Mola hidatidosa adalah chorionic villi (jonjotan/gantungan) yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur atau mata ikan. Molahidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri stoma villus korialis langka, vaskularisasi dan edematous, janin biasanya meninggal akan tetapi vilus-vilus yang membesar dan edematous itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus sebuah anggur. Molahidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana hampir seluruh vili korialisnya mengalami perubahan hidrofobik. Molahidatidosa merupakan kehamilan yang secara genetik tidak normal yang muncul dalam bentuk kelainan perkembangan plasenta. Molahidatidosa adalah penyakit yang berasal dari kelainan pertumbuhan trofoblas plasenta atau calon placenta dan disertai dengan degenerasi kistik vili dan perubahan hidropik. amil anggur atau molahidatidosa adalah kehamilan abnormal berupa tumor jinak yang terjadi sebagai akibat kegagalan pembentukan !bakal janin! sehingga terbentuk jaringan permukaan membran (vili-vili) mirip gerombolan buah anggur. "edangkan menurut beberapa ahli pengertian mola hidatidosa adalah sebagai berikut # $ Mola hidatidosa adalah chorionic villi (jonjotan/gantungan) yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur atau mata ikan. (Mochtar, %ustam, dkk, &''( # )*). $ Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri stoma villus korialis langka, vaskularisasi dan edematus. +anin biasanya meninggal akan tetapi villus-villus yang membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus buah anggur. (,iknjosastro, anifa, dkk, )--) # **'). $ Mola hidatidosa adalah perubahan abnormal dari villi korionik menjadi sejumlah kista yang menyerupai anggur yang dipenuhi dengan cairan. .mbrio mati dan mola tumbuh dengan cepat, membesarnya uterus dan menghasilkan sejumlah besar human chorionic gonadotropin (h/0) (amilton, /. Mary, &''1 # &-2). $ Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal di mana hampir seluruh villi kariolisnya mengalami perubahan hidrofobik. (Mansjoer, 3rif, dkk, )--& # )41). $ Mola hidatidosa adalah kelainan villi chorialis yang terdiri dari berbagai tingkat proliferasi tropoblast dan edema stroma villi. (+ack 3. 5ritchard, dkk, &''& # 1&2). $ Mola hidatidosa adalah pembengkakan kistik, hidropik, daripada villi choriales, sdisertai proliperasi hiperplastik dan anaplastik epitel chorion. 6idak terbentuk fetus ( "oekojo, "aleh, &'7* # *)1). $ Mola hidatidosa adalah perubahan abnormal dari villi korionik menjadi sejumlah kista yang menyerupai anggur yang dipenuhi dengan cairan. .mbrio mati dan mola tumbuh dengan cepat, membesarnya uterus dan menghasilkan sejumlah besar human chorionic gonadotropin (h/0) (amilton, /. Mary, &''1 # &-2). 2.2 Etiologi Mola Hidatidosa 5enyebab molahidatidosa belum diketahui secara pasti, namun ada faktor-faktor penyebabnya adalah # &. 8aktor ovum 5embuahan sel telur dimana intinya telah hilang atau tidak aktif lagi oleh sebuah sel sperma. ). 9munoselektif dari trofoblas 5erkembangan molahidatidosa diperkirakan disebabkan oleh kesalahan respon imun ibu terhadap invasi oleh trofoblas. 3kibatnya vili mengalami distensi kaya nutrient. 5embuluh darah primitive di dalam vilus tidak terbentuk dengan baik sehingga embrio : kelaparan;, mati, dan diabsorpsi, sedangkan trofoblas terus tumbuh dan pada keadaan tertentu mengadakan invasi kejaringan ibu. *. <sia 8aktor usia yang diba=ah )- tahun dan diatas *1 tahun dapat terjadi kehamilan mola. 5rekuensi molahidatidosa pada kehamilan yang terjadi pada a=al atau akhir usia subur relatif tinggi. >amun tidak dapat dipungkiri bah=a pada usia berapa pun dalam usia subur dapat terjadi kehamilan mola. 2. Keadaan sosio-ekonomi yang rendah ?alam masa kehamilan keperluan akan @at-@at gi@i meningkat. al ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janin, dengan keadaan sosial ekonomi yang rendah maka untuk memenuhi @at-@at gi@i yang diperlukan tubuh kurang sehingga mengakibatkan gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan janinnya. 