahan Yang Digunakan
1.Air demin secukupnya
2.KCl 20ml
3.Natrium Asetat 20ml
4.Ekstrak strawberry 100ml
2.1 Alat Yang Dipakai
8. Spektrofotometri Optima Sp-300
9. Buah Beaker glass 250ml
10. 6 tabung reaksi beserta 1 rak tabung reaksi
11. 1 pipet ukur 10 cc
12. pH meter
13. 4 buah beaker glass 50 cc
2.3 Cara Kerja
IV.1.1. Cara kalibrasi alat spektrofotometri
1.Menghidupkan Optima SP-300 dengan memutar tombol power sampai
bunyi klik dan indicator lampu menyala. Biarkan dalam kondisi ini selama
20 menit untuk pemanasan sebelum digunakan.
2.Mengatur panjang gelombang sesuai dengan percobaan yang akan
dilakukan.
spektrofotometri Organik
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I B-4
3.Pilih mode pembacaan transmitan.
4.Mengosongkan tempat sampel pada spektrofotometer, kemudian tutup.
Skala pembacaan transmitan diatur 0%
5.Mengambil cuvet dan membersihkan kemudian mengisi cuvet dengan air
demin sampai nya. Bagian luar cuvet dibersihkan dengan hati-hati
6.Membuka tutup sampel pada spektrofotometer, masukkan cuvet dan tutup
kembali
7.Mengatur pembacaan transmitan 100%
8.Spektrofotometer siap digunakan
VI.4.2. Menentukan panjang gelombang optimum untuk antosianin
1.Siapkan larutan sampel, masukkan dalam cuvet hingga nya. Atur
panjang gelombang (490nm), lakukan kalibrasi alat dahulu sebelum
menggunakannya.
2.Bila menunjukkan T=0, larutan sampel terlalu pekat, maka harus
diencerkan terlebih dahulu, hingga T tidak menunjukkan angka 0.
3.Lakukan kalibrasi alat setiap setelah menggunakan spektrofotometer.
4.Bila larutan sampel yang diuji sudah tidak menunjukkan angka 0, catat %
transmitannya, dan hitung absorbansinya. A = 2-log%T
5.Menaikkan panjang gelombang setiap 10nm, hingga panjang gelombang
560nm. Lakukan kalibrasi alat saat akan mengganti panjang gelombang.
Ulangi langkah 1.
6.Membuat kurva hubungan antara absorbansi versus panjang gelombang,
kemudian tentukan nilai panjang gelombang optimum untuk jenis larutan
sampel.
VI.4.3. Membuat kurva kalibrasi antara absorbansi versus konsentrasi
antosianin
1.Membuat larutan sampel pada berbagai variasi sampel.
2.Mengatur panjang gelombang sesuai dengan panjang gelombang optimum
yang ditemukan
3.Melakukan kalibrasi alat spektrofotometer.
spektrofotometri Organik
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I B-4
4.mengisi cuvet lainnya dengan sampel, masukkan ke dalam tempat sampel,
tutup kembali, baca skala % transmitan dan hitung absorbansinya. A = 2-
log%T. Ulangi untuk sampel lainnya.
VI.4.4. Menentukan kadar antosianin total dalam larutan
1. Larutan sampel tadi, dibagi menjadi 2 bagian dan dimasukkan dalam
beaker glass 50cc sehingga volumenya menjadi 5ml dan 5ml.
2. Ambil beaker glass, atur pH nya menjadi 1 dengan menggunakan larutan
buffer KCl. Hitung berapa jumlah volume yang ditambahkan sehingga pH
= 1. Lakukan hal yang sama untuk sampel lainnya
3. Mengatur panjang gelombang 520nm, lakukan kalibrasi alat. Setelah itu
masukkan sampel yang sudah diatur pH nya = 1 ke dalam cuvet hingga
bagian. Catat % transmitannya dan hitung absorbansinya. Lakukan hal
yang sama untuk sampel lainnya.
4. Mengatur panjang gelombang 700nm, lakukan kalibrasi alat. Setelah itu
masukkan sampel yang sudah diatur pH nya = 4,5 ke dalam cuvet hingga
bagian. Catat % transmitannya dan hitung absorbansinya. Lakukan hal
yang sama untuk sampel lainnya.
5. Ulangi langkah 2-4 dengan beaker glass lainnya, atur pH menjadi 4,5
dengan larutan NaAsetat
6. Menghitung konsentrasi antosianin total seuai dengan rumus
C =
C = Konsentrasi antosianin (mg/L)
A = (A
520
-A
700
)pH1 - (A
520
-A
700
)pH 4.5
MW = Bobot molekul = 449,2 gram/mol
DF = Faktor pengenceran
E = 26900 L/mol cm
1000 = Konversi dari gram ke mgr
B = Panjang sel atau cuvet
spektrofotometri Organik
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I B-5
6. Buatlah persamaan Beer untuk konsentrasi antosianin dengan
persamaan : A=kc
II. Hasil Percobaan
No (nm) %T Absorbansi
1 490 5 1.3
2 500 4.6 1.34
3 510 4.3 1.37
4 520 4.1 1.38
5 530 4 1.39
6 540 3.9 1.4
7 550 3.8 1.42
8 560 3.3 1.5
Tabel 4.1.1 Panjang Gelombang optimum
No Air Demin
(ml)
Antosianin
(ml)
%T Absorbansi Konsentrasi(mgr/L)
1 0 10 3.3 1.48 5.02
2 2 8 4.3 1.37 0.42
3 4 6 7.3 1.14 0.52
4 6 4 13.6 0.87 1.16
5 8 2 40.3 0.39 0.99
6 10 0 100 0 -
Tabel 4.1.2 Kurva kalibrasi absorbansi versus konsentrasi
spektrofotometri Organik
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 C-2
No Volume 1
Volume 2
pH=1
Volume 2
pH=4.5
dF pH1
dF pH
4.5
dF rata-
rata
2 5 6.1 2.4 1.22 4.8 3.01
3 5 6.5 14.7 1.3 2.94 2.12
4 5 7.7 10.3 1.54 2.06 1.8
5 5 8 12.4 1.6 2.48 2.04
6 5 8.7 42 1.74 8.4 5.07
Tabel 4.1.3 Pengenceran volume sampel
%T 520nm A 520nm %T 700nm A 700nm
pH=1 pH=4.5 pH=1 pH=4.5 pH=1 pH=4.5 pH=1 pH=4.5
45.5 78.2 0.34 0.11 62.2 86.8 0.21 0.06
21.8 44.1 0.66 0.36 38.3 61.7 0.41 0.20
14.1 24.2 0.85 0.62 29.2 42.6 0.53 0.37
11.2 17.3 0.95 0.76 24.6 34.5 0.60 0.46
9.1 49.6 1.04 0.30 21.3 67.7 0.67 0.17
Tabel 4.1.4 Konsentrasi antosianin
MENGETAHUI
PRAKTIKAN ASISTEN
Febrina Faradhiba Hilman Haidar
spektrofotometri Organik
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I C-1
REFFERENSI
Cahaya seperti halnya panas, mampu mendegradasi pigmen antosianin dan
membentuk kalkon yang tidak berwarna. Energi yang dikeluarkan oleh cahaya mampu
memicu terjadinya reaksi fitokimia atau fotooksidasi yang dapat membuka cincin
antosianin. Paparan yang lebih lama menyebabkan terjadinya degradasi lanjutan dan
terbentuk senyawa turunan lain seperti 2,4,6-trihidroksibenzaldehid dan asam benzoat
tersubstitusi.
Jenis pelarut antosianin secara nyata mempengaruhi warna yang diekspresikannya.
Sifat antosianin yang hidrofilik menyebabkannya sering diekstrak dengan menggunakan
pelarut alkohol atau air. Pelarut alkohol menghasilkan warna antosianin yang lebih biru
dibandingkan dengan pelarut air.
Pengaruh gula terhadap stabilitas antosianin masih menjadi perdebatan. Bebrapa
sumber menyebutkan bahwa gula dapat menginduksi peningkatan intensitaswarna
antosianin, terutama pada kondisi asam. Namun sumber lain menyebutkan bahwa
keberadaan asam askorbat, glukosa, dan fruktosa secara bersama-sama dapat
mempercepat degradasi antosianin karena keempat senyawa tersebut dapat
berkondensasi dengan antosianin menghasilkan phlobafen yang berwarna coklat.
Keberadaan enzim seperti glukosidase dan polifenol oksidase (PPO) diketahui
merupakan salah satu faktor pendukung degradasi antosianin. Enzim glukosidase
secara langsung menyerang antosianin dengan cara menghidrolisis ikatan antara gugus
aglikon dengan gugus glikon. Hal ini menyebabkan cincin aromatik antosianin terbuka
menjadi senyawa kalkon yang tidak berwarna. Berbeda dengan enzim glukosidase,
enzim PPO tidak secara langsung menyerang antosianin. Enzim ini mengoksidasi
senyawa fenolik menjadi o-benzoquinon. Senyawa o-benzoquinon yang kemudian
dapat mengalami kondensasi dengan antosianin. Sehingga antosianin terdegradasi
menjadi senyawa tidak berwarna (kalkon).
http://seafast.ipb.ac.id/tpc-project/wp-content/uploads/2013/03/06-merah-ungu-
antosianin.pdf
spektrofotometri Organik
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I C-4
Pada buah atau sayuran, pigmen antosianin umumnya terletak pada sel-sel dekat
permukaan (Markakis, 1982). Ekstraksi pigmen antosianin dari bahan nabati umumnya
menggunakan larutan pengekstrak HCl dalam etanol (Gao and Mazza, 1996). HCl dalam
etanol akan mendenaturasi membran sel tanaman kemudian melarutkan pigmen
antosianin keluar dari sel. Pigmen antosianin dapat larut dalam etanol karena sama-sama
polar (Broillard, 1982).
Pada penelitian Saati (2002) untuk ekstraksi antosianin dari bunga pacar air, pelarut
yang paling baik digunakan adalah etanol 95 %. Begitu juga dengan penelitian Wijaya
(2001) tentang ekstraksi pigmen dari kulit buah rambutan. Hal ini disebabkan tingkat
kepolaran antosianin hampir sama dengan etanol 95 % sehingga dapat larut dengan baik
pada etanol 95 %. Selain pelarut, menurut Pifferi and Vaccari (1998), faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi hasil ekstraksi antosianin adalah waktu ekstraksi, pH dan
temperatur ekstraksi.
Asam Sitrat
Asam sitrat adalah asam organik yang banyak ditemukan pada buah-buahan dan
sayuran. Konsentrasi tertinggi terdapat pada buah lemon dan jeruk nipis yaitu sekitar 8
% dari berat kering buah. Keasaman asam sitrat disebabkan karena tiga gugus karboksil
COOH yang dapat melepaskan proton ke dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang
dihasilkan disebut ion sitrat (Wikipedia, 2004).
Pada suhu ruangan, asam sitrat berbentuk bubuk kristal putih. Asam sitrat bisa
terdapat dalam bentuk anhydrous (bebas air) atau monohidrat yang mengandung satu
molekul air tiap molekul asam sitrat. Asam sitrat aman digunakan dalam bahan pangan
walaupun dalam jumlah besar. Ini didasarkan pada peraturan pangan nasional dan
internasional. Asam sitrat bisa dimetabolisme dan dikeluarkan dari tubuh (Wikipedia,
2004).
Industri makanan dan minuman banyak menggunakan asam sitrat. Pemilihan jenis
asam ini dikarenakan mampu memberikan penggabungan khas dari sifat-sifat yang
spektrofotometri Organik
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I C-4
diinginkan dan dipasaran tersedia dalam jumlah besar. Asam sitrat merupakan bahan
tambahan pangan yang mempunyai fungsi bervariasi. Industri makanan dan minuman
kebanyakan mengkonsumsinya untuk mempertegas flavor dan warna. Fungsi lainnya
adalah mengontrol keasaman. Pengontrolan pH yang tepat akan mencegah pertumbuhan
mikroorganisme dan bertindak sebagai pengawet serta membantu mencegah terjadinya
reaksi pencoklatan (Hui, 1992).
Tabel 4 Sifat-Sifat Asam Sitrat.
Karakteristik Asam sitrat
Nama lain
Rumus kimia
Berat molekul
Densitas
Pka
Asam 2-hidroksi-1,2,3-propan trikarboksilat
C
6
H
8
O
7
192
1,665 x 10
3
kg/m
3
8,2 x 10
-4
Sumber : Wikipedia (2004)
http://simonbwidjanarko.wordpress.com/2008/06/ekstrak_antosianin_2.doc
Table 2. Spektrum tampak dan warna-warna komplementer
spektrofotometri Organik
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I C-4
Tabel 3. Spektrum cahaya tampak
http://dykirana.blogspot.com/2012/08/spektrofotometer.html
Panjang gelombang
(nm)
Warna Warna
Komplementer
400 435 Lembayung (violet) Kuning-hijau
435 480 Biru Kuning
480 490 Hijau-biru Jingga
490 500 Biru-hijau Merah
500 560 Hijau Ungu (purple)
560 580 Kuning-hijau Lembayung (violet)
580 595 Kuning Biru
595 610 Jingga Hijau-biru
610 750 Merah Biru-hijau
Warna Interval Interval
Red 625 to 740 nm 480 to 405 THz
Orange 590 to 625 nm 510 to 480 THz
Yellow 565 to 590 nm 530 to 510 THz
Green 520 to 565 nm 580 to 530 THz
Cyan 500 to 520 nm 600 to 580 THz
Blue 430 to 500 nm 700 to 600 THz
Violet 380 to 430 nm 790 to 700 THz
spektrofotometri Organik
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I C-5
LEMBAR ASISTENSI
DIPERIKSA KETERANGAN
TANDA TANGAN
NO TANGGAL