1. 5aritas tinggi 5ada ibu yang berparitas tinggi, cenderung beresiko terjadi kehamilan molahidatidosa karena trauma kelahiran atau penyimpangan transmisi secara genetik yang dapat diidentifikasikan dengan penggunaan stimulandrulasi seperti klomifen atau menotropiris (pergonal). >amun juga tidak dapat dipungkiri pada primipara pun dapat terjadi kehamilan molahidatidosa. 4. ?efisiensi protein 5rotein adalah @at untuk membangun jaringan-jaringan bagian tubuh sehubungan dengan pertumbuhan janin, pertumbuhan rahim dan buah dada ibu, keperluan akan @at protein pada =aktu hamil sangat meningkat apabila kekurangan protein dalam makanan mengakibatkan pertumbuhan pada janin tidak sempurna. 7. 9nfeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas 9nfeksi mikroba dapat mengenai semua orang termasuk =anita hamil. Masuk atau adanya mikroba dalam tubuh manusia tidak selalu menimbulkan penyakit ( desease ). al ini sangat tergantung dari jumlah mikroba ( kuman atau virus ) yang termasuk virulensinya seta daya tahan tubuh. (. %i=ayat kehamilan mola sebelumnya Kekambuhan molahidatidosa dijumpai pada sekitar &-)A kasus. ?alam suatu kejadian terhadap &) penelitian yang total mencangkup hampir 1--- Kelahiran, frek=ensi mola adalah &,*A. ?alam suatu ulasan tentang molahidatidosa berulang tapi pasangan yang berbeda bisa disimpulkan bah=a mungkin terdapat ! masalah oosit primer !. 2.3 Patofisiologi Mola Hidatidosa "etelah ovum dibuahi,terjadi pembagian dari sel tersebut.6idak lama kemudian terbentuk biastokista yang mempunyai lumen dan dinding luar.?inding ini terjadi atas sel-sel ekstoderm yang kemudian menjadi tropoblash. "ebagian vili berubah menjadi gelembung berisi cairan jernih,biasa tidak ada janin.0elembung-gelambung atau tesikel ukurannya bervariasi mulai dari yang mudah dilihat,sampai beberapa sentimeter,bergantung dalam beberapa kelompok dari tangkai yang tipis.Masa tersebut dapat tumbuh cukup besar sehingga memenuhi cavum uteri.5embesaran uterus sering tidak sesuai dan melebihi usia kehamilan. 5ada beberapa khusus, sebagian pertumbuhan dan perkembangan villi korealis berjalan normal sehingga janin dapat tumbuh dan berkembang bahkan sampai aterm.Keadaan ini disebut mola parsial. 3da beberapa kasus pertumbuhan dan perkembangan villi korealis berjalan normal sehingga janin dapat tumbuh dan berkembang. a. 6eori Missed 3bortion Mudigan mati pada kehamilan tiga sampai lima minggu,karena terjadi gangguan peredaran darah,sehingga terjadi penemuan cairan dalam jaringan masenkim dari villi dan akhirnya terbentuk gelembung-gelembung. b. 6eori >eoplasma dari park Bah=a yang normal adalah sel trofoblast yang mempunyai fungsi abnormal pula,dimana terjadi cairan yang berlebihan dalam villi sehingga timbul gelembung,hal ini menyebabkan peredaran gangguan peredaran darah dan kematian mudigan. $ Mola hidatidosa dapat terbagi menjadi : 1) Mola hidatidosa komplet (klasik), jika tidak ditemukan janin. Cilli korion berubah menjadi massa vesikel dengan ukuran bervariasi dari sulit terlihat sehingga diameter beberapa centimeter. istologinya memiliki karakteristik yaitu # $ 6idak ada pembuluh pada vili yang membengkak $ 5rolifersi dari epitel trofoblas dengan bermacam-macam ukuran $ 6idak adanya janin atau amnion "ecara kasat mata jaringan mola hidatidosa komplit tampak seperti seonggok buah anggur. Mola hidatidosa merupakan hasil pembuahan dari sel telur ( Ovum ) yang kehilangan intinya atau intinya tidak aktif. 8ertilisasi terjadi oleh satu sperma yang mempunyai kromosom )* D,yang kemudian setelah masing masing kromosom membelah terbentuklah sel dengan kromosom 24 DD,dengan demikian sebagian besar mola komplit sifatnya androgenik , homozigot dan berjenis kelamin wanita. ,alaupun lebih jarang dapat pula fertilisasi terjadi oleh ) sperma, yang menghasilkan sel anak 24 DD atau 24 DE. 5ada kedua kejadian di atas konseptus adalah keturunan pathenogenome paternal yang seluruhnya meru-pakan allograft.+aringan mola komplita secara histologis tidak menampakkan pertumbuhan villi dan pembuluh pembuluh darahF bahkan terjadi pembentukan cisterna villosa, disertai hiperplasia baik dari sel sel sinsisiotrofoblas maupun dari sel sel sitotrofoblas. 6idak tampak embryo karena sudah mengalami kematian pada masa dini akibat tidak terbentuknya sirkulasi plasenta. 5ercobaan pada tikus yang secara immunologis defisien menunjukkan bah=a berbeda dengan korio-karsinomaF mola hidatidosa komplit dan mola invasiv sifatnya tidak ganas.>amun molahidatidosa komplit mempunyai potensi yang lebih besar untuk berkembang menjadi koriokarsinoma dibandingkan dengan kehamilan normal.5ernah dilaporkan pula adanya kehamilan kembar yang salah satunya mola komplit (24 DD) dan yang lain berupa janin yang normal (24 DE) . +anin dapat mengalami abortus namun kadang kadang berkembang sampai aterm.Bila ada kehamilan kembar yang salah satunya adalah mola penting sekali untuk membedakannya apakah itu suatu mola komplit atau mola parsial F karena prognosis kearah terjadinya keganasan lebih kecil pada mola parsial. 2) Mola hidatidosa inkomplet (parsial), jika disertai janin atau bagian janin. Masih tampak gelembung yang disertai janin atau bagian dari janin. <mumnya janin masih hidup dalam bulan pertama. 6etapi ada juga yang hidup sampai aterm. 5ada pemeriksaan histopatologik tampak di beberapa tempat villi yang edema dengan sel trofoblas yang tidak begitu berproliferasi, sedangkan tempat lain masih banyak yang normal. 5ada suatu penelitian ditemukan bah=a gambaran karyotipi dari mola parsialis bisa normal ,triploidi atau trisomi seringkali 4' ,DDD atau 4' DDE. ?itemukan juga adanya fetus dan pembengkakan pada villi yang sifatnya tidak menyeluruh. 5enelitian berikutnya secara sitogenetik menunjukkan bah=a hiperplasia trofoblasGdan pembentukan sisterna pada mola parsialis hanya ditemukan pada konseptus yang triploid."ecara biokimia=i dan sitogenetik ditemukan adanya gen maternal pada mola parsialis sehingga terjadinya adalah diandri (terdiri atas satu set kromosom maternal dan dua set kromosom paternal). 0ambaran histologisd yang khas pada mola parsialis adalah adanya crinkling atau scalloping dan ditemukannya stromal trophoblastic inclusion iperplasia trofoblas umumnya terjadi pada sinsisiotrofoblas dan jarang terjadi pada sitotrofo-blas.,alaupun ada janin , umumnya mengalami kematian pada trimester pertama. Koriokarsinoma lebih jarang terjadi pasca mola parsialis dibandingkan dengan pasca mola komplit. 2. Diferensial Diagnosis Mola Hidatidosa ?iagnosa banding dari kehamilan mola hidatidosa antara lain# kehamilan ganda,hidramnion atau abortus, Kehamilan dengan mioma. Pemeriksaan Diagnosis : $ !namnesa " kel#han a) terdapat gejala hamil muda b) kadang kala ada tanda toHemia gravidarum c) terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak, tidak teratur =arna merah tua atau kecoklatan. d) 5embesaran uterus tidak sesuai ( lebih besar ) dari usia kehamilan seharusnya. e) Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan ( tidak selalu ada). $ Pemeriksaan $isik I %nspeksi a) Muka dan kadang J kadang badan kelihatan pucat kekuning J kuningan yang disebut muka mola (mola face) atau muka terlihat pucat. b) Bila gelembung mola keluar dapat dilihat jelas. I Palpasi a) <terus membesar tidak seuai dengan tuanya kehamilan, teraba lembek. b) 6idak teraba bagian J bagian janin dan ballotemen, juga gerakan janin. c) 3danya fenomena harmonica# darah dan gelembung mola keluar dan fundus uteri turun lalu naik karena terkumpulnya darah baru. d) 3danya pembesaran kelenjar tiroid, menunjukan adanya komplikasi tiroktoksikosis. I !#sk#ltasi a) 6idak terdengar ?++ b) 6erdengar bising dan bunyi khas I Periksa Dalam 5astikan besarnya rahim, rahim terasa lembek, tidak ada bagian janin, terdapat perdarahan dan jaringan dalam kanalis servikalis dan vagina, seerta evaluasi keadaan servik. $ Pemeriksaan pen#njang I &eaksi 'ehamilan Kadar /0 yang jauh lebih tinggi dari kehamilan biasa. 5ada kehamilan biasa kadar /0 darah paling tinggi &--.--- 9</K, sedangkan pada molahidatidosa bisa mencapai 1.---.--- 9</K. I (ji )onde "onde dimasukan secara pelan J pelan dan hati J hati kedalam serviks kanalis dan kavum uteri. Bila tidak ada tahanan, kemungkinan mola. I $oto &ontgen 6idak terlihat tulang J tulang janin pada kehamilan * J 2 bulan. I ()* 3kan terlihat bayangan badai salju dan tidak terlihat janin, dan seperti sarang ta=on. 2.+ Penanganan Mola Hidatidosa Karena molahidatidosa adalah suatu kehamilan patologi dan tidak jarang disertai penyulit yang membahayakan ji=a, pada prinsipnya harus segera dikeluarkan .6erapi molahidatidosa terdiri dari tiga tahap, yaitu # I Perbaikan 'eadaan (m#m 5erbaikan keadaan umum pada pasien molahidatidosa, yaitu # a) Koreksi dehidrasi. b) 6ransfusi darah bila ada anemia (b ( grA atau kurang), juga untuk memperbaiki syok. c) Bila ada gejala preeklamsia dan hiperemesis gravidarum diobati sesuai protocol penanganannya. d) Bila ada gejala-gejala tirotoksikosis dikonsul ke bagian penyakit dalam. I Pengel#aran jaringan mala dengan ,ara k#retase dan histerektomi a) '#retase (s#,tion ,#retase) &) ?efinisi Kuret adalah pembersihan sisa-sisa jaringan yang ada dalam rahim . )) 8aktor %esiko a. <sia ibu yang lanjut b. %i=ayat obstetri/ginekologi yang kurang baik . c. %i=ayat infertilitas d. 3danya kelainan/penyakit yang menyertai kehamilan e. Berbagai macam infeksi f. 5aparan dengan berbagai macam @at kimia g. 6rauma abdomen/pelvis pada trimester pertama h. Kelainan kromosom *) 6eknik 5engeluaran +aringan 5engeluaran jaringan yaitu setelah serviks terbuka (primer maupun dengan dilatasi), jaringan konsepsi dapat dikeluarkan secara manual, dilanjutkan dengan kuretase. a. "ondage, menentukan posisi ukuran uterus. b. Masukan tang abortus sepanjang besar uterus, buka dan putar '-- untuk melepaskan jaringan, kemudian tutup dan keluarkan jaringan tersebut. c. "isa abortus dikeluarkan dengan tumpul, gunakan sendok terbesar yang bisa masuk. d. 5astikan sisa konsepsi telah keluar semua, dengan eksplorasi jari maupun kuret. 2) %isiko Eang Mungkin 6erjadi a. 5erdarahan b. 5engerokan yang terlalu dalam akan meninggalkan cerukan atau lubang di dinding rahim. c. 0angguan haid d. 9nfeksi 1) 5ersiapan "ebelum Lprasi a) 9nformed consend b) 5uasa c) /ek darah, darah harus tersedia dan sudah dilakukan crossmatching. 4) Kuretase 5ada 5asien Molahidatidosa a. ?ilakukan setelah pemeriksaan persiapan selesai (pemeriksaan darah rutin, kadar beta cg dan foto toraks) keculai bila jaringan mola sudah keluar sepontan . b. Bila kanalis servikalis belum terbuka maka dilakukan pemasangan laminaria stift (K") dan dilakukan kuretase )2 jam kemudian . c. "ebelum melakukan kuretase, sediakan darah 1-- cc dan pasang infus dengan tetesan infus oksitosin &- 9< dalam 1-- cc deHtrose 1 A . d. Kuretase dilakukan ) kali dengan interval =aktu minimal & minggu . e. "eluruh jaringan mola hasil kerokan dikirim ke labolatorium 53. 7) 6eknik "uction /uretase a) ?ilatasi seviks kanalis dengan busi terbesar yang dapat di masukkan. b) 5ilihlah kanula yang paling besar dan dapat dimasukkan kedalam kanalis servikalis. c) "erviks dipegang dengan tenakulum d) Menjelang dilakukan suction curetase, oksitosin disuntikkan ataun secara drip sehingga suction akan selalu diikuti dengan makin kecilnya uterus e) 6angan kiri diletakkan pada fundus uteri dengan tujuan untuk mengikuti turunnya fundus uteri dan merasakan bah=a tidak teerjadi perforasi karena kanula. f) "etelah suction kuretase, ikuti dengan kuret tajam dan besar sehingga dapat dijamin kebersihannya. b) Histerektomi &) "yarat melakukan histerektomi adalah# a. 5ertimbangan usia yang sudah lanjut, diatas usia 2- tahun dan usia anak cukup. b. 6erjadi perdarahan banyak setelah kuretase untuk menyelamatkan ji=a penderita c. %esisten teerhadap obat kemoterapi. d. ?ugaan perforasi pada mola destruen e. "ejak semula sudah tergolong penyakit trofoblas resiko tinggi f. ?ugaan sulitnya melakukan penga=asan ikutan )) isterektomi yang dilakukan dapat dilaksanakan# a. 5ada Mola hidatidosa in toto (in situ) b. "egera setelah suction curetase berakhir c. 5ada koriokarsinoma dengan pertimbangan khusus *) 6ekhnik Lperasi 6eknik operasi sampai saat ini belum dijumpai secara utuh diberbagai pustaka. Lleh karena itu,kami menganjurkan teknik operasi sebagai berikut# a. +angan terlalu banyak melakukan manipulasi uterus sehingga dapat mengurangi mestastase saat operasi berlangsung. b. Kakukan langkah histerektomi dengan mencari dulu pembuluh darah yang besar dipotong dan diikat sehingga tidak terlalu banyak menimbulkan perdarahan. c. Kakukan vaginal alcohol tampon padat sehingga tercecernya sel trofoblas dari uterus segera mengalami denaturasi dan dapat mengalami kemungkinan hidup untuk mestastase d. +ika dapat dilakukan, serviks dijahit sehingga kanalis servikalis tertutup dan mengurangi kemungkinan tercecernya sel trofoblas saat operasi berlangsung. e. Mestastase durante operationum, dapat dilindungi dengan kemoterapi drip (belum umum di9ndonesia) tetapi kami anjurkan dan evaluasi hasilnya. 2) 8ilosofi Lperasi 5ada isterektomi a. 6rauma yang terjadi haruslah minimal b. Kindungi organ penting pelvis dari trauma, yaitu # ureter, pembuluh darah dan Cesika urinaria . c. Kurangi komplikasi operasi, infeksi, perdarahan, dan trauma organ pelvis atau kenali secepatnya bila terjadi trauma untuk segera melakukan rekontruksi d. indari terjadinya prolapsus vaginal stump e. <payakan agar tidak terjadi komplikasi pascaoperasi Lperasi khususnya di 9ndonesia dengan K< rendah dan anemia, tindakan operasi dengan hilangnya darah minimal sangat penting karena darah adalah %.? (%are, .Hpensive, ?angerous). Kami anjurkan agar saat melakukan operasi diberikan profilaksis kemoterapi sehingga dapat memperkecil aktivitas sel-sel trofoblas ganas yang kebetulan dapat masuk kepembuluh darah atau tercecer pada vagina, untuk tumbuh dan berkembang. $ Pemeriksaan tindak lanj#t: 6ujuan utama tindakan lanjut adalah deteksi dini setiap perubahan yang mengisyaratkan keganasan. 5emeriksaan tindak lanjut pada pasien molahidatidosa meliputi# &. /egah kehamilan selama masa tindak lanjut, sekurang-kurangnya satu tahun. ). <kur kadar M h/0 setiap ) minggu, =alaupun sebagian menganjurkan pemeriksaan setiap minggu, belum terbukti adanya manfaat yang nyata. *. 6unda terapi selama kadar serum tersebut terus berkurang. Kadar yang meningkat atau mendatar mengisyaratkan perlunya evaluasi dan biasanya terapi. 2. "etelah kadar normal yaitu setelah mencapai batas ba=ah pengukuran pemeriksaan dilakukan setiap 4 bulan, lalu setiap ) bulan untuk total & tahun. 1. 6indak lanjut dapat dihentikan dan kehamilan diijinkan setelah & tahun. 4. Karena itu, tindak lanjut serta penatalaksanaan saat ini berpusat pada pengukuran serial kadar M h/0 serum untuk mendeteksi tumor trofoblas persisten